• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Eneng Fauziah, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN

E-LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15 Bandung Semester Genap Tahun 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

FAISAL ANWAR

0909011

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

Eneng Fauziah, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2013

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN

E-LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA POKOK

BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMA

Negeri 15 Bandung Semester Genap Tahun 2012/2013)

Oleh Faisal Anwar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Faisal Anwar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Eneng Fauziah, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(4)

Eneng Fauziah, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Kelas XI

(5)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISL M PADA POKOK

BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15 Bandung Semester Genap Tahun 2012/2013)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi suatu permasalahan yang berkenaan dengan

rendahnya minat dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Isl m di kelas

dan pentingnya penggunaan internet dalam proses pembelajaran saat ini sebagai media. Hal itu nampak terhadap aktivitas siswa di kelas ketika pembelajaran

Pendidikan Agama Isl m (PAI), tanpa bermaksud menyinggung penggunaan

metode ceramah dan jarang sekali menggunakan media pembelajaran yang menarik, sehingga mengakibatkan monotonnya pembelajaran yang berakibat kurangnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran PAI. Pada saat ini proses transfer pengetahuan dapat lebih cepat dan dapat lebih menarik dengan menggunakan internet, sehingga sangat penting jika guru dan siswa dapat menggunakan internet dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan media internet ini dinamakan e-learning. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung dengan media pembelajaran e-learning menggunakan aplikasi Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment). Objek penelitian ini merupakan siswa pada jenjang kelas XI IPA 4. Proses pembelajaran dengan menggunakan media e-learning dilakukan di ruangan yang terdapat koneksi

internet. Siswa dan guru bersama-sama melakukan log in dengan menggunakan

username dan password masing-masing. Siswa melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan aplikasi moodle tersebut sesuai dengan instruksi yang guru berikan mengenai pokok bahasan pengurusan jenazah, siswa dapat berdiskusi dengan fasilitas forum dan live chatt room. Setelah selesai pembelajaran maka siswa dan guru log out dari aplikasi tersebut. Hasil penelitian yang diperoleh

adalah (1) dalam pembelajaran pendidikan agama Isl m penggunaan media

pembelajaran e-learning pada pokok bahasan pengurusan jenazah telah berhasil meningkatkan keaktifan belajar siswa. (2) Pencapaian keberhasilan itu dilihat dari hasil pra tes dan pasca tes yang diperoleh siswa dengan hasil yang signifikan, siswa lebih mudah memahami pokok bahasan pengurusan jenazah dikarenakan dapat mengeksplor materi dengan menggunakan internet dan siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga pembelajaran PAI meyenangkan. (3) Adapun beberapa temuan dalam penelitian ini adalah a) Akses

internet yang optimal sangat mempengaruhi dalam proses pembelajaran. b) Pemilihan sekolah diupayakan yang telah atau sedang menggunakan e-learning

dalam pembelajarannya sehingga hambatan-hambatan yang terjadi dapat

diminimalisir. c) Pemilihan pokok bahasan pendidikan agama Isl m yang tepat

(6)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci : Media Pembelajaran, E-learning, Pendidikan Agama Isl m.

THE IMPLEMENTATION OF MEDIA E-LEARNING IN TEACHING LEARNING PROCESS OF ISLAMIC EDUCATION SUBJECT ON CORPSE

HANDLING REVIEW

(Classroom Action Research in Class XI Science 4, SMAN 15 Bandung, Academic Period 2012/2013)

ABSTRACT

The background of this research was the issues regarding the lack of interest in participating in learning Islamic education subject in the classroom and the importance of the use of the Internet in the learning process as media at present. It appeared on the students' activities in the classroom when teaching Islamic Education (PAI), with no offense to the use of lecture method and using instructional media rarely attractive, resulting monotony of learning, lack of student interest in the subject of PAI. At this time the knowledge transfer process can be faster and more interesting by using the internet, so it is important that teachers and students can use the Internet in the learning process. Learning to use the internet media is called e-learning. The approach used in this study was a qualitative approach. The method used in this study was a method of classroom action research. The study was conducted in SMA 15 Bandung with media e-learning application using Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment). The object of this study was the students in class XI Science 4. Learning process by using the medium of e-learning was done in rooms where there was an internet connection. Students and teachers together log in with the username and password respectively. Students did the learning process by using the Moodle application in accordance with the instructions given by teacher on the theme of handling corpse, students could discuss using the room facility and live forums chatt . After completion of learning, the students and teachers log out of the application. The results obtained were: (1) learning Islamic education using e-learning instructional media on the theme of handling corpse have been successful in improving student learning activity. (2) the achievement could be seen from the results of pre-test and post-test, the students obtained significant results, students more easily understand the theme of handling corpse, because the material can be explored using the internet and the students were very enthusiastic in participating in learning so that learning PAI became fun. (3) As for some of the findings in this study were a) the optimal Internet access greatly affect the learning process. b) Selection of schools that have sought or are currently using e-learning, so that the obstacles can be minimized. c) Selection of proper theme of Islamic education also affects the student's learning enthusiasm.

(7)

i

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR HAK CIPTA

LEMBAR PERNYATAAN

UCAPAN TERIMA KASIH

PEDOMAN TRANSLITRASI ARAB - LATIN ... i

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islām pada Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) ... 15

B. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islām ... 33

C. Media Pembelajaran E-Learning ... 36

D. Penilaian Pembelajaran ... 45

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 47

F. Kerangka Pemikiran... 48

(8)

ii

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Desain Penelitian ... 50

B. Metode Penelitian ... 51

C. Definisi Operasional ... 54

D. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 55

E. Sumber Data... 55

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 56

G. Indikator Kinerja ... 61

H. Analisis Data ... 62

I. Prosedur Penelitian ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian... 67

1. Profil Sekolah ... 67

2. Visi dan Misi Sekolah ... 68

3. Keadaan Guru ... 68

4. Keadaan Siswa ... 69

5. Subjek Penelitian ... 70

B. Deskripsi Umum Pembelajaran... 71

1. Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Agama Islām ... 71

C. Penelitian Siklus I ... 73

1. Perencanaan ... 73

2. Pelaksanaan ... 91

3. Evaluasi Hasil Pembelajaran ... 103

4. Evektivitas ... 111

D. Penelitian Siklus II ... 114

1. Perencanaan ... 114

2. Pelaksanaan ... 125

3. Evaluasi Hasil Pembelajaran ... 135

(9)

iii

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan ... 149

B. Saran ... 151

DAFTAR PUSTAKA ... 153

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 156

RIWAYAT PENULIS ... 253

(10)

iv

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Pengalaman Belajar Menurut Peter Shea ... 5

