• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI DALAM MENGURANGI REAKSI FRUSTASI NEGATIF SISWA DALAM BELAJAR KELAS XI IPS SMA HKBP SIDORAME MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI DALAM MENGURANGI REAKSI FRUSTASI NEGATIF SISWA DALAM BELAJAR KELAS XI IPS SMA HKBP SIDORAME MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI DALAM MENGURANGI REAKSI

FRUSTASI NEGATIF DALAM BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA HKBP SIDORAME MEDAN

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Oleh: SURNIA NIM 1103151064

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

SURNIA : 1103151064. Pengaruh Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Dalam Mengurangi Reaksi Frustasi Negatif

Siswa Dalam Belajar Kelas XI IPS SMA HKBP SIDORAME Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Pelaksanaan

Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Dalam Mengurangi Reaksi Frustasi Negatif Dalam Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA HKBP SIDORAME Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi dalam mengurangi Reaksi Frustasi Negatif Siswa Dalam Belajar Kelas XI IPS SMA HKBP SIDORAME Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah ekperimen semu dengan desain pre-test dan post-test. Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang siswa kelas XI IPS SMA HKBP SIDORAME Tahun Ajaran 2014/2015 yang diperoleh melalui hasil hasil pre-test. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan angket yaitu angket reaksi frustasi negatif dalam belajar siswa sebanyak 28 butir yang terlebih dahulu diujicobakan kepada 30 orang siswa dan dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan angket yang valid dan reliable.

Dari hasil analisis diperoleh data Pre-Test reaksi frustasi negatif dalam belajar siswa rata-rata = 70,4 termasuk kategori sedang, dan rata-rata Post-Test = 43,8 termasuk kategori rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji tanda wilcoxon yang menunjukkan bahwa pada taraf signifikan 5%

J

tabel = 0 maka nilai Jhitung <

J

tabel (0 < 8) serta Zhitung (-2,083) < Ztabel(-1,96). Artinya terdapat pengaruh

yang signifikan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi dalam mengurangi reaksi frustasi negatif dalam belajar siswa kelas XI IPS SMA HKBP Sidorame Medan T.A 2014/2015 atau hipotesis diterima.

(7)

DAFTAR ISI

2.1.6 Langkah-Langkah Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi ... 16

2.1.7 Kelebihan Teknik Diskusi Kelompok ... 18

2.1.1.1 Pengertian dan Ciri-Ciri Frustasi ... 19

(8)
(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert 37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Uji Coba Reaksi Frustasi Ngatif

dalam Belajar 37

Tabel 4.1 Hasil Pre-Test( Sebelum diberi Layanan Bimbingan

Kelompok Teknik diskusi) 70

Tabel 4.2 Hasil Post Test( Setelah diberi Layanan Bimbingan

Kelompok Teknik Diskusi ) 71

Tahun Ajaran 2014/2015 73

(11)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Uji Coba Reaksi Frustasi Negatif Siswa

Dalam Belajar 56

Lampiran 2 Angket Valid Reaksi Frustasi Negatif Siswa Dalam

Belajar 59

Lampiran 3 Sebaran Uji coba angket Reaksi Frustasi Negatif

Siswa Dalam Belajar 62

Lampiran 9 Perhitungan Kategori reaksi frustasi negatif dalam belajar Sebelum Diberi Layanan Bimbingan Kelompok Teknik diskusi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA HKBP

Sidorame Medan Tahun Ajaran 2014/2015 73

Lampiran 10 Perhitungan (M), (SD) Pre-Test 75

Lampiran 11 Perhitungan (M), (SD) Post-Test 76

Lampiran 12 Pengujian Hipotesis 77

Lampiran 13 Tabel Uji Wilcoxon 80

Lampiran 14 Perhitungan Perbedaan Tingkat Reaksi frustasi

Negatif dalam belajar 81

Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling 82 Lampiran 16 Posisi Tempat Duduk Pelaksanaan Layanan Bimbingan

