• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PRINSIP PRINSIP GOOD GOVERNANC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN PRINSIP PRINSIP GOOD GOVERNANC"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SOLUSI VOLUME. 5. No. II. Bulan Mei 2014 33 PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD

GOVERNANCE UPAYA ANTISIPASI REKENING GENDUT BAGI

PEGAWAI NEGERI SIPIL Oleh: Abdul Roni, SH, MH

ABSTRAK

Proses perubahan yang terjadi dewasa ini di Indonesia, tanpa disadari memiliki kesearahan dengan kecenderungan perkembangan paradigma pembangunan dan pemerintahan dalam sekala gelobal. Adanya kesenjangan social, ekonomi, politik yang cenderung berkembang semakin meluas, di antara kelompok masyarakat maupun antar wilayah daerah, yang menjadi penyebab munculnya kesadaran baru untuk melakukan koreksi terhadap pemerintah yang selama ini sentralistik bahkan otoriter, korup, dan kolusif, kearah pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan yang berorientasi kepada misi pemberdayaan peran serta masyarakat secara aktif dalam berbagai upaya peningkatan kesejahteraan social, ekonomi, serta demokratisasi politik yang dilandasi oleh penghormatan dan perlindungan atas hak-hak asasi manusia.

Prinsip-prinsip atau karakteristik Good Governance adalah adanya partisipasi masyarakat, tegaknya supremasi hukum (rule of Law), transparansi, daya tanggap, orientasi terhadap consensus, keadilan, efektifitas dan efisiensi, visi strategis, dan saling keterkaitan yang memberdayakan. Hal ini bila diterapkan dalam sistem hukum di Indonesia, maka dapat menjadi sarana atau upaya dalam mengantisipasi rekening gendut bagi pegawai negeri sipil yang merupakan tindakan korup, sebagaimana telah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2000 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme serta telah mencakup asas-asas umum kepemerintahan yang baik

A. Pendahuluan

Era reformasi yang dewasa ini sedang dijalani oleh bangsa dan Negara Republik

Indonesia pasca pemerintaahan orde baru, telah memberikan peluang bagi proses transpormasi atau perubahan stuktural di segala bidang. Transpormasi structural tersebut ditandai dengan proses demokratisasi yang semakin tumbuh dan berkembang, pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam berbagai bidang, penegakan supremasi hukum dan pemberrantasan korupsi, kolusi dan nepotisme di lingkungan pemerintahan, penghormatan hak-hak asasi manusia dan masih banyak lagi dinamika perubahan interaksi social, politik dan ekonomi antara pemerintah dan masyarakat.

Proses perubahan yang terjadi dewasa ini di Indonesia, tanpa disadari memiliki kesearahan dengan kecenderungan perkembangan paradigma pembangunan dan pemerintahan dalam sekala gelobal. Berbagai Negara di hampir seluruh pelosok dunia, maupun lembaga-lembaga internasional yang bergerak dalam pemberian bantuan dan asistensi pembangunan, secara sinergis dalam dasawarsa terakhir ini sedang bergiat melakukan dan mempromosikan perubahan paradigma pemerintahan dan pembangunan berdasarkan konsepsi kepemerintahan yang baik (Good Governance).

▸ Baca selengkapnya: salah satu prinsip evaluasi pemberdayaan komunitas adalah adanya akurasi informasi. tujuan penerapan prinsip tersebut adalah

(2)

SOLUSI VOLUME. 5. No. II. Bulan Mei 2014 34 Sebagaian masyarakat di satu sisi

memiliki akses dan kesempatan berperan aktif dalam berbagai kegiatan social, ekonomi, dan politik, di sisi lain sebagian masyarakat justru mengalami kerawanan pangan bahkan busung lapar, menjadi korban penyakit epidemic yang mematikan, mengalami kemiskinan karena tidak memiliki asat ekonomi dan tidak memiliki pekerjaan dan mata pencaharian dikarenakan latar belakang pendidikan dan keterampilan tidak memadai, bahkan dapat menjadi korban ekploitasi dan politisasi dari rezim pemerintahan yang sedang berkuasa, maupun kelompok masyarakat lainnya yang justru memperolah berbagai kemudahan dan fasilitas dari pemerintah.

Adanya kesenjangan social, ekonomi, politik yang cenderung berkembang semakin meluas, di antara kelompok masyarakat maupun antar wilayah daerah, yang menjadi penyebab munculnya kesadaran baru untuk melakukan koreksi terhadap pemerintah yang selama ini sentralistik bahkan otoriter, korup, dan kolusif, kearah pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan yang berorientasi kepada misi pemberdayaan peran serta masyarakat secara aktif dalam berbagai upaya peningkatan kesejahteraan social, ekonomi, serta demokratisasi politik yang dilandasi oleh penghormatan dan perlindungan atas hak-hak asasi manusia.

