• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN GRUP DI DESA WISATA LEMBUR KAHURIPAN PASANGGRAHAN: Sensus terhadap pengambil keputusan wisatawan grup yang berkunjung di Lembur Kahuripan Pasanggrahan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN GRUP DI DESA WISATA LEMBUR KAHURIPAN PASANGGRAHAN: Sensus terhadap pengambil keputusan wisatawan grup yang berkunjung di Lembur Kahuripan Pasanggrahan."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PASANGGRAHAN

(Sensus terhadap wisatawan grup yang berkunjung di Lembur Kahuripan Pasanggrahan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh Zia Aulia

0900188

MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Keputusan Berkunjung Wisatawan Grup

di Desa Wisata Lembur Kahuripan

Pasanggrahan

(Sensus terhadap pengambil keputusan wisatawan grup yang berkunjung di

Lembur Kahuripan Pasanggrahan)

Oleh Zia Aulia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Zia Aulia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(3)

WISATAWAN GRUP DI DESA WISATA LEMBUR KAHURIPAN PASANGGRAHAN

(Sensus terhadap wisatawan grup yang berkunjung di Lembur Kahuripan Pasanggrahan)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :

Dosen Pembimbing I

Dr. Lili Adi Wibowo, S. Sos., S. Pd., MM NIP. 19690404 1999903 1 001

Dosen Pembimbing II

Yeni Yuniawati, S. Pd., MM NIP. 19810608 200604 2 001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

HP. Diyah Setiyorini, MM NIP. 19761031 200812 2 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis,

(4)

ABSTRAK

Zia Aulia, 0900188 Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Grup di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan (Sensus terhadap pengambil keputusan wisatawan grup yang berkunjung di Lembur Kahuripan Pasanggrahan). Skripsi 2013, di bawah bimbingan Dr. Lili Adi Wibowo, S. Sos., S. Pd., MM dan Yeni Yuniawati, S. Pd., MM

Pariwisata merupakan industri yang berpengaruh untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pembangunan pariwisata meliputi destinasi wisata dimana kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan merupakan salah satu desa wisata yang mulai dikembangkan oleh pemerintah daerah Purwakarta dan pemerintah pusat. Keterbatasan masih menjadi kendala yang sering dijumpai oleh destinasi wisata yang berbasis masyarakat. Kurangnya tenaga ahli yang profesional untuk mempromosikan Desa Wisata Lembur Kahuripan menjadi daya tarik wisata. Selain itu dana yang terbatas masih mejadi hal yang masih perlu diperhatikan. Keputusan berkunjung wisatawan masih didominasi oleh wisatawan grup yang berasal dari organisasi, sekolah, dan perusahaan. Banyaknya wisatawan grup yang berkunjung membuat pengiriman pesan berupa word of mouth menjadi hal yang sangat menguntungkan bagi pihak pengelola Desa Wisata Lembur Kahuripan. Komunikasi WOM positif memberikan nilai kepada konsumen atau calon konsumen. Akibatnya, WOM harus lebih penting dalam konteks pelayanan karena membantu mengurangi risiko yang terkait. Dalam penelitian ini, variabel bebas (X) yang digunakan word of mouth yang terdiri dari cognitive content,

richness of content, cognitive delivery, dan strength of delivery. Variabel terikat

(Y) yaitu keputusan berkunjung. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah survey dengan teknik sampel jenuh atau sensus, maka seluruh populasi yang dijadikan sampel sebesar 30 responden wisatawan grup. Teknik analisis data dan uji hipotesi yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana word of

mouth, keputusan berkunjung, dan seberapa besar pengaruh word of mouth

terhadap keputusan berkunjung wisatawan grup di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan. Terdapat pengaruh word of mouth secara signifikan terhadap keputusan berkunjung. Melihat pengaruh yang signifikan diharapkan Lembur Kahuripan lebih meningkatkan kinerja dan pelayanan sebagai desa wisata yang berkompeten di masa yang akan datang.

(5)

ABSTRACT

Zia Aulia, 0900188 The Effect of Word of Mouth on Visits Decision of Group Travelers to Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan (Census of decision maker of group travelers who visited the Desa Wisata Lembur Kahuripan). Thesis 2013, under guidance of Dr. Lili Adi Wibowo, S. Sos., S. Pd.,

MM and Yeni Yuniawati, S. Pd., MM.

Tourism is an industry that affect a country's economic growth. Tourism development includes the geographical area where the tourist destinations that are within one or more administrative regions in which there is a tourist attraction, public facilities, tourism facilities, accessibility, and society are interrelated and complementary realization of tourism. Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan is one of the tourist village which was developed by local government and central government. Limitations still be obstacles often encountered by community based on tourism destinations. Lack of professional experts to promote Desa Wisata Lembur Kahuripan into a tourist attraction. In addition to limited funding still form the things that still need attention. Decision is still dominated by travelers visiting tourist groups who come from organizations, schools, and companies. Group travelers who visit to make sending messages in the form of word of mouth becomes very profitable for the manager of Desa Wisata Lembur Kahuripan. Positive WOM communication delivers value to customers or potential customers. As a result, WOM should be more important in the context of the service because it helps reduce the associated risks. In this study, the independent variable (X) used word of mouth that consists of cognitive content, richness of content, cognitive delivery, and strength of delivery. Dependent variable (Y) is the decision to visit. This type of research is descriptive verification, and the method used is the technique of census, then the entire population of 30 respondents sampled group travelers. And data analysis techniques used hypothetical test is multiple regression analysis. The results show how word of mouth, visits decision, and how much influence word of mouth on visits decision of group travelers to Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan. There is word of mouth impact significantly on the decision to visit. Expected to see a significant influence over Lembur Kahuripan increased performance and service as a tourist village competent in the future.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 15

1.3Tujuan Penelitian ... 16

1.4Kegunaan Penelitian ... 16

1.4.1 Keguanaan Teoritis ... 16

1.4.2 Keguanaan Praktis ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTES 18 2.1 Kajian Pustaka ... 18

2.1.1 Konsep Word of mouth ... 18

2.1.1.1 Konsep Word of mouth dalam Bauran Promosi ... 18

2.1.1.2 Definisi Word of mouth ... 28

2.1.1.3 Dimensi Word of mouth ... 30

2.1.1.4 Isi Pesan yang Mempengaruhi Word of mouth ... 35

2.1.1.5 Sarana dari Word of mouth ... 39

2.1.2 Keputusan Berkunjung ... 40

(7)

2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Bisnis

ke Bisnis ... 42

2.1.2.3 Jenis Situasi Keputusan Berkunjung ... 45

2.1.2.4 Proses Keputusan Berkunjung ... 46

2.1.2.5 Keputusan Berkunjung Bisnis ke Bisnis Menggunakan Jasa ... 51

2.1.3 Pengaruh Word of mouth terhadap Keputusan Berkunjung Bisnis ke Bisnis ... 55

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 57

2.2 Kerangka Pemikiran ... 60

2.3 Hipotesis ... 65

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 68

3.1 Objek Penelitian ... 68

3.2 Metode Penelitian ... 68

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 68

3.2.2 Operasional Variabel ... 70

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 76

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 77

3.2.4.1 Populasi ... 77

3.2.4.2 Sampel ... 78

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 79

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 79

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 80

3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 80

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... 91

3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 93

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif ... 93

3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif ... 94

3.2.7.3 Rancangan Analisis Regresi Berganda ... 95

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 101

4.1 Profil dan Wisatawan Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan ... 101

4.1.1 Profil Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan ... 101

4.1.1.2 Sejarah Singkat Desa Wisata ... 102

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 103

4.1.2 Profil Wisatawan Grup Desa Wisata Lembur Kahuripan ... 106

4.1.2.1 Keterkaitan Jenis Kelamin dan Usia dengan Sumber Informasi Utama Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan ... 106

