• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status Gizi dan Kualitas Hidup pada Lansia Pengguna Gigitiruan Penuh di Kota Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Status Gizi dan Kualitas Hidup pada Lansia Pengguna Gigitiruan Penuh di Kota Makassar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

44

STATUS GIZI DAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENGGUNA

GIGITIRUAN PENUH DI KOTA MAKASSAR

Nutritional Status and Quality of Life in Elderly Used Complete Dentures in

Makassar

Bahruddin Thalib

1

, Khumairah Nur Ramadhani

1

, Asmawati

2

1

Bagian Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

2

Bagian Oral Biologi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

(bathalib64@yahoo.com)

ABSTRAK

Prevalensi kehilangan seluruh gigi pada lansia di Indonesia cukup tinggi, khususnya di kota Makassar. Kehilangan gigi yang tidak disertai dengan penggantian gigi palsu akan menggangu asupan nutrisi yang akan berdampak pada kesehatan secara umum yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Pene-litian ini bertujuan menganalisis hubungan penggunaan gigitiruan penuh dengan status gizi dan kualitas hidup pada lansia di Kota Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penentuan lokasi penelitian menggunakan VWUDWL¿HG UDQGRP VDPSOLQJ, yaitu Kecamatan Ujung Tanah,

Tamalate, dan Ujung Pandang. Sebanyak 283 lansia usia 60 tahun keatas diperoleh dengan SXUSRVLYH VDPSOLQJ

bersedia mengikuti penelitian dengan pernyataan persetujuan. Penentuan status gizi menggunakan IMT sedangkan kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan rongga mulut diperoleh dengan wawancara menggunakan OHIP-14. Hasil analisisFKL VTXDUH menunjukkan ada hubungan antara penggunaan gigitiruan penuh dengan status gizi GDQ NXDOLWDV KLGXS SDGD ODQVLD \DQJ GLOLKDW SDGD VHWLDS GLPHQVL 2+,3 S” .HVLPSXODQ SHQHOLWLDQ LQL yaitu terdapat hubungan penggunaan gigitiruan penuh dengan status gizi dan kualitas hidup pada lansia di Kota Makassar, sehingga dapat dikatakan penggunaan gigitiruan penuh pada lansia akan meningkatkan status gizi dan kualitas hidupnya.

Kata kunci : Gigitiruan, lansia, status gizi, kualitas hidup

ABSTRACT

7KH SUHYDOHQFH RI WRRWK ORVV LQ HOGHUO\ LQ ,QGRQHVLD LV TXLWH KLJK HVSHFLDOO\ LQ 0DNDVVDU 7RRWK ORVV ZKLFK LV QRW IROORZHG E\ GHQWXUH UHSODFHPHQW ZLOO LQWHUIHUH WKH LQWDNH RI QXWULHQWV WKDW ZLOO DIIHFW JHQHUDO KHDOWK ZKLFK LQ WXUQ ZLOO KDYH DQ LPSDFW LQ WKH TXDOLW\ RI OLIH 7KH REMHFWLYH RI WKLV VWXG\ LV WR DQDO\]H WKH UHODWLRQVKLS EHWZHHQ WKH XVDJH RI FRPSOHWH GHQWXUHV ZLWK QXWULWLRQDO VWDWXV DQG TXDOLW\ RI OLIH LQ HOGHUO\ LQ 0DNDVVDU 7KLV VWXG\ LV DQ REVHUYDWLRQDO DQDO\WLF ZLWK FURVV VHFWLRQDO GHVLJQ 7KH ORFDWLRQ RI WKLV VWXG\ LV GHFLGHG E\ VWUDWL¿HG UDQGRP VDP -SOLQJ WKDW LV VXEGLVWULFW 8MXQJ 7DQDK 7DPDODWHD DQG 8MXQJ 3DQGDQJ $V PDQ\ DV HOGHUO\ DJHG \HDUV DQG DERYH ZHUH REWDLQHG E\ SXUSRVLYH VDPSOLQJ DUH ZLOOLQJ WR HQUROOHG LQ WKLV VWXG\ ZLWK LQIRUPHG FRQVHQW 1XWULWLRQDO VWDWXV LV GHWHUPLQHG E\ ,07 ZKLOH WKH TXDOLW\ RI OLIH WKDW LV UHODWHG WR RUDO KHDOWK LV REWDLQHG E\ LQWHUYLHZ XVLQJ 2+,3 5HVXOW RI FKL VTXDUH DQDO\VLV VKRZHG WKHUH LV QR DVVRFLDWLRQ EHWZHHQ WKH XVDJH RI FRPSOHWH GHQWXUH ZLWK QXWULWLRQDO VWDWXV DQG TXDOLW\ RI OLIH LQ HOGHUO\ WKDW LV VKRZQ LQ HYHU\ GLPHQVLRQ RI 2+3 S 7KH FRQFOX -VLRQ RI WKLV VWXG\ LV WKHUH LV DQ DVVRFLDWLRQ EHWZHHQ WKH XVDJH RI FRPSOHWH GHQWXUHV ZLWK QXWULWLRQDO VWDWXV DQG TXDOLW\ RI OLIH LQ HOGHUO\ LQ 0DNDVVDU VR LW FDQ EH VDLG WKDW WKH XVDJH RI FRPSOHWH GHQWXUHV LQ HOGHUO\ ZLOO LPSURYH WKHLU QXWULWLRQDO VWDWXV DQG TXDOLW\ RI OLIH