Gambar 2.1. Alur proses pembelajaran berbasis web ... 44

Gambar 3.1. Peta Lokasi SMAN 15 Bandung ... 50

Gambar 3.2. Siklus penelitian tindakan Kurt Lewin ... 52

Gambar 3.3. Media Kurt Lewin ... 52

Gambar 4.1. Tampilan awal pengisian alamat web ... 77

Gambar 4.2. Tampilan Halaman website SMA Negeri 15 Bandung ... 78

Gambar 4.3. Tampilan Halaman utama Media Belajar Online ... 78

Gambar 4.4. Tampilan Menambah User ... 79

Gambar 4.5. Tampilan Enrol user ... 80

Gambar 4.6. Tampilan Pembagian Kelompok ... 81

Gambar 4.7. Tampilan Pembagian Kelompok secara otomatis ... 81

Gambar 4.8. Tampilan Pengisian Kelompok secara otomatis ... 82

Gambar 4.9. Tampilan Kelompok secara otomatis ... 82

Gambar 4.10. Tampilan Pengisian Forum diskusi ... 83

Gambar 4.11. Tampilan Pembuatan Kuis ... 84

Gambar 4.12. Alur Penggunaan Media Pembelajaran E-learning ... 94

Gambar 4.13. Tampilan awal pengisian alamat web ... 115

Gambar 4.14. Tampilan Halaman website SMA Negeri 15 Bandung ... 116

Gambar 4.15. Tampilan Halaman utama Media Belajar Online ... 116

Gambar 4.16. Tampilan Pengisian Forum Diskusi ... 117

(11)

v

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas X Semester I .... 24

Tabel 2.2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas X Semester II .... 25

Tabel 2.3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas XI Semester I .... 27

Tabel 2.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas XI Semester II ... 28

Tabel 2.5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas XII Semester I... 30

Tabel 2.6. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas XII SemesterII .. 31

Tabel 2.7. Tabel Allen hubungan media dengan tujuan pembelajaran ... 35

Tabel 2.8. Keuntungan dan kerugian e-learning ... 39

Tabel 4.1. Keadaan Siswa di SMAN 15 Bandung Kelas X, XI, XII ... 69

Tabel 4.2. Keadaan Siswa Kelas XI IPA 4 SMAN 15 Bandung ... 71

Tabel 4.3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 75

Tabel 4.4. Hasil Observasi Siklus I Fokus terhadap Guru ... 95

Tabel 4.5. Hasil Observasi Siklus I Fokus terhadap Siswa ... 98

Tabel 4.6. Hasil Pra tes dan Pasca tes Siklus I ... 103

Tabel 4.7. Ketuntasan Minimal Siklus I... 106

Tabel 4.8. Penilaian memandikan jenazah ... 108

Tabel 4.9. Penilaian mengkafani jenazah laki-laki ... 109

Tabel 4.10. Penilaian mengkafani jenazah perempuan ... 110

Tabel 4.11. Hasil Observasi Siklus II Fokus terhadap Guru ... 129

Tabel 4.12. Hasil Observasi Siklus II Fokus terhadap Siswa ... 132

Tabel 4.13. Hasil Pra tes dan Pasca tes Siklus II ... 135

Tabel 4.14. Ketuntasan Minimal Siklus II ... 139

(12)

vi

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1.a Hasil pra tes dan pasca tes siklus I ... 105

Grafik 4.1.b Hasil pra tes dan pasca tes siklus I ... 105

Grafik 4.2. Hasil Pencapaian Pra tes Siklus I ... 111

Grafik 4.3. Hasil Pencapaian Pasca tes Siklus I ... 112

Grafik 4.4. Pencapaian Kriteria ketuntasan minimal (KKM) ... 112

Grafik 4.5. Hasil Observasi Penilaian Terhadap Guru Siklus I ... 113

Grafik 4.6. Hasil Observasi Penilaian Terhadap Siswa Siklus I ... 113

Grafik 4.7.a Hasil pra tes dan pasca tes siklus I ... 137

Grafik 4.8.a Hasil pra tes dan pasca tes siklus II ... 137

Grafik 4.7.b Hasil pra tes dan pasca tes siklus I ... 138

Grafik 4.8.b Hasil pra tes dan pasca tes siklus II ... 138

Grafik 4.9. Hasil Pencapaian Pra tes Siklus I dan Siklus II ... 142

Grafik 4.10. Hasil Pencapaian Pasca tes Siklus I dan Siklus II ... 143

Grafik 4.11. Pencapaian KKM Siklus I dan Siklus II ... 143

Grafik 4.12. Hasil Observasi Penilaian Terhadap Guru Siklus I dan Siklus II ... 144

(13)

vii

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penelitian ... 156

Lampiran 2 Analisis Butir Soal ... 162

Lampiran 3 Presensi Siswa Kelas XI IPA 4 SMAN 15 Bandung ... 179

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 180

Lampiran 5 Format Observasi ... 210

Lampiran 6 Tabulasi data Pra tes dan Pasca tes ... 226

Lampiran 7 Tabulasi data angket siswa ... 242

(14)

1

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islām hadir sebagai ra mat bagi seluruh alam (raḥmātan lil ‘ālamīn), sehingga Islām merupakan agama yang universal. Keuniversalan Islām

dibuktikan dengan konsep Islām yang dapat menjawab dan membuktikan setiap

perkembangan zaman melalui Al-Qur`ān sebagai landasannya. Al-Qur`ān hadir

sebagai pemberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus, sebagaimana firman

Allāh swt :



























Artinya :

Dan Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhīrat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’mīn, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.

(Q.S. Al Isrā` [17]: 19) *

yang bertujuan memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia.

