• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PERBANKAN DITINJAU DARI SARANA BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI Prestasi Belajar Akuntansi Perbankan Ditinjau Dari Sarana Belajar Dan Lingkungan Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakulta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PERBANKAN DITINJAU DARI SARANA BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI Prestasi Belajar Akuntansi Perbankan Ditinjau Dari Sarana Belajar Dan Lingkungan Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakulta"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PERBANKAN DITINJAU DARI SARANA BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2010/2011

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1)

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

FERRY SEPTIANTONI A 210 090 007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PERBANKAN DITINJAU DARI SARANA BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UMS ANGKATAN 2010/2011

ABSTRAK

Ferry Septiantoni, A210 090 007. Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh sarana belajar terhadap prestasi belajar; 2) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar; 3) Untuk mengetahui pengaruh sarana belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan penarikan kesimpulan melalui analisis statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah 170 mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMS angkatan 2010/2011. Sampel diambil sebanyak 114 mahasiswa. Data yang diperlukan diperoleh melalui angket dan dokumentasi. Angket sebelumnya diujicobakan dan diuji validitas serta diuji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji t, uji F, uji koefisien determinasi dan sumbangan relatif dan efektif. Hasil analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi linier: Y = 18,246 + 0,702X1 + 0,644X2. Persamaan menunjukkan bahwa

prestasi belajar dipengaruhi oleh sarana belajar dan lingkungan belajar. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) Ada pengaruh yang signifikan sarana belajar terhadap prestasi belajar, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier berganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu

2,449 > 1,982 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,016, dengan sumbangan efektif sebesar 14,2%; 2) Ada pengaruh yang signifikan lingkungan belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier berganda (uji t) diketahui bahwa thitung >

ttabel, yaitu 2,505 > 1,982 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,014, dengan sumbangan efektif

sebesar 14,5%; 3) Ada pengaruh yang signifikan sarana belajar dan lingkungan belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis variansi regresi linier berganda (uji F) diketahui bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 22,358 > 3,078 dan nilai signifikansi < 0,05,

yaitu 0,000; 4) Hasil sumbangan relatif dan sumbangan efektif menunjukkan bahwa variabel sarana belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 49,4% dan sumbangan efektif 14,2%, sedangkan variabel lingkungan belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 50,6% dan sumbangan efektif 14,5%. Dengan uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,287 (28,7%) dan 71,3% dipengaruhi variable yang tidak dteliti.

(4)

2

A. PENDAHULUAN

Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok

dalam membentuk generasi masa depan. Dengan pendidikan, diharapkan dapat

menghasilkan manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu

menyongsong kemajuan pada masa mendatang. .

Melalui lembaga pendidikan setiap orang dapat meningkatkan potensi yang

ada dalam dirinya. Peningkatan prestasi yang sesuai dengan bidang keahlian dapat

dicapai dengan meningkatkan sebuah prestasi belajar. Peningkatan sebuah prestasi

yang memuaskan serta tercapainya tujuan pendidikan adalah harapan bagi setiap

mahasiswa yang mengikuti proses pendidikan. Tugas mahasiswa untuk mencapai

prestasi dan tujuan pendidikan adalah melalui kegiatan belajar. Pada umumnya dalam

menilai keberhasilan proses belajar adalah dengan melihat prestasi belajar siswa.

Apabila prestasi belajar baik maka dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajarnya

telah berhasil. Sebaliknya apabila prestasi belajarnya buruk atau tidak memuaskan

maka dapat dikatakan proses belajarnya belum berhasil. Terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi mahasiswa dalam mendapatkan prestasi yang diinginkan.

Mata kuliah Akuntansi Perbankan adalah salah satu mata kuliah penting di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Pendidikan Akuntansi yang

ditempuh pada semester ganjil. Mahasiswa FKIP Pendidikan Akuntansi seharusnya

bisa menguasai pengetahuan tentang akuntansi bahkan bisa menjadi Ahli Madya

Akuntansi. Namun, setelah proses belajar mengajar berlangsung, masih ada

mahasiswa yang mendapatkan prestasi yang rendah serta harus mengikuti revisi atau

mengulang kembali mata kuliah tersebut.

