Eneng Fauziah, 2013
Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN
E-LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PADA POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15 Bandung Semester Genap Tahun 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh
FAISAL ANWAR
0909011
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Eneng Fauziah, 2013
Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2013
IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN
E-LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA POKOK
BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMA
Negeri 15 Bandung Semester Genap Tahun 2012/2013)
Oleh Faisal Anwar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Faisal Anwar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Eneng Fauziah, 2013
Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Eneng Fauziah, 2013
Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Kelas XI
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISL M PADA POKOK
BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15 Bandung Semester Genap Tahun 2012/2013)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi suatu permasalahan yang berkenaan dengan
rendahnya minat dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Isl m di kelas
dan pentingnya penggunaan internet dalam proses pembelajaran saat ini sebagai media. Hal itu nampak terhadap aktivitas siswa di kelas ketika pembelajaran
Pendidikan Agama Isl m (PAI), tanpa bermaksud menyinggung penggunaan
metode ceramah dan jarang sekali menggunakan media pembelajaran yang menarik, sehingga mengakibatkan monotonnya pembelajaran yang berakibat kurangnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran PAI. Pada saat ini proses transfer pengetahuan dapat lebih cepat dan dapat lebih menarik dengan menggunakan internet, sehingga sangat penting jika guru dan siswa dapat menggunakan internet dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan media internet ini dinamakan e-learning. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung dengan media pembelajaran e-learning menggunakan aplikasi Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment). Objek penelitian ini merupakan siswa pada jenjang kelas XI IPA 4. Proses pembelajaran dengan menggunakan media e-learning dilakukan di ruangan yang terdapat koneksi
internet. Siswa dan guru bersama-sama melakukan log in dengan menggunakan
username dan password masing-masing. Siswa melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan aplikasi moodle tersebut sesuai dengan instruksi yang guru berikan mengenai pokok bahasan pengurusan jenazah, siswa dapat berdiskusi dengan fasilitas forum dan live chatt room. Setelah selesai pembelajaran maka siswa dan guru log out dari aplikasi tersebut. Hasil penelitian yang diperoleh
adalah (1) dalam pembelajaran pendidikan agama Isl m penggunaan media
pembelajaran e-learning pada pokok bahasan pengurusan jenazah telah berhasil meningkatkan keaktifan belajar siswa. (2) Pencapaian keberhasilan itu dilihat dari hasil pra tes dan pasca tes yang diperoleh siswa dengan hasil yang signifikan, siswa lebih mudah memahami pokok bahasan pengurusan jenazah dikarenakan dapat mengeksplor materi dengan menggunakan internet dan siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga pembelajaran PAI meyenangkan. (3) Adapun beberapa temuan dalam penelitian ini adalah a) Akses
internet yang optimal sangat mempengaruhi dalam proses pembelajaran. b) Pemilihan sekolah diupayakan yang telah atau sedang menggunakan e-learning
dalam pembelajarannya sehingga hambatan-hambatan yang terjadi dapat
diminimalisir. c) Pemilihan pokok bahasan pendidikan agama Isl m yang tepat
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kata kunci : Media Pembelajaran, E-learning, Pendidikan Agama Isl m.
THE IMPLEMENTATION OF MEDIA E-LEARNING IN TEACHING LEARNING PROCESS OF ISLAMIC EDUCATION SUBJECT ON CORPSE
HANDLING REVIEW
(Classroom Action Research in Class XI Science 4, SMAN 15 Bandung, Academic Period 2012/2013)
ABSTRACT
The background of this research was the issues regarding the lack of interest in participating in learning Islamic education subject in the classroom and the importance of the use of the Internet in the learning process as media at present. It appeared on the students' activities in the classroom when teaching Islamic Education (PAI), with no offense to the use of lecture method and using instructional media rarely attractive, resulting monotony of learning, lack of student interest in the subject of PAI. At this time the knowledge transfer process can be faster and more interesting by using the internet, so it is important that teachers and students can use the Internet in the learning process. Learning to use the internet media is called e-learning. The approach used in this study was a qualitative approach. The method used in this study was a method of classroom action research. The study was conducted in SMA 15 Bandung with media e-learning application using Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment). The object of this study was the students in class XI Science 4. Learning process by using the medium of e-learning was done in rooms where there was an internet connection. Students and teachers together log in with the username and password respectively. Students did the learning process by using the Moodle application in accordance with the instructions given by teacher on the theme of handling corpse, students could discuss using the room facility and live forums chatt . After completion of learning, the students and teachers log out of the application. The results obtained were: (1) learning Islamic education using e-learning instructional media on the theme of handling corpse have been successful in improving student learning activity. (2) the achievement could be seen from the results of pre-test and post-test, the students obtained significant results, students more easily understand the theme of handling corpse, because the material can be explored using the internet and the students were very enthusiastic in participating in learning so that learning PAI became fun. (3) As for some of the findings in this study were a) the optimal Internet access greatly affect the learning process. b) Selection of schools that have sought or are currently using e-learning, so that the obstacles can be minimized. c) Selection of proper theme of Islamic education also affects the student's learning enthusiasm.
