• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SRAGEN Pengampu: prof. Dr. Sutama, M.Pd Di Susun oleh: Watik Purnomo Sari 410080

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONTRIBUSI METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SRAGEN Pengampu: prof. Dr. Sutama, M.Pd Di Susun oleh: Watik Purnomo Sari 410080"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SRAGEN

Pengampu: prof. Dr. Sutama, M.Pd

Di Susun oleh: Watik Purnomo Sari

410080083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah B. Identifikasi masalah C. Pembatasan masalah D. Perumusan masalah E. Tujuan penelitian F. Manfaat penelitian BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian teori B. Kajian pustaka C. Kerangka berfikir D. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain eksperimen

B. Tempat dan waktu penelitian C. Populasi, sampel, sampling

D. Metode pengumpulan data E. Definisi operasional variable F. Instrumen penelitian

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting yang diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta mempunyai kemampuan bekerja sama. Matematika merupakan salah satu diantara pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah dengan frekuensi jam pelajaran yang lebih banyak dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Tetapi banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sulit sehingga minat untuk mempelajari kembali matematika di luar sekolah kurang. Hal ini menyebabakan hasil belajar matematika masih tergolong rendah.

Dalam kenyataannya, banyak siswa di setiap jenjang pendidikan menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit sehingga matematika menjadi momok bagi para siswa dan pelajaran yang paling tidak disukai oleh sebagian siswa . Hal ini dibuktikan dengan nilai untuk mata pelajaran matematika selalu di bawah rata-rata dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Berdasarkan kabar harian Joglosemar, Dinas Pendidikan ( Disdik ) Sukoharjo mencatat penurunan satu persen tingkat kelulusan hasil UN, hal itu didasarkan atas perbandingan angkat tingkat kelulusan tahun 2010 yang mencapai 96,69 %, sedangkan pada tahun 2009 mencapai 97,76 % ( Joglosemar,

2010 ). Hasil belajar matematika yang

(4)

dan kemampuan kognitif. Faktor eksternal meliputi tenaga pendidik, metode pembelajaran atau model pembelajaran yang dipakai oleh guru dalam mengajar, kurikulum, sarana prasarana dan lingkungan. Hasil belajar dapat menggambarkan pembelajaran tersebut berhasil atau tidak.

Penyebab yang berasal dari guru, kinerja guru yang rendah akan menyebabkan pembelajaran di dalam kelas menjadi kurang efektif. Ketidakprofesionalisme guru dalam mengajar turut menjadi penyebab rendahnya hasil belar matematika. Guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan siswa sehingga siswa merasa bosan dan kurang berminat untuk memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Kemampuan guru menyampaikan materi yang kurang memadai dapat menyebabkan siswa kurang menarik danpembelajaran cenderung membosankan.

Faktor dari dalam diri siswa salah satunya adalah kurangnya perhatian siswa saat guru menerangkan materi.Siswa kurang termotivasi untuk belajar matematika. Disamping itu kurangnya kemampuan siswa dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru juga menjadi penyebabkan rendahnya minat belajar matematika berdampak pada hasil belajar matematika yang masih tergolong rendah.

(5)

proses pembelajaran matematika. Guru kurang mampu mengkondisikan kelas, sehingga siswa membicarakan hal lain di luar topik pelajaran yang disampaikan oleh guru, lingkungan yang gaduh membuat pembelajaran kurang efektif dan efsien. Hal tersebut berdampak terhadap hasil belajar matematika yang tidak optimal. Dalam rangka meningkatkan minat siswa terhadap materi pelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran agar hasil belajar memuaskan diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat.Model pembelajaran yang ditawarkan adalah Probing Prompting dan Problem Based Learning ( PBL).

Model pembelajaran Probing Prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berfkir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamanya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksikan konsep, prinsip, aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan(Lutfzulf , 2008).

