PENYAJIAN MUSIK SEBAGAI DAYA TARIK MINAT
WISATAWAN DI LOKASI OBJEK WISATA
LUMBAN SILINTONG DESA LUMBAN
SILINTONG KECAMATAN BALIGE
KABUPATEN TOBASA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
NOVA R SIMAMORA
NIM. 2103140032
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Adapun
judul Skripsi ini adalah “Penyajian Musik Sebagai Daya Tarik Minat
Wisatawan Di Lokasi Objek Wisata Lumban Silintong Desa Lumban Silintong Kecamatan Balige Kabupaten Tobasa”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan
Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Penyelesaian
skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Dra.Tuti Rahayu, M.Si. selaku Ketua Jurusan sendratasik sekaligus
Dosen Pembimbing Skripsi I dan Adina Sastra Sembiring, M.Pd
sebagai Pembimbing Skripsi II.
4. Panji Suroso, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni
Musik sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak/Ibu Dosen Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
6. Bapak Kastel Siahaan selaku Kepala Desa Lumban Silintong, yang
telah memberi izin penelitian di Objek Wisata Lumban Silintong,
7. Teristimewa buat Ayahanda Bernard Simaora S.Pd, Ibunda Lince
Pardede, memberikan doa, motivasi, dukungan materil serta moril,
selama menjalankan studi di Universitas Negeri Medan, kembaran
saya Nora Simamora, Adik-adik ku tercinta Yusri Simamora, Faisal
Simamora, Mario Simamora serta seluruh keluarga yang telah
memberikan doa, motivasi, dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Teristimewa buat Abang ku Anggiat Sitorus yang Selama 4 tahun lebih
menemani penulis dalam suka dan duka. Makasi buat kebersamaan
yang sudah kita jalani mulai 2010 sampai saat ini.
9. Teman – teman seperjuangan, K’Eva, K’Ipah, Elda, Gusti, Yose, Devi,
Putri, atas kebersamaan selama ini.
10.Seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih.
Medan, September 2014 Penulis,
ABSTRAK
NOVA R SIMAMORA, NIM 2103140032. Penyajian Musik Sebagai Daya Tarik Minat Wisatawan Di Lokasi Objek Wisata Lumban Silintong Desa Lumban Silintong Kecamatan Balige Kabupaten Tobasa.
Penelitian ini membahas tentang musik yang disajikan untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung di objek wisata Lumban Silintong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan musik dalam peningkatan industri pariwisata Lumban Silintong, penyajian musik yang ada di objek wisata Lumban Silintong, minat wisatawan terhadap musik di objek wisata Lumban silintong dan upaya pemerintah dalan peningkatan objek wisata Lumban Silintong.
Landasan teoritis dan kerangka konseptual pada tulisan ini menggunakan beberapa teori-teri yang mendukung dalam penulisan karya ilmiah ini diantaranya teori penyajian, teori musik, fungsi musik, teori pariwisata dan teori minat.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, wawancara, dokumentasi, studi kepustakaan dan kuisioner. Populasi dalam penelitian ini adalah narasumber yaitu para wisatawan, pemain musik yang ada di kefe dan pengusaha kefe di Lumban Silintong.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa musik yang disajikan membawa peranan penting dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Lumban Silintong meski musik bukan menjadi daya tarik utama pada objek wisata ini tetapi musik telah menjadi faktor pendukung dalam pengembangan industri pariwisatanya. Adapun unsur penyajian musik yang ada di Lumban Silintong yaitu alat musik, dimana alat musik yang digunakan adalah keyboard tetapi dulunya ada yang menggunakan gitar dan seruling. Pemain musik, berasal dari warga sekitar Lumban Silintong. Musik, biasa disajikan disana umumnya adalah musik pop, dangdut, dan House music, lagu yang biasanya dibawakan yaitu lagu-lagu pop batak dan Indonesia, tembang lawas dan lagu dangdut sedangkan House music
biasanya disajikan mulai jam 11 malam. Pengunjung, yaitu wisatawan yang datang ke Lumban Silintong, singgah di kafe untuk menikmati hidangan sambil menikmati pemandangan Danau Toba. Waktu dan tempat penellitian, musik disajikan biasanya pada hari sabtu, minggu dan hari libur sedangkan tempatnya yaitu di kafe terapung yang dibangun di atas danau atau tepi danau. Wisatawan berminat dengan penyajian musik yang dibuat di kafe Lumban Silintong dimana musik menjadi sarana hiburan bagi wisatawan dan bisa juga sebagai sarana ekspresi. Upaya pemerintah dalam meningkatkan objek wisata Lumban Silintong belum sepenuhnya mendukung, pemerintah masih kurang dalam pembangunan untuk memajukan objek wisata Lumban Silintong
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 4.1 Luas wilayah dan jumlah penduduk lumban silintong ... 36
Tabel 4.2 Daftar lagu pop batak ... 47
Tabel 4.3 Daftar lagu tembang lawas ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Hal
1. Daftar kuisioner, wawancara dan jawaban ... 70
Lampiran II
2. Daftar nama-nama wisatawan ... 80
Lampiran III
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal
dengan banyaknya objek wisata yang tersebar di banyak kota dan kabupatennya.
