• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Delta Intan Pratiwi1, Diyan Indriyani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat.2, Ns. Komarudin, M.Kep., Sp.Kep.,J.3

Jl. Karimata 49 Jember Telp: (0331) 33240Fax: (0331) 337957 Email: deltapuss@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak, yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai atau norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi anaknya.

Metode: Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Jumlah populasi 110, sampel yang diambil 110 responden yang diperoleh dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan total populasi sampling.

Hasil: Hasil analisa data menunjukkan bahwa responden menggunakan pola asuh demokratis 70,9% dan anak prasekolah memiliki perilaku sosial berkembang sesuai harapan 65,5%. Hasil uji statistik menggunakan Spearman Rank dengan α=≤ 0,05 didapatkan nilai p-value 0,014 dan nilai r yaitu 0,235

Diskusi: dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Sosial Pada Anak Prasekolah Di TK Pertiwi Rambipuji Jember. Penelitian ini direkomendasikan kepada orang tua untuk mengasuh anak prasekolah dan selalu di dasari dengan cinta dan kasih sayang guna mengoptimalkan perkembangan prilaku sosial yang dimiliki oleh anak.

Kata Kunci: Pola Asuh Orang Tua, Perilaku Sosial. Daftar Pustaka: 30 (2005-2014)

ABSTRACT

Introduction: Parenting is a pattern of interaction between parent and child,

which is how the attitude or behavior of parents when interacting with the child, including the method of application of the rules, teach values or norms, provide the attention and affection and show a good attitude and behavior so that be a role model for his son.

Metode and Purpose: The study design used is cross sectional. Total population

110, sample taken 110 respondents were obtained by sampling technique using total population sampling.

Result: Results of analysis of the data shows that respondents use democratic

parenting 70.9% and preschoolers have social behavior evolved according to expectations of 65.5%. Statistical test results using Spearman Rank with α = ≤ 0.05 obtained p-value of 0.014 and the r value of 0.235.

(2)

Discuss: That it can be concluded that there is a relationship Parenting Parents

With Child In Preschool Social Behavior In kindergarten Pertiwi Rambipuji Jember. This research is recommended for parents to nuture preschoolers and always constituted with love and affection use optimizing social development owned by children.

Keywords : Parenting Parents, Social Behavior References : 30 (2005-2014)

PENDAHULUAN

Perkembangan anak terjadi mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual yang berkembang pesat saat anak memasuki usia prasekolah (3-6 tahun) dan bisa disebut dengan golden age. Masa prasekolah adalah masa dimana kognitif anak mulai menunjukkan perkembangan dan anak telah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah (Hidayat, 2005 dalam Herentina, 2012).

Perilaku sosial adalah perilaku yang relatif menetap yang diperlihatkan oleh individu di dalam berinteraksi dengan orang lain. Orang yang berperilakunya mencerminkan keberhasilan dalam proses sosialisasinya dikatakan sebagai orang yang sosial, sedangkan orang yang perilakunya tidak mencerminkan proses sosialisasi tersebut disebut non sosial (Sofinar, 2012). Peningkatan perilaku sosial cenderung paling menyolok pada masa kanak-kanak (Hurlock dalam Suharsono, 2009). Sebagian besar orang tua menyadari adanya hubungan perilaku sosial sangat erat dengan pengaruh pola asuh dalam orang tua.

Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak, yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak. (Suparyanto, 2010 dalam Teviana, 2012). Pola asuh orang tua ada tiga, yaitu otoriter,

otoritatif, dan permisif. (Papalia, 2008 dalam Teviana, 2012).

Pola asuh orang tua juga merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan pribadi dan juga perilaku sosial pada anak. Dengan kata lain, pola asuh orang tua akan mempengaruhi perilaku sosial anaknya (Suparyanto, 2010 dalam Teviana, 2012).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di TK Pertiwi Rambipuji Jember di dapatkan data bahwa TK ini memiliki siswa yang berjumlah 110 anak. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru di TK Pertiwi Rambipuji Jember diketahui dari 10 anak ada 4 anak yang menunjukkan perilaku yang kurang baik seperti sering mengganggu teman, tidak mau menolong, tidak mau berbagi, meminta uang kepada temannya sehingga menimbulkan keributan di kelas dan ada 6 anak yang memiliki perilaku yang baik seperti suka menolong temannya, senang berbagi dengan temannya. Ditunjukkan dengan nilai raport pada penilaian afektifnya. Berdasarkan wawancara besama tiga wali murid siswa di TK Pertiwi Rambipuji Jember diketahui bahwa anak mereka sering berbuat nakal karena memang kurangnya pengawasan terhadap perilaku anaknya.

