• Tidak ada hasil yang ditemukan

dyanti_utpyahoo.co.id ABSTRACT - PENGARUH INOKULASI RHIZOCTONIA BINUKLEAT (BNR) DAN VARIASI PENYIRAMAN TERHADAP KADAR NITROGEN, POSFOR TANAH DAN PERTUMBUHAN VANILI (Vanilla planifolia Andrews. )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "dyanti_utpyahoo.co.id ABSTRACT - PENGARUH INOKULASI RHIZOCTONIA BINUKLEAT (BNR) DAN VARIASI PENYIRAMAN TERHADAP KADAR NITROGEN, POSFOR TANAH DAN PERTUMBUHAN VANILI (Vanilla planifolia Andrews. )"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INOKULASI

RHIZOCTONIA

BINUKLEAT (BNR)

DAN VARIASI PENYIRAMAN TERHADAP KADAR

NITROGEN, POSFOR TANAH DAN PERTUMBUHAN VANILI

(Vanilla planifolia

Andrews. )

INFLUENCE OF RHIZOCTONIA BINUKLEAT INSTITUTION (BNR)

AND THE VARIATION OF SCRIPTING TO THE NITROGEN

CONTENT, LAND POST AND VANILI GROWTH

(Vanilla Planifolia

Andrews.)

Daryanti1)*, Haryuni1) dyanti_utp@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of inoculation of Rhizoctonia Binukleat (BNR) and watering variation. This study used a factorial completely randomized design consisting of 2 treatments inoculated with Rhizoctonia binucleic fungi. And not inoculated, the second factor of the watering interval is that every (1, 5, 10, 15) days, there are 8 treatment combinations, each treatment is repeated 3 times. The results showed that 1). Inoculation of R binucleic and watering time interval had no significant effect on soil N content but had significant effect on soil P level that was able to increase P level of soil, 2). Rinukleat inoculation R and watering time interval significantly affect plant height, leaf number and fresh weight of stover 3). Inoculation of R binucleic acid can increase plant height, leaf number and fresh weight, 4). The combination of inoculation of R binucleic and watering time interval did not give real interaction to soil N and P as well as to plant height, leaf number and weight of fresh stover.

Key words:Rhizoctonia Binukleat (BNR),Nitrogen, Phospor, Growth, Vanilli

PENDAHULUAN

Vanili (Vanilla planifolia

Andrews.) adalah tanaman tropis dan

subtropis termasuk ke dalam kelompok

Orchidaceae, yang dibudidayakanuntuk

diproduksi vanillinnya (benzaldehida

hydroxy3-metoksi) yang digunakan

untuk parfum, penyedap makanan,

minuman dan kosmetik dengan

diekstrak (Rao & Ravishanker, 2000;

Korthou & Verpoorte 2007; Zhao et

al., 2015).

__________________________________________________________________________

(2)

Vanili berasal dari Meksiko yang

dibudidayakan oleh suku Aztec (Sinha

et al., 2008 cit Sharp, 2009), negara

penghasil vanili yaitu Madagaskar,

Indonesia, Comoro, Uganda, India,

Tonga, Meksiko, dan Tahiti

(Ranadidive, 2005citSharp, 2009).

Vanili tumbuh subur di daerah

beriklim tropis dan lembab, epifit

dengan perakaran yang dangkal

sehingga membutuhkan medium tanah

gembur, subur dan drainase baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Haryuni

(2012) menyatakan bahwa inokulasi

jamur Rhizoctonia binukleat (BNR)

mampu meningkatkan ketahanan

tanaman terhadap kekeringan,

didukung oleh Haryuni et al., (2014)

inokulasi BNR meningkatkan

ketahanan tanaman terhadap pathogen

busuk batang vanili yang disebabkan

oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp.

vanilla. Hal tersebut karena pada

tanaman vanili BNR berperan sebagai

mikoriza.

Mikoriza merupakan jamur yang

bersimbiosis dengan tanaman inang,

jamur mikoriza mengubah bentuk,

struktur dan jumlah perakaran melalui

pembentukan hifa eksternal dan

internal di daerah perakaran (Brundrett

2000; Prihastuti, 2007). Hifa eksternal

berada disekitar perakaran tanaman,

berfungsi menjerap N dan P tanah yang

tidak tersedia oleh akar menjadi

tersedia bagi tanaman. Hifa eksternal

berfungsi sebagai bulu-bulu akar

(Setiadi, 2003).

