• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Merek Terhadap Minat Beli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Merek Terhadap Minat Beli"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENGARUH MEREK TERHADAP MINAT BELI DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK KOMESTIK

WARDAH DI TULUNGAGUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Proposal Skripsi

DosenPengampu: Rokhmat Subagiyo, M.EI

Disusun Oleh :

NAMA : IMMA NUR FITTRIANIS

KELAS : ES 6A

NIM : 17402153022

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

(2)

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan dimana segala sesuatu yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan dari setiap manusia pasti berbeda-beda terlebih kebutuhan untuk mempercantik dirinya dengan menggunakan berbagai jenis kosmetik. Kosmetik merupakan salah satu dari kebutuhan sekunder yang selalu dibutuhkan oleh kebanyakan perempuan agar terlihat lebih cantik dan menarik. Seorang konsumen dituntut untuk selalu selektif dalam memilih merek kosmetik yang sesuai dengan kebutuhannya.

Industri kosmetik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Karena bagi kebanyakan perempuan berdandan dan merawat kulit menjadi satu kebutuhan yang mendasar. Data kementerian perindustrian menunjukkan pada tahun 2016 penjualan kosmetik dalam negeri mencapai Rp. 36 triliun

meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 14 triliun. Peningkatan tersebut membuat persaingan diantara industri kosmetik menjadi suatu peluang yang bisa meningkatkan pendapatan dari perusahaan atau industri kosmetik tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha untuk menjadi pemimpin dari pasar kosmetik. Perusahaan yang produknya diterima dengan baik akan membawa keuntungan baik pula pada perusahaan.

Di era saat ini persaingan bisnis sangatlah ketat, sehingga mendorong perusahaan-perusahaan untuk lebih siap dalam menghadapi para pesaing-pesaingnya. Disini strategi pemasaran dibutuhkan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bagi produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Namun hal lain yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu mengenai kualitas barang. Kualitas barang pun akan mempengaruhi bagaimana produk itu tetap berada di pasaran.

(3)

perusahaan membuat suatu merek juga akan mendapatkan perlindungan hukum dan juga tidak akan ada perusahaan lain atau pesaing yang bisa menggunakan merek tersebut atau meniru nama merek dari perusahaan.

Merek sebagai satu-satunya yang diingat dan menjadi indentitas dari suatu produk. Dalam banyak hal, sikap terhadap suatu merek sering memengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Suatu perusahaan harus bisa menciptakan citra yang positif terhadap mereknya, karena seorang konsumen akan melakukan pembelian produk, mereka akan melihat terlebih dahulu bagaimana kualitas dari merek tersebut. Ketika citra produk tersebut baik maka konsumen akan yakin untuk membeli produk tersebut. Namun sebaliknya, ketika citra tersebut buruk maka konsumen akan menjahui atau bahkan tidak akan membeli produk dari perusahaan tersebut.

Keputusan seseorang untuk membeli suatu produk selalu didahului dengan minat beli. Ketika seorang konsumen mempunyai minat untuk membeli produk maka langkah selanjutnya yaitu konsumen memutuskan untuk membeli produk atau tidak. Minat beli merupakan sesuatu kekuatan psikologis yang ada di dalam individu yang berdampak pada melakukan sebuah tindakan. Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi apabila telah diputuskan konsumen untuk dibeli. Suatu penelitian menyebutkan bahwa semakin tertariknya seseorang terhadap suatu merek, maka semakin kuat keinginan seseorang itu untuk memiliki dan memilih merek tersebut. Sikap merek dikatakan mendapat nilai positif apabila merek tersebut lebih disukai dan merek lebih diingat.

Para konsumen sangat kritis dalam memilih dan membuat keputusan untuk membeli sebuah produk. Dengan banyaknya pilihan yang banyak memudahkan para konsumen untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan seleranya. Oleh karena itu dengan menjaga mutu dan model, perusahaan dapat memikat dan membuat konsumen untuk membeli dan loyal terhadap produk tersebut.

