98.59%
Originality1.41%
Similarity45
SourcesWeb sources: 44 sources found
1. https://agroedupolitan.blogspot.com/2017/08/makalah-perkembangan-pada-anak-usia-dini.html 0.41% 2. https://aseprijal26.wordpress.com/makalah-pendidikan/organisasi-dan-pendidikan-indonesia 0.33% 3. http://skripsi2012.blogspot.com/2011/11/tesis-pengaruh-supervisi-akademik_18.html 0.33% 4. http://beritainformasibaru.blogspot.com/2012/12/makalah-makalah-perilaku-organisasi.html 0.33% 5. https://core.ac.uk/download/pdf/53061028.pdf 0.33% 6. http://repository.unikama.ac.id/674/1/bahan%20ajar%20IPA-%20Copy.pdf 0.31% 7. https://core.ac.uk/download/pdf/148617290.pdf 0.31% 8. http://lib.unnes.ac.id/24452/1/1401412370.pdf 0.31% 9. http://lib.unnes.ac.id/19821/1/3201408046.pdf 0.31% 10. http://www.data.ulis.vnu.edu.vn/jspui/bitstream/123456789/2091/1/East%20Asia%20Full%20text… 0.31% 11. https://iftitaarika.wordpress.com/2010/04/01/profesionalisme-guru-sebagai 0.31% 12. https://id.123dok.com/document/ozllp16z-perbedaan-sikap-siswa-terhadap-lingkungan-sosial-dala… 0.31% 13. https://docplayer.info/35297754-Editors-thank-you-note.html 0.31% 14. https://henawan.blogspot.com/2014/11/makalah-perkembangan-ktsp-2006-dan.html 0.31% 15. http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/taalum/article/download/713/pdf 0.31% 16. https://eprints.uns.ac.id/5164/1/171321012201012111.pdf 0.31% 17. https://docplayer.info/29594939-Proceedings-of-the-1-th-international-seminar-on-quality-and-affor… 0.31% 18. https://catatannining.wordpress.com/2016/04/29/membangun-karakter-character-building-anak-us… 0.31% 19. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28446/1/DWI%20ARIES%20BUNTORO… 0.31% 20. http://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/article/download/1397/1310 0.31% 21. http://ekouinwahyu.blogspot.com/2012/04/upaya-guru-bimbingan-konseling-dalam.html 0.31% 22. https://johannessimatupang.wordpress.com/2012/06/16/perilaku-konsumen-kelas-mm-angkatan-14 0.31% 23. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/197907232001121-CEPI_TR… 0.31% 24. https://penalaran-unm.org/perbandingan-sistem-fullday-school-dengan-sistem-reguler 0.31% 25. http://repository.iainpurwokerto.ac.id/2788/1/Sri%20Wahyuningsih_Pengaruh%20Supervisi%20Pe… 0.31% 26. https://jurnalimprovement.wordpress.com/tag/smpn-111-jakarta 0.31% 27. https://94genia.blogspot.com/2014/01/makalah-perkembangan-ilmu-akuntansi.html 0.31% 28. https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Muhammadiyah_Malang 0.31% 29. https://nanozuko.blogspot.com/2014/03/proposal-skripsi-peningkatan-kualitas.html 0.31% 30. https://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/contoh-proposal-skripsi.pdf 0.3%
39. http://www.sofia.rs/index.php/Reference 0.15% 40. https://anyessays.blogspot.com/2010 0.15% 41. https://www.londonreconnections.com/2018/crossrail-a-hole-new-world 0.15% 42. https://thebestofeducation.wordpress.com/makalah/bab-ii-kajian-teori/kompetensi-tenaga-pendidik 0.15% 43. https://www.goodreads.com/book/show/8164593-afterimage 0.15% 44. http://highlysensitiveperson.net/jobs-and-careers-for-highly-sensitive-persons 0.15%
Web omitted sources: 1 source found
MODEL
STRATEGI
COPING
ANAK
USIA
DINI
DI
PANTI
ASUHAN
KOTA
MALANG
SarahEmmanuelHaryonodanMochammadRamliAkbar DosenPGPAUDFIP,UniversitasKanjuruhanMalang
Jl.S.SupriadiNo.48Malang sarah.emmanuel@unikama.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan model strategi coping yang diterapkandilingkunganpantiasuhan.Penelitianinimenggunakanmetodestudikasus kualitatif,&menggunakanteknikanalisismodelMiles&Hubberman.Penelitianini dilakukandiPantiAsuhanKingKids,KotaMalang.Berdasarkanpenelitianyangdilakukan, modelstrategicopingyangditerapkanuntukanakusiadinidipantiasuhanadalah problemfocusedcopingdanemotionalfocusedcopingdenganprosespembelajaran strategicopinguntukanakusiadinidipantiasuhanadalahdenganmenggunakan(1) problemfocusedcoping&emotionalfocusedcopingdengancara(a)menetapkan peraturanyangketatdilingkunganpantiasuhan,(b)pendekatanverbalkepadaanak secara berulang dan kontinyu, (c) membentuk anak usia dini untuk mampu memverbalkansemuaperasaandanperilakunyadalamsebuahforumdiskusi.(2)Tujuan pembelajaranstrategicopinguntukanakusiadinidipantiasuhanadalah(a)untuk mampumengatasisemuastresyangdialamidan(b)mampumenempuhkehidupan di luarpanti.
