HAMBATAN PERLEKATAN
S almo n e I I o ty p hi
PADA
ENTEROSIT TIKUS
PUTIH (WISTAR) OLEH ANTIBODI POLIKLONAL ANTI PROTEIN
HEMAGLUTININ
SUB
UNIT
PILLI
OBSTRUCTION
OF
SALMONELLA TYPHI ATTACHMENT
ONTHE
WHITE MICE ENTEROSIT (WISTAR) BY POLYCLONAL ANTIBODY
OF
ANTI PROTEIN HEMAGLUTININ
OF
PILLI
SUBUNIT
Sri Darnawati*
ABSTRACT
TS;phoid
Dengue
i,su
disease cousedby
Salmonellu
tvphy
bacteria,
ancl constitutesa
seriotts disea"^ein
Indonesia anclin
other cleveloping countries. This is thrclo
thehigh
prevalenceof
the disea,se (0.36%-
0.81%r)per
onnum and due to vuriou,g handicapsin
term o.f'clinical descripti.on, diagno,sis andcwe
o{ this clisease. T'heprevention e.ffitrt
that ltas
heen tokenby preventing
the
incidenceo/'
initial
pathogenesis. Therefltre.
it
is necessury lo ./ind oul the pathogen Jacttn" which plctys arole
in
lhe entrt'
o.f' ,xrchbacteria
ivtto inlestinesas the initial
palhogenesis. Thegeneral
oh.iectiveof
this
re.search i,sto
arml1,:ethe
handiccrpin
attachtrtg
theSalntgnella gtphi on the v,hite mice enterosit (Wi,ttor) by
polyclonal
crntiboctyofanti
protein
hemaglutinin of'sub unitpilli
36 kDu crnd 18.6 kDa. The specific objectit'esof
tltis
researchare to
(l)
.find out
the attachnrenrpaffern of'Salmonella
t..vphion
thewhite mice enterosit
1ll'istar)
(2)Jind
out the capahility
o.f'crthchment ltandicapqf
bqcteria cell on tlte enlerosit hy plovclonnal antibody of antiprotein
hemugluinin.The research was conducted in several stages, nantely the attachment testing by using the Nagayama at al. method, 1995 in which the testing nsed enterosit
from
white mice (LVistor) intestinal isolation that was performed accordingto
Weiser (1973), the testing of handicap of bacterial attachment on the enterosit bypolyclonal
antibody o/'antiprotein
hemaglutinin o/'sub unitpilli
36 kDaand
18.6 kDa.The research slnv,ecl that the prtl.1;slsr,r1 antihodl; of'anti
protein
hetnuglulinin af suh nnit
pilli
36 kDa uncl 18.6 kDafi'om
kilmonella
t.vphi ccm,slowdot+'n the bacterial attachmenl on v'hile mice enterttsit
(\|'istarl
Key w ord,r;
Scrl m o nella ty;phi,
[' obtsl sn617 Ant ibody, He magluti ttirt*
Lecturer
at the
Study Programof'DIII
Health Analyst. Faculty
ol
Nursing
andHealth Science, Muhammadiyah University Semarang
http://Jurnal.
unimus.ac.idPENDAHULUAN
Salmonella
typhi
(
S.typhi)
adalah
bakteri
sebagai
penyebab
terjadinya demam
typoid yang
masihbersifat
endemis,
dan
merupakan
penyakit serius
di
Indonesia
serta berbagai Negara berkmbang lainnya. Halini
terjadi karena angka kejadian cukuptinggi
(0,36-0,9lyo pertahun)
disertiadanya
berbagai kendala dalam
halgambaran
klinis,
diagnosa
dan
pengobatan
bagi penyakit
ini.
Usaha pencegahan antara lain dengan mencegah terjadinya awal patogenesis. Oleh karenaitu
perlu
dicari faktor
patogen
yangberperan
dalam
masuknya
bakteri
kedalam
usus
halus
sebagai
awal patogenesis.Pilli
pada Salmonella merupakansalah
satu
faktor
perlekatan
pada permukaanmukosa intestinal,
hal
ini
penting dalam proses
invasi
bakterimenembus
dinding
sel
epitel
yang
merupakan
awal
mekanisme
patogenesis. Setelah terjadi invasi bakteri
ke
dalam mukosa intestinal diikuti
kolonisai.