4.1.2.2 Keterkaitan Pendidikan Terakhir dan Daerah Asal dengan Sumber Informasi Utama Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan 108 4.1.2.3 Keterkaitan Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun dan Jumlah Rata-Rata Peserta dengan Sumber Informasi Utama Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan 110 4.1.2.4 Keterkaitan Kesan dan Alasan Berkunjung dengan Sumber Informasi Utama Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan 112 4.1.2.5 Keterkaitan Aktivitas dan Dampak Setelah Berkunjung dengan Sumber Informasi Utama Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan ... 113

4.2 Tanggapan Wisatawan Grup terhadap Word of mouth Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan ... 116

4.2.1 Word of mouth ... 118

4.2.2 Dimensi-dimensi Word of mouth ... 118

(9)

4.2.2.2 Richness of Content ... 120

4.2.2.3Cognitive Delivery ... 123

4.2.2.4Strength of Delivery ... 124

4.2.2.5 Rekapitulasi Dimensi Word of mouth Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan ... 126

4.3 Tanggapan Wisatawan Grup terhadap Word of mouth Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan ... 128

4.3.1 Keputusan Berkunjung Wisatawan Grup ... 128

4.3.2 Dimensi Keputusan Berkunjung ... 130

4.3.2.1 Pilihan Produk Barang atau Jasa ... 130

4.3.2.2 Pilihan Pemasok ... 132

4.3.2.3 Jumlah Kunjungan ... 135

4.3.2.4 Waktu Kunjungan ... 136

4.3.2.5 Persyaratan Layanan ... 139

4.3.2.6 Rekapitulasi Keputusan Berkunjung di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan 141 4.4 Pengaruh Word of mouth terhadap Keputusan Berkunjung di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan ... 142

4.4.1 Hasil Uji Asumsi Regresi ... 142

4.4.1.1 Uji Normalitas ... 142

4.4.1.2 Uji Asumsi Heteroskedastisitas ... 144

4.4.1.3 Uji Asumsi Multikolinearitas ... 145

4.4.1.4 Hasil Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 145

4.4.1.5 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji F) ... 146

4.4.1.6 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji t) ... 148

(10)

Keputusan Berkunjung Wisatawan Grup di Desa Wisata Lembur Kahuripan

Pasanggrahan ... 150

4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 151

4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 151

4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 152

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 154

5.1 Kesimpulan ... 154

5.2 Rekomendasi ... 155

DAFTAR PUSTAKA ... 157

(11)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial, ekonomi dan budaya. Diawali dari kegiatan yang semula dinikmati oleh orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, saat ini telah menjadi suatu hak asasi bagi manusia.

Seperti dilansir sebuah media online, Pemerintah Indonesia berjanji akan meningkatkan potensi pariwisata Indonesia seiring dengan pengembangan ekonomi kreatif. Melalui kombinasi sektor pariwisata dengan pengembangan industri kreatif tersebut diyakini mampu meningkatkan devisa untuk negara. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar mengatakan sektor pariwisata menjadi penyumbang terbesar kelima bagi devisa negara. (Sumber: http://jakarta.okezone.com/read/2012/07/05/320/659393/pariwisata-penyumbang-devisa-terbesar-kelima-di-indonesia)

Gejala ini ditunjukkan pula secara global karena pariwisata merupakan ekspor terbesar keempat setelah bahan bakar, bahan kimia dan makanan. Pada tahun 2011, perjalanan untuk liburan dan rekreasi mencapai 51% dari kedatangan wisatawan internasional. Kegiatan bisnis berada diurutan ketiga sebesar 15%, dimana peringkat sebelumnya mengunjungi kerabat; alasan kesehatan; dan kegiatan keagamaan sebesar 27%.

(12)

sekitar 5,58% dibanding dengan bulan yang sama di tahun 2012. Penurunan pun terjadi dibandingkan dengan bulan Desember 2012 turun sebesar 19,9%. Dilihat dari persentasenya memang relatif cukup tinggi. Jumlah kunjungan wisatawan naik dan turun merupakan bagian dari faktor seasonal. (sumber: Berita Resmi Statistik, BPS No.18/03/Th. XVI, 1 Maret’13).

Dari gambar di bawah dapat dilihat kenaikan kunjungan wisman hampir di setiap bulan namun pada bulan Juli 2012 kenaikan tidak terjadi. Penurunan sekitar 44.251 wisman. Kenaikan di bulan Desember sekitar 42.373 wisman, faktor peak

season memang menjadi alasan utama. Liburan sekolah juga libur akhir tahun

membuat banyak orang menghabiskan waktu mereka untuk bersenang-senang melepas penat.

Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS No.18/03/Th. XVI, 1 Maret’13. GAMBAR 1.1

(13)

Sistem regulasi pendidikan di Indonesia mengatur libur sekolah berada di bulan Juli dan Desember. Hal ini semakin membuat peak season menjadi bagian yang paling ramai di industri pariwisata. Para orang tua akan berusaha meluangkan waktu untuk berlibur bersama keluarga.

Wisata saat ini bukan lagi menjadi sebuah hal yang prestige, hal ini merupakan bagian dari gaya hidup. Zaman yang semakin menuntut mobilitas sehingga banyak orang yang diharuskan bekerja di bawah tekanan tinggi. Kini persaingan global segala indutri tidak dapat dihindari. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat kejenuhan dari segala rutinatas yang padat. Gejala ini ditunjukkan dengan meningkatnya perkembangan wisatawan nusantara (wisnus).

TABEL 1.1

PERKEMBANGAN WISATAWAN NUSANTARA TAHUN 2008-2012

Keterangan: *) Angka estimasi

Sumber: Pusdatin Kemenparekraf & BPS

(14)

pariwisata yang disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan ibukota negara, Jakarta. Tidak heran banyak dari warga Jakarta yang datang mengunjungi destinasi wisata di provinsi ini. Selain dekat dengan ibukota dan akses yang mudah. Jawa Barat memiliki alam yang indah, hamparan sawah, pegunungan yang hijau serta hawa yang sejuk. Tidak heran banyak sekali jenis destinasi wisata andalan baik alam, budaya, minat khusus ataupun atraksi wisata seni.

TABEL 1.2

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE JAWA BARAT MELALUI BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA DAN PELABUHAN

MUARAJATI

Pintu kedatangan Tahun

2010 2011 2012

Bandara Husein Sastranegara 90.278 115.286 146.736

Pelabuhan Muarajati 2.201 2.264 1.709

Total 92.475 117.550 148.445

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat 2013, diolah kembali.