(4)

khas dari perusahaan, sehingga hal ini lah yang akan membedakan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyaknya jenis kosmetik yang berada di pasaran yang kebanyakan dibuat oleh produsen non-muslim. Sebagai konsumen muslim pasti akan mencari suatu produk kecantikan khususnya yang berbahan halal dan juga yang telah mendapatkan sertifikasi halal. Dengan adanya fenomena tersebut, maka PT Paragon technology innovation (PTI) membuat suatu produk kosmetik yang terjamin kehalalannya yaitu produk kosmetik yang bermerek wardah. Dengan kemunculan kosmetik halal tersebut membuat banyak konsumen muslim yang tertarik untuk menggunakannya terutama konsumen muslim. Hal ini perlu bagi perusahan atau pihak pemasar untuk meningkatkan keyakinan kepada konsumen muslim khususnya terhadap kehalalan dari kosmetik merek Wardah ini. Hasil penelitian Rambe dan

Afifudin membuktikan bahwasanya keyakinan konsumen tentang kehalalan dari suatu produk akan meningkatkan keinginan konsumen untuk

menggunakan produk tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Semakin banyak merek kosmetik yang beredar di pasaran sehingga membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat.

2. Produsen terus membangun merek dengan berbagai upaya agar konsumen mempercayai bahwa mereknya yang paling unggul

3. Banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen, salah satu diantaranya adalah merek yang dibuat oleh perusahaan 4. Setiap merek berupaya untuk mengembangkan pasar dan meningkatkan

keloyalan konsumen terhadap produknya melalui berbagai macam promosi 5. Merek yang baik dan menarik akan membuat konsumen lebih tertarik untuk

melakukan pembelian C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut

(5)

2. Apakah terdapat pengaruh antara merek dengan keputusan pembelian produk?

3. Apakah terdapat pengaruh merek terhadap minat beli dan keputusan pembelian?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara merek terhadap minat beli

konsumen dalam pembelian produk kosmetik

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara merek terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh merek terhadap minat beli dan keputusan pembelian

E. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan berguna antara lain: 1. Manfaat teoritis

Kegunaan dari penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan

kontribusi pengetahuan tentang manajemen merek dalam pemasaran produk di daerah Tulungagung.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat antara lain:

a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi para peneliti selanjutnya

b. Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penerapan strategi pemasaran yang efektif

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan dalam membeli sebuah produk

F. Batasan Masalah

Dalam penelitian perlu adanya pembatasan masalah supaya tujuan penelitian ini bisa efektif, sehingga batasan masalah disini yaitu hanya terbatas pada pengaruh merek terhadap minat beli dan keputusan pembelian produk kosmetik wardah. Subjek penelitian disini terbatas pada mahasiswa FEBI IAIN

Tulungagung. G. Penegasan Istilah

1. Penegasan Istilah secara konseptual a. Merek

(6)

pembelian lebih sering didasarkan pada pertimbangan merek daripada hal-hal lain.1

b. Minat Beli

Menurut Kotler yang dimaksud dengan minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen yang mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.2

c. Keputusan pembelian

Menurut Schiffman dan Kanuk, keputusan pembelian adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, memberi menggunakan mengevaluasi dan menghabiskan suatu produk dan jasa yang

diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya.3

2. Penegasan istilah secara operasional a. Merek

Merek merupakan suatu nama yang diberikan oleh suatu perusahaan untuk produk yang dihasilkannya guna untuk memberikan manfaat kepada konsumen atau pembelinya.

b. Minat beli

Minat beli disini merupakan sifat yang dimiliki oleh masyarakat konsumen mengenai suatu produk yang diinginkannya.

c. Keputusan pembelian

Keputusan pembelian merupakan sikap yang diambil oleh konsumen untuk melakukan proses pembelian suatu produk yang diinginkannya. H. Landasan Teori

1. Merek

1 Marco Dirgahadi Lukman, Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Produk Teh Botol Sosro Kemasan Kotak”, Jurnal

Administrasi Bisnis (2014), Vol.10, No.1: hal. 64–81, (ISSN:0216–1249) 2014 Center for Business Studies. FISIP - Unpar, hal. 65