Prestasi belajar akuntansi merupakan mata kuliah penting bagi mahasiswa

FKIP Pendidikan Akuntansi. Banyak mahasiswa yang mengalami masalah dalam

belajar, akibatnya prestasi belajar akuntansi yang dicapai masih belum memuaskan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi perlu diketahui dan

diteliti sehingga dapat dilakukan upaya-upaya guna meningkatkan prestasi belajar

akuntansi.

Menurut Suryabrata (1999:249)

(5)

3

pertumbuhan, kecerdasan, latihan motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern) antara lain keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

Perbedaan prestasi belajar bagi mahasiswa disebabkan oleh faktor-faktor,

antara lain kematangan akibat kemajuan, umur kronologis, latar belakang pribadi,

sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran atau jenis mata pelajaran yang

diberikan. Pada proses pencapaian prestasi belajar yang baik, diperlukan juga suatu

latihan dan ulangan terhadap suatu pelajaran tertentu. Hal ini disebabkan karena

seringnya mahasiswa berlatih akan menjadikan ia semakin menguasai pelajaran

tersebut.

Prestasi belajar yang baik dalam belajar adalah harapan dari setiap mahasiswa.

Dengan prestasi belajar yang baik diharapkan mahasiswa mampu dan siap untuk

terjun kedalam dunia kerja. Faktor yang berperan dalam meningkatkan prestasi

belajar salah satunya adalah dengan adanya sarana belajar yang baik. Menurut

Arikunto (2006:37) yang mengemukakan bahwa “sarana belajar adalah segala sesuatu

yang dapat memudahkan dan melancarkan hasil yang dicapai”. Sarana belajar juga

dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat membantu, mengarahkan dan

memperlancar dalam berusaha mencapai tujuan yang akan dicapai.

Untuk menunjang prestasi mahasiswa perlu didukung dengan adanya sarana

yang baik. Sarana merupakan fasilitas penunjang proses belajar, dengan sarana yang

terpenuhi dan lengkap maka semangat belajar akan bertambah. Begitu pula

sebaliknya apabila sarana tersebut tidak terpenuhi maka semangat belajar akan

berkurang. Sarana belajar akan berfungsi dan berdaya guna apabila siswa dapat

menggunakan dan memanfaatkannya dengan baik. Salah satu fungsi fasilitas belajar

adalah untuk menunjang dan menggalakkan kegiatan program agar semua kegiatan

tersebut dapat berjalan efisien. Sarana yang baik, sumber-sumber belajar seolah-olah

memiliki kekuatan, sehingga peralatan dapat berdaya guna dan dapat menambah

kedisiplinan dalam belajar.

Selain sarana belajar, lingkungan belajar menjadi salah satu faktor penting

dimana mahasiswa tumbuh dan berkembang di lingkungan tersebut. Pendidikan

sebagai usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu potensi dan kemampuan

anak tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga orang tua,

(6)

4

Munib (2004:76) lingkungan belajar mencakup: 1) lingkungan keluarga, 2)

lingkungan sekolah, dan 3) lingkungan masyarakat.

Lingkungan keluarga yaitu ayah dan ibu, merekalah yang sebenarnya

memiliki tanggung jawab dan berperan sebagai pendidik paling utama. Lingkungan

keluarga bisa memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar anak. Keluarga

mampu menjadi faktor pengaruh besar yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara

keluarga, suasana rumah, pengertian keluarga dan keadaan ekonomi keluarga.

Sedangkan jika ditinjau dari faktor lingkungan sekolah yaitu antara lain faktor

kurikulum, metode mengajar, alat pelajaran, relasi dosen dengan mahasiswa, dan

sarana prasarana. Masyarakat juga memiliki peran cukup besar terhadap pembentukan

sikap mahasiswa dalam belajar karena mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat

yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, meliputi media massa, teman bergaul,

dan bentuk kehidupan masyarakat yang berpengaruh pada kepribadian mahasiswa.

