• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MAKNA KEISHIKI MEISHI : ~baai, ~sai.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS MAKNA KEISHIKI MEISHI : ~baai, ~sai."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MAKNA KEISHIKI MEISHI ( ~baai , ~sai) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan di Program Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh : Agus Kamaludin

0907290

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis

Makna Keishiki Meishi (~Baai, ~Sai) dalam Kalimat Bahasa Jepang” ini beserta isinya benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan ataupun pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika-etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya, apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, Agustus 2013 Yang Membuat

Pernyataan,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Makna Keishiki Meishi (~Baai, ~Sai) Dalam Kalimat Bahasa Jepang

Nama : Agus Kamaludin NIM : 0907290

SK Dekan No : 1709/UN40.3/DT/2013

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Neneng Sutjiati , M.Hum Dra. Hj. Melia Dewi J, M.Hum. M.Pd NIP : 196011081986012001 NIP : 196105061987032001

Mengetahui :

Ketua jurusan Bahasa Jepang

(4)

ANALISIS MAKNA KEISHIKI MEISHI ( ~baai , ~sai) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Oleh : Agus Kamaludin

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan di Program Pendidikan Bahasa Jepang

© Agus Kamaludin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(5)

ABSTRAKSI

ANALISIS MAKNA KEISHIKI MEISHI (~baai, ~sai)

DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Penelitian ini berjudul “Analisis Makna Keishiki Meishi (~baai, ~sai) Dalam Kalimat

Bahasa Jepang”. Masalah dalam penelitian ini adalah „apa persamaan dari keishiki meishi

(~baai, ~sai), apa perbedaan dari keishiki meishi (~baai, ~sai), dalam konteks kalimat seperti

apa keishiki meishi (~baai, ~sai) dapat saling menggantikan‟. Penelitian ini dilaksanakan

untuk mengetahui persamaan, perbedaan dan penggunaan keishiki meishi ~baai, ~sai serta

untuk mengetahui apakah kedua keishiki meishi tersebut dapat saling menggantikan dalam

sebuah kalimat atau tidak.

Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif, dimana dalam pelaksanaannya ada beberapa tahap yang penulis lakukan.

Pertama-tama penulis mengumpulkan contoh kalimat dari berbagai sumber, mengklasifikasikannya,

kemudian penulis membuat pasangan keishiki meishi yang akan dianalisis, lalu mengkaji dan

menganalisi apakah kedua keishiki meishi tersebut saling menggantikan dalam sebuah

kalimat atau tidak.

Dari hasil penelitian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1) kedua keishiki

meishi tersebut sama-sama menunjukkan waktu terjadinya suatu kejadian. 2) Keishiki meishi

~baai tidak dapat digunakan pada kalimat yang menunjukan hubungan waktu yang konkrit

berdasarkan pengalaman personal. 3) Keishiki meishi ~baai menunjukkan syarat terjadinya

kegiatan ketika datang sebelum kata baai, kata kerja yang digunakan adalah kata kerja bentuk

kamus dan kata kerja bentuk lampau. 4) Keishiki meishi~ sai banyak digunakan dalam bentuk

formal.5) Keishiki meishi ~sai dapat digunakan dengan pola ~sai + Shite, sedangkan ~baai

tidak bisa digunakan .

(6)

ANALYSIS OF MEANING OF KEISHIKI MEISHI (~baai, ~sai) IN JAPANESE’S SENTENCES

This research is entitled “Analysis of Meaning of KEISHIKI MEISHI (~baai, ~sai) in

Japanese‟s Sentences”. The main problem of this reasearch is to answer some questions such

us „ what is the similarity of keishiki meishi (~baai, ~sai), what is the different of keishiki

meishi (~baai, ~sai), and what kind of sentence context that keishiki meishi (~baai, ~sai) can

be used to subtitute each other. This research was conducted to know similiarity, difference,

and keishiki meishi ~baai usage and ~sai are along with to know whether both those keishiki

meishi could substitute each other in a sentence or not.

