(
Penelitian Kuasi Eksperimen pada Salah Satu SMP Negeri di Kabupaten Garut)Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
oleh:
EKO FAJAR SURYANINGRAT
1201407
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA
(Penelitian Kuasi Eksperimen pada Salah Satu SMP Negeri
di Kab Garut)
Oleh :
Eko Fajar Suryaningrat
S.Pd. STKIP-Garut, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika
© Eko Fajar Suryaningrat 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disetujui dan Disahkan oleh :
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Tatang Herman, M,Ed. NIP. 196110111991011001
Pembimbing II
Dr. Bambang Avip Priatna M, M.Si NIP.19641205199031001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PERYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Definisi Operasional ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Kemampuan Penalaran Matematis ... 11
B. Kemampuan Representasi Matematis ... 13
C. Disposisi Matematis ... 15
D. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 18
E. Hasil Penelitian Relevan ... 29
F. Model Pembelajaran Ekspositori ... 30
G. Kerangka Berpikir ... 31
H. Hipotesi Penelitian ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Desain Penelitian ... 34
ix
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Variabel Penelitian ... 36
D. Prosedur Penelitian... 37
E. Instrument Penelitian ... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ... 50
G. Rencana Analisis Data ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Hasil Penelitian ... 54
B. Pembahasan ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 101
A. Kesimpulan ... 101
B. Rekomendasi ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104
x
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Bentuk Opresional Representasi Matematis ... 14
Tabel 2.2 Langkah-langkah Pemebelajaran Berbasis Masalah ... 21
Tabel 2.3 Matrik Hubungan antara Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, dan Disposisi Matematis ... 23
Tabel 3.1 Desain Penelitian... 34
Tabel 3.2 Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Penalaran ... 39
Tabel 3.3 Kriteria Penyekoran Tes Kemampuan Representasi Matematis ... 40
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ... 42
Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas ... 44
Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 45
Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran... 45
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ... 46
Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda ... 47
Tabel 3.10 Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ... 47
Tabel 3.11 Kisi-kisi Disposisi Matematis ... 48
Tabel 3.12 Rencana Komposisi Anggota Sampel ... 51
Tabel 3.13 Klasifikasi N-Gain ... 51
Tabel 4.1 Data Awal Pengetahuan Awal Matematis (PAM) ... 55
Tabel 4.2 Komposisi Kemampuan Awal Matematis (PAM) ... 56
Tabel 4.3 Data Kemampuan Penalaran Matematis Siswa ... 56
Tabel 4.4 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Penalaran Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis ... 58
xi
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis ... 59
Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Skor Pretes Kemampuan Penalaran Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (PAM) ... 60
Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis ... 61
Tabel 4.8 Uji Normalitas Skor Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis ... 62
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis ... 63
Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (PAM) ... 64
Tabel 4.11 Kruskal-Wallis Test ... 65
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 66
Tabel 4.13 Data Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 67
Tabel 4.14 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Representasi Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis ... 68
Tabel 4.15 Uji Homogenitas Skor Pretes Kemampuan Representasi Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis ... 69
Tabel 4.16 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Skor Pretes Kemampuan Representasi Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (PAM) ... 70
Tabel 4.17 Rekapitulasi Data Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis ... 71
Tabel 4.18 Uji Normalitas Skor Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis ... 72
xii
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemampuan Representasi Matematis
Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (PAM) ... 73
Tabel 4.20 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (PAM) ... 74
Tabel 4.21 Uji Anava One-way ... 75
Tabel 4.22 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 76
Tabel 4.23 Data Disposisi Matematis Siswa ... 77
Tabel 4.24 Uji Normalitas Pretes Skor Preskala Disposisi Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis ... 78
Tabel 4.25 Uji Homogenitas Pretes Skor Preskala disposisi Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis ... 79
Tabel 4.26 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Pretes Skor Preskala disposisi Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (PAM) ... 80
Tabel 4.27 Rekapitulasi Data Peningkatan Disposisi Matematis ... 81
Tabel 4.28 Uji Normalitas Peningkatan Disposisi Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (PAM) ... 82
Tabel 4.29 Uji Homogenitas Peningkatan Disposisi Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (PAM) ... 83
Tabel 4.30 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Peningkatan Disposisi Matematis Berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (PAM) ... 84
Tabel 4.31 Uji Oneway Anova ... 85
Tabel 4.32 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 86
Tabel 4.33 Presentase Keterlaksanaan Aktifitas Guru ... 87
xiii
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Penelitian ... 38
Gambar 4.1 Diagram Presentase Hasil Aktivitas Guru ... 88
xiv
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN (PEMBELAJARAN)
Lampiran A.1 Silabus Pembelajaran ... 110
Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 112
Lampiran A.3 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ... 139
Lampiran A.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP Klas Kontrol) ... 151
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN (UJI) Lampiran B.1 Kisi-kisi Soal Penalaran Matematis ... 176
Lampiran B.2 Kisi-kisi Soal Representasi Matematis ... 182
Lampiran B.3 Soal Kemampuan Penalaran Dan Representasi Matematis ... 187
Lampiran B.4 Kisi-kisi Skala Disposisi Matematis ... 189
Lampiran B.5 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 193
Lampiran B. 6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 197
LAMPIRAN C INSTRUMENT DAN ANALISIS INSTRUMENT UJI COBA Lampiran C.1 Soal uji coba kemampuan penalaran dan representasi matematis 201 Lampiran C.2 Data Tes Ujicoba Soal Kemampuan penalaran dan representasi 203 Lampiran C.3 Perhitungan Validitas Instrument ... 207
Lampiran C.4 Perhitungan Reliabelitas Instrument ... 208
Lampiran C.5 Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrument ... 29
Lampiran C.6 Perhitungan Daya Pembeda Instrument ... 211
Lampiran C.7 Rekapitulasi Hasil Deskriptif Analisis Soal Uji Coba ... 213
xv
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran D.2 Pembagian PAM Siswa ... 215
Lampiran D.3 Data Skor Kemampuan Penalaran Matematis ... 216
Lampiran D.4 Data Skor Kemampuan Representasi Matematis ... 217
Lampiran D.5 Analisis Data kemampuan Awal Penalaran Matematis ... 218
Lampiran D.6 Analisis Data kemampuan Akhir Penalaran Matematis ... 226
Lampiran D.7 Analisis Data Peningkatan kemampuan Penalaran Matematis . 234
Lampiran D.8 Analisis Data kemampuan Awal Representasi Matematis ... 242
Lampiran D.9 Analisis Data kemampuan Akhir Representasi Matematis ... 250