Kesejahteraan dan kebahagiaan akan tercermin pada setiap manusia jika setiap

individu tersebut dapat mengaplikasikan Al-Qur`ān dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan yang ingin dicapai dengan pengamalan mengenai Al-Qur`ān

adalah pengabdian kepada Allāh swt yang sejalan dengan tujuan penciptaan

manusia untuk beribadah dan sebagai khalīfah di bumi, sebagaimana Firman

Allāh swt :

*

(15)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu



























































Artinya :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalīfah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalīfah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2] : 30).

Keberadaan Islām untuk membina manusia secara pribadi maupun kelompok

memberikan kemampuan untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai hamba

dan khalīfah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan yang ditetapkan

Allāh swt. Amānah yang telah Allāh swt berikan kepada manusia mengenai kekhalīfahannya perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan berlandaskan

Al-Qur`ān dan Al- adīś yang telah Rasūlullāh wasiatkan. Dalam pengamalan

tugas dan fungsi manusia sebagai seorang hamba tercermin dalam kualitas ibadah

kepada Allāh swt serta ketika manusia sebagai khalīfah tercermin dalam

menjalankan amānahnya tersebut. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya itu

manusia membutuhkan proses pembelajaran untuk dapat menjalankan tugas dan

fungsinya dengan maksimal.

Allāh swt. telah membelajarkan manusia dengan perantara Qalam dan mengajarkan manusia mengenai apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-„Alaq [96] : 4-5). Syahidin dalam Syafaat (2008:73) mengemukakan bahwa dalam

mengaplikasikan peran khalīfah, Islām memiliki misi pembentukan Al-Akhlāq

(16)

3

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan mengembangkan sifat-sifat illāhiyah dalam aspek ritual dan sosial. Dalam

proses penyampaian dan penerapan sifat – sifat illāhiyah tersebut dibutuhkan

sebuah cara terbaik atau inovasi untuk meningkatkan aspek ritual maupun sosial

sehingga dapat memudahkan dalam pengaplikasian sebagai khalīfah.

Sebuah inovasi dalam menerapkan nilai – nilai keillahian tersebut perlu

disesuaikan dengan perkembangan zaman, namun tetap dalam koridor keislāman

yang berdasar kepada Al-Qur`ān dan Al- adīś . Perkembangan sebuah inovasi

berkaitan dengan kemampuan manusia. Allāh swt telah memberikan potensi

terbaik yang dapat dijadikan sebagai modal dalam menerapkan dan

mengaplikasikan nilai – nilai keillāhian yaitu penglihatan, pendengaran dan hati.

Ketiga potensi tersebut akan menjadikan manusia mudah dalam mendapatkan

ilmu pengetahuan dan pendidikan merupakan proses untuk memicu dan

mengembangkan modal yang telah Allāh swt berikan.

Munir (2008:2) mengemukakan bahwa :

Pendidikan merupakan sebuah proses akademik yang tujuannya untuk meningkatkan nilai sosial,budaya, moral atau agama peserta didik dan pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang dirancang untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik.

Komunikasi yang terstruktur dan dan menyenangkan akan membentuk sebuah

paradigma berpikir siswa serta akan membentuk karakter dan meningkatkan nilai

pada aspek-aspek tersebut.

UNESCO dalam Syahidin (2009:9) merumuskan pilar-pilar pendidikan

baru dalam menghadapi era globalisasi yaitu dengan learning to know, learning to

do, learning to be dan learning to live together. Dalam mencapai pilar-pilar

tersebut pendidikan di Indonesia perlu disiapkan, diarahkan, dikembangkan dan

disesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa mengurangi bahkan

meninggalkan nilai – nilai Pancasila sebagai dasar negara yang menjadi landasan

filosofis bagi masyarakat yang dikembangkan menjadi Undang-Undang yang

(17)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 3

tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari tujuan pendidikan nasional tersebut tergambar upaya peningkatan dari

berbagai aspek seperti kognitif, afektif, psikomotor serta aspek religius yang perlu

ditunjang oleh berbagai komponen dalam pendidikan. Saat ini tidak terlalu jauh

kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan khususnya dalam teknologi

informasi dan komunikasi karena dibeberapa jenjang sekolah formal sudah

memiliki fasilitas tersebut walaupun belum menyeluruh. Tujuan pendidikan pula

berorientasi pada sebuah tuntutan untuk menjadikan masyarakat Indonesia

memiliki karakter atau kebribadian yang utuh, dan pendidikan merupakan

kendaraan yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu karakter

yang diharapkan yang menjadi sebuah produk dari pendidikan adalah nilai-nilai

kejujuran. Dalam mengembangkan dan mengaplikasikan nilai-nilai keseharian

yang biasa dilakukan dan menjadi sebuah budaya akan tumbuh dan berkembang

menjadi sebuah karakter, dan perlu proses pembelajaran dalam mengaplikasikan

sehingga karakter yang dimiliki adalah karakter dari nilai-nilai keillāhian.

Konsepsional mengenai pembelajaran adalah upaya untuk mencapai

tujuan yang sama sehingga aspek psikologi siswa dapat berubah dengan adanya

pembelajaran, interaksi sosial siswa dengan masyarakat akan terjalin karena siswa

telah mempelajari lawan bersosialisasi dan manusia merupakan mahluk sosial

yang tidak bisa hidup menyendiri dan dapat dipastikan membutuhkan orang lain,

sehingga dalam upaya mencapai tujuannya memerlukan orang lain. Komunikasi

(18)

5

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pembelajaran dan akan berpengaruh dalam bentuk pendekatan, model,

metode, dan strategi pembelajaran. Dalam sebuah pembelajaran erat kaitannya

dengan teknologi, baik itu teknologi sederhana maupun modern, jika dalam

pembelajaran yang komprehensif perlu memperhatikan perbedaan kemampuan

siswa yang beragam dengan tipe auditif, visualitif, audio visual dan kinestetik.

Dengan menggunakan teknologi yang digunakan sebagai media pembelajaran

maka akan menjembatani dalam menunjang keempat tipe kemampuan siswa

tersebut.