Concerning to the method that the writer used in this research was descriptive

analysis. There were saveral steps that writer used during undertaking the research. First, the

writer collected the example of the sentences from various sources. Next, the writer made

classification of those examples and then making pair of keishiki meishi that would be

analyzed. The last one was examining and conducting analysis of both keishiki meishi,

whether they could substitute each other or not.

From the result of the research, the writer concluded that : 1) both keishiki meishi

showed the time of an action. 2) Keishiki meishi ~baai could not be used on the sentences

that show the relation of concrete time which according to personal experiences. 3) Keishiki

meishi ~baai showed the term of the actions happen when it is came before word baai, the

verb that is used is jishokei and kakokei. 4) Keishiki meishi ~sai is usually used in formal

language. 5) Keishiki meishi ~sai can be used in (~sai + shite) pattern.

(7)

形式名詞 ~ あい ~さい 析

要旨

グス カマルデ ン

0907290

本研究 日本語 文 形式名詞 ~バ ~サ 意味 析

あ 研究問題 形式名詞 ~バ ~サ 類似点 何 形式名

詞 ~バ ~サ 相違点 何 ういう文を入 替え こ

本研究 形式名詞 ~バ ~サ 類似点を知 し 相違

点を知 し ういう文を入 替え こ いうこ を知 ため

研究問題を解決 ため 筆者 記述法を使う ま デ タを収集

適 実例 作例を収集 こ あ そし デ タを 析

文型 出 状況を 析し 例文を 類し 類似点 相違点を探し う

状況を使用 う 状況 入 替え を 析 こ あ

そし 結論 研究 デ タを 析した結果 結論 こ あ

研究 デ タを 析した 結論 (1) 2 形式名詞 出来 事 時間を

表 (2) 形式名詞 ~バ 話し手 個人的 経験 基 く具体的 時

間関係を表 文意使え い (3) 形式名詞 ~バ 前 動詞辞書形また

過去形 来 場合 出来 事 起こ 条件 示 こ (4) 形式名

詞 ~サ 尊敬語を使うこ 多い (5) 形式名詞 ~サ ~サ

+ し 使え

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

SINOPSIS ... iv

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan dan Batasan Masalah ... 4

1. Rumusan Masalah ... 4

2. Batasan Masalah... 5

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 5

D.Definisi Operasional ... 6

E. Metode Penelitian ... 7

1. Metode Penelitian... 7

2. Instrumen Penelitian dan Sumber Data ... 7

3. Teknik Pengolahan Data ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Keishiki Meishi... 11

B. Sinonim ... 16

(9)

1. Keishiki Meishi ~Baai ... 19

2. Keishiki Meishi ~Sai ... 27

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pengertian Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian ... 34

C. Objek Penelitian ... 35

D. Instrumen Penelitian ... 35

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 37

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Keishiki Meishi ~Baai, ~Sai ... 38

1. Analisis Keishiki Meishi ~Baai ... 38

2. Analisis Keishiki Meishi ~Sai ... 50

B. Perbandingan Keishiki Meishi ~Baai, ~Sai ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

1. Persamaan Keishiki Meishi ~Baai, Sai ... 65

2. Persamaan dan Perbedaan Keishiki Meishi ~Baai, Sai ... 65

3. Fungsi Keishiki Meishi ~Baai, ~Sai ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil penelitian The Japan Foundatiaon tahun 2012 tentang Kelembagaan Pendidikan bahasa Jepang di Dunia diketahui bahwa Indonesia menduduki peringkat II di dunia dengan jumlah pembelajar bahasa Jepang mencapai 872.406 orang. Di tahun 2013 sekarangpun terus mengalami peningkatan, baik jumlah pembelajarnya maupun pengajarnya. Banyak orang yang belajar dan mengajar bahasa Jepang baik di SMA, Perguruan Tinggi, maupun di Lembaga Kursus. (http//pbj.umy.ac.id)

Ketika sedang mengajar atau belajar bahasa Jepang tentunya akan menghadapi berbagai kendala dan masalah atau adanya keraguan-keraguan. Apabila semuanya berupaya untuk mengatasi semua masalah tersebut dengan cara membaca buku-buku referensi, menganalisanya berdasarkan data-data yang diperoleh dari pembelajar, atau membahas dan mendiskusikannya dengan orang-orang yang berprofesi sama, dapat dibayangkan betapa majunya pendidikan bahasa Jepang di Indonesia. (Pengantar Prof. Kitani Naoyuki dalam Sutedi, 2011: vii).

