• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geopolitik dan Geostrategi Amerika Serik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Geopolitik dan Geostrategi Amerika Serik"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI AMERIKA SERIKAT TERHADAP MESIR DALAM

PERISTIWA ARAB SPRING (TERUTAMA DALAM PERISTIWA KUDETA MILITER ATAS

PEMERINTAHAN MOHAMMAD MORSI TAHUN 2013)

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Geostrategi

Dosen pengampu: Prasojo, M.Si

Oleh:

Nadia Sarah Azani

0801511002

HI A 2011

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AL-AZHAR INDONESIA

(2)

1

GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI AMERIKA SERIKAT TERHADAP MESIR DALAM PERISTIWA ARAB SPRING (TERUTAMA DALAM PERISTIWA KUDETA MILITER ATAS

PEMERINTAHAN MOHAMMAD MORSI TAHUN 2013)

Lengsernya Presiden Mohammad Morsi sebagai presiden terpilih dalam pemilu demokratis di Mesir pada 24 Juni 20121 oleh kudeta militer membawa kepada persoalan panjang. Kudeta pada Juli 2013 itu dipimpin oleh Jenderal Abdul Fatah al-Sisi, Panglima Angkatan Bersenjata Mesir, yang pada Mei 2014 lalu telah dinyatakan sebagai presiden terpilih2 di Mesir saat ini. Situasi Mesir yang memanas sejak upaya rakyat dan militer menumbangkan rezim Hosni Mubarok pada 2011 lalu masih tetap memanjang.

Morsi, sebagai presiden Mesir yang berlatar belakang Ikhwanul Muslimin memang mutlak sebagai pemenang pemilu pada 2012 lalu. Ia merupakan presiden sipil pertama di Mesir. Namun, kudeta militer yang terjadi pada 2013 disebabkan oleh beberapa kebijakan Morsi yang dikecam sebagian kalangan, dan memuncak pada demonstrasi anti-Morsi besar-besaran pada 30 Juni 2013. Beberapa alasan tersebut di antaranya, sikap akomodatif Mursi dalam pemerintahannya hanya bersifat sementara. Pada Agustus 2012, Morsi melakukan tindakan pembersihan dalam tubuh pemerintahan dan membuatnya didominasi oleh Ikhwanul Muslimin.3 Morsi juga mengeluarkan Dekrit Presiden 22 November 2012 yang dikritik berbagai kalangan, di antaranya kelompok sekuler dan minoritas Mesir. Dekrit tersebut menyatakan keabsahan parlemen dan segala produk parlemen yang didominasi Ikhwanul Muslimin tidak dapat diganggu gugat.4 Selain itu, kondisi ekonomi tidak kunjung membaik.5 Keadaan ini membuat bentrok antara pro-Morsi dan anti-Morsi tidak terhindarkan.

Akan tetapi, krisis yang terjadi di Mesir pasca pemilu demokratis hingga kudeta militer 2013 tidak lepas dari pihak asing sebagai pemain di belakang layar. Bahkan, sebenarnya asing (di sini Amerika Serikat) juga telah ikut campur dengan peta perpolitikan Mesir sejak lama. Jauh sebelum peristiwa Arab Spring terjadi di Mesir. Hal ini diaminkan oleh Tariq Ramadan, dalam bukunya Islam and The Arab Awakening, yang menyatakan bahwa Barat memiliki peran dalam Arab Spring.6 Untuk mengkaji keberadaan Amerika Serikat hampir di setiap peristiwa di Timur Tengah, terutama pada fenomena Arab Spring yang melanda kawasan Timur Tengah dan Afrika dengan turut mendukung negara-negara yang bergejolak untuk bertransformasi menjadi negara yang demokratis. Hanya saja yang terjadi di Mesir merupakan sebuah pengecualian. dikutip dari http://politik.kompasiana.com/2013/08/26/inikah-yang-menyebabkan-mursi-dilengserkan-584141.html diakses 13 Juli 2014

4Ibid. 5Ibid.