i
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR HAK CIPTA
LEMBAR PERNYATAAN
UCAPAN TERIMA KASIH
PEDOMAN TRANSLITRASI ARAB - LATIN ... i
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 11
C. Tujuan Penelitian ... 12
D. Manfaat Penelitian ... 12
E. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islām pada Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) ... 15
B. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islām ... 33
C. Media Pembelajaran E-Learning ... 36
D. Penilaian Pembelajaran ... 45
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 47
F. Kerangka Pemikiran... 48
ii
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Desain Penelitian ... 50
B. Metode Penelitian ... 51
C. Definisi Operasional ... 54
D. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 55
E. Sumber Data... 55
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 56
G. Indikator Kinerja ... 61
H. Analisis Data ... 62
I. Prosedur Penelitian ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian... 67
1. Profil Sekolah ... 67
2. Visi dan Misi Sekolah ... 68
3. Keadaan Guru ... 68
4. Keadaan Siswa ... 69
5. Subjek Penelitian ... 70
B. Deskripsi Umum Pembelajaran... 71
1. Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Agama Islām ... 71
C. Penelitian Siklus I ... 73
1. Perencanaan ... 73
2. Pelaksanaan ... 91
3. Evaluasi Hasil Pembelajaran ... 103
4. Evektivitas ... 111
D. Penelitian Siklus II ... 114
1. Perencanaan ... 114
2. Pelaksanaan ... 125
3. Evaluasi Hasil Pembelajaran ... 135
iii
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Kesimpulan ... 149
B. Saran ... 151
DAFTAR PUSTAKA ... 153
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 156
RIWAYAT PENULIS ... 253
iv
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Pengalaman Belajar Menurut Peter Shea ... 5
Gambar 2.1. Alur proses pembelajaran berbasis web ... 44
Gambar 3.1. Peta Lokasi SMAN 15 Bandung ... 50
Gambar 3.2. Siklus penelitian tindakan Kurt Lewin ... 52
Gambar 3.3. Media Kurt Lewin ... 52
Gambar 4.1. Tampilan awal pengisian alamat web ... 77
Gambar 4.2. Tampilan Halaman website SMA Negeri 15 Bandung ... 78
Gambar 4.3. Tampilan Halaman utama Media Belajar Online ... 78
Gambar 4.4. Tampilan Menambah User ... 79
Gambar 4.5. Tampilan Enrol user ... 80
Gambar 4.6. Tampilan Pembagian Kelompok ... 81
Gambar 4.7. Tampilan Pembagian Kelompok secara otomatis ... 81
Gambar 4.8. Tampilan Pengisian Kelompok secara otomatis ... 82
Gambar 4.9. Tampilan Kelompok secara otomatis ... 82
Gambar 4.10. Tampilan Pengisian Forum diskusi ... 83
Gambar 4.11. Tampilan Pembuatan Kuis ... 84
Gambar 4.12. Alur Penggunaan Media Pembelajaran E-learning ... 94
Gambar 4.13. Tampilan awal pengisian alamat web ... 115
Gambar 4.14. Tampilan Halaman website SMA Negeri 15 Bandung ... 116
Gambar 4.15. Tampilan Halaman utama Media Belajar Online ... 116
Gambar 4.16. Tampilan Pengisian Forum Diskusi ... 117
v
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas X Semester I .... 24
Tabel 2.2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas X Semester II .... 25
Tabel 2.3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas XI Semester I .... 27
Tabel 2.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas XI Semester II ... 28
Tabel 2.5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas XII Semester I... 30
Tabel 2.6. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas XII SemesterII .. 31
Tabel 2.7. Tabel Allen hubungan media dengan tujuan pembelajaran ... 35
Tabel 2.8. Keuntungan dan kerugian e-learning ... 39
Tabel 4.1. Keadaan Siswa di SMAN 15 Bandung Kelas X, XI, XII ... 69
Tabel 4.2. Keadaan Siswa Kelas XI IPA 4 SMAN 15 Bandung ... 71
Tabel 4.3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 75
Tabel 4.4. Hasil Observasi Siklus I Fokus terhadap Guru ... 95
Tabel 4.5. Hasil Observasi Siklus I Fokus terhadap Siswa ... 98
Tabel 4.6. Hasil Pra tes dan Pasca tes Siklus I ... 103
Tabel 4.7. Ketuntasan Minimal Siklus I... 106
Tabel 4.8. Penilaian memandikan jenazah ... 108
Tabel 4.9. Penilaian mengkafani jenazah laki-laki ... 109
Tabel 4.10. Penilaian mengkafani jenazah perempuan ... 110
Tabel 4.11. Hasil Observasi Siklus II Fokus terhadap Guru ... 129
Tabel 4.12. Hasil Observasi Siklus II Fokus terhadap Siswa ... 132
Tabel 4.13. Hasil Pra tes dan Pasca tes Siklus II ... 135
Tabel 4.14. Ketuntasan Minimal Siklus II ... 139
vi
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1.a Hasil pra tes dan pasca tes siklus I ... 105
Grafik 4.1.b Hasil pra tes dan pasca tes siklus I ... 105
Grafik 4.2. Hasil Pencapaian Pra tes Siklus I ... 111
Grafik 4.3. Hasil Pencapaian Pasca tes Siklus I ... 112
Grafik 4.4. Pencapaian Kriteria ketuntasan minimal (KKM) ... 112
Grafik 4.5. Hasil Observasi Penilaian Terhadap Guru Siklus I ... 113
Grafik 4.6. Hasil Observasi Penilaian Terhadap Siswa Siklus I ... 113
Grafik 4.7.a Hasil pra tes dan pasca tes siklus I ... 137
Grafik 4.8.a Hasil pra tes dan pasca tes siklus II ... 137
Grafik 4.7.b Hasil pra tes dan pasca tes siklus I ... 138
Grafik 4.8.b Hasil pra tes dan pasca tes siklus II ... 138
Grafik 4.9. Hasil Pencapaian Pra tes Siklus I dan Siklus II ... 142
Grafik 4.10. Hasil Pencapaian Pasca tes Siklus I dan Siklus II ... 143
Grafik 4.11. Pencapaian KKM Siklus I dan Siklus II ... 143
Grafik 4.12. Hasil Observasi Penilaian Terhadap Guru Siklus I dan Siklus II ... 144
vii
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian ... 156
Lampiran 2 Analisis Butir Soal ... 162
Lampiran 3 Presensi Siswa Kelas XI IPA 4 SMAN 15 Bandung ... 179
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 180
Lampiran 5 Format Observasi ... 210
Lampiran 6 Tabulasi data Pra tes dan Pasca tes ... 226
Lampiran 7 Tabulasi data angket siswa ... 242
1
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islām hadir sebagai ra mat bagi seluruh alam (raḥmātan lil ‘ālamīn), sehingga Islām merupakan agama yang universal. Keuniversalan Islām
dibuktikan dengan konsep Islām yang dapat menjawab dan membuktikan setiap
perkembangan zaman melalui Al-Qur`ān sebagai landasannya. Al-Qur`ān hadir
sebagai pemberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus, sebagaimana firman
Allāh swt :
Artinya :Dan Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhīrat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’mīn, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.
