RANGKUMAN
KONFLIK DAN KEKERASAN
1.
Konflik Sosial
A. Pengertian
“con”: bersama dan “fligere”: benturan atau tabrakan. Menurut kamus Sosiologi Antropologi: gambaran tentang perselisihan atau pertentangan sebagai akibat pengaruh adanya perbedaan tertentu dlm masyarakat. Soejono Soekanto: proses sosial ketika perorangan atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dgn menentang pihak lawan yg disertai ancaman/kekerasan.
B. Bentuk-Bentuk Konflik
Berdasarkan Dampaknya
a.) Konstruktif: perbedaan pendapat dan cara berpikir menimbulkan dampak positif bagi semua pihak atau bersifat membangun menuju yang terbaik.
b.) Destruktif: bersifat merusak atau menghancurkan. Ciri-cirinya terjadi kekerasan, terjadi
kerusakan dan kerugian, serta menmbulkan keresahan masyarakat. Contoh: tawuran, bentrok dan konflik antar suku.
Berdasarkan Cakupannya
a.) Vertikal: konflik yg terjadi antara pihak yg memiliki derajatkedudukan berbeda dlm struktur masyarakat. Contoh: demo hari buruh. Penyebab: diskriminasi, persepsi negative, ketidakpuasan terhadap kebijakan.
b.) Horizontal: konflik antarindividu atau kelompok yg memiliki kedudukan sejajar. Contoh: konflik antar suku, antar pelajar.dll. Penyebab: kecemburuan sosial, adanya provokator,
etnosentrisme.dll.
Berdasarkan Skala Wilayah
a.) Lokal: konflik antarindividu atau kelompok dlm lingkup relative sempit, spt satu desa, kota, kecamatan dll. Penyebab: konflik individu/kelompok dlm politik, ekonomi, sosial, budaya, atau ideologi.
b.) Nasional: konflik yang terjadi dalam satu Negara dan melibatkan masa yang lebih luas dari konflik lokal. Penyebab: perbedaanagama, suku, ras, dan bisa jg krn lanjutan dari konflik lokal. c.) Internasional: konflik antar dua Negara atau lebih karena perbedaan tujuan dan kepentingan.
Contoh: perang dunia, invasi Negara lain. Dll.
a.) Intrapersonal: konflik pada diri seseorang dengan dirinya sendiri atau konflik batin yg biasanya karena hrs menentukan pilihan.
b.) Interpersonal: konflik yg terjadi antara seseorang dgn orang lain. Contoh: konflik antara kakak dan adik dll.
c.) Individu dan Kelompok: konflik yg terjadi antara sesorang dengan suatu kelompok. Contoh: konflik antara seorang pendatang dan masyarakat asli daerah setempat.
d.) Antarkelompok: konflik yg tjd antara kelompok satu dgn kelompok yg lain. Contoh: tawuran antar supporter, antar suku, dll.
2.
KEKERASAN
A. Pengertian
“violence”: kekuasaan atau berkuasa. “vis”: kekuatan dan “Latus”: membawa. Menurut kamus sosiologi: suatu ekspresi baik fisik maupun verbal yg dilakukan individu atau kelompok berupa agresi dan penyerangan pd kebebasan atau martabat. Robert Audi: serangan atau
penyalahgunaan kekuatan scr fisik terhadap seseorang. B. Bentuk-bentuk Kekerasan
Berdasarkan caranya
a.) Langsung: tindakan menyerang fisik/psikolosig melalui kontak langsung. Contoh: pembunuhan, penganiayaan, ancaman.dll.
b.) Tidak langsung: kekerasan yg dilakukan kpd orang lain menggunakan perantara/media tertentu.
Berdasarkan subjeknya
a.) Individual: kekerasan yg dilakukan scr langsung maupun tdk langsung oleh seorang kepada sesorang lain.
b.) Kolektif: kekerasan yang dilakukan oleh kelompok satu thd individu/kelompok lainnya. Berdasarkan bentuknya
a.) Fisik: kekerasan yg melibatkan sentuhan fisik antara pelaku dan korban. Mengakibatkan adanya luka fisik, cacat, bahkan meninggal dunia.