Penggunaan teknik probing oleh guru dalam pembelajaran matematika sangat memungkinkan, bahkan dalam pembelajaran mata pelajaran yang lain. Hal ini mengingat bahwa semua guru tentunya telah menguasai jenis-jenis pertanyaan, ketrampilan bertanya yang meliputi penggunaaan pertanyaan/ teknik bertanya, tujuan bertanya maupun menanggapi jawaban siswa. Disinilah ruang gerak guru dalam mengembangkan kreativitasnya, untuk memvariasikan metode pembelajaran. Dengan memvariasikan metode pembelajaran diharapkan minat belajar siswa dapat meningkat. Peningkatan minat belajar matematika memunculkan peningkatan hasil belajar yang dapat memberikan motivasi untuk berprestasi baik pada guru maupun siswa.

Model pembelajaran PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah (Nurdin, 2004).

(6)

mendukung dalam upaya pencapaian kondisi tersebut, melalui metode pembelajaran ini diharapkan lebih efektif, karena siswa belajar lebih aktif dalam berfikir dan memahami materi secara berkelompok dan siswa dapat mudah menyerap materi pelajaran, serta kematangan pemahaman terhadap jumlah materi pelajaran.

B. Identifikasi Masalah

1. Metode pembelajaran yang digunakan belum sesuai dan tepat yang memugkinkan kedudukan dan fungsi guru yang lebih dominan.

2. Minat belajar matematika siswa masih rendah.

3. Hasil belajar matematika sampai saat ini belum sesuai harapan.

4. Metode pembelajaran Probing Prompting dan PBL diharapkan dapat mengikut sertakan siwa secara aktif didalam kegiatan belajar mengajar, yaitu terhadapminat dan hasil belajar matematika.

C. Pembatasan Masalah

1. Metode pembelajaran dibatasi pada metode Probing Prompting dan PBL.

2. Minat siswa dalam pembelajran matematika dibatasi pada siswa yang berminat tinggi, berminat sedang dan siswa yang berminat rendah dalam pembelajaran matematika. 3. Indikator keberhasilan belajar siswa berupa hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

D. Perumusan Masalah

1. Adakah pengaruh penggunaan metode Probing Prompting terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari minat belajar siswa?

2. Ditinjau dari minat belajr siswa adakah pengaruh penggunaan metode PBL terhadap hasil belajar matematika?

3. Adakah pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa?

E. Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah melalui metode pembelajaran dengan Probing Prompting

(7)

2. Untuk mengetahui apakah melalui metode pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar matematika ditinjau dari minat belajar.

3. Untuk mengetahui apakah minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar ada peningkatan.

F. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitina-penelitian yang menggunakan metode Probing Prompting dan PBL.

b. Memberikan gambaran yang jelas pada guru tentang metode Probing Prompting

dan PBL dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, peneliti dapat memberikan informasi tentang pentingnya minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

b. Bagi guru, memberikan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan tentang metode pembelajaran .

(8)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar

Menurut Benjamin S. Bloom dalam (Mulyono Abdurahman, 2003 : 38) ada tiga ranah hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan spikomotorik. Sedangkan menurut Abdurahman (2003 : 37) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar” . Dia menyatakan juga bahwa hasil. Menurut Howard Kingsley (Nana Sudjana, 2008 : 22) membagi 3 macam hasil belajar , yaitu:

a. Keterampilan dan kebiasaan b. Pengetahuan dan pengertian c. Sikap dan cita-cita

(9)

belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut Asep Jihad (2008 : 15) berpendapat bahwa hasil belajar perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses pembelajaran, baik kemampuan dari aspek kognitif, afektif, dan spikomotorik.

2.Minat Belajar

Saiful Bahrt Djamarah (2002 : 132) mengemukakan bahwa : “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat dan dekat hubungan tersebut semakin besar. Menurut M. ngalim Purwanto (2003 : 56) “ Minat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu “. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka yang dimaksud dengan minat adalah perhatian, kesukaan (kecenderungan hati), kesadaran jiwa, yang sifatnya aktif dari seseorang untuk menerima matematika dan matematika itu ada sangkut pautnya dengan dirinya. Dengan minat akan menimbulkan sikap tenang dan positif. Sebaliknya kalau tidak ada minat bisa disebabkan karena adanya hambatan-hambatan yang ada.

Menurut Sayful Bahri Djamarah(2002 : 132), ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk dapat membangkitkan minat belajar, yaitu

a. Membandingkan adanya sesuatu kebutuhan pada diri siswa.

