• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Risiko kepatuhan industri Kredit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Risiko kepatuhan industri Kredit"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN AUDIT PERBANKAN

Judul

Manajemen Risiko Kredit

Kelas W

Di susun Oleh : Kelompok 8

Nama : 1. Widyanto Dwi Eriek M. 2012110342 2. Mochammad Ilham F 2012110837 3. Arwan Yuliansyah 2012110876 4. Moch. Afriansyah H. 2012110824

5. Dimas K. 2012110955

D3 MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN

(2)

Audit Perbankan Page 2

RINGKASAN AUDIT PERBANKAN

Manajemen Risiko Kredit

Pengertian

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Manajemen risiko dalam operasional bank meliputi identifikasi risiko, pengukuran dan penilaian, dan tujuannya adalah untuk meminimalkan efek negatif risiko terhadap hasil keuangan dan modal bank. Bank wajib membentuk unit organisasi khusus untuk tujuan manajemen risiko. Sebagai lembaga financial intermediary yang menerima dana masyarakat, dan selanjutnya menyalurkan kembali dalam bentuk kredit, menyebabkan bank harus menerapkan prinsip kehatian-hatian dalam melakukan aktivitas operasionalnya agar bank tetap menjadi lembaga yang dipercaya oleh masyarakat (prudential banking activity).

Resiko kredit adalah risiko dimana nasabah / debitur atau counterpart tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya sesuai kontrak /kesepakatan yang telah dilakukan.Definisi ini dapat diperluas yaitu bahwa risiko kredit adalah risiko yang timbul dikarenakan kualitas kredit semakin menurun. Memang penurunan kualitas kredit dimaksud belum tentu berimplikasi pada terjadinya default, namun paling tidak kemungkinan terjadinya default akan semakin besar.

Hal-hal yang termasuk dalam Risiko Kredit adalah :

 Lending Risk,

yaitu risiko yang di karenakan nasabah tidak mampu melunasi tanggungan oleh bank

 Counterparty Risk,

Yaitu risiko dimana counterpart tidak bisa melunasi kewajibannya ke bank baik sebelum tanggal kesepakatan maupun pada saat tanggal kesepakatan.

 Issuer Risk,

(3)

Audit Perbankan Page 3

Risiko Kredit

Risiko dapat berupa risiko kredit apabila nasabah tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank. Namun demikian masih banyak risiko-risiko lainnya seperti risiko nilai tukar, suku bunga dan operasional yang seringsekali dapat menyebabkan Bank mengalami kerugian yang cukup besar. Masih terdapat beberapa risiko yang juga dapat menimbulkan kerugianbagi Bank seperti reputational risk, strategic risk, legal risk, political risk, country risk, namun quantifikasi dan manajemen dari risiko dimaksud

masih sulit dilakukan. Mengingat tidak setiap risiko selalu menjadi ancaman bagi Bank, maka setiapBank akan melakukan identifikasi terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul serta melakukan manajemen risiko sesuai dengan tingkat kompleksitas usahanya.

Dalam menerapkan manajemen risiko, proses yang dilakukan meliputi :

a. Menyusun business plan tahunan untuk masing-masing business unit dengan mengacu kepada arahan dari top management berkaitan dengan sasaran tahunan yang ingin dicapai maupun risiko yang perlu dipertimbangkan;

b. Menyusun proyeksi risiko yang dengan mengacu kepada business plan serta posisi modal yang diperlukan untuk mendukung dalam pelaksanaan business plan dimaksud. Apabila modal yang tersedia belum mencukupi maka dilakukan pembicaraan di senior management level untuk melakukan penyetoran modal atau melakukan revisi business plan.

c. Menetapkan pendelegasian wewenang kepada setiap business unit yang terlibat untuk menerapkannya serta rambu-rambu yang perlu dipatuhi berupa limit-milit risiko agar Bank dapat mengendalikan risiko secara keseluruhan sejalan dengan strategi Bank. d. Business unit melaksanakan fungsinya dengan mematuhi limit-limit yang telah

ditentukan.

e. Risk management unit melakukan monitoring atas risiko yang diekspos oleh masing-masing business unit maupun melakukan konsolidasi terhadap seluruh risiko serta memonitor posisi modal yang tersedia. Apabila terjadi pelaksanaan yang menyimpang maka perlu dibicarakan pada risk management committee untuk mendapatkan keputusan maupun rekomendasi kepada manajemen puncak.

(4)

Audit Perbankan Page 4 risiko yang manageable dan yang unmanageable. Audit oleh SKAI hanya bbermanfaat pada risiko manageable, bank tidak dapat berbuat banyak pada risiko unmanageable.

I. PRINSIP-PRINSIP RISIKO KREDIT MENURUT BANK FOR INTERNATIONAL SETTLEMENT

Tujuan dari manajemen risiko kredit adalah untuk memaksimalisasi tingkat pengembalian kredit bank dengan menjaga kredit risk exposure dalam batas ukuran yang acceptable. Untuk mencapai itu diperukan kepiawaian bank dalam mengelola perkreditannya. Manajemen bank dalam mengelola risiko kredit haruslah berdasarkan prinsip-prinsip manajemen risiko yang sudah teruji.

PRINSIP-PRINSIP ASESMEN MANAJEMEN RISIKO KREDIT

Membentuk Lingkungan Yang Serasi Untuk Risiko Kredit (Establishing An Apporiate Credit Risk Environment)

Prinsip No.1

o Dewan komsaris bank bertanggungjawab untuk menyetujui dan melakukan kaji ulang secara periodic (minimal sekali setahun) strategi risiko kredit dan pokok-pokok kebijakan risiko kredit bank.