Lampiran D.10 Analisis Data Peningkatan kemampuan Representasi Matematis ... 258
Lampiran D.11 Data Skor Disposisi matematis ... 266
Lampiran D.12 Analisis Data Awal Disposisi Matematis ... 283
Lampiran D.13 Analisis Data Akhir Disposisi Matematis ... 291
Lampiran D.14 Analisis Data Peningkatan Disposisi Matematis ... 299
LAMPIRAN E DOKUMENTASI PENELITIAN Lampiran E.1 Dokumentasi Penelitian ... 309
Lampiran E.2 Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 310
Lampiran E.3 Surat Penelitian ... 311
Lampiran E.4 Surat Balasan Penelitian ... 312
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perkembangan global yang sekarang terjadi menuntut dunia pendidikan untuk berkembang dan meningkatkan sumberdaya manusia supaya bisa bersaing dalam era globalisasi. Penelitian ini merupakan suatu studi kuasi eksperimen dengan desain penelitian nonekuivalen control-group design. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tarogong Kaler. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tarogong Kaler tahun pelajaran 2013/2014 dengan mengambil dua kelas penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen tes terdiri atas tes kemampuan penalaran dan representasi, sedangkan instrumen non-tes terdiri atas skala disposisi, dan observasi. Analisis data penelitian dilakukan secara kuantitatif-kualitatis berdasarkan keseluruhan sampel maupun dirinci berdasarkan kategori pengetahuan awal matematis (PAM): Atas, tengah, dan Bawah. Selain analisis peningkatan kemampuan, dan perbedaan peningkatan kemampuan pada kelas eksperimen berdasarkan kategori PAM. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori. Lebih rinci dari kategori PAM hanya pada kategori PAM atas dan tengah yang menunjukan peningkatan kemampuan lebih tinggi. Sedangkan pada kategori PAM rendah memiliki peningkatan kemampuan penalaran yang sama. Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemamapuan penalaran matematis siswa kategori PAM (atas, tengah, bawah) pada kelas eksperimen. Kemampuan representasi matematis menunjukan bahwa peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori dilihat dari keseluruhan dan kategori PAM (atas dan bawah). Sedangkan pada kategori PAM rendah memiliki peningkatan kemampuan representasi yang sama. Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemamapuan Representasi matematis siswa kategori PAM (atas, tengah, bawah) pada kelas eksperimen. Peningkatan disposisi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah sama dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori secara keseluruhan dan PAM rendah. Sedangkan pada kategori PAM atas dan bawah peninkatan disposisi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah lebih rendah dari siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori. Tidak terdapat perbedaan peningkatan disposisi matematis siswa kategori PAM (atas, tengah, bawah) pada kelas eksperimen
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Through Problem Based Learning
Global developments are now happening demanding world of education to develop and improve human resources in order to compete in the era of globalization. This research is a quasi experimental study with study design nonekuivalen control-group design. This study was conducted at SMP Negeri 2 Tarogong Kaler. The population in this study were all eighth grade students of SMP Negeri 2 Tarogong Kaler 2013/2014 school year by taking two classes, namely research grade experimental class and control by using purposive sampling technique. Test instrument consists of reasoning and representation abilities test, whereas the non-test instrument consists of scale disposition, and observation. Data analysis was conducted quantitative research-kualitatis based on the overall sample and broken down by category of early mathematical knowledge (PAM): Upper, Middle, and Lower. In addition to increased capacity analysis, and differences in the experimental class upgrades by category PAM. The results showed that the improvement of students' mathematical reasoning abilities that get higher problem-based learning than students who get expository. More details of category PAM PAM only on the upper and middle categories that showed higher improvement capability. While at low PAM category have the same reasoning skills improvement. There was no difference in improvement of students' mathematical reasoning kemamapuan PAM categories (top, middle, bottom) in the experimental class. Ability mathematical representation shows that an increase in the ability of the mathematical representation of students who get higher problem-based learning than students who had seen the expository teaching of the overall and category PAM (top and bottom). While at low PAM category has the same representation upgrades. There was no difference in improvement of students' mathematical representation kemamapuan PAM categories (top, middle, bottom) in the experimental class. Increasing students' mathematical dispositions are getting the same problem-based learning with students who have learning expository low overall and PAM. While the top and bottom of PAM category the increase of students' mathematical dispositions are getting lower problem-based learning of the students who get expository. There was no difference in improvement of students' mathematical dispositions PAM categories (top, middle, bottom) in the experimental class
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi berkembang
pesat di era globalisasi yang, tanpa disadari telah mempengaruhi setiap aspek
dalam kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan. Dunia Pendidikan
memegang peran penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas. Dunia pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan sumber
daya manusia yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan
berbudi luhur. Selaras dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam
UU 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana, untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Penting bagi dunia pendidikan untuk bisa berinovasi dalam menjawab
perkembangan global dan menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan
mampu bersaing di era globalisasi, dimana Riksasusila (2013) menyatakan
diperlukan keterampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, kreatif,
sistematis, dan kemampuan pemecahan masalah untuk mampu berkompetisi
secara global. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pendidikan
matematika. Seperti yang di ungkap Suherman (2003: 56) fungsi mata pelajaran
matematika sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan sistematik, kritis
dan cermat, menumbuhkan rasa percaya diri, dan rasa keindahan terhadap
keteraturan sifat matematika sebagai kebutuhan matematika di masa yang akan
datang. Pembelajaran matematika di setiap jenjang pendidikan memiliki tujuan
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Depdiknas (2007) meyatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika di
sekolah adalah agar siswa mampu: memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
memanipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan peryataan matematika, memecahkan masalah
matematis; mengkomunikasikan gagasan dan symbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dan kehidupan. Sejalan dengan tujuan pembelajaran
matematika yang dirumuskan National council of teacher of mathematics
(NCTM, 2000) yaitu (1) belajar untuk berkomunikasi matematis (mathematical
communication); (2) belajar untuk bernalar matematis (mathematical reasoning);
(3) belajar untuk memecahkan masalah matematis (mathematical problem
solving); (4) belajar untuk mengaitkan ide matematis(mathematical connection);
(5) belajar untuk merepresentasikan ide-ide matematis(mathematical
representation).