(15)

Seiring dengan berkembangnya waktu, semakin banyak keanekaragaman budaya dan tingginya juga permintaan akan suatu barang dan jasa. Begitupun pariwisata yang tak luput dari fenomena ini. Sebagai contoh yaitu berkembangnya wisata kuliner dan wisata belanja dalam sepuluh tahun terakhir yang sudah tidak asing di telinga kita.

Jawa Barat terkenal dengan sebutan Tanah Sunda, menurut Prof. Berg, dan R. P. Koesoemadinata (1959), Sunda adalah nama sebuah gunung dahulu di sebelah utara Bandung sekarang. Selain itu Sunda merupakan salah satu suku bangsa yang berada di Jawa Barat. Suku Sunda adalah masyarakat yang kental dengan kekeluargaan dan kesederhanaan. Tidak heran orang-orang dari salah satu etnis di Nusantara ini terkenal dengan keramah-tamahannya dan sikap yang riang. Sopan santun dan gotong royong masih terasa di pedesaan-pedesaan. Hal ini semakin jarang dijumpai di kota-kota besar seperti di Jakarta.

Desa wisata merupakan produk yang tidak baru lagi di industri pariwisata, namun saat ini semakin banyak permintaan akan jenis wisata ini. Dilihat dari namanya, desa wisata ini merupakan kawasan pedesaan yang dijadikan tempat tujuan wisata dimana di dalamnya terdapat keunikan dari segala macam aspek destinasi wisata. Dimana masyarakatnya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli.

(16)

terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah destinasi wisata yang menarik.

Pengembangan pariwisata berbasis desa wisata menjadi salah satu upaya pemerintah untuk lebih meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bahkan semakin serius mengembangkan pariwisata berbasis desa wisata ini. Kemenparekraf telah melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata sejak 2009 lalu. Pada 2012, Kemenparekraf menargetkan 960 desa dapat dikembangkan menjadi desa wisata. Sementara tahun 2014, ditargetkan ada 2000 desa wisata. (sumber:

http://www.budpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=814)

Ada beberapa kriteria suatu desa dapat dijadikan desa wisata melalui PNPM Mandiri Pariwisata. Pertama, suatu desa memiliki potensi keunikan daya tarik wisata yang khas sebagai atraksi wisata. Keunikan ini baik berupa alam maupun kehidupan sosial budaya masyarakat. Dukungan dan kesiapan fasilitas pendukung kepariwisataan menjadi syarat kedua. Akomodasi yang tersedia, adanya ruang interaksi antara wisatawan dengan masyarakat. Sedang syarat terakhir yaitu adanya kunjungan wisatawan ke daya tarik wisata.

(17)

Purwakarta merupakan salah satu kabupaten yang sudah berusia kurang lebih 181 tahun seperti yang dikemukakan oleh sejarahwan Fakultas Sastra Universitar Padjajaran. Terdapat 17 kecamatan yang termasuk otonomi daerah Kabupaten Purwakarta. Setiap kecamatan tentunya memiliki keunikan masing-masing.

Perkembangan pariwisata di Purwakarta sudah mulai ke tahap yang semakin membaik. Penetapan kawasan strategis pariwisata sudah tepat sasaran. Purwakarta semakin mudah diakses oleh wisatawan setelah jalan bebas hambatan (tol) Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) diresmikan. Walaupun ada dampak positif dan negatif dari dibukanya jalan tol ini.

Kawasan strategis pariwisata merupakan awal suatu daya tarik wisata dapat dikembangkan menjadi destinasi yang sesuai dengan prinsip kepariwisataan. Berdasarkan website resmi www.disbudpar.jabarprov.go.id di Jawa Barat terdapat tiga lokasi yang sudah dijadikan kawasan desa wisata. Pertama, Desa Wisata Sari Bunihayu, Kabupaten Subang. Kedua, Desa Wisata Wangunharja, Kabupaten Subang. Terakhir, Desa Wisata Pasanggrahan yang terletak di Kabupaten Purwakarta.

Daya tarik wisata ini lebih menitikberatkan kepada kegiatan ecotourism yang banyak dikampanye oleh organisasi-organisasi dunia. Konsep desa wisata bisa dikatakan juga dengan konsep green tourism. Wisatawan yang datang benar-benar melakukan segala aktivitas yang berhubungan dengan alam.

(18)

mencari rumput untuk ternak, mencari kayu dan masih banyak lagi. Atmosfir yang diciptakan pun benar-benar seperti kehidupan desa tanpa ada rekayasa. Semua kegiatan dilakukan mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur kembali di malam hari. Pentingnya interaksi wisatawan dengan masyarakat setempat dengan menekankan keseimbangan lingkungan.

Sesuai dengan visi Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta yaitu “Terwujudnya Purwakarta Tujuan Wisata Berkarakter Tahun 2014”, sudah seharusnya meningkatkan dan mengembang nilai-nilai budaya dan produk wisata yang berkualitas. Diperlukannya peran serta dari pihak stakeholder yaitu pemerintah, pihak pengembang dan juga masyarakat. Keterkaitan ini memberikan dampak yang besar bagi suatu industri untuk terus berkembang dan maju di kemudian hari.

(19)

TABEL 1.3

DATA KUNJUNGAN DESTINASI WISATA KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2010-2012

Sumber: Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta, diolah kembali.

Pada Tabel 1.3 dapat dilihat pada kolom jumlah, penomoran ini berdasarkan atas peringkat wisatawan yang datang berkunjung. Lembur Kahuripan berada pada posisi ketiga teratas. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa Sub Dinas Pariwisata menjadikan Lembur Kahuripan ini menjadi salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Purwakarta.

(20)

TABEL 1.4

DATA KUNJUNGAN DESA PASANGGRAHAN No Tahun Jumlah Kunjungan Keterangan

1 2008 3.854

2 2009 4.436 Naik sebesar 582 pengunjung

3 2010 3.843 Turun sebesar 593 pengunjung

4 2011 7.638 Naik sebesar 3.795 pengunjung

5 2012 6.320 Turun sebesar 1.318 pengunjung Sumber: Profil Desa Wisata Pasanggarahan.

Tahun 2011 jumlah pengunjung cukup tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan itu hampir mencapai 50%, memang cukup tinggi jika dilihat dari jumlah pengunjung pada tiga tahun sebelumnya. Namun kenaikan ini tidak ditunjukkan tahun 2012. Penurunan tahun 2012 sebesar 1.318 pengunjung, hal ini pasti dipengaruhi oleh faktor internal atau eksternal.

Kebanyakan dari wisatawan yang berkunjung merupakan kelompok dari instasi pendidikan maupun swasta. Banyak faktor yang mempengaruhi bagi wisatawan grup untuk berkunjung membeli jasa yang ditawarkan oleh produsen. Faktor lingkungan, organisasi, interpersonal, dan individual merupakan faktor yang mempengaruhi suatu keputusan berkunjung.

Lingkungan akan semakin berkembang seiring berkembangnya pergaulan seseorang. Wisatawan grup yang datang ke desa wisata merupakan bagian lingkungan sosial yang berbeda-beda. Lingkungan organisasi ini akan memberikan dampak yang luas terhadap pengambilan keputusan bisnis.