(2)

PENDAHULUAN

Membaiknya berbagai sektor kehidupan menyebabkan populasi lansia bertumbuh pesat. Dewasa ini penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas mencapai 600 juta jiwadan angka ini akan

PHQMDGL NDOL OLSDW SDGD WDKXQ 3DGD WDKXQ DNDQ PHQMDGL PLO\DU GDQ GLDQWDUD

nya bermukim di negara berkembang.1 Indonesia

yang merupakan salah satu negara berkembang memiliki jumlah lansia yang tergolong tinggi, begitupula di Kota Makassar dengan jumlah

SHQGXGXN ODQVLD XVLD • WDKXQ MLZD

pada tahun 2013.2,3 Meningkatnya kuantitas

lan-sia tersebut harus diimbangi dengan peningka-tan kualitas hidup lansia agar dapat hidup sehat, produktif, dan mandiri sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan pemerintah serta dapat menjadi aset negara yang berharga dalam proses

pembangunan.4

Seiring dengan proses menua, tubuh akan mengalami penurunan fungsi organ tubuh se-hingga akan menimbulkan berbagai masalah

EDLN VHFDUD ¿VLN SVLNRORJL PDXSXQ SHUXEDKDQ

kondisi sosial. Masalah kesehatan rongga mulut yang dialami oleh lansia erat kaitannya dengan status gizinya, semakin buruk kondisi kesehatan rongga mulut aka berdampak buruk juga terhadap

NXDOLWDV NHVHKDWDQQ\D VHODLQ LWX SHUXEDKDQ ¿VLN

dan penurunan fungsi organ tubuh lansia dapat juga mempengaruhi konsumsi dan penyerapan zat gizi. Kualitas asupan gizi yang buruk pada akhirnya berdampak pada kualitas hidup lansia.

Kualitas hidup menurut :RUOG +HDOWK

2UJDQL]DWLRQ (WHO) adalah persepsi seseorang

dalam konteks budaya dan norma yang sesuai dengan tempat hidup orang tersebut serta berkait-an dengberkait-an tujuberkait-an, harapberkait-an, stberkait-andar dberkait-an kepedu-lian selama hidupnya.6

Prevalensi kehilangan gigi pada lansia cukup tinggi. Di Indonesia berdasarkan Riset

Ke-VHKDWDQ 'DVDU 5LVNHVGDV WDKXQ PHQXQMXN -kan bahwa prevalensi kehilangan seluruh gigi di

,QGRQHVLD VHEHVDU VHGDQJNDQ GL 6XODZHVL 6HODWDQ GDQ NKXVXV GL .RWD 0DNDVVDU VHEH

-VDU Kehilangan gigi akan mempengaruhi

asupan nutrisi, khususnya pada lansia. Pasien yang edentulous maupun pengguna gigitiruan yang kurang stabil akan menyebabkan pasien cenderung memilih makanan yang lunak agar

mudah ditelan, fungsi kunyah menurun berefek pada pemilihan makanan yang rendah nutrisi.8

