• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Mata Kuliah

: Auditing II

Dosen Pengampu

: Bpk. M. Hasbi Saleh

Hari/Jam/Ruangan

: Senin, 18.30 WIB, A 404

Disusun Oleh :

KELOMPOK 10

No.

Nama

No. NPK

1.

Nofrita Harini

11.11.000.24

2.

Anna Mawatik

1113700607

3.

Dana Fadlina N.

1112000550

4

Shelly Hapsari

1112000584

(2)

2015

KATA PENGANTAR

Assallamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat beserta salam kita limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang merupakan tauladan bagi kaum muslimin dimuka bumi ini, karena atas segala limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana guna memenuhi tugas mata kuliah Auditing II.

Kami harap dengan adanya makalah ini pembaca dapat memperluas ilmu tentang Auditing II. Bahan presentasi ini kami beri judul “ Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya ” yang merupakan salah satu pembelajaran dalam mata kuliah Auditing II.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Mei 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

I.I Latar Belakang 4

I.2 Tujuan Pembelajaran 4

BAB II PEMBAHASAN 5

II.1 Jasa Review dan Kompilasi 5 II.2 Bentuk Laporan 6

II.3 Penugasan Atestasi 7 II.4 Jasa WebTrust 10 II.5 Jasa SysTrust 11

II.6 Laporan Keuangan Prospektif 11

II.7 Penugasan Prosedur yang Disepakati 13

II.8 Audit atau Penugasan Assurance Terbatas Lain 14

BAB III PENUTUP 18

III.1 Kesimpulan 18

DAFTAR PUSTAKA 19

BAB I

(4)

I.1 Latar Belakang

Pembahasan pada makalah ini berfokus pada audit laporan keuangan historis yang disusun sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima umum. Sekarang jenis jasa assurance lainnya yang ditawarkan oleh akuntan public yang melibatkan laporan keuangan historis juga akan dibahas, seperti mereview laporan keuangan historis dan penugasan assurance terbatas yang melibatkan laporan keuangan historis untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakai laporan keuangan. Pada pembahasan kali ini juga membahas jasa assurance bagi beberapa jenis penugasan atestasi yang tidak melibatkan laporan keuangan historis, seperti penugasan web trust dan sys trust, serta laporan atas peramalan keuangan.

I.2 Tujuan Pembelajaran

1. Memahami tingkat assurance dan persyaratan bukti untuk jasa review dan kompilasi. 2. Menggambarkan penugasan khusus untuk mereview informasi keuangan interim untuk

perusahaan public.

3. Membedakan antara standard atestasi AICPA dan standard auditing dan mengetahui jenis penugasan yang sesuai untuk masing-masing standard.

4. Memahami sifat dan jasa assurance WebTrust. 5. Memahami sifat dari jasa assurance SysTrust.

6. Menggambarkan penugasan khusus untuk mengatestasi laporan keuangan prospektif. 7. Menggambarkan penugasan prosedur yang disetujui.

8. Menggambarkan penugasan audit dan penugasan assurance terbatas yang berhubungan dengan laporan keuangan historis.

BAB II

PEMBAHASAN

(5)

Standar untuk kompilasi dan review laporan keuangan, yang disebut Statements on Standards for Accounting and Review Services (SSARS), diterbitkan oleh Accounting and Review Services Committee dari AICPA. Komite ini memiliki otoritas yang sebanding dengan Auditing Standards Board untuk jasa yang melibatkan laporan keuangan yang belum diaudit milik perusahaan nonpublic. Karena tidak melakukan audit, SSARS merujuk para akuntan public yang melakukan jasa review dan kompilasi sebagai akuntan, dan bukan auditor.

Penugasan jasa review (SSARS review) memungkinkan akuntan untuk mengekspresikan keyakinan yang terbatas bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima secara umum, termasuk pengungkapan informative yang layak, atau dasar akuntansi lainnya yang kompherensif ( other compherensive bases of accounting = OCBOA) seperti dasar akuntansi kas. Akuntan public harus independen dari klien dalam penugasan jasa review.

Prosedur yang disarankan untuk review. Bukti untuk penugasan review terutama terdiri dari pengajuan pertanyaan kepada manajemen dan prosedur analitis, yang pada intinya memerlukan lebih sedikit prosedur ketimbang untuk suatu audit. Untuk review, akuntan tidak memperoleh pemahaman mengenai pengendalian internal, pengujian pengendalian, atau melakukan pengujian substantive atas transaksi saldo, seperti konfirmasi piutang atau pemeriksaan fisik persediaan.

