• Tidak ada hasil yang ditemukan

APEC dan Invasi Ekonomi docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "APEC dan Invasi Ekonomi docx"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

APEC dan Invasi Ekonomi-Politik

(Lajnah Siyasiyah HTI Jawa Timur)

Tahun 2013 bagi Indonesia bisa jadi istimewa. Sebelum berakhirnya masa pemerintahan lima tahunan, Indonesia dipercaya sebagai ketua APEC (Asia Pacific Economic Cooperation). Anggota APEC juga mendukung penuh Indonesia. Hal ini diyakinkan dengan pidato Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada APEC 2012 di Rusia.

“Dunia sedang melihat APEC sebagai mesin pertumbuhan global karena kawasan Asia Pasifik telah menunjukkan ketahanan di tengah krisis keuangan terbaru” Presiden Yudhoyono di APEC CEO Summit 2012 di Vladivostok.

Sejak Januari 2013 sudah dimulai di Jakarta. Berlanjut di Surabaya dan akan diadakan di Bali 1-8 Oktober 2013. Setiap pertemuan membahas hal krusial dan tertutup. Hal ini karena forum APEC merupakan forum tertinggi dan penting. Banyak hal yang tidak dipublikasikan ke umum. Tema APEC Indonesia 2013 adalah “Resilient Asia Pacific, Engine of Global Growth”. Tema ini menjawab tantangan situasi dunia yang tengah berada dalam pengaruh krisis keuangan dan ekonomi serta tentunya mendukung kepentingan nasional Indonesia.

Setiap pertemuan dapat dipastikan membahas pengamanan ekonomi dan hal-hal yang dapat mengganggu perekonomian. Misalnya, di Surabaya membahas HIV/AIDS dan Counter Terorisme. APEC di Bali bertujuan menciptakan sebuah platform yang unik untuk membahas masa depan Asia-Pasifik dan berkontribusi untuk mencapai pertumbuhan inklusif berkelanjutan secara global. Sebagai pemangku kepentingan kunci dalam masa depan untuk bekerja sama menuju dunia yang lebih tangguh dan untuk membangun jembatan pertumbuhan yang menciptakan lebih banyak kesempatan untuk perdagangan dan investasi untuk kepentingan orang-orang di Indonesia.

Rundown time APEC in Indonesia

Sumber: http://www.dfat.gov.au/apec/

(2)

Jika dianalisis secara kritis, pemberian kesempatan Indonesia sebagai ketua APEC 2013 bukan tanpa kompensasi. Ada hal menarik di balik itu semua. Serta APEC akan menjadikan Indonesia sebagai model bagi ekonomi pasar bebas. Lantas, apakah keuntungan didapat? Atau justru buntung yang didapat? Ataukah akan menjadi bunuh diri politik dan ekonomi bagi Indonesia?

Di balik Kepentingan APEC

Watak dari organisasi Internasional bergantung pada ideologi. Negera yang berideologi akan mampu mempengaruhi kebijakan pada setiap pertemuan. AS merupakan salah satu anggota APEC. AS memiliki kepentingan di Asia-Pasifik. Selain merebut pengaruh, juga untuk mengamankan kepentingan ekonomi AS. Ikhwal pembentukan APEC, untuk membendung pengaruh Eropa. Adapun Eropa bersatu di bawah bendera UNI-EROPA. Di sisi lain, AS juga bersembunyi tangan diam-diam menjadi sekutu Eropa. Sebuah permainan politik bagi negara berideologi kapitalisme. Memang AS memiliki kesamaan ideologi dengan Eropa.

Asia-Pasifik merupakan kawasan perdagangan yang ramai. Terlebih masih banyak negara berkembang. Di sisi lain dominasi China, Jepang, dan Korea berpengaruh cukup signifikan untuk menandingi ekonomi di wilayah lainnya. Indonesia, misalnya, merupakan wilayah potensial dan subur dalam penawaran produk industri. Maka bagi Indonesia ataupun negara peserta APEC perlu ada jaminan keamanan. Keamanan untuk melindungi investasi, barang yang diekspor atau diimpor, dan dominasi politik luar negeri.