b.) Nonfisik: kekerasan yg tdk dpt dilihat karena dilakukan tanpa adanya sentuhan fisik antara pelaku dan korban. Berbentuk serangan psikis (kekerasan yg menjadikan jiwa dan mental seseorang sbg sasaran biasanya melalui bullying, ancaman, fitnah.dll.) atau verbal (kekerasan lisan dengan kata2 seperti gosip, menghina dll.)
c.) Struktural: kekerasan yg terjadi tdk langsung krn telah terbentuk dalam suatu system sosial tertentu. Bisa juga dilakukan melalui kebijakan,hokum, ekonomi, dll. Akibatnya, ketidakadilan, terbatasnya akses sumber daya, rasa tdk aman krn tekanan, kebijakan yg menindas dll.
d.) Kultural: kekerasan yg disebabkan oleh budaya suatu masyarakat. Contoh: adat yg memperbolehkan untuk melakukan kekerasan.
3.
Hubungan Antara Kekerasan dan Konflik
Konflik seringkali berubah menjadi kekerasan apabila tidak dikelola dengan upaya
penyelesaian yg baik oleh pihak-pihak yang terlibat konflik. Pelaku sering melanjutkan konflik dengan tindakan saling mengalahkan dan menyerang dengan kekerasan.
4.
Contoh Kasus dlm Masyarakat
a.) Perundungan (bullying)Tindakan menyakiti secara verbal, fisik, atau psikis oleh individu/kelompok yg kuat
terhadap pihak yg lemah. Penyebab: anak memiliki control diri yg rendah, keluarga permisif thd perilaku kekerasan, sering menonton media kekerasan, dll.
b.) Tawuran pelajar
Perkelahian sekelompok pelajar yg mengarak kepada kekerasan dan kriminalitas. Dampak: kerusakan fasilitas, korban luka2 bahkan tewas, menimbulkan keresahan dll.
c.) Terorisme
Tindakan menggunakan ancaman atau kekerasan yang menimbulkan suasana terror terhadap sekelompok masyarakat. Penyebab: ideology, politik, dan gangguan keamanan. Dampak: kerusakan fasilitas, kerugian materi dan moral, perpecahan, kriminalitas dll.
d.) Kekerasan terhadap TKI
Kurangnya bekal pengetahuan dan ketrampilanmenyebabkan TKI tdk memiliki daya tawar yg menarik di tempat kerja. Sehingga terjadi banyak kasus kekerasan thd TKI seperti
perbudakan, penganiayaan.dll.
e.) Kekerasan Antarumat Beragama
Penyebab: Eksklusivitas dari pemimpin agama dan penganutnya, sikap tertutup dan saling curiga, keterkaitan yg berlebih terhadap symbol agama, kesenjangan sosial,ekonomi, dan politik.
f.) Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Perbuatan terhadap seseorang, terutama perempuan dan anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikis, dan penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk merampas kemerdekaan scr melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
5.
Faktor Penyebab Konflik dan Kekerasan
a. Perbedaan pendirian atau keyakinanb. Perbedaan latarbelakang kebudayaan c. Perbedaan kepentingan
e. Kesenjangan sosial f. Diskriminasi sosial g. Perbedaan status sosial
DAMPAK KONFLIK DAN KEKERASAN DALAM MASYARAKAT
1. Dampak Fisik: kerusakan fasilitas umum dan harta benda serta luka-luka pada tubuh korban hingga nyawa hilang.
2. Dampak Mental: ketakutan, trauma psikis, stress, cemas berlebih, agresif.hal-hal tersebut juga dapat menimbulkan penyakit pada tubuh.
3. Dampak Sosial: rusaknya system organisasi dalam masyarakat, terjadi perubahan sosial dalam masyarakat, disintegrasi masyarakat, bertambah kuatnya rasa solidaritas antar anggota kelompok, menghidupkan norma-norma lama atau menciptakan norma-norma yang baru, dan munculnya etnosentrisme.
METODE PENYELESAIAN KONFLIK DAN KEKERASAN UNTUK
PERDAMAIAN
1.