SSARS merekomendasikan prosedur berikut untuk suatu penugasan review :

 Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip prinsip akuntan dan praktik dari industry klien. Akuntan dapat mempelajari pedoman industry AICPA atau sumber lain untuk meperoleh pengetahuan mengenai industry. Tingkat pengetahuan untuk mereview mungkin lebih sedikit ketimbang untuk suatu audit

 Memperoleh informasi mengenai klien. Informasi harus menyangkut sifat transaksi bisnis klien, catatan akuntansi dan karyawan, serta isi laporan keuangan. Tingkat pengetahuan untuk mereview mungkin lebih sedikit ketimbang untuk suatu audit

(6)

1. Gambarkan prosedur anda untuk pencatatan, pengklasifikasian, dan peringkasan transaksi serta pengungkapan informasi dalam laporan

2. Apa tindakan yang paling penting yang dapat diambil dalam pertemuan pemegang saham dan dewan direksi pada tahunini ?

3. Apakah setiap akun dalam laporan keuangan disiapkan sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima secara umum danditerapkan secara konsisten ?

 Melakukan prosedur analitis. Prosedur ini akan mengidentifikasikan item item individual yang tampak tidak biasa

 Memperoleh surat representasi. Akuntan diharuskan untuk memperoleh surat representasi dari manajemen yang memiliki pengetahuan mengenai persoalan keuangan

II.2 Bentuk Laporan

Menyediakan contoh dari laporan review ketika akuntan telah menyelesaikan penugasan review dan memutuskan bahwa tidak terdapat perubahan yang material yang diperlukan terhadap laporan keuangan.

1. Paragraf pertama serupa dengan laporan audit kecuali terhadap referensinya terhadap jasa review dan bukan audit

2. Paragraf kedua menyatakan bahwa suatu review terutama terdiri dari pengajuan pertanyaan dan prosedur analitis pada intinya memiliki lingkup yang lebih sedikit dari suatu audit dan tidak ada opini yang diekspresikan

3. Paragraph ketiga mengekspresikan assurance terbatas dalam bentuk asseracenegatif bahwa pengetahuan kami tidak ada bentuk modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan keuangan.

Tanggal laporan review harus tanggal penyelesaian pengajuan pertanyaan akuntan dan prosedur analitis. Setiap halaman dari laporan keuangan yang direview harus memasukkan referensi “lihat laporan review akuntan”.

(7)

Didalam suatu penugasan atestasi, akuntan public melaporkan keandalan dari informasi atau asersi yang dibuat dari pihak lain. Semua bentuk atestasi lain dibahas dalam standar atestasi ( pengecualian adalah untuk kaji ulang laporan keuangan historis disuatu entitas public, yang dibahas dalam SSARS. Standar atestasi dibuat oleh auditing standart board mengikuti proses yang sama yang digunakan untuk standar auditing (standar atestasi diberi label AT alih alih AU).

Auditing standar board memutuskan untuk tidak berusaha mendefinisikan potensi batas dari penugasan atestasi kecuali dalam isitilah konseptual karena jasa yang mungkin akan muncul. AICPA dan Canadian Institude of Chartered Accauntans (CICA) bersama sama mengembangkan jasa assurance yan berhubungan dengan e-commerce dan teknologi informasi. Kelompok jasa tersebut, dikenal sebagai WebTruist dan sysTrust, dilaksanakan menurut standar atestasi. Sebagai tambahan AICPA telah menggabarkan standar atestasi spesifik dibidang bidang berikut :

1. Laporan keuangan prospektif 2. Informasi keuangan pro forma

3. Laporan pengendalian internal terhadap laporan keuangan perusahaan swasta 4. Ketaatan terhadap hukum dan aturan

5. Penugasan prosedur yang disetujui 6. Diskusi dan analisis manajemen

Standar diperlukan untuk semua jenis penugasan tersebut karena akuntan public telah melaksanakan jasa jasa tersebut dengan jumlah yang cukup besar hingga memerlukan pedoman yang lebih spesifik daripada yang disediakan oleh standar atestasi umum. Akan tetapi, ketidak hadiran standar spesifik untuk tiap jenis jasa tidak mengimplikasikan bahwa jasa-jasa tersebut tidak layak disajikan.