2 Hatane Semuel dan Adi Suryanata Lianto, “Analisis eWOM, Brand Image, Brand Trust Dan Minat Beli Produk Smartphone Di Surabaya”,Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 8, No. 1, Oktober 2014: 47-54, hal. 49

(7)

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang/logo, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas yang membedakannya dengan produk pesaing. Pada dasarnya merek juga merupakan janji produsen untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri/fitur, manfaat, dan layanan tertentu kepada para konsumen.4

Menurut Kotler, yang dimaksud dengan merek adalah janji penjual untuk selalu konsisten dalam memberikan feature, manfaat maupun jasa tertentu pada pembeli atau pedagang. Dari sisi pelanggan atau pembeli sendiri, jumlah penawaran yang tertinggi sudah dapat diperkirakan. Oleh karena itu, pelanggan pasti menginginkan hasil yang maksimal, karena budget

(anggaran) yang dipunyai terbatas. Dengan cara berusaha untuk mencari informasi terkait produk yang ditawarkan. Merek yang dianggap bernilai tinggi, yang akan dihargai oleh konsumen dan dianggap bisa merefleksikan karakter pemakai merek tersebut.5

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi GeografisPasal 1 menyatakan bahwa, Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.6

Penggunaan suatu merek oleh perusahaan mempunyai empat macam tujuan yaitu:

4 Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Prinsip dan Dinamika Pemasaran, (Yogyakarta: J&J Learning, 2000), hal. 39

5 Rokhmat Subagiyo, M. Aqim Adlan, “Analisis Dampak Brand Loyalty, Brand Awareness, Perceived Quality Dan Brand Association Terhadap Customer Value Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung”, An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah

Volume 04, Nomor 02, April 2018, hal. 202

6

(8)

a. Sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk pesaing, sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan pembelian ulang.

b. Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya dengan bentuk desain dengan warna-warna yang menarik).

c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta citra prestise tertentu kepada konsumen.

d. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya, dengan membangun merek yang terkenal, dengan bercitra baik, dan telah dilindungi hak eksklusif berdasarkan hak cipta/paten, maka perusahaan dapat meraih dan mempertahankan loyalitas konsumen.7

Dalam suatu merek juga terkandung enam macam makna yaitu:

a. Atribut. Merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya produk tahan lama (awet), mahal, desain berkualitas, nilai jual kembali yang tinggi, dan sebagainya.

b. Manfaat. Merek bukanlah sekadar sekumpulan atribut, sebab yang dibeli konsumen adalah manfaat, bukannya atribut. Atribut harus diterjemahkan ke dalam manfaat fungsional dan emosional/psikologis. Misalnya atribut mahal dapat diungkapkan dalam manfaat emosional seperti “Mobil ini dapat menaikkan gengsiku”. sedangkan atribut tahan lama dapat

dicerminkan dalam manfaat fungsional seperti “Saya tidak perlu membeli mobil baru lagi selama beberapa tahun mendatang”.

c. Nilai-Nilai. Merek juga menyatakan nilai-nilai yang dianut produsennya. Contohnya Mercedes (sebagaimana umumnya produk-produk buatan Jerman) mencerminkan kinerja tinggi, keamanan dan prestise.

d. Budaya. Dalam merek terkandung pula budaya tertentu. Mercedes mencerminkan budaya Jerman, seperti terorganisasi rapi, efisien, dan berkualitas tinggi.

e. Kepribadian. Merek bisa pula memproyeksikan kepribadian tertentu. Apabila suatu merek divisualisasikan dengan orang, binatang, atau suatu obyek, apa yang akan terbayangkan? Mercedes memberi kesan pimpinan

7

(9)

yang berwibawa (orang), singa yang berkuasa (binatang), atau istana yang megah (obyek).

f. Pemakai. Merek juga menyiratkan tipe konsumen yang membeli atau menggunakan produknya. Contohnya, mobil Mercedes kerap kali dipersepsikan sebagai mobil untuk eksekutif puncak paruh baya. Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin

disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan yaitu: a. Merek harus khas atau unik

b. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai produk dan pemakaiannya

c. Merek harus menggambarkan kualitas produk d. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat

e. Merek tidak boleh mengandung arti yang bumk di negara dan dalam bahasa lain.

f. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.