Katakunci: pantiasuhan,pengasuh,strategicoping
ABSTRACT
Thisstudyaimedtodescribethemodelof copingstrategiesapplied inthe orphanage.Thisstudyusesaqualitativecasestudy,andusingmodelanalysistechniques Miles&Hubberman.TheresearchwasdoneatKingKidsorphanageat,MalangCity. Basedonresearchconducted,themodelforcopingstrategiesthatareappliedtoearly childhoodattheorphanageisproblemfocusedcopingandemotionalfocusedcopingwith learningcopingstrategiesforearlychildhoodintheorphanage touse(1)theis problem focusedcoping&emotionalfocusedcopingby(a)setsstrictrulesontheenvironment orphanage,(b)verbalapproachtothechildrepeatedlyandcontinuously,(c)establish earlychildhoodtobeabletoverbalizefeelingsandbehavior in a discussionforum.(2)The purposeoflearningcopingstrategiesforearlychildhoodinorphanagesare(a)tobeable tocopewithallthestressexperiencedand(b)capableoftakingalifeoutsidethe orphanage.
Keywords: orphanage,caregiver,copingstrategies
PENDAHULUAN
Keberadaanpantiasuhansebagai lingkunganpengasuhan, pembelajaran,
dan kehidupan pada umumnya, bagi anak usia dini di masyarakat cukup krusial,mengingatbahwakepentingan
daripantiasuhanadalahmendidikdan mengasuh anak dengan kondisi yang beragam beserta atribut‐atribut yang menyertainya.Atribut, karakter dan kepribadian pada anak‐anak di panti asuhantentunyamempunyaicirikhas tersendiri. Hal tersebut dapat terjadi karenakehidupanyangdijalaninyatentu berbeda dengan anak‐anak pada umumnyadimasyarakat.Anak‐anakdi pantiasuhanmempunyaipolakehidupan yang lebih kolektif dengan kondisi kerabatdipantiasuhanyanglebihintens ketika mereka berinteraksisatu sama laindalamsatuwadahinstitusi.Anak‐
anak panti asuhan berinteraksi baik denganpeergroupataurekandengan usiakronologisyangsama,dengankakak atauadikdidalampantiasuhanserta tentunyadenganpengasuhsebagaifigur utamapenggantiorangtua.Pengasuh jugamempunyaitugasyangunikdan mempunyaikarakteryangwajibmampu mengayomianak‐anakdipantiasuhan baik secara indvidu maupun secara kolektif. Padapengasuh panti asuhan anakusiadiniataupra‐sekolah,keadaan menjadilebihsensitifkarenapelayanan pengasuhandanedukasiyangdiberikan pengasuhkepadaanakusiadinilebih memerlukankepekaantersendiriuntuk pembangunan aspek sosial‐emosional, kognitif, dan perilaku siswanya. Pengasuhdipantiasuhantidakberbeda dengan guru yang wajib mempunyai perhatianyangtersendirikepadaanak usia dini pra‐sekolah dengan masa emasnya dalam membentuk karakter dan kepribadiannya dalam proses belajarnya.
Lingkungan panti sendiri sebenarnya menawarkan keunikan dalamprosespengasuhanuntukanak‐ anak. Dengan berbagai model dan kewenangan yang bermacam‐macam, panti asuhan mempunyai karakteristik
tertentudalampengasuhan.Adakalanya pantiasuhanadalahpantiasuhanmurni yangmengasuhanak‐anak,namunjuga terdapat panti asuhan yang mampu menerima satu orangtua anak (single parent)denganberbagaikondisi yang adasepertikonflik,kemampuanfinansial yang terbatas, dan berbagai macam kondisi lain. Karakteristik panti yang mampu menerima single parent mempunyaikarakteristikdanhambatan bisa mempengaruhi pengasuhan anak asuh.Pantiasuhanmodelinimampu memberikanwarnapengasuhandengan kombinasi antara orangtua (single parent) dengan pengasuh. Sedangkan panti asuhan yang hanya mengasuh anak‐anak akan mengandalkan kemampuan pengasuh secara penuh untuk pengasuhan dan kehidupan kesehariananak‐anakdipantiasuhan. Dengan warna pengasuhan yang bervariasidilingkunganpantiasuhan, prosespembelajaranyangdilaksanakan di lingkungan panti asuhan juga mempunyaikarakteristikyangunik.
Dalampelaksanaanprosesbelajar mengajar di panti asuhan, khususnya untukanakusiadini,seringkalimenemui berbagai kendala yang secara umum mampu diatasi oleh pengasuh secara individu maupun secara kelompok. Pemahaman karakter dan identifikasi kepribadiananakasuholeh pengasuh mampu mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas. Kemampuan dan kepekaan guru diperlukan untuk penyesuaian baik metode maupun rancanganprosesbelajar mengajardi kelasuntuksatumuriddenganmurid yanglain.Jikatidak,makaprosesbelajar mengajar tersebut tentunya dapat terganggu.