(Q.S. Al Isrā` [17]: 19) *
yang bertujuan memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia.
Kesejahteraan dan kebahagiaan akan tercermin pada setiap manusia jika setiap
individu tersebut dapat mengaplikasikan Al-Qur`ān dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan yang ingin dicapai dengan pengamalan mengenai Al-Qur`ān
adalah pengabdian kepada Allāh swt yang sejalan dengan tujuan penciptaan
manusia untuk beribadah dan sebagai khalīfah di bumi, sebagaimana Firman
Allāh swt :
*
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Artinya :Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalīfah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalīfah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2] : 30).
Keberadaan Islām untuk membina manusia secara pribadi maupun kelompok
memberikan kemampuan untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai hamba
dan khalīfah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan yang ditetapkan
Allāh swt. Amānah yang telah Allāh swt berikan kepada manusia mengenai kekhalīfahannya perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan berlandaskan
Al-Qur`ān dan Al- adīś yang telah Rasūlullāh wasiatkan. Dalam pengamalan
tugas dan fungsi manusia sebagai seorang hamba tercermin dalam kualitas ibadah
kepada Allāh swt serta ketika manusia sebagai khalīfah tercermin dalam
menjalankan amānahnya tersebut. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya itu
manusia membutuhkan proses pembelajaran untuk dapat menjalankan tugas dan
fungsinya dengan maksimal.
Allāh swt. telah membelajarkan manusia dengan perantara Qalam dan mengajarkan manusia mengenai apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-„Alaq [96] : 4-5). Syahidin dalam Syafaat (2008:73) mengemukakan bahwa dalam
mengaplikasikan peran khalīfah, Islām memiliki misi pembentukan Al-Akhlāq
3
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan mengembangkan sifat-sifat illāhiyah dalam aspek ritual dan sosial. Dalam
proses penyampaian dan penerapan sifat – sifat illāhiyah tersebut dibutuhkan
sebuah cara terbaik atau inovasi untuk meningkatkan aspek ritual maupun sosial
sehingga dapat memudahkan dalam pengaplikasian sebagai khalīfah.
Sebuah inovasi dalam menerapkan nilai – nilai keillahian tersebut perlu
disesuaikan dengan perkembangan zaman, namun tetap dalam koridor keislāman
yang berdasar kepada Al-Qur`ān dan Al- adīś . Perkembangan sebuah inovasi
berkaitan dengan kemampuan manusia. Allāh swt telah memberikan potensi
terbaik yang dapat dijadikan sebagai modal dalam menerapkan dan
mengaplikasikan nilai – nilai keillāhian yaitu penglihatan, pendengaran dan hati.
Ketiga potensi tersebut akan menjadikan manusia mudah dalam mendapatkan
ilmu pengetahuan dan pendidikan merupakan proses untuk memicu dan
mengembangkan modal yang telah Allāh swt berikan.
Munir (2008:2) mengemukakan bahwa :
Pendidikan merupakan sebuah proses akademik yang tujuannya untuk meningkatkan nilai sosial,budaya, moral atau agama peserta didik dan pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang dirancang untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik.
Komunikasi yang terstruktur dan dan menyenangkan akan membentuk sebuah
paradigma berpikir siswa serta akan membentuk karakter dan meningkatkan nilai
pada aspek-aspek tersebut.
UNESCO dalam Syahidin (2009:9) merumuskan pilar-pilar pendidikan
baru dalam menghadapi era globalisasi yaitu dengan learning to know, learning to
do, learning to be dan learning to live together. Dalam mencapai pilar-pilar
tersebut pendidikan di Indonesia perlu disiapkan, diarahkan, dikembangkan dan
disesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa mengurangi bahkan
meninggalkan nilai – nilai Pancasila sebagai dasar negara yang menjadi landasan
filosofis bagi masyarakat yang dikembangkan menjadi Undang-Undang yang
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 3
tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari tujuan pendidikan nasional tersebut tergambar upaya peningkatan dari
berbagai aspek seperti kognitif, afektif, psikomotor serta aspek religius yang perlu
ditunjang oleh berbagai komponen dalam pendidikan. Saat ini tidak terlalu jauh
kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan khususnya dalam teknologi
informasi dan komunikasi karena dibeberapa jenjang sekolah formal sudah
memiliki fasilitas tersebut walaupun belum menyeluruh. Tujuan pendidikan pula
berorientasi pada sebuah tuntutan untuk menjadikan masyarakat Indonesia
memiliki karakter atau kebribadian yang utuh, dan pendidikan merupakan
kendaraan yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu karakter
yang diharapkan yang menjadi sebuah produk dari pendidikan adalah nilai-nilai
kejujuran. Dalam mengembangkan dan mengaplikasikan nilai-nilai keseharian
yang biasa dilakukan dan menjadi sebuah budaya akan tumbuh dan berkembang
menjadi sebuah karakter, dan perlu proses pembelajaran dalam mengaplikasikan
sehingga karakter yang dimiliki adalah karakter dari nilai-nilai keillāhian.
Konsepsional mengenai pembelajaran adalah upaya untuk mencapai
tujuan yang sama sehingga aspek psikologi siswa dapat berubah dengan adanya
pembelajaran, interaksi sosial siswa dengan masyarakat akan terjalin karena siswa
telah mempelajari lawan bersosialisasi dan manusia merupakan mahluk sosial
yang tidak bisa hidup menyendiri dan dapat dipastikan membutuhkan orang lain,
sehingga dalam upaya mencapai tujuannya memerlukan orang lain. Komunikasi
5
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
proses pembelajaran dan akan berpengaruh dalam bentuk pendekatan, model,
metode, dan strategi pembelajaran. Dalam sebuah pembelajaran erat kaitannya
dengan teknologi, baik itu teknologi sederhana maupun modern, jika dalam
pembelajaran yang komprehensif perlu memperhatikan perbedaan kemampuan
siswa yang beragam dengan tipe auditif, visualitif, audio visual dan kinestetik.