6 Tariq Ramadan, Islam and The Arab Awakening, dalam ringkasan di blog-nya pada 27 September 2011,

(3)

2 “pa yang terjadi justru sebagai sebuah penodaan atas demokrasi. Pemilu yang dimenangi oleh Morsi ialah pemilu yang demokratis, di mana ia unggul sekitar 52%. Dan “merika Serikat di sini seolah melakukan pembiaran atas penodaan demokrasi yang sangat digaung-gaungkan olehnya itu. Sehingga, dalam tulisan ini akan dibahas mengenai tindakan-tindakan Amerika Serikat terhadap Mesir terutama dalam peristiwa kudeta militer 2013 dengan melihat peta geopolitik dan geostrategi Amerika Serikat.

Dalam melakukan serangkaian kebijakan politik luar negeri yang didukung oleh aspek geografis, awal mula yang harus dilakukan adalah imajinasi geopolitik. Dalam imajinasi geopolitik, sebuah negara melihat subjektivitas eksternal di luar negaranya yaitu ruang transparan yang hendak dan dapat ia kuasai. Amerika Serikat mengimajinasikan geopolitiknya hari ini yaitu di daerah Jalur Sutera7, di mana banyak terletak di benua Asia-Afrika dan melintasi negara-negara Timur Tengah, salah satunya adalah Mesir. Negeri Piramida ini dianggap sebagai pintu masuk Amerika Serikat untuk dapat menembus Timur Tengah, seperti yang dituturkan oleh George Rich, seorang economic hitman, "Pergilah ke Mesir dan gunakan negeri itu sebagai daerah transit untuk menaklukkan Timur Tengah dan sebagai daerah transit untuk Afrika."8 Ditopang dengan teori Heartland-nya Halford Mackinder (1861 – 1947) ”arangsiapa menguasai Heartland maka akan menguasai World Island .9 Heartland di sini adalah Jalur Sutera sementara

World Island adalah Timur Tengah. Dan Mesir adalah gerbang yang strategis untuk mencapai keduanya.

Dalam menjalankan manuver geopolitiknya, Amerika Serikat telah mengetahui arah proyeksi yang telah dibuat dalam geopolitik, yaitu bahwa Mesir sebagai salah satu yang dapat menopang kepentingannya di Timur Tengah. Dengan besarnya manfaat yang akan diraih dari Mesir, maka Amerika Serikat cenderung berhati-hati, tidak serta merta menggunakan hardpower

seperti yang dilakukan Amerika Serikat di Irak pada awal tahun 2000-an, namun dengan cara yang lebih halus. Selain membawa kepentingan dalam geoekonomi, yaitu hendak menguasai kekayaan Jalur Sutera dan Timur Tengah, Amerika Serikat juga merasa berkepentingan untuk berperan sebagai tangan kanan Israel. Mengapa Israel? Sudah menjadi rahasia umum bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan Israel berlangsung cukup mesra. Terdapat hubungan mutualisme di antara keduanya. Israel berjasa dalam ekonomi Amerika Serikat dan Amerika Serikat berjasa dalam eksistensi Israel hari ini. Keberadaan Israel di kawasan Timur Tengah sangat membantu Amerika Serikat dalam mencapai kepentingannya. Eksistensi Israel sendiri sangat disokong tak lain oleh pihak Barat. Hal ini didasari oleh pernyataan dari PM Inggris Henry Bannerman pada 1906:

7 Tinjauan secara geografis menunjukkan Mesir dan Suriah menjadi titik mula Jalur Sutra. Jalur Sutra ialah lintasan rute yang membentang antara perbatasan Rusia/China, Asia Tengah-Timur Tengah, Afrika Utara, hingga berujung di Maroko. Jalur Sutra telah diklaim meluas melewati Selat Malaka, Lautan India, Teluk Aden dan masuk ke Laut Mediterania via Laut Merah - Terusan Suez dan seterusnya. Jalur ini membelah antara Dunia Barat dan Timur. Sepanjang Jalur Sutra merupakan kawasan sentral pergerakan ekonomi barang dan jasa serta menjadi legenda jalur militer dunia. (Ribut Lupiyanto,

Menggeser Paradigma ke Laut, Koran Jakarta, 31 Agustus 2013)