(3)

pola asuh orang tua yang berhubungan dengan perilaku sosial pada anak prasekolah di TK Pertiwi Rambipuji Jember.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (hubungan) dengan teknik cross sectional. Waktu dan tempat penelitian dilaksanakan pada tanggal 10, 11, 12 Juni 2015 di TK Pertiwi Rambipuji Jember.

Populasi pada penelitian ini adalah orang tua pada anak prasekolah di TK Pertiwi Rambipuji Jember sebanyak 110 siswa yang terdistribusi dalam 2 kelas. Sampel yang ingin peneliti jadikan responden dalam penelitian ini adalah orang tua pada anak prasekolah di TK Pertiwi Rambipuji Jember sebanyak 110 siswa yang terdistribusi dalam 2 kelas.

Instrumen atau alat ukur yang dgunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan data dokumen. Dalam

penelitian pola asuh orang tua menggunakan kuesione pertanyaan yang digunakan berjumlah 24 menggunakan skala likert.

Instrumen untuk perilaku sosial berupa data dokumen dijadikan sebagai alat pengumpulan data hasil raport dari perkembangan sosial (penilaian kognitif) pada anak prasekolah di TK Pertiwi Rambipuji Jember dengan interpretasi berkembang sangat baik (BSB). berkembang sesuai harapan (BSH),

mulai berkembang (MB), belum berkembang (BB).

Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik dengan cara analisis univariat dan analisis bivariat. Pada analisis univariat adalah data demografi responden, data setiap variabel independen yaitu mekanisme pola asuh orang tua dan data variabel dependen yaitu hasil perilaku sosial dalam bentuk prosentase. Perhitungan analisis bivariat statistik uji Spearman rank (Rho) dimana menggunakan korelasi

Sperman’s Rank (Rho) dengan tingkat kesalahan yaitu α (alpha) = 0,05, yang artinya nilai p value ≤ 0,05 maka H1 diterima yang artinya ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua

Dengan Perilaku Sosial Pada Anak Prasekolah Di TK Pertiwi Rambipuji Jember

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasakan pendidikan, usia, jumlah anak, dan pekerjaan

N o

Karakteristi k

Responden

Freku ensi

Persentas e

1 Pendidikan

(4)

Rendah Pendidikan Menengah

65 59,1%

Pendidikan Tinggi

16 14,5%

3 Usia

22-36 tahun 73 66,4% 37-51 tahun 37 33,6% 4 Pekerjaan

PNS 6 5,5%

Buruh 3 2,7%

Wiraswasta 42 38,2%

IRT 59 53,6%

Total 110 100%

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua

N o

Pola Asuh Orang Tua

Freku ensi

Persentas e

1 Permisif 25 22,7% 2 Otoriter 7 6,4% 3 Demokratis 78 70,9%

Total 110 100%

Tabel 4 Karakteristik perilaku sosial anak prasekolah di TK Pertiwi Rambipuji Jember

N o

Kategori Frekuensi Persenta se 1 Mulai

Berkem

bang

30 27,3%

2 Berkem bang Sesuai Harapan

72 65,5%

Berkemb ang sangat baik

8 7,3%

Total 110 100%

Tabel 5 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Sosial Pada Anak Prasekolah di TK Pertiwi Rambipuji Jember

Pola Asuh Orang Tua

Perilaku Sosial Spearman's

rho

Pola asuh orang tua

Correlation Coefficient

1.000 .235*

Sig. (2-tailed)

.014

N 110 110

Perilaku Sosial

Correlation Coefficient

Correlation Coefficient

.235* 1.000

Sig. (2-tailed)

.014

N 110 110

(5)

Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan kepada 110 responden menunjukkan bahwa selisih penerapan pola asuh demokratis, otoriter dan permisif sangat berbeda jauh. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa jumlah responden yang menerapkan pola asuh demokratis sebanyak 78 responden (70,9%), pola asuh permisif sebanyak 25 responden (22,7%), pola asuh otoriter sebanyak 7 responden (6,4%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pola asuh orang tua pada anak prasekolah di TK Pertiwi Rambipuji Jember menerapkan pola asuh demokratis.

Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak, yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai atau norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi anaknya (Suparyanto, 2010 dalam Teviana, 2012).

Menurut penelitan yang telah dilakukan Suharsono, (2009) yang menjelaskan bahwa apabila orang tua menerapkan pola asuh yang tepat maka akan mempengaruhi kemampuan sosialisasinya, karena anak hidup dalam keluarga yang selalu mendukungnya dalam cinta kasih, sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Pola asuh orang tua ada tiga, yaitu otoriter, demokratis, dan permisif.

Berkaitan dengan pola asuh orang tua pada anak prasekolah di TK pertiwi Rambipuji Jember di dapatkan sebagian besar pola asuh orang tua menerapkan pola asuh demokratis yaitu 78 responden

(70,9%). Menurut Soetjiningsih, (2014) Pola asuh demokratis merupakan gaya pengasuhan yang mendorong anak untuk mandiri tetapi masih menetapkan batas–batas pengendalian tindakan anak. Jadi orang tua masih melakukan kontrol pada anak tetapi tidak terlalu ketat. Efek pengasuhan demokratis, yaitu anak mempunyai kopetensi sosial, percaya diri dan bertanggung jawab secara sosial. Juga tampak ceria, bisa mengendalikan diri dan mandiri, berorientasi pada prestasi.

Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Suharsono, (2009) keluarga dengan pola asuh demokratis dapat di jumpai pada keluarga seimbang yang ditandai oleh keharmonisan hubungan (relasi) antara ayah dan ibu, ayah dengan anak, serta ibu dengan anak. Hal ini tentu saja akan mempunyai pengaruh yang lebih baik dalam perkembangan jiwa anak. Pola asuh sendiri tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi.

Menurut Maccoby dan Mc loby dalam (Suparyanto, 2010 dalam Nurmaini, 2014) Pola Asuh dipengaruhi oleh faktor–faktor diantaranya sosial ekonomi, pendidikan, usia orang tua, nilai– nilai agama yang di anut orang tua, kepribadian dan jumlah anak. Pola asuh demokratis ditemukan dalam penelitian ini, hal ini dipengaruhi oleh faktor–faktor seperti pendidikan dan usia orang tua.

(6)

menengah yaitu 65 responden (59,1%). Peneliti berpendapat bahwa pendidikan sangat penting bagi pol asuh orang tua karena status pendidikan sangat menentukan kualitas pengasuhan pada anak.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharsono (2009) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat pendidikan orang tua. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi maka dapat menerima segala informasi dari luar, terutama tentang cara pengasuhan yang baik. Menurut Maccoby dan Mc loby dalam (Suparyanto, 2010 dalam Nurmaini, 2014) bahwa latar belakang pendidikan orang tua dapat mempengaruhi pola pikir orang tua baik formal maupun non formal.

Pola asuh orang tua juga di dukung oleh usia orang tua. Pada penelitian ini yang mendukung penerapan pola asuh demokratis yaitu usia responden. Pada penelitian ini usia pada responden didapatkan bahwa sebagian besar usia responden adalah 22-36 tahun yaitu 73 responden (66,4%). Peneliti berpendapat bahwa tingkat usia penting bagi pola asuh karena rentan usia tertentu adalah baik menjalankan peran pengasuhan.

Uraian tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati (2014) mengungkapkan bahwa usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola asuh yang diberikan kepada anak. Usia terlalu muda atau terlalu tua akan menyebabkan peran pengasuhan yang diberikan orang tua menjadi kurang optimal. Hal ini disebabkan karena untuk dapat menjalankan peran pengasuhan secara optimal

diperlukan kekuatan fisik dan psikososial untuk melakukannya.