(10)

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kondusif.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

3.Metode Pembelajaran Matematika Probing Prompting

Teknik Probing Prompting adalah pembelajara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berfkir yang mengkaitkan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksikan konsep – prinsip – aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan ( Luffizulf, 2008).

Adapun langkah-langkah Probing Prompting adalah sebagai berikut:

a. Guru mengajukan serangkaian pertanyaan untuk siswa yang bersifat investigasi (penyalidikan), konjektur (menduga), inkuri (menemukan), brainstorming (urun pendapat), dan kontruktivis (membangun konsep).

b. Guru menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif.

c. Guru memberikan serangkaian pertanyaan kepada siswa yang telah ditunjuk.

d. Siswa secara langsung dituntut untuk aktif dengan menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

4. Model Pembelajaran Matematika PBL

Model pembelajaran PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfkir kritis dan keterampilan pemecahan masalah ( Nurdin, 2004).

(11)

ini tidak dapat dilaksanakan jika guru tidak mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Intinya, siswa dihadapkan situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat menentang siswa untuk memecahkan masalah ( Nurhadi, 2004).

Karakteristik dalam PBL ini antara lain adalah:

a. Pemunculan masalah dari siswa atau situasi masalah dari guru. b. Pengajuan pertanyaan masalah atau soal yang berfokus pada

keterkaitan antar disiplin.

c. Penyelidikan authentic atau penyelidikan dalam rangka melakukan invention.

d. Menghasilkan produk, karya atau penyelidikan masalah.

e. Kerja sama ( berpasangan, kelompok kecil atau kelompok besar sesuai dengan an pilihan guru dan siswa).

PBL ini biasanya menggunakan metode seven jumps atau sering disebut seven steps, yaitu tujuh langkah dalam pembelajaran tersebut,yaitu:

a. Identifikasi dan klarifikasi kata-kata sulit yang ada dalam suatu kasus/scenario.

b.Penentuan masalah, setiap anggota pasti memiliki berbagai anggapan masalah yang ada didalam scenario, akan tetapi dicari masalah yang disepakati satu kelompok.

c. Broinstorming, setiap anggota kelompok mencurahkan gagasan berdasarkan masalah tersebut, dengan pengetahuan yang mereka miliki sebelumya (prior knowledge).

d.Berdasarkan langkah kedua dan ketiga maka disusun penjelasan masalah sementara (hipotesis).

(12)

A B C G H

E

D F

f. Siswa dituntut untuk belajar mandiri dengan mencari pengetahuan atau informasi sebanyak mungkin sesuai dengan tujuan belajar satu kelompok.

g.Setiap anggota kelompok menjelaskan hasil belajar mandirinya dan saling berdiskusi bersama satu kelompok.

5. Penerapan dalam Pembelajaran Matematika

Bangun Ruang Sisi Datar

Materi bangun ruang sisi datar merupakan materi matematika yang berkaitan dengan bangun 3 dimensi. Akan tetapi pada materi bangun sisi datar ini dibatasi oleh bangun ruang sisi datar , yaitu kubus dan balok. Standar kompetensi ini, yaitu memahami sifat – sifat kubus dan balok serta menentukan ukuranya. Pada materi ini juga akan dipelajari mengenai bidang, rusuk, diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari masing – masing bangun ruang.

a. Kubus

Kubus merupakan salah satunbangun ruang yang semua sisinya berbentuk persegi dan semua rusuknya sama panjang. Adapun gambar dari bangun kubus dilihat pada gambar di bawah ini:

1) Unsur – unsur kubus

Unsur – unsur kubus adalah sebagai berikut: a) Sisi atau bidang

(13)

bawah ), EFGH ( sisi atas ), ABFE ( sisi depan ), CDHG ( sisi belakang ), BCGF (sisi samping kiri ) dan ADHE (sisi samping kanan ).

b) Rusuk

Rusuk adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus yang terlihat seperti kerangka yang menyusun kubus. Kubus ABCD. EFGH memiliki 12 rusuk, yaitu: AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG dan DH.

c) Titik sudut

Titik sudut kubus adalah titik potong antara 2 rusuk. Dari gambar diatas terlihat kubus ABCD, EFGH memiliki 8 buah titik sudut, yaitu: titik A, B, C, D, E, F, G, dan H.