Walaupun pemakaian gigitiruan tidak

GDSDW PHUHKDELOLWDVL IXQJVL JLJL JHOLJL

tetapi dilaporkan penggunaan gigitiruan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.9 Hal ini

di-pengaruhi oleh karena perawatan prostetik pada pasien edentulos akan meningkatkan fungsi ku-nyah, penampilan, dan aspek sosial, sehingga peranan gigitiruan akan mempengaruhi kualitas hidup.10 Penelitian ini bertujuan melihat

hubu-ngan penggunaan gigitiruan penuh dehubu-ngan status gizi dan kualitas hidup lansia di Kota Makassar.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian obser-vasional analitik dengan FURVV VHFWLRQDO GHVLJQ

Penelitian dilakukan di Kota Makassar pada bu-lan Mei-Juli 2014 dengan penentuan lokasi

pene-litian menggunakan VWUDWL¿HG UDQGRP VDPSOLQJ

yaitu di Kecamatan Ujung Tanah, Tamalate, dan Ujung Pandang. Penentuan sampel menggu-nakan SXUSRVLYH UDQGRP VDPSOLQJ sesuai krite-ria inklusi, yaitu : (1) lansia berusia 60 tahun ke atas yang berdomisili di kota Makassar, (2) lansia yang menggunakan gigitiruan penuh (GTP) basis akrilik, (3) lansia yang kehilangan gigi seluruh-nya tanpa disertai penggunaan gigitiruan penuh

*73 GDSDW EHUNRPXQLNDVL GHQJDQ EDLN

bersedia menjadi sampel penelitian.

Status gizi ditentukan melalui perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk populasi Asia,

GHQJDQ NULWHULD EHUDW EDGDQ NXUDQJ QRU

-PDO EHUDW EDGDQ OHELK REHVL

-WDV NODV , REHVL-WDV NODV ,, • 11 Kkualitas hidup

diperoleh melalui wawancara dengan menggu-nakan kuesioner OHIP-14. OHIP-14 terdiri dari

GLPHQVL \DLWX NHWHUEDWDVDQ IXQJVLRQDO UDVD VDNLW ¿VLN NHWLGDNQ\DPDQDQ SVLNLV GLVDELOLWDV ¿VLN GLVDELOLWDV SVLNLV GLVDELOLWDV VRVLDO GDQ

keterhambatan. Setiap dimensi terdiri dari 2

per-WDQ\DDQ GDQ VHWLDS SHUper-WDQ\DDQ PHPLOLNL SLOLKDQ

jawaban dengan penilaian skor menggunakan skala Likert, yaitu 0=tidak pernah, 1=sangat ja-rang, 2=kadang-kadang, 3=sering, dan 4= sangat sering. Nilai tertinggi pada skala Likert menun-jukkan masalah yang serius. Skor yang didapat kemudian dijumlah dan dijadikan dasar

(3)

-46

gian tiga kategori, yaitu baik, sedang, buruk.12

Analisis data menggunakan analisis chi

VTXDUH untuk melihat hubungan penggunaan

GTP pada lansia terhadap status gizi dan kualitas hidupnya yang dilihat dari setiap dimensi OHIP-14. Penyajian data dalam bentuk tabel disertai narasi.

HASIL

Jumlah sampel penelitian yang diperoleh sebanyak 283 orang lansia yang sesuai kriteria inklusi. Usia sampel terbanyak berada pada

kat-egori usia HOGHUO\ WDKXQ \DLWX ODQVLD

GDQ \DQJ SDOLQJ VHGLNLW DGDODK NDWHJRUL

usia YHU\ ROG ! WDKXQ \DLWX ODQVLD

Menurut jenis kelamin, sampel terbanyak ialah

SHUHPSXDQ ODQVLD VHGDQJNDQ ODNL

ODNL VHEDQ\DN ODQVLD $GDSXQ WLQJNDW

pendidikan sampel berturut adalah SD yaitu 131

RUDQJ 603 VHEDQ\DN ODQVLD

60$ VHEDQ\DN ODQVLD SHUJXUXDQ

WLQJJL KDQ\D ODQVLD GDQ WLGDN VHNRODK

VHEDQ\DN ODQVLD 7DEHO

Lansia yang menggunakan GTP sebanyak

GDQ ODQVLD \DQJ NHKLODQJDQ JLJL VH -luruhnya tanpa disertai penggunaan GTP

seban-\DN 6HEDJLDQ EHVDU JLJLWLUXDQ \DQJ GLJXQDNDQ GLEXDW ROHK WXNDQJ JLJL \DLWX RUDQJ VHGDQJNDQ \DQJ GLEXDW ROHK GRNWHU JLJL RUDQJ GDQ ROHK SHUDZDW JLJL KDQ\D