Dalam kurikulum pada FKIP program studi Pendidikan Akuntansi UMS

terdapat mata kuliah Akuntansi Perbankan. Mata kuliah ini adalah mata kuliah yang

wajib ditempuh, mata kuliah ini ditempuh pada semester lima. Namun, setelah proses

perkuliahan berlangsung, banyak mahasiswa yang mendapatkan prestasi yang rendah

serta banyak mahasiswa yang merevisi mata kuliah tersebut. Hal ini menjadi sebuah

indikator bahwa masih ada mahasiswa yang belum memahami mata kuliah dengan

baik khususnya dalam mata kuliah Akuntansi Perbankan.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian ini digunakan dengan alasan

peneliti menganalisa masalah sarana belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi

belajar Akuntansi Perbankan pada mahasiswa FKIP akuntansi UMS angkatan

2010/2011. Pendekatan kuantitatif digunakan karena data penelitian yang diperoleh

menggunakan angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik. Menurut Rumidi

(2002:10) “Penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dimaksud

memperoleh data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan”.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta pada

(7)

5

Akuntansi angkatan 2010/2011. Sugiyono (2009:125) mengemukakan pendapat

bahwa “Apabila populasi 170 dengan taraf kesalahan 5%, maka sampelnya 114”.

dengan teknik proporsional sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan

angket dan dokumentasi.

Instrumen penelitian berupa item-item pernyataan dalam bentuk angket yang

sebelumnya sudah diuji cobakan pada subjek uji coba yang berjumlah 20 orang

mahasiswa FKIP Akuntansi angkatan 2010/2011. Hasil uji coba instrumen dianalisis

dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Item-item yang tidak masuk dalam

kategori valid dan reliabel didrop atau dibuang. Sedangkan item-item yang

dinyatakan valid dan reliabel digunakan sebagai instrumen pengumpulan data

penelitian. Hasil pengumpulan data inilah yang kemudian dianalisis. Tahap pertama

yaitu dilakukan uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas.

Setelah memenuhi kriteria pada uji prasyarat analisis langkah selanjutnya adalah

melakukan analisis untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis

dalam dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara belajar dan sarana belajar

berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari persamaan

regresi linier sebagai berikut Y = 18,246 + 0,702X1 + 0,644X2, berdasarkan

persamaan tersebut terlihat bahwa koefisien regresi dari masing-masing variabel

independen bernilai positif, artinya variabel sarana belajar dan lingkungan belajar

secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prestasi Akuntansi Perbankan.

Hasil uji hipotesis pertama diketahui bahwa koefisien arah regresi dari

variabel sarana belajar (b1) adalah sebesar 0,702 atau positif, sehingga dapat

dikatakan bahwa variabel sarana belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

Akuntansi Perbankan. Berdasarkan uji signifikansi secara parsial untuk variabel

sarana belajar (b1) diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,449 > 1,982 dan nilai signifikansi <

0,05, yaitu 0,016, dengan sumbangan relatif sebesar 49,4% dan sumbangan efektif

14,2%. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin baik sarana

belajar akan semakin tinggi pula prestasi belajar. Sebaliknya semakin rendah sarana

(8)

6

Hasil uji hipotesis kedua diketahui bahwa koefisien regresi dari variabel

lingkungan belajar (b2) adalah sebesar 0,644 atau bernilai positif, sehingga dapat

dikatakan bahwa variabel lingkungan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar. Berdasarkan uji signifikansi secara parsial untuk variabel lingkungan belajar

(b2) diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,505 > 1,982 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu

0,014, dengan sumbangan relatif sebesar 44,6% dan sumbangan efektif 21,7%.

Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin baik lingkungan

belajar akan semakin tinggi pula prestasi belajar, demikian pula sebaliknya semakin

rendah lingkungan belajar akan semakin rendah prestasi belajar.