Salah satunya adalah Kabupaten Toba Samosir yang bukan hanya dikenal di
Indonesia namun sampai ke negara lain, salah satu yang tekenal dari sumatera
utara khususnya kabupaten Toba Samosir adalah objek wisata Danau Toba.
Danau Toba merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100
kilometer dan lebar 30 kilometer. Danau ini merupakan danau terbesar di
Indonesia dan Asia Tenggara. Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan
wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias yang banyak
menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Danau Toba dikelilingi
beberapa kabupaten, bukan hanya kabupaten Tobasa saja tetapi juga Kabupaten
Karo, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten
Samosir, dan Kabupaten Dairi. Danau Toba memiliki luas sekitar 369.854 Ha.
Banyak dari masyarakat sekitar Danau Toba menyakini legenda Danau Toba yang
menceritakan kisah perjalanan hidup seorang nelayan yang menikah dengan
seekor ikan yang dapat berubah menjadi wanita cantik, dengan adanya legenda
Danau Toba ini juga sangat mendukung minat kunjung bagi para wisatawan untuk
2
Pariwisata merupakan kegiatan seseorang untuk bertamasya atau pergi ke
suatu tempat tertentu dan dalam beberapa waktu tertentu dan kembali lagi ke
tempat semula namun bukan dengan tujuan mencari nafkah tetapi untuk
beristirahat sejenak dari rutinitas. Menurut UU RI nomor 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara. Pariwisata merupakan
suatu usaha yang komplek, hal ini dikarenakan terdapat banyak kegiatan yang
terkait dalam penyelenggaraan pariwisata. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya
seperti usaha perhotelan, usaha kerajinan/cinderamata, usaha perjalanan, hiburan
dan usaha – usaha lainnya. Usaha pariwisata dapat dapat dikaitkan dengan sarana
pokok kepariwisataan yaitu perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat
tergantung kepada arus kedatangan orang-orang yang melakukan perjalanan
wisata.
Pariwisata dapat membawa dampak besar terhadap peningkatan perekonomian
suatu daerah, karena itu banyak upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan
daya tarik dari suatu tempat wisata. Baik pembangunan infrastruktur, guna
mendukung potensi pariwisata fasilitas hiburan dan berbagai fasilitas lainnya yang
dapat menunjang kemajuan industri pariwisatanya, sama halnya seperti Negara
Thailan, Singapura, Filipina, Bangladesh, Kepulauan Karibia, Tonga, Hawai,
Maladewa, dan beberapa Negara lainnya, pariwisata telah menjadi salah satu
3
devisa Negara. Negara-negara yang disebut diatas sangat bergantung pada devisa
yang di dapat dari kedatangan wisatawan. Dampak pariwisata yang sangat besar
terjadi pada bidang kesenian. Karena adanya kedatanga dari wisatawan maka
kesenian dianggap sebagai sumber komersial. Sesuai dengan Depdikbud (1999 :
23) menyatakan bahwa kesenian, kerajinan san berbagai aspek kebudayaan lokal
bisa mengalami kemajuan akibat kedatangan pariwisata.
Selain Kabupaten Samosir yang dikenal dengan banyak objek wisatanya,
Kabupaten Tobasa juga merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang
memiliki potensi wisata yang tidak kalah bagus nya, terutama di sekitar pinggiran
Danau Toba yang sangat cocok dijadikan objek wisata dengan panorama Danau
Toba yang tidak disangsikan lagi keindahannya. Salah satu yang menjedi objek
wisata di Kabupaten Tobasa pada saat ini yaitu Objek Wisata Lumban Silintong.
Berdasarkan pengamatan peneliti sebelumnya terhadap objek wisata Lumban
Silintong Kecamatan Balige, ternyata daerah wisata ini ramai dikunjungi
masyarakat pada hari atau kegiatan tertentu seperti pada hari libur nasional dan
akhir pekan. Dari hasil observasi peneliti dan wawancara kepada beberapa
pengunjung dan masyarakat sekitar , jumlah pengunjung hari biasa hanya sekitar
200 orang, namun pada hari minggu dan hari besar mencapai 800 orang per hari.