Kelompok Teknik Diskusi 91

Lampiran 17 Laporan APKK 92

Lampiran 18 Laiseg 100

Lampiran 19 Tabel R 104

Lampiran 20 Tabel Distribusi Z 107

Lampiran 21 Contoh Laporan Kegiatan Bimbingan Kelompok 109

Lampiran 22 Dokumentasi 114

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi dan informasi yang ditandai oleh perubahan sosial, budaya, dan

ekonomi yang begitu pesat, mengakibatkan meningkatnya konflik dan kecemasan

dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan- perubahan yang dibawa sebagai akibat

globalisasi dan arus informasi telah mengubah kondisi kehidupan

sosial,ekonomi,politik dan psikologis setiap orang.

Pendidikan adalah suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia yang

sedang berkembang menuju kepribadian mandiri untuk dapat membangun dirinya

sendiri dan masyarakat. Konseskuensi proses pendidikan itu harus mampu menyentuh

dan mengendalikan berbagai aspek perkembangan manusia. Proses pendidikan

menyangkut pengembangan seluruh dimensi kepribadian manusia serta

mengembangkan kesadaran manusia akan makna hidup sebagai mahluk individual,

mahluk sosial, dan mahluk Tuhan.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, dan serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara (UU RI no. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Dirjen Pendidikan

(13)

2

Sasaran umum pendidikan yaitu pengembangan potensi peserta untuk memiliki

kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak

mulia, dan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan. Kecerdasan yang perlu

dikembangkan meliputi kecerdasan rasional, kecerdasan sosial, kecerdasan

emosional, kecerdasan moral serta kecerdasan spritual.

Dalam dunia pendidikan peserta didik juga dihadapkan dengan dunia sosial

yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan jelas bahwa dalam perkembangan

peserta didik menjadi manusia sosial akan menghadapi persoalan frustasi. Peserta

didik akan diperhadapkan dengan peraturan-peraturan sekolah, tugas sekolah yang

harus dikerjakan, datang dan pulang pada waktunya, serta belajar dan bermain juga

pada waktu dan tempatnya. Setiap peserta didik dituntut untuk dapat melakukan

pekerjaan yang memang sudah menjadi kewajubannya. Hal ini belum tentu dapat

dipenuhi oleh siswa, sehingga adakalanya menimbulkan tekanan.

Selajanjutnya Kartono(2009:215) menyatakan frustasi dapat menimbulkan

dua respon yaitu:

positif dan negatif. Frustasi negatif apabila dapat menghancurkan seseorang

yang mengakibatkan disorganisasi pada struktur kpribadian. Frustasi positif

apabila kegagalan dijadikan satu titik tolak untuk menciptakan usaha baru

untuk menciptakan kepuasan. Dalam hal ini kecerdasan emosional juga sangat

berperan, kecerdasan emosional adalah kemampuan memotivasi diri sendiri

(14)

3

Salah satu contoh dari rekasi negatif frustasi adalah agresi. Agresi merupakan

reaksi menentang suatu serangan baik bersifat langsung atau tidak langsung. Agresi

yang dilakukan pada pelajar misalnya dengan melawan pada guru, tawuran, dan

sering marah-marah dengan alasan yang tidak jelas. Reaksi lainnya adalah proyeksi

dalam hal ini individu akan berusaha melemparkan dan memproyeksikan kesalahan

dan sifat negatifnya terhadapa orang lain. Pikiran-pikiran serta harapan yang buruk

akan dialihkan kepada orang lain, tidak mau mengakui sifat negatif dan

kelemahannya.

Contoh lain reaksi negatif frustasi adalah autisme, yaitu gejala menyendiri

atau menutup diri dari dunia luar secera total dari dunia riil, dalam hal ini individu

sama sekali tidak mau berkomunikasi dengan dunia luar. Selain itu cara berfikir

dikendalikan oleh kebutuhan diri sendiri serta menanggapi dunia berdasarkan

penglihatan dan harapan sendiri dan menolak realitas.