Berdasarkan uji keberartian regresi linear berganda atau uji signifikansi secara

simultan diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel, yaitu 22,358 > 3,078 dan nilai

signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Hal ini berarti sarana belajar dan lingkungan belajar

secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. Berdasarkan

kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa kecenderungan peningkatan kombinasi

variabel sarana belajar dan lingkungan belajar akan diikuti peningkatan prestasi

belajar , sebaliknya kecenderungan penurunan kombinasi variabel sarana belajar dan

lingkungan belajar akan diikuti penurunan akan prestasi belajar. Sedangkan koefisien

determinasi yang diperoleh sebesar 0,287, arti dari koefisien ini adalah bahwa

pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel sarana belajar dan lingkungan

belajar terhadap prestasi belajar adalah sebesar 28,7% sedangkan 71,3%dipengaruhi

oleh variable lain. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa variabel sarana belajar

memberikan sumbangan relatif sebesar 49,4% dan sumbangan efektif 14,2%,

sedangkan variabel lingkungan belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 50,6%

dan sumbangan efektif 14,5%. Dengan membandingkan nilai sumbangan relatif dan

efektif nampak bahwa variabel lingkungan belajar memiliki pengaruh yang lebih

dominan terhadap prestasi belajar dibandingkan variabel sarana belajar.

D. KESIMPULAN

Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan sarana belajar terhadap prestasi belajar, hal tersebut

(9)

7

bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,449 > 1,982 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,016,

dengan sumbangan efektif sebesar 14,2%.

2. Ada pengaruh yang signifikan lingkungan belajar mahasiswa terhadap prestasi

belajar, hal tersebut dapat diterima. Yakni berdasarkan analisis regresi linier

berganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,505 > 1,982 dan nilai

signifikansi < 0,05, yaitu 0,014, dengan sumbangan efektif sebesar 14,5%.

3. Ada pengaruh yang signifikan sarana belajar dan lingkungan belajar mahasiswa

terhadap prestasi belajar, hal tersebut dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis

variansi regresi linier berganda (uji F) diketahui bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 22,358

> 3,078 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000.

4. Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,287 menunjukkan bahwa besarnya

pengaruh sarana belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar, adalah

sebesar 28,7% sedangkan 71,3% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti.

5. Hasil sumbangan relatif dan sumbangan efektif menunjukkan bahwa variabel

sarana belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 49,4% dan sumbangan

efektif 14,2%, sedangkan variabel lingkungan belajar memberikan sumbangan

relatif sebesar 50,6% dan sumbangan efektif 14,5%. Dengan variabel lingkungan

belajar sebagai variabel yang lebih dominan terhadap prestasi belajar

dibandingkan variabel sarana belajar.

E. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosdur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Munib, Achmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UPT UNNES Press

Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Sukandar, Rumidi. 2002. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Penelitian

Pemula. Yogyakarta: UGM Press

Suryabrata, Sumadi. 2002. Proses Belajar dan Mengajar Di Perguruan Tinggi.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis penggunaan faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi padi

Perusahaan Iskandartex pada saat ini sejalan dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia, kebutuhan tenaga kerja yang mempunyai produktivitas kerja yang tinggi

Analisis Rasio Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Pada KPRI Guyub Rukun Cabang Dinas Dikpora.. Kecamatan

Rancangan penelitian merupakan survey lapangan selama 4 bulan yang dimulai dari jam 06.00 sampai jam 18.00 (dua kali dalam seminggu), kemudian dilanjutkan deteksi

Hasil samping produksi biogas (sludge) dari limbah cair pabrik kelapa sawit dengan aktivator kotoran sapi potong yang paling baik digunakan sebagai pupuk organik

Penelitian ini menggunakan serum kehamilan normal dan preeklampsia, kemudian dilakukan perhitungan kadar sFlt-1 dan PlGF dengan metode ELISA. Data yang diperoleh kemudian

Untuk itu, perlu diketahui posisi daya saing baik keunggulan kompetitif maupun keunggulan komparatif pada industri karet remah (crumb rubber) Indonesia di

Pada masa remaja pertengahan, remaja juga masih memiliki emosi labil dan akan menghadapi berbagai masalah yang semakin kompleks, baik masalah perbedaan