(11)

pembelajar berbanding lurus dengan keterampilan berbahasanya. Hal ini sama dengan pendapat Tarigan yang menyebutkan : “Kualitas keterampilan berbahasa seseorang tergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimiliki. Semakin banyak kosakata yang kita miliki semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam berbahasa”. (Tarigan, 1985: 2).

Menurut (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 15 ) Kosakata bahasa Jepang dapat diklasifikasikan kedalam 10 kelas kata yaitu :

1. Dooshi (Verba)

2. I- Keiyooshii ( Adjektiva-i) / Keiyooshi 3. Na- Keiyooshi (Adjektiva-na) / Keiyoodooshi 4. Meishi (Nomina)

5. Fukushi (Adverbia) 6. Rentaishi (Prenomina) 7. Setsuzokushi (Konjungsi) 8. Kandooshi (Interjeksi) 9. Jodooshi (Verba Bantu) 10.Joshi (partikel)

(12)

Salah satu yang termasuk kedalam meishi adalah keishiki meishi. Beberapa contoh dari keishiki meishi ini antara lain ~baai, ~sai. Karena memiliki sinonim contoh keishiki meishi ini terlihat seperti sama, namun apabila kita teliti lebih lanjut, keishiki meishi ini belum tentu sama, karena kita harus melihat keadaan yang terjadi dan konteks situasi dalam kalimat. Untuk penutur asli bahasa Jepang (orang Jepang) mungkin hal ini bukanlah suatu masalah, tetapi bagi pembelajar asing hal ini sangat sulit dibedakan dan rawan terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Untuk menghindari kesalahan pada kedua keishiki meishi tersebut penutur harus memahami makna, fungsi, dan konteks kalimatnya.

Contoh Keishiki Meishi ~baai

(1) 都合が悪いバアイ 電話で連絡します。

Tsugo ga warui baai wa denwa de renraku shimasu.

(Jika keadaannya kurang baik, saya akan menelpon anda.)

Contoh Keishiki Meishi ~sai

(2) 非常 サイエレベータを使わないでください。

Hijoo no sai erebeetaa o tsukawanai de kudasai.

(Jika keadaannya darurat, tolong jangan pakai lift.)

(13)

Indonesia yaitu “jika”. Dengan kata lain dalam situasi dan konteks tertentu dapat saling menggantikan, namun tidak dalam situasi dan konteks yang lain. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan dalam keishiki meishi ~baai, ~sai yang dapat diteliti lebih lanjut secara ilmiah. Dengan dilatarbelakangi berbagai masalah di atas, penulis bermaksud meneliti lebih dalam lagi mengenai keishiki meishi ~baai, ~sai yang akan disusun dalam bentuk skripsi yang berjudul “ANALISIS MAKNA KEISHIKI MEISHI (~baai, ~sai) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Masalah pokok dalam masalah ini adalah (1) bagaimana persamaan dan perbedaan keishiki meishi ~baai, ~sai sebagai sinonim dalam kalimat bahasa Jepang. (2) bagaimana makna yang terkandung dalam keishiki meishi ~baai, ~sai berikut penggunaannya berdasarkan konteks kalimatnya. Berdasarkan dua masalah pokok di atas dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa persamaan keishiki meishi ~baai, ~sai? 2. Apa perbedaan keishiki meishi ~baai, ~sai?