Lumban Silintong berada di Balige Kabupaten Toba Samosir, terletak di
tepian Danau Toba yang indah, hanya sekitar 10 menit dari kota balige dan 5 jam
dari Medan. Pengunjung bisa menikmati suasana pantai sambil menikmati kuliner
khas batak yang tersedia dan Salah satunya cafe terapung. Saat ini banyak investor
4
Pantai Lumban Silintong, nampak Pelabuhan Balige, Pulau Samosir dan jajaran
Bukit Barisan bahkan nampak Cerobong asap Toba Pulp Lestari di Porsea, dari
jauh tampak kapal-kapal penumpang menujuh pulau Samosir, ada banyak pilihan
menikmati Danau Toba. Terutama pada hari sabtu malam sampai minggu pagi
tempat ini akan banyak dikunjungi oleh wisatawan yang akan menghabiskan akhir
pekan bersama keluarga. Yang menambah ketertarikan wisatawan dengan objek
wisata ini adalah dengan suguhan musik yang siap melayani para wisatawan.
Lagu-lagu yang umum ditampilkan tentunya adalah lagu house music, pop batak,
jika ada permintan pengunjung mereka juga akan menampilkan lagu yang diminta
namun pada umumnya lagu yang menjadi permintaan dari pengunjung masih
sekitar lagu-lagu batak dan di tempat ini wisatawan akan menyumbangkan suara
dengan membawakan lagu dengan diiringi pemusik. Musik yang disajikan
memberi pengaruh besar terhadap kemajuan industri wisata ini karena dengan
menyantap makanan khas batak sambil memandangi keindahan alam toba yang
indah, musik pun menjadi pendukung suasana dimana mereka berada di Bona
Pasogit (tanah batak). Jadi disadari atau tidak, masyarakat membutuhkan kesenian
dalam kehidupannya karena kesenian merupakan ekspresi hasrat manusia akan
nilai keindahan, hiburan dan lain-lain. Salah satu bagiannya adalah musik baik itu
berupa hiburan pribadi maupun hiburan yang dapat dinikmati secara
bersama-sama. Hiburan tersebut dapat dibuat berdasarkan kebutuhan diri sendiri atau untuk
orang lain. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa musik yang kini menjadi
hiburan terbuka untuk dinikmati secara bersama-sama dan bahkan membawa
5
terlepas dari sebaik mana penyajian musik dibuat akan menjadi salah satu
pendukung yang penting dalam menarik minat wisatawan. Hal inilah yang
menjadi inspirasi bagi penulis untuk mengadakan penelitian dengan mengambil
judul “Penyajian Musik Sebagai Daya Tarik Minat Wisatawan Di Lokasi
Objek Wisata Lumban Silintong Desa Lumban Silintong Kecamatan Balige
Kabupaten Tobasa”.
B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan
menjadi terarah, serta cakupan masalah tidak terlalu luas. Menurut pendapat
Hadeli (2006 : 23) mengatakan: “ Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang
merupakan akibat dari interksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan,
keadaan-keadaan, dan lain sebagainyaa) yang menimbulkan beberapa
pertanyaan-pertanyaan”.
Dari uraian diatas maka permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini
dapat diidentifikasi menjadi beberapa bagian, diantaranya:
1. Bagaimana peranan musik dalam peningkatan industri pariwisata Lumban
Silintong ?
2. Bagaimana penyajian musik yang ada di objek wisata Lumban Silintong ?
3. Alat musik apa saja yang dipakai dalam penyajian musik di objek Wisata
Lumban Silintong ?
4. Bagaimana minat wisatawan terhadap musik di objek wisata Lumban
6
5. Bagaimana pendapat wisatawan terhadap penyajian musik di objek wisata
Lumban Sillintong ?
6. Bagaimana perkembangan musik yang disuguhkan pada objek wisata
Lumban Silintong?
7. Apa upaya pemerintah dalan peningkatan objek wisata Lumban Silintong ?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana da
kemampuan teoritis, maka peneliti merasa perlu mengadakan pembatasan masalah
untuk memudahkan pemecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini.
Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sugiono (2009:286) yang
mengatakan bahwa: “Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan
pada tingkat kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana, dan
waktu.”
Sukardi (2004:30) yang mengatakan bahwa:
“Dalam merumuskan ataupun membatasi masalah permasalahan
dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap permasalahan itu harus didapatkan
jawabannya. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini
7
1. Bagaimana peranan musik dalam peningkatan industri pariwisata Lumban
Silintong ?