8 Ribut Lupiyanto, Menggeser Paradigma ke Laut, Koran Jakarta, 31 Agustus 2013

9 “rief Prananto, Mengkaji Gejolak Mesir dari Perspektif Geopolitik Jalur Sutera (Bag- , Juli , dikutip dari

(4)

3

“da sebuah bangsa ”angsa “rab/Umat Islam yang mengendalikan kawasan kaya

akan sumber daya alam. Mereka mendominasi pada persilangan jalur perdagangan dunia. Tanah mereka adalah tempat lahirnya peradaban dan agama-agama. Bangsa ini memiliki keyakinan, suatu bahasa, sejarah dan aspirasi sama. Tidak ada batas alam yang memisahkan mereka satu sama lainnya. Jika suatu saat bangsa ini menyatukan diri dalam suatu negara; maka nasib dunia akan di tangan mereka dan mereka bisa memisahkan Eropa dari bagian dunia lainnya (Asia dan Afrika). Dengan mempertimbangkan hal ini secara seksama, sebuah organ asing harus ditanamkan ke jantung bangsa tersebut, guna mencegah terkembangnya sayap mereka. Sehingga

dapat menjerumuskan mereka dalam pertikaian tak kunjung henti. Organ itu juga

dapat difungsikan oleh Barat untuk mendapatkan objek-objek yang diinginkan 10

Organ tersebut adalah Israel yang sengaja disisipkan di kawasan Timur Tengah dengan strategi agar kawasan tersebut tidak bersatu dan dapat mengancam Barat serta para sekutunya. Selain itu, faktor proximity yang berdekatan antara Israel dan Mesir membuat Amerika Serikat lebih mudah menjaga keseimbangan Israel agar tetap eksis di Timur Tengah. Karena itu, Amerika Serikat sangat membutuhkan strategi-strategi demi mengedepankan kepentingannya.

Untuk menghitung atau mengkalkulasikan strategi-strategi dari setiap proyeksi geopolitik/kepentingan Amerika Serikat di Mesir, Amerika Serikat tentu tidak dapat melepaskan serangkaian strategi dari geopolitik yang telah diproyeksikan. Strategi pertama yang dilakukan Amerika Serikat tentu adalah membina hubungan diplomatik yang cukup baik dengan Mesir. Telah diketahui, Mesir sudah sejak lama dipimpin oleh rezim militer. Di sini, dapat dilihat bahwa keberadaan militer sangat penting bagi dinamika perpolitikan Mesir. Meski dalam kehidupan sosial dan politik di Mesir, terdapat pula beberapa entitas kelompok yang juga memiliki pengaruh dan mendapat tempat di hati masyarakat. Salah satunya adalah Ikhwanul Muslimin, yang anggotanya berasal dari bermacam profesi namun identik dengan satu: Islamis. Meski Ikhwanul Muslimin ini juga dipandang sebagai moderat, oleh karena banyak terdapat kaum intelektual dalam tubuhnya. Sudah sejak lama Ikhwanul Muslimin berseberangan dengan rezim militer di Mesir dan perbedaan itu seringkali menimbulkan clash

di antara keduanya. Strategi Amerika Serikat yang lain adalah berupa kepercayaan dari rezim militer Mesir sehingga dapat bekerja sama dengan Amerika Serikat. Jalinan kerjasama dengan rezim militer akan membuahkan hasil yang baik bagi Amerika Serikat, selain karena posisi militer yang sangat penting, militer juga sebagai penahan bagi Ikhwanul Muslimin karena seperti yang dipahami oleh Amerika Serikat, keberadaan Ikhwanul Muslimin yang memiliki pengaruh cukup besar di kalangan masyarakat Mesir akan mengganggu kepentingan Amerika Serikat terkait Israel dan Timur Tengah. Apalagi, Ikhwanul Muslimin telah berdiaspora ke berbagai negara di Timur Tengah.