Dari berbagai contoh reaksi frustasi negatif yang disebutkan diatas, maka

sudah selayaknya dilakukan suaatu tindakan untuk mengurangi berbagai reaksi

frustasi negatif khususnya reaksi negatif dalam belajar. Untuk mengurangi tingkat

frustasi atau kegagalan siswa dilakukan antara lain melalui bimbingan kelompok

dengan cara memberikan pengenalan tentang pengertian frustasi sehingga siswa dapat

memahami dirinya dan masalah yang sedang dihadapinya. Kemudian dilanjutkan

dengan faktor penyebab dan reaksi yang muncul akibat frustasi serta dampak frustasi.

Menurut McDaniel (1956 dalam Prayitno 1994), berbagai informasi

(15)

4

hubungan antar siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam bimbingan kelompok.

Dengan demikian kegiatan dalam bimbingan kelompok ialah pemberian informasi

untuk keperluan tertentu bagi para anggota kelompok. Sedangkan kelompok menurut

Winkel (2004:548), adalah suatu satuan unit orang yang mempunyai tujuan yang

ingin dicapai bersama, berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain

pada waktu berkumpul, saling tergantung dalam proses kerjasama dan mendapat

kepuasan pribadi dari interaksi psikologis dengan seluruh anggota yang tergabung

dalam satuan itu.

Tujuan khusus bimbingan kelompok membahas topik-topik tertentu yang

mengandung permasalahan yang aktual (hangat), penting dan menjadi perhatian

peserta, seperti masalah reaksi frustasi. Melalui dinamika kelompok yang intensif,

pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepi,

wawasan dan sikap yang menjunjung diwujudkannya tingkah laku yang lebih positif.

Observasi yang peneliti lakukan di SMA HKBP Sidorame Medan ditemukan

siswa yang mengalami masalah frustasi yang ditunjukkan melalui tingkah lakunya.

hal ini sangat mengganggu siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah, siswa

lebih mudah menyerah dan mencari solusi yang salah yang dapat merugikan dirinya

sendiri dan lingkungannya. Solusi yang salah yang mungkin dilakukan siswa ketika

mengalami frustasi guna menghadapi reaksi frustasi tersebut diantaranya: suka

mengganggu teman, cabut dari sekolah melawan guru, seperti membanting pintu,

meninggalkan rumah, terlibat dengan geng dan narkoba.

Berdasarkan paparan di atas dan fakta yang telah ditemui, peneliti tertarik

(16)

5

Kelompok Dengan Teknik Diskusi Dalam Mengurangi Reaksi Frustasi Negatif

Dalam Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA HKBP SIDORAME Medan Tahun Ajaran

2014/2015 ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dilihat identifikasi masalah yaitu:

1. Kurangnya kemampuan dalam menghadapi reaksi frustasi yang dialami

siswa.

2. Kurangnya kemampun menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar yang

mengakibatkan timbulnya kekecewaan/merasa gagal mengakibatkan siswa

frustasi.

3. Siswa kurang mampu menemukan solusi yang tepat bagi masalah yang

dihadapi sehingga sering melakukan tindakanyang dapat merugikan diri

sendiri bahkan oranglain.

1.3 Batasan Masalah

Melihat banyaknya permasalahan yang teridentifikasi, peneliti membuat

pembatasan masalah supaya lebih jelas. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada

Layanan Bimbingan Kelompok dan Pengaruhnya Dalam Mengurangi Reaksi Frustasi

Negatif Dalam Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA HKBP Sidorame Medan Tahun

(17)

6

1.4 Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap reaksi frustasi

negatif dalam belajar siswa kelas Medan. Secara khusus masalah ini dirumuskan

sebagai berikut: Apakah layanan bimbingan kelompok dapat mengurangi reaksi

frustasi negatif dalam belajar siswa kelas XI IPS SMA HKBP Sidorame Medan

Tahun ajaran 2014/2015.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi dalam

mengurangi reaksi frustasi negatif dalam belajar siswa kelas XI IPS SMA HKBP

Sidorame Medan Tahun ajaran 2014/2015

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

(1) Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu

pendidikan.