Dari tujuan pembelajaran matematika yang tercantum di atas, bisa diambil
kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dapat membantu siswa memahami
konsep, menyelesaikan masalah matematis, mengaitkan matematika dengan
kehidupan sehari-hari dan dapat merepresentasikan ide-ide matematisanya, baik
secara lisan maupun tulisan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Betapa pentingnya belajar matematika, karena dengan belajar matematika
kemampuan dan keterampilan yang tidak hanya berguna saat belajar matematika
namun dapat diaplikasikan dalam mata pelajaran lain, berguna juga dalam
kehidupan sehari-hari dan untuk menjawab tantangan global.
Sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika, Sumarmo (2013)
mengklasifikasikan berpikir matematis menjadi beberapa indikator yaitu
pemahaman matematis, pemecahan masalah matematis, komunikasi matematis,
penalaran matematis, dan koneksi matematis. Dari indikator yang diungkapkan di
atas, beberapa kemampuan matematis yang harus dikuasai siswa untuk bekal
sehari-Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hari siswa. Karena kemampuan tersebut bisa menjadi bekal bagi para siswa untuk
menghadapi tantangan global. Wahyudin (2008:392) mengatakan bahwa pada
masa sekarang ini para siswa sekolah menengah mesti mempersiapkan diri untuk
hidup dalam masyarakat yang menuntut pemahaman dan apresiasi yang signifikan
terhadap matematika.
Menurut Sumarmo (2007) kelima kemampuan matematis diatas disebut
dengan daya matematis atau keterampilan matematis. Ada dua arah tujuan
pengembangan keterampilan matematika berkaitan dengan karakteristik
matematika. Pertama adalah matematika dapat memberikan kemampuan
penalaran yang logis, sistematis, kritis, dan cermat, dapat menumbuhkan rasa
percaya diri serta mengembangkan sikap objektif dan terbuka yang diperlukan
dalam pengembangan kemampuan siswa dalam bermatematika. Yang kedua yaitu
dapat mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep dan ide
matematika yang kemudian diperlukan untuk memecahkan masalah matematika
dan ilmu pengetahuan lainya.
Berdasarkan hasil ujicoba soal kemampuan penalaran dan representasi
matematis yang dilakukan peneliti pada kelas IX di salah satu SMPN di
Kabupaten Garut. Rata-rata skor kemampuan penalaran matematis siswa yang
didapat hanya 22% dari skor maksimal dan rata-rata persentase skor kemampuan
representasi matematis siswa hanya mencapai 10% dari skor maksimal. Hasil di
atas menunjukan bahwa masih kurangnya kemampuan penalaran dan representasi
matematis. Hasil studi yang dilakukan oleh Rahayu (2013) menyatakan hasil yang
sama dan menambahkan alasan rendahnya hasil belajar siswa disebabkan
diantaranya karena kurangnya penalaran matematis.
Penalaran Matematis yang mencakup kemampuan untuk berpikir secara
logis dan sistematis merupakan ranah kognitif matematis yang paling tinggi.
Sumarmo (2013) menggolongkan kegiatan dalam penalaran matematis
diantaranya adalah: menarik kesimpulan logis, memberi penjelasan terhadap
model, fakta, sifat, hubungan, atau pola, membuat analogi dan generalisasi,
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hubungan untuk menganalisis situasi matematis, menyusun dan menguji
konjektur, menyusun pembuktian langsung, memberikan contoh penyangkal,
mengikuti aturan renferensi. Penalaran merupakan karakteristik utama matematika
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mempelajari dan mengembangkan
matematika atau menyelesaikan suatu masalah matematika.
Menjadi penting untuk melakukan studi tentang penalaran karena sesuai
dengan tujuan intuksional dan pandangan bahwa matematika adalah produk dan
proses. Untuk dapat mengantar siswa pada kegiatan bernalar hendaknya siswa
dibiasakan untuk selalu tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi dengan
mencoba menjawab pertanyaan mengapa, apa dan bagaimana (Sumarmo, 1987).
Usaha dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa, karena kemampuan
penalaran matematis membantu siswa untuk berpikir sistematis, mampu
menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari juga
menggunakanya dalam disiplin ilmu pengetahuan lain. Dari apa yang dipaparkan
menjadi penting untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa.
Kemampuan representasi matematis juga menjadi salah satu kemapuan
yang perlu untuk ditingkatkan. Pembelajaran matematika yang bertujuan untuk
dapat membantu siswa memahami konsep, menyelesaikan masalah matematis,
mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan dapat mengungkapkan
ide-ide matematisnya baik secara lisan maupun tulisan sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. menjadi perlu untuk meningkatkan kemapuan
representasi matematis, untuk dapat membangun konsep, memahami konsep, dan
mengungkapkan ide-ide matematis siswa. Jones (Mulyati, 2013) mengungkapkan
terdapat beberapa alasan perlunya kemampuan representasi, yaitu kemampuan
dasar untuk membangun konsep dan berfikir matematis, dan untuk memiliki
kemampuan pemahaman konsep yang baik dan dapat digunakan dalam
pemecahan masalah.