d) Diagonal bidang

Diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan 2 titik sudut yang saling derhadapan dalam satu sisi atau bidang. Diagonal bidang dari kubus berjumlah 12 buah. e) Diagonal ruang

Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan 2 buah titik sudut yang saling berhadapan dalam 1 ruang. Jumlah diagonal ruang dari kubus adalah 4 buah.

f) Bidang diagonal kubus

Bidang diagonal kubus adalah bidang yang terbentuk antara dua diagonal bidang yang saling sejajar dan sisinya saling berhadapa. Jumlah bidang diagonal dari kubus ada 4 buah.

2) Luas permukaan kubus

Luas permukaan kubus adalah 6 x luas sisi kubus.

3) Volume kubus

(14)

A B C G H

E

D

F

b. Balok

Balok merupakan bangun ruang sisi datar yang mempunyai 3 sisi berhadapan yang sama bentuk dan ukuranya dimana setiap sisinya berbentuk persegi panjang. Adapun gambar balok dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

1) Unsur – unsur balok a) Sisi atau bidang

Sisi balok adalah bidang yang membatasi suatu balok. Dari gambar balok di atas terlihat bahwa balok ABCD. EFGH memiliki 6 buah sisi berbentuk persegi panjang. Keenam sisi tersebut adalah ABCD ( sisi bawah ), EFGH ( sisi atas ), ABFE ( sisi depan ), DCGH ( sisi belakang ), BCGF ( sisi samping kiri ), dan ADHE (sisi samping kanan ). Sebuah balok memiliki 3 pasang sisi yang berhadapan yang sama bentuk dan ukurannya. Ketiga pasang sisi tersebut adalah ABFE dengan DCGH, ABCD dengan EFGH, dan BCGF dengan ADHE.

b) Rusuk

Sama seperti kubus, balok ABCD. EFGH memiliki 12 rusuk. Berdasarkan gambaran balok di atas maka rusuk – V = S X S

(15)

rusuk balok ABCD. EFGH adalah AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan HD.

c) Titik sudut

Balok memiliki jumlah titik sudut sama dengan kubus yaitu 8 buah.

d) Diagonal bidang

Jumlah diagonal bidang dari balok adalah 12 buah. e) Diagonal ruang

Jumlah dari diagonal ruang balok 4 buah. f) Bidang diagonal balok adalah 4 buah. 2) Luas permukaan balok

Luas permukaan balok = 2 x ( p.l + p.t + l.t ) 3) Volume balok

Volume balok = p x l x t

B. Kajian Pustaka

Hasil penelitian Isnaini (2009) dalam skripsinya menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Probing Prompting dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa di kelas secara berarti.

Nuzul ( 2006) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kemampuan dasar dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Siswanti (2004) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dengan adanya pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan Pengukuran Luas, Keliling, dan Berat pada siswa kelas V SD Keden 3. Ditinjau dari penelitian – penelitian yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif yang di terapkan mempunyai pengaruh khususnya pada minat belajar dan hasil belajar.

(16)

Nama

Tahun Penelitia n

Variabel

X1 X2 X3 Y X5 X6

Siswanto 2004 √ √

Nurul 2006 √ √ √

Isniani 2009 √ √

Peneliti 2011 √ √ √ √

Keterangan :

X1 : Minat belajar

X2 : Partisipasi belajar

X3 : Kemampuan dasar

Y: Hasil belajar

X5 : Probing Prompting

X6 : Problem Based learning (PBL)

C. Kerangka Berfkir

Pembelajaran matematika selama ini cenderung menghafalkan rumus, mengulang dan menyebutkan defnisi tanpa memahami konsepnya.Sehingga diperlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut karena trategi pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Dalam pemilihan steategi pembelajaran, guru hendaknya lebih selektif, sebab pemilihan strategi pembelajaran yang tidak tepat justru menghanbattercapainya tujuan pembelajaran. Strategi

(17)

Strategi pembelajaran Probing Prompting dan Problem Based Learning (PBL)

Minat belajar : Tinggi

Sedang rendah

Hasil Belajar

dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksikan konsep – prinsip – aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Sedangkan strategi PBL adalah merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfkir kritis dan keterampilan pemecahan masalah.