Berangkat dari geopolitik dan kalkulasi geostrategi di atas, dapat dilihat bahwa grand strategy Amerika Serikat ialah penguasaan Jalur Sutera dan Timur Tengah di mana Mesir menjadi pintu gerbangnya; menjaga keseimbangan dan eksistensi Israel di kawasan Timur

(5)

4 Tengah; serta menjalin hubungan dengan rezim militer Mesir untuk dapat menghindari gangguan dari Ikhwanul Muslimin atau kelompok Islamis lainnya yang dapat mengancam kepentingan Amerika Serikat. Dari grand strategy ini kemudian berangkat politik luar negeri, yaitu sikap Amerika Serikat berdasarkan geopolitik dan geostrategis yang telah dibahas sebagai citra dan kehendak Amerika Serikat dalam hubungannya dengan Mesir. Pendeknya, grand strategy merupakan landasan bagi politik luar negeri Amerika Serikat terhadap Mesir.

Meski tampil sebagai negara dengan rezim militer yang cenderung otoriter, namun Mesir mampu memposisikan dirinya sebagai yang memiliki pengaruh di kawasan Timur Tengah maupun Afrika. Mesir merupakan negara yang memiliki perjanjian damai dengan Israel di Timur Tengah, pada 197911, pasca kalah telak dalam Perang Enam Hari pada 1967 (setelah itu Mesir yang memusuhi Israel berubah 180 derajat) dan di era Hosni Mubarok, kerjasama antara Israel dan Mesir dalam politik dan keamanan berlangsung hangat.12 Israel sangat bergantung kepada Mesir dalam hal pemasokan energi gas lebih dari 80%.13 Di samping itu, hubungan Mesir dan Amerika Serikat juga sangat dekat. Amerika Serikat, telah sejak lama memberi bantuan dan mendanai militer Mesir sebanyak $1,5 milyar pertahun.14 Mesir secara geopolitik dan geostrategis selama ini menjadi semacam satelit bagi Amerika Serikat dan Barat dalam menjaga amanah perdamaian Timur Tengah menurut agenda PBB.15 Akibatnya, politik luar negeri Amerika Serikat terhadap Mesir cenderung mesra (di era rezim militer Hosni Mubarok, hubungan yang sangat dekat dengan Barat itu menguntungkan Amerika Serikat untuk dapat penetrasi ke dalam Mesir). Mesir pun dijadikan sebagai balancer bagi Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Atas dasar ini, Amerika Serikat seolah melakukan pembiaran atas rezim militer Mesir. Sangat kontras dengan gaung demokrasi yang gencar dipromosikan oleh Amerika Serikat ke seluruh penjuru dunia. Mengutip ungkapan Tariq Ramadan, Teman terbaik pemerintah ”arat adalah mereka yang paling baik melayani kepentingan ”arat, mereka bisa saja diktator, atau Islamis. 16

Peristiwa lengsernya Morsi dari jabatan sebagai Presiden Mesir pada 2013 lalu oleh kudeta militer membawa segudang pertanyaan. Amerika Serikat, bahkan lambat untuk menyatakan sikap apakah peristiwa tersebut dianggap sebagai kudeta atau tidak.17 Motif dilengserkannya Morsi selain karena terdapat kecaman dari masyarakat karena sikapnya yang dianggap terlalu mementingkan Ikhwanul Muslimin, juga karena kebijakan luar negeri Morsi yang bertolak belakang dengan rezim sebelumnya, yaitu kerjasama dan membina hubungan baik dengan Israel. Morsi sempat membuka gerbang Rafah yang membuat warga Palestina

11 IRI” World Service, Mencermati Hubungan Mesir dan Israel , Februari , dikutip dari

http://indonesian.irib.ir/fokus/-/asset_publisher/v5Xe/content/mencermati-hubungan-mesir-dan-israel diakses 14 Juli 2014 12Ibid.

13 Ribut Lupiyanto, Peta Geopolitik Krisis Mesir , September , dikutip dari

(6)