Proses masuknya
beberapaEnterobakteria pathogen
seperti
Escherichia coli, Vibrio
parahaemolitycus, Klebisella
pneumoniae,
dan
Salmonella
telah dibuktikan bahwapilli
merupakan faktor kolonisasi ( Fujita et.al., 1989; Nakasonedan
Iwanaga, 1990; Stephen,
1996;Brock
et.al., I 99 1 ).Protein hemaglutininyang
merupakanprotein
sub
unit
pilli
pada Wbrio cholerae biotypeEltor
danKlasik,
pada Pasteurella
multocida
serotype
B:2
bertanggung jawab
terhadap perlekatan
bakteri pada
selepitel pada host, yang kemudian
diikuti
kolonisasi,
dan telah dibuktikan
pula bahwa protei hemaglutinin sub unitpilli
mampu memacu terbentuknya antibodyyang bersifat
melindungi
terhadap infeksi oleh bakteri yang bersangkutan (Osek
et.
Al.,
1994; Widya
dan Darmawati, 2000). Demikian pula bahwaprotein
hemaglutinin subunit
pili
dariSalmonella
typhi
yang
disolasi
dart RumahSakit
dokterKariadi
Semarang mampu mengacu terbentuknya antibiodi(Darmawati,
2A06). Penemuan mereka memberikan indikasi bahwa proteinpilli
memberikan indikasi bahwa proteinpilli
merupakan substansiyang
imonogenik dan diperlukan untuk perlekatan bakteripada
sel
inang,
sedangkan protein
hemaglutinin
sub
unit
pilli
yang bertanggung j awab pada perlekatannya.Hasil
penelitian
ini
diharapkan akan merupakan sumbangan data ilmiah dalam bidang kesehatan. Manfaat jangkapanjan
adalah
terkupasnya faktor
patogen Salmonella
typhi
penyebabsalmonellosis.
Lebih
lanjut
akanbermanfaat pada
pembangunan
kesehatan manusia dalam menaggulangi penyakit salmonellosis.
Hasil
penelitianini diharapkan dapat
untuk
mengembangkan vaksin terhadap bakteri Salmonella typhi peny ebab salmonellosis
serta
dapat
untuk
mengembangkanreagen diagnostik.
Tujuan umum penelitian ini untuk
menganalisis hambatan
perlekatan
S.typhi
pada enterosit
tikus
putih
(Wistar)
oleh
antiodi poliklonal
antiprotein hemaglutinin sub
unit
pilli
36kDa, dan 18,6 kDa. Tujuan khusus yaitu
untuk
: (1)
mengetahuipola
perlekatandari
S.Typhi
pada enterosittikus
putih(Wistar),
(2)
mengetahui
kemampuan penghambatanperlekatan
sel
bakteri pada enterositoleh
antibody poliklonal anti protein hemaglutinin.METODA
1. Bahan
Penelitian
1.1.
GalurBakteri
danmencit
Sebagai bahan penelitian adalah bakteri Salmonella
typhi
yang diisolasidari
pasien
di
Rumah
Sakit
DokterKariadi
Semarang.
Enterosit
yang
digunakan
untuk
uji
perlekatan danuji
hambatan
perlekatan
bakteri
oleh
antibodi
poliklonal
anti
protein
hemaglutinin
sub
unit
pilli
adalah enterosityang diisolasi dari tikus
putih(Wistar) yang berumur 2 bulan.
1.2. Media
Bakterial
Untuk
pertumbuhan bakteri
Salmonella
typhi
digunakan media BrainHeart
Infusion/BHl cair (OXOID)
dan mediaAgarBase(OXOID)
1.3. Bahan Penelitian yang
lain
Selain yang sudah disebutkan di
mukla,
bahan-bahan
pendukung
penelitian
ini
antara
lain
NaCl
(MERCK), K2HPO4
(MERCK).
Na2HPO4 dengan
pH
7,3
larutan
peny
angga
PBS pH
7,4
Yang
mengandung 1,5mMEDTAdan0,5
mM
dithiotreiol.
2.CaraKerja"
2.1.
Uji
perlekatan
bakteri
pada enterositUji
perlekatan
menggunakan metode Nagayama atal.
1995., Padauji
tersebut
menggunakanenterosit
yangdiisolasi
dari
intestinum
tikus
putih(Wistar) dikerjakan menurut
Weiser (re73).1) Isolasi enterosit saluran intestinal tikus putih
Dipilih
tikus putih
sehat dengan beratsekitar 250
g.