Faktor lain yang ikut berperan dalam hasil belajar adalah minat belajar siswa. Dalam kegiatan pembelajaran kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tidak lepas dari seberapa besar minat siswa untuk mendalami matematika. Sehingga guru dituntut untuk membangkitkan minat siswa dengan melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan minat seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu yang diinginkan. Semakin besar keinginan untuk mempelajari matematika semakin besar pula perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Kerangka pemikiran peneliti ini dapat digambarkan sebagai berikut:

(18)

D. Hipotesis

a. Ada pengaruh penggunaan metode Probing Prompting terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari minat belajar siswa?

b. Ada pengaruh penggunaan metode Problem Based Learning( PBL)terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari minat belajar siswa?

c. Ada pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa?

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Ekperimen

(19)

akhir dari penelitian ini adalah masing-masing kelompok diberikan tes untuk mengukur hasil belajar setelah mendapat perlakuan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Sragen. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011 / 2012.

C. Populasi, Sample, dan Sampling 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ( Suharsismi Arikunto, 2002 : 108). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2 Sragen tahun ajaran 2011 / 2012 sebanyak 6 kelas.

2. Sample

Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Suharsismi Arikunto, 2002 : 109). Dalam penelitian ini sample yang diambil siswa sebanyak 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas control. Kelas eksperimen dalam pembelajaran dikenai strategi pembelajaran Probing Prompting sedangkan kelas control dikenai strategi pembelajaran Problem based learning (PBL).

3. Sampling

Sampling adalah teknik yang digunakan untuk mengambil sample ( Suharsismi Arikunto, 2002 : 109). Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah Cluster random sampling yaitu dengan cara undian, karena objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Dari 6 kelas yang ada diperolaeh 2 kelas, yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol .

(20)

kemampuanya. Uji keseimbangan dengan menggunakan uji t.

D. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Test

Metode test digunakan untuk memperoleh data hasil belajar matematika siswa . Bentuk test yang digunakan yaitu test memuat beberapa pertanyaan, dimana test ini diberikan pada kedua kelas sample yaitu kelas VII A setelah mendapat perlakuan dengan strategi Probing Prompting dan kelas VII B setelah mendapat perlakuan dengan strategi

Problem based learning (PBL) untuk kelas kontrol. 2. Metode Angket

Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data minat belajar matematika siswa. Angket ini diberikan pada kelas VII A sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan strategi Probing Promting dan kelas VII B sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan strategi Problem based learning (PBL).

E. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Bebas

a. Strategi Pembelajaran 1) Definisi operasional

Strategi pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran.

2) Indikator

Penggunaan srtategi pembelajaran yang berbeda terhadap dua kelompok kelas.

3) Skala Pengukuran

Skala nominal yang terdiri dari dua kategori yaitu:

1. Kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran Probing Prompting

2. Kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran Problem based learning (PBL)

(21)

1) Definisi Operasional

minat adalah perhatian, kesukaan (kecenderungan hati), kesadaran jiwa, yang sifatnya aktif dari seseorang untuk menerima matematika dan matematika itu ada sangkut pautnya dengan dirinya

2) Indikator

Nilai angket minat belajar matematika siswa meliputi: a. Semangat belajar

b. Tekun dan ulet belajar c. Senang belajar sendiri

d. Yakin dengan hasil pekerjaan sendiri e. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya 3) Skala Pengukuran

Skala interval diubah menjadi skala ordinal dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

4) Simbol : Bj; j: 1,2,3 2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika: a. Definisi Operasional

Hasil belajar perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.

b. Indikator

Indikatornya adalah nilai tes hasil belajar matematika. c. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah interval. d. Simbol : Y

F. Instrumen Penelitian

(22)

Langkah-langkah dalam membuat tes terdiri dari:

a. Menyusun materi yang akan digunakan dalam membuat soal b. Membuat kisi-kisi soal.

c. Menyusun soal

d. Prosedur pemberian skor jawaban tes 2. Uji coba instrumen

a. Analisis validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006: 168). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel secara tepat

Untuk menguji validitas dan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

r

xy

=

N ∑xy-(∑x)(∑y)