5 dapat memenuhi kebutuhannya.18 Morsi pun mengambil langkah untuk tidak mengekor kepada Amerika Serikat, seperti yang dilakukan Hosni Mubarok. Ia juga hendak menormalisasi hubungan Mesir dengan Iran, yang atas prakarsa Amerika Serikat untuk mengisolasi Iran karena program nuklir Iran.19 Akibatnya, kepemimpinan Morsi dianggap mengancam Amerika Serikat maupun Israel. Sehingga kudeta militer atas Morsi direstui oleh keduanya. Di samping Amerika Serikat memiliki ikatan yang cukup berpengaruh dengan militer Mesir, di mana pentolan-pentolan militer Mesir merupakan didikan Amerika Serikat, salah satunya adalah Abdul Fatah al-Sisi, sikap Amerika Serikat yang tidak buru-buru mengecam tindakan militer dan menyebutnya sebagai kudeta adalah strategi agar tidak kehilangan Mesir.20 Hal ini sebagai kebijakan agar Amerika Serikat tidak menghentikan bantuan kepada militer Mesir. Hukum di Amerika Serikat melarang pemerintah memberi bantuan ke negara yang pemimpinnya, yang dipilih melalui pemilu, dijungkalkan oleh kudeta militer.21 Amerika Serikat bahkan membantu pemasokan jet tempur F-16 ke Mesir.22

Dari beberapa tindakan Morsi di atas sudah tentu mengancam kepentingan Israel dan terutama, Amerika Serikat. Eksistensi Morsi akan mempersulit Amerika Serikat untuk dapat mengontrol Mesir. Sehingga akan sulit bagi “merika Serikat mencapai tujuannya di Timur Tengah lewat Mesir, yaitu menguasai kawasan tersebut beserta Jalur Sutera. Karenanya, kudeta militer yang terjadi 2013 lalu itu pun diprakarsai oleh Amerika Serikat. Kebijakan Amerika Serikat ini serta merta disebabkan militer Mesir yang merupakan kuda tunggangan bagi Amerika Serikat untuk menguasai kawasan dan menjaga eksistensi Israel (perlu digarisbawahi jika Israel sangat bergantung kepada gas Mesir, sehingga jika Morsi tetap memimpin, bukan tidak mungkin parlemennya yang didominasi Ikhwanul Muslimin dan Anti-Israel akan mempersulit Israel). Mudah bagi Amerika Serikat memprakarsai kudeta, karena, seperti yang dituturkan oleh Prof. Michel Chossudovsky, peneliti Global Research, The Egyptian military is controlled by the Pentagon. 23, dengan begitu militer Mesir pada hakikatnya di bawah kendali Amerika Serikat dan begitu pula dengan situasi dan dinamika politik di Mesir. Dan mengutip perkataan Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute, bahwa militer Mesir-lah yang sejatinya memegang kendali permainan politik model apapun di Negeri Piramida. Lalu jika dianalogikan pada panggung atau sebuah pagelaran, bahwa siapapun Presiden Mesir maka ia hanya sekedar

wayang , sedang dalang -nya adalah militer, sementara pemilik hajatan -nya justru Washington.24

Sehingga kini, Amerika Serikat tetap mengupayakan hubungan yang menguntungkan dengan pemerintahan Mesir di bawah Abdul Fatah al-Sisi. Dalam diplomasinya, Amerika Serikat akan senantiasa menjaga intensitas yang baik dengan tujuan agar militer Mesir tetap berkuasa. Mesir, sampai kapanpun akan tetap menjadi gerbang bagi Amerika Serikat untuk

18 Mathias Sailer, Kebijakan Luar Negeri ”aru Presiden Mursi , September , dikutip dari

http://www.dw.de/kebijakan-luar-negeri-baru-presiden-mursi/a-16257699 diakses 14 Juli 2014 19Ibid.

20 Mengapa “S Tak Segera Kecam Kudeta di Mesir? , Op.Cit 21Ibid.

22Ibid.

23 Prof Michel Chossudovsky, Was Washington ”ehind Egypt’s Coup d’Etat? , Juli , dikutip dari

(7)

6 menguasai Timur Tengah dan Jalur Sutera. Melihat hal ini dari kacamata teori geopolitik neo-Marxist, Amerika Serikat sedang menancapkan imperialisme gaya baru di mana kapitalisme Amerika Serikat akan dikokohkan di kawasan ini demi menguasai geoekonomi Timur Tengah dan Jalur Sutera. Dan geopolitik Amerika Serikat akan selalu sejalan dengan kepentingannya melanggengkan kapitalisme sebagai sistem, di mana ia adalah aktor dominannya.