Pembelajaran dengan menekankan representasi matematis menurut
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara optimal dalam mamahami suatu konsep. Bagaimana siswa mengoptimalkan
kemampuanya untuk memahami suatu konsep dalam matematika, menjadikan
mereka aktif untuk membangun kosep, memahami kosep, dan mengungkapkan
ide-ide matematis siswa, kemudian menuangkan semuanya dalam bentuk tulisan,
symbol-simbol, gambar dan melakukan pemodelan. Suparlan (2005) juga
menyatakan bahwa salah satu pencapaian dalam proses pembelajaran matematika
hendaknya menjamin sisiwa dapat menyajikan konsep yang dipelajarinya ke
dalam berbagai macam model matematika, agar dapat membantu
mengembangkan pengetahuan yang mendalam, dengan cara guru mempasilitasi
siswa melalui memberi kesempatan yang lebih luas untuk merepresentasikan
gagasan matematisnya.
Berpikir matematika juga harus di imbangi oleh sikap dalam
bermatematika yang memerlukan kemandirian belajar yang kemudian akan
membentuk kecenderungan yang kuat yang dinamakan pula disposisi
matematisyaitu keingan, kesadaran, dedikasi dan kecendrungan yang kuat pada
diri siswa untuk berpikir dan berbuat secara matematis dengan cara yang positif
dan didasari dengan iman, taqwa, dan ahlak mulia. Polya (Sumarmo: 2013)
mengemukakan bahwa disposisi matematis menunjukan: (1) rasa percaya diri
dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan
mengkomunikasikan gagasan; (2) fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan
matematis dan berusaha mencari metoda alternafit dalam memecahkan masalah;
(3) tekun mengerjakan tugas matematik; (4) minat, rasa ingin tahu (curiousity),
dan daya temu dalam melakukan tugas matematik; (5) cenderung memonitor,
merepleksikan performance dan penalaran mereka sendiri; (6) menilai aplikasi
matematika kesituasi lain dalam matematika dan pengalaman sehari-hari; (7)
apresiasi peran matematika dalam kultur dan niai, matematika sebagai alat, dan
sebagai bahasa. Dilihat dari yang diungkapkan polya menjadi sangat perlu untuk
bisa meningkatkan disposisi matematis siswa, dimana siswa bisa menggontrol diri
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan analisis pendahuluan terhadap penalaran, representasi dan
disposisi matematis siswa dipandang perlu untuk mengembangkan suatu
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan penalaran, representasi, dan
disposisi matematis siswa. Pembelajaran dikelas siswalah yang harus aktif dalam
mengkontuksi pengetahuannya, dimana siswa bisa untuk mengembangkan
kemampuan-kemapuan yang mereka miliki. Pembelajaran matematika seharusnya
perlu adanya variasi pembelajaran, agar peserta didik dapat menerima materi
dengan baik dan menarik minat belajar mereka terhadap matematika. Variasi
pembelajaran digunakan agar pembelajaran menjadi efektif dan inovatif sehingga
hasil belajar peserta didik menjadi baik. Diperlukan pembelajaran yang cocok
dengan kondisi peserta didik. Salah satunya dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah.
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang dimulai dengan
masalah kontektual dan terbuka, dengan karakteristik sebagai berikut: (1)
berpandangan konstruktivisme, dengan pembentukan pemahaman melalui
asimilasi dan akomondasi dari masalah yang disajikan, diskusi dalam
memecahkan masalah yang disajikan, diskusi dalam memecahkan masalah, dan
pengalaman berpikir matematis yang alami; (2) pembelajaran terpusat pada siswa,
dengan pengajar sebagai fasilitator, motivator, dan manager belajar; (3) berfokus
pada keterkaitan disiplin. Pendekatan pembelajaran berbasis masalah tercantum
dalam kurikulum 2013 yang menitik beratkan pada masalah yang kontektual,
didalam pembelajaran ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran berbasis
masalah yang dimulai dengan masalah yang kontektual dan terbuka. Dimana
dengan karakteristik pembelajaran berbasis masalah siswa terlibat dalam proses
pembelajaran. Siswa dihadapkan pada suatu masalah yang mengharuskan mereka
melakukan analisis, mengali informasi, melihat hubungan sebab akibat untuk
kemudian menemukan solusi dan melakuka refleksi.
Dari uraian di atas peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pada
mata pelajaran matematika di SMP Negeri dengan menerapkan pembelajaran
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Representasi, dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan kajian yang telah di ungkapkan pada latar belakang masalah
di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang
mendapatkan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari pada
pembelajaran ekspositori ?
2. Apakah peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang
mendapatkan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari pada
pembelajaran ekspositori ?
3. Apakah peningkatan disposisi matematis siswa yang mendapatkan
pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada pembelajaran ekspositori?
4. Apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis antara
siswa kelompok PAM (atas, tengah, bawah) yang memperoleh pembelajaran
berbasis masalah?
5. Apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis
antara siswa kelompok PAM (atas, tengah, bawah) yang memperoleh
pembelajarn berbasis masalah?
6. Apakah ada perbedaan peningkatan disposisi matematis antara siswa
kelompok PAM (atas, tengah, bawah) yang memperoleh pembelajarn
berbasis masalah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di uraikan,
maka penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan mendeskripsikan :
1. Untuk menganalisis apakah peningkatan kemampuan penalaran matematis
siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Untuk menganalisis apakah peningkatan kemampuan representasi matematis
siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari
pada pembelajaran ekspositori ?
3. Untuk menganalisis apakah peningkatan disposisi matematis siswa yang
mendapatkan pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada
pembelajaran ekspositori
4. Untuk menganalisis apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan
penalaran matematis antara siswa kelompok PAM (atas, tengah, bawah)
yang memperoleh pembelajarn berbasis masalah?
5. Untuk menganalisis apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan
representasi matematis antara siswa kelompok PAM (atas, tengah, bawah)
yang memperoleh pembelajarn berbasis masalah?
6. Untuk menganalisis apakah ada perbedaan peningkatan disposisi matematis
antara siswa kelompok PAM (atas, tengah, bawah) yang memperoleh
pembelajarn berbasis masalah?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, selama proses penelitian berlangsung dapat meningkatkan
kemampuan penalaran, representasi dan disposisi matematis dengan
menggunakan pembelajaran berbasis masalah.
2. Bagi guru, sebagai pertimbangan untuk menentukan pembelajaran dalam
proses belajar mengajar.