Pemetaan Konflik untuk Melakukan Penyelesaian Konflik
A. Unsur-unsur konflik yg perlu dianalisis Sejarah konflik/dinamika konflik
Data kejadian-kejadian penting sebelum dan sesudah konflik dapat berupa waktu kejadian, lokasi, actor yg terlibat, serta isu secara sistematis dan jelas. Terdapat 4 tahap:
a.) Prakonflik: konflik masih bersifat tersembunyi dan belum diketahui masyarakat umum namun pihak yang berkonflik mulai ada pertentangan.
b.) Konfrontasi: konflik mulai terbuka dan muncul ketegangan berupa perilaku konfrontatif seperti protes, pengecaman, penolakan dll.
c.) Krisis: konflik telah memuncak mjd bentuk aksi-aksi kekerasan yg dilakukan secara intens dan masal.
d.) Pascakonflik: konflik mulai mereda karena sudah diselesaikan dgn cara mengakhiri konfrontasi, kekerasan, dan ketegangan antar pihak.
Berkaitan dengan factor penyebab konflik. Mencangkup masalah-masalah seperti tanah, perkelahian, gossip, dan fitnah. Adapula isu tambahan yg dibuat agar konflik membesar.
Aktor Konflik
Pihak-pihak yg terlibat dalam konflik, bisa berarti individu, kelompok, atau lembaga yg berkontribusi dlm konflik, baik secara posistif maupun negative.
Pandangan antaraktor
Pandangan setiap pihak dalam menyikapi isu yg dijadikan dasar konflik. Hal ini untuk mengetahui perkembangan isu konflik dan hubungan antaraktor dlm konflik.
Hubungan antaraktor
Hubungan antar pihak yg terlibat konflik, baik actor utama maupun pendukung. Dibedakan mjd 2 sifat:
a.) Hubungan yg bersifat konflik
- Hubungan konflik utama: hubungan antaraktor yg terliat dalam konflik utama
- Hubungan konflik kecil: hubungan antaraktor yg terlibat dlm konflik kecil selain konflik utama.
- Hubungan aliansi yg retak: hubungan antaraktor yg menunjukkan keretakan hubungan. b.) Hubungan yg bersifat nonkonflik
- Hubungan biasa: hubungan antaraktor yg tdk memiliki dampak dan kepentingan.
- Hubungan kuat: hubungan antaraktor yg menguntungkan, tetapi memiliki kepentingan jangka pendek.
- Hubungan aliansi: hubungan antaraktor yg mengutungkan dan memiliki kepentingan jangka panjang.
Akar penyebab konflik (latar belakang)
Konflik cenderung berakar pada 3 dimensi masalah berikut:
a.) Dimensi psikologis: egoisme, eksklusivisme, presangka negative, dan emosi.
c.) Dimensi sosiologis: kesenjangan sosial, polarisasi sosial, kebutuhan yg tidak terpenuhi, identitas yg terancam, dll.
B. Tujuan Analisis Konflik Sosial
a.) Mengidentifikasi semua kelompok yg terlibat konflik
b.) Memahami pandangan dan hubungan tiap-tiap pihak yg terlibat konflik c.) Mengidentifikasi faktor-faktor yg memengaruhi terjadinya konflik
2.
METODE PENYELESAIAN KONFLIK DAN KEKERASAN UNTUK
PERDAMAIAN
a.) Mediasi: penyelesaian pertikaian oleh pihak ketiga (mediator), tetapi tidak diberikan keputusan yg mengikat. Penyebab dipilihnya mediasi: sbg alternatif penyelesaian konflik yg lebih ekonomis baik dari sudut pandang biaya maupun waktu, membahas
permasalahan lebih luas dan fleksibel, kooperatif, dan menggunakan cara yg halus untuk berdamai dan menjaga hubungan antarindividu pasca perdamaian konflik.
b.) Negosiasi: proses komunikasi yg terstruktur ketika 2 pihak atau lebih mencoba menyelesaikan perbedaan pandangan dgn mencapai penyelesaian yg diterima semua pihak. Negosiasi tdk membutuhkan mediator dan perundingan bersifat win win solution (menguntungkan 2 belah pihak). Proses:
- harus ada pihak yg menawarkan dahulu
- pihak yg meminta mengutarakan terlebih dahulu maksud dan tujuan negosiasi
- tawar menawar hingga ditemukan titik tengah
- jika kesepakatan terbentuk, kedua pihak melakukan perjanjian untuk menjalankan kesepakatan tsb.
c.) Arbitrase: penyelesaian konflik bersifat formal dan melibatkan lembaga arbitrase yg memiliki kewenangan untuk memberikan putusan dlm menyelesaikan konflik. Dikelompokkan mjd 3:
1.) Arbitrase nasional: untuk menyelesaikan konflik dalam suatu Negara
2.) Arbitrase khusus: untuk menyelesaikan konflik khusus bidang-bidang tertentu spt perdagangan, peridustrian, pasar modal, dan keuangan.