Perbandingan standar audit Astestasi dengan standar Audit yang diterima Umum A. Standar Umum

 Standar Atestasi

1. Penugasan harus dilakukan oleh seorang yang praktisi yang memiliki pelatihan teknis dan kemahiran yang memadai dalam fungsi atestasi

2. Penugasan harus dilakukan oleh seseorang praktisi yang memiliki pengetahuan mencukupi mengenai persoalan.

(8)

4. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dijaga oleh praktisi

5. Ketelitian profesional harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pelaksanaan penugasan.

 Standar Audit yang diterima secara umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh orang atau orang-orang yang memilki pelatihan teknis yang memadai dan kemahiran sebagai auditor.

2. Auditor harus menjaga Independensi dalam sikap mental dalam semua persoalan yang berhubungan dengan audit.

3. Auditor harus melaksanakan ketelitian profesional dalam pelaksanaan audit dan persiapan laporan.

B. Standar Pekerjaan Lapangan  Standar Atestasi

1. Pekerjaan harus direncanakan dengan memadai dan asisten jika ada, harus di supervisi dengan benar.

2. Bukti yang mencukupi haru diperoleh untuk menyediakan dasar yang masuk akal untuk kesimpulan yang diekspresikan dalam laporan.

 Standar audit yang diterima umum

1. Auditor harus merencanakan pekerjaan dengan benar dan harus mengawasi setiap asisten.

2. Auditor harus memperoleh pemahaman yang mencukupi mengenai entitas dan lingkungan, termasuk pengendalian internal, untuk mengukur resiko salah saji material dari laporan keuangan baik akibat kesalahan atau kecurangan dan untuk merancang sifat, waktu, dan luas dari prosedur audit selanjutnya.

3. Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dengan melakukan prosedur audit unutk memperoleh dasar yang masuk akal untuk suatu opini berkenaan

2. Laporan harus menyatakan kesimpulan praktisi mengenai persoalan atau asersi dalam hubungannya dengan kriteria mengevaluasi persoalan tersebut.

3. Laporan harus menyatakan seluruh pernyataan signifikan dari praktisi mengenai penugasan, persoalan,dan jika memungkinkan, asersi yang berhubungan.

4. Laporan harus menyatakan bahwa pemakai laporan dibatasi pada pihak-pihak tertentu, dalam situasi tertentu.

(9)

1. Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. 2. Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan audit situasi di mana

prinsip-prinsip akuntansi tidak diamati secara konsisten dalam periode saat ini sehubungan dengan periode sebelumnya.

3. Ketika auditor menentukan bahwa pegungkapan yang informatif tidak mencukupi auditor harus menyatakan hal tersebut dalam laporan auditor.

4. Auditor harus mengekspresikan suatu opini mengenai laporan keuangan, secara keseluruhan atau menyatakan bahwa suatu opini tidak dapat di ekspresikan dalam laporan auditor. Ketika auditor tidak dapat menekspresikan suatu opini secara keseluruhan, auditor harus menyatakan alasan dari hal tersebut dalam laporan auditor. Dalam semua kasus dimana nama auditor di hubungkan dengan laporan keuangan, auditor harus mengindikasikan secara jelas karakter dari pekerjaan audit jikan ada dan tingkatkan tanggung jawab yang ditanggung auditor dalam laporan auditor.

Standar atestasi mendefinisikan tiga tingkat penugasan dan bentuk kesimpulan yang berhubungan :

1. Pemeriksaan, menghasilkan kesimpulan yang positif. Dalam jenis laporan ini, akuntan publik membuat pernyataan langsung mengenai apakah penyajian asersi sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

2. Review, akuntan publik menyediakan kesimpulan assurance negatif. Untuk suatu laporan keyakinan negatif, laporan akuntan publik menyatakan apakah ada informasi yang diperoleh oleh akuntan publik yang mengindikasikan bahwa asersi tidak disajikan dengan cara yang benar-benar sesuai dengan kriteria yang dapat diterapkan.

3. Prosedur yang disetujui, semua prosedur yang akan dilakukan akuntan publik disepakati oleh akuntan publik, pihak yang bertanggung jawab membuat asersi, dan pihak pemakai laporan akuntan publik.