(21)

strategi, struktur, sistem, dan prosedur mereka sendiri. Hal ini memberikan dampak positif bagi promosi bagi Lembur Kahuripan secara tidak langsung. Tanggapan positif dan negatif akan disampaikan kepada orang lain.

Pengaruh interpersonal tiap individu dalam suatu organisasi akan memberikan dampak terhadap keputusan membeli organisasi. Setiap individu memiliki persepsi dan motivasi masing-masing. Pemegang keputusan organisasi akan mempertimbangkan masukan yang dapat memajukan demi tujuan organisasi. Faktor ini sangat berpengaruh dalam mengambi keputusan berkunjung karena sifatnya yang halus yaitu menyangkut emosional.

Kejenuhan dalam rutinitas merupakan motivasi untuk mengingikan sesuatu yang berbeda. Kehidupan desa yang tenang tanpa hiruk pikuk kota. Kelebihan ini yang menjadi keunggulan desa wisata menjadi pilihan wisatawan grup untuk memberikan ketenangan psikologis dan lebih menjalin hubungan terhadap sesama anggota kelompok.

Lembur Kahuripan menyediakan 45 buah tempat tinggal atau homestay yang 95% MCK sudah tersedia di dalam rumah. Fasilitas yang menjadi syarat desa wisata dapat dikembangkan pun sudah memenuhi. Seperti yang dikutip dalam artikel di http://www.budpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=1276 fasilitas telekomunikasi, kesehatan dan juga akomodasi.

(22)

wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Lembur Kahuripan ini didominasi oleh pelajar atau instansi pendidikan.

Instansi pendidikan sering mengadakan beberapa macam kegiatan di Lembur Kahuripan. Mulai dari Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS),

hiking, outbound atau untuk merasakan kehidupan pedesaan. Semua kegiatan

yang dilaksanakan selalu mengandung unsur edukasi serta alam.

Beberapa sekolah yang sudah melakukan reservasi sebelumnya untuk kegiatan intern sekolah melakukan pembatalan dikarenakan kesulitan untuk meminta dana di luar dana BOS. Beberapa sekolah ini berasal dari ibukota. Penurunan ini tentunya memberikan dampak negatif bagi desa wisata Lembur Kahuripan.

Dengan adanya pengembangan kawasan wisata, perekonomian Lembur Kahuripan meningkat, pendapatan bukan hanya berasal dari menjual hasil alam. Secara langsung pemasukan untuk pembangunan desa berkurang, hasil dari setiap aktivitas wisata pasti untuk pembangunan desa secara umum dan tentunya kesejahteraan masyarakat setempat.

Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan adalah dengan media promosi. Kegiatan pemasaran dalam promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Purwakarta masih terbatas yaitu lewat brosur,

pamflet, atau booklet. Media ini biasa dilakukan jika mengikuti pameran-pameran

di beberapa daerah seperti di Tasikmalaya atau Bandung.

(23)

mempromosikan destinasi wisata ini. Masih terbatasnya media promosi menjadi salah satu penyebab tingkat jumlah pengunjung masih terbilang rendah.

Bagian dari bauran promosi menurut Hudson (2008:250) yaitu

advertisisng, sales promotion, public relation, personal selling, direct markering

dan word of mouth. Dengan melihat faktor keterbatasan media promosi, word of

mouth (WOM) merupakan salah satu bauran promosi yang tidak menggunakan

media secara khusus.

Lembur Kahuripan saat ini merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Purwakarta. Keterbatasan media promosi masih menjadi kendala dalam meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan ke Lembur Kahuripan. Sub Dinas Pariwisata Kabupaten Purwakarta masih mengupayakan segala cara untuk memasarkan desa wisata ini.

Akibat keterbatasan yang dialami oleh dinas ini tidak dibiarkan begitu saja oleh masyarakat Desa Pasanggrahan. Masyarakat mulai memberikan rekomendasi kepada wisatawan grup yang berkunjung dengan langkah word of mouth. Word of

mouth merupakan salah satu cara promosi yang paling sederhana namun

memberikan dampak yang luar biasa.

(24)

Tidak salah tanggapan positif yang luar biasa ini, memberikan keuntungan bagi Lembur Kahuripan. Para pengunjung memberikan rekomendasi ke beberapa instansi pendidikan lainnya mengenai kegiatan yang dapat memberikan nilai edukasi berbasis alam yang berlokasi di Lembur Kahuripan. Namun perlu diingat tanggapan negatif juga mungkin akan muncul dibalik penyampaian saran ini.

Dengan adanya pemasaran dari mulut ke mulut atau WOM ini memberikan efek terhadap jumlah kunjungan. Keunikan dan keasrian desa wisata ini merupakan nilai lebih buat para pengunjung. Sistem kekeluargaan yang masih kental membuat pengunjung merasa nyaman. Mereka diperlakukan keluarga sendiri. Tidak ada perasaan seperti orang asing dalam menjamu para wisatawan yang berkunjung.

Di samping tanggapan positif, pesan negatif yang disampaikan merupakan ancaman bagi suatu produsen dalam pemasaran produk dan jasa. Isi pesan yang berisi keluhan akan suatu destinasi wisata akan memberikan dampak penurunan kunjungan. Sehingga pantas saja WOM ini merupakan media promosi personal yang komlpeks.

Komunikasi personal ini tidak dapat dikontrol oleh produsen karena lebih secara pribadi seseorang menyampaikannya. Konsumen mengeluarkan pendapat mereka secara langsung kepada orang-orang terdekat. Oleh karena itu, WOM memberikan pengaruh yang luar biasa bagi sebuah produk atau jasa

(25)

Hampir semua bagian bauran promosi menyampaikan pesan dari produk atau jasa yang diproduksi kepada konsumen. Idealnya pesan itu harus mendapat perhatian, menimbulkan ketertarikan, meningkatkan keingin tahuan, dan tindakan nyata. Pesan yang disampaikan haruslah memberikan kesadaran untuk berkunjung. Namun yang paling penting adalah kualitas pesan baik yang disampaikan.

Kesesuai isi pesan dengan kenyataan, bagaimana isi kandungan pesan itu disampaikan, dan seberapa kuat pesan itu mempengaruhi konsumen. Hal ini merupakan bagian dari pesan yang disampaikan pemasar kepada konsumen. Kefektifan WOM tidak dapat direalisasikan sampai pesan ini dapat menghasilkan reaksi.

WOM merupakan sesuatu yang biasa dilakukan oleh setiap orang kapan saja dan dimana saja namun memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap produsen barang dan jasa. Berlatar belakang fenomena yang terjadi membuat penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul PENGARUH WORD OF

MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN

GRUP DI DESA WISATA LEMBUR KAHURIPAN PASANGGRAHAN. 1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

(26)

2. Bagaimana tingkat keputusan berkunjung wisatawan grup di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan.

3. Seberapa besar pengaruh word of mouth terhadap keputusan berkunjung wisatawan grup di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari, medeskripsikan, menganalisis dan menjelaskan hasil temuan tentang:

1. Word of mouth di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan.

2. Keputusan berkunjung wisatawan grup di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan.

3. Besarnya pengaruh word of mouth terhadap keputusan berkunjung wisatawan grup di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan:

1. Kegunaan Teoritis

(27)

2. Kegunaan Praktis

(28)

68 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif. Menurut Ulber Silalahi (2009:191) yaitu “Konsep atau variabel merupakan abstraksi dari gejala, peristiwa atau masalah yang memerlukan penyelidikan. Fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep”.