Proses perubahan yang relative mendasar untuk mewujudkan karakter pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, bersih bebas korupsi, berorientasi pada pasar dan peran serta aktif masyarakat dalam berbagai bidang. Jelasnyanya dewasa ini sedang terjadi perubahan dari pola kepemerintahan yang buruk (Bad Governance) kearah terwujudnya kepemerintahan yang baik (Good Governance).

Pemahaman makna dan hakekat serta pengertian mengenai konsepsi

kepemerintahan (Governance) dan kepemerintahan yang baik (Good Governance), perlu dilakukan guna mengetahui gambaran mengenai prinsip-prinsip dan karakteristik kepemerintahan maupun kepemerintahan yang baik, serta perlu juga di pahami bagaimana implikasi penerapannya dalam konteks penyelenggaraan administrasi public di Indonesia.

Pada dekade akhir dalam abad 20 dan awal abad 21, bangsa kita sebagaimana bangsa-bangsa lain yan ada di belahan dunia, menghadapi gelombang besar berupa meningkatnya tuntutan demokratisasi, desentralisasi dan gelobalisasi. Sekalipun keadaan serupa pernah terjadi pada beberapa kurun waktu dalam sejarah kemanusian dan peradapan manusia, namun dewasa ini tuntutan tersebut mengemuka dengan nuansa yang berbeda sesuai dengan kemajuan zaman.

Globalisasi yang menyentuh berbagai bidang kehidupan di seluruh wilayah pemerintahan Negara menuntut reformasi sistem perekonomian dan pemerintahan termasuk birokrasinya, sehingga memungkinkan interaksi perekonomian antar daerah dan antar bangsa berlangsung lebih efisien. Kunci keberhasilan pembangunan perekonomian adalah daya saing dan kunci daya saing adalah efisiensi proses pelayanan, serta mutu ketepatan dan kepastian kebijakan publik.

Upaya dalam menghadapi berbagai tantangan itu, salah satu prasyarat yang perlu dikembangkan adalah komitmen yang tinggi untuk menerapkan nilai luhur peradapan bangsa dan prinsip good governance dalam penuangan mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa bernegara, sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945.

(3)

SOLUSI VOLUME. 5. No. II. Bulan Mei 2014 35 membentuk adanya kemitraan antara

pemerintah dengan sector swasta dan masyarakat madani secara nyata yang terlibat dalam berbagai upaya kolaborasi dalam segala bidang, antara lain dalam penyusunan peraturan perundang-undangan, pengendalian program pembangunan dan pelayanan public, maupun dalam rangka pengelolaan bersama prasarana dan sarana public antara pemerintah, swasta dan masyarakat.

Proses demokratisasi politik dan pemerintahan dewasa ini tidak hanya menuntut profesionalisme dan kemampuan aparatur dalam pelayanan public, tetapi secara fundamental menuntut terwujudnya kepemerintahan yang baik, bersih dan bebas korupsi kolusi dan nepotisme (goog governance and clean government).

B. Permasalahan

Penerapan good governance dalam organisasi kepemerintahan tidak terlepas dari konsepsi good governance (kepemerintahan yang baik) itu sendiri dan bagaimana penerapan prinsip good governance pada sector publik. Yang menjadi pokok permasalahan terkait dengan topik tulisan ini adalah bagaimana penerapan prinsip-prinsip good governance (kepemerintahan yang baik) sebagai upaya antisipasi rekening gendut bagi pegawai negeri sipil sebagai abdi negara dan sekaligus sebagai abdi masyarakat, hal ini tentunya dalam konteks diberlakukannya peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaan pemerintahan yang bersih, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme yakni undang-undang nomor 28 tahun 2000 beserta peraturan pelaksanaannya.

C. Pembahasan

I. Penerapan Prinsip Good Governance Pada Sektor Publik

Rekening gendut adalah suatu istilah yang lahir di dunia praktik dalam proses penyelenggaraan pemerintahan akhir-akhir

ini yang masih aktual dibicarakan dibanyak media sehingga menarik minat dari berbagai kalangan untuk menaruh perhatian terhadap permasalahan ini. Penerimaan anggaran baik yang bersumber dari APBN atau APBD yang diperuntukan bagi penyelengaraan setiap aktifitas keperluan Negara dalam rangka proses pembangunan nasional, idealnya keuangan Negara itu harus disimpan dalam rekening khusus yakni dalam rekening badan/lembaga justru disimpan dalam rekening pribadi pejabat atau pemangku jabatan yang bersangkutan. Jika hal ini terjadi maka inilah yang disebut-sebut dengan istilah rekening gendut.