Dengan menggunakan teknologi yang digunakan sebagai media pembelajaran
maka akan menjembatani dalam menunjang keempat tipe kemampuan siswa
tersebut.
Untuk menunjang proses pembelajaran Peter Shea dalam Munir
(2008:68-69) mengemukakan ragam pengalaman belajar diberikan dalam gambar berikut
ini:
Gambar 1.1 Pengalaman Belajar Menurut Peter Shea
Dalam gambar tersebut menunjukkan bahwa peserta didik menjalani
pengalaman belajarnya, dan dari gambar diatas hanya 10% siswa dapat menyerap
pengalaman belajarnya dengan membaca, 20% dari yang peserta didik dengar,
30% dari yang peserta didik lihat, 50% dari yang peserta didik lihat dan dengar,
70% dari yang peserta didik katakan, dan 90% dari yang peserta didik katakan dan
lakukan. Dari piramida diatas diungkapkan bahwa pada umumnya metode
BACA10 %
DENGAR 20%
LIHAT 30%
LIHAT DAN DENGAR 50%
KATAKAN 70%
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konvensional (ceramah) sering dilaksanakan oleh para guru, namun perlu adanya
sebuah inovasi dalam pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran
sehingga pengalaman belajar siswa dapat optimal. Sehingga menurut hemat
penulis bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Islām mengatur mengenai
tatanan kehidupan manusia dan salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan yang
Islāmi akan diarahkan tidak hanya berorientasi pada dunia namun juga pada akhīrat.
Pendidikan agama Islām adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani,
bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islām dari sumber
utamanya kitab suci Al-Qur`ān dan Al- adīś , melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman." Sedangkan menurut Tafsir,
dalam Aziz (2009) mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islām adalah usaha
sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islām ( knowing ), terampil
melakukan atau mempraktekkan ajaran Islām ( doing ), dan mengamalkan ajaran
Islām dalam kehidupan sehari-hari ( being ). Dalam konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islām secara hakikatnya adalah dapat menghadirkan Allāh swt
baik dalam proses pembelajaran dan diluar pembelajaran.
Allāh swt berfirman :
7
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Artinya :
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
(Q.S. At-Taubah [9] :122)
Berdasarkan ayat di atas, Allāh swt menghimbau kepada manusia untuk
memperdalam mengenai ilmu Agama Islām agar dapat menjadi syiar dan dakwah
kepada manusia yang lain. Menurut hemat penulis secara tidak langsung isi
kandungan ayat diatas menjelaskan bagaimana perintah Allāh mengenai proses
pembelajaran sehingga makna “memberi peringatan” dimaknai sebagai guru dan
“kaumnya” dapat dimaknai sebagai siswa, sehingga Allāh swt menjelaskan bahwa proses pembelajaran itu penting terutama pembelajaran Agama Islām karena dapat
menjaga dirinya dengan pengetahuan yang telah didapatnya. Fakhruddin
(2009:81) mengemukakan bahwa proses transfer nilai pendidikan keislāman
secara global dibagi ke dalam tiga tahap yaitu tablīg, ta’līm, dan takwīn. Tablīg
(menyampaikan) merupakan penyampaian secara umum, sedangkan Ta’līm
(belajar) merupakan penyampaian yang lebih khusus, terperinci dan sistematis,
keseluruhan proses pembelajaran diatur dalam sebuah sistem dan Takwīn
(pembentukan) transfer ilmu tidak cukup perlu adanya suatu pembentukan yang
menjadi karakter pada diri siswa. Jika berawal dari sebuah konsep maka
Pendidikan Agama Islām merupakan proses pembelajaran yang menanamkan
nilai-nilai keislāman.
Dalam kurikulum nasional, Pendidikan Agama Islām sebagai mata
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perguruan Tinggi. Misi utama PAI adalah membina kepribadian siswa secara utuh
dengan harapan kelak mereka akan menjadi ilmuwan yang beriman dan bertakwa
kepada Allāh. Syahidin (2009: 3) mengemukakan bahwa :
Definisi PAI disekolah adalah suatu mata pelajaran dengan tujuan untuk menghasilkan para siswanya memiliki jiwa agama dan taat dalam menjalankan perintah agamanya, buhan hanya menghasilkan siswa yang berpengetahuan agama yang mendalam...Pendidikan agama Islām yang berada di sekolah formal dititikberatkan pada pembinaan kepribadian siswa bukan pada wawasan semata.
Dalam penyampaian Pendidikan Agama Islām di sekolah tentunya tidak akan terlepas dari pola dan sistem guru mengajar di kelas. Guru diharapkan tidak hanya
sebatas mentranfer pengetahuan saja namun lebih dari itu guru dapat membentuk
karakter siswa dan mengarahkan pada minat serta bakat yang dimilikinya. Tugas
pokok dan fungsi serta peran guru menjadikan guru untuk lebih profesional dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam Undang – Undang no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dalam pasal 20 menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan seni. Dengan demikian guru dan dosen dituntut untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang dapat disesuaikan dengan perkembangan
zaman saat ini. Tirtarahardja (2005:255) mengemukakan bahwa :
Guru diharapkan mampu mengelola proses pembelajaran (manajer), menunjukkan tujuan pembelajaran (director), mengorganisasikan kegiatan pembelajaran (koordinator), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar (komunikator) menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar (fasilitator), dan memberikan dorongan belajar (stimulator).