Nitrogen (N) yang tersedia di

dalam tanah diserap tanaman berperan

dalam pembentukan organ vegetatif

(Sastrahidayat, 2011 cit. Prasasti et al.,

2013). Fosfor (P) merupakan bahan

(3)

citHaryuni et al., 2015). Diharapkan inokulasi BNR dan variasi penyiraman mampu meningkatkan ketersediaan N dan P tanah.

METODE PENELITIAN

1. Perbanyakan Rhizoctonia binukleat (BNR)

Biakan murni Rhizoctonia binukleat (BNR) ditumbuhkan di dalam medium jagung pecah giling yang steril selama kurang lebih 2 minggu.

2. Pengujian Infektivitas Rhizoctonia binukleat dan vanili

Polibag diisi tanah steril dengan perlakuan pada butir sebanyak 500 g/polibag, kemudian ditambahkan pupuk rock-phosphate dengan dosis 0,003 g/polibag. Selanjutnya bibit vanili yang berumur 12 bulan dipindahkan ke dalam polibag tersebut. Bibit vanili yang akan diuji dalam perlakuan ini dipindahkan ke polibag dengan 7 daun yang disertakan, setelah berumur 30 hari sejak dipindahkan, bibit vanili diinokulasi dengan isolate jamur Rhizoctonia binukleat (point1). Dan ditanam pada medium tanah yang telah disterilkan dengan teknik Hadisutrisno (1987).. Tanah yang digunakan merupakan tanah jenis Alfisol. Perlakuan ini menggunakan

rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu diinokulasi dengan jamur Rhizoctonia binukleat. dan tidak diinokulasi, factor kedua interval penyiraman yaitu setiap (1, 5, 10, 15) hari sekali, terdapat 8 kombinasi perlakuan, masing – masing

perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Setiap ulangan terdiri dari 10 sampel. ri, 5harisekali, 10harisekali,

15harisekali, dan20hari

sekali.Volumepenyiramanyang

diberikan pada tanah yaitu kondisi tanah mencapai kapasitas lapangan. Inokulasi

jamurdilakukanpadasaattanamanberum ur 30hari setelah tanam.

(4)

mengetahui respon tanaman terhadap perubahan kadar N dan P tanah maka dilakukan pengamatan terhadap beberapa parameter pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman diamati dengan menghitung jumlah daun, tinggi tanaman, diameter batang, beratsegar brangksan tanaman,beratkering brangkasan tanaman. Pengamatantersebutdimulai1

minggusetelah perlakuan inokulasidengan jamurRhizoctoniabinukleatdan dilakukan setiapmingguselama4bulan.

Pengukuran kadar nitrogen dilakukan dengan metode Kjedahl dengan cara tanah didestruksi kemudian didestilasi dan hasil destilasi dititrasi (Bremmer & Mulvaney cit. Kabirun 2001). Menimbang 0.5 gcontoh tanah ukuran 0.5 mm, masukkan kedalamlabu Kjeldahl. Ditambahkan1gcampuranseleniumdan5 mlH2SO4 pekat,kemudian didestruksi padasuhu 3000C. Setelah sempurna, didinginkan lalu diencerkan dengan 50 mlH2Omurni. Hasil destruksi diencerkan menjadi+100 mldan ditambahkan 20 mlNaOH40% lalu disuling. Sulinganditampung denganasamboratpenunjuksebanyak20

ml,sampaiwarna berubah

darijinggamenjadihijau dan volumenyakuranglebih 50 ml. Dilakukan titrasisampaititik akhir

denganlarutanH2SO40.01N. Dilarutkan dengan

20gH3BO3murnidalam±700mlH2O panas dan didinginkan,kemudian dipindahkanlarutankedalamlabuukurber

ditambahkan ±0.05N naOHhati-hatisampai

(5)

Pengukuran kadar posfor dengan metode Spektrofotomeri (Sulaeman cit.Kabirun 2001).

P total ditentukan dengan ekstraksi HCl 25 %, yaitu tanah diekstraksi dengan HCl 25 %, kemudian P dalam ekstrak ditentukan dengan spektrofotometer. Pembuatan larutan standar fosfat dengan memipet ke dalam tabung reaksi masing-masing 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 ml kemudian diencerkan sampai volume mencapai 10 ml. Ditambahkan 1 ml larutan ammonium molibdat (H24Mo7N6O24) dan ditambah dengan 0,4 ml larutan timah khlorida (SnCl2) 0,25%. Dilakukan pengukuran absorbansi dengan larutan standar. Penyiapan sampel untuk menentukan kadar phospat dengan memipet 2 ml sampel air ke dalam tabung reaksi ditambah

dengan 1 ml larutan ammonium molibdat (H24Mo7N6O24) ditambah 0,4 ml larutan timah klorida (SnCl2) 0,25%. Dilakukan pengukuran absorbansi sampel pada panjang gelombang 650 nm.