Penelitian ini menganalisis variabel bebas atau independent yaitu Word of

mouth yang terdiri dari yaitu cognitive content, richness of content, dan cognitive

delivery dan strength of delivery. Sedangkan keputusan berkunjung sebagai

variabel terikat memiliki sub variabel yaitu pilihan produk, pilihan pemasok, jumlah kunjungan, waktu kunjungan, persyaratan layanan.

Berdasarkan kedua objek penelitian di atas, maka akan dianalisis mengenai pengaruh word of mouth terhadap keputusan berkunjung wisatawan grup ke Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdarsarkan variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2012:3) mengemukakan, “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

(29)

karakteristik berbagai variabel penelitian dalam situasi tertentu”. Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.

Ulber Silalahi (2009:28) mendefinisikan bahwa ‟Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan secara cermat karakteristik dari suatu gejala atau masalah yang diteliti”. Sehingga temuannya lebih dalam, lebih luas, dan lebih terperinci. Melalui jenis penelitian deskriptif, maka dapat diperoleh gambaran mengenai implementasi 1) word of mouth di desa wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan, 2) keputusan berkunjung wisatawan grup di desa wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan, 3) seberapa besar pengaruh word of mouth terhadap keputusan berkunjung wisatawan grup di desa wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan.

Penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpuan data di lapangan, dalam hal ini penelitian verifikatif bertujuan mengetahui pengaruh word of mouth terhadap keputusan berkunjung wisatawan grup. Oleh karena penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan penelitian verifikatif maka penelitian ini menggunakan metode explanatory

survey. Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2012:12) metode survey adalah

(30)

Penelitian ini dilakukan satu kali dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang digunakan adalah cross sectional. Cross sectional adalah satu rancangan riset yang terdiri dari pengumpulan informasi mengenai sampel tertentu dari elemen populasi hanya satu kali.

Cross sectional dapat bersifat cross sectional tunggal atau cross sectional

majemuk. Dalam cross sectional tunggal hanya satu sampel responden diambil dari populasi sasaran dan informasi hanya didapatkan satu kali dari responden ini. Sedangkan dalam cross sectional majemuk ada dua atau lebih sampel responden dan informasi menganai masing-masing sampel diambil satu kali. Sebagaimana yagn diungkapkan oleh Asep Hermawan (2009:89) mengemukakan bahwa “Suatu penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus, merupakan hasil sekali bidik (one

snapshot) pada satu saat tertentu disebut penelitian cross sectional”.

3.2.2 Operasional Variabel

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2012:64) menyatakan bahwa “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Menurut Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2012:63), secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai “Atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau

satu objek dengan objek lain”.

(31)

meliputi: variabel bebas, word of mouth yang memiliki sub variabel yaitu

cognitive content, richness of content, cognitive delivery dan strength of delivery.

Sugiyono (2012:64) menyatakan bahwa “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Keputusan berkunjung sebagai variabel terikat dengan indikator pilihan produk, pilihan pemasok, jumlah kunjungan, waktu kunjungan, persyaratan layanan.

Pengoperasian variabel dari kedua variabel yang dijadikan objek pada penelitian ini menggunakan skala ordinal. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

(32)
(33)
(34)

Variabel /Sub

Perilaku pembeli bisnis mengacu pada perilaku pembelian organisasi yang membeli barang dan jasa untuk digunakan dalam produksi produk dan jasa yang lain dijual, disewakan, atau dipasok ke orang lain. Ini juga mencakup perilaku ritel dan grosir perusahaan yang memperoleh barang untuk dijual kembali atau menyewa mereka kepada orang lain pada keuntungan. (Kotler dan Amstrong, 2012:166)

(35)
(36)

Variabel /Sub Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item memberikan

layanan yang diinginkan. Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013.

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam dua kelompok data yaitu data sekunder dan data primer. Menurut Ulber Silalahi (2009:289) :

Data dapat bersumber dari dalam organisasi yang dinamakan sumber atau data intern dan dari luar organisasi yang dinamakan sumber atau data ekstern. Sumber data (ekstern) dibedakan jadi dua yaitu sumber data primer. Dan sumber data sekunder.

Sugiyono (2012:308) mengemukakan bahwa data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan menurut Silalahi (2009:291) data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika peristiwa terjadi.

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber lain yang tersedia (Silalahi, 2009:291). Sedangkan menurut Sugiyono (2012:308) data sekunder adalah data yang bersumber tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Sedangkan data sekunder Menurut Asep Hermawan (2009:168):

(37)

lembaga pendidikan membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder, dan lain-lain.

Lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan data dalam Tabel 3.2 berikut :

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis Data Sumber Data

Data Sekunder 1. Perkembangan Jumlah Kunjungan

Wisman ke Indonesia Menurut Pintu Masuk Januari 2011-Januari 2013

Berita Resmi Statistik, BPS No.18/03/Th. XVI, 1 Maret’13

2. Perkembangan Wisatawan Nusantara Tahun 2007-2012

Pusdatin Kemenparekraf & BPS 3. Kunjungan Wisatawan Mancanegara

ke Jawa Barat melalui Bandara Husein Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati.

BPS Provinsi Jawa Barat 2013, diolah kembali

Data Primer 4. Data Kunjungan Destinasi Wisata

Kabupaten Purwakarta Tahun 2010-2012

Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta, 2013, diolah kembali.

5. Data Kunjungan Desa Pasanggrahan Profil Desa Wisata Pasanggarahan. Sumber: Pengolahan data 2013.

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.2.4.1 Populasi

Menurut Silalahi (2009:253) populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Seluruh unit-unit yang darinya sampel diambil. Menurut Sugiyono (2012:81) mengemukakan:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(38)

penelitian ini adalah wisatawan grup Desa Wisata Lembur Kahuripan tahun 2012. TABEL 3.3

POPULASI WISATAWAN GRUP DI DESA WISATA LEMBUR KAHURIPAN PASANGGRAHAN TAHUN 2012

No Jumlah Group Wisatawan

1 SMKN 14 Jakarta 2 SMPN Kiarapedes 3 SMAN Tegal Waru 4 SMA Don Bosco Jakarta 5 Didjen PU Jakarta 6 HMI Jabar (Bandung) 7 STIE Wikara Purwakarta 8 SMP AL-Azhar Bekasi 9 SMPN 16 Bekasi 10 SMKN 105 Jakarta 11 PT. Gladiwarna

12 Majlis Ta'lim Soebono Mantopani 13 SMK Diponegoro 1

14 SMPN 34 Bekasi 15 SMPN 8 Bekasi

16 SMA Diponegoro Jakarta 17 SMAN 50 Jakarta

18 SMPN 3 Bojong

19 SMA Angkasa 2 Jakarta 20 SMA Islam Al-Azhar Jakarta 21 SMPN 213 Jakarta

22 SMA Angkasa Bandung 23 SMP Al-Azhar Jakarta 24 SMP Ksatria Jakarta

25 SMA Al-Azhar BSD Tanggerang 26 SMA Ksatria Jakarta

27 SD Al-Bina Purwakarta 28 Universitas Trisakti Jakarta

29 Universitas Multimedia Nusantara Tanggerang 30 UPI Purwakarta

Sumber: Profil Desa Wisata Pasanggrahan. 3.2.4.2 Sampel

(39)

berdasarkan apakah itu representatif atau tidak. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi. Data populasi grup wisatawan pada Tabel 3.3 terdapat 30 grup sehingga populasi tersebut dijadikan sampel jenuh.