3. Bagi sekolah, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
khususnya dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan
Pembelajaran berbasis masalah.
4. Bagi peneliti, sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan penalaran,
representasi dan disposisi matematis dengan menggunakan pembelajaran
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagi peneliti ini dapat menjadi sarana pengembangan diri dari apa yang
telah dipelajari di dalam perkuliahan, menjadi sebuah karya yang bisa
memberikan sumbangsih bagi kemajuan bangsa dan negara terutama dalam
bidang pendidikan matematika. Peneliti juga mendapat pengalaman langsung
dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi salah satu dasar dan masukan dalam mengembangkan
penelitian-penelitian selanjutnya.
E. Definisi Oprasional
Definisi oprasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah model pembelajaran yang
berorientasi pada kerangka kerja teoritik kontruktivisme dimana dalam
pembelajaran berbasis masalah berfokus pada masalah yang dipilih kemudian
diberikan kepada siswa dalam sebuah kelompok, kemudian siswa mendekati
masalah dari berbagai persfektif untuk menyelesaikannya dimana siswa
dalam kelompok saling berbagi informasi dan pengetahuan untuk
memecahkan masalah yang diberikan. Guru bertindak hanya sebagai
fasilitator
2. Kemampuan penalaran adalah proses berpikir yang bertujuan untuk
menyusun suatu kesimpulan dari data awal yang diketahui dengan aturan atau
cara yang sah. Kemampuan penalaran matematis dalam penelitian ini
meliputi (1) Menyusun argument yang valid; (2) Menggunakan pola dan
hubungan untuk menganalisis situasi matematik dan menarik generalisasi; (3)
menyusun dan menguji konjektur; (4) menyusun pembuktian.
3. Kemampuan representasi matematis adalah kemampuan menyajikan ide-ide
yang terkandung dalam suatu pemasalahan matematis kedalam bentuk lain
berupa: (a) visual: diagram, grafik, tabel, dan gambar; (b) persamaan atau
ekspresi matematik; (c) kata-kata atau teks tertulis.
4. Disposisi matematis adalah suatu kecenderungan siswa untuk berpikir dan
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
percaya diri; (2) berpikir Fleksibel dalam mengekplorasi ide-ide matematis
dan mencoba metode alternative dalam menylesaikan masalah; (3) kegigihan
untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah; (4) berminat, memiliki
keinginan, dan memiliki daya cipta dalam aktifitas bermatematis; (5)
Mengapreasikan peran matematis sebagai alat dan bahasa; (6) berbagi
pendapat dengan orang lain.
5. Pengetahuan Awal Matematis (PAM) diperoleh dari perhitungan rata-rata
nilai ulangan harian sebelumnya, UTS dan UAS siswa kelas eksperimen dan
kontrol. dengan bobot untuk ulangan harian diambil 20%, dari UTS 30%, dan
dari UAS 50%. Skor PAM digunakan untuk mengetahui keadaan awal siswa
kelas eksperimen dan kontrol, apakah berasal dari keadaan awal yang sama
atau tidak, sekaligus untuk mengelompokan siswa menurut kategori PAM.
Pengelompokan siswa berdasarkan kategori PAM digolongkan dalam
kategori kelompok atas, tengah dan bawah. Adapun kriteria penetapan
kategori didasarkan pada rataan ̅ dan simpangan baku, yakni:
PAM ̅ + SB : Siswa Kelompok Atas
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kuasi eksperiment
dengan pendekatan kuantitatif. Pada kuasi eksperiment subjek penelitian tidak
dikelompokan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan bubjek seadanya
Ruseffendi (2005:52). Subjek penelitian ini menggunakan dua kelas, satu
eksperiment dan satu kelas kontrol yang tidak dipilih secara acak tetapi menggunakan
keadaan subjek seadanya maka penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen.
Kuasi eksperimen ini menggunakan desain pretes-postes dan kelompok kontrol tidak
acak (nonrandomized control group, pretest-posttest design). dalam penelitian ini
peneliti menggunakan desain dua-variabel bebas Secara sederhana, desain tersebut
disajikan sebagai berikut:
Eksperimen : O X O Kontrol : O O Keterangan :
O = pretes, postes
--- = Subjek tidak dikelompokan secara acak
X = perlakuan (Pembelajarannya Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah)
Pengelompokan data digunakan desain faktorial 3x2 yang disajikan dalam
Tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas
Kemampuan
Eksperimen (A1)
Kontrol (A2)
Kemampuan Awal Tinggi (B1) A1 B1 A2 B1
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
A1 : Kelompok siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah
A2 : Kelompok siswa yang menerapkan pembelajaran ekspositori.
A1B1 :
Kelompok siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah dan memiliki kemampuan awal siswa atas.
A2B1 :
Kelompok siswa yang menerapkan pembelajaran ekspositori dan memiliki kemampuan awal siswa atasi.
A1B2 :
Kelompok siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah dan memiliki kemampuan awal siswa tengah.
A2B2 :
Kelompok siswa yang menerapkan pembelajaran ekspositori dan memiliki kemampuan awal siswa tengah.
A1B3 :
Kelompok siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah dan memiliki kemampuan awal siswa bawah.
A2B3 Kelompok siswa yang menerapkan pembelajaran ekspositori dan
memiliki kemampuan awal siswa bawah.