Tikus
dibunuh
dengan larutan eter. Usus halus diambil, dipotongdan
dibuka.
Potongan
usus
tersebutdicuci
dengan larutan PBSpH
7,4 yangmengandung
lmM
dithiotreitol
pada suhu 4 derajat C sampai bersih. Jaringan usus dimasukkankedalam
cairan yangmengandung:
1,5
mM KCL;
9,6mMNaCl;
27 Nacitrat;
8mM
KH2PO4 dan5,6
mM
Na2HPO4
dengan
PH
7,3, czlmpurantersebut
diinkubasi
dengangoyangan
pelan
dalam
inkubator
3TderajatC selama 15 menit. Supernatan dibuang, j aringan tersebut dicuci tiga
kali
dengan
larutan
penyangga
PBS dengansentrifugasi 12.000 rpm selama 5menit.
Endapan
jaringan
tersebut
disuspensikan dengan larutan penyangga
PBS yang
mengandungBSA 1%.
Seldihitung dengan hemocytomer (Nebauer) dengan
pewarna
biru
tripan
sehingga konsentrasimenjadi
10 pangkat6
I
ml.
Suspensi
enterosit tersebut
disimpanpada4 derajat C. 2) Kultivasi bakteri.
Kultivasi
bakteri Salmonella typhi isolatRS. Kariadi
Semarang menggunakanBHI
cair. Satukoloni
bakteri dari mediaMac
Conkeydiinkulisikan ke
dalam 10ml BHI
cail
kemudian diinkubasi pada suhu 3TderqatC
selama5
menit
pada suhu 4derajatC,
kemudian palet dicuci sebanyak2 kali.
Setiapkali
pencucian diresuspansikandengan
PBS
pH
7,4sebanyak
1,5
ffi1,
selanjutnya
desentrifugasi dengan PBS
pH
7,4 yang mengandung 1% BSA sampai kepadatan sel bakteri 1 .1Opangkat8 sel/ml.3)
Uji
perlekatan dengan enterosit tikus putih(Wistar).Sebanyak
100ul
suspensi bakteri
dicampur dengan
100u1
suspensi enterosit. Campuran tersebut diinkubasipada
shaking
water bath
dengan goyangan pelan (270 rpm/menit) selama60
menit
suhu 3TderajatC.
Campuran suspensi tersebut disentrifus 12.000 rpm selama2
menit. Pelat dicuci
dengan larutan PBS yang mengandung BSA 1%sebanyak
50ul
dioleskan pada
gelasobyak
dandicat
dengancat gram
dan kemudian dilihat di bawahmikrosop pola perlekatan sel bakteri pada entesorit. 2.2. UiiHambatan
Perlekatan.Uj
i
hambatan
perlekatan
dilakukan dengan
cara
penyekatanbakteri
S.
Typhi,
denganantibodi
antiprotein
hemaglutinin
sub
unit
pilli
kemudian
ditambah
enterosit,
larutanpenyangga
PBS pH
7,4
yang
mengandung
1% BSA.
Pada suspensitersebut ditambahkan pada
masing-masing
eppendrof sebanyak
100u1dioleskan
pada
gelas
obyek
dan dilakukan dengan pengecatan Gram.Penyekatan
bakteri
Salmonella
Sphi
dengan
antibodi anti
protein
hemaglutinn
sub subunit
pilli
danuji
penghambatanperlekatan.
Seratus
mikroliter
suspensibakteri
S.
Typhi
dalam
eppendrof
ditambahkan ke dalamnya 1 00ul antibodi
anti protein hemaglutin sub
unit
pilli
36kDa dan 18,6 kDa, kemudian diinkubasr
pada
shaking
water bath
dengan goyangan pelan selama 60menit.
Pelet dicuci dengan larutan penyangga PBS pH7,4
satukali
kemudian masing-masing disuspensikan dengan larutan penyangga PBS pH 7,4 yang mengandung 1% BSA. Ditambahkan ke dalam suspensi tersebut100u1 suspensi enterosit, diinkubasi lagi selama 30 menit. Selanjutnya campuran
tersebut
disentrifus
dengan
kecepatan12.000 rpm selama 5 menit dan kemudian diambil 50 ul pelet, dioleskan pada gelas
obyek yang telah
dibersihkan
dengan kapasalkohol,
dilanjutkan
pengecatan denganmetode Gram.HASILDAN PEMBAHASAN
1.