3.) Arbitrase internasional: untuk menyelesaikan konflik berdasarkan kontrak internasional dan tunduk pada hukum internasional.
d.) Rekonsiliasi: usaha menyelesaikan konflik pada masa lalu sekaligus memperbarui hubungan ke arah perdamaian dan lebih harmonis. Fase:
1.) Bersedia menyadari kesalahan di masa lalu
2.) Bersedia merubah sudut pandang mengenai identitas kelompok lain dan posisi kelompoknya
3.) Jika terdapat kelompok yg dirugikan, mereka berhak mendapat keadilan
4.) Harus diakhiri dengan keinginan melakukan kontak lebih intensif, menawarkan hubungan lebih baik, hidup berdampingan scr damai, saling menghormati dan toleran. e.) Transformasi Konflik: upaya menyelesaikan konflik dengan mengatasi akar penyebab
konflik. Tahapan:
1.) Peace making (perdamaian): menciptakan perdamaian walau masih bersifat damai negative
2.) Peace keeping (menjaga perdamaian): pertikaian telah melemah sehingga tdk melakukan kekerasan.
3.) Conflict management (pengolahan konflik): mencari solusi permasalahan bersama-sama misalnya dengan negosiasi, mediasi dll.
4.) Peace building (membangun perdamaian): peningkatan kesejahteraan, pembangunan infrastruktur, dan rekonsiliasi semua pihak yg bertikai.
John Paul Lederach: transformasi konflik dapat menimbulkan perubahan positif bagi masyarakat. 4 dimensi perubahan sebagai tujuan transformasi konflik: perubahan ditingkat personal,
relasional, structural dan kultural.
BAB 2
A. UPAYA PEMECAHAN MASALAH KONFLIK DAN KEKERASAN MELALUI
INREGRASI & REINTEGRASI SOSIAL
1. INTEGRASI SOSIAL
Terdiri dari dua kata “integrasi” yakni pembauran hingga menjadi kesatuan. Dan “sosial” yang mengindikasikan bahwa integrasi ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya luas.
A. Syarat Terbentuknya Integrasi Sosial
1) Anngota masyarakat sadar bahwa mereka saling memenuhi kebutuhan 2) Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan mengenai norma da nilai
3) Norma dan nilai social yang disepakati berlangsung dan dijalankan secara konsisten
B. Proses Terjadinya Integrasi sosial
C. Sifat Integrasi Sosial
1) Normatif: Terbentuk karena terdapat kesepakatan nilai, norma, cita cita bersama dan rasa solidaritas
2) Fungsional: Terbentuk karena adanya ketergantungan antar kelompok
masyarakat
3) Koersif: TErbentuk karena adanya paksaan dari pihak pihak yang memiliki kekuasaan menggunakan Lembaga social.
3 Sifat koersif: a) Legitimate: Pemaksaan didukung masyarakat b) Legal: Pemaksaan disahkan oleh hukum c) Naked Power: Pemaksaan secara tidak resmi
D. Faktor Pendorong Integrasi Sosial
1. Besar Kecilnya Kelompok
Jumlah anggota kelompok memengaruhi pencapaian integrasi social. 2. Homogenitas Kelompok
Semakin banyak persamaan maka integrasi social akan lebih mudah tercapai.
•Muncul akibat perbedaan yang ada
•Hal tsb diredam dan diselesaikan dengan akomodasi
Konflik
•Telah tercapai penyelesaian masalah •Mencerminkan adanya upaya kerja sama
Akomodasi
•Terbentuk karena adanya kesadaran bersama
Kerja sama
• Adanya kesadaran dalam kerja sama • Antar pihak sadar melakukan integrasi
Koordinasi
•Proses mengurangi perbedaan untuk memperkuat kesatuan
•Memperhatikan kepentingan ataupun tujuan bersama •Tahap pertama terdapat perubahan nilai budaya pada
tiap kelompok
•Tahap kedua terjadi penerimaan cara hidup yang baru
Asimilasi
3. Aktifitas Komunikasi
Jika tidak terjalin komunikasi antar pihak yang berkonflik maka integrasi social sulit dilakukan.