Pola asuh orang tua juga di dukung oleh pekerjaan orang tua penerapan pola asuh demokratis pada anak prasekolah yaitu dengan perolehan data karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua, responden dalam penelitian ini bahwa jumlah terbanyak pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga (IRT) yaitu 59 responden (53,6%). Ibu hyang tidak bekerja atau ibu rumah tangga memiliki waktu yang banyak untuk pengawasan dan pengasuhan anak dalam sehari–hari.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Septriari, 2011 dalam Septy 2014) mengungkapkan salah satu faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua pada pekerjaan orang tua. Orang tua yang sibuk bekerja berkurangnya perhatian terhadap anaknya karena keduanya sama-sama bekerja. Hal ini

mengakibatkan keterbatasan interaksi anak dengan orang tua,

dimana anak kurangnya perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Padahal pada anak prasekolah membutuhkan perhatian lebih dari orang tua terutama untuk perkembangan sosial.

Hasil penelitian terdapat beberapa orang tua yang menerapkan pola asuh permisif yaitu 25 orang (22,7%). Menurut Soetjiningsih, (2014) Pola Asuh permisif merupakan orang tua serba membolehkan anak berbuat apa saja, tidak terlalu menuntut dan tidak mengontrol mereka cenderung memanjakan.

(7)

namun kontrolnya rendah, disiplin yang longgar, orang tua memanjakan anak, memberikan kepercayaan penuh kepada anak, segala keinginan anak selalu dipenuhi, orang tua jarang bahkan tidak memberikan pengarahan, peraturan dan pembatasan terhadap sikap yang dilakukan anak secara penuh, orang tua cenderung tidak peduli dan membiarkan anak. Efek pengasuhan pola asuh permisif yaitu anak kurang memiliki rasa hormat pada orang lain dan mengalami kesulitan dalam

mengendalikan perilakunya. Kemungkinan mereka juga mendominasi, egosentris, tidak menuruti aturan.

Hasil penelitian terdapat beberapa orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter yaitu 7 orang (6,4%). Menurut Soetjiningsih, (2014) otoriter merupakan gaya pengasuhan yang ditandai oleh pembatasan, menghukum, memaksa anak mengikuti aturan dan kontrol yang ketat.

Menurut Soetjiningsih, (2014) orang tua yang memliki pola asuh otoriter sikap orang tua cenderung agresif, kontrolnya tinggi, disiplin yang ketat, bersifat komando, memaksakan kehendak orang tua kepada anak, anak harus selalu mematuhi peraturan yang dibuat oleh orang tua, melarang apapun yang dilakukan oleh anak tanpa memberikan alasannya. Efek pola asuh otoriter adalah anak mengalami inkompetensi sosial, sering bahagia, kemampuan komunikasi lemah, tidak memiliki inisiatif melalukan sesuatu, dan kemungkinan berperilaku agresif.

Menurut penelitian yang dilakukan Vuriyanti, (2014) menjelaskan bahwa, anak dari orang tua yang mempunyai sikap otoriter

menyebabkan anak tidak mempunyai inisiatif karena takut berbuat kesalahan, menjadi anak penurut, dan anak kurang atau tidak mempunyai tanggung jawab. Namun sebaliknya dari pihak orang tua anak dituntut untuk semakin bertanggung jawab sesuai dengan perkembangan umurnya, karena itu sering terjadi konflik antara orang tua dengan anak. Padahal anak sangat membutuhkan hubungan sosial yang bagus dan baik antara anggota keluarga atau dengan lingkungannya.

Peneliti berpendapat bahwa pola asuh yang diterapkan memiliki positif dan negatif. pola asuh yang baik dan tepat diberikan oleh orang tua kepada anak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Pola asuh orang tua juga merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan pribadi dan juga perilaku sosial pada anak, dimana keluarga adalah lingkungan yang pertama kali ditemui oleh anak.