Perlekatan
Bakteri
pada Enterosit
Tikus
Putih
(Wistar)
Uj i perlekatan bakteri S al mone I I a
typhi
pada enterosit tikusputih
(Wistar)dilakukan
secara
in
vitro.
Sebanyak 100u1 suspensibakteri
lOpangkatS /ml.Dicampur dengan
100u1
suspensienterosit l0pangkat6
lml.
Campuran tersebutdiinkubasi
pada shaking waterbath
dengan goyangan
pelan
(270rpm/menit)
selama
60
menit
suhu 3Tderajat C, campuran suspensi tersebutdisentrifugasi 12.000
rpm
selama
2 menit. Peletdicuci
dengan larutan PBSyang
mengandungBSA
1%
sebanyak 500u1 dan kemudian disentrifugasi lagi. Cairan di atas di buang dan pelet diambil50ul
dioleskan pada gelas
obyek
dandicat
dengan metodeGram,
kemudiandilihat
dibawah mikrosop.
Hasil
yangdiperoleh menunjukkan
adanya
kumpulan
bakteri
di
permukaan
enterosit, dapat
dilihat
pada gambar 5.4.Disini
tampak bahwa
dengan
ditemukannya Salmonella
typhi
di
permukaan
enterosit
menunjukkan
adanya perlekatan bakteri pada enterosit.
Hal ini
sejalan dengan yang dilaporkanoleh
Yamashiro
dan
Iwanaga
(1996),bahwa pada
beberapa
enterobakteria patogen, seperti Wbrio cholerae non-01dan
non 0139
strain
NAGV
14
yangmengadakan perlekatan
dan
kolonisasipada permukaan mukosa dari usus halus.
Cambd I Hsil uji perlekator balteri ,ti4/rorella fli Isolal RS Karisdi
Pada enterosit tikc purih (Mstu)
2.
Hambatan Perlekatan
bakteri
padaEnterosit
Tikus
Putih
(Wistar)
olehAntibodi Poliklonal
anti
protein
Hemaglutinin Sub
Unit Pilli
Salmonellatyphi
Uji
hambatan perlekatan bakteri oleh antobodi anti hemaglutinin 36 kDamaupun
18,6kDa
dilakukan
secara invitro.
Seratusmikroliter
suspensi bakteri S.Typhi
dalam eppendorf ditambahkanke
dalamnya
100u1
antubodi
anti
hemaglutinin
36
kDa dan
18,6
kDa, kemudian diinkubasi pada shaking water bath dengan goyangan pelan(270
rpm,menit)
selama60
menit.
Pelat
dicuci dengan larutan penyangga PBSpH
7,4y
ang
mengandung
l%
B SA.
Ditambahkan ke dalam suspensi tersebut
100u1 suspensi enterosit, diinkubasi lagi selama 30 menit. Selanjutnya campuran
tersebut
disentrifus
dengan
kecepatan12.000 rpm selama 5 menit dankemudian diambil 50 ul pelet, dioleskan pada gelas
obyek yang telah
dibersihkan
dengan kapasalkohol,
dilanjutkan
pengecatan dengan metode Gram, dapat dilihat pada Gambar2.AB
Gambar 2. Hasil
uji
hambatan perlekatan bakteri Salmonella typhi Isolat RS" Kariadi(A)
oleh antibodi anti hemaglutinin 18,6 kDa, (B) oleh antibodi anti hemaglutinin 36kDa Pada enterosit tikus putih (Wistar)
Hasil
uju
hambatan perlekatanbakteri oleh antibodi anti
hemaglutinin36
kDa dan
18,6
kDa
(Gambar
2)menunjukkan
adanya
hambatan
perlekatan
bakteri
pada enterosit tiku
putih
Wistarhal
ini
menunjukkan pula bahwa antibodi anti protein hemaglutininsub unit
pilli
tersebut ikut berperan dalamproses
n
sebagai
awal
dari
proses patogenesis.Hasil
uji
hambatanini
apabila dibandingkan dengan hasil uji perlekatanbakteri
(Gambar
1)
tampak
bahwahambatan perlekatan
bakteri
pada enterosit oleh antibodi anti hemaglutinin36 kDa dan 18,6 kDa ditunjukkan dengan
bertambahnya
jarak
antara
enterosit dengansel bakteri yang
adadi
sekitar enterosit tersebutbaik
pada
hambatan oleh antibodianti
hemaglutinin 36 kDa maupunl8,6kDa.