(10)

Jasa Webtrust merupakan suatu jasa spesifik yang dikembangkan di bawah prinsip dan kriteria Trust service tertentu. Suatu situs yang memenuhi prinsip Trust Services berhak untuk menampilkan cap elektronik Webtrust pada transaksinya atau pada halaman pemesanan, yang ditujukan untuk memberi pemakain situs keyakinan mengenai kredibilitas situs tsb. Ketika melaksanakan Jasa Assurance Web Trust kantor akuntan publik mengukur apakah Situs Web perusahaan sesuai dengan Lima prinsip Trust Service sebagai berikut :

1. Keamanan merupakan praktik keamanan, memastikan bahwa sistem dilindungi dari akses yang tidak memiliki otorisasi (baik secara fisik maupun logis)

2. Ketersediaan merupakan praktik ketersediaan, memastikan bahwa sistem tersedia untuk operasi dan digunakan sesuai kesepakatan atau persetujuan.

3. Integritas pemprosesan, memastikan bahwa pemprosesan sistem lengkap, akurat, tepat waktu, dan otorisasi.

4. Privasi Online memastikan bahwa informasi pribadi yang diperoleh sebagai hasil dari e-commernce dikumpulkan, digunakan, diungkapkan dan disimpan sesuai kesepakatan dan persetujuan.

5. Kerahasiaan memastikan bahwa informasi yang dinyatakan sebagai rahasia dilindungi sesuai kesepakatan atau persetujuan.

II.5 Jasa SysTrust

Ketika semakin banyak organisasi menjadi bergantung pada teknologi unformasi, keamanan,ketersediaan, dan ketetapan dari system computer yang merupakan hal sangat penting. System yang tidak dapat diandalkan dapat memicu rangkaian bisnis yang negative mempengaruhi perusahaan, konsumen, pemasok, dan mitra bisnis lainnya. Jasa stytrust menyediakan keyakian kepada manajemen, dewan direksi, atau pihak ketiga mengenai keandalan dari system informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi real-time.

(11)

laporan atestasi IACPA. Laporan tersebut mungkin berkenaan dengan salah satu prinsip trust services atau kombinasi dari beberapa prinsip systrust.

II.6 Laporan Keuangan Prospektif

Laporan keuangan prospektif mengacu pada prediksi atau ekspektasi laporan keuangan selama beberapa periode dimasa depan ( laporan laba rugi ) atau pada suatu tanggal dimasa depan ( neraca ) sebagian besar akuntan public meyakini bahwa ada kesempatan yang besar dan risiko yang potensial bagi auditor untuk menyediakan kreabilitas atas informasi keuangan prospektif. Sangatlah dapat diterima bahwa pemakai menginginkan informasi prospektif yag handal untuk membantu pengambilan keputusannya. Jika auditor dapat meningkatkan kreabilitas informasi, risiko informasi dapat dikurangi dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan prospektif. Regulator, pemakai, dan pihak lain mungkin mengkritik dan bahkan menuntut auditor, meskipun laporan prospektif dinyatakansecara wajar, berdasarkan informasi yang tersedia ketika laporan tersebut disiapkan.

Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan prospektif :

1. Peramalan adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan entitas yang diharapkan, hasil operasi, dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab. Bank biasanya mensyaraatkan informasi ini sebagai bagian dari permohonan pinjaman.

2. Proyeksi adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik pihak yang bertanggung jawab, berdasarkan satu atau lebih asumsi hipotesis

(12)

1. Laporan penggunaan umum, disiapkan untuk digunakan oleh pihak ketiga manapun, contohnya penyertaan peramalan keuangan dalam suatu prospektus untuk penjualan obligasi rumah sakit.

2. Laporan penggunaan terbatas, disiapkan hanya untuk pihak ketiga dengan siapa pihak yang bertanggung jawab berhadapan secara langsung, contonya penyertaan proyeksi keuangan dalam dokumen aplikasi pinjaman bank.

II.7 Penugasan Prosedur yang Disepakati

Ketika auditor dan manajemen atau pihak ketiga menyetujui bahwa audit akan terbatas pada prosedur audit tertentu, audit dianggap sebagai penugasan prosedur yang disepakati. Banyak akuntan public menyebut hal tersebut sebagai penugasan prosedur dan temuan karena manghasilakan laporan yang berfokus kepada pelaksaan prosedur audit spesifik dan temuan yang dihasilkan telah prosedur penyelesaian.