APEC merupakan kaki bagi ekonomi AS. Meskipun AS juga menancapkan kakinya di organisasi ekonomi lainnya. Semacam WTO, IMF, dan World Bank. Bagi AS, APEC merupakan jalan baru untuk memperbaiki kondisi ekonominya. Terpaan krisis ekonomi global dan biaya perang yang tinggi. AS menggunakan cara baru untuk meraup pundi-pundi dolar. Begitu pula dengan negara Asia-Pasifik lainnya yang mencari lahan baru meraup untung. Dibalik itu Indonesia diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar ke-7 di dunia dalam 20 tahun ke depan.

Invansi Ekonomi dan Politik

Janji keberlangsungan dan kestabilan ekonomi harus diwaspadai. Khususnya bagi negera yang tidak berideologi jelas dalam politik dan ekonomi. Siapa pun akan dapat melihat bahwa negara yang berideologi jelas mampu membuat pengaruh dan keputusan penting. AS, Rusia, dan China sebagai anggota APEC merupakan negara yang berideologi jelas. AS berideologi kapitalisme. Rusia dan China dominasi masih kepada komunis-sosialisme. Meskipun ideologi itu sekarang sudah mulai pudar. Adapun negara lainnya bersektu dan diwarnai oleh kedua ideologi tadi. Posisi Indonesia sangat tidak menguntungkan. Luas wilayah dan sumber daya manusia yang besar tidak menjadikan Indonesia mempunyai nilai tawar tinggi. Yang terjadi adalah Indonesia dibuat bual-bualan untuk mewujudkan kepentingan Internasional.

Posisi Indonesia seperti bandul. Mudah terombang-ambing, galau dalam menentukan kebijakan. Hal ini dikarenakan Indonesia tidak memiliki ideologi yang khas. Bukti ini dapat dilihat dari kebijakan yang ada di negeri ini. Tumpang tindih, bahkan merugikan rakyat. Seharusnya Indonesia sadar secara ekonomi dan politik. Jangan hanya karena alasan citra di mata dunia. Lantas rakyat dikorbankan untuk kepentingan penguasa dan asing.

(3)

Terkait politik, penting bagi dunia Internasional bahwa 2014 akan ada pergantian presiden. SBY tidak lagi dapat mencalonkan diri. Maka hal yang penting bagi dunia adalah menjaga keamanan investasi dan keberlangsungan perdagangan dunia dalam pasar bebas. Dunia internasional tidak ingin kehilangan kepentingan politiknya. Jika presiden terpilih 2014 tidak sesuai dengan kepentingan dunia internasional. Bisa dipastikan anggota APEC dan lainnya akan gelisah. Karena itu, di puncak pertemuan APEC akan dihadiri pemimpin negara, mentri, dan CEO perusahaan berpengaruh. Kedatangan mereka tentu akan membawa misi penting.

Pada medio 2013 untuk membuktikan kesungguhan pada ketetapan internasional, Indonesia telah melakukan langkah pencitraan. Isu kontra-terorisme masih menjadi fokus. Stabilisasi ekonomi pasar Indonesia dijaga betul. Pemberantasan korupsi, demokratisasi politik, dan perbaikan hukum jadi isu sentral. Serta TNI dan POLRI disiapkan untuk menjaga stabilisasi keamanan. Terlebih APEC yang akan dihadiri petinggi negara dan tamu undangan penting. Indonesia juga dipaksa untuk mengikuti berbagai forum tingkat dunia.

Indonesia harus sadar. Keikutsertaan dalam berbagai forum ekonomi dan politik tidak membuahkan kebaikan. Justru menjadikan Indonesia sebagai lahan subur untuk meraup untung. Karena kondisi masyarakat Indonesia masih konsumtif . Di sisi lain untuk menjaga kepentingan ekonomi. Cara politik ditempuh untuk memengaruhi kebijakan dan regulasi agar investasi terjaga aman. Inilah bentuk invansi politik dan ekonomi. Yang terjadi Indonesia akan semakin liberal dalam politik dan ekonomi.