4. Mobilitas Geografis
Masyarakat dengan tingkat mobilitas yang tinggi akan memperlambat proses integrasi social.
E. Pihak Yang Terlibat Dalam Proses Integrasi Sosial
1. Pihak Dari Dalam, adalah pihak yang berasal dari komunitas yang mengalami konflik dan kekerasan.
2. Pihak Dari Luar, adalah pihak yang tidak terlibat konflik. a. Polri & Militer
Sudah tugas polri untuk melindungi, mengayomi, melayani masyarakat dan menegakkan hukum, dalam hal ini pihak polri dapat mengawal proses integrasi sosial dan dapat melibatkan TNI apabila dibutuhkan.
b. LSM
Tindakan yang dapat dilakukan LSM:
- Membangun kepercayaan dalam mayarakat
- Memodifikasi isu, memetakan masalah, memperkenalkan alternative penyelesaian masalah
- Mendorong komunikasi antar pihak yg terlibat masalah
2. REINTEGRASI SOSIAL
Proses berintegrasinya Kembali kelompok kelompok yang pernah terlibat konflik social dalam satu kesatuan masyarakat.
Konflik dapat terjadi kembali apabila;
a. Terdapat tasa ketidaknyamanan antar kelompok yang berkonflik ketika berinteraksi b. Sebagian kelompok masih berprasangka terhadap yang lainnya
c. Pemerintah atau stakeholder tidak tepat sasaran dalam membuat program pembangunan perdamaian
A. Faktor Pendorong Reintegrasi Sosial
2. Terdapat permintaan untuk membangun kembali hubungan masyarakat yang tercerai berai
3. Keinginan untuk Kembali menciptakan kondisi yang aman, tentram dan harmonis seperti sedia kala.
B. Proses Pelaksanaan Reintegrasi Sosial
Adapun upaya upaya reintegrasi sebagai;
1. Membangun kepercayaan antar pihak yang terlibat. 2. Penguatan identitas bersama
3. Penguatan melalui kegiatan bersama
4. Pembuatan kebijakan pemerintah yang proreintegrasi
C. Pihak Pihak Yang Terlibat dalam Proses Reintegrasi Sosial
1.Badan Khusus Reintegrasi Fungsinya;
a) Menjadi pihak yang menyediakan tempat dan mekanisme penyelesaian masalah
b) Pihak yang memiliki kepentingan dalam memberikan informasi terkait prosesnya kepada pemerintah
c) Pihak yang menjaga yang mengawal pelaksanaan kesepakatan Meredam Konflik Pelaksanaan Reintegrasi
Kembali menggunakan upaya integrasi sosial (akomodasi, kerja sama, koordinasi, asimilasi)
d) Pihak yang melakukan koordinasi dan membuat perencanaan dalam proses reintegrasi
2. NGO Luar Negeri
NGO dapat terlibat jika konflik dan kekerasan sudah menjadi sorotan dunia.
3. Organisasi Internasional
Yang sering terlibat dalam membantu penyelesaian masalah yang sudah menjadi sorotan dunia adalah PBB, seperti mendatangkan pasukan perdamaian, dan lain lain.
3. KONFLIK DAN KEKRASAN YANG MEMBUTUHKAN PROSES INTEGRASI DAN REINTEGRASI SOSIAL
A.Tingkat Lokal
Konflik dan kekerasan yang terjadi antarindividu atau antarkelompok dalam lingkup wilayah yang relative sempit. Contohnya adalah konflik yang terjadi dalam lingkup RT/RW.
B.Tingkat Nasional
Konflik yang terjadi antar kelompok masyarakat yang berada dalam satu negara. Contohnya adalah konflik yang terjadi antar daerah.
C.Tingkat Internasional
Konflik yang melibatkan antar 2 negara atau lebih. Terdapat 6 faktor yang dapat melatarbelakangi;
1. Campur tangan negara lain dalam membantu masyarakat yang ingin bebas dari suat negara
2. Upaya suatu negara mempertahankan hak privilage atas territorial negara lain 3. Campur tangan negara lain dalam penyelesaian konflik suatu negara
4. Usaha mempersatukan negara yang terpecah belah 5. Perebutan kepemilikan territorial atas suatu negara 6. Keinginan menghancurkan negara lain
B. UPAYA PEMECAHAN MASALAH KONFLIK DAN KEKERASAN MELALUI PENELITIAN SOSIAL
1.Peran Penelitian Sosial dalam Penyelesaian Konflik dan Kekerasan
Penelitian social adalah upaya ilmiah yang dilakukan untuk mengungkap suatu fenomena berlandaskan teori tertentu. Melalui penelitian social, konflik dapat dipelajari dan dipahami.