Untuk menunjang proses pembelajaran Peter Shea dalam Munir

(2008:68-69) mengemukakan ragam pengalaman belajar diberikan dalam gambar berikut

ini:

Gambar 1.1 Pengalaman Belajar Menurut Peter Shea

Dalam gambar tersebut menunjukkan bahwa peserta didik menjalani

pengalaman belajarnya, dan dari gambar diatas hanya 10% siswa dapat menyerap

pengalaman belajarnya dengan membaca, 20% dari yang peserta didik dengar,

30% dari yang peserta didik lihat, 50% dari yang peserta didik lihat dan dengar,

70% dari yang peserta didik katakan, dan 90% dari yang peserta didik katakan dan

lakukan. Dari piramida diatas diungkapkan bahwa pada umumnya metode

BACA10 %

DENGAR 20%

LIHAT 30%

LIHAT DAN DENGAR 50%

KATAKAN 70%

(19)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konvensional (ceramah) sering dilaksanakan oleh para guru, namun perlu adanya

sebuah inovasi dalam pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran

sehingga pengalaman belajar siswa dapat optimal. Sehingga menurut hemat

penulis bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Islām mengatur mengenai

tatanan kehidupan manusia dan salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan yang

Islāmi akan diarahkan tidak hanya berorientasi pada dunia namun juga pada akhīrat.

Pendidikan agama Islām adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani,

bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islām dari sumber

utamanya kitab suci Al-Qur`ān dan Al- adīś , melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman." Sedangkan menurut Tafsir,

dalam Aziz (2009) mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islām adalah usaha

sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islām ( knowing ), terampil

melakukan atau mempraktekkan ajaran Islām ( doing ), dan mengamalkan ajaran

Islām dalam kehidupan sehari-hari ( being ). Dalam konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islām secara hakikatnya adalah dapat menghadirkan Allāh swt

baik dalam proses pembelajaran dan diluar pembelajaran.

Allāh swt berfirman :

(20)

7

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu









Artinya :

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

(Q.S. At-Taubah [9] :122)

Berdasarkan ayat di atas, Allāh swt menghimbau kepada manusia untuk

memperdalam mengenai ilmu Agama Islām agar dapat menjadi syiar dan dakwah

kepada manusia yang lain. Menurut hemat penulis secara tidak langsung isi

kandungan ayat diatas menjelaskan bagaimana perintah Allāh mengenai proses

pembelajaran sehingga makna “memberi peringatan” dimaknai sebagai guru dan

“kaumnya” dapat dimaknai sebagai siswa, sehingga Allāh swt menjelaskan bahwa proses pembelajaran itu penting terutama pembelajaran Agama Islām karena dapat

menjaga dirinya dengan pengetahuan yang telah didapatnya. Fakhruddin

(2009:81) mengemukakan bahwa proses transfer nilai pendidikan keislāman

secara global dibagi ke dalam tiga tahap yaitu tablīg, ta’līm, dan takwīn. Tablīg

(menyampaikan) merupakan penyampaian secara umum, sedangkan Ta’līm

(belajar) merupakan penyampaian yang lebih khusus, terperinci dan sistematis,

keseluruhan proses pembelajaran diatur dalam sebuah sistem dan Takwīn

(pembentukan) transfer ilmu tidak cukup perlu adanya suatu pembentukan yang

menjadi karakter pada diri siswa. Jika berawal dari sebuah konsep maka

Pendidikan Agama Islām merupakan proses pembelajaran yang menanamkan

nilai-nilai keislāman.

Dalam kurikulum nasional, Pendidikan Agama Islām sebagai mata

(21)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perguruan Tinggi. Misi utama PAI adalah membina kepribadian siswa secara utuh

dengan harapan kelak mereka akan menjadi ilmuwan yang beriman dan bertakwa

kepada Allāh. Syahidin (2009: 3) mengemukakan bahwa :

Definisi PAI disekolah adalah suatu mata pelajaran dengan tujuan untuk menghasilkan para siswanya memiliki jiwa agama dan taat dalam menjalankan perintah agamanya, buhan hanya menghasilkan siswa yang berpengetahuan agama yang mendalam...Pendidikan agama Islām yang berada di sekolah formal dititikberatkan pada pembinaan kepribadian siswa bukan pada wawasan semata.

Dalam penyampaian Pendidikan Agama Islām di sekolah tentunya tidak akan terlepas dari pola dan sistem guru mengajar di kelas. Guru diharapkan tidak hanya

sebatas mentranfer pengetahuan saja namun lebih dari itu guru dapat membentuk

karakter siswa dan mengarahkan pada minat serta bakat yang dimilikinya. Tugas

pokok dan fungsi serta peran guru menjadikan guru untuk lebih profesional dalam

upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam Undang – Undang no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

dalam pasal 20 menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan

guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan

kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi dan seni. Dengan demikian guru dan dosen dituntut untuk memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang dapat disesuaikan dengan perkembangan

zaman saat ini. Tirtarahardja (2005:255) mengemukakan bahwa :

Guru diharapkan mampu mengelola proses pembelajaran (manajer), menunjukkan tujuan pembelajaran (director), mengorganisasikan kegiatan pembelajaran (koordinator), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar (komunikator) menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar (fasilitator), dan memberikan dorongan belajar (stimulator).

Standar Nasional Pendidikan dalam Arikunto (2010:1) tertuang bahawa guru

dituntut untuk memiliki empat kompetensi, yaitu (1) kepribadian, (2) profesional,

(22)

9

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut sehingga dapat mengarahkan siswanya menuju pada hakekat tujuan

pendidikan nasioanl yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Karakter bangsa akan terbangun dan tertata

dengan baik jika dimulai dari instansi pendidikan yang fokus dalam

mempersiapkan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi para generasi

penerus bangsa. Dalam proses pembelajaran kompetensi yang dimiliki oleh

seorang guru akan mempengaruhi pula terhadap materi yang disampaikan,dan

penyampaian guru dilihat pula dengan metode dan media yang digunakan dalam

proses pembelajaran.

Sudrajat (2008) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,

perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya

proses belajar pada diri peserta didik. Dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru

dan ketepatan dalam menggunakan metode serta media dalam proses

pembelajaran akan mempercepat proses transfer materi pembelajaran. Ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang mendorong manusia untuk

meningkatkan kesejahteraannya dari berbagai aspek. Penggunaan teknologi yang

serba instan membuat segala aspek kehidupan tersebut semakin mudah mulai dari

bidang kesehatan, transportasi, telekomunikasi, informasi dan lain-lain. Jika

diamati di bidang telekomunikasi yang serba mudah dengan menggunakan

internet yang bisa digunakan untuk mencari informasi, relasi bahkan pujaan hati.