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tarogong Kaler. Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tarogong Kaler. Alasan pemilihan
populasi penelitian di SMP ini, dikarenakan SMP tersebut merupaka sekolah dengan
level sedang. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil ujian nasional tahun
2012/2013. Guru matematika di sekolah tersebut juga memberi keleluasaan peneliti
dalam melakukan penelitian dan tertarik dengan model pembelajaran yang akan
diterapkan sehingga dapat menjadi rekan dalam penelitian.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:
131). Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A dan VIII-B yang mempunyai
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kedua kelas tersebut dipilih
sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas eksperiment dan kelas kontrol
mempunyai jumlah siswa yang sama yaitu 29 siswa. Pemilihan kelas eksperiment dan
kontrol dilakukan dengan dengan memilih secara acak dari kelas yang ada. Hal ini
dimungkinkan karna tidak mungkin untuk membentuk kelas baru sehingga memilih
sampelnya berdasarkan kelas. Dipilihnya kelas VIII menjadi sampel dikarenakan
kecocokan materi dengan model pembelajaran yang diterapkan berada di kelas VIII
yakni bangun ruang sisi datar. Selanjutnya masing-masing kelas tersebut
diidentifikasi berdasarkan pengetahuan awal matematis (PAM) siswa. Kemampuan
awal matematis siswa diperoleh dengan mengidentifikasi berdasarkan nilai ulangan
harian sebelumnya, UTS dan UAS siswa.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut untuk
ditarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan
variabel terikat.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi yang menjadi penyebab
dan nilai-nilainya tidak tergantung pada variabel lain (Sodikin, 2014:45). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran, yakni.
X1: Pembelajaran dengan pembelajaran berbasis masalah.
X2: Pembelajaran dengan pembelajaran ekspositori.
Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat dari suatu penyebab dan
nilai-nilainya bergantung pada variabel lain (Sodikin, 2014:45). Variabel terikat pada
penelitian ini adalah kempuan penalaran matematis, representasi, dan disposisi
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tarogong Kaler kelas
VIII tahun pelajaran 2013/2014 di kota Garut. Penelitian dilaksanakan sebanyak
delapan pertemuan. delapan pertemuan digunakan untuk menyampaikan materi,
pertemuan pertama dan terakhir digunakan untuk pretes-postes. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
a) Studi pendahuluan: identifikasi masalah, studi literatur dan lain-lain.
b) Menyusun instrumen penelitian.
c) Validasi instrumen oleh ahli.
d) Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba yang sebelumnya
telah diajar materi bangun ruang kubus dan balok.
e) Menentukan butir soal dan instrumen lain yang memenuhi kriteria.
f) Menganalisis data hasil uji coba instrumen tes uji coba untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran soal.
g) Mengambil data nilai ulangan harian, UTS, dan UAS mata pelajaran matematika
kelas VIII SMPN 2 Tarogong Kaler tahun pelajaran 2013/2014.
h) Memberikan pretes kemampuan penalaran serta representasi matematis dan
preskala disposisi siswa pada kelas sampel penelitian.
i) Melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran yang telah ditentukan.
j) Melaksanakan postes kemampuan penalaran dan representasi matematis serta
memberikan posskala disposisi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
k) Menganalisis data hasil tes kemampuan penalaran, representasi, dan skala
disposisi matematis dan hasil pengamatan.
l) Menyusun hasil penelitian.
m) Deseminasi hasil penelitian.
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi Pendahuluan
Penyusunan instrumen dan validasi ahli
Data nila ulangan harian, UTS, dan UAS VIII SMPN 2 Tarkal
Berdasarkan hasil nila ulangan harian, UTS, dan UAS, dipilih satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dengan kemampuan seimbang
Kelas Eksperimen
(pembelajaran berbasis masalah (PBM)
Kelas Kontrol
(Model Pembelajaran Ekspositori)
Pretes dan preskala disposisi matematis siswa
Proses Belajar Mengajar
Postes dan posskala disposisi matematis siswa
Menyusun hasil penelitian Menganalisis data
Pengumpulan hasil penelitian
Diseminasi hasil penelitian Uji coba instrumen
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penilaian
Data dalam penelitian ini diperoleh dari instrumen yang digunakan yaitu
instrument yang disusun dalam bentuk angket dan tes yang dijawab oleh responden
secara tertulis, instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari lima
macam instrument, yakni (1) bahan ajar, (2) instrumen tes kemampuan penalaran dan
representasi matematis (3) instrumen skala disposisi matematis siswa, (4) instrumen
lembar penilaian aktivitas siswa, dan (5) instrument lembar pengamatan kinerja guru.
Berikut uraian mengenai instrumen tersebut. Instrument ini dikembangkan melalui
beberapa tahap, yaitu : tahap pembuatan instrumen, tahap uji coba instrumen. Uji
coba instrumen dilakukan untuk melihat validitas butir tes, reabilitas tes, daya
pembeda butir tes, dan tingkat kesukaran butir tes.
1. Instrumen Tes Kemampuan Penalaran dan Representasi Matematis
Test kemampuan penalaran dan representasi matematis dibuat dalam bentuk
uraian, sebanyak 7 soal uraian yang terdiri dari 4 soal kemampuan penalaran
matematis dan 3 soal kemampuan representasi matematis. Tes tertulis ini terdiri dari
tes awal (pretest) dan tes akhir (postest) yang diberikan kepada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Soal pretest dan posttest dibuat ekuivalen/relatif sama. Pemberian soal
pretest untuk mengetahui kemampuan penalaran dan representasi matematis awal
siswa sebelum di berikan perlakuan, sedangkan postest dilakukan untuk mengetahui
perolehan hasil belajar setelah pembelajaran dilakukan dan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan signifikan setelah mendapat pembelajaran dengan model yang
diterapkan.
Tabel 3.2
Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Penalaran
Skor Kriteria
0 Tidak ada jawaban
2 Menjawab tidak sesuai atas aspek pertanyaan tentang penalaran atau menarik
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor Kriteria
kesimpulan salah
5 Dapat menjawab hanya sebagian aspek pertanyaan tentang penalaran dan dijawab dengan benar
8 Dapat menjawab hampir semua aspek pertanyaan tentang penalaran dan dijawab dengan benar
10 Dapat menjawab semua aspek pertanyaan tentang penalaran matematik dan dijawab dengan benar dan jelas atau lengkap
Tabel 3.3
Kriteria Penyekoran Tes Kemampuan Representasi Matematis
Indikator Bentuk operasional Skor
Visual representasi ke reprentasi diagram, grafik, atau tabel, dan mengarah penyelesaian yang benar.
3
2. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah, dan mengarah penyelesaian yang benar. 3 3. Membuat gambar pola-pola geometri untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaian, dan mengarah penyelesaian yang benar.