Peran penelitian social terhadap upaya penyelesaian konflik dan kekerasan sebagai berikut;
1. Dapat menjadi acuan dalam Menyusun program atau langkahyang mamou menumbuhkan perdamaian berdasarkan karakter masyarakat.
2. Dapat menjadi referensi kepustakaan dalam bidang keilmuan tentang konflik
2.Tahap Tahap Penelitian Sosial Berorientasi pada Pemecahan Konflik dan Kekerasan
a. Menentukan Topik dan Objek Penelitian
1. Faktual, konflik harus benar benar terjadi 2. Aktual, konflik masih hangat diperbincangkan
3. Bermanfaat, konflik yang dipilih memang memerlukan pemecahan dan bermanfaat.
4. Terjangkau, konflik berada pada batas jangkauan dan kemampuan peneliti. 5.Korelatif, berhubungan dengan pendekatan penelitian.
Beberapa ahli mengemukakan bahwa objek penelitian bersifat abstrak, sementara subjek penelitian adalah pihak yang berhubungan langsung dengan peristiwa.
b.Menetukan Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, dan Tujuan Penelitian
Penulisan latar belakang dilakukan berdasarkan topik penelitian berupa konflik atau kekerasan yang dipilih. Peneliti hendaknya menjelaskan keadaan yang diharapkan masyarakat agar dapat memberikan perbedaan antara harapan masyarakat dan kenyataan yang terjadi.
Dalam penelitian terdapat 2 pertanyaan; Empiris, yang dijawab melalui observasi, dan Teoritis yang dijawab melalui rekayasa lingkungan.
Menurut Bordens dan Abbot, terdapat 3 karakteristik yang harus dipenuhi dalam membuat rumusan masalah:
1. Asking the Answerable Question; Hendaknya sesuai dengan kemampuan peneliti dan ketersediaan data.
2. Asking the Right Question; Hendaknya disesuaikan dengan focus dan topik penelitian.
3. Asking the Important Question; Hendaknya menghasilkan jawaban yang menjelaskan konflik dan menjadi acuan solusi praktis.
c. Melakukan Kajian Pustaka dan Membaca Penelitian yang relevan
Menurut Gay dan Diehl, beberapa manfaat kajian Pustaka bagi peneliti sebagai berikut:
1. Menghindari perilaku plagiarisasi terhadap karya lain
2. Membantu peneliti untuk membangun struktur peneliti yang sistematis 3. Memudahkan peneliti Menyusun instrument pengumpulan data di lapangan 4. Membantu peneliti untuk membangun hipotesis sebelum melakukan penelitian 5. Memberikan informasi mengenai aspek yang sudah dan belum diselesaikan peneliti yang lain.
6. Memberikan informasi tentang Langkah awal yang dapat dilakukan pada saat di lapangan
7. Membantu peneliti menentukan strategi dann prosedur teknis selama melakukan penelitian
8. Menginformasikan Langkah yang dibutuhkan peneliti agar topik yang dikaji dapat dipecahkan
d.Mengumpulkan, Mengolah, Menganalisis Data
Metode seperti observasi, wawancara, survey, dll, dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data data.
Pengolahan data terbagi menjadi 2; a) Reduksi data: membuang data yang tidak berguna b) Menguji data; untuk mengetahui data bisa dipercaya dan dipertanggung jawabkan.
Analisis konflik dilakukan agar dapat mengetahui factor penyebab, pemicu, penghambat, implikasi, serta dampak dari konflik yang terjadi.
e. Menarik Kesimpulan, Membuat Rekomendasi, Membuat laporan penelitian
Kesimpulan yang baik merupakan yang mampu menjawab rumusan masalah. Rekomendasi atau saran yang bersifat efektif, artinya benar benar dapat dirasakan oleh pihak yang terlibat konflik.
Laporan penelitian harus ditulis secara ilmiah dengan memperhatikan standar baku yang berlaku.
3.