(14)

2. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi penyimpangan yang terlalu jauh, dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya meneliti makna keishiki meishi ~baai, ~sai. 2. Penelitian ini hanya meneliti persamaan keishiki meishi ~baai, ~sai. 3. Penelitian ini hanya meneliti perbedaan keishiki meishi ~baai, ~sai. 4. Penelitian ini hanya meneliti dalam konteks kalimat seperti apa

keishiki meishi ~baai, ~sai dapat saling menggantikan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan keishiki meishi ~baai, ~sai sebagai sinonim, dan secara khusus tujuan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mendeskripsikan persamaan keishiki meishi ~baai, ~sai. 2. Untuk mendeskripsikan perbedaan keishiki meishi ~baai, ~sai.

3. Untuk mendeskripsikan fungsi keishiki meishi ~baai, ~sai dalam kalimat apakah saling menggantikan atau tidak.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

(15)

2. Dapat digunakan sebagai bahan pengayaan dalam pengajaran bahasa Jepang terutama dalam bunpou, sakubun, dokkai, dan honyaku.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam penulisan penelitian ini, berikut adalah definisi dari istilah yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Analisis adalah suatu proses yang dilakukan berdasarkan pada langkah kerja ilmiah secara teratur, sistematis dan logis dalam upaya mengkaji, memahami, dan menemukan jawaban dari suatu masalah. (Sutedi, 2011: 16).

2. Keishiki meishi adalah nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina. Takanao dalam (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 160).

3. Keishiki Meishi ~baai adalah menunjukan situasi pengandaian, situasi pada induk kalimat terjadi apabila keadaan pada anak kalimat terjadi. Iori Isao dalam (Nihongo Bunpoo Hando Bukku, 2002: 96).

(16)

E. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang tersadia saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. (Sutedi Dedi, 2011: 58).

Objek dari penelitian ini adalah ~baai, ~sai sebagai keishiki meishi yang berkaitan dengan waktu. Kajian kebahasaannya berbentuk secara telaahan secara sinkronis, dengan generalisasi yang dilakukan secara induktif (analisis keishi meishi ini yang berpedoman pada contoh penggunaan yang berupa kalimat dalam teks konkrit (jitsurei), dan contoh yang dibuat sendiri oleh penulis (sakurei)).

2. Instrumen Penelitian dan Sumber Data

(17)

3. Teknik Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang mengacu pada teori peneliti terdahulu. Teknik yang digunakan adalah teknik substitusi (penggantian), dan teknik permutasi (pertukaran). Kedua teknik tersebut digunakan dalam membedakan makna suatu kata dengan cara melihat apakah suatu atau ungkapan dalam kalimat dapat digunakan dengan sinonimnya atau tidak. Dengan cara itu akan diperoleh kejelasan tentang persamaan dan perbedaan dari keduanya.

Secara konkrit langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah :

a. Pengumpulan data

Mengumpulkan data contoh kalimat yang didapat dari novel, majalah, internet, hasil penelitian terdahulu atau sumber lainnya yang menunjang.

b. Analisis Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengklasifikasikan keishiki meishi ~baai, ~sai yang terdapat pada setiap contoh kalimat yang ada berdasarkan situasi dan kondisi penggunaannya.

(18)

3. Mengkaji dan membandingkan dalam kondisi seperti apakah kedua keishiki meishi tersebut dapat saling menggantikan atau tidak,

berdasarkan analisis yang didapat.

c. Generalisasi

Mengambil kesimpulan yang jelas mengenai bagaimana hasil analisis kedua keishiki meishi di atas sebagai sinonim. Generalisasi dilakukan secara induktif, yaitu generalisasi yang bersumber pada jitsurei dan sakurei. Nantinya akan dihasilkan bahwa makna keishiki meishi X yaitu : (1)……….dan (2)………., sedangkan keishiki meishi

Y yaitu (1)………. Dan (2)………. dan seterusnya. Persamaan keishiki meishi X dan Y yaitu dalam hal ………., sedangkan

perbedaannya yaitu dalam hal ………. dan seterusnya.

F. Sistematika Penulisan

(19)

Bab II merupakan landasan teori yang menguraikan tinjauan tentang keishiki meishi berupa pengertian secara umum, serta tinjauan terdahulu

mengenai keishiki meishi ~baai, ~sai.