Hampir tidak ada orang tua yang mempraktikkan pola asuh secara murni pada salah satu tipe. Kecenderungan- kecenderungan pada tipe pola asuh tertentu nampaknya lebih banyak digunakan oleh orang tua. Atau bahkan orang tua mempraktikkan pola asuh secara eklektik, artinya melakukan pengasuhan kepada anaknya secara situasional dan keadaan anak tersebut, suatu pola pengasuhan yang penuh cinta kasih dan perhatian kepada anak.

(8)

dan dapat di amati dalam kehidupan sehari – hari. Peningkatan perilaku sosial cenderung paling menyolok pada masa kanak-kanak (Hurlock dalam Suharsono, 2009). Masa prasekolah lebih penting dalam proses pendidikan dan banyak yang memandang masa ini sebagai landasan pembelajaran (Morrison, 2012).

Macam-macam perilaku sosial di bagi dalam dua kelompok yaitu pola yang sosial (prososial) dan pola yang tidak sosial (anti sosial) (Hurlock, 1978 edisi 6). Pada Penelitian ini hasil data raport yang dinilai adalah perilaku sosial (prososial) pada anak prasekolah. Perilaku prososial merupakan salah satu bentuk perilaku yang muncul dalam kontak sosial, sehingga perilaku prososial adalah tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif sipenolong (Asih, 2010). Maka dari itu perilaku sosial penting bagi hidup bermasyarakat.

Hidup bermasyarakat menununtut seseorang untuk berperilaku sesuai dengan norma sosial. Apabila seseorang berperilaku sosial tidak sesuai dengan norma atau aturan yang ada di masyarakat, kehadirannya dianggap mengganggu sehingga tidak diterima atau bahkan di kucilkan (Mirza, 2007 dalam Suparno, 2010). Sejak kecil anak telah belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-orang di sekitarnya, yaitu dengan ibu, ayah, dan saudaranya (Mulyasa, 2012). Hal yang di pelajari anak dari lingkungan keluarga turut mempengaruhi pembebntukan perilaku sosialnya.

Menurut Saepudin, (2012) bahwa penilaian perkembangan perilaku sosial anak dapat di lihat

dari raport siswa-siswi masing-masing anak dalam pelaksanaan penilaian sehari-hari. Guru mengacu pada standart tingkat pencapaian perkembangan peserta didik. Simbol penilaiannya yaitu penilaian belum berkembang (BB) melaksanakan tugas dibantu oleh guru, penilaian mulai berkembang (MB) merupakan anak yang sudah mulai berkembang sesuai dengan indikator dalam raport, penilaian berkembang sesuai harapan (BSH) merupakan anak yang berkembang sesuai dengan hararapan indikator pada raport, penilaian berkembang sangat baik (BSB) merupakan anak yang berkembang melebihi indikator seperti yang di harapkan dalam raport. Penilaian raport ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

(9)

Pada penelitian ini anak menunjukkan nilai besar pola hasil raport perilaku sosial anak prsekolah adalah berkembang sesuai harapan yaitu 72 siswa (65,5%). Menurut Mulyasa, 2012 perkembangan sosial anak prasekolah seejak kecil anak telah belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-orang di sekitarnya, yaitu dengan ibu, ayah, dan saudaranya.

Menurut penelitian yang dilakukan Suparno (2010) berpendapat bahwa perkembangan perilaku sosial pada anak prasekolah itu meliputi kerjasama, cooperating biasanya saling menguntungkan, saling memberi, saling menolong dan menenangkan. Semakin banyak kesempatan yang mereka miliki untuk melakukan sesuatu bersama-sama, semakin cepat mereka belajar melakukan dengan cara bekerja sama, Kemurahan hati, sebagai mana terlihat pada kesediaan untuk berbagi sesuatu dengan anak lain, meningkat dan sikap mementingkan diri sendiri semakin berkurang setelah anak belajar bahwa kemurahan hati menghasilkan penerimaan sosial, memeperlihatkan sikap ramah melalui kesediaan melakukan sesuatu untuk atau bersama anak/orang lain.

Menurut Baron dan Byrne dalam (Yusriana, 2013) Salah faktor pada perilaku sosial yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama. Keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama, dalam arti keluarga yang bertanggung jawab dalam mengembangkan peilaku sosial anak-anaknya.