Penugasan prosdur yang disepakati menarik bagi akuntan public karena manajemen, atau pemakai pihak ketiga, merinci prosedur yang ingin mereka lakukan. Bayangkan kesulitan yang akan mereka hadapi oleh akuntan public jika ia diminta untuk menerbitkan opini terhadap agen federal mengenai ketaatan perusahaan dalam mentaati hukum tindakan alternative federal selama periode 2 dibawah srandar akuntansi ketaatan. Sekarang asumsikan bahwa agen federal bersedia untuk merinci 10 prosedur audit yang akan dilakukan kantor akuntan public untuk memuaskan agen tersebut. Tentu saja, penugasan ini akan jauh lebih mudah untuk dikelola. Dengnan mengasumsikan bahwa kantor asumsikan bahwa kantor akuntan public dan agen federal dapat menyepakati prosedur, banyak kantor akuntan public sanggup menjalankannya dan menerbitkan laporan mengenai temuan yang dihasilkan.

(13)

tingkat perubahan, dan informasi relevan lain berkaitan dengan kepentngan investor utuk dana bersama, untuk penugasan SAS 75, akuntan publik mungkin melakukan prosedur yang disepakati untuk akun penjualan kotor dalam kesepakatan sewa, sebagai contoh, toko ritel sering kali melakkan kontrak untuk penugasan semacam itu ketika toko menyewa dari pemilik bangunan atas dasar persentase laba kotor.

II.8 Audit atau Penugasan Assurance Terbatas Lain

Setelah membahas jasa kompilasi dan kaji ulang untuk perusahaan non public, dan juga kaji ulang dari informasi keuangan interim untuk perusahaan public, selanjutnya memeriksa jenis lain dari audit dan jasa atestasi yang bada dalam standar auditing tetapi bukan merupakan audit dari laporan keuangan historis yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntasi yang diterima secara umum. Beberapa dari jasa tersebut meliputi . audit laporan keuangan yang disiapkan atas dasar akuntasi komprehensif lain (other comprehensive basis of accounting (OCBOA), audit dari elemen, akun, atau item tertentu dan surat ketaatan utang).

Auditor sering kali mengaudit laporan yang disusun atas dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum, SAS 62 (AU 623) menyatakan bahwa standar auditing yang dapat diterima dapat diterpakan pada penugasan audit tersebut. Dasar-dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum yang mengatur penerbitan laporan antara lain:

 Dasar kas atau dasar kas yang dimodifikasi. Dengan akuntansi dasar kas, hanya penerimaan kas dan pengeluaran dicatat. Berdasarkan akuntans dasar kas yang dimodifikasi, dasar kas ditelusuri kecuali untuk item-item tertentu, seperti aktiva tetap dan penyusutan. Dokter dan pengacara sering kali memilih metode seperti ini.

 Dasar yang digunakan untuk mentaati persyaratan dari agen peraturan. Contoh yang umum mencakup system akun yang seragam yang diperlukan oleh perusahaan kereta api, utilitas, dan asuransi.

(14)

walaupun hal ersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Banyak isnis kecil menggunakan metode ini.

 Serangkaian criteria pasti yang memiliki dukungan substansial. Contohnya adalah dasar akuntansi tingkat harga. Metode akuntansi harus diterapkan untuk semua item yang material dalam laporan keuangan.

Auditor biasanya melakukan audit tersebut dengan cara yang sama seperti ketika klien mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Secara alami, auditor harus sepenuhnya memahami dasar akuntansi yang disetujjui oleh klien. Sebgai cono, dalam mengaudit perusahaan perkeretaapian, persyaratan auntansi yang kompleks mengharuskan auditor ntuk memiliki pengetahuan akuntansi terspesialisasi untuk melaksanakan audit.

Ketika klien mengikuti dasar komprehensif lain selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, auditor harus memastikan laporan mengindikasika dengan jelas bahwa penyusunannya menggunakan dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Jika laporan mengimplikasikan bahwa prinsip-prinsip akuntansiyang diterima secara umum diikuti, persyaratan laporan yang dicakup dibab sebelumnya dapat diterapkan. Sebagai akibatnya, persyaratan seperti neraca dan laporan operasi harus dihindari oleh klien. Sebaliknya, judul seperti “laporan aktiva dan kewajiban yang muncul dari transaksi kas” sesuai untuk laporan dengan dasar kas.