Bab III berupa uraian tentang metode penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data dan pengolahan data.

Bab IV berupa analisis data yang menguraikan tentang keishiki meishi ~baai, ~sai, serta perbandingannya.

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pengertian Penelitian

Dalam setiap melakukan penelitian terhadap suatu objek, baik yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, lembaga atau yang lainnya, sangatlah diperlukan sebuah metode yang dapat memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian, memecahkan setiap masalah dengan acuan yang jelas dan lebih terarah. Hal ini sama dengan pendapat Sutedi : “ fungsi metode adalah untuk memperlancar pencapaian tujuan secara lebih efektif dan

efesien”. (Sutedi, 2011: 53)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1163) disebutkan bahwa : Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.

Sedangkan pendapat Sutedi : “penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan berdasarkan pada langkah kerja ilmiah secara teratur, sistematis dan logis dalam upaya mengkaji, memehami, dan menemukan jawaban dari suatu masalah. (Sutedi, 2011: 16)

Yang dimaksud dengan metode adalah “cara kerja yang tersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

(21)

Sedangkan menurut (Sudaryanto, 1993: 9) dalam (Sutedi, 2011: 53)

“metode adalah cara yang harus dilaksanakan, teknik adalah cara

melaksanakan”.

B. Metode Penelitian

Banyak metode penelitian yang sering digunakan dalam sebuah penelitian, diantaranya metode deskriptif, eksperimen, evaluasi dan historis. Semua metode penelitian itu mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga tidak mungkin semuanya dapat digunakan dalam penelitian ini.

Adapun metode yang digunkan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu tentang keishiki meishi. Penelitian ini dilakukan untuk menjabarkan persamaan dan perbedaan makna keishiki meishi ~baai, ~sai. Oleh karena itu penulis hanya akan menggunakan salah satu metode penelitian dalam penelitian ini. Adapun metode yang akan digunakan yaitu metode deskriptif, karena hanya berusaha menjabarkan suatu bentuk proses kegiatan penelitian, serta menjabarkan hasil yang telah dilakukan dalam penelitian.

(22)

Jadi dalam skripsi ini akan mendeskripsikan hasil penelitian yang dilakukan mengenai keishiki meishi ~baai, ~sai dengan cara menjabarkan hasil analisis tentang makna dan fungsi kedua meishi dengan prosedur ilmiah dan apa adanya.

C. Objek Penelitian

Dalam skripsi ini yang menjadi objek penelitiannya adalah keishiki meishi ~baai, ~sai yang dikumpulkan dari beberapa buku sumber dan kamus. Kajian

kebahasaannya berupa telaahan secara sinkronis, dengan generalisai yang dilakukan secara induktif, yaitu analisis kedua keishiki meishi tersebut yang berpedoman pada jitsurei dan sakurei.

Alasan penulis memilih objek penelitian tersebut dikarenakan kedua keishiki meishi tadi memiliki makna bahkan fungsi hamper sama dalam

kalimat bahasa jepang. Hanya saja apakah penggunaannya dapat saling menggantikan atau tidak dalam suatu kalimat? Tentunya hal itu masih memerlukan penelitian.

D. Instrumen Penelitian

(23)

diperoleh dari internet (jitsurei). Selain itu, disertai dengan contoh-contoh kalimat berdasarkan hasil pemikiran penulis sendiri (sakurei).