Hasil uji statistik dengan menggunakan Spearman’s Rho didapatkan hasil Kekuatan korelasi dapat diliat melalui nilai r yaitu

sebesar 0,235 memiliki arti bahwa kekuatan hubungan antar variabel adalah rendah. p-value = 0,014 pada taraf signifikan α (alpha) 0,05 yang memiliki arti H1 diterima diterima yang artinya ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Sosial Pada Anak Prasekolah Di TK Pertiwi Rambipuji Jember.

Hasil ini dapat dibuktikan dari hasil analisa bahwa jumlah responden yang menerapkan pola asuh demokratis sebanyak 78 responden (70,9%), pola asuh permisif sebanyak 25 responden (22,7%), pola asuh otoriter sebanyak 7 responden (6,4%). Di tinjau dari hasil analisa peneliti berpendapat bahwa pola asuh dapat di terapkan sesuai dengan situasi dan kondisi agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang memiliki perilaku sosial yang baik nantinya, suatu pola asuh pengasuhan yang penuh cinta kasih dan perhatian kepada anak. Hal ini sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Suryani, (2013) seiring berjalannya waktu dan tumbuhnya anak semua pola asuh bisa diterapkan tergantung pada situasi tertentu dan pertumbuhan anak. Setiap tipe pola asuh mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga tidak semua orang tua nyaman menerapkan pola asuh yang dianggap baik oleh orang lain, karena setiap orang mempunyai cara pandang yang berbeda-beda dalam mengasuh anaknya.

(10)

seorang anak dapat dirasakan melalui sikap dari orang yang sangat dekat dan berarti baginya. Dengan kata lain, pola asuh orang tua akan mempengaruhi perilaku sosial anaknya.

Sesuai penelitian yang diteliti mengemukakan bahwa Suharsono, (2009) apabila orang tua menerapkan pola asuh yang tepat maka akan

mempengaruhi kemampuan sosialisasinya, karena anak hidup

dalam keluarga yang selalu mendukungnya dalam cinta kasih dengan pola pengasuhan yang tepat dan interaksi keluarga yang harmonis, sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Interaksi orang tua dan anak dalam mengasuh dan memberikan stimulasi kepada anak mempengaruhi perkembangan perilaku sosial anak.

Faktor pengasuhan dari orang tua terhadap anak akan terciptanya hubungan yang hangat sangat menentukan pertumbuhan anak, baik dalam prestasi, sosial, pertumbuhan, psikomotorik tapi perlu diingat pola asuh tidak selamanya berdampak positif bagi anak-anaknya. Pola asuh yang permisif terlalu memanjakan anak juga dapat membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang lemah dan kurang percaya diri pada kemampuan yang dimilikinya. Begitu juga dengan pola asuh yang otoriter atau terlalu mengatur akan membentuk pribadi anak yang cenderung tertutup dan tidak mudah untuk menerima hal-hal baru yang ditemuinya. Meskipun dunia sekolah juga turut berperan dalam memberikan pendidikan dalam perilaku sosial anak, keluarga tetap merupakan pilar utama dan pertama dalam pembentukan anak dalam perilaku sosial.

Orang tua harus mengetahui tumbuh kembang anak yang normal sesuai dengan usia anak. Kemudian pola asuh orang tua terhadap usia prasekolah, tidak bisa hanya menggunakan salah satu model pola asuh yang ada seperti demokratis, permisif dan otoriter karena empat macam model pengasuhan tersebut dapat digunakan secara bersamaan tergantung kondisi dan situasi perkembangan anak tersebut. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan keempat macam model pengasuhan orang tua akan menghasilkan pengasuhan yang baik terhadap perkembangan perilaku sosial anak khususnya pada anak prasekolah. Sehingga semakin baik pola asuh orang tua, semakin baik pula perkembangan sosial seorang anak.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut:

Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua pada anak prasekolah di TK Pertiwi Rambipuji Jember dengan 110 responden sebagian besar adalah menggunakan pola asuh demokratis sebanyak 78 orang (70,9%), sisanya responden yang menerapkan pola asuh permisif sebanyak 25 orang (22,7%), sedangkan 7 orang (6,4%) responden menerapkan pola asuh otoriter.