3.2.4.3Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Sugiyono (2012:121) bahwa teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Sedangkan menurut Silalahi (2009:255) teknik sampel adalah seperangkat prosedur untuk pemillihan unit-unit dari populasi yang dijadikan sebagai sampel.

Menurut Sugiyono (2011:171) Teknik Sampling dibagi menjadi dua yaitu

probability sampling dan non probability sampling. Dalam penelitian ini

menggunakan teknik sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2011:174), sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Silalahi (2009:291), teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau mendapatkan data dari fenomena empiris.

(40)

grup yang pernah berkunjung ke Desa Wisata Lembur Kahuripan. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden mengenai word of mouth serta keputusan berkunjung.

2. Wawancara, sebagai teknik komunikasi langsung untuk memperoleh data yang diperlukan yang ditujukan kepada pegawai dari Desa Pasanggrahan yang menjadi pengelola destinasi Desa Wisata Lembur Kahuripan.

3. Studi dokumentasi yaitu dengan mengadakan penelaahan terhadap beberapa dokumen yang berkaitan dengan objek yang diteliti guna memperoleh informasi yang relevan.

4. Studi literatur yaitu mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti yaitu word of mouth dan keputusan berkunjung. Teknik ini dilakukan untuk melengkapi data yang berkaitan dengan penelitian.

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Pengujian Validitas

Validitas menurut Sugiyono (2012:169) adalah “Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur”. Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya.

(41)

skor item. Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas. Jadi kriterianya ada didalam instrumen itu. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji validitas (Uma, 2009:110) :

1. Mendefinisikan secara operasional suatu kosnep yang akan diukur. 2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4.Menghitung korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment, yang rumusnya seperti berikut :

=

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Sugiyono (2012:214)

Dimana

:

= Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan. Keterangan:

= koefisien korelasi product moment. n = Jumlah sample.

∑ = Kuadrat faktor variable X.

∑Y2

= Kuadrat faktor variable Y.

∑XY= jumlah perkalian faktor korelasi variable X dan Y.

(42)

TABEL 3.4

KOEFISIEN KORELASI Besarnya Nilai Interpretasi

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2012:250)

Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikasi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut:

t = r

2 1

2

r n

; db = n-2

Keputusan pengujian validitas item instrument pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika dan item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid apabila .

1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan derajat kebebasan (dk)= n-2 dan taraf signifikansi = 0,05

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika 3.Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for windows. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan alat bantu

software komputer program SPSS (Statiscal product for Service Solution) v.20 for

windows. Berikut Tabel 3.5 adalah hasil pengujian validitas dari item pertanyaan

(43)

TABEL 3.5

HASIL UJI VALIDITAS (WORD OF MOUTH DAN KEPUTUSAN

BERKUNJUNG) INSTRUMEN PENELITIAN

1 Informasi isi pesan yang disampaikan pengirim pesan tentang produk dan jasa di Desa Wisata Lembur Kahuripan

3 Kejelasan isi pesan tentang produk dan jasa di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan

0,963 0,008 0,05 Valid

4 Kespesifikan isi pesan tentang produk dan jasa di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan

-0.542 0,346 0,05 Tidak

Valid

B Richness of content

1 Pesan yang diterima secara rinci menjelaskan tentang produk dan jasa di Desa Wisata Lembur Kahuripan produk dan jasa di Desa Wisata

(44)

Lembur Kahuripan Pasanggrahan 3 Pesan tentang

produk dan jasa di Desa Wisata

C Cognitive delivery

1 Kesesuaian pesan dengan kenyataan tentang produk dan jasa di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan

0,975 0,005 0,05 Valid

2 Penyampaian pesan dengan

menggunakan bahasa yang menarik

0,983 0,003 0,05 Valid

D Strength of delivery

1 Keyakinan dalam menyampaikan pesan tentang produk dan jasa di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan

-0.380 0,528 0,05 Tidak

Valid

2 Antusiasme dalam menyampaikan pesan tentang produk dan jasa di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan

0,919 0,027 0,05 Valid

(45)

pesan tentang produk dan jasa di Desa Wisata jasa di Desa Wisata Lembur Kahuripan

(46)

wisatawan yang

9 Minat berkunjung pada hari

10 Minat berkunjung pada akhir

11 Minat berkunjung pada hari libur 14 Kesesuaian layanan

Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan

(47)

terhadap keinginan wisatawan dengan persyaratan yang berlaku

15 Kemampuan Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan memberikan layanan yang diinginkan

0,976 0,005 0,05 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013.

Berdasarkan hasil pengolahan pada Tabel 3.5 pengukuran validitas pada 14 item pertanyaan untuk variabel word of mouth pada dimensi cognitive content terdapat 1 item pertanyaan yang tidak valid dengan nilai -0,542. Richness of

content terdapat 1 item pertanyaan dengan nilai 0,380 yang lebih kecil dari nilai

signifikan sebesar 0,528. Pada strength of delivery terdapat pula nilai yang lebih kecil dari signifikan yaitu sebesar -0.380. Sedangkan cognitive delivery memiliki nilai yang signifikan di setiap item pertanyaan sehingga dikatakan valid. Item pertanyaan keputusan berkunjung terdapat 2 item yang nilainya tidak signifikan yaitu -0,626 dan -0,650, sehingga dinyatakan tidak valid.

Pada Tabel 3.4, item pertannyaan dinyatakan valid cukup dilihat pada kolom signifikansi. Jika nilai signifikansi 0,05 maka item pertanyaan dinyatakan signifikan yang berarti item telah valid. Sedangkan kolom nilai rhitung,

dipergunakan apabila nilai tersebut dibandingkan dengan nilai rtabel. Dilihat dari

(48)

TABEL 3.6

HASIL UJI VALIDITAS (WORD OF MOUTH DAN KEPUTUSAN

BERKUNJUNG) INSTRUMEN PENELITIAN SETELAH PROSES

MENGHILANGKAN

1 Informasi isi pesan yang disampaikan pengirim pesan tentang produk dan jasa di Desa Wisata Lembur Kahuripan

3 Kejelasan isi pesan tentang produk dan jasa di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan

0,963 0,008 0,05 Valid

B Richness of content

(49)

yang dimiliki C Cognitive delivery

1 Kesesuaian pesan dengan kenyataan tentang produk dan jasa di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan

0,975 0,005 0,05 Valid

2 Penyampaian pesan dengan

menggunakan bahasa yang menarik

0,983 0,003 0,05 Valid

D Strength of delivery

1 Antusiasme dalam menyampaikan pesan tentang produk dan jasa di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan

0,919 0,027 0,05 Valid

(50)

wisata lain

5 Kenyamanan saat melakukan

6 Besarnya jumlah wisatawan yang

8 Minat berkunjung pada hari

9 Minat berkunjung pada akhir

pekan/weekend ke Desa Wisata Lembur Kahuripan

(51)

Pasanggrahan 10 Minat berkunjung

pada hari libur

12 Kesesuaian layanan Desa Wisata

13 Kemampuan Desa Wisata Lembur

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013. 3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas

Menurut Asep Hermawan (2009:128) “Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi, akurasi, dan prediktabilitas alat ukur”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa reliabilitas berkaitan dengan akurasi dan ketepatan suatu alat ukur untuk mengukur karena instrumennya sudah baik.