Selain itu diamati pula beberapa parameter pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar brangkasan dan berat kering brangkasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kadar N dan P Tanah

Pengaruh inokulasi

(6)

Tabel 1.Pengaruh dosis jamurR.binukleat dan selang waktu penyiramanterhadapkadar Nitrogen (N),Posfor(P) tanah

Perlakuan Parameter

Nitrogen (%) Posfor (%) Dosis Rhizoctonia binukleat

(R)

R0 0,20 a 12,72 a

R1 0,21 a 15,28 b

R2 0,23 a 12,75 a

Selang waktu penyiraman (A)

A1 0,20 a 12,90 a

A2 0,20 a 14,61 b

A3 0,20 a 12,01 a

A4 0,23 a 15,90 b

A5 0,22 a 12,50 a

Interaksi R dan A

R0A1 0,19 a 12,05 ab

R0A2 0,19 a 13,53 ab

R0A3 0,20 a 13,67 ab

R0A4 0,22 a 10,44 a

R0A5 0,20 a 13,94 ab

R1A1 0,20 a 13,53 ab

R1A2 0,23 a 17,57 cd

R1A3 0,19 a 11,52 b

R1A4 0,21 a 20,79 cd

R1A5 0,23 a 13,00 ab

R2A1 0,21 a 13,13 ab

R2A2 0,20 a 12,73 b

R3A3 0,23 a 10,84 a

R2A4 0,27 a 16,49 cd

R2A5 0,25 a 10,58 a

Keterangan:Angkayangdiikutidenganhurufsamapadakolomyangsamamenunjukkantid akberbeda nyatapadataraf5%UjiJarakBergandaDuncanMultiple

Nitrogen merupakan unsur hara

makro yang sangat diperlukan

tanaman. Nitrogen yang tersedia bagi

tanaman dapat mempengaruhi

pembentukan protein dan merupakan

penyusun klorofil (Nyakpa dkk., 1888).

Nitrogen dalam tanah berasal dari

berbagai sumber yaitu dari udara, hasil

perombakan bahan organik dalam

tanah maupun penambahan pupuk yang

mengandung nitrogen. Unsure N

diserap tanaman dari dalam tanah

dalam bentuk ion nitrat atau

ammonium (Susetya, 2015). Dari hasil

(7)

bukti kuat bahwa R binukleat berperan

sebagai mikoriza pada tanaman vanili.

Haryuni (2012) menyatakan bahwa

inokulasi jamur Rhizoctonia binukleat

(BNR) mampu meningkatkan

ketahanan tanaman terhadap

kekeringan, didukung oleh Haryuni et

al., (2014) inokulasi BNR

meningkatkan ketahanan tanaman

terhadap pathogen busuk batang vanili

yang disebabkan oleh jamur Fusarium

oxysporum f.sp. vanilla. Hal tersebut

karena pada tanaman vanili BNR

berperan sebagai mikoriza. Hasil yang

ditunjukkan dari penelitian ini (Tabel

1) bahwa perlakuan inokulasi R.

binukleat dan selang waktu

penyiraman, baik secara factor tunggal

maupun kombinasinya tidak

berpengaruh nyata terhadap kadar N

tanah. Hal ini kemungkinan disebabkan

kadar N tersedia dalam tanah terdapat

dalam jumlah yang memadai sehingga

perlakuan inokulasi dengan R binukleat

dan penyiraman tidak memberikan

pengaruh yang nyata terhadap kadar N

total tanah.

(8)

Gambar 2. Kadar N tanah pada interaksi R dan A. R0= tanpa BNR, R1= inokulasi BNR 5 g setelah tanam, R2=inokulasi BNR 10g setelah tanam; A1=penyiraman setiap hari, A2 =penyiraman setiap 5 hari, A3= penyiraman setiap 10 hari, A4= penyiraman setiap 15 hari,A5= penyiraman setiap 20 hari

(9)

Gambar 4. Kadar P tanah pada interaksi R dan A. R0= tanpa BNR, R1= inokulasi BNR 5 g setelah tanam, R2=inokulasi BNR 10g setelah tanam; A1=penyiraman setiap hari, A2 =penyiraman setiap 5 hari, A3= penyiraman setiap 10 hari, A4= penyiraman setiap 15 hari,A5= penyiraman setiap 20 hari

Dari hasil analisa kadar P tanah

memperlihatkan adanya pengaruh yang

nyata perlakuan inokulasi R.binukleat

dan selang waktu penyiraman, baik

secara faktor tunggal maupun

kombinasinya (Tabel 1). Hifa mikoriza mampu berperan sebagaisistem perakaran. Hifa eksternal berfungsi memperpanjang jangkauan penyerapan hara dan air(Tirta,2006). Hifa eksternal berada disekitar perakaran tanaman,

berfungsi menjerap P tanah yang tidak

tersedia oleh akar menjadi tersedia bagi

tanaman. Hifa eksternal berfungsi

sebagai bulu-bulu akar (Setiadi, 2003).