RUDQJ 7DEHO

Status gizi dengan berat badan kurang, le-bih banyak pada lansia yang tidak menggunakan

*73 GLEDQGLQJ SDGD ODQVLD \DQJ PHQJ

-JXQDNDQ *73 VHGDQJNDQ XQWXN VWDWXV

gizi dengan berat badan obesitas klas I lebih ba- nyak pada lansia yang menggunakan GTP

GLEDQGLQJ ODQVLD \DQJ WLGDN PHQJJXQD NDQ *73 %HUGDVDUNDQ DQDOLVLVFKL VTXDUH

dengan nilai p=0,001 yang menunjukkan bahwa

DGD KXEXQJDQ \DQJ VLJQL¿NDQ DQWDUD SHQJJXQDDQ

GTP dengan status gizi pada lansia (Tabel 2).

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik n % Umur (tahun)

(OGHUO\ WDKXQ

2OG WDKXQ

Very Old (>90 tahun)

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan tinggi Penggunaan GTP Menggunakan GTP Tidak menggunakan GTP 216 61 6 216 80 131 43 19 10 162 121 21,6 2,1 28,3 46,3 42,8

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 2. Hubungan Penggunaan GTP pada Lansia dengan Status Gizi

Status Gizi Pengguna GTP Bukan Pengguna GTP p n % n % Kurang Normal Berlebih Obesitas I Obesitas II 29 48 9 36,4 29,6 44 41 14 14 8 36,4 33,9 11,6 11,6 6,6 0,001

Sumber : Data Primer, 2014

Pada setiap dimensi, terlihat bahwa kuali-tas hidup baik lebih banyak pada lansia yang menggunakan GTP dibanding lansia tidak meng-gunakan GTP. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara penggunaan GTP dengan kualitas hidup lansia yang ditinjau

GDUL VHWLDS GLPHQVL GHQJDQ QLODL S

PEMBAHASAN

Usia harapan hidup lansia di Kota

Makas-VDU EHUDGD SDGD UHQWDQJ XVLD WDKXQ +DO

tersebut sesuai dengan usia harapan hidup di

In-GRQHVLD \DLWX WDKXQ13 Seiring bertambahnya

usia, maka bertambah pula penurunan fungsi tubuh. Oleh karena itu, kelompok usia YHU\ ROG

(>90 tahun) sangat sedikit dijumpai oleh karena

VHPDNLQ PHQXUXQQ\D GD\D WDKDQ ¿VLN VHSHUWL

semakin rentannya seseorang terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Ter-lihat pula bahwa kebanyakan sampel penelitian berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 216

ODQVLD VHGDQJNDQ VDPSHO ODNL ODNL VH

(4)

jukkan bahwa usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal tersebut se-suai dengan gambaran kesehatan lanjut usia di Indonesia yang mengatakan usia harapan hidup

GL ,QGRQHVLD LDODK WDKXQ \DQJ PDQD XVLD KD

-UDSDQ KLGXS SHUHPSXDQ WDKXQ OHELK WLQJJL

daripada laki-laki (68 tahun).13

Lansia yang menggunakan GTP memi-liki status gizi yang lebih tinggi dibanding lan-sia yang tidak menggunakan GTP. Lanlan-sia yang tidak menggunakan GTP cenderung mengubah makanan mereka dari yang keras menjadi lunak

untuk mengurangi proses pengunyahan atau takut tersedak. Hal ini akan mempengaruhi pemilihan makanan dari yang segar dan berserat menjadi yang dimasak dalam waktu lama yang akan me-ngurangi kandungan zat gizi pada makanan terse-but. Proses pengunyahan merupakan proses yang meliputi aktivitas fasial, mandibula, otot supra-hyoid, dan lidah yang berfungsi untuk menggilas makanan yang akan masuk ke tahap pencernaan selanjutnya. Sehingga penggunaan (GTP) pada lansia yang edentulous akan memperbaiki sistem stomatognatik, khususnya dalam proses masti-kasi (pengunyahan) sehingga asupan makanan menjadi lebih baik dan gizinya pun menjadi me-ningkat.8,14

Penelitian lain mengatakan bahwa reha-bilitasi prostetik pada pasien edentulous dengan penggunaan GTP akan meningkatkan status nu-trisi pasien tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh karena kesehatan rongga mulut, khususnya ba- nyaknya gigi yang tersisa, akan berefek pada ke-mampuan mastikasi dan nafsu makan.