(52)

mengahasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliable artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Jika instrumen dapat dipercaya maka daya yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas dapat diuji dengan menggunakan rumus Cronbach alfa, yaitu:

r

11

=

(Arikunto, 2009:196)

Keterangan:

reliabilitas instrumen

banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ jumlah varian butir

varians total

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian jumlahkan, seperti berikut ini:

∑ (∑ ) (Arikunto, 2009:184)

Keterangan:

n = jumlah responden = nilai variansi

= nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan) Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika koefisien internal seluruh item rhitung ≥ rtabel dengan tingkat signifikasi

(53)

2. Jika koefisien internal seluruh item rhitung < rtabel dengan tingkat signifikasi

5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Perhitungan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program aplikasi

SPSS v.20 for window, hal ini dikarenakan Cσ masing-masing variabel lebih besar dibandingkan dengan koefisien alpha cronbach yang bernilai 0,878.

Koefisien Alpha cronbach (Cσ) merupakan statistik paling umum yang

digunakan untuk menguji realibilitas suatu instrumen. Berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian:

TABEL 3.7

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel

r hitung (Alpha Cronbach)

r tabel Keterangan

1 Word of Mouth 0,947 0,878 Reliabel

2 Keputusan Berkunjung 0,984 0,878 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan Tabel 3.7 dapat diketahui bahwa hasil tingkat reliability pada penelitian ini, untuk word of mouth yaitu sebesar 0,885 dan untuk keputusan berkunjung yaitu sebesar 0,954 maka penelitian ini dapat dipercaya karena tingkat

realibility lebih besar dari 0,878.

3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian.

1. Analisis data deskriptif mengenai word of mouth di Desa Wisata Lembur Kahuripan yang memiliki dimensi diantaranya cognitive content, richness

(54)

2. Analisis data deskriptif mengenai keputusan berkunjung wisatawan grup di Desa Wisata Lembur Kahuripan yang memiliki dimensi diantaranya pilihan produk barang dan jasa, pilihan pemasok, jumlah kunjungan, waktu kunjungan, dan persyaratan layanan.

3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif

Teknik analisis data merupakan cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.

Proses untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode analisis verifikatif, maka dilakukan analisis regresi berganda. Dalam hal ini, regresi berganda adalah nilai dua pengaruh variabel bebas (X) atau lebih terhadap variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidak adanya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih. Untuk menetapkan keempat variabel mempunyai hubungan kausal atau tidak, maka harus didasarkan pada teori atau konsep-konsep tentang empat variabel tersebut.

Regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X yaitu word of mouth yang terdiri dari (X1) cognitive content, (X2) richness of content, (X3) cognitive delivery dan strength of delivery (X4).

(55)

3.2.7.3 Regresi Berganda

Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3, X4) dengan variabel dependen (Y).

Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Variabel yang dianalisis adalah variabel independen X1 = Cognitive content, X2 = Richness of content, X3= Cognitive delivery dan X4= Strength of delivery, sedangkan variabel dependen yaitu Keputusan berkunjung (Y).

Langkah-langkah dalam menghitung analisis regresi berganda dengan menentukan model persamaan regresi berganda. Persamaan regresi berganda dirumuskan:

Y = a + biX1 + biX2 + biX3 + biX4 + e (Silalahi, 2009:431)

Keterangan: a = Harga Y

b = Angka arah koefisien berganda X1 = Cognitive content

X2 = Richness of content,

X3= Cognitive delivery dan

X4= Strength of delivery

(56)

variabel lainnya secara simultan sungguh dipertimbangkan. Korelasi ganda merupakan hubungan secara bersama-sama antara dua atau lebih variabel dengan variabel lain.

Analisis regresi berganda akan dilakukan apabila jumlah variabel independen minimal dua atau lebih. Menerjemahkan ke dalam hipotesis yang menyatakan pengaruh sub variabel independen yang paling dominan terhadap variabel dependen. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar. 3.1 berikut:

GAMBAR 3.1 REGRESI BERGANDA Keterangan :

X1 = Cognitive content

X2 = Richness of content,

X3= Cognitive delivery dan

X4= Strength of delivery

Y = Keputusan Berkunjung 1. Uji Asumsi Regresi

Uji asumsi regresi X1

X2

X3

Y

(57)

a. Uji asumsi normalitas

Syarat pertama untuk melakukan analisis regresi adalah normalitas, sebagaimana yang di ungkapkan oleh Triton (2005:76) “Data sampel

hendaknya memenuhi persyaratan distribusi normal”. Data yang

mengandung data ekstrim biasanya tidak memenuhi asumsi normalitas. Jika sebaran data mengikuti sebaran normal maka populasi dari mana data diambil berdistribusi normal akan dianalisis menggunakan analisis parametik. Menurut Wahid Sulaiman (2004:88), untuk mendeteksi normalitas digunakan normal probality plot. Melalui plot ini, masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan dari distribusi normal apabila sebaran data terletak di sekitar garis lurus yang melalui titik nol dan tidak mempunyai pola.

b. Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi menyebar. Residu pada heteroskedastisitas semakin besar apabila pengamatan semakin besar. Suatu regresi dikatakan tidak terdeteksi heteroskedastisitas apabila penyebaran terhadap harga-harga prediksi tidak membentuk suatu pola tertentu (meningkat atau menurun). Pada penelitian ini digunakan dengan melihat gambar setiap variabel pada gambar partial

regression plot. Sebaran partial regression plot dimulai dari sebelah

(58)

disimpulkan sebaran data sudah mengikuti persyaratan model keseluruhan tiap data menurut Suliyanto (2005:64).

c. Uji Asumsi Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan terdapat hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara beberapa variabel yang menjelaskan dari model regresi, terdapat lebihnya dari satu hubungan linear pasti. Apabila dalam penelitian terdeteksi multikolinearitas maka angka estimasi koefisien regresi yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga dapat menyesatkan interpretasi.

2. Analisis Korelasi (R)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel dependen (Y) secara

serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1, X2, X3, X4) secara serentak terhadap variabel dependen

(Y). Silalahi mengungkapkan (2009:375):

“Jika koefisien korelasi sama dengan atau mendekati +1, ini mengindikasikan satu korelasi positif atau searah (direct) sempurna (perfect positive correlation) uyang didalamnya perubahan skor tinggi dalam satu variabel disertai oleh perubahan ekuivalen dalam arah yang sama (same direction) dalam variabel lain, tanpa kecuali”.