Dalam perkembangan teknologi dan menjamurnya penggunaan internet

sangat merubah dan mempengaruhi pola dan kehidupan manusia. Ruang dan

waktu yang dahulu menjadi hambatan dalam melakukan komunikasi saat ini tidak

lagi menjadi sesuatu yang berarti. Penggunaan internet dirasa menjadi sebuah

makanan pokok yang selalu dimanfaatkan setaip saat oleh masyarakat yang

(23)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

room chatt, webcame atau jejaring sosial lainnya yang semakin mudah untuk di

akses. Media internet saat ini dipandang sebagai kebutuhan primer dan

penggunaan internet didorong oleh individu maupun kelompok dalam memenuhi

kebutuhannya. Sama halnya dengan bidang komunikasi, transportasi, bisnis

bahkan militer, dunia pendidikan pun mulai menggunakan media internet sebagai

sumber dan media dalam pembelajaran sehingga guru di tuntut untuk up to date

terhadap segala bentuk konten pembelajaran serta media pembelajaran agar bisa

berinovasi dan menciptakan sebuah pembelajaran yang kreatif inovatif dan

menyenangkan sehingga pembelajaran yang disajikan di sekolah bisa diserap oleh

siswa secara maksimal.

Dalam era globalisasi saat ini perlu adanya sebuah perubahan dalam

menunjang perkembangan zaman, secara tidak langsung masyarakat harus

dituntut untuk dapat memanfaatkan serta menggunakan teknologi tersebut.

Khususnya dalam dunia pendidikan telah terdapat inovasi dalam sebuah

pembelajaran berbasis teknologi internet salah satunya berupa electronic learning

atau yang lebih dikenal dengan istilah E- Learning. Dalam jurnal Lena (2009)

mengemukakan bahwa penggunaan multi model pembelajaran dan multi media

dapat dijadikan alternatif yang dilakukan untuk merangsang kreativitas dan minat

belajar sebagai media pembelajarannya.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islām di

sekolah pada umumnya guru hanya menyampaikan dengan metode ceramah dan

diskusi untuk setiap pokok bahasan apapun, sehingga jika kita amati pada teori

piramida yang dikemukakan oleh Peter Shea maka akan sedikit transfer

pengetahuan terhadap siswa, termasuk pada pokok bahasan yang mencakup

afektif dan psikomotor pada umumnya dilakukan pula dengan metode ceramah.

Menurut pengalaman dan pengamatan penulis serta hasil observasi dan

wawancara pada beberapa siswa di SMA Negeri 15 Bandung guru pada umumnya

menggunakan metode ceramah dan diskusi yang menyebabkan siswa cenderung

(24)

11

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh guru dengan kata lain guru masih menggunakan metode konvensional bahwa

guru menjadi pusat dan inti dalam proses belajar mengajar (teacher center).

Undang – undang sistem pendidikan nasional nomor 20 Tahun 2003

menginginkan siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan (kognitif) namun

secara afektif maupun psikomotor dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam Proses pembelajaran guru diharapkan lebih ideal dan profesional

dengan tuntutan perubahan zaman. Guru diharapkan tidak hanya menjadi seorang

pendidik, namun menjadi fasilitator yang dapat mengarahkan siswanya untuk

bersaing dalam era globalisasi namun tetap pada koridor agama dan kebudayaan

Indonesia. Tuntutan melek teknologi sudah mulai dipalikasikan dan sudah mulai

dirasakan di dunia pendidikan, dibuktikan dengan pemasangan fasilitas internet di

setiap sekolah khususnya di SMA Negeri 15 Bandung, namun belum dapat

digunakan secara makasimal oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran,

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya mengenai

penggunaan internet tersebut guru bersama siswa diharapkan dapat memanfaatkan

fasilitas penggunaan internet dalam pembelajaran sehingga dapat memberikan

sebuah inovasi dalam pembelajaran dan dapat menciptakan suatu pembelajaran

yang menarik. Untuk itu penulis berupaya untuk mengaplikasikan penggunaan

internet dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islām melalui sebuah penelitian

dengan judul Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Penelitian

Dalam pendidikan dianggap perlu untuk adanya sebuah inovasi

pembelajaran menggunakan media elektronik (internet) khususnya dalam mata

pelajaran Pendidikan Agama Islām dan dalam hal ini penulis membatasi pada

(25)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka secara

umum permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan

dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : “Bagaimanakah impelementasi media pembelajaran e-learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islām pada pokok

bahasan pengurusan jenazah?”

Dari rumusan masalah diatas, dapat dijabarkan menjadi

pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran pendidikan agama Islām pada

pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media

pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15

Bandung ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islām pada

pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media

pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15

Bandung ?

3. Bagaimana hasil proses pembelajaran pendidikan agama Islām pada

pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media

pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15

Bandung ?

4. Bagaiamana efektifitas penerapan pembelajaran pendidikan agama Islām

pada pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media

pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15

Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penerapan

(26)

13

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai pokok bahasan memahami ketentuan Hukum Islām tentang pengurusan

jenazah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran pendidikan agama Islam pada

pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media

pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15

Bandung.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam pada

pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media

pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15

Bandung.

3. Mendeskripsikan hasil proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada

pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media

pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15

Bandung.

4. Mendeskripsikan efektifitas penerapan pembelajaran pendidikan agama

Islam pada pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan

media pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15

Bandung.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Agar penelitian ini dapat memberikan gambaran (deskripsi) mengenai

penerapan media pembelajaran e-learning pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islām di Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 15

Bandung pada pokok bahasan pengurusan jenazah. UNESCO dalam

Syahidin (2009:9) merumuskan pilar-pilar pendidikan baru dalam

menghadapi era globalisasi yaitu dengan learning to know, learning to do,

(27)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari era globalisasi sehingga dalam menghadapi era globalisasi ini siswa

dituntut untuk mampu mempergunakan dan memanfaatkan internet secara

maksimal. Dalam dunia pendidikan dengan menggunakan media

pembelajaran e-learning siswa dapat mempergunakan fasilitas internet

dalam proses pembelajaran secara maksimal, sehingga pilar-pilar

pendidikan yang dikemukakan oleh UNESCO tersebut dapat diaplikasikan

khususnya dalam mata pelajaran pendidikan agama Islām.