Kemampuan merek sebagai alat untuk menarik konsumen untuk membeli barang yang terkenal mereknya, akan menghambat perusahaan-perusahaan baru untuk mengembangkan usaha yang sama. Sebagai alternatif perusahaan lain akan mengembangkan barang generik, yaitu barang yang sama jenisnya yang adakalanya tidak bermerek, tetapi dijual dengan harga yang jauh lebih murah dari barang yang terkenal mereknya. 8

2. Minat Beli

Menurut Keller minat konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya.

Minat beli konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.9

8

(10)

Swastha dan Irawa mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. Super dan Crites menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi minat, yaitu :

a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.

b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan waktu senggangnya.

d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.

e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.

3. Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman dan Kanuk, keputusan pembelian adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, memberi menggunakan mengevaluasi dan menghabiskan suatu produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya. Sedangkan menurut Tjiptono (2008), keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik dari masing-masing alternatif tersebut dapat

9

(11)

memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.10

Tipe dari keputusan pembelian konsumen dibagi menjadi dua dimensi yaitu tingkat pembuatan keputusan dan tingkat keterlibatan dalam

pembelian. Dimensi pertama menghasilkan suatu rangkaian dari

pengambilan keputusan ke sebuah kebiasaan. Konsumen dapat mendasarkan keputusan mereka pada suatu proses teori (pemikiran) dari pencarian

informasi dan evaluasi dari merek alternatif. Dimensi kedua, melukiskan suatu keterlibatan pembelian dari tinggi ke rendah. Keterlibatan pembelian tinggi merupakan hal yang penting bagi konsumen. beberapa pembelian melekat pada ego konsumen dan gambaran diri mereka serta tenaga untuk mempertimbangkan produk alternatif secara hati-hati. Sedangkan

keterlibatan pembelian rendah tidak begitu penting bagi konsumen dan keuangan, sosial, dan risiko psikologi. Pada beberapa kasus, hal itu mungkin tidak berharga bagi usaha dan waktu konsumen untuk mencari informasi mengenai merek dan mempertimbangkan alternatif.

Loyalitas merek terbentuk melalui proses pembelajaran, yaitu suatu proses dimana konsumen dengan pengalamannya berusaha mencari produk yang paling sesuai untuknya, dalam arti produk tersebut dapat memberikan kepuasan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhannya. Konsumen akan terus menerus mencoba berbagai macam produk sebelum menemukan produk yang benar-benar cocok. Kepuasan konsumen merupakan bagian yang sangat penting dalam loyalitas merek. 11

Terdapat beberapa tingkatan dalam loyalitas merek yang setiap tingkat mewakili tantangan pemasaran

a. Pembeli komit yaitu para pelanggan yang setia, dimana mereka mempunyai suatu kebanggaan menjadi pengguna suatu merek.

10

Suri Amilia dan M. Oloan Asmara Nst, “Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Langsa” Jurnal Manajemen Dan Keuangan, Vol.6, No.1, Mei 2017, hal. 664

11

(12)

b. Menyukai merek menganggap merek sebagai sahabat yaitu mereka yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut.

c. Pembeli yang puas dengan biaya peralihan yaitu orang-orang yang puas namun memikul biaya peralihan (switching cost) biaya dalam waktu, uang atau resiko kinerja berkenaan dengan tindakan beralih merek. d. Pembeli yang puas/bersifat kebiasaan tidak ada masalah untuk beralih

yaitu para pembeli yang puas dengan produk atau setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan.

e. Berpindah-pindah/peka terhadap perubahan harga tidak ada loyalias merek yaitu pembeli tidak loyal yang sama sekali tidak tertarik pada merek tersebut, merek apapun dianggap memadai.12

I. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca, diantaranya adalah sebagai berikut:

Penulis Judul Hasil Penelitian

Marco Dirgahadi Lukman

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Produk Teh Botol Sosro Kemasan Kotak

Faktor-faktor ekuitas merek berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian dan kepuasan konsumen produk Teh Botol Sosro kategori kemasan kotak di kota Bandung. Sedangkan

keputusan pembelian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen produk Teh Botol Sosro kemasan kotak di kota Bandung.