Standar Nasional Pendidikan dalam Arikunto (2010:1) tertuang bahawa guru
dituntut untuk memiliki empat kompetensi, yaitu (1) kepribadian, (2) profesional,
9
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut sehingga dapat mengarahkan siswanya menuju pada hakekat tujuan
pendidikan nasioanl yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Karakter bangsa akan terbangun dan tertata
dengan baik jika dimulai dari instansi pendidikan yang fokus dalam
mempersiapkan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi para generasi
penerus bangsa. Dalam proses pembelajaran kompetensi yang dimiliki oleh
seorang guru akan mempengaruhi pula terhadap materi yang disampaikan,dan
penyampaian guru dilihat pula dengan metode dan media yang digunakan dalam
proses pembelajaran.
Sudrajat (2008) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya
proses belajar pada diri peserta didik. Dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru
dan ketepatan dalam menggunakan metode serta media dalam proses
pembelajaran akan mempercepat proses transfer materi pembelajaran. Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang mendorong manusia untuk
meningkatkan kesejahteraannya dari berbagai aspek. Penggunaan teknologi yang
serba instan membuat segala aspek kehidupan tersebut semakin mudah mulai dari
bidang kesehatan, transportasi, telekomunikasi, informasi dan lain-lain. Jika
diamati di bidang telekomunikasi yang serba mudah dengan menggunakan
internet yang bisa digunakan untuk mencari informasi, relasi bahkan pujaan hati.
Dalam perkembangan teknologi dan menjamurnya penggunaan internet
sangat merubah dan mempengaruhi pola dan kehidupan manusia. Ruang dan
waktu yang dahulu menjadi hambatan dalam melakukan komunikasi saat ini tidak
lagi menjadi sesuatu yang berarti. Penggunaan internet dirasa menjadi sebuah
makanan pokok yang selalu dimanfaatkan setaip saat oleh masyarakat yang
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
room chatt, webcame atau jejaring sosial lainnya yang semakin mudah untuk di
akses. Media internet saat ini dipandang sebagai kebutuhan primer dan
penggunaan internet didorong oleh individu maupun kelompok dalam memenuhi
kebutuhannya. Sama halnya dengan bidang komunikasi, transportasi, bisnis
bahkan militer, dunia pendidikan pun mulai menggunakan media internet sebagai
sumber dan media dalam pembelajaran sehingga guru di tuntut untuk up to date
terhadap segala bentuk konten pembelajaran serta media pembelajaran agar bisa
berinovasi dan menciptakan sebuah pembelajaran yang kreatif inovatif dan
menyenangkan sehingga pembelajaran yang disajikan di sekolah bisa diserap oleh
siswa secara maksimal.
Dalam era globalisasi saat ini perlu adanya sebuah perubahan dalam
menunjang perkembangan zaman, secara tidak langsung masyarakat harus
dituntut untuk dapat memanfaatkan serta menggunakan teknologi tersebut.
Khususnya dalam dunia pendidikan telah terdapat inovasi dalam sebuah
pembelajaran berbasis teknologi internet salah satunya berupa electronic learning
atau yang lebih dikenal dengan istilah E- Learning. Dalam jurnal Lena (2009)
mengemukakan bahwa penggunaan multi model pembelajaran dan multi media
dapat dijadikan alternatif yang dilakukan untuk merangsang kreativitas dan minat
belajar sebagai media pembelajarannya.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islām di
sekolah pada umumnya guru hanya menyampaikan dengan metode ceramah dan
diskusi untuk setiap pokok bahasan apapun, sehingga jika kita amati pada teori
piramida yang dikemukakan oleh Peter Shea maka akan sedikit transfer
pengetahuan terhadap siswa, termasuk pada pokok bahasan yang mencakup
afektif dan psikomotor pada umumnya dilakukan pula dengan metode ceramah.
Menurut pengalaman dan pengamatan penulis serta hasil observasi dan
wawancara pada beberapa siswa di SMA Negeri 15 Bandung guru pada umumnya
menggunakan metode ceramah dan diskusi yang menyebabkan siswa cenderung
11
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh guru dengan kata lain guru masih menggunakan metode konvensional bahwa
guru menjadi pusat dan inti dalam proses belajar mengajar (teacher center).
Undang – undang sistem pendidikan nasional nomor 20 Tahun 2003
menginginkan siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan (kognitif) namun
secara afektif maupun psikomotor dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam Proses pembelajaran guru diharapkan lebih ideal dan profesional
dengan tuntutan perubahan zaman. Guru diharapkan tidak hanya menjadi seorang
pendidik, namun menjadi fasilitator yang dapat mengarahkan siswanya untuk
bersaing dalam era globalisasi namun tetap pada koridor agama dan kebudayaan
Indonesia. Tuntutan melek teknologi sudah mulai dipalikasikan dan sudah mulai
dirasakan di dunia pendidikan, dibuktikan dengan pemasangan fasilitas internet di
setiap sekolah khususnya di SMA Negeri 15 Bandung, namun belum dapat
digunakan secara makasimal oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran,
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya mengenai
penggunaan internet tersebut guru bersama siswa diharapkan dapat memanfaatkan
fasilitas penggunaan internet dalam pembelajaran sehingga dapat memberikan
sebuah inovasi dalam pembelajaran dan dapat menciptakan suatu pembelajaran
yang menarik. Untuk itu penulis berupaya untuk mengaplikasikan penggunaan
internet dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islām melalui sebuah penelitian
dengan judul Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah.
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Penelitian
Dalam pendidikan dianggap perlu untuk adanya sebuah inovasi
pembelajaran menggunakan media elektronik (internet) khususnya dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islām dan dalam hal ini penulis membatasi pada
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka secara
umum permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : “Bagaimanakah impelementasi media pembelajaran e-learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islām pada pokok
bahasan pengurusan jenazah?”
Dari rumusan masalah diatas, dapat dijabarkan menjadi
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran pendidikan agama Islām pada
pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media
pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15
Bandung ?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islām pada
pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media
pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15
Bandung ?
3. Bagaimana hasil proses pembelajaran pendidikan agama Islām pada
pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media
pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15
Bandung ?