2. Manfaat praktis

Hasil peneitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti

dan sebagai sumbangan pemikiran terhadap berbagai pihak, diantaranya:

a. Bagi Guru

1) Meningkatnya pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan

guru dalam mengidentifikasi masalah pembelajaran dan

mengatasinya.

2) Meningkatnya pemahaman dan keterampilan dalam memilih

penggunaan media pembelajaran.

3) Meningkatnya kemampuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajran.

4) Meningkatnya kompetensi profesionalitas.

b. Bagi Sekolah

1) Memberikan kontibusi dalam meningkatkan kualitas sekolah

dan kualitas lulusan.

2) Menjadikan model atau percontohan pada sekolah lain dengan

menggunakan media e-learning

c. Bagi Prodi IPAI

1) Mengenalkan e-learning dalam pembelajaran PAI.

2) Menambah inovasi pembelajaran mengenai penggunaan media

(28)

15

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini (skripsi) terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I : Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, identifikasi masalah dan

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

Bab II : Kajian pustaka mengenai pendidikan agama Islām pada jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA), media pembelajaran, media pembelajaran

e-learning, penilaian pembelajaran, penelitian terdahulu yang relevan, dan

kerangka pemikiran.

Bab III : Metode penelitian diantaranya desain penelitian, metode penelitian,

definisi operasional, persiapan penelitian tindakan kelas (PTK), sumber

data, teknik pengumpulan data, indikator kerja, analisis data dan prosedur

penelitian.

Bab IV : Pembahasan dan hasil penelitian mengenai deskripsi umum lokasi dan

subjek penelitian, deskripsi umum pembelajaran, siklus penelitian

pertama, dan siklus penelitian kedua.

(29)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A. (2009, Juli). Pengertian dan tujuan Pendidikan Agama. Dipetik Juni 23, 2012, dari

islamblogku.blogspot.com: http://islamblogku.blogspot.com/2009/07/pengertian-dan-tujuan-pendidikan-agama_1274.html

Fakhrudin, A. d. (2009). Generasi Muslim Sejati,Panduan Tutoria. UPI Bandung: PAI

MKDU.

Lena, B. N. (2009). Model Pembelajaran E-Learning Melalui Homepage Sebagai Media Pembelajaran Sehingga Diharapkan Dapat Meningkatkan Minat Dan Kreativitas Siswa. Jurnal ABMAS Media Komunikasi dan Informasi Pengabdian Kepada Masyarakat. 81, (9) , 414-875.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunukasi. UPI Bandung:

CV Alfabeta.

Sudrajat, A. (2008, Januari 12). Konsep Media Pembelajaran. Dipetik Desember 30, 2012,

dari akhmadsudrajat.wordpress.com:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/

Syafaat, A. ,. (2008). Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan

Remaja (Juvinile Deliquency). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran. Bandung: Alfabeta.

(30)

50

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Iskandar (2009:129) untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian dan siklus PTK

sebagai berikut :

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 15 Bandung yang beralamat

di Jalan Sarimanis I no 1 Kelurahan Sarijadi Kecamatan Sukasari Kota

(31)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

[image:31.595.115.513.206.599.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1. Peta Lokasi SMA Negeri 15 Bandung

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan pada Tahun

ajaran 2012/2013 semester genap (II) yaitu pada bulan Februari pada

minggu kedua hingga minggu ketiga dikarenakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) ini memiliki beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar

mengajar yang efektif dikelas.

3. Subjek Penelitian

Sugiyono (2008:118) juga memaparkan mengenai sampel yaitu

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sampel atau subjek yang diambil merupakan siswa kelas XI IPA 4 yang

berjumlah 40 orang siswa terdiri dari 37 orang siswa beragama Islam dan 3

orang siswa beragama Kristen Protestan. Untuk itu maka peneliti hanya

mengikut sertakan siswa yang beragama Islam sebanyak 37 Orang.

4. Siklus PTK

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui dua siklus untuk

melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pokok bahasan pengurusan

jenazah melalui penggunaan media pembelajaran e-learning.

B. Metode Penelitian

Arikunto (2002:136) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan

cara yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Arikunto

(32)

52

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikenal dengan Penelitian Tindakan, untuk itu metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) atau yang dikenal dengan istilah Classroom Action

Research (CAR).. Penelitian Tindakan ini pertama kali dikembangkan oleh

seorang psikolog sosial yaitu Kurt Lewin.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti

terdiri dari dua putaran (siklus), berikut merupakan gambar siklus PTK:

Gambar 3.2 Siklus penelitian tindakan media Kurt Lewin(Sumber :Mamang (2010))

Hubungan dari keempat komponen tersebut membentuk sebuah siklus

yang akan terus berulang hingga tercapainya tujuan penelitian. Keempat

komponenn itu akan menjadikan sebuah siklus yang memiliki keterkaitan dan

kesinambungan dalam penelitian tindaskan kelas. Namun dalam Arikunto

(2002:84) dari media Kurt Lewin dikembangkan pula oleh Kemmis dan Mc

Taggart kedua ahli tersebut mengembangkan media bagan visualisasi dari

penelitian tindakan yaitu :

PERENCANAAN

PERLAKUAN

PENGAMATAN REFLEKSI

PERENCANAAN PENGAMATAN

REFLEKSI

PERENCANAAN

PERLAKUAN

PENGAMATAN

REFLEKSI

SIKLUS 2 SIKLUS 1

[image:32.595.109.514.223.809.2]
(33)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3. media Kurt Lewin yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart

Sumber : Arikunto (2002:84)

Hopkins dalam Muslich (2009:8) mengemukakan PTK adalah suatu

bentuk kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam

melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam

praktik pembelajaran. Muslich (2009:9) mengemukakan bahwa PTK ini

diharapkan dapat meningkatkan kualitas berbagai aspek pembelajaran sehingga

kompetensi yang menjadi target pembelajaran dapat tercapai secara

maksimal.Wiriaatmadja (2010:13) mengemukakan bahwa penelitian tindakan

kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi

prakterk pelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Guru

dapat mencobakan suatu gagasanperbaikan dalam praktek pembelajaran dan

melihat pengaruh nyata dari pembelajaran itu. Menurut Somad (2009:26-27)

mengemukakan bahwa sesuai dengan tahap-tahap kegiatan Penelitian Tindakan

Kelas, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus/Putaran I sebagai

berikut :

1. Tahap pertama, PLANNING (perencanaan), adalah menyusun perencanaan

pengajaran (RPP).