Dari
hasil
uji
perlekatan danuji
hambatan
perlekatan
bakteri
oleh
antibodi anti hemaglutinin sub
unit
pilli
tampak bahwa protein hemaglutinin sub
unit
pilli
ikut
berperan
pada
proses perlekatanbakteri pada'sel inang.
Halyang
serupa
dapat
dijumpai
pada beberapa enterobakteria patogen sepertiWbrio
cholerage
biotipe
,El
Tor
danklasik,
bahwa proses masuknya bakteritersebut kedalam
sel
inang
diawali
dengan
proses perlekatan
yang
diperantarai
oleh
pilli,
dan
proteinhemaglutinin sub
unit
pilli
merupakan faktor yang bertanggung jawab terhadap perlekatanbakteri
padasel epitel
usushalus (Osek et
al.,
l994;Yarnashiro et al., 1996). Padapenelitian yang
dilakukan olehYamashiro et al. (1996) menyatakan bahwa protein hemaglutini sub unitpilli
mampu memacu terbentuknya antibodi
yang
bersifat melindungi
terhadapinfeksi
oleh bakteri yang bersangkutan. Selain itu menurut Darmawati dan Haribi(2006) antibodi
tersebutjuga
berperandalam
menghambat
terj adinya
hemaglutinasi oleh protein hemaglutinin.
KESIMPUI,AN
Dari hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa antibodi
poliklonal
anti protein hemaglutinin sub unit
pilli
36kDa dan 18,6 kDa dari Salmonella typhi
dapat
menghambatperlekatan
bakteripada enteroikus putih (Wistar).
PUSTAKA
Brock,
T.D. Dan
*'r"T.Madigan,l99l.
Biology
Prentice 4^ t3.Darmawati,
S.of
,Iicroorganism.
Hall,
America. Pp.
72-Dan Haribi.
R,
2005.Analisis Protein'
Pilli
Salntonellatyphi Isolat
RS.
Kariadi
Semarang dengan Elektroforesis
SDS-PAGE.
Jurnal
Litbang
Universitas
MuhamadiYah
Semarang. Vol.2.No. 3 SePtember 2005
Darmawati,
S
dan Haribi,
R.2006.Analisis Molekuler
Protein
Hemaglutinin Sub
Unit Pilli
dariSalmonella tYPhi
O
dan
Salmonella tYPhi
H
PenYebabSalmonellosis.
Prosiding
Pertemuan
Ilmiah
Tahuan
Perhimpunan
Mikrobiologi
Indonesia Cabang Surakarta Ehara
M,
M,Ishibashi, S. Watanabe,M'
Iwanaga,.
S.
Shimotori, dan
T.Naito,
1986. Fimbriaeof
Wbriocholerae
01:
observation
of
fimbriae
on
the
organism
adherent
to the
intestinal
epithelium and
develoPmentof
new
mwdium
to
enhance
fimbriae. TroP. Med. 28:
2l-23
Freter, R dan G.W.Jones, 197 6.Adhesive
properties
of
Vibrio
cholerae: natureof
interaction
wih
intactmucosal
surface.Infection
and immunity. 14:246-256Gassmann, M., P., Thomames, T. Wesier, dan U.Hobscher, 1990.
Efficient
production
of
chicken egg Yolk antibodies againsta
concerverdMammalian Protein.
FASEB.J.4:2518-2532
Hanne, L.F. Dan R.A. Finkelstein, 1982.
Char acterization and di stribution
of
hemaglutinin
Produced
bYWbrio
cholerae.
Infection
and Immunity.36:209-214Nakasone,
N.
Dan
M.Iwanaga, t990.
Pilli of
Vibrio parahaemolitycus. Strain as a possible colonizationfactor.
Infection and
ImmunitY. 58:209-214Nagayama, K., T. Oguchi, M. Arita dan T.
Honda. 1995. Purifaction
and charcationof
a
cell
-
associatedhemagglutinin
of
vibro
Parahaemolyticus.
Infection
and immunity. 63 : 1987 -1992Osek, J., G. Jonson.,
A.M.
Svennerholm dan J.Holmgren.
1994. Roleof
antibodies
againt
biotYPespecific
Vibrio
choleraePili
in
protection against
exPerimentalclassical
and
Eltor
cholera..