Prinsip No.2

o Direksi bank harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan strategi risiko kredit yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris serta pengembangan kebijakan dan prosedur dalam identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko kredit.

Prinsip No.3

o Bank harus mengidentifikasi dan mengelola risiko karena kredit serta setiap kegiatan dan produk yang berkaitan.

(5)

Audit Perbankan Page 5 dalam suatu jumlah atau exposure yang dapat diperbandingkan, baik dalam trading book maupun banking book pada Neraca maupun Non Neraca (off balance sheet).

Prinsip No.6

o Bank harus mempunyai proses yang jelas dan teratur tentang persetujuan kredit-kredit baru, begitu juga untuk pembaharuan atau perpanjangan kredit, atau pembiayaan kredit yang telah ada.

Prinsip No.7

o Semua perpanjangan kredit harus dilakukan secara lugas tanpa membedakan apakah debitur pihak terafiliasi atau pihak tidak terafiliasi dengan bank.

Memelihara Administrasi Kredit, Pengukuran Dan Proses Pemantauan Yang Sesuai (Maintaining An Appropriate Credit Administration, Measurement And Monitoring Process)

Prinsip No.8

o Bank harus mempunyai sistem administrasi kredit yang sedang berjalan dalam berbagai portofolio risiko kredit.

Prinsip No.9

o Bank harus mempunyai sistem unttuk memantau keadaan masing-masing individual kredit, termasuk kecukupan PPAP.

Prinsip No.10

o Bank mendorong pengembangan dan memfasilitasi “internal risk rating system” dalam pengelola risiko kredit.

Prinsip No.11

o Bank harus mempunyai sistem informasi dan teknik analisa yang memungkinkan manajemen untuk mengukur risiko kredit baik kegiatan pada rekening neraca maupun dalam rekening administratif.

Prinsip No.12

o Bak harus mempunyai sistem monitoring yang menyeluruh tentang komposisi dan kualitas dari portofolio kredit.

Prinsip No.13

(6)

Audit Perbankan Page 6 Pengendalian Yang Cukup Terhadap Risiko Kredit (Ensuring Adequate Controls Over Credit Risk)

Prinsip No.14

o Bank harus membentuk sistem asesmen yang independen terhadap proses manajemen risiko kredit bank, dan hasil kaji ulang dikomunikasikan langsung kepada dewan komisaris dan direksi bank

Prinsip No.15

o Bank harus meyakini bahwa fungsi pemberian kredit dikelola sebagaimana mestinya dan bahwa exposure kredit secara konsisten berada dalam tingkatan standar kehati-hatian dan batasan-batasan internal.

Prinsip No.16

o Bank harus mempunyai sistem untuk melakukan tindakan koreksi dini terhadap kredit-kredit yang menyimpang, mengelola kredit bermasalah dan pekerjaan-pekerjaan serupa lainnya.

Peranan Otoritas Pengawasan Bank (The Roll Of Supervisors) Prinsip No.17

o Otoritas pengawasan bank harus mewajibkan bank mempunyai sistem yang efektif untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, mengendalikan risiko kredit sebagai bagian dari suatu menejemen risiko yang menyeluruh.

Pokok-Pokok Implementasi Manajemen Risiko (khusus di bidang perkreditan) : 1. Kaji Ulang Proses Perkreditan Bank

Proses perkreditan harus dikaji ulang dan disesuaikan dengan konsep manajemen risiko perkreditan.

2. Melaksanakan Pekerjaan Berdasarkan “Best Practice”

Bank harus meyakini bahwa suatu kerangka kerja yang diterapkan adalah paling sesuai untuk dilaksanakan.

3. Penggunaan “Tools" Dalam Manajemen Risiko Kredit

Sistem Scoring yang di design bank akan menghasilkan tools bagi manajemen perkreditan

(7)

Audit Perbankan Page 7 Mengukur risiko, melakukan pemantauan terhadap risiko portofolio, dan mengelolanya, sehingga mengetahui risiko portofolio secara dini untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk memperbaikinya.

5. “Membentuk” Budaya Risiko Pada Segenap Pegawai Bank

(8)

Audit Perbankan Page 8 DAFTAR PUSTAKA

http://rajapresentasi.com/2010/04/manajemen-risiko-pada-industri-bank-perbankan/

http://ilmuasastra.blogspot.com/2014/03/makalah-manajemen-resiko-bank-tentang.html

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun mayoritas negara-negara “Dunia Ketiga” , umumnya merupakan negara yang secara kekuatan ekonomi tidak terlalu kuat, namun ternyata ada juga loh negara kaya raya yang

Lokasi tapak proyek pembangunan hotel butik dan apartemen terletak di bantaran Sungai Deli dan berada pada salah satu situs bersejarah Kota Medan yaitu Istana

Keuntungan seorang pedagang bertambah setiap bulan dengan jumlah yang sama Bila keuntungan pada bulan ke tiga adalah Rp105.000,00 dan keuntungan pada bulan ke enam adalah

Penghasilan Dan Beban (Biaya) Menurut Undang-Undang Perpajakan Berdasarkan pasal 4 Undang-undang pajak penghasilan tahun 2000 yang dikenakan pajak adalah objek pajak

3) Hadits syadz ialah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang maqbul akan tetapi bertentangan matannya dengan periwayatan dari orang yang kualitasnya lebih

Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Selisih SkorKelompok Eksperimen dan Kelompok

Berdasarkan penellitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara Passion dan Achievement Goal Orientation pada pelaku Pageant di Jawa Barat pada 200

Kesetiaan pada retailer timbul karena konsumen merasa puas dengan pelayanan, pada jangka panjang akan memberi dampak yaitu munculnya kemungkinan konsumen akan menceritakan