4. Bagaiamana efektifitas penerapan pembelajaran pendidikan agama Islām
pada pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media
pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15
Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penerapan
13
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengenai pokok bahasan memahami ketentuan Hukum Islām tentang pengurusan
jenazah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran pendidikan agama Islam pada
pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media
pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15
Bandung.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam pada
pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media
pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15
Bandung.
3. Mendeskripsikan hasil proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada
pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan media
pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15
Bandung.
4. Mendeskripsikan efektifitas penerapan pembelajaran pendidikan agama
Islam pada pokok bahasan pengurusan jenazah dengan menggunakan
media pembelajaran e-learning pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 15
Bandung.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Agar penelitian ini dapat memberikan gambaran (deskripsi) mengenai
penerapan media pembelajaran e-learning pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islām di Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 15
Bandung pada pokok bahasan pengurusan jenazah. UNESCO dalam
Syahidin (2009:9) merumuskan pilar-pilar pendidikan baru dalam
menghadapi era globalisasi yaitu dengan learning to know, learning to do,
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari era globalisasi sehingga dalam menghadapi era globalisasi ini siswa
dituntut untuk mampu mempergunakan dan memanfaatkan internet secara
maksimal. Dalam dunia pendidikan dengan menggunakan media
pembelajaran e-learning siswa dapat mempergunakan fasilitas internet
dalam proses pembelajaran secara maksimal, sehingga pilar-pilar
pendidikan yang dikemukakan oleh UNESCO tersebut dapat diaplikasikan
khususnya dalam mata pelajaran pendidikan agama Islām.
2. Manfaat praktis
Hasil peneitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti
dan sebagai sumbangan pemikiran terhadap berbagai pihak, diantaranya:
a. Bagi Guru
1) Meningkatnya pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan
guru dalam mengidentifikasi masalah pembelajaran dan
mengatasinya.
2) Meningkatnya pemahaman dan keterampilan dalam memilih
penggunaan media pembelajaran.
3) Meningkatnya kemampuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajran.
4) Meningkatnya kompetensi profesionalitas.
b. Bagi Sekolah
1) Memberikan kontibusi dalam meningkatkan kualitas sekolah
dan kualitas lulusan.
2) Menjadikan model atau percontohan pada sekolah lain dengan
menggunakan media e-learning
c. Bagi Prodi IPAI
1) Mengenalkan e-learning dalam pembelajaran PAI.
2) Menambah inovasi pembelajaran mengenai penggunaan media
15
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini (skripsi) terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab I : Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, identifikasi masalah dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II : Kajian pustaka mengenai pendidikan agama Islām pada jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA), media pembelajaran, media pembelajaran
e-learning, penilaian pembelajaran, penelitian terdahulu yang relevan, dan
kerangka pemikiran.
Bab III : Metode penelitian diantaranya desain penelitian, metode penelitian,
definisi operasional, persiapan penelitian tindakan kelas (PTK), sumber
data, teknik pengumpulan data, indikator kerja, analisis data dan prosedur
penelitian.
Bab IV : Pembahasan dan hasil penelitian mengenai deskripsi umum lokasi dan
subjek penelitian, deskripsi umum pembelajaran, siklus penelitian
pertama, dan siklus penelitian kedua.
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A. (2009, Juli). Pengertian dan tujuan Pendidikan Agama. Dipetik Juni 23, 2012, dari
islamblogku.blogspot.com: http://islamblogku.blogspot.com/2009/07/pengertian-dan-tujuan-pendidikan-agama_1274.html
Fakhrudin, A. d. (2009). Generasi Muslim Sejati,Panduan Tutoria. UPI Bandung: PAI
MKDU.
Lena, B. N. (2009). Model Pembelajaran E-Learning Melalui Homepage Sebagai Media Pembelajaran Sehingga Diharapkan Dapat Meningkatkan Minat Dan Kreativitas Siswa. Jurnal ABMAS Media Komunikasi dan Informasi Pengabdian Kepada Masyarakat. 81, (9) , 414-875.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunukasi. UPI Bandung:
CV Alfabeta.
Sudrajat, A. (2008, Januari 12). Konsep Media Pembelajaran. Dipetik Desember 30, 2012,
dari akhmadsudrajat.wordpress.com:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/
Syafaat, A. ,. (2008). Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan
Remaja (Juvinile Deliquency). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran. Bandung: Alfabeta.
50
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut Iskandar (2009:129) untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian dan siklus PTK
sebagai berikut :
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 15 Bandung yang beralamat
di Jalan Sarimanis I no 1 Kelurahan Sarijadi Kecamatan Sukasari Kota
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
[image:31.595.115.513.206.599.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1. Peta Lokasi SMA Negeri 15 Bandung
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan pada Tahun
ajaran 2012/2013 semester genap (II) yaitu pada bulan Februari pada
minggu kedua hingga minggu ketiga dikarenakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini memiliki beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar
mengajar yang efektif dikelas.
3. Subjek Penelitian
Sugiyono (2008:118) juga memaparkan mengenai sampel yaitu
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel atau subjek yang diambil merupakan siswa kelas XI IPA 4 yang
berjumlah 40 orang siswa terdiri dari 37 orang siswa beragama Islam dan 3
orang siswa beragama Kristen Protestan. Untuk itu maka peneliti hanya
mengikut sertakan siswa yang beragama Islam sebanyak 37 Orang.
4. Siklus PTK
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui dua siklus untuk
melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pokok bahasan pengurusan
jenazah melalui penggunaan media pembelajaran e-learning.