Dariprosesbelajarmengajaryang terganggu dengan berbagai sebab tersebutbaikyangberasaldaridalam
lingkungan sekolah maupun dari luar lingkungan sekolah, anak usia dini sebagai murid seringkali mengalami tekanan yang mengakibatkan stres tersendiri dan jika tidak segera mendapatkanpenanganansecaratepat, akan berakibat menghambat proses perkembangannyabaiksecaralangsung maupunsecaratidaklangsung,secara individuataupundengananak‐anaklain dilingkunganpantiasuhan.
White,yangdikutipolehHurlock, setelah bertahun‐tahun meneliti anak selama masaprasekolah, berpendapat bahwa2(dua)tahunpertamapenting dalam meletakkan pola untuk penyesuaianpribadidansosial.Menurut pendapatnya, “Memberi kehidupan
sosialyangkayabagianakusia12(dua belas) sampai 15 (lima belas) bulan adalah yang terbaik yang dapat dilakukangunamenjaminpikiranyang baik.”Makadibutuhkanpendidikansejak anakusiadinisebagailandasanutama membentukpribadianakagarmenjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, berakhlakmulia,sehatjasmani,terampil, percayadiri,pemberiandanmandiri.
Dalam perkembangannya, untuk saatiniumursekolahanak‐anakusiadini menurutUndang‐UndangNo.20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional ditentukan usia 0–6 tahun, tetapi kajian ilmu pendidikan di perguruan tinggi 0–8 tahun. Usia ini seringdikatakangoldenage(usiaemas) maksudnyausiayangpalingtepatuntuk dibentuk pribadinya terutama yang berkaitandenganagama,norma,nilai, kecerdaan (akal, budi/hati, raga dan rasa), kedisiplinan, toleransidanlain– lain.Daribeberapapendapatparaahli bahwamasaemasanakusiadiniadalah masayangpentingdalampembentukan aspek‐aspek yang mendukung kehidupannya setelah dewasa nanti,
makapendidikananakusiadini(PAUD) diIndonesiamulaiberkembangpesat. Dan hal tersebut diikuti dengan bertambahnyakualitaskemampuandan kuantitaspengasuhuntuanakusiadini.
Proses belajar mengajar di lingkungan panti ditambah dengan model kehidupan di lingkungan panti serta keunikan‐keunikan dari karakter pengasuh dipanti asuhan, kehidupan kolektifyangdibentuk,dankarakterdari anak panti asuhanyangkhasdengan variasi kehidupan yang unik di lingkunganpanti,tentumembentukpola tersendiri dalam model pembelajaran strategicopingsaatanak‐anaktersebut mengalamistres.
Dari pemahaman diatas maka penelitimengerucutkanpadadeskrispsi pertanyaan penelitian pada model pembelajaran strategi coping yang diajarkanpengasuhpantiasuhandiKota Malang yang mencakup: (1) bagaimananakah bentuk stres yang dialami oleh anak usia dini di panti asuhan? (2) bagaimanakah proses pembelajaranstrategicopinguntukanak usiadinidipantiasuhan?(3)apasaja tujuan pembelajaran strategi coping untukanakusiadinidipantiasuhan?
Kemampuanmengasuhdanmendidik
(caregiving)
Terutama aspek yang berkaitan erat dengan kemampuan sosial emosional anak dengan berlandaskan bahwa masing‐masing atau anak usia dini adalah anak yang unik dan mempunyaiperbedaansatusamalain (individual differences). Kemampuan pengembangankapasitasanakusiadini untuk aspek sosial emosional melalui kemampuanmendongeng,storytelling, ataupunsebagaisutradaradalampentas opera anak hanya sebagian kecil kemampuan guru yang wajib dimiliki
untuk mengembangkan kemampuan sosialemosionalanak.Strategicoping, stresanak,danmodelpendidikandalam pemecahanpermasalahananakadalah kemampuan lain yang seharusnya dimiliki oleh pengasuh, guru dan edukator lain untuk mendidik dan mengembangkan kemampuan sosial– emosionalanakusiadini.Pengasuhjuga wajib mempunyai kapasitas dan kemampuan untuk mengembangkan kemampuansosial‐emosionalanakusia dini baik dalam penyediaan sarana‐ prasarana,tools,modeldankonsepatau rancanganyangsekiranyaakancukup memadai untuk mengembangkan kemampuan sosial–emosional anak dengan tujuan akhir membentuk karakteranakusiadiniyangkuat.