Tindakan pejabat yang semacam ini merupakan cerminan dari tindakan pejabat atau penyelenggara Negara yang korup, dan juga bertentangan dengan prinsip-prinsip good governance (kepemerintahan yang baik) yang telah menjadi komitmen atau kesepakatan nasional yang harus segera mungkin untuk diberantas karena akan mengerogoti keuangan atau perekonomian Negara. Antisipasi terhadap persoalan ini dalah .Selanjutnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat unsur atau prinsip utama yang dapat memberi gambaran administrasi publik yang berciri kepemerintahan yang baik yaitu sebagai berikut :

1. Akuntabilitas, mengandung makna bahwa adanya kewajiban bagi aparatur pemerintah untuk bertindak selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan kebijakan yang ditetapkannya.

2. Transparansi, hal ini dapat bermakna bahwa kepemerintahan yang baik akan bersifat transparan terhadap rakyatnya, baik ditingkat pusat maupun daerah. 3. Keterbukaan, dapat dimaknakan

(4)

SOLUSI VOLUME. 5. No. II. Bulan Mei 2014 36 transparan.

4. Aturan Hukum, diartikan sebagai kepemerintahan yang baik mempunyai karakteristik berupa jaminan kepastian hukum dan rasa keadilan bagi masyarakat terhadap setiap kebijakan publik yang ditempuh.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka prinsip good governance hendaknya dapat diterapkan diseluruh sektor, dengan memperhatikan agenda kebijakan pemerintah untuk beberapa tahun mendatang yang perlu disesuaikan dan diarahkan kepada:

1. Stabilitas moneter, khususnya kurs dollar AS (USD) hingga mencapai tingkat wajar, dan stabilitas harga kebutuhan pokok pada tingkat yang terjangkau.

2. Penanganan dampak krisis moneter khususnya pengembangan proyek padat karya untuk mengatasi pengangguran, percukupan kebutuhan pangan bagi yang kekurangan.

3. Rekapitalisasi perusahaan kecil, menengah yang sebenarnya sehat dan produktif.

4. Operasionalisasi langkah reformasi meliputi kebijaksanaan moneter, sistem perbankan, kebijakan fiskal, dan anggaran serta penyelesaian hutang swasta, dan restrukturisasi sektor riel. 5. Melanjutkan langkah menghadapi era

globalisasi khususnya untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing ekonomi

Dalam konteks dengan penerapan good governance pada sektor publik ini maka tidak dapat terlepas dari visi Indonesia masa depan sebagai fokus tujuan pembangunan kepemerintahan yang baik. Pemerintah yang baik dapat dikatakan sebagai pemerintah yang menghormati kedaulatan rakyat, memiliki tugas pokok yang mencakup :

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpa darah Indonesia. 2. Memajukan kesejahteraan umum. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa. 4. Melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Sedangkan dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia pasca gerakan reformasi nasional, prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik tercermin dalam ketetapan Undang-Undang nomor 28 Tahun 2000 Tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pasal 3 dan penjelasannya ditetapkan mengenai asas-asas umum pemerintahan yang mencakup:

1. Asas kepastian hukum, yaitu asas dalam Negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Negara.

2. Asas tertib penyelengaraan Negara, adalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian,dan keseimbangan dalam pengendalian penyelengaraan Negara.

3. Asas kepentingan umum, adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.

4. Asas keterbukaan, adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia Negara.

5. Asas proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelengara Negara.

(5)

SOLUSI VOLUME. 5. No. II. Bulan Mei 2014 37 mengutamakan keahlian yang

berdasarkan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. asas akuntabilitas, adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan latar belakang teori dan kebijakan yang diberlakukan dalam konteks penyelenggaraan Negara, secara mendasar prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik tersebut diatas adalah bersifat universal, dapat diberlakuakn dalam pencapaian tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hanya Negara-negara yang pemerintahannya yang korup, otoriter, atau dictator saja yang pasti tidak mau dan tidak akan sanggup menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Negara-negara seperti yang terakhir inilah yang dapat dikategorikan sebagai Negara-negara yang Bed Governance.

Sejalan dangan itu telah ditarbitkan instruksi presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dalam pasal 3 dinyatakan tentang asas-asas umum penyelenggaraan Negara, yaitu; asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas. Dalam rangka pelaksanaan instruksi Presiden itu, maka lembaga administrasi Negara sebagai pelaksana tugas dari yang diamanatkan oleh Presiden, selanjutnya menerbitkan surat keputusan kepala lembaga administrasi Negara nomor. 589/IX/6/Y/99, yang diperbaharui dengan surat keputusan nomor. 239/IX/6/8/2003 tentang pedoman penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah(LAKIP), yang manfaatnya antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum

pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar (good governance) yang berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijaksanaan yang transparan dan dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

2. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan resfonsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.

3. Menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja instansi pemerintah.

II. Rekening Gendut Pegawai Negeri Sipil Marak perbincangan sekitar persolan mengenai rekening gendut menarik untuk dibahas, terlebih lagi apabila persoalan ini dikaitkan dengan masalah adanya indikasi korupsi yang terkandung makna dalam pengertian rekening gendut itu sendiri, dengan mengaitkan persoalan ini dengan pencucian uang.

Kepala divisi humas mabes polri, inspektur jendral polisi Saud Usman Nasution. Menyatakan proses penyelidikan dimulai jika laporan hasil analisis (LHA) dari PPATK dikirimkan ke Kapolri, kemudian, dari Kapolri di serahkan ke penyidik. setelah itu, polisi dapat memanggil yang pemilik rekening yang di curigai untuk menjelaskan asal usul uang tersebut. “Betul enggak asal usul uang itu? Dan sumbernya dari mana” ujar dia. Dari situ akan terlihat, kalau itu sumbernya benar tinggal kami laporkan ke PPATK. Bagi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kami akan proses,”jelasnya.

(6)

SOLUSI VOLUME. 5. No. II. Bulan Mei 2014 38 disebut-sebut didalam praktek dengan istilah

rekening gendut pegawai negeri sipil yang tergolong dalam tindak pidana korupsi, merupakan pelanggar hukum dan bertententangan dengan prinsip-prinsip good governance Artinya pegawai negeri yang bersangkutan tidak melaksanakan asas-asas umum kepemerintahan yang baik yakni; asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan Negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proposionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas.

III. Penerapan Good Governance Upaya Antisipasi Rekening Gendut Pegawai Negeri Sipil

Konsepsi Kepemerintahan yang baik atau good governance mengandung arti hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara Negara, sektor swasta dan masyarakat (society). Dalam hal ini adalah kepemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip propesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektifitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.

Upaya antisipasi rekening gendut pegawai negeri sipil dapat dilakukan dengan menerapkan konsepsi kepemerintahan yang baik atau good governance sebagaimana tersebut diatas, yang mana dengan penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance) itu tidak akan terlaksana dengan sendirinya, melainkan harus ada control yang secara terus menerus dari lembaga-lembaga Negara maupun swasta (LSM) sesuai dengan peran dan pungsinya masing-masing.

D. Kesimpulan

Prinsip-prinsip atau karakteristik Good Governance adalah adanya partisipasi masyarakat, tegaknya supremasi hukum (rule of Law), transparansi, daya tanggap, orientasi terhadap consensus, keadilan,

efektifitas dan efisiensi, visi strategis, dan saling keterkaitan yang memberdayakan. Hal ini bila diterapkan dalam sistem hukum di Indonesia, maka dapat menjadi sarana atau upaya dalam mengantisipasi rekening gendut bagi pegawai negeri sipil yang merupakan tindakan korup, sebagaimana telah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2000 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme serta telah mencakup asas-asas umum kepemerintahan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Idup Suhady, Dasar-Dasar Kepemerintahan yang baik, Lembaga Administrasi Negara-Republik Indonesia, 2001, Jakarta

Sedarmayanti, Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik)Bagian kedua Membangun Sistem Menajemen Kinerja Guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik), Mandar Maju, 2004, Bandung.

Berita Bagi, 12 Nopember 2011

Referensi

Dokumen terkait

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 154 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

Hasil penelitian dengan menerapkan metode KWL pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan motivasi siswa dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman

Pagu per Proposal: $ 250 ribu – 1 juta Total Alokasi Hibah: $ 45 juta Potensial Wilayah: 24 kabupaten 10 provinsi Pengusung Proposal: LSM, koperasi, UKM,

Pada penelitian utama dengan menggunakan aerator tipe pedal lengkung 45 0 , jumlah lubang pada pedal adalah 20, kemiringan pedal 0 0 dan kecepatan putar 117 rpm, 138 rpm dan 157

Dijelaskan pada koding di bawah ini dimana kondisi sidik jari yang ditempelkan pada sensor fingerprint dengan database adalah match, maka program akan memberi

Adapun alasan utama dipilihnya masalah dan ditetapkannya latar penelitian ini, yakni: (1) Keberadaan Madrasah tersebut yang berada di bawah Departemen Agama dan

Pada tampilan ini menggambarkan tentang contoh animasi pergeseran tanah normal, berisi gambar tanah yang bergeser disertai petunjuk geseran,di bagian pojok kiri atas

Agar dapat menjangkau seluruh sasaran tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat berupaya memperluas sekaligus meningkatkan mutu pendidikan