Inilah konsekuensi bagi negara yang tidak berideologi khas. Meskipun Indonesia menjadi ketua APEC 2013. Tidak akan mampu memengaruhi forum. Malahan yang terjadi sebaliknya, dijadikan ajang negara Kapitalisme dan Komunis-sosialisme untuk mengokohkan penjajahannya. Kesepakatan dan hasil dari APEC seolah-olah mengakomodasi setiap anggota. Faktanya negara yang tidak berideologi dibuat mengikuti kepentingan negara berideologi. Di luar forum APEC seolah-olah AS dan China dalam politik berseteru, tetapi untuk urusan ekonomi mereka bersatu. Bahkan saling mendominasi pasar bebas.

Saatnya Bersikap

Indonesia sudah saatnya bersikap idealis dan menunjukan kedaulatan sebagai negara merdeka. Jangan sampai ada lagi penjajahan berbentuk politik dan ekonomi. Indonesia sebagai negeri mayoritas muslim, hendaknya mampu melindunginya. Bukan malah dijadikan sebagai obyek jajahan negara yang mayoritas memusuhi Islam. Dalam melakukan hubungan kerjasama luar negeri—politik dan ekonomi—harus bisa membedakan status negara yang diajak kerjasama. Apakah negara itu mempunyai agenda tersembunyi?, semisal ingin menjajah Indonesia dan memerangi Islam dan umatnya. Ataukah negara itu termasuk bagian dari negeri kaum muslimin? Di sinilah peranan pembedaan status negara dibutuhkan.

Penentuan sikap politik akan berdampak pada perekonomian. Sebagaimana dalam Islam ada dua status negara: daarul Islam dan daarul kufur. daarul Islam adalah negara yang menerapkan syariah Islam secara kaafah (politik, ekonomi, pemerintahan, dll), serta keamanan berada di tangan kaum muslimin. Adapun daarul kufur adalah negara yang tidak menerapakan syariah Islam secara kaafah (politik, ekonomi, pemerintahan, dll), serta keamanan berada di tangan kaum kafir. Dari dua definisi tadi maka Indonesia harus menentukan sikap tegas dan tidak dengan mudah menerima kerja sama dalam bentuk apa-pun.

(4)

Oleh karena itu, kedatangan para pemimpin negera kafir penjajah harus ditolak. Tiada guna menyambut mereka dengan tangan terbuka. Hakikatnya mereka akan mengokohkan dominasinya di negeri kaum muslim. Mereka tidak akan beritikad baik. Justru sebaliknya mereka ingin menancapkan kuku penjajahan serta memilih orang-orang yang siap melayani kepentingannya. Maka tidak mengherankan antek-antek asing bermunculan di negeri ini. Menerima para pemimpin negera kafir penjajah sejatinya menyakiti umat Islam. Di kala AS, Rusia, dan China memerangi umat Islam di Suriah. Membombardir dan menumpahkan darah umat Islam di Suriah. Apakah etis, Indonesia sebagai negeri kaum muslimin menerima mereka dengan tangan terbuka? Menerima negara kafir yang menumpahkan darah kaum muslimin di Pelestina, Irak, Afghanistan, dan lainnya?

(5)

Kenapa Harus Melawan APEC?

Oleh: Salamudin

SEJAK kebijakan perdagangan bebas melalui ASEAN ditandatangani oleh pemerintahan SBY, setiap tahun ribuan industri nasional gulung tikar. Salah satu industri yang langsung terjungkal oleh kebijakan liberalisasi perdagangan adalah industri tembakau.