Untukstresanakusiadiniyangada di Indonesia beberapa penyebab utamanya pertama adalah over stimulatingyaitustreskarenatuntutan orang tua yang berlebihan terhadap performadisekolah,ujianakhirnasional, kurikulum sekolah yang tidak cocok, pergaulan atau tekanan sosial, dan kekurangannutrisi.DatadariPersonal Growthmenunjukkanbahwa 4 dari5 anak di Jakarta mengalami stres. Langkah‐langkahyangdianjurkanuntuk menanggulangistresyangdialamianak juga beragam. Mulai dari usulan penyusunan kurikulum pilihan yang disenangi oleh anak, perubahan pola pikir orang tua yang lebih mengedepankan pengasuhan yang sesuaidengankebutuhananakdannilai daripadaobsesipribadi,komunikasiyang lebihbaikantaraanakdenganorangtua, danpolapemberianmakanyangbenar dengan pemberiannutrisiyangcukup untuk anak dan bukan dengan memberikanmakanancepatsajiyang dapatmenimbulkanobesitasdanstres kepada anak karena kelebihan berat
badan.Meningkatnyastrespadaanakini jugaterlihatpadahasiltemuanLembaga Konseling Personal Growth. Direktur Personal Growth Ratih Ibrahim, mengatakanempatdarilimaanakyang datangberkonsultasimengalamiindikasi stres berat. Anak‐anak yang stres itu terlihat secara fisik, emosi, psikologis jugasosial.Ratihmengatakanpihaknya melayani konseling terhadap ribuan anak‐anakdariusiaduatahunhingga15 tahun.40persenkliennyamasihbalita (usia di bawahlimatahun)dan60persen anakusiasekolah.Darisekiananakyang mengikuti konseling sebagian besar menunjukkan pribadinya mengalami stres.Tanda‐tandastrespadaanak‐anak ini,terlihatdarisikapyangrewel,mudah tersinggung,pemarah,kehilanganminat, percayadiriluntur.Merekajugaterlihat gelisah, uring‐uringan, dan kadang menarikdiridaripertemanan.Setelah didalami, pihaknya menemukan beberapa faktorpenyebabstres pada anak ini. Pertama, gaya pengasuhan orangtuayangkurangtepat,baikyang sifatnyaotoriter,kurangdemokratisatau abaiterhadapanak.Faktorlaintekanan dari lingkungan sosial dan stimulasi orangtuayangjugakeliru.
Stresyangdialamianakusiadini menjadiperhatiantersendiribagiguru untukmenanganinya.Stresyangdialami anak usia dini ditangani oleh guru dengan metodeyangsecaraotodidak atau pengalaman dalam penanganan stres anak yang sudah berhasil sebelumnya. Dengan pengalaman dan proses penanganan stres anak yang masihbersifatindividualtersebut,guru belummempunyairancanganyangpasti dan strategi yang terstruktur untuk penanganan stres anak. Ditambah dengansifatimitatifdarianakusiadini sebagai sifat utama anak dalam mempelajari perilakumanusia dewasa
atau guru sebagai contoh utama penanganan stres anak, maka guru seharusnyawajibmenjadicontohbagi murid dalam penanganan stres yang dialamiolehanakusiadinikarenamurid lain akan menjadikan perilaku guru tersebut sebagai cara terbaik dalam mengatasisituasiyangakandialaminya dikemudianhari.
Strategicopingyangdilaksanakan oleh guru masih membutuhkan rancanganyangtepatdanterintegrasi dengan program dan proses pembelajaran anak usia dini, untuk memperoleh cara yang efektif dan efisien sehingga menjadi proses pembelajaranyangbaikbagianakusia dini, dengan tujuan akhir menjadikan anakusiadiniyangberkaraktertangguh. Guru masih mampu melaksanakan strategi coping untuk anak usia dini, namunmasihmemerlukanpoladancara yangseharusnyasudahterintegrasike dalam program pembelajaran. Namun guru juga seringkali tidak menyadari bahwamerekasudahmelaksanakannya dan menjadi perilaku yang sudah terintegrasi ke dalam perilaku murid untukmengatasisituasiyangsama.Guru jugamempunyaimodeldanrancangan yang masih belum terdokumentasi dengansempurnauntukmenjadiproses pembelajaran yang baku bagi proses belajarmengajardisekolah.
AnakUsiaDini
Pendidikananakusiadinisebagai landasan utama membentuk pribadi anakagarmenjadimanusiayangberbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, sehat jasmani,trampil,percayadiri,pemberian dan mandiri. Anak usia dini menurut undang‐undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional ditentukanusia0 6‐ tahun,tetapikajian ilmupendidikandiperguruantinggi0 8‐
tahun.Usiainiseringdikatakangolden age(usiaemas)maksudnyausiayang palingtepatuntukdibentukpribadinya terutamayangberkaitandenganagama, norma,nilai,kecerdaan(akal,budi/hati, raga dan rasa), kedisiplinan, toleransi danlain‐lain.
Menurut Yamin dan Jaman, perkembangananakusiadiniterdiridari :(1)perkembanganfisikpadaanakusia dini, (2) perkembangan bahasa pada anakusiadini,(3)perkembangankognitif padaanakusia dini,(4)perkembangan sosio‐emosionaladaanakusiadini,dan (5) perkembangan anak dengan kebutuhankhusus. Hala, yangdikutip oleh Zeece, menyatakan bahwa perkembangan kepekaan dan pemahaman anak dari apa yang dipikirkan,dirasakan,dandilakukanoleh orang lain adalah penting sebagai efektifitasfungsi dari dunia sosialnya. Pemahamantersebutmampumembuat anak mengenali, menyusun, dan menjelaskan, dan kadang kala memprediksikan,perilakuoranglain.