(11)

Terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku sosial pada anak prasekolah di TK Pertiwi Rambipuji Jember, arah hubungan positif dengan tingkat korelasi rendah.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan:

Bagi orangtua dalam menerapkan pola asuh yang tepat, penuh kasih sayang dan perhatian bagi anak agar anak dapat menjadi pribadi yang baik tidak tertutup dan mampu berperilaku sosial dengan baik.

Bagi masyarakat yang memiliki anak prasekolah memberikan pola asuh yang tepat dan memberikan semangat serta dorongan kepada putra putrinya agar dapat meningkatkan perkembangan perilaku sosial yang baik sehingga pada akhirnya dapat hidup bermasyarakat dengan baik.

Bagi pendidik (guru) juga berperan dalam perkembangan perilaku sosial pada anak prasekolah dengan cara membimbing dan mengawasi perilaku sosial siswa siswi selama pembelajaran berlangsung.

Bagi institusi sekolah dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam pemberian khususnya tentang pola asuh dan perilaku sosial pada anak prasekolah.

Bagi institusi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan program-program sosial khususnya di sekolah TK dengan cara memberikan peyuluhan atau penjelasan pentingnya dalam perilaku sosial.

Bagi peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi dan perlu

melakukan uji instrumen, mencantumkan umur anak.

1

Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

2

Dosen Keperawatan Maternitas Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

3

Dosen Keperawatan Anak ProgramStudi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, (2009). Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial Anak Remaja Di Desa Arang Limbung Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kuburaya. Jurnal Ilmu Sosial Universitas Tanjung Pura Pontianak. 2(1), 12-14 Herentina, (2012). Peran Orang

Tua Dalam Kegiatan

Bermain Dalam Perkembangan Kognitif

Anak Usia Prasekolah (5-6 Tahun). Jurnal STIKES. 5(2), 191-19

Mulyasa. (2012). Manajemen Paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurmaini, D.R. (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kemampuan Personal Hygiene Pada Anak

Retradasi Mental Di SDLB Kabupaten Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.

(12)

Sofinar, (2012). Perilaku Sosial Anak Tunagrahita Sedang. Jurnal: Ilmiah pendidikan khusus. 1(1). 133-134.

Soetjiningsih, Hari. (2012). Perkembangan Anak. Jakarta: Prenada.

Suharsono, T.J. (2009). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemampuan Sosialisasi Pada Anak Prasekolah Di TK Pertiwi Purwokerto Utara: Jurnal Keperawatan Soedirman. 4(3), 112-116.

Teviana, Fenia. (2012). Pola Asuh Orang Tuan Terhadap Tingkat Kreativitas Anak: Jurnal STIKES. 5(1). 49-51. Yusriana, K, P (2013). Perilaku

Sosial Remaja Dalam Memanfaatkan Ruang Publik

Gambar

Tabel 4 Karakteristik perilaku sosial

Referensi

Dokumen terkait

unsur tari yaitu wirahma, yang dimana selaras dengan pola irama musik tari. Ketepatan gerak terhadap pola irama musik ini memiliki korelasi

Dalam hal tidak terjadi perbedaan waktu yang signifikan antara penetapan kewajiban (pengakuan beban) dan pengeluaran kas serta masih dalam periode pelaporan, maka

Desain yang berbasis sustainable memungkinkan perancangan pasar kuliner dan hotel. tersebut dapat bertahan hingga beberapa puluh

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan diatas, maka penelitian ini dapat disimpulkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: “ Untuk mengetahui

1) Kelompok fauna daratan / terestrial yang umumnya menempati bagian atas pohon mangrove, terdiri atas: insekta, ular, primata, dan burung. Kelompok ini tidak memiliki sifat

PERBANDINGAN KONDISI FISIK ATLET EQUESTRIAN KELAS DRESSAGE DAN KELAS SHOW JUMPING PELATDA PON 2016 JAWA BARATi. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah dan serta sesuai dengan Berita Acara Hasil.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) ada perbedaan kemampuan koneksi matematis siswa sebelum