Beberapa litratur yang penulis jadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini diantaranya adalah :

1. Nihongo Daijiten (ND)

2. New Approch Chuukyuu Nihongo (NACN)

3. Jitsuryouku Appu Nihongo Nouryoku Shiken Sankyuu (JANNSS) 4. Nihongo Hyoogen Bunkei (NHB)

5. Nihongo Bunpoo Hando Bukku (NBHB) 6. Nihongo Bunkei Jiten (NBJ)

7. Nihongo Kyooiku Jiten (NKJ)

8. The Kodansha Japanese English Dictionary (TKJED) 9. Tangorin on Line dictionary

10.Kihongo Yourei Jiten (KYJ) 11.Kokugo Daijiten (KD) 12.Ruigigo Daijiten (RD) 13.Shogaku Kokugo Jiten (SKJ)

14.Gakushudou no Nihongo Nouryoku Shiken Taisaku Nikyuu (GNNSTN) 15.Chuukyuu Nihongo (CN)

(24)

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik permutasi (pertukaran) dan teknik substitusi (penggantian), kedua teknik tersebut digunakan dalam membedakan makna suatu kata dengan cara melihat apakah suatu kata atau ungkapan dapat digantikan dengan sinonimnya atau tidak. Fatimah Djaja Sudarma (1993: 60) menyebutkan bahwa “teknik substitusi

dapat digunakan pula untuk mencari/menentukan sinonim pada batas-batas tertentu.”

Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini secara konkrit adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data-data dari buku, kamus, novel, majalah, contoh kalimat yang didapat dari internet, hasil penelitian terdahulu dan sumber-sumber lainnya yang menunjang.

2. Mengklasifikasikan keishiki meishi ~baai, ~sai yang muncul dalam setiap contoh kalimat yang ada berdasarkan situasi dan penggunaannya.

3. Membuat pasangan keishiki meishi yang dianalisis.

4. Mengkaji dan membandingkan dalam kondisi seperti apakah kedua keishiki meishi tersebut dapat saling menggantikan atau tidak dapat saling

menggantikan berdasarkan analisis yang didapat.

5. Menarik kesimpulan tentang persamaan dan perbedaan keishiki meishi ~baai, ~sai, serta apakah keduanya dapat saling menggantikan dalam

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah menganalisis keishiki meishi ~baai, ~sai, maka dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa untuk mengetahui persamaan dan perbedaan makna dari keishiki meishi ~baai, ~sai kita harus memperhatikan unsur-unsur yang mendukung pemaknaan kedua keishiki meishi tersebut diantaranya subjek, predikat dan unsur yang lainnya. Kesimpulan yang lebih spesifik lagi akan penulis uraikan sebagai berikut :

1. Persamaan Keishiki Meishi ~Baai, ~Sai

Persamaan yang penulis peroleh dari hasil analisis keishiki meishi ~baai, ~sai adalah sebagai berikut :

a. Sama-sama menyatakan waktu suatu kejadian/keadaan. b. Menyatakan pengandaian sesuatu yang belum terjadi. c. Adanya hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat.

2. Perbedaan Keishiki meishi ~Baai, ~Sai

(26)

a. Keishiki meishi ~baai tidak dapat digunakan pada kalimat yang menunjukan hubungan waktu yang konkrit berdasarkan pengalaman personal.

b. Keishiki meishi ~baai menunjukan syarat terjadinya kegiatan ketika datang sebelum kata baai, kata kerja yang digunakan adalah kata kerja bentuk kamus dan kata kerja bentuk lampau.

c. Keishiki meishi~ sai banyak digunakan dalam bentuk formal.

d. Keishiki meishi ~sai dapat digunakan dengan pola ~sai + Shite, sedangkan ~baai tidak bisa digunakan .

3. Fungsi Keishiki Meishi ~Baai, ~Sai

Keishiki meishi ~baai, ~sai dapat saling menggantikan dalam

sebuah kalimat dengan syarat :

a. Ketika menyatakan waktu terjadinya suatu kejadian/keadaan. b. Menyatakan pengandaian akan suatu hal yang belum terjadi. c. Adanya hubungan antara hal yang satu dengan hal yang

lainnya/antara induk kalimat dengan anak kalimat.

B. Saran

(27)

karena itu sangat diperlukan penelitian lanjutan, karena kedua keishiki meishi tersebut masing-masing masih memiliki banyak aspek untuk diteliti.