Hurlock memberikan penjelasan lebihlanjutmengenaisosialemosional masakanak kanak‐ awalbahwaselama masakanak‐kanakawalemosinyasangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidakseimbangan karena anak‐anak ‘keluardarifokus’,dalamartibahwaia mudah terbawa ledakan ledakan‐ emosionalsehinggasulitdibimbingdan diarahkan.Halinitampakmencolokpada anakusia2,5sampai3,5tahun,dan4,5 sampai 5,5 tahun, meskipun padaumumnya hal ini berlaku pada hampir seluruh periode awal masa kanak kanak.‐ Perkembangan emosi mengikutipolayangdapatdiramalkan, tetapiterdapatkeanekaragamandalam pola ini karena tingkat kecerdasan, besarnyakeluarga,pendidikananakdan kondisi lain lain.‐ Emosi‐emosi yang
umum pada awal masa kanak‐kanak adalah:amarah,takut,cemburu,ingin tahu,irihati,gembira,sedihdankasih sayang.
StrategiCopingAnak
Rutter,yangdikutipolehPapalia, menjelaskanbahwa,duaanakpadausia dan jenis kelamin yang sama yang terpaparpengalamanstresyangsama, satu diantaranya dapat jatuh stres sementara yang lain tetap utuh dan sehat.Anaktangguhadalahmerekayang bangkit kembali dari keadaan yang hawarataumenggangguperkembangan emosional anak‐anak kebanyakan. Mereka kreatif, banyak akal, indipendent,danmenyenangkanuntuk bersama.Sedikitpenelitianpadafaktor keturunandalammenanganistresatau pengaruhdariperbedaantemperamen, yang tampaknya sebagian karena keturunan.
Kemampuanuntuksecaraefektif mengatasi tantangan dan gangguan memerlukanpembelajarandanmelatih keterampilan sehingga menjadi alat mengatasi sehari‐hari. Hanya belajar tentangprinsip‐prinsipinitidakcukup. Pra‐remaja perlu menggunakan keterampilan dan alat‐alat pada saat stres.Keterampilancopingmenjadilebih kuat semakin kita menggunakannya untuk mengatasi pengalaman yang menantang.
Silverman menjelaskan, bahwa individu‐individubelajarmengatasistres yang terjadi baik dengan cara yang diketahui maupun yang tidak diketahuinya. Sayangnya, mereka juga bisa belajar untuk tidak melaksanakannya (coping) atau tidak mengatasimasalahnya.Apabilindividu terperangkappadasituasitakberdaya yang secara objektif terlalu lama, kemampuancopingbisasajatidakakan
kembali menjadi kemampuannya lagi. Dari situ dapat dilihat pentingnya pengajarandanmenanamkannyasecara mendalam dan mengakar mengenai strategicopingsejakusiadinisupaya salahsatukemungkinansumberdepresi saatdewasakelakbisadiatasi.
Bush menjelaskan bahwa anak‐
anak menjadi lebih tangguh, atau mampuuntukbangkitkembalidaristres, ketikamerekahidupdalamlingkungan yang mendukung. Ini berarti bahwa orang dewasa membantu anak‐anak mengembangkan berbagai strategi coping. Merupakan bagian penting dalam mengurangi stres adalah lingkungan yang bebas stres. Sebuah lingkungan yang bebas stres adalah memiliki orang‐orang yang mendengarkan, memiliki kemampuan untuk menemukan harapan, dan menemukancarauntukmengantisipasi stres dan belajar cara‐cara untuk menghindarinya.
JenisCopingAnak
Berkmembagistrategicopingyang bisadilakukananakmenjadi2jenisyaitu:
(a) Problem Centered‐ Coping
(penanggulangan berpusat pada
masalah). Problem Centered Coping adalahstrategipengendalianemosiyang melibatkanpenilaianseseorangtentang bisaberubahnyasituasi,pengenalannya akanmasalah,dankeputusanyangharus diambil tentangnya. (b) Emotion‐ Centered Coping (penanggulangan
berpusatpadaemosi).EmotionCentered Copingyaitustrategimengelolaemosi yang sifatnya internal, privat, dan ditujukan untuk mengendalikan penderitaanketikatidakbanyaksesuatu yang bisa dilakukan untuk mengubah sebuahhasil.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi, wawancara‐diskusi,&analisisdokumen dengan subyek informan, diperoleh deskripsidatamengenaiprosesstrategi copingyangdilaksanakandilingkungan pantiasuhanadalahsebagaiberikut:(a) menetapkan peraturan yang ketat di lingkunganpantiasuhan,(b)pendekatan verbalkepadaanaksecaraberulangdan kontinyu,(c)membentukanakusiadini untuk mampu memverbalkan semua perasaandanperilakunyadalamsebuah forumdiskusi.
MenetapkanPeraturanyangKetatdi LingkunganPantiAsuhan
Panti asuhan adalah institusi pengasuhanuntukanakyangberbentuk kelembagaan dimana di dalamnya terdapat aturan‐aturan yang betujuan untuk mengatur dan menertibkan anggotanya. Seluruh anggota di lingkungan panti akan diberi pemahaman sejak awal masuk di lingkungan panti, secara ketat baik kepadapengasuhmaupunkepadaanak‐ anakdipantiasuhan.
Ketatnya aturan di lingkungan pantibertujuanuntukmelindungidan menertibkan anggotanya karena kehidupandi lingkunganpanti adalah kehidupan kolektif, dan ketatnya peraturan tersebut juga dilaksanakan sampaianggotaatauwargadilingkungan panti asuhan tidak lagi menempati lingkungan panti asuhan. Aturan di terapkan secara obyektif dan kondisional,untukkemudiandievaluasi secararutin.