2. Bagaimana penyajian musik yang ada di objek wisata Lumban Silintong ?
3. Bagaimana minat wisatawan terhadap musik di objek wisata Lumban
silintong ?
4. Apa upaya pemerintah dalan peningkatan objek wisata Lumban Silintong ?
D. Rumusan Masalah
Menurut Maryaeni (2005:14) mengatakan:
“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban
untuk pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan
masalahnya.rumusan masalah juga bisa disikapi dengan jabaran focus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian akan senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana telah difokuskan”.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi, dan pembatasan
masalah maka permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana Penyajian Musik Sebagai Daya Tarik Minat Wisatawan Di Lokasi
Objek Wisata Lumban Silintong Desa Lumban Silintong Kecamatan Balige
Kabupaten Tobasa”
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan senantiasa berorientasi pada tujuan. Tanpa adanya tujuan
yang jelas, maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak akan terarah karena
8
Diperkuat dengan pendapat Moleong (2005:94), yaitu mengatakan:
“tujuan suatu penelitian ialah upaya untuk memecahkan masalah. Perumusan masalah dilakukan dengan jalan mengumpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan yang mengarah pada upaya untuk memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan yang ada dalam masalah tersebut”.
Jadi adapun tujuan penelitian adalah agar peneliti dapat mencapai sasaran
yang diharapkan. Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan peranan musik dalam peningkatan industri pariwisata
Lumban Silintong.
2. Mendeskripsikan penyajian musik yang ada di objek wisata Lumban
Silintong .
3. Mengetahui bagaimana minat wisatawan terhadap musik di objek wisata
Lumban silintong.
4. Mengetahui apa upaya pemerintah dalan peningkatan objek wisata Lumban
Silintong.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang adanya objek wisata
Lumban Silintong di Kecamatan Tobasa.
2. Menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan karya tulis
9
3. Menambah pengetahuan tentang musik sebagai daya tarik wisatawan di objek
wisata Lumban Silintong di Kecamatan Tobasa.
4. Sebagai bahan referensi dan acuan kepada peneliti berikutnya yang memiliki
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
1. Musik yang disajikan di objek wisata Lumban Sillintong memiliki peranan
penting dalam pengembangan objek wisata, selain itu musik dengan
disajikannya musik membawa pengaruh terhadap beberapa pihak yaitu
kepada pengusaha kafe yang mendapat kunjungan wisatawan yang lebih
banyak sehingga mendukung dalam bidang ekonomi, bagi pemusik selain
sebagai sumber ekonomi tetapi juga sebagai sarana ekspresi jiwa. Dengan
disajikannya musik di kefe-kefe terapung maka wisatawan lebih tertarik
terhadap objek wisata Lumban Silintong meski musik bukan menjadi daya
tarik utama tetapi sebagai factor pendorong kemajuan pariwisata.
2. Pada penyajian musik di Lumban Silintong ada beberapa unsure yang
terdapat disana yaitu:
a. Alat musik: umumnya kefe disini menggunakan alat musik keyboard
dan tambahan speaker juga menyediakan penyanyi, namun ada juga
kafe yang menyediakan gitar dan seruling. Namun belakangan mereka
hanya menggunakan keyboard karena sulit nya mendapatkan pemain
musik dan biaya yang harus bertambah untuk bayaran pemusik
sedangkan penyediaan alat musik tidak berpengaruh terhadap jumlah
kunjungan wisatawan ke kafe.
b. Pemain musik: pemain musik berasal dari masyarakat sekitar Lumban
2
otodidak dan pemusik disana bukan terbentuk dalam kelompok musik
tetapi perorangan. Biasanya disetiap kafe disediakan 2-3 penyanyi
selain pemain musik.
c. Musik: musik yang disajikan disana yaitu musik pop batak dan
Indonesia, dangdut dan house music, sedangkan lagu yang biasa
disajikan yaitu lagu-lagu pop batak, tembang lawas (nostalgia), dan
lagu dangdut dan mulai jam 11 malam akan disajikan musik DJ (house
music). Lagu yang banyak di diminati pengunjung yaitu lagu pop
batak namun orangtua banyak yang meminta dan menyumbangkan
lagu nostalgia.
d. Penonton (pengunjung): pengunjung yang menyaksikan musik yang
disajikan yaitu wisatawan yang datang dari luar Tobasa ke Lumban
Silintong, yang singgah di kafe terapung sambil menikmati
pemandangan danau toba, selain itu masyarakat Lumban Silintong
juga banyak yang datang ke kesana seusai dari aktifitas sehari-hari nya.
e. Waktu dan tempat pertunjukan: musik disajikan di kefe-kefe yang ada
di Lumban Silintong, kefe kebanyakan dibagun dari bangunan kayu
yang dibagun di atas danau toba namun sudah ada juga bangunan kafe
yang permanen, musik biasa disajikan pada hari sabtu dan minggu
serta hari libur, dimana ramainya kunjungan wisatawan.