Adapun hal-hal yang masih perlu diteliti diantaranya adalah : 1. Keishiki meishi toki, dan keishiki meishi uchi ni

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arino, Sagawa. (1998). Nihongo Bunkei Jiten. Tokyo: Kuroshio Shuppan

Bunkacho. (1990) Kihongo Yourei Jiten. Tokyo: Kabushiki Kaisha Kodansha

Chaer, Abdul. (1995). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Dahidi Ahmad, Sudjianto. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc

Djajasudarma, Fatimah. (1993). Metode Penelitian Linguistik. Bandung: Rafika Aditama

Haruhiko, Kanadaichi. (1998). Shogaku Kokugo Jiten. Tokyo: Sanseido

Isao, Iori. (2002). Nihongo Bunpoo Hando Bukku. Tokyo: Kabushiki Gaisha Surie Network

Kobunkan, Yoshikawa. (1982). Kokugo Daijiten. Tokyo: Shogakukan

Matsuoka, Takashi. (1989). Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio

Nurcahyana. (2009). Analisis Keishiki Meishi Toki, Tokoro, dan Baai dalam Kalimat Bahasa Jepang. Bandung: Tidak Diterbitkan

Rahman, Arif. (2008). Analisis Keishiki Meishi Uchi ni, Aida ni Sebagai Sinonim dalam Kalimat Bahasa Jepang. Bandung: Tidak Diterbitkan

Setsuko Matsumoto, Keiko Hoshino. (1999). Jitsuryooku Appu Nihongo Nooryoku Shiken Sankyuu. Tokyo: Unicom.Inc.

(29)

Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: UPI Press dengan Humaniora Press

Takeshi Shibata, Susumu Yamada. (2002). Ruigigo Daijiten. Tokyo: Shogakukan

Tamotsuko, Shikawa. (2007). Chuukyuu Nihongo Bunpoo to Oshiekata no Pointo. Tokyo: Surie Network

Tarigan. (1985). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa

Thian Shiang, Tjhin. (2002). Gakushudou no Nihongo Nouryoku Shiken Taisaku Nikyuu. Jakarta: Gakushudo

Tomomatsu. (2002). Nihongo Hyoogen Bunkei. Tokyo: ISEBU Shuppan

Umesao, Tadao. (1989). Nihongo Daijiten 1. Tokyo: Kodansha

Umesao, Tadao. (1995). Nihongo Daijiten 2. Tokyo: Kodansha

Yoshio, Ogawa. (1982). Nihongo Kyooiku Jiten. Tokyo: Taishuukan Shoten

http//pbj.umy.ac.id

http://renshuudokoro.blogspot.com/2008_11_01_archive.html

http://tangorin.com.examples/sai

Referensi

Dokumen terkait

Ada tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan diukur dengan menggunakan instrumen-instrumen yang diadopsi dari literatur-literatur yang telah digunakan dalam

Untuk mengetahui makna idiom sebuah kata (frase atau kalimat) tidak ada jalan lain selain mencarinya di dalam kamus. Hasil penelitian peribahasa adalah kalimat atau kelompok

Pada tahap ini penulis mengkaji buku, artikel maupun kamus yang memuat informasi tentang kanyouku ki dalam bahasa Jepang dengan idiom hati dalam bahasa

teks pelajaran kimia SMA kelas X dengan menggunakan instrumen format analisis buku teks yang telah valid. d) Penyebaran angket kepada guru dan siswa untuk mengetahui

Contoh lain, dalam Kamus Bahasa Jepang- Indonesia yang banyak digunakan para pembelajar di Indonesia, yaitu Goro Taniguchi dan Daigaku Shorin , untuk makna kata

Ada tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan diukur dengan menggunakan instrumen-instrumen yang diadopsi dari literatur-literatur yang telah digunakan dalam

2 ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2 1 Studi Literatur Dalam perancangan dan penelitian ini akan digunakan teori teori, informasi dan pengetahuan yang berasal dari buku buku dan

Berikut merupakan contoh beberapa kata yang mengandung aimai yang sering digunakan dalam percakapan non formal bahasa Jepang (Kishie: 2007). 1) Kana.. Contoh seperti pada