InfectionandlmmunitY.62
:2901 -2907Punjabi,
N.H.
2004. DemamTifoid
danImunisai
Terhadap PenYakit ini.U.S.
NAMRU-2,
Jakarta.
http://www.paPdi'
Or.id/Imunisai/demam
tYPhoiddan imunisasi terh.htm
Sambrook,
J.,
E.F
Fritsch, dan
T.Manniatis,
1989.
Moleculer
Cloning, A
Iaboratory
Manual.
Cold
Spring Harbor Lab.,
New YorkSimanjutak,
C.
1993. Demam TYPoid.Epidemiologi dan Perkembangan
Penelitian. Cermin
Dunia
Kedokteran. Vol. 3 :52-53
Weiser,
M.M.
1973. Intestinal EpitelialCell
Surface
Membran
Glycoprotein
SYnthesis.J'
Biol. Chem.248:2536-2541Widya
A.,
Dan S.
Darmawati,
2000. Isolasi dan Karakteristik ProteinSub
Unit
Pilli
Pasteurella
multocida
SerotiPeB:2.
JurnalPengembangan Peternakan
Tropis. Fak. Peternakan UNDIP.
PEDOMANPENULISAN
Naskah
publikasi
yang
akandikirimkan ke
JurnalLitbang UNIMUS
dapat
dalam bentuk
artikel ulas
balik(revieilmini
review)
dan
artikel
hasilpenelitian,
yang tidak dikirimkan
ataubelum
dipublikasikan
di
majalah
taujurnal
lain.
Naskah dapatditulis
dalambentuk
BahasaIndonesia
dan
BahasaInggris. Naskah
yang
ditulis
dalamBahasa
Inggris
harus diperiksa
dandiperbaiki
oleh
ahli
Bahasa
Inggris sebelumdikirimkan
ke
redaksi.Artikel
yang tidak sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia danBahasa
Inggris
akanditolak
dan
redaksi
tidak
akan
hrengembalikan ke penulis.
Pengiriman naskah
ke
redaksidalam bentuk naskah
asli
(hard
copy) sebanyaktiga
eksemplardan
satu soft copy dalam bentuk CD. Naskahdiketik
pada kertas
HVS
ukuran
kuarto
(A4)
dengan progftrm
Microsoft
Wordhuruf
New Times Romanfont 12 jarak 1.5 spasi.
Naskah yang
dikirimkan
disertai dengansurat
resmi dari
penulis utama,
namasemua anggotapenulis, nama dan alamat institusi, nomer telpon dan faks, alamat
dan nomer
HP
(bila
memiliki).
Redaksi
tidak
akan mengoreksi naskahbila tidak mengikuti
ketentuan tersebut. AlamatRedaksi:JurnalLitbangUNIMUS
d.a. Jl. Kedung Mundu Rayano. 18 Semarang
FORMAT
Umum.
Isi
dari
artikel
hasil penelitianterdiri
darijudul,
pengarang, alamat,abstrak, kata kunci, pendahuluan,bahan
dan
metode,
hasil
dan
pembahasan,
simpulan,
ucapan
teimakasih
dan
daftar
pustaka.
Sedangkanartikel
ulasbalik ditulis
dengan formatyang
sama, tetapi tanpa sub-bab bahandan
metode
dan hasil
pembahasan. Gambar dan tabel diletakkan pada akhirNaskah pada halaman terpisah, gambar
dan
tabel publikasi
sebelumnya dapat disajikan bila mendapat persetujuan dari penulisnya. Semua halaman baik tulisan maupun gambar dan tabeldiberi
nomor halaman.Jumlah
keseluruhan halaman antara 12-15 halaman (termasuk gambar dantabel).Judul.
Pada
judul
dituliskan
judul,
nErrna, dan alamat institusi masing-masing penulis, dan catatankhaki
yangberisikan siapa
korespodensi
harusditujukan
termasuknomor
telpon, faks serta alamate-mail.
Jika naskah ditulis dalam bentuk Bahasa Indonesiadiikuti
judul
dalam
BahasaInggris
dan
jika
ditulis
dalam
Bahasa
Inggris
cukup dalam Bahasa Inggris saj a.Abstrak.