Peraturanditetapkanjugakepada anakusia dini dipantiasuhanuntuk membiasakan perilaku dan batasan‐ batasanyangharusditaatidengantujuan untukmembentukperilakuyangpositif dantidakbersinggungandenganperilaku
anak‐anak lain di lingkungan panti asuhan. Peraturan yang ketat juga diberlakukanuntukstrategicopinganak‐ anak,dimanaanak‐anakwajibmampu mengkomunikasikan seluruh perasaan danperilakunyakepadapengasuhpanti. Pertauran‐peraturanyangadamemang tidaktertulis,namundisepakatibersama oleh panti asuhan, pengasuh dan anggota sejak anggota pertama kali masukkepantiasuhan.
Cara‐cara yang dilakukan untuk menerapkan peraturan kepada anak‐ anaktidakketatdankakusepertihalnya undang‐undang. Namun dengan berbagai pendekatan persuasif verbal, pengasuhmampumembentukperilaku anak‐anakdipantiasuhanuntukpatuh dantertaturdilingkunganpanti.
PendekatanVerbalKepadaAnak‐anak PantiAsuhan
Kehidupan di lingkungan panti adalah kehidupan kolektif yang lebih kompleks dengan karakter tersendiri. Pengasuh di lingkungan panti adalah orangtuapenggantidalammemberikan pengasuhandilingkunganpantiasuhan. Pengasuh lebih banyak memberikan pendekatanverbalkepadaanakusiadini dalamberbagaikesempatandankondisi yangadasecaraberulang‐ulangdengan intonasiyangsedangdansesuai.
Pendekatan verbal dilaksanakan
pulasaatanakusiadinidananak‐anakdi panti asuhan terlihat mempunyai perilaku yang berbeda dibandingkan perilaku sehari‐hari lainnya, seperti melamun,tertutup,sedihataulainnya. Pendekatansecaraverbaldilaksanakan olehpengasuhkepadaanakusiadini karenapendekatantersebutdirasalebih efektifdanlebihbaik.Pendekatanverbal diberikan kepada anak usia dini dan anak‐anak lain dengan tujuan untuk melatihanakmampumengutarakandan
meng dan dilak dilak peng peril peril norm peril digun anak peng Pend langs mem mela tema Setel penil peng stres diata perm mem atau berk pem dilak kepa dilak terst disku mem anak gkomunikas perila ksanakanny a Pendekata kukan ole gasuhmelih akuanaki d akustresa mal. Ident aku kese nakan, dan ‐anak pan gasuhadala dekatana sungkepad milikiperma aluiteknik ansejawat lah verifik laianperm gasuh, apa syangadial asi seca masalahany mbutuhkan pihak epentingan bina).Mon ksanakan ada anaka‐ ksanakan truktur, da usitersnedi Pendekata mpunyaib ‐anakdip sikan sem ku ya a. Adap Gam an secar eh penga h atgejalata ilingkungan atauperila ifikasi be e harian,b n faktorp nti yangd ahgejalaya akan dilak daanak‐an asalahanta verifikasik anakdiglin asi dilaksa masalahand kah perma amianak‐a ara ind yangdialam bantuand lain yan n (guru, ntoringdan oleh pen anak di secarap n akane b ridilingkun an seca batasan‐bat pantimasi mua peras ng su pun nu mbar2.oKr ra persu asuh apa tauidentifi npantiaseb kuyangti rsumberd bahasay psikologisd dirasakano ngtidakabi kukan sec akpantiy taustres,a kepadatem gkunganap anakan,m dilakukano asalahana nakpantib ividu a mianaka p dari penga ng sekira pembimb evaluasiy ngasuh ap panti asu periodik ermuara p nganpanti. ara ve asan apa hmempun aan dah ntuk onologiPen uasif bila kasi agai dak dari yang dari oleh asa. cara yang atau man‐ anti. maka oleh atau bisa atau anti asuh nya ing, yang anti han dan ada rbal bila nyai kronologi dilakukan berikut: dekataneP orangtua Pendekatan berdampak diberikan penjelasan mendapatk orangtua. Monitoring Panti Pengh menyebutn yaituaktifit pantiasuha anak pant minggu s seluruh p termasuk penjelasan, dilaksanaka Kegiatanni anak‐anak menjelaska dilakukanny Dalam pengasuha penjelasan sudahdila dan ana kesempata perasaan, tersebut. memberika pendekata pengasuh e rsuasif di dalam n secara k positif,a penjela yang k an huku gdanlEva huni di n ya denga tasyangl di an(pengasu t i, pemilik) ekali untu erilakuna didalam ,dankomp an oleh nidimaksud untuk ma an perilak ya. m ‘persid akanmemb mengena kukanoleh ak–anak nuntukm maksudad Kemudian an pen n persuas adalah lingkungan verbal bis apabila ana san m berbeda man fisi luasiSaat lingkungan an persid‘ lakukaneol uh,pembin ) dalam1 uk mendis nggota pan mnya ep pensasiyan penghuni dkanuntuk amputerbu ku yang dangan’ t berikanpen ai perilaku hanak‐ana panti d enjelasakan antujuan pengasuh jelasan sif yang sebagai n panti. sa tidak ak yang enerima dan k dari Diskusi n panti dangan’, ehwarga na,anak‐ 1 (satu) skusikan nti dan enilaian, ngwajib panti. melatih uka dan sudah ersebut, njelasan‐ u yang kpanti, diberikan nsemua perilaku h akan secara