Salah satu fungsi mikoriza adalah meningkatkan efisiensi penyerapan air

(10)

makanan di dalam sel yang digunakan sebagai bahan dasar sel. P bahan penting bagi sel-sel protoplasma tanaman. Selain itu penyerapan unsure P dimanfaatkan tanaman dalam metabolism membentuk protein, lemak dan berbagai senyawa organic lainnya

(McClellan, 1978; Kabirun, 2004; Priyadharshini dan Seran, 2009). 2. Pertumbuhan Tanaman

Pengaruh inokulasi jamur R. binukleat dan selang waktu penyiraman serta interaksinya terhadap pertumbuhan vanili ditampilkan pada tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh inokulasi jamur R. binukleat dan selang waktu penyiraman serta interaksinya terhadap pertumbuhan vanili

Perlakuan Parameter

Tinggi

tanaman (cm) Jumlah daun

Berat segar brangkasan (g)

Inokulasi R. binukleat (R)

R0 33,10 c 8,87 b 3,25 c

R1 38,45 b 9,73 b 4,19 b

R2 44,67 a 11,60 a 5,65 a

Selang waktu penyiraman (A)

A1 49,53 a 12,44 a 6,22 a

A2 42,83 b 11,00 b 5,22 b

A3 36,25 c 9,44 c 4,24 c

A4 34,00 c 9,11 c 3,33 d

A5 31,08 c 8,33 c 2,78 d

Interaksi R dan A

R0A1 41,75 a 11,00 a 5,40 a

R0A2 37,75 a 9,33 a 4,53 a

R0A3 30,75 a 8,00 a 3,00 a

R0A4 28,50 a 8,00 a 2,00 a

R0A5 26,75 a 8,00 a 1,30 a

R1A1 51,00 a 12,00 a 5,63 a

R1A2 38,50 a 10,33 a 4,93 a

R1A3 37,25 a 9,33 a 4,50 a

R1A4 35,50 a 9,00 a 3,17 a

R1A5 30,00 a 8,00 a 2,70 a

R2A1 55,83 a 14,33 a 7,63 a

R2A2 52,25 a 13,33 a 6,20 a

R2A3 40,75 a 11,00 a 5,23 a

R2A4 38,00 a 10,33 a 4,83 a

R2A5 36,50 a 9,00 a 4,33 a

(11)

Perlakuan inokulasi jamur R. binukleat dan selang waktu penyiraman memberikan pengaruh nyata terhadap beberapa parameter pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan berat brangkasan segar. Pertumbuhan tanaman disebabkan oleh pembelahan dan perkembangan sel yang dipengaruhi oleh suplai unsure hara dari media tempat tumbuh. R binukleat yang berfungsi sebagai mikoriza mampu meningkatkan penyerapan unsure hara dan air, meningkatkan mineralisasi bahan organic, meningkatkan unsure hara yang tidak tersedia bagi tanaman menjadi tersedia, meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, hama dan penyakit dan dapat meningkatkan hormone pertumbuhan misalnya auksin, sitokinin, giberelin (Imas dkk., 1989). Penelitian Sastrahidayat (2011) menunjukkan bahwa pemberian mikoriza dapat meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun pada tanaman padi, sedangkan penelitian Tirta (2006) menunjukkan bahwa mikoriza berpengaruh nyata terhadap berat segar dan jumlah daun karena mikoriza mampu meningkatkan peran

akar dalam menyerap air dan unsur hara.

Peningkatan interval penyiraman air diikuti olehpeningkatanbobotsegar tanaman. Hifa yang berperan sebagaisistem perakaran dapat Halinikarena mikoriza pada perakaran

vanili membentuk hormon

(12)

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan :

1. Inokulasi R binukleat dan selang waktu penyiraman tidak berpengaruh nyata terhadap kadar N tanah tetapi berpengaruh nyata terhadap kadar P tanah yaitu mampu meningkatkan kadar P tanah. 2. Inokulasi R binukleat dan

selang waktu penyiraman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan berat brangkasan segar. 3. Inokulasi R binukleat mampu

meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun dan berat brangkasan segar.