Auditor sering kali diminta untuk mengaudit dan menerbitkan laporan atas aspektertentu dari laporan keuangan contoh yang umum adalah laporan atas audit penjualan dari seuah toko ritel di pusat perbelanjaan untuk digunakan sebagai dasar dari pembayaran sewa. Contoh lainnya termasuk laporan mengenai royalti, partisipasi laba, dan provisi untuk pajak pendapatan. Otoritas untuk mengaudit elemen, akun, atau item khusus adalah SAS 62 (AU 632) SPECIAL REPORTS. Kantor akuntan pada umumnya melakukan audit untuk elemen, akun, atau intem khusus. Jenis audit ini lebih menyerupai audit biasa atas laporan keuangan kecuali jika hal tersebut diterapkan untuk selain laporan keuangan penuh. Terdapat dua perbedaan utama antara audit elemen, akun, atau item khusus dengan audit laporan keuangan yang lengkap:

(15)

daripada jika item tersebut diverifikasi hanya untuk satu dari banyakbagian laporan. Sebgai contoh, jika akun penjualan dilaporkan secara terpisah, salah saji ang lebih kecil akan dianggap material daripada ketika penjualan merupakan satu dari banyak akun dalam suatu audit laporan keuangan lengkap.

2. Standar pertama dari pelaporan dibawa standar auditing yang diterma secara umum tidak dapat diterapkan karena penyajian dari elemen, akun, atau item bukan merupakan suatu laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan prinsip-prinsi akuntansi yang diterima umum.

Auditor harus memperluas usaha audit mereka untuk memasukkan elemen, akun, atau item lain yang saling berhubungan dengan yang sedang diaudit. Sebagai contoh, dalam mengekspresikan suatu opini atas penjualan, auditor juga harus mempertimbangkan dampak dari piutang usaha terhadap penjualan.

Klien kadang-kadang terlibat dalam kesepakatan pinjaman yang mengharuskan mereka untuk menyediakan peminjam dengan laporan dari akuntan public mengenai keberadaan atau ketidakberadaan dari sejumlah kondisi. Sebagai contoh, bank mungkin mengharuskan perusahaan untuk menjaga sejumlah dolar tertentu dari modal kerja pada suatu tanggal ertentu dan untuk memperoleh laporan audit yang menyatakan apakah perusahaan mentaati persyaratan modal kerja yang dinyatakan.

Auditor mungkin menerbitkan laporan mengenai ketaatan utang dan penugasan yang serupa sebgai laporan terpisah atau, dengan menambahkan sebuah paragraph setelah paragraph opini, sebagai bagian dari laporan yang mengekspresikan opini mereka atas laporan keuangan. Dalam kedua kasus tersebut, auditor harus mengamati persoalan berikut dalam penugasan semacam itu:

(16)

aktivitas bisnisnya dangan benar sesuai dengan persyaratan dari suatu kesepakatan atau apakah jika perusahaan memiliki hak atas properti yang menjaminkan. Hal tersebut merupakan pertanyaan hukum dan code of professional conduct melarang auditor untuk berpraktik sebagai pengacara dalam situasi semacam itu.

(17)

BAB III

KESIMPULAN

Pembahasan ini mengambarakan banyak dari jasa lan yang ditawarkan oleh akuntan public. Jenis jasa yang ditawarkan terus tumbuh dan berkembang sesuai permintaan assurance masyarakat atau jenis informasi yang baru dan berbeda.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai konsekuensi logis dari kompleksnya faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan di sana membuat penulis hanya memotret dan mengkaji beberapa kasus saja, sehingga di sini

Meskipun demikian, masih banyak kendala lain yang menyebabkan ukuran data ini cukup mengganggu, antara lain proses pembacaan dari media penyimpanan yang masih belum maksimal

Karena pada dasarnya, wawancara merupakan teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar (miskonsepsi) (Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, 2010).

dimiliki oleh individu atau kelompok”. Dalam penelitan ini tes yang diberikan telah di validasi oleh dosen IPS yaitu Dr. Dari hasil uji coba soal tes yang

Kelompok II Daerah Prioritas Pengembangan Campuran Inseminasi Buatan (IB) dan Kawin Alam yaitu Provinsi NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung,

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen untuk meningkatkan pembelajaran yang dimiliki peserta didik yaitu materi lay up bola basket dalam pembelajaran

Pembangunan yang terjadi di M batakapidu salah satunya disebabkan oleh faktor ketokohan kepala desa yang menganut nilai kerja keras dan kedisiplinan yang kemudian

Sehubungan dengan hal tsb, maka yang akan dikemukakan dalam tulisan ini adalah pakaian adat yang biasa dipakai oleh pemangku adat dan kaum wanita di Minangkabau yang disebut