Referensi:

“rbie Marwan, Pengamat Geopolitik “nalisa Soal Kisruh Mesir , Jul , dikutip dari http://m.aktual.co/politik/023422pengamat-geopolitik-analisa-soal-kisruh-mesir diakses 14 Juli 2014

Arief Prananto, Mengkaji Gejolak Mesir dari Perspektif Geopolitik Jalur Sutera ”ag- , Juli 2013, dikutip dari http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=12557&type=4#.U8JEf5R_vh7 diakses 14 Juli 2014

””C, “bdul Fattah “l-Sisi Menang di Pemilihan Presiden Mesir , Juni , dikutip dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/06/140603_mesir_presiden_pemilihan.shtml diakses 13 Juli 2014

””C, Mohammed Mursi Dari Ikhwanul Muslimin Menang Dalam Pilpres Mesir , Juni dikutip dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/06/120624_mesir_pilpres.shtml diakses 13 Juli 2014

Dina Y. Sulaiman, Konflik Mesir dan Pemetaannya, dalam El Shodiq, Inikah Yang Menyebabkan Mursi Dilengserkan? dikutip dari http://politik.kompasiana.com/2013/08/26/inikah-yang-menyebabkan-mursi-dilengserkan-584141.html diakses 13 Juli 2014

IRI” World Service, Mencermati Hubungan Mesir dan Israel , Februari , dikutip dari http://indonesian.irib.ir/fokus/-/asset_publisher/v5Xe/content/mencermati-hubungan-mesir-dan-israel diakses 14 Juli 2014

M. “rief Pranoto, Mengkaji Gejolak Mesir dari Perspektif Geopolitik Jalur Sutera ”ag

-/Habis , Juli 2013, dikutip dari

(8)

7 Mathias Sailer, Kebijakan Luar Negeri ”aru Presiden Mursi , September , dikutip dari http://www.dw.de/kebijakan-luar-negeri-baru-presiden-mursi/a-16257699 diakses 14 Juli 2014

NN, Mengapa “S Tak Segera Kecam Kudeta di Mesir? , Juli 3, dikutip dari

http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=12590&type=1#.U8NsRZR_vh5 diakses 14 Juli 2014

Prof Michel Chossudovsky, Was Washington ”ehind Egypt’s Coup d’Etat? , Juli , dikutip dari http://www.globalresearch.ca/was-washington-behind-egypts-coup-detat/5341671 diakses 14 Juli 2014

Ribut Lupiyanto, Peta Geopolitik Krisis Mesir , September , dikutip dari http://theglobejournal.com/opini/peta-geopolitik-krisis-mesir/index.php diakses 14 Juli 2014

Ribut Lupiyanto, Menggeser Paradigma ke Laut, Koran Jakarta, 31 Agustus 2013

Referensi

Dokumen terkait

Bagi menilai keberkesanan keseluruhan program dakwah yang telah dijalankan oleh SPI JPS terhadap guru Pendidikan Islam, dapatan kajian menunjukkan daripada seramai 242

Skripsi Saudara : SUKARDI dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408030 yang berjudul: PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP SIKAP

Karakteristik jenis endapan yang terbentuk di lingkungan pengendapan di daerah muara Sungai Bogowonto dan sekitarnya merupakan hasil dari proses geomorfologi fluvial, angin

Tujuan dari proyek akhir ini adalah memanfaatkan Dialogic D/4PCIU yang merupakan teknologi Computer Telephony Integration (CTI) sebagai interface dengan personal komputer,

STUDI EKSPLORASI KETERSERAPAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA INDUSTRI OTOMOTIF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Teori ini berpandangan bahwa orang-orang yang memiliki emosi atau suasana hati tertentu memiliki suatu bungkai kerja yang digeneralisasikan yang disebut skema

Didapati dua item yang mendapat skor yang tinggi iaitu PA prihatin terhadap kelakuan pelajar (4.30 tinggi) dan sering memberi nasihat bagi penerapan nilai-nilai murni (4.30

Hal inilah yang memicu sejumlah keritikan karena praktek mur ā ba ḥ ah tak ubahnya bunga dalam perbankan konvensional yang keuntungannya bersifat pasti, yang berbeda