{

N∑ X2- (∑X )2

} {

N∑y- (∑y )2

}

Keterangan :

r

xy : Koefsien korelasi skor item dengan skor total

N : Jumlah Subeyek

x : Skor item

y : Skor total

keputusan uji :

rxy > rtabel = item soal disebut valid

rxy < rtabel = item soal disebut tidak valid

(23)

Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak. Untuk menghitung indeks realibilitas pada tes uraian digunakan rumus KR – 20 sebagai berikut:

r

11 =

(

KK-1

)

(

VVt-∑pq

t

)

Keterangan :

r

11 : indeks reliabilitas instrumen

K : banyaknya butir pertanyaan / banyaknya soal Vt : varians total

p : Nproposisi subyek yang mendapat skor 1

q : Nproposisi subyek yang mendapat skor 0

Setelah diperoleh harga

r

11 kemudian dikonsultasikan dengan

tabel r product moment. Apabila

r

11 lebih besar dari

r

tabel dikatakan instrumen tersebut reliabel. Hasil ini diinterprestasikan dengan tingkat keterandaian instrumen, digunakan patokan sebagai berikut:

Indeks reliable Kualifkasi hasil 0,91 – 1,00 sangat tinggi 0,71 – 0,90 tinggi

0,41 – 0,70 cukup 0,21 – 0,40 rendah

0,00 – 0,20 sangat rendah

(Suharsimi Arinkunto, 2006: 108)

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Metode yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah metode Lilliefors, dengan prosedur sebagai berikut:

(24)

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak

normal

S(zi) : Proposisi cacah Z < Zi terhadap seluruh cacah Zi

Zi : Skor standar untuk Zi : Xi-x´

H0 ditolak jika L E Dk, atau H0 diterima jika L E Dk

(Budianto, 2004: 170-171) b. Uji homogenitas

Prosedur uji homogenitas populasi dengan Uji Bartlett adalah sebagai berikut:

(25)

X2 = Chi kuadrat S2j = Variansi

K = Jumlah populasi cacah sampel f = Derajat bebas untuk RKG = N – K

fj = Derajat bebas untuk S2j =

n

j – 1, j = 1,2, ..., k N = Banyaknya seluruh nilai

n

j = Cacah pengukuran pada sampel ke – j

C = 1 + 3 1

(K−1)

(

1

fj

1

j

)

RKG =

SSj

∑fj ; SSj = ∑X2j – (∑ xj)2

nj = (

n

j – 1) Sj 2

3) Daerah kritik

DK = {x2| x2 > x2 (k-1)} dengan n adalah ukuran sampel x2, α, k-1 dapat diperoleh dari tabel distribusi chi kuadrat pada tingkat signifkansi α dan derajat kebebabasan k.

4) Keputusan uji

H0 ditolak jika x2 E DK atau diterima jika x2 E DK 2. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dianalisa dengan analisis variansi 2 jalan dengan sel tak sama dengan model sebagai berikut:

Xijk = M +

α

i + βj + (αβ)ij + ∑ijk

Dimana:

Xijk = Data amatan yang dikenai faktor A (metode mengajar) i, faktor B (minat belajar siswa) kategori ke – j

(26)

α

i = Efek baris ke-i pada variabel terikat

βj = Efek kolom ke-j pada variabel terikat

αβij = Kombinasi efek baris ke-i dan kolom k-j pada variabel terikat

∑ijk = Deviasi data amatan terhadap rataan populasi (Galat eror)

i = 1,2 ; 1 :Pembelajaran dengan metode Probing Prompting

2 :Pembelajaran dengan metode Problem Based Learning

j = 1,2,3;1 : Minat tinggi

2 : Minat sedang

3 : Minat rendah

K = 1,2,3, ...,

n

ij :

n

ij = banyaknya data amatan pada sel ij

H. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama yaitu:

a. Hipotesis

Pada analisis variansi 2 jalan terdapat 3 pasang hipotesis yang perumusannya adalah sebagai berikut:

1) H0A :

α

i = 0 untuk semua i (tidak ada perbedaan efek faktor A), i = 1,2

H1A :

α

i ≠ 0 paling sedikit ada satu

α

i yang tidak nol (ada perbedaan faktor A)

(27)