B. Metode Penelitian
Arikunto (2002:136) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan
cara yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Arikunto
52
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikenal dengan Penelitian Tindakan, untuk itu metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau yang dikenal dengan istilah Classroom Action
Research (CAR).. Penelitian Tindakan ini pertama kali dikembangkan oleh
seorang psikolog sosial yaitu Kurt Lewin.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti
terdiri dari dua putaran (siklus), berikut merupakan gambar siklus PTK:
Gambar 3.2 Siklus penelitian tindakan media Kurt Lewin(Sumber :Mamang (2010))
Hubungan dari keempat komponen tersebut membentuk sebuah siklus
yang akan terus berulang hingga tercapainya tujuan penelitian. Keempat
komponenn itu akan menjadikan sebuah siklus yang memiliki keterkaitan dan
kesinambungan dalam penelitian tindaskan kelas. Namun dalam Arikunto
(2002:84) dari media Kurt Lewin dikembangkan pula oleh Kemmis dan Mc
Taggart kedua ahli tersebut mengembangkan media bagan visualisasi dari
penelitian tindakan yaitu :
PERENCANAAN
PERLAKUAN
PENGAMATAN REFLEKSI
PERENCANAAN PENGAMATAN
REFLEKSI
PERENCANAAN
PERLAKUAN
PENGAMATAN
REFLEKSI
SIKLUS 2 SIKLUS 1
[image:32.595.109.514.223.809.2]Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3. media Kurt Lewin yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart
Sumber : Arikunto (2002:84)
Hopkins dalam Muslich (2009:8) mengemukakan PTK adalah suatu
bentuk kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam
melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam
praktik pembelajaran. Muslich (2009:9) mengemukakan bahwa PTK ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas berbagai aspek pembelajaran sehingga
kompetensi yang menjadi target pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal.Wiriaatmadja (2010:13) mengemukakan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi
prakterk pelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Guru
dapat mencobakan suatu gagasanperbaikan dalam praktek pembelajaran dan
melihat pengaruh nyata dari pembelajaran itu. Menurut Somad (2009:26-27)
mengemukakan bahwa sesuai dengan tahap-tahap kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus/Putaran I sebagai
berikut :
1. Tahap pertama, PLANNING (perencanaan), adalah menyusun perencanaan
pengajaran (RPP).
2. Tahap kedua, ACTING (pelaksanaan), adalah melaksanakan pengajaran.
3. Tahap ketiga, OBSERVING (observasi/pengamatan), yakni mengobservasi
54
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Tahap keempat, REFLECTING (refleksi), yakni Menilai “keberhasilan”.
Setelah dianalisis ternyata “kurang” berhasil, atau “gagal”, sehingga perlu
dilakukan Putaran II. Pada putaran ini pun dilakukan empat tahap berikut :
1. Tahap pertama, PLANNING (perencanaan), adalah menyusun perencanaan
pengajaran (RPP) dengan hasil refleksi pada perencanaan putaran siklus I.
2. Tahap kedua, ACTING (pelaksanaan), adalah melaksanakan pengajaran
dengan hasil refleksi pada pelaksanaan putaran siklus I.
3. Tahap ketiga, OBSERVING (observasi/pengamatan), yakni mengobservasi
/ mengamati kemampuan siswa sebagai dampak dari pengajaran dengan
hasil refleksi pada observasi putaran siklus I.
4. Tahap keempat, REFLECTING (refleksi), Menilai “keberhasilan” dengan
membandingkan hasil siklus I dan siklus II.
C. Definisi Operasional
Terdapat dua istilah dalam penelitian ini yang perlu mendapatkan
penjelasan yaitu :”media pembelajaran e-learning” dan “implementasi terhadap pendidikan agama Islām pada pokok bahasan pengurusan jenazah”.
Media pembelajaran e-learning dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
merekomendasikan media pembelajaran berbasis internet dalam pembelajaran
PAI. Media e-learning merupakan suatu media pembelajaran yang menggunakan
perangkat hardware dan software, dan menggunakan jasa internet dalam
pembelajaran. Dan dalam penyampaian materi pun dapat dilengkapi dengan
audio, visual bahkan gabungan diantara keduanya. Dalam penelitian lain hampir
serupa menggunakan media pembelajaran e-learning, untuk itu dalam penelitian
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran e-learning. Selain itu yang dimaksud dengan media pembelajaran
e-learning dalam penelitian ini adalah :
1. E-learning ini menggunakan aplikasi Moodle (Modular
Object-Oriented Dynamic Learning Environment).
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dan siswa melaksanakan
pembelajaran di tempat yang dapat mengakses internet dan dapat
menggunakan perangkat komputer, atau hanphone yang dapat mengakses
internet.
3. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil (4-5 siswa), yang akan berdiskusi
pada room dalam e-learning untuk berdiskusi mengenai materi yang
disampaikan.
Implementasi atau penerapan media pembelajaran e-learning ini
diharapkan dapat mengukur peningkatan pengetahuan dan kemampuan siswa
dalam pembelajaran PAI dan mengetahui motivasi belajar siswa sehingga dapat
berpengaruh terhadap prestasi belajar PAI.
D. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dibuat
berbagai input instrumental yang akan dibangunkan untuk memberikan perlakuan
dalam PTK yaitu pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan dijadikan materi dalam PTK dilihat dari Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) dalam Pendidikan Agama Islam yaitu : Memahami
ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah ; (a) Menjelaskan tata cara
pengurusan jenazah, (b) Memperagakan tata cara pengurusan jenazah.
Selain itu dibuat perangkat pembelajaran berupa; (1) Lembar Kerja Siswa
56
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Evaluasi. Dalam persiapan juga akan disusun daftar kelompok diskusi yang dibuat
secara heterogen.
Peneliti bermaksud untuk mengkaji keunggulan media pembelajaran
e-learning dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di sekolah pada pokok bahasan pengurusan jenazah. Peneliti
mengimplementasikan media pembelajaran e-learning dan mengkaji efektivitas
suatu perlakuan (treatment) dalam mengubah suatu perilaku dengan cara
membandingkan antara keadaan sebelum (pra tes) dengan keadaan sesudah
perlakuan itu diberikan (pasca tes).
E. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari
beberapa sumber yakni;
1. Siswa, untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar dan aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar.
2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi media
pembelajaran e-learning dalam pokok bahasan pengurusan jenazah dan
hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Guru mitra (observer) dan Focus Group Discution (FGD) merupakan data
yang diperoleh untuk refleksi pada siklus berikutnya.