Alat bantu analisis konflik dalam mengolah data
a.) Peta konflik
Tujuan: memahami situasi yg lebih baik, melihat sekutu atau lawan dlm konflik, mengevaluasi kegiatan yg telah dilakukan, memperjelas letak kebohongan yg mjd isu konflik, memeriksa keseimbangan aktivitas, kontak, ataupun hubungan antar pihak, dan mengidentifikasi kemungkinan untuk intervensi atau melakukan suatu tindakan.
Langkah-langkah: 1. Tentukan tujuan pemetaan konflik dan kumpulkan informasi mengenai konflik yg diteliti,
2. Dalam pembuatan peta konflik,bayangkan diri sendiri yg terlibat konflik tsb,
3. Setelah memperoleh data, gambarlah peta konflik menurut klasifikasinya masing-masing, 4. Peta konflik digambar secara dinamis atau memiliki kemungkinan untuk terjadi perubahan.
b.) Pohon konflik
Salah satu alat analisis konflik yang bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab konflik dan kekerasan.
Tujuan: memudahkan analisis secara rinci dlm mencari penyebab konflik, memudahkan analisis pengaruh masalah utama thd pihak yg terlibat konflik, membantu peneliti mengilustrasikan hubungan atara masalah utama, penyebab, dan dampak, memudahkan pengambilan keputusan untuk menangani konflik.
Langkah-langkah: 1. gambarlah sebuah pohon lengkap dgn akar, batang, dan cabang 2. identifikasilah maslah utama yg mjd pemicu konflik bersadarkan data yg diperoleh 3. tulis masalah utama pada batang pohon dan analisislah pengaruh dan dampakanya 4. tulis dampak masalah utama pada ranting pohon
5. tulislah sebab kemunculan masalah pada akar pohon c.) Segitiga SPS
Digunakan untuk memperoleh pemahaman yg lebih luas terkait motivasi pihak yg terlibat konflik.
Tujuan: menganalisis pengaruh setiap komponen, mengidentifikasi factor SPS untuk setiap kelompok, mengidentifikasi titik awal intervensi dlm situasi konflik, menghubungkan factor SPS dengan berbagai kebutuhan dan kekuatan setiap pihak.
Langkah-langkah: 1. Gambarlah sebuah segitiga SPS untuk setiap kelompok yang terlibat konflik
2.Buatlah daftar isu yang berhubungan dengan sikap, perilaku, dan situasi berdasarkan sudut pandang tiap-tiap pihak yg terlibat.
3. Identifikasilah ketakutan atau kebutuhan yg mereka perlukan berdasarkan analisis dengan menuliskannya pd tengah-tengah segitiga.
4. Bandingkanlah perbedaan persepsi dari tiap-tiap segitiga yg ada dan temukan upaya pemecahan yg tepat.
d.) Analisis Kekuatan Konflik
Teknik analisis yang menunjukkan bentuk persebaran kekuatan dari kedua belah pihak yg mengalami konflik. Persebaran kekuatan: perbedaan kemampuan untuk mengontrol, mengatur, atau menekan pihak lawan yg memungkinkan penguasaan thd pihak lawan.
Tujuan: mengukur besarnya kekuatan suatu kelompok, memperoleh gambaran lengkaptentang kekuatan yg memengaruhi suatu konflik, membantu penyelesaian masalah dll.
Langka-langkah: 1. kumpulkan data dari konflik yg diteliti
2. Petakanlah kekuatan dgn melihat sasaran dari tiap pihak yg berkonflik, untuk mengetahui tujuannya
3. gambarkan peta kekuatan konflik dgn membuat garis tengah pada kertas 4. gambarlah tanda panah yg saling menunjuk sesuai informasi yg diperoleh.
4. Contoh proses penelitian sosial berorientasi pemecahan konflik dan
kekerasan
a.) Menentukan topic dan objek penelitian
b.) Menentukan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian c.) Proses pengumpulan data:
- Observasi: mengunjungi tempat terjadinya konflik, mengamati, dan mencatat lingkungan sekitar
- Wawancara: melontarkan pertanyaan kepada narasumber lingkungan tsb d.) Pengolahan data
1) Mendeskripsikan konteks konflik
2) Dinamika konflik: tahap prakonflik, konfrontasi, krisis, dan pascakonflik 3) Analisis konflik serta rekomendasi upaya yg dapat dilakukan demi terciptanya
perdamaian dan integrasi sosial dari kedua pihak. 4) Penarikan kesimpulan