H1B : βj ≠ 0 paling sedikit ada satu βj yang tidak nol (ada perbedaan efek faktor B)

3) H0AB : (αβ)ij = 0 untuk semua pasang (i,j) tidak ada perbedaan efek faktor A dengan faktor B)

H1AB : (αβ)ij ≠ 0 paling sedikit ada satu pasang harga (i,j) yang tidak nol (ada perbedaan efek faktor A dengan faktor B)

b. Komputasi

A1 : Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Probing Prompting

A2 : Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Problem Based Learning

B1 : Minat tinggi B2 : Minat sedang B3 : Minat rendah

Pada analisis variansi 2 jalan ini didefnisikan notasi-notasi sebagai berikut:

nij : Ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j) : Banyaknya data amatan pada sel ij

: Frekuensi sel ij

´

nh : Rataan harmonik frekuensi seluruh sel :

pq

(28)

ABij : Rataan pada sel ij

= jumlah rataan n semua sel 1) Komponen jumlah kuadrat

Untuk memudahkan perhitungan didefnisikan besaran-besaran a), b), c), d), dan e) sebagai berikut:

JKA = Jumlah kuadrat baris JKB = Jumlah kuadrat kolom JKAB = Jumlah kuadrat interaksi JKG = Jumlah kuadrat galat JKT = Jumlah kuadrat total RKG = Rataan kuadrat galat

n

ij = Ukuran sampel baris ke-ij

(29)

Sedangkan daerah kritik untuk uji tersebut adalah DK : {F|G (pq-1) Fα ; pq-1, N-pq}

Komparansi rataan antar sel pada baris yang sama

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama adalah:

F

ij-ik

=

¿ ¿

Sedangkan daerah kritik untuk uji tersebut adalah :

DK : {F|G>(pq-1) Fα : pq-1, N-pq (Budiyono, 2004, 214-215)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2007. Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Rineka Cipta. Budiyono.2009 : Statistika Dasar Untuk Penelitian . Surakarta : FKIP UNS

http://ridwan 202.wordpress.com/2008/05/03 ketercapaian-hasil-belajar/diakses tanggal 14 Mei 2011

http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/tinjauan-tentang-minat-belajar-siswa.html/ diakses tanggal 14 Mei 2011

Rochayatun, Anip.2005. Penerapan Peta Konsep Pada Sub Pokok Bahasan Persamaan Logaritma Untuk Peningkatan Minat belajar Siswa. Skripsi . Surakarta : Pendidikan

Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta ( Tidak Dipublikasikan).

Siswanti.2004. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Pengukuran Luas , Keliling dan Berat Bagi Siswa Kelas V SD Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah . Surakarta : Skripsi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta ( Tidak Dipublikasikan).

Referensi

Dokumen terkait

Jadi pada saat beban luar bernilai nol maka hanya beban awal Fi, yang bekerja pada sambungan seperti terlihat pada gambar 8.21(a) Pada saat beban maksimum, Pmax, maka beban

Untuk itu kami meminta kepada saudara untuk menunjukan asli dokumen yang sah dan masih berlaku ( beserta copynya ), sebagaimana yang terlampir dalam daftar isian kualifikasi

benda yang diduga keras telah digunakan untuk melakukan tindak pidana.. hakim untuk menjatuhkan putusan terhadap terdakwa. Penggunaan kata bukti seperti yang disebutkan dalam

Dari data jumlah kendaran yang telah di jual Toko Motor Barokah di atas, total penjualan dari tahun 2012 hingga tangun 2015 adalah ..... Jumlah kenaikan penjualan tertinggi dari

Pada dasarnya bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai

bekerja mengalami peningkatan namun jumlah penduduk yang bekerja di Sektor Pertanian mengalami penurunan dari 2,50 juta pada Agustus 2014 menjadi 2,48 juta pada Februari

Itu berarti skor ketuntasan siswa kelas IV hanya 34,5% dari batas minimal ketuntasan rata-rata kelas, yaitu 75% sedangkan sesudah diterapkan model Inkuiri Sosial menunjukkan

Pada saat tegangan output memiliki nilai sebesar 11,7 Volt arus pada output bernilai menjadi 1.5 A sehingga menandakan proses pengisian batere telah berpindah