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Sugiyono (2008:173) mengemukakan bahwa :
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono (2008:182) membandingkan antara isi instrumen dengan materi
pelajaran yang diajarkan. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila
mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran
yang diberikan.
Adapun reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
menghasilkan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah,
perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Sebuah tes mungkin reliabel
tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel. Dalam
penelitian ini mencari besarnya reliabilitas menggunakan metode tes ulang (
test-retest method) yaitu dalam metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi
dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan dua kali, maka
metode ini dapat disebut dengan single-test-double-trial-method. Kemudian kedua
kali tes tersebut dihitung korelasinya.
Pemahaman soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan
antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang
tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Manfaat daya pembeda
butir soal adalah seperti berikut ini. Indeks daya pembeda setiap butir soal
biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya
pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan siswa
yang telah memahami materi dengan warga belajar/peserta didik yang belum
memahami materi.
Mengenai tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar
suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk indeks. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil
hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Fungsi tingkat kesukaran butir soal
58
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan
seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi/sukar, dan
untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal yang memiliki tingkat
kesukaran rendah/mudah.
Sanjaya dalam Ruhimat (2009:53) mengemukakan bahwa evaluasi
merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks
kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik
dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurut Scriven
yang dikutip oleh Sanjaya dalam Ruhimat (2009:53) adalah evaluasi sebagai
fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif.
Menurut Arikunto (2002:127) secara garis besar, alat evaluasi yang
digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes.
Instrumen untuk penelitian ini merupakan tes. Sanjaya dalam Ruhimat
(2009:54-57) menjelaskan sebagai berikut :
1. Tes
Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek
kgnitif, atau tingkat penguasaan materei pembelajara. Hasil tes biasanya diolah
secara kuantitatif. Proses pelaksanaan tes hasil belajar dilakukan setelah berakhir
pembahasan satu pokok bahasan, atau setelah selesai satu catur wulwn atau satu
semester. Dilihat dari fungsinya, tes yang dilaksanakan setelah selesai satu catur
wulan atau semester dinamakan tes sumatif. Hal ini disebabkan hasil dari tes itu
digunakan untuk menilai keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran sebagai
bahan untuk mengisi buku kemajuan belajar (nilai raport). Sedangkan tes yang
dilaksanakan setelah proses belajar mengajar atau mungkin setelah selesai satu
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melihat keberhasilan siswa akan tetapi digunakan sebagai umpan balik untuk
perbaikan proses belajar mengajar yang dilakuakan oleh guru.
Arikunto (2002:127) juga memaparkan bahwa tes merupakan serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Arikunto (2002:198) mengemukakan bahwa untuk
mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti maka
digunakan tes. Untuk instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi siswa. Arikunto
(2002:198) mengemukakan instrumen pengukuran berupa tes digunakan untuk
mengukur kemampuan dasar (pemahaman) dan pencapaian prestasi. Untuk
mengukur kemampuan dasar antara lain tes untuk mengukur intelegensi (IQ), tes
minat, tes bakat khusus dan sebagainya.
Tes yang akan digunakan yaitu dengan tes tertulis. Tes yang akan
dilaksanakan yaitu pra tes (tes sebelum treatment) dan pasca tes (tes setelah
treatment) dan dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Pelaksanaan tes pada
siklus I dan siklus II menggunakan aplikasi moodle sehingga pelaksanaan tes
dilakukan secara online atau menggunaka internet. Jumlah butir soal telah
disediakan dalam aplikasi moodle, soal akan tampil ketika siswa mengakses
internet dengan masuk pada halaman soal dengan random atau secara acak,
sehingga urutan nomor soal setiap siswa berbeda.
2. Non tes
Sanjaya dalam Ruhimat (2009:56) Non tes adalah alat evaluasi yang
biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat dan
motivasi. Ada beberapa jenis non tes sebagai alat evaluasi, diantaranya
60
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Observasi
Sanjaya dalam Ruhimat (2009:56) Observasi adalah teknik penilaian
dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi tertentu. Ada dua jenis
observasi, yaitu : observasi partisipatif dan observasi non partisipatf. Observasi
partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan menempatkan observer
sebagai bagian dimana observasi itu dilakukan. Misalnya, ketika observer ingin
mengumpulkan informasi bagaimana aktivitas dalam kegiatan diskusi, maka
sambil melakukan pengamatan, observer juga merupakan bagian dari peserta
diskusi. Observer non partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan cara
observer murni sebagai pengamat,. Artinya, observer dalam melakukan
pengamatan tidak aktif sebagai bagian dari kegiatan itu, akan tetapi ia berperan
semata-mata hanya sebagai pengamat saja. Oleh sebab itu, salah satu kelemahan
observasi non partisipatif adalah kecenderungan yang diobservasi untuk
berperilaku sangat tinggi.
Arikunto (2002:204) dalam menggunakan metode obeservasi cara yang
paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan
sebagai instrumen. Format yang disusunberisi tentang item-item tentang kejadian
atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Observasi tidak hanya mencatat
suatu kejadian atau tingkah laku yang terjadi namun observasi juga dituntut
adanya suatu penelaahan terhadap kejadian atau tingkah laku tersebut.
b. Wawancara
Sanjaya dalam Ruhimat (2009:56) Wawancara adalah komunikasi
langsung antara yang diwawancarai dan yang mewawancarai. Ada dua jenis
wawancara, yaitu wawancara langsung dan wawancara tidak langsung. Dikatakan
wawancara langsung manakala pewawancara melakukan komunikasi dengan
subjek yang ingin dievaluasi. Sedangkan wawancara tidak langsung, dilakukan
Faisal Anwar, 2013
Implementasi Media Pembelajaran E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Misalnya ketika ingin mengumpulkan informasi tentang kebiasaan siswa dalam
belajar, maka dikatakan wawancara langsung apabila wawancara dilakukan
dengan siswa yang bersangkutan; sedangkan manakala wawancara dilakukan
dengan oran