Kualitas hidup yang berkaitan dengan ke-sehatan rongga mulut (OHRQoL) merupakan gabungan dari ketujuh dimensi dalam penentuan kualitas hidup yang merupakan konsep multidi-mensional. Usia dan kehilangan gigi akan mem-pengaruhi kualitas hidup seseorang. Apabila dilihat hubungan antara penggunaan GTP pada lansia dengan masing-masing dimensi menun-jukkan terdapat hubungan antara keduanya. Hal tersebut disebabkan kualitas hidup setiap dimensi ditinjau dari satu aspek kehidupan lansia secara detail, yang mana penggunaan GTP memiliki pengaruh di setiap dimensi OHIP-14. Hasil pene-litian ini sama dengan hasil penepene-litian yang di-lakukan oleh Butt dkk yang mengatakan bahwa OHRQoL pada responden yang edentulous me-miliki kualitas hidup rendah, yang mana terdapat

SHQLQJNDWDQ \DQJ VLJQL¿NDQ SDGD UHVSRQGHQ

yang menggunakan GTP.19,20

Dimensi 1 OHIP-14 merupakan dimen-si keterbatasan fungdimen-sional yang menunjukkan

KDVLO \DQJ VLJQL¿NDQ ” WHUKDGDS SHQJ -gunaan GTP pada lansia. Hal ini dapat disebab-kan sebagian besar lansia yang kehilangan gigi seluruhnya tanpa disertai penggunaan gigitiruan merasa kesulitan dalam berbicara. Begitupula dengan menurunnya kemampuan pengecapan Tabel 3. Hubungan Penggunaan GTP pada

Lansia dengan Kualitas Hidup Se-tiap Dimensi OHIP-14

Kualitas Hidup Pengguna GTP Bukan Pengguna GTP p n % n % Keterbatasan fungsi Baik Sedang Buruk 5DVD VDNLW ¿VLN Baik Sedang Buruk Ketidaknyaman-an psikis Baik Sedang Buruk 'LVDELOLWDV ¿VLN Baik Sedang Buruk Disabilitas psikis Baik Sedang Buruk Disabilitas sosial Baik Sedang Buruk Keterhambatan Baik Sedang Buruk 141 13 8 21 6 14 9 124 28 10 2 2 1 0 8,0 4,9 83,3 13,0 91,4 3,1 6,2 1,2 1,2 96,3 3,1 0,6 96,6 3,1 0,0 93 20 8 89 24 8 103 14 4 86 22 13 1 106 12 3 112 2 6,6 19,8 6,6 11,6 3,3 18,2 86,8 12,4 0,8 9,9 92,6 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

(5)

48

rasa.Kemunduran persepsi rasa dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti atropi papilla penge-cap, memburuknya kesehatan gigi dan penyakit sistemik yang diderita, dan medikasi sehing-ga, penggunaan gigitiruan akan meningkatkan

H¿VLHQVL SHQJXQ\DKDQ \DQJ DNDQ PHQLQJNDWNDQ

pula kemampuan pengecapannya.

Dimensi 2 OHIP-14 yang merupakan

di-PHQVL UDVD VDNLW ¿VLN \DQJ PHQXQMXNNDQ KDVLO \DQJ VLJQL¿NDQ ” WHUKDGDS SHQJJXQDDQ

GTP pada lansia. Hal ini dapat disebabkan pada lansia yang tidak menggunakan GTP lebih sering merasa sakit saat makan dibanding pada lansia yang menggunakan GTP yang sebagian besar merasa lebih nyaman saat makan dengan meng-gunakan gigitiruan. Dimensi 3 OHIP-14 meru-pakan dimensi ketidaknyamanan psikis yang

PHQXQMXNNDQ KDVLO \DQJ VLJQL¿NDQ ” WHU -hadap penggunaan GTP pada lansia. Ketidak- nyamanan psikis tersebut serupa dengan rasa tegang yang dialami lansia. Penelitian yang se-rupa juga menunjukkan hasil yang sama bahwa terdapat hubungan penggunaan GTP terhadap peningkatan kualitas hidup. Dimensi 4