3. Wisatawan yang datang negakui adanya minat terhadap musik yang
3
adanya musik yang disajikan dan wisatawan berninat dengan musik
maupun lagu-yang disajikan di kafe.
4. Upaya pemerintah dalam peningkatan objek wisata Lumban Silintong
belum sepenuhnya. Pemkab Tobasa masih setengah hati dalam mendorong
kemajuan wisatanya. Yang telah dilaksanakan pemerintah yaitu
membangun aspal di pinggiran danau toba untuk kelancaran transportasi
bagi wisatawan meski masih sempit, dan pemerintah telah merencanakan
pembuatan fasilitas umum di sekitar danau dan pantai nya seperti
pembuatan WC dan kamar mandi umum dan pembuatan tempat-tempat
persinggahan bagi wisatawan yang datang.
B. Saran
1. Bagi mengusaha kafe agar lebih meningkatkan fasilitas yang ada di
kefe-kefe milik mereka agar wisatawan lebih tertarik untuk datang kembali ke
Lumban Silintong terutam dalam hal seni karena meski yang menjadi daya
tarik utama Lumban Silintong bukan musik melainkan panorama Danau
Toba, tetapi dengan penyajian musik yang lebih baik lambat laun bisa
menyetarakan Lumban Silintong dengan Samosir yang terkenal dengan
seni.
2. Agar pemerintah labih memberi perhatian dalam peningkatan objek wisata
Lumban Silintong, karena dari pariwisata akan bisa mendongkrak
perekonomian daerah dan masyarakatnya. Pemerintah juga harus
4
fasilitas yang disediakan di Lumban Silintong serta meningkatkan kreasi
seni sebagai daya tarik bagi wisatawan. Pemerintah juga agar memberikan
pembinaan kepada pengusaha kafe dehubungan dengan peningkatan
layanan terhadap wisatawan yang datang ke Lumban Silintong.
3. Pemerintah harus benar-benar memberi perhatia dalam menindak
perbuatan-perbuatan yang merusak nama Lumban Silintong dengan
adanya seks bebas, mabuk-mabukan, dan perkelahian di kafe-kafe yang
menyediakan musik sebelum wisatawan memandang buruk terhada Objek
DAFTAR PUSTAKA
Crow and crow.1999. An Out Line of General Psychology. New York:
Lethe Field Adam And Co.
Djelantik, A.A.M. (1999). Estetika .Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Djohan. (2005). Psikoogi Musik.` Yogyakarta: Biku Baik
Ivanno Ritonga, Danny. (2011). Apresiasi Musik. Bahan Ajar/Modul. UNIMED.
Maryeani. (2005). Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.
Merriam Alan P. (2004). The Anthropology of Musik. Evaston III: North Western University Press.
Kartono. (1990).Psikologi Belajar.Bogor: Proyek Pembinaan Pendidikan.
Pendit. (2002). Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita.
Pitana, I Gede dan Putu G. Gayatri. (2005). Sosiologi Priwisata. Yogyakarta: Andi.
Sugiono. (2012). Strategi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Pitana, Diarta (2009). Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Sihite, Joni. (2013). Motivasi Wisatawan Domestik Untuk Melakukan Kunjungan
Rekreasi di Objek Wisata Lumban Silintong Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Skripsi. UNIMED.
Stevani, Novi. (2010). Peranan Lagu-lagu Pop Batak Toba Dalam Konteks
Pengembangan Kepariwisataan Di Kota Medan. Skripsi.UNIMED.
Adha Sutrisno Situmorang. (2013). Potensi Objek Wisata Di Kabupaten Samosir.
Skripsi. UNIMED.
Kharisma Sinulingga. (2009). Minat Masyarakat Perbaungan Terhadap Musik
Pop Ditinjau Dari Hasil Penjualan VCD Di Perbaungan. Skripsi. UNIMED.
Yehezkiel Sinukaban. (2008). Minat Pengunjung Terhadap Grup Musik Big
Brothers Di Restauran Traiders Medan. Skripsi. UNIMED.
Winkel,WS.1989.Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia
WTO (World Tourism Organisation). 2000. Tourism Highlights 2000.