4
4. Tidak ada jawaban sama sekali 0
Persamaan atau
ekspresi matematis
1. Membuat persamaan atau model matematik dari representasi lain yang diberikan, dan mengarah penyelesaian yang benar.
3
2. Membuat konjektur dari pola suatu bilangan. dan
mengarah penyelesaian yang benar. 3
3. Penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematik, dan mengarah penyelesaian yang benar. 2 4. Membuat model matematika sederhana, tetapi tidak
tepat/ tidak relevan dan mengarah penyelesaian yang salah.
2
5. Tidak ada jawaban sama sekali 0
Menerapkan
1. Membuat situasi masalah berdasarkan data atau representasi yang diberikan. Menulis interprestasi dari suatu representasi, dan mengarah penyelesaian yang benar.
2
2. Menulis langkah-langkah penyelesaian masalah matematik dengan kata-kata, dan mengarah penyelesaian yang benar.
2
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teks tertulis, dan mengarah penyelesaian yang benar.
5. Menggunakan strategi yang salah 2
6. Tidak ada strategi sama sekali 0
Penyusunan tes kemampuan penalaran dan representasi matematis dilakukan
dengan: (1) menentukan materi pokok dalam penelitian yaitu bangun ruang sisi datar;
(2) bentuk tes yang digunakan adalah soal uraian; (3) menentukan indicator penalaran
dan representasi matematis; (4) membuat kisi-kisi soal dan menulis butir soal uji
coba; (5) menentukan alokasi waktu; (6) membuat kunci jawaban dan pedoman
penskoran; (7) mengujicoba instrument; (8) menganalisis hasil uji coba dan memilih
butir soal yang memenuhi kategori valid, reabilitas, dan mempunyai daya pembeda
yang signifikan.
a. Validitas Butir Soal
Arikunto (Sundayana, 2014) validitas butir soal tes adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Adapun langkah-langkah untuk menguji validitas butir soal tes
(sundayana,2014) adalah sebagai berikut:
1) Rumus yang digunakan untuk mencari validitas soal uraian adalah rumus
korelasi product moment (Arikunto, 2009: 72), yaitu sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑ keterangan:
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N = banyaknya subjek uji coba ∑ = jumlah skor item
∑ = jumlah skor total
∑ = jumlah kuadrat skor item ∑ = jumlah kuadrat skor total
∑ = jumlah perkalian skor item dan skor total. 2) Melakukan perhitungan uji t dengan rumus
√ √
Keterangan :
r = koefisien korelasi hasil r hitung
n = jumlah responden
3) Mencari ttabel dengan ttabel = tα(dk= n-2), dengan α = 0,05
4) Membuat kesimpulan, dengan kriteria pengujian sebagai berikut
Jika thitung > ttabel, berarti valid atau Jika thitung ≤ ttabel berarti tidak valid Rincian uji validitas
Instrument tes kemampuan penalaran dan representasi matematis yang
digunakan dalam penelitian ini telah diujicobakan kepada 44 siswa di SMPN 2
Tarogong Kaler. Banyaknya item soal yang diuji ada 7 soal uraian yang terdiri dari 4
soal kemampuan penalaran matematis dan 3 soal kemampuan representasi matematis.
Setelah dilakukan pengolahan data dengan taraf signifikan 5% diperoleh ttabel = 2,001.
Dengan menggunakan perhitungan SPSS diperoleh hasil, dari 7 soal uraian yang
diujicobakan yang memenuhi kriteia valid yaitu item soal 1,2,3,4,5,6,7. Rincian uji
validitas tes kemampuan penalaran dan representasi matematis disajikan pada tabel
3.4 berikut ini .
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor Soal Koef.
Korelasi (r) thitung ttabel Keterangan
1 0,63 5,37 2,001 Valid
2 0,515 3,81 2,001 Valid
3 0,752 7,39 2,001 Valid
4 0,506 4,78 2,001 Valid
5 0,590 4,73 2,001 Valid
6 0,423 3,02 2,001 Valid
7 0,415 2,96 2,001 Valid
b. Reabilitas Butir Soal
Reabilitas instrument penelitian adalah suatu alat yang memberikan hasil
yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relative
sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun dilakukan
oleh orang yang berbeda, waktu yang berlainan, dan tempatyang berbeda pula. Tidak
terpengaruh oleh prilaku, situasi dan kondisi. Alat ukur yang reabilitasnya tinggi
disebut alat ukur yang reliable (Sundayana, 2014).
Analisis reabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik non belah
dua (Non Split-Half Technique) dan teknik belah dua (Split-Half Technique). Butir
soal yang digunakan berbentuk soal uraian. Rumus yang digunakan untuk mencari
koefesiaen reliabilitas tipe soal uraian adalah rumus Alpha dalam Arikunto (2009:
109), yaitu:
∑
keterangan:
= reliabilitas yang dicari
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rumus varians item soal (Arikunto, 2009: 110), yaitu:
(∑ ∑ )
keterangan :
∑ = jumlah item soal
∑ = jumlah kuadrat item soal = banyak item.
Rumus varians total (Arikunto, 2009: 111), yaitu:
(∑ ∑ )
keterangan :
∑ = jumlah skor soal
∑ = jumlah kuadrat skor soal = banyak item.
hasil interprestasi realiabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan
kriteria dari Guilford (Suherman,2003), yaitu:
Tabel 3.5
Klasifikasi Tingkat Reliabiltas
Koefisien Reliabilitas (r) Interprestasi
0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r < 0,70 Sedang/cukup
0,70 ≤ r < 0,90 Tinggi
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil analisis menggunakan program software SPSS 20 didapat
reabilitas hasil tes kemampuan penalaran dan representasi matematis siswa 0,62 yaitu
mempunyai interprestasi yang sedang. Dengan demikian tes kemampuan penalaran
dan representasi matematis memiliki konsistensi yang bagus walaupun dikerjakan
oleh siapa saja dalam level kemampuan akademik yang sama. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran digunakan untuk mengklasifikasikan setiap item
instrument tes kedalam tiga kelompok tingkat kesukaran untuk mengetahui apakah
sebuah instrument tergolong mudah, sedang, atau sukar. Menghitung tingkat
kesukaran tes digunakan rumus (Sundayana.2014).