(59)

TABEL 3.8

KOEFISIEN KORELASI Interval

Koefisien

Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2012:242) 3. Analisis Determinasi (R2)

Analisis determinasi dalam regresi berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2, X3, X4) secara

serentak terhadap variabel dependen (Y). Silalahi (2009:376) mengungkapkan koefisien ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar persentase variasi perubahan dalam satu variabel (dependen) ditentukan oleh perubahan dalam variabel lain (independen). R2 = 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen.

3.2.7.4 Pengujian Hipotesis

Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada akhirnya akan diambil suatu kesimpulan H0 ditolak atau H1 diterima dari hipotesis yang

telah dirumuskan.

(60)

H0: PYX = 0 artinya word of mouth yang terdiri dari cognitive content, richness of content, cognitive delivery dan strength of delivery tidak berpengaruh signifikan

terhadap keputusan berkunjung wisatawan grup.

H1: PYX ≠ 0 artinya word of mouth yang terdiri dari cognitive content, richness of content, cognitive delivery dan strength of delivery berpengaruh signifikan

(61)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan regresi berganda antara word of mouth dengan keputusan berkunjung maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Gambaran mengenai word of mouth Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan mendapat penilaian tinggi dari wisatawan grup yang berkunjung. Penilaian tertinggi diperoleh strength of delivery sedangkan penilaian terendah diperoleh cognitive delivery seperti yang dijelaskan di bawah ini:

a. Secara keseluruhan word of mouth di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan sudah tinggi, terutama strength of delivery, dikarenakan para wisatawan grup mengandalkan kekuatan proses penyampaian pesan. Kekuatan penyampaian pesan dalam prosesnya sejauh mana pesan suatu produk/jasa memiliki karakteristik yang dinginkan, berguna, atau melakukan fungsi yang yang sesuai. Antusiasme dan minat menanggapi pesan yang disampaikan memberikan WOM positif.

b. Cognitive delivery mendapatkan penilaian terendah. Secara parsial cognitive delivery mendapat nilai yang kecil. Keputusan berkunjung kurang

(62)

diketahui sebelum wisatawan merasakan produk dan jasa secara langsung. Selain itu bahasa yang menarik dalam penyampain pesan masih dianggap kurang.

2. Gambaran mengenai tingkat keputusan berkunjung wisatawan grup di Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan yang terdiri pemilihan produk, pemilihan pemasok, jumlah berkunjung, waktu berkunjung, dan persyaratan pelayanan. Penilaian tertinggi adalah persyaratan pelayanan. Hal tersebut merupakan hasil kesepakatan proposal antara pihak pengelola Lembur Kahuripan dengan organisasi yang dipenuhi semua kebutuhan dan keinginan wisatawan grup.

3. Pada penilaian word of mouth yang meliputi cognitive content, richness of

content, cognitive delivery, dan strength of delivery memberikan pengaruh yang

tinggi terhadap keputusan berkunjung wisatawan grup. 5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut dengan harapan dapat memberikan masukan bagi perkembangan dan kemajuan Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan:

1. Word of mouth yang meliputi cognitive content, richness of content, cognitive delivery, dan strength of delivery secara keseluruhan berpengaruh terhadap

(63)

WOM yang berkembang di Lembur Kahuripan, aspek cognitive delivery masih kurang untuk penyampaian WOM yang efektif. Proses penyampaian pesan yang sifatnya rasional masih harus dikembangkan dengan menggunakan gambaran yang lebih kuat dan menarik. Hal ini untuk mendukung bahwa penyampaian pesan ini dapat diterima secara rasional oleh penerima pesan.

2. Keputusan berkunjung wisatawan grup ke Desa Wisata Lembur Kahuripan Pasanggrahan tinggi. Keputusan wisatawan grup terendah yaitu berada pada jumlah kunjungan. Jumlah kunjungan menurun dikarenakan pihak organisasi khawatir Lembur Kahuripan kurang mampu menampung jumlah wisatawan yang banyak. Hal ini harus ditekankan kepada pihak organisasi, sekolah atau perusahaan bahwa Lembur Kahuripan mampu menampung jumlah wisatawan yang banyak yang tentunya disesuaikan dengan proposal sebelumnya.

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hasan. 2009. Marketing Edisi Baru. Yogyakarta: Media Pressindo. _________. 2010. Word of Mouth Marketing. Yogyakarta: Media Pressindo. Asep, Hermawan. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta:

Kompas Gramedia.

Bansal, Harvir S. & Voyer, Peter A. 2000. Word-of-Mouth Processes within a Services Purchase Decision Context. 165-177.

Buchari, Alma. 2007. Manajemen Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Dessler, Gary. 2008. Human Resource Management Eleventh Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall International Edition.

Gamal, Suwantoro. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata Edisi 2. Jakarta: Andi Publisher.

Guo, Guoqing., & Yang, Xuecheng. 2006. Word-of-mouth marketing and applied strategy in internet times. Financial and business economy. 56-59. Helfert, Erich. A. 1996. Teknik Analisis Keuangan (Petunjuk Praktis Untuk

Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi 8. Jakarta:

Erlangga.

Hoffman, K. Douglas., & Bateson, John. E. G. 2011. Service Marketing Concepts,

Strategies, & Cases. United States: South-Western Cengage

Learning.

Huang, Chuan., & Cheng, Aiwu. 2008. The Predict Study on Word of Mouth Receiver's Purchase Probability Based on Logit Model. 9-15. Hudson, Simon. 2008. Tourism and Hospitality Marketing : A Global Perspective.

London : SAGE Publications Ltd.

I Gede, Pitana dan Ir. Putu Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset

Kemenparekraf. 2013, Maret 1. Desa Wisata . Kemenparekraf Akan Bersinergi

Gambar

GAMBAR 1.1 PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISMAN KE INDONESIA
TABEL 1.1 PERKEMBANGAN WISATAWAN NUSANTARA TAHUN 2008-2012
TABEL 1.2 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE JAWA BARAT
TABEL 1.3 DATA KUNJUNGAN DESTINASI WISATA KABUPATEN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Matahari Department Store adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang retail fashion yang tidak terlepas dari permasalahan yang diantaranya rendahnya kualitas nilai produk,

Data persentase umbi besar varietas lokal Wali pada perlakuan paket teknologi budidaya introduksi yang hanya 59,06% menggambarkan bahwa varietas lokal tersebut memiliki

KOmpetensi Inti : Diharapkan siswa mampu memahami persyaratan system mekanik, dasar rangkaian listrik, pengemudian motor dc, umpan balik pengontrol, kontrol kecepatan motor induksi,

dapat mengajukan sanggahan secara tertulis kepada Panitia Pengadaan Barangflasa Dinas Pekerlaan Umum Kabupaten Wonosobo pada jam kerja. Batas waktu sanggahan selama

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta berdasarkan

, // Creates an enum set with the same element type as the specified enum set, // initially containing all the elements of this type that are not contained in // the specified

Dari hasil pengamatan yang dilakukan melalui lembar observasi membuktikan bahwa pada langkah siklus III siswa sudah tampak bila mereka sangat berminat dalam belajarnya dan nilai yang

(1) Setiap pengunjung atau pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), diwajibkan membayar biaya pelayanan