Yani Restiani Widjaja dan Irpan Nugraha

Loyalitas Merek Sebagai Dampak Dari Kepuasan Konsumen

Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen

berpengaruh positif terhadap loyalitas merek. Artinya, tingkat kepuasan konsumen yang baik akan menciptakan suatu loyalitas yang baik pula pada sabun sapokalinus di PT

12

(13)

BRATACO Bandung. Hatane

Semuel1 dan Adi Suryanata Lianto

Analisis Ewom, Brand Image, Brand Trust Dan Minat Beli Produk

Smartphone Di Surabaya

eWOM berpengaruh positif terhadap BrandImage produk

smartphone,juga berpengaruh positif terhadap Brand Trust

produk smartphone, dan Minat Beli produk smartphone. Suri Amilia

dan M. Oloan Asmara Nst

Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Langsa

Citra merek, harga, dan kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian handphone Xiaomi di Kota Langsa di mana masing-masing variabel bebas (citra merek, harga, dan kualitas produk) memiliki nilai t sig < 0,05.

J. Kerangka Konseptual

Pengaruh merek terhadap minat beli dan keputusan pembelian produk kosmetik wardahpada mahasiswa FEBI IAIN Tulungagung. Pada dasarnya baik atau buruknya sebuah merektergantung pada baik dan buruknya kualitas tersebut. Dalam pengambilan keputusan pembelian kosmetik terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai kepuasan konsumen yaitu: keunggulan, kekuatan dan keunikan merek. Berikut ini adalah bagan dari kerangka berfikir dalam penelitian ini yaitu

K. Hipotesis penelitian

Rumusan hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

1. Terdapat pengaruh antara Merek terhadap minat beli konsumen

2. Terdapat pengaruh antara Minat beli dari konsumen terhadap keputusan pembelian

3. Terdapat pengaruh antara Merek terhadap keputusan pembelian 4. Terdapat pengaruh antara merek terhadap minat beli dan keputusan

pembelian konsumen

MINAT BELI

MEREK

(14)

L. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian eksplanatory research yaitu jenis penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.13

M. Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek maupun subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti.14 Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa

FEBI IAIN Tulungagung.

Begitu banyaknya populasi dalam penelitian ini, untuk mempermudah pengumpulan data perlu dilakukan pengambilan sampel penelitian. Oleh karena itu, pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan didasarkan pada pertimbangan tertentu.15 Pertimbangan yang dimaksud yaitu sesuai kriteria

yang sudah di tentukan peneliti. Kriteria tersebut antara lain Mahasiswa FEBI IAIN Tulungagung angkatan 2017 dan responden yang menggunakan merek kosmetik wardah.

N. Sumber Data, Variabel dan Skala Pengukuran

Sumber data yang digunakan penulis yaitu ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dengn cara mencari data secara langsung dari sumbernya. Sumber data penelitian ini diambil dengan cara penyebaran kuesioner terkait dengan merek terhadap minat beli dan keputusan pembelian pada produk kosmetik wardah. Sedangkan Data sekunder yaitu data yang diperoleh baik berupa keterangan maupun literatur atau sumber yang sudah ada yang sifatnya untuk melengkapi dari data primer. Sumber data ini diperoleh dari buku, jurnal, dan juga dari penelitian terdahulu.

13

Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Alim’s Publishing, 2017), hal. 154

14

ibid.., hal. 154

15

(15)

Variabel adalah sesuatu hal yang telah ditetapkan oleh peneliti sehingga bisa mendapatkan informasi yang kemudian bisa ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini ada dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi yaitu minat beli dan keputusan pembelian. Sedangkan variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi yaitu merek.