Keterangan:
TK : Tingkat Kesukaran
SA : Jumlah skor kelompok atas
SB : Jumlah skor kelompok bawah
IA : Jumlah ideal skor kelompok atas
IB : Jumlah ideal skor kelompok bawah
Tabel 3.6
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Koefisien Reliabilitas (r) Interprestasi
TK = 0,000 Terlalu sukar
0,00 < TK ≤ 0,03 Sukar
0,03 < TK ≤ 0,07 Sedang/cukup
0,07 < TK ≤ 1,00 Mudah
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7
Hasil Uji Tingkat kesukaran
Soal Tes Kemampuan Penalaran dan Representasi Matematis
Nomor Soal Koefisien Tingkat kesukaran Interprestasi
1 0,43 Sedang
2 0,72 Mudah
3 0,68 Sedang
4 0,17 Sukar
5 0,44 Sedang
6 0,29 Sukar
7 0,17 Sukar
Dari ketujuh soal, nomor 4,6,dan 7 tergolong kategori sukar, soal nomor 1,3,
dan 5 tergolong kategori sedang sedangkan soal nomor 2 tergolong kategori mudah.
d. Daya pembeda
daya pembeda (DP) soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang
(kemampuan rendah, daya pembeda dihitung dengan rumus (Sundayana,2014).
Keterangan:
DP : Daya pembeda
SA : Jumlah skor kelompok atas
SB : Jumlah skor kelompok bawah
IA : Jumlah ideal skor kelompok atas
Tabel 3.8
Klasifikasi Daya Pembeda
Koefisien Reliabilitas (r) Interprestasi
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup Baik
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70< DP ≤ 1,00 Sangat Baik
Data dalam dalam jumlah lebih dari 30 orang, maka ambil masing-masing
27% dari kelompok atas dan kelompok bawah untuk keperluan analisis, tetapi jika
paling banyak hanya 30, maka diambil masing-masing 50% (Sundayana,2014). Karna
jumlah siswa yang mengikuti tes terdapat 44 maka diambil masing-masing 27% dari
kelampok atas dan kelompok bawah.
Rincian hasil uji daya pembeda tes kemampuan penalaran dan representasi
matematis dapat dilihat pada tabel berikut .
Tabel 3.9
Hasil Uji Daya Pembeda
Soal Tes Kemampuan Penalaran dan Representasi Matematis
Nomor Soal Koefisien Daya Pembeda Interprestasi
1 0,30 cukup
Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes Penalaran dan Representasi matematis
Nomor
Soal Validitas Reliabilitas
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 Valid baik Sedang Dipakai
4 Valid jelek Sukar Dipakai
5 Valid cukup Sedang Dipakai
6 Valid jelek Sukar Dipakai
7 Valid jelek Sukar Dipakai
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh butir soal
tes kemampuan Penalaran dan representasi matematis sudah memenuhi syarat dan
layak untuk digunakan dalam penelitian. Selengkapnya ada pada lampiran.
3. Instrumen Skala Disposisi Matematis Siswa
Untuk mengumpulkan informasi tentang disposisi digunakan teknik skala
karena data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Teknik skala
adalah cara mengubah fakta-fakta kualitatif atau atribut menjadi urutan kuantitatif
atau variabel (Nazir, 1999: 383). Ada beberapa bentuk skala sikap yang biasa
digunakan dalam penelitian pendidikan meliputi: skala likert, skala konsistensi
internal (Thurstone), skala kumulatif guttman, skala diferensial semantik, rating
scale, skala bogardus dan sosiogram; dll.
Instrumen skala disposisi matematis siswa yang digunakan dalam penelitian
ini berbentuk skala likert dalam empat sub kala yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S),
Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS), yang terdiri dari 30
pertanyaan yang diisi oleh siswa pada preskala (sebelum perlakuan) dan posskala
(sesudah perlakuan).
Tabel 3.11
Kisi-Kisi Disposisi Matematis
INDIKATOR
Nomor Item Pertanyaan Positif Negatif 1. Percaya diri dalam menyelesaikan masalah matematis,
mengkomunikasikan ide-ide matematis, dan memberi pendapat
Eko Fajar Suryaningrat, 2014
Peningkatan Kemampuan Penalaran, Representasi, Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Negeri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Berpikir Fleksibel dalam mengekplorasi ide-ide matematis dan mencoba metode alternative dalam menylesaikan masalah
8,10 7,9
3. Gigih dalam mengerjakan tugas matematis 12 11
4. Berminat, memiliki keinginan, dan memiliki daya cipta dalam aktifitas bermatematis
5. Mengapreasikan peran matematis sebagai alat dan bahasa 26 25
6. Berbagi pendapat dengan orang lain 27,30 28,29
Karena data skala disposisi matematis berbentuk data ordinal, data tersebut
terlebih dahulu harus dikonversi menjadi data interval. Transformasi data dilakukan
dengan menggunakan metode MSI (Method of Successive Interval). Ada dua
pertanyaan yang dibuat yaitu pertanyaan bersifat positif dan negatif. Penilaian
terhadap pertanyaan positif dengan memberi skor: SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, dan
STS = 1. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif dengan memberi skor: SS = 1, S = 2, N
= 3, TS = 4, dan STS = 5. Isntrumen skala disposisi matematis siswa dapat dilihat
pada lampiran.
4. Instrumen Lembar Penilaian Aktivitas Siswa
Menurut Sutrisno Hadi (Musriandi R, 2013) bahwa observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Lembar penilaian aktivitas siswa dibuat untuk memudahkan guru atau
pengamat untuk melakukan observasi aktivitas siswa selama pelajaran berlangsung.
Pada lembar penialian aktivitas siswa ini berisi mengenai kegiatan yang dilakukan
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, meliputi bagaimana siswa
menyampaikan informasi dan mengkomunikasikan gagasan secara lisan. Instrumen
ini dikembangkan berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penyusunan