kompre semua sudahd Pe kesemp dapatj ketika meman ataum asuhan konflik, didoron mengak teman‐t pelangg mengak pengasu kepada masuka tidakah adape barulah antara kosekue dilakuka membe mandi, membe Po perilaku dilaksan ehensifkep konsekue n dilakukanny engasuh patankepad ugamenila ada ep gtidaksse melanggar (pulangt dll),maka ng secara kuinya did temannya garan atu kui perbua uh akanm anakterse an bagip anyaterjad mbenahan setelah pengasuh ensi tert an oleh ersihkanr mencu ersihkansam olapengun u di nakan oleh padaanak‐ nsidanpe ya.Kronolo G m dasemua aiperilakun erilaku‐peril suaidengan peraturan erlambat, amerekaa a persua epan pen bahwadia uran, dan atan terse memberikan ebutdanm perilakunya ijustifikasi, perilakud terjadik dengan tentu ya h anak ruang tam uci pirin mpah. ngkapanep lingkunga h pembina, anakuntuk rilakuyang ogikegiatan Gambar3.K memberikan anakuntuk nyasendiri laku yang nperaturan n di pant bertengkar akansecara sif untuk gasuh dan melakukan n setelah ebut maka n penilaian memberikan , sehingga ,tetapiajug didalamnya kesepakatan anak, ada ng dapa seperti mu, kama n g, atau erasaandan n panti , pengasuh k g n unt asu KronologiP‘ n k i, g n ti r, a k n n h a n n a a a, n a t i: r u n i, h dan ana ma per dila yan per den ma per ter yan per pan ling pen kon den KES di bah yan pan pan tuk‘persida uhan ada Persidangan npemilika p ak‐anak,et ampu m rasaan dan akukan,ab ng melan rasaan da ngan atura ampu untu rilakunyaes hadapsem ng melang rilakuyang nti, dan gkunganpa ngasuhdan nsekuensi ngancarap SIMPULAN Darihas atas,maka hwa pemb ng dilaksan ntiasuhan nti asuhan angan’dil alah seb n’ antidengan erutamaa mengungkap n perilakun aikperilaku n ggar uat n perilaku an, (2) a uk menilai ecaraterbu muaperilak ggar pera sudahsesu agar (3) ntimampu ntidakme yang har pengungkap s ilanalisisd adapatt di b elajaran nakan oleh kepadana n dengan ingkungan bagai be ntujuanag anak usia pkan es nya yangs udanaper uran ma u yangs nak‐anak perasaan ukadanyob u,baikpe turan ma uaipertaur anak‐ana terbukaek rasamalu us diterim pantersebut danpembah tarikkesimp strategioc h pengasu nakusiad menggun panti rikut: ar(1) dini, emua sudah asaan aupun esuai panti dan yektif rilaku aupun randi k di epada pada manya t. hasan pulan oping uh di inidi nakan
strategi coping (1) emotional focused copingdan(2)problemfocusedcoping.
Pembelajaran emotional focused copingdiberikankepadaanakusiadini secara persuasif, untuk mengelola perasaan‐perasaan dan mendorong untukmengakuidanmenerimaperilaku yangsekiranyamelanggarperaturandi lingkunganpanti.Parapengasuh,yang secara persuasif, memberikan pendekatan‐pendekatan kepada anak usiadinisecaralangsung(arahanverbal), maupunsecaratidaklangsungdengan carakomunikasiefektif,berulang,dan kontinyu untuk anak usia dini dalam mengungkapkan perasaan dan perilakunya kepada pengasuh dalam sebuah forum. Anak‐anak didorong untuk mampu mengatasi perasaannya baikuntukdirinyasendiri,dankemudian diungkapkankepadapengasuh.Metode ini diharapkan pengasuh memberikan dorongan kepada anak untuk selalu mampu berkomunikasi secara efektif dengan pengasuh dan memandang semuaperasaandanperilakunyasecara objektif,baikuntukperilakunyasendiri maupun dari perilaku kawan atau rekannya. Strategi pengungkapan perasaan tersebut juga diharapkan memberikandampakkepadaanak‐anak untukselaluterbukakepadapengasuh terdekatdantidakmenekan(repressed) perasaan‐perasan yang dinilainya menggangguatauperasaanstresyang berakibatdepresiatauyanglebihburuk.
Pembelajaran problem focused copingjugadiberikankepadaanak‐anak, terutamaanakusiadini,dengancara yang terstruktur, mulai dari (1) penetapan peraturan yang wajib disetujui bersama beserta konsekuensinyasejakawalmasukpanti, (2) pendekatan kepada anak untuk mengungkapkan perasaan dan perilakunya kepada pengasuh, melalui
cara verbal persuasif baik secara langsung maupun tak langsung, dan kemudian(3)mengungkapkannyadalam diskusidilingkunganpantiuntukdapat menilaiperasaandanperilakunyasecara objektif dari sudat pandang yang berbeda.Strategipembelajaranproblem focusedcopingdiberikandengantujuan, anak‐anak mau dan mampu terbuka kepadapengasuhuntukmenyelesaikan permasalahannyabaikdenganbantuan pengasuhmaupundengancaramandiri. Perasaan, perilaku, permasalahan dan sebagainya,diharapkanolehpengasuh mampu dikomunikasikan dari anak kepada pengasuh secara periodik (1 minggu sekali) dengan tujuan untuk mencariproblemsolvingyangobjektif dan bantuan yang diberikan dapat digunakannyasecaraefektif.