OHIP-PHUXSDNDQ GLPHQVL GLVDELOLWDV ¿VLN \DQJ PHPLOLNL KXEXQJDQ \DQJ VLJQL¿NDQ ” WHU -hadap penggunaan GTP pada lansia. Dimensi ini berkaitan dengan pola makan. Penggunaan GTP akan mempengaruhi kualitas hidup lansia terkait dengan pola makan yang mana pada lansia yang menggunakan GTP merasa lebih mudah dan nya-man saat makan berbagai jenis makanan. Ber-beda dengan lansia yang kehilanggan seluruhnya giginya tanpa disertai penggunaan GTP yang akan memilih makan yang lunak dan mudah un-tuk dicerna.

'LPHQVL 2+,3 PHUXSDNDQ GLPHQVL

disabilitas psikis yang juga terdapat hubungan dengan penggunaan GTP pada lansia. Dimensi ini berkaitan dengan rasa malu dan relaks yang dialami lansia pengguna dan bukan pengguna GTP. Hasil yang didapat menunjukkan sebagian

EHVDU ODQVLD \DQJ PHQJJXQDNDQ *73 WL -dak malu dan mudah untuk bersantai saat meng-gunakan gigitiruannya dibanding lansia yang

ti-GDN PHQJJXQDNDQ *73

Dimensi 6 OHIP-14 merupakan dimensi disabilitas sosial yang memiliki hubungan ter-hadap penggunaan GTP pada lansia. Dimensi ini

berkaitan dengan lansia dan hubungannya ter-hadap orang-orang disekitarnya.Hasil penelitian menunjukkan lansia yang tidak menggunakan GTP sebagian besar mudah merasa terganggu dengan keadaan rongga mulutnya yang tidak ber-gigi dibanding lansia yang menggunakan GTP.

'LPHQVL 2+,3 PHUXSDNDQ GLPHQVL NHWHU -hambatan yang menunjukkan adanya hubungan dengan penggunaan GTP pada lansia. Kehilan-gan gigi pada rahang atas (maxilla) lebih cende-rung pada masalah fonetik.19

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan pada penelitian ini bahwa

WHUGDSDW KXEXQJDQ \DQJ VLJQL¿NDQ SHQJJXQDDQ

gigitiruan penuh dengan status gizi dan kualitas hidup lansia. Lansia yang menggunakan gigitiru-an penuh memiliki status gizi dgigitiru-an kualitas hidup yang lebih baik dibanding lansia yang kehilang-an seluruh giginya tkehilang-anpa disertai penggunakehilang-an gigitiruan penuh. Diharapkan kepada lansia agar tetap memperhatikan kesehatan gigi dengan men-jaga kebersihan gigi dan kontrol kesehatan gigi secara rutin di fasilitas kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Petersen PE, Yamamoto T. Imroving the oral health of older people: the approach of the WHO global oral health programme.

Com-PXQLW\ 'HQW 2UDO (SLGHPLRO

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998. [on-line]. Available from: http://www.dpr.go.id/ uu/uu1998/UU_1998_13.pdf. (diakses 12 Desember 2013).

3. Badan Pusat Statistik Kota Makassar.

Makas-VDU GDODP $QJND 0DNDVMakas-VDU LQ ¿JXUHV 6X

-ODZHVL 6HODWDQ %36

4. .RPLVL 1DVLRQDO /DQMXW 8VLD 3UR¿O 3HQ

-GXGXN /DQMXW 8VLD -DNDUWD

Maryam RS, Ekasari MA, Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I. Mengenal usia lanjut

GDQ SHUDZDWDQQ\D -DNDUWD 6DOHPED 0HGLND

2012.

6. Salim OC, Sudharma NI, Kusumaratna RK, Hidayat A. Validitas dan reliabilitas world helath organization quality of life-BREF un-tuk mengukur kualitas hidup lanjut usia.

(6)

5LVHW .HVHKDWDQ 'DVDU 5LVNHVGDV

Badan Penelitian dan Pengembangan

Ke-VHKDWDQ -DNDUWD 'HSDUWHPHQ .HKe-VHKDWDQ 5,

2008.