2. Tahap kedua, ACTING (pelaksanaan), adalah melaksanakan pengajaran.

3. Tahap ketiga, OBSERVING (observasi/pengamatan), yakni mengobservasi

(34)

54

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Tahap keempat, REFLECTING (refleksi), yakni Menilai “keberhasilan”.

Setelah dianalisis ternyata “kurang” berhasil, atau “gagal”, sehingga perlu

dilakukan Putaran II. Pada putaran ini pun dilakukan empat tahap berikut :

1. Tahap pertama, PLANNING (perencanaan), adalah menyusun perencanaan

pengajaran (RPP) dengan hasil refleksi pada perencanaan putaran siklus I.

2. Tahap kedua, ACTING (pelaksanaan), adalah melaksanakan pengajaran

dengan hasil refleksi pada pelaksanaan putaran siklus I.

3. Tahap ketiga, OBSERVING (observasi/pengamatan), yakni mengobservasi

/ mengamati kemampuan siswa sebagai dampak dari pengajaran dengan

hasil refleksi pada observasi putaran siklus I.

4. Tahap keempat, REFLECTING (refleksi), Menilai “keberhasilan” dengan

membandingkan hasil siklus I dan siklus II.

C. Definisi Operasional

Terdapat dua istilah dalam penelitian ini yang perlu mendapatkan

penjelasan yaitu :”media pembelajaran e-learning” dan “implementasi terhadap pendidikan agama Islām pada pokok bahasan pengurusan jenazah”.

Media pembelajaran e-learning dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

merekomendasikan media pembelajaran berbasis internet dalam pembelajaran

PAI. Media e-learning merupakan suatu media pembelajaran yang menggunakan

perangkat hardware dan software, dan menggunakan jasa internet dalam

pembelajaran. Dan dalam penyampaian materi pun dapat dilengkapi dengan

audio, visual bahkan gabungan diantara keduanya. Dalam penelitian lain hampir

serupa menggunakan media pembelajaran e-learning, untuk itu dalam penelitian

(35)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran e-learning. Selain itu yang dimaksud dengan media pembelajaran

e-learning dalam penelitian ini adalah :

1. E-learning ini menggunakan aplikasi Moodle (Modular

Object-Oriented Dynamic Learning Environment).

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dan siswa melaksanakan

pembelajaran di tempat yang dapat mengakses internet dan dapat

menggunakan perangkat komputer, atau hanphone yang dapat mengakses

internet.

3. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil (4-5 siswa), yang akan berdiskusi

pada room dalam e-learning untuk berdiskusi mengenai materi yang

disampaikan.

Implementasi atau penerapan media pembelajaran e-learning ini

diharapkan dapat mengukur peningkatan pengetahuan dan kemampuan siswa

dalam pembelajaran PAI dan mengetahui motivasi belajar siswa sehingga dapat

berpengaruh terhadap prestasi belajar PAI.

D. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dibuat

berbagai input instrumental yang akan dibangunkan untuk memberikan perlakuan

dalam PTK yaitu pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

akan dijadikan materi dalam PTK dilihat dari Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) dalam Pendidikan Agama Islam yaitu : Memahami

ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah ; (a) Menjelaskan tata cara

pengurusan jenazah, (b) Memperagakan tata cara pengurusan jenazah.

Selain itu dibuat perangkat pembelajaran berupa; (1) Lembar Kerja Siswa

(36)

56

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Evaluasi. Dalam persiapan juga akan disusun daftar kelompok diskusi yang dibuat

secara heterogen.

Peneliti bermaksud untuk mengkaji keunggulan media pembelajaran

e-learning dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di sekolah pada pokok bahasan pengurusan jenazah. Peneliti

mengimplementasikan media pembelajaran e-learning dan mengkaji efektivitas

suatu perlakuan (treatment) dalam mengubah suatu perilaku dengan cara

membandingkan antara keadaan sebelum (pra tes) dengan keadaan sesudah

perlakuan itu diberikan (pasca tes).

E. Sumber Data

Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari

beberapa sumber yakni;

1. Siswa, untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar dan aktivitas siswa

dalam proses belajar mengajar.

2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi media

pembelajaran e-learning dalam pokok bahasan pengurusan jenazah dan

hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

3. Guru mitra (observer) dan Focus Group Discution (FGD) merupakan data

yang diperoleh untuk refleksi pada siklus berikutnya.

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Sugiyono (2008:173) mengemukakan bahwa :

(37)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2008:182) membandingkan antara isi instrumen dengan materi

pelajaran yang diajarkan. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila

mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran

yang diberikan.

Adapun reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes

dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

menghasilkan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan

dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah,

perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Sebuah tes mungkin reliabel

tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel. Dalam

penelitian ini mencari besarnya reliabilitas menggunakan metode tes ulang (

test-retest method) yaitu dalam metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi

dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan dua kali, maka

metode ini dapat disebut dengan single-test-double-trial-method. Kemudian kedua

kali tes tersebut dihitung korelasinya.

Pemahaman soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan

antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang

tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Manfaat daya pembeda

butir soal adalah seperti berikut ini. Indeks daya pembeda setiap butir soal

biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya

pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan siswa

yang telah memahami materi dengan warga belajar/peserta didik yang belum

memahami materi.

Mengenai tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar

suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam

bentuk indeks. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil

hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Fungsi tingkat kesukaran butir soal

(38)

58

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan

seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi/sukar, dan

untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal yang memiliki tingkat

kesukaran rendah/mudah.

Sanjaya dalam Ruhimat (2009:53) mengemukakan bahwa evaluasi

merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks

kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah

ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik

dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurut Scriven

yang dikutip oleh Sanjaya dalam Ruhimat (2009:53) adalah evaluasi sebagai

fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif.