Abstrak
ditulis
dalambentuk
bahasa
Inggris
dengan judul
"Abstract". Abstract
paling
banyakterdiri
atas
250
kata,
yang
berisi
ringkasan
pokok
bahasalengkap
darikeseluruhan
naskah
tanpa
harus
memberikan
keteranganterprinci
dari setiap sub-bab.Katakunci
diberi judul
"Key word" ditulis dalambahasa inggris.
Pendahuluan.
Bab
ini
harusmemberikan
latar
belakang
yang
mencukuoi
sehingga pembaca
dapat memahami dan dapat menilai hasil yang dicapai dari penelitian yang dilaksanakan tanpa harus membaca sendiri publikasi-publikasi sebelumny a y angberhubungandengan
topik
sebelumnya.
Bab
pendahuluan harus
berisi
latar belakang dantujuanpenelitian.Bahan
dan
Metode.
Bab
ini
berisi
informasi
teknis yang
cukupsehingga
orang
lain
dapat
berhasilmengulangi
penelitian
dengan
teknikyang
sama.Bila
metode sudah dikenaldan umum
digunakan
cukup
dengan menyebutkan pustakayang
digunakan.Bila
ada
metode
yang
merupakanmodifikasi atau
kekhasandari
teknikalternatf
maka sebutkan secara singkatteknik
tersebut.Uraikan
secara lengkapbila
metode yang digunakan merupakan metode baru.Hasil
dan Pembahasan. Babini
berisi
hasil-hasil penelitian
baik
yangdisajikan dalam bentuk
tubuh
tulisan,tabel
maupun gambar.
Hindari
penggunaan grafik secara berlebihan bila
dapat
disajikan dalam bentuk
tulisan secara singkat. Semua gambar dan tabel diberi nomor berurutan dan harus disitasi dalam bentuk tubuh tulisan. Hasil-hasilpenelitian
diintepretasikan
dan
pembahasan dikaitkan dengan hasil-hasil yang pemah dilaporkan.
Simpulan.
Bab
ini
berisi
simpulan atas
hasil
pembahasan secarasingkat. padat dan tanpa nomer urut. Ucapan
Terima
Kasih. Bab
ini
dapat
digunakan
untuk
menyebutkan sumberdana penelitian dan memberikan penghargaan kepada beberapa institusiatau orang
yang
membantu
dalampelaksanaan
penelitian
dan/atau
penulisan laporan.
Daftar
Pustaka.Daftar
Pustaka ditulis memakai sistem nama dan disusunsecara abjad. Beberapa contoh penulisan sumberacuan:
Jurnal:
Seminar,
T.2006.
PeranPKBM
dalamUpaya
Mobilitas
Sosial
Masyarakat Mi skin di Kecamatan Semarang
Utara.
J.
Penelitian Pendidikan22:78-96.
Buku:
Ritonga, A.1987. Statiska Terapan untuk
Penelitian. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.BabdalamBuku:
Levi. P.E 1987. Toxuc
Action. Di
dalam:Hodgson,
E
and
P.E.Levi.
Modem
Toxicology.New
York: Elsevier.Hlm.
I 33- I 84.Abstrak:
Rusmana, i. Dan Hadioetonto R.S. 1991.
Bacillus
thuringiensis
Berl
daripeternakan
ulat
sutra
dantoksisitasnya.
Abstrack
Pertemuan
Ilmiah
TahttnanPerhimpunan Mikrobrologr
Indonesia. Bogor, 2-3 Desl99l
.A- 26,
hlm
26.Prosiding:
Istiarti, T.2004. Prilaku
seksual
anakjalanan
di
Kota
Semarang.Didalam: Prosiding
Workshopdan
Seminar Nasioanal
Hasil-hasil
Penelitian. Semarang, 20April
2004. Hlm.
A.3. 1 8.
l2Skripsi/Tesis/Disertasi:
Nurrahman. 1988.
Pengaruhkonsumsi
sari
jahe
terhadap perlindunganlimfosit dari
stresoksidatif
pada
mahasiswa
Pondok Pesantren
Ulil
Albaab diBogor. (Tesis). Bogor.
Institut PertanianBogor.Inform
asidari
Internet:
Hansen,
L.
1999.
Non-targreteffect
of Bt
corn pollen
on
theM o n
a
r
c
h
b
u
t t
er
f
I
y (Lepidopetra: Danaidae). http://w
ww. ent. iastate. edu/ensoc/ncb99/
nroq/abs/D8
I.html.(2
1Agu