Pembelajaran emotional focused copingdanproblemfocusedcoping,di berikan kepada anak anak‐ di panti denganberbagaitingkatanumuryang dapatdipahaminya.Khususuntukanak usia dini, pendekatan verbal dilaksanakan secara kontinyu dan berulangsesuaidengankronologiusia anak. Emotional focused coping juga diberikan tidak menggunakan cara agresif dan tekanan, namun dengan pendekatanpersuasifuntukmembangun kepercayaandirianaksecaraberjenjang.
Secaraumumtujuanpembelajaran strategicopinguntukanakusiadinidi pantiasuhanadalah(a)agaranakpanti mampu mengatasi semua stres yang dialami dan (b) anak panti mampu menempuhkehidupanataubersosialisasi denganbaik,baikdidalampantimaupun di luar panti. Tujuan utama pembelajaran strategi coping untuk anak,khususnyaanakusaidini,dipanti adalah untuk efektifitas mengeliminir permasalahansedinimungkin.Pengasuh memiliki penilaian keberhasilan
tersendiri atau kepuasan tersendiri apabila pengasuh mampu mengubah perilakutertutupanakmenjaditerbuka dalammengungkapkanperilakunya,baik yang melanggar peraturan maupun perilaku yang memangsesuaidengan peraturan.Tujuanlaindaripembelajaran strtegicopinginiadalahanak‐anakdi pantiasuhanmampuberadaptasidan berkehidupansosialdenganbaikkelak di luar lingkungan panti. Keberhasilan beradaptasidanmengatasipersoalannya sendirisejakdini,danmembentukanak usiadiniyangtangguhadalahtujuan jangkapanjangdaripengasuhkepada anak‐anakdilingkunganpanti.
Dalam pelaksanaannya, pendekatan persuasif yang dilakukan oleh pengasuh kepada anak‐anak, khususnya anak usia dini, dinilai mempunyaistrategidanmetodeyang efektifdantepat,gunamembangunnilai sosial emosional, khususnya strategi coping, untuk pembangunan karakter psikologisanakusiadini.Karakteranak usia dini yang belum mempunyai kesempurnaan self‐disclosure menjadi tantangan tersendiri oleh pengasuh, terutama untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung dan verbalis. Namun, dengan pendekatan yang berpusat pada anak dan memperhatikankarakteranakusiadini umumnya, usaha untuk self‐disclosure dalamrangkamengungkapkanperasaan anakkepadaforumdanpengasuhbisa dilaksanakan,meskipundengankendala yangsangatberagam.
SARAN
Penelitianselanjutnyadiharapkan mampu mengungkapkan konstruksi model, strategi & cara self‐ disclusureyang lebih spesifik dari pengasuh untuk anak‐anak di panti, dengantujuanmengatasistresanakatau
permasalahan anak usia dini dengan scopeyanglebihspesifikpula.
DAFTARPUSTAKA
Akbar, Mochammad Ramli, Strategi Coping Untuk Mengatasi Stres Anak, tesis, Universitas Negeri Jakarta,tidakditerbitkan,2015 Coping Skills Online : “Introduction:
Principles for Developing our Coping Ability”, http://copingskills4kids.net,
diaksestanggal:22Mei2012 Hubermen, Matthew B. Miles dan A.
Michael Huberman, Qualitative DataAnalysis:ASourceBookof New Methods, London: Sage Publications,1984
Hurlock, Elizabeth, Perkembangan Anak–Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 1997
Nilawaty,Cheta,“Mom,AnakJugaBisa Stress”, Koran Tempo – Rubrik Sehat,Minggu,diaksespadahari Jum’at,tanggal23Oktober2015, 13:12WIB
Putra,Nusa,PenelitianKualitatifPAUD – Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:RajawaliPers,2012
Santoso, Soegeng, Peluang dan TantanganPerkembanganPAUD di Indonesia, Makalah diberikan padaLaunchingJSIT,Cibubur,21 Maret2009
Spradley, James P, Participant Observation, New York: Holt‐ Rinehart&Winston,1980
TEMPO News Online : http://www.tempo.co/read/news/
2012/03/20/079391570/Komnas‐ Anak‐PAUD‐Bikin‐Anak‐Balita‐
tanggal23 Oktober2015,13:12 WIB
UNH Cooperative Extension Online : Judith J. Bush : Family Focus : ParentingTheYoungChildHelping Children Under Stress, http://extension.unh.edu‐diakses tanggal:22Mei2012
Yamin, Martinis Yamin, dan Sabri, JamilahSabri,PanduanPendidikan AnakUsiaDini,Jakarta:Gunung Parsada,2010
Zeece, Pauline Davey, Supporting Children's Social Cognitive Development: Literature Choices That Make a Difference, Early ChildhoodEducationJournal,Vol. 27.No. 4, 2000