(2) Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai referensi mengenai pengaruh

bimbingan kelompok terhadap masalah reaksi frustasi.

2. Manfaat praktis

(1) Bagi penulis, proses penelitian ini memberikan pengalaman ilmiah dalam

(18)

7

(2) Bagi siswa, penelitian ini menambah pengetahuan siswa tentang cara

mengurangi reaksi frustasi negatif dan meningkatkan reaksi frustasi positif

dalam belajar

(3) Bagi guru pembimbing, hasil penelitian ini menambah pengalaman

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, yaitu hasil pre-test

mempunyai rata-rata (M) = 70,4 dan Standar Deviasi (SD) = 29,2 sedangkan

post-test rata-rata (M) = 43,8 dan Standar Deviasi (SD) = 12,1.Hasil perhitungan pada

kelompok perlakuan diperoleh Jhitung = 0, Dengan α = 0,05 dan n=10, maka

berdasarkan daftar, Jtabel =8.

Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung lebih kecil dari Jtabel (0 < 8). Karena J

hitung lebih kecil dari J tabel, maka Hipotesis Ho ditolak hal ini diperkuat dengan

persamaan rumus Z. Karena nilai z hitung adalah -2,803 dan itu lebih kecil dari nilai z

tabel yaitu -1,96. Maka hipotesis diterima artinya ada perbedaan antara sebelum dan

sesudah diberi perlakuan sehingga, reaksi frustasi negative dalam belajar siswa

sesudah mengikuti bimbingan kelompok teknik diskusi lebih rendah dibandingkan

sebelum mengikuti bimbingan kelompok teknik diskusi.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini

(20)

1. Diharapkan guru BK memberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik

diskusi yang lebih teratur dan sistematis untuk membantu siswa mengetahui

reaksi frustasi negatif dalam belajar

2. Diharapkan pihak sekolah lebih meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat

dipergunakan khususnya dalam kegiatan pemberian layanan bimbingan konseling

kepada siswa sehinggga pelaksanaan layanan lebih berhasil.

3. Diharapkan siswa lebih serius dalam mengikuti layanan-layanan bimbingan dan

konseling di sekolah yang diberikan oleh guru BK, agar siswa dapat

mengantisipasi permasalahan sesuai dengan layanan yang diberikan.

4. Disarankan kepada pihakyang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan dari

Gambar

Tabel 3.1Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert
Tabel R104
tabel yaitu -1,96. Maka hipotesis diterima artinya ada perbedaan antara sebelum dan

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and earning (CTL) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Materi Keliling dan Luas Segitiga Kelas VII MTs Al-Huda Bandung

Perkembangan Teknologi Informasi telah berkembang pesat, jika proses belajar dan mengajar di lingkungan sekolah dapat diterapkan dengan menggabungkan kedua ilmu pengetahuan

îòïòì Ó¿²º¿¿¬ Õ±¸¿ Í»¾¿¹¿· Í·-¬»³ ß«¬±³¿-· òòòòòòòòòòòòòòòò ïï. îòïòë Ý¿µ«°¿²

[r]

Sehubungan dengan hasil evaluasi dokumen penawaran pekerjaan Pembangunan Pagar BPP (2 Unit)oleh POKJA I Kontruksi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten

Analisis kuadran dalam penelitian ini digunakan untuk melihat dampak implementasi program PEMP periode 2005-2009 terhadap 20 kabupaten/kota pesisir, yaitu

Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode resitasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah atribut pada ikan kakap merah ( Lutja nus a rgentima culatus ) telah memenuhi sifat ideal sesuai dengan