Menurut Arikunto (2002:127) secara garis besar, alat evaluasi yang

digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes.

Instrumen untuk penelitian ini merupakan tes. Sanjaya dalam Ruhimat

(2009:54-57) menjelaskan sebagai berikut :

1. Tes

Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek

kgnitif, atau tingkat penguasaan materei pembelajara. Hasil tes biasanya diolah

secara kuantitatif. Proses pelaksanaan tes hasil belajar dilakukan setelah berakhir

pembahasan satu pokok bahasan, atau setelah selesai satu catur wulwn atau satu

semester. Dilihat dari fungsinya, tes yang dilaksanakan setelah selesai satu catur

wulan atau semester dinamakan tes sumatif. Hal ini disebabkan hasil dari tes itu

digunakan untuk menilai keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran sebagai

bahan untuk mengisi buku kemajuan belajar (nilai raport). Sedangkan tes yang

dilaksanakan setelah proses belajar mengajar atau mungkin setelah selesai satu

(39)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melihat keberhasilan siswa akan tetapi digunakan sebagai umpan balik untuk

perbaikan proses belajar mengajar yang dilakuakan oleh guru.

Arikunto (2002:127) juga memaparkan bahwa tes merupakan serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Arikunto (2002:198) mengemukakan bahwa untuk

mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti maka

digunakan tes. Untuk instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi siswa. Arikunto

(2002:198) mengemukakan instrumen pengukuran berupa tes digunakan untuk

mengukur kemampuan dasar (pemahaman) dan pencapaian prestasi. Untuk

mengukur kemampuan dasar antara lain tes untuk mengukur intelegensi (IQ), tes

minat, tes bakat khusus dan sebagainya.

Tes yang akan digunakan yaitu dengan tes tertulis. Tes yang akan

dilaksanakan yaitu pra tes (tes sebelum treatment) dan pasca tes (tes setelah

treatment) dan dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Pelaksanaan tes pada

siklus I dan siklus II menggunakan aplikasi moodle sehingga pelaksanaan tes

dilakukan secara online atau menggunaka internet. Jumlah butir soal telah

disediakan dalam aplikasi moodle, soal akan tampil ketika siswa mengakses

internet dengan masuk pada halaman soal dengan random atau secara acak,

sehingga urutan nomor soal setiap siswa berbeda.

2. Non tes

Sanjaya dalam Ruhimat (2009:56) Non tes adalah alat evaluasi yang

biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat dan

motivasi. Ada beberapa jenis non tes sebagai alat evaluasi, diantaranya

(40)

60

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Observasi

Sanjaya dalam Ruhimat (2009:56) Observasi adalah teknik penilaian

dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi tertentu. Ada dua jenis

observasi, yaitu : observasi partisipatif dan observasi non partisipatf. Observasi

partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan menempatkan observer

sebagai bagian dimana observasi itu dilakukan. Misalnya, ketika observer ingin

mengumpulkan informasi bagaimana aktivitas dalam kegiatan diskusi, maka

sambil melakukan pengamatan, observer juga merupakan bagian dari peserta

diskusi. Observer non partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan cara

observer murni sebagai pengamat,. Artinya, observer dalam melakukan

pengamatan tidak aktif sebagai bagian dari kegiatan itu, akan tetapi ia berperan

semata-mata hanya sebagai pengamat saja. Oleh sebab itu, salah satu kelemahan

observasi non partisipatif adalah kecenderungan yang diobservasi untuk

berperilaku sangat tinggi.

Arikunto (2002:204) dalam menggunakan metode obeservasi cara yang

paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan

sebagai instrumen. Format yang disusunberisi tentang item-item tentang kejadian

atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Observasi tidak hanya mencatat

suatu kejadian atau tingkah laku yang terjadi namun observasi juga dituntut

adanya suatu penelaahan terhadap kejadian atau tingkah laku tersebut.

b. Wawancara

Sanjaya dalam Ruhimat (2009:56) Wawancara adalah komunikasi

langsung antara yang diwawancarai dan yang mewawancarai. Ada dua jenis

wawancara, yaitu wawancara langsung dan wawancara tidak langsung. Dikatakan

wawancara langsung manakala pewawancara melakukan komunikasi dengan

subjek yang ingin dievaluasi. Sedangkan wawancara tidak langsung, dilakukan

(41)

Faisal Anwar, 2013

Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Misalnya ketika ingin mengumpulkan informasi tentang kebiasaan siswa dalam

belajar, maka dikatakan wawancara langsung apabila wawancara dilakukan

dengan siswa yang bersangkutan; sedangkan manakala wawancara dilakukan

dengan oran

Gambar

Gambar 1.1    Pengalaman Belajar Menurut Peter Shea
Gambar 3.1. Peta Lokasi SMA Negeri 15 Bandung
Gambar 3.2  Siklus penelitian tindakan media Kurt Lewin(Sumber :Mamang (2010))

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh tingkat pengetahuan, sikap, perilaku responden tentang ISPA, dan kebiasaan merokok dalam keluarga terhadap

Penerapan cekaman kekeringan dengan durasi sampai 8 hari sebelum simplisia dipanen tidak menurunkan tinggi tanaman, jumlah daun, produksi berat segar dan berat kering

Terlepas dari tugas dan wewenang di atas, pelimpahan kewenangan dari pusat ke daerah juga bertujuan untuk menjalankan amanah Konstitusi sekaligus pembangunan Nasional,

Pihak Caloriеs Café Malang diharapkan dapat mеmpеrbaiki dan mеmpеrhatikan produk, pеrbaikan tеrhadap pеlayanan, fasilitas yang dibеrikan, suasana yang dapat

Data kejadian kebakaran hutan, lahan dan kebun di seluruh kecamatan tahun 2015 dinas kehutanan dan perkebunan kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2015. Data

Nurse Scheduling With Joint Normalized Shift and Day- Off Preference Satisfaction Using A Genetic Algorithm with

Buku Kalender Pendidikan ini disusun sebagai pedoman dalam menyusun rencana dan program bagi sekolah TK, TKLB, SD, SDLB, SMP, SMPLB, SMA, SMALB, SMK dan PNFI di lingkungan

Hasil pembahasan, data penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada balita di wilayah kerja Puskesmas Payo Selincah