4. Kombinasi inokulasi R binukleat dan selang waktu penyiraman tidak memberikan interaksi nyata terhadap kadar N dan P tanah maupun terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan berat brangkasan segar.

DAFTAR PUSTAKA

Brundrett, M.N. 2000. Section 1. Introduction of mycorrhizas. http://www.ffp.csiro.au/research/ mycorrhiza/intro.html. 8. Diakses tanggal 25 November 2008.

Daryanti, Haryuni, Dwi Susilo Utami, 2013. Vol. 14 Februari 2014.

Haryuni., Tyas Soemarah K.Dewi. T. Nuryati. 2015. Pengaruh Dosis Rhizoctoniabinukleat (BNR) dan pupuk posfor terhadap

pertumbuhan benih vanili. Prosiding Seminar Nasional The 2ndUniversity Research

Colloquium (URECOL). E-jurnal.unimus.ac.id. 29 Agustus 2015

Imas, T., Ratna Siri, H., Agustina, W.G., Ydi, S., 1989.

Mikrobiologi Tanah II. Pusat Anatar Universitas, IPB, Bogor. Korthou H, Verpoorte R. 2007.

Vanilla. In: Berger RG. Editor. Flavours and fragrances: chemistry, bioprocessing and sustainability. Berlin: Springer. p. 203217.

Prasasti, O.H. 2013. Uji Hayati Mikoriza Glomus fasciculatum terhadap patogen Sclerotium rolfsii pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L. var. Domba). 16p. digilib.its.ac.id. Diakses tanggal 3 Januari 2016. Rao SR. Ravishankar GA. 2000.

Vanilla flavor: Production by conventional and

(13)

Sastrahidayat, Ika R., 2011. Rekayasa Pupuk hayati Mikoriza Dalam meningkatkan Produksi

Pertanian. Universitas Brawijaya, Malang.

Setiadi, Y., 2003. Arbuscular mycorrhizal inokulum

production. Program dan Abstrak Seminar dan Pameran: Teknologi Produksi dan Pemanfaatan Inokulan Endo-Ektomikoriza untuk Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan. 16 Septemer 2003. Bandung. pp 10.

Sharp. M.D. 2009. Analysis of Vanilla Compounds in Vanilla Extracts and Model Vanilla Ice Cream Mixes Using Novel Technology. Tesis. The Ohio State University . 169 p.

Gambar

Gambar 2. Kadar N tanah pada interaksi R dan A. R0= tanpa BNR, R1= inokulasiBNR  5 g setelah tanam, R2=inokulasi BNR 10g setelah tanam;A1=penyiraman setiap hari, A2 =penyiraman setiap 5 hari, A3=penyiraman setiap 10 hari, A4= penyiraman setiap 15 hari,A5=penyiraman setiap 20 hari
Gambar 4. Kadar P tanah pada interaksi R dan A. R0= tanpa BNR, R1= inokulasiBNR  5 g setelah tanam, R2=inokulasi BNR 10g setelah tanam;A1=penyiraman setiap hari, A2 =penyiraman setiap 5 hari, A3=penyiraman setiap 10 hari, A4= penyiraman setiap 15 hari,A5=penyiraman setiap 20 hari
Tabel 2. Pengaruh inokulasi jamur R. binukleat dan selang waktu penyiraman sertainteraksinya terhadap pertumbuhan vanili

Referensi

Dokumen terkait

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal merupakan sistem pengolahan air limbah yang dilakukan secara terpusat yaitu terdapat bangunan yang digunakan untuk memproses

[r]

Berdasarkan latar belakang di atas maka Tujuan Program ini adalah menghasilkan Model Scientific Hybrid Learning menggunakan aplikasi Brilian (Buku model, modul

Applicable to all non textile accessories and components as well as for spun dyed fibres and articles containing pigments / Für alle nicht textilen Zubehöre und Bestandteile,

© www.arithmetic4kids.com Sign up at: www.kizmath.com.

[r]

Keenam paduan ARV yang digunakan memiliki dampak yang baik, karena memberikan kenaikan limfosit CD4 + >50 sel/mm3 kenaikan jumlah limfosit CD4 + pasien baru HIV/AIDS

RIZQI AGUNG NUGROHO, NIM D0413045, judul skripsi STRATEGI ANGOLA DAN KETERLIBATAN KEKUATAN EKSTERNAL DALAM RESOLUSI KONFLIK PERANG SIPIL PASCA KEGAGALAN