8. Bianco VP, Rubo JH. Aging, Oral Health and Quality of Life. [online]. Available from: http://www.intechopen.com/download/get/

W\SH SGIV LG GLDNVHV 'HVHPEHU

2013).

9. Mack F, Schwahn C, Feine JS, Mundt T, Bern-hardt O, John U, et al. The Impact of Tooth Loss on General Health Related to Quality of Life among Elderly Pomeranians:Result from the Study of Health on Pomerania (SHIP-0).

,QW - 3URVWKRGRQW

10. Yoshida M, Sato Y, Akagawa Y, Hiasa K. Cor-relation between Quality of Life and Denture Satisfaction in Elderly Complete Denture

:HDUHUV ,QW - 3URVWKRGRQW

11. Kagawa M, Kerr D, Uchida H, Binns CW. Differences in the Relationship between BMI and Percentage Body Fat between Japanese and Australian-Caucasian Young Men.

Brit-LVK -RXUQDO RI 1XWULWLRQ

12. Locker D, Quinonez C. Functional and Psychosocial Impacts of Oral Disorder in Canadian Adults: a National Popula-tion Survey. James Carpenter Design

$VVRFLDWH F

13. Pusat Data dan Informasi Kementrian Ke- sehatan RI. Gambaran kesehatan lanjut usia

di Indonesia. Jakarta: Buletin Jendela Data

GDQ ,QIRUPDVL .HVHKDWDQ

14. Oliveira TRC, Borges TF, Mendes FA, Neves FD. Risk of Malnutrition in Complete Eden-tulous Individuals. Brazil: Nova Science

3XEOLVKHU ,QF

Prakash N, Kalavathy N, Sridevi J, Prem-nath K. Nutritional Status Assessment in Complete Denture Wearers.

Gerodontol-RJ\

16. Cousson PY, Bessadet M, Nicolas E, Veyrune JL, Lesourd B, Lassauzay C. Nutritional Sta-tuss, Dietary Intake and Oral Quality of Life in Elderly Complete Denture Wearers.

Ger-RGRQWRORJ\

Putri WAR, Permana I. Hubungan antara Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Kelurahan Wirobrajan Yogyakarta.

0XWLDUD 0HGLND

18. Jain M, Kaira LS, Sikka G, Singh SK, Gupta A, Sharma R, et al. How do Age and Tooth Loss Affect Oral Health Impact and Quality of Life? a Study Comparing Two State Samples

RI *XMDUDW DQG UDMDVWKDQ - 'HQW

136

19. Butt AM, Bilalahmed, Parveen N, Yazdanie N. Oral Health Related Wuality of Life in Complete Dentures. Pakistan Oral & Dental

-RXUQDO

20. Hadzipasic A, Nazdrajic. Quality of life with

Gambar

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
Tabel  3.  Hubungan  Penggunaan  GTP  pada  Lansia  dengan  Kualitas  Hidup   Se-tiap Dimensi OHIP-14

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan pengaruh latihan Relay dribble dengan cepat (X) terhadap kecepatan dribble (Y) pada Tim Ekstrakurikuler sepak bola Smk

Stabilitas Fisik dan Efek Pencegahan Ulkus dari Sirup Alginat pada Lambung Tikus yang Diinduksi dengan HCl.. Medan: Fakultas Farmasi Universitas

AANWIJZING SEWA MESIN FOTO COPY DIGITAL MULTIFUNGSI KECEPATAN TINGGI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN RI JL.. KEBON SIRIH NO.14 JAKARTA UNTUK PERIODE BULAN

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pejabat Pengadaan

individu karena menghadapi dua motif yang sama-sama negatif dan sama-sama kuat. Misalnya, seorang penjahat yang tertangkap dan harus membuka rahasia kelompoknya dan apabila

Apa saja permasalahan dan bagaimana cara mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Bank BRI dalam prosedur pembukaan rekening giro rupiah pada Bank Rakyat Indonesia

Dengan ini mengajukan surat lamaran pekerjaan kepada Bapak / Ibu Pimpinan untuk diterima menjadi karyawan di perusahaan yang Bapak / Ibu Pimpin.. Surat Keterangan

Selanjutnya adalah mengenai dampaknya ditimbulkan dari kemunduran, baik yang terjadi terhadap umat islam itu sendiri dan terutama pada pendidikan yang mana dengan