Skala pengukuran yaitu penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel berdasarkan jenis data yang melekat dalam variabel berdasarkan jenis data yang melekat dalam variabel penelitian.16 Dalam penelitian ini menggunakan

skala pengukuran jenis skala ordinal karena menetapkan peringkat dari masing-masing kategori dengan peringkat 1 sampai dengan 4 dimana 1: sangat suka, 2 : suka, 3 : tidak suka, 4 : sangat tidak suka.

O. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data adalah cara atau metode yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang nantinya digunakan untuk melakukan penelitian. Teknik pengumpalan data yang dilakukan oleh penulis disini yaitu dilakukan dengan cara wawancara dan dengan penyebaran kuesioner atau angket. Sedangkan instrumen penelitian yaitu instrumen yanag digunakan untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian. Disini instrumen yang digunakan atau yang perlu dibuat ada 3 yaitu

1. Instrumen untuk mengukur merek 2. Instrumen untuk mengukur minat beli

3. Instrumen untuk mengukur keputusan pembelian konsumen P. Analisis Data

Analisis data merupakan langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti setelah menemukan data yang selanjutnya diolah dengan instrumen statistik yang nantinya untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian.17

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis datanya yaitu

1. Wawancara, dilakukan dengan seseorang atau narasumber yang berhubungan langsung dengan variabel atau keadaan dari penelitian ini

16

Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Alim’s Publishing, 2017), hal. 109

17

(16)
(17)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A.1997.Manajemen Ekuitas Merek.Jakarta: Mitra Utama Amilia, Suri dan M. Oloan Asmara Nst.“Pengaruh Citra Merek, Harga, dan

Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Langsa”.Jurnal Manajemen Dan Keuangan, Vol.6, No.1, Mei 2017 Hidayat, Cecep.1998.Manajemen Pemasaran.Jakarta: Badan Penerbit IPWI

Lukman, Marco Dirgahadi.“Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Produk Teh Botol Sosro Kemasan Kotak”.Jurnal Administrasi Bisnis (2014), Vol.10, No.1: hal. 64–81, (ISSN:0216–1249) 2014 Center for Business Studies. FISIP - Unpar

Muhammad, Saikoo Hari dan Bulan.Pengaruh Promosi, Harga dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Kerudung Rabbani

Semuel, Hatane dan Adi Suryanata Lianto.“Analisis eWOM, Brand Image, Brand Trust Dan Minat Beli Produk Smartphone Di Surabaya”.Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 8, No. 1, Oktober 2014: 47-54

Subagiyo, Rokhmat, M. Aqim Adlan.“Analisis Dampak Brand Loyalty, Brand Awareness, Perceived Quality Dan Brand Association Terhadap Customer Value Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN

Tulungagung”. An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah Volume 04, Nomor 02, April 2018

Subagiyo, Rokhmat.2017.Metode Penelitian Ekonomi Islam.Jakarta: Alim’s Publishing

Sugiyono.2013.Metode Penelitian Kombinasi.Bandung: Alfabeta

Sukirno, Sadono dkk.2004.Pengantar Bisnis.Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana.2000.Prinsip dan Dinamika Pemasaran.Yogyakarta: J&J Learning

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PPKn dan Pembentukan Karakter Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyah

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga

mmimwn. Dengan bantuan teknik critical path method dapat dikctahui aktivitas - aktivitas kritis, sehingga pemilihan stunber daya dapat dilakukan dengan

laporan keuangan baik secara individual maupun secara agregasi. b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, tetapi auditor

Menyatakan bahwa laporan Karya Tugas Akhir berjudul “Perancangan Buku Digital Cerita Bergambar ‘Trapsila’ Sebagai Media Pembelajaran Untuk Berpendapat Berdasarkan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran example non example dan media papan flanel dapat meningkatkan hasil belajar matematika

Pada awalnya, penyakit goiter (goitre; gutterialLatin), atau yang dikenal dengan goiter yang. merupakan pembesaran kelenjar tiroid, pada zaman