Data Badan Pusat Statistik menyebutkan antara tahun 2007-2010 jumlah industri tembaku yang hilang dari peredaran mencapai 308 unit perusahaan. Tahun 2007 berkurang 78 perusahaan, 2008 sebanyak 77

perusahaan, 2009 sebanyak 80 perusahaan dan tahun 2010 sebanyak 73 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tembakau tersebut lenyap akibat dihantam oleh regulasi pro impor dan kebijakan nasional yang didorong oleh rezim internasional.

Ribuan industri lainnya juga gulung tikar. Sebanyak 1470 industri lenyap dalam tahun 2007, sebanyak 2304 perusahaan lenyap dalam tahun 2008, sebanyak 1226 hancur dalam tahun 2009 dan sebanyak 1123

perusahaan hilang dalam tahun 2010. Total perusahaan perusaan yang lenyap dalam periode tersebut mencapai 6123 perusahaan.

Perjanjian perdagangan bebas dan liberalisasi investasi yang akan disepakati melalui Asia Pacifik Economic Cooperation (APEC) pada 7-8 Oktober di Bali, akan semakin menyebabkan pasar Indonesia diserbu oleh tembakau dan produk tembakau impor. Perusahaan kecil dan menengah akan berguguran yang pada ahirnya pasar tembakau serta produk tembakau akan diambil alih oleh modal asing.

Selain itu kebijakan nasional yang neoliberal dan anti rakyat seperti pencabutan subsidi BBM, kenaikan harga listrik, adalah kebijakan yang merupakan komitmen pemerintah terhadap liberalisasi perdagangan yang disepakati dalam APEC. Pemerintah juga melakukan pembatasan terhadap industri tembakau melalui standarisasi produk seperti penentuan tar, nikotin rendah, kebijakan kenaikan cukai yang juga merupakan komitmen terhadap rezim internasional.

Mengapa Petani, Buruh, dan Pelaku Industri Tembakau harus Melawan APEC? APEC adalah forum kaum kapitalis global yang hendak merenggut kekayaan ekonomi nasional!

Penulis adalah peneliti The Institute for Global Justice (IGJ ) sumber: rmol.co (25/9/2013)

(6)

Oleh : Julian, S.Pd., M.Esy.

Dosen Prodi Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam Universitas Pendidikan Indonesia

Awal September 2013, harga kedelai kembali mencapai rekor tinggi dengan harga Rp9.500 bahkan di beberapa daerah ada yang menembus Rp10.000 per kilogram (okezone.com). Bagi Indonesia yang merupakan negara agraris tentu kenaikan harga kedelai seharusnya menjadi berkah.

Namun yang terjadi tidaklah demikian. Kenaikan harga kedelai justru menjadi bencana yang serius yang menimpa masyarakat. Harga kedelai yang awalnya murah melambung sangat tinggi. Hal ini berdampak pada produksi makanan tahu dan tempe yang melambung tinggi. Bahkan di setiap wilayah para produsen tahu dan tempe meluapkan kemarahannya dengan aksi mogok produksi. walhasil hal ini berdampak pada langkanya makanan tahu dan tempe di masyarakat.

Padahal seperti kita ketahui, bahwa tahu dan tempe adalah makan rakyat yang kaya gizi yang bisa dijangkau oleh kalangan masyarakat bawah. Namun apalah yang terjadi, kini harga makanan tersebut sangat mahal dan langka.

Permasalahan kelangkaan kedelai tidak lepas dari kebijakan swasembada pangan negeri ini yang carut marut. Seperti yang dikutip dari okezone.com, Produksi kedelai nasional terbukti semakin hari terus menurun dari 1,4 juta ton pada 1990 menjadi 851 ribu ton pada Angka Tetap (ATAP) 2011. Sementara konsumsi nasional mencapai 2,4 juta ton pada 2011. Dengan rata-rata produktivitas hanya berkisar 1,368 ton/ha pada 2011. Sedangkan kebutuhan kedelai nasional mencapai sekira 3 juta ton per tahun, kemampuan produksi hanya sebesar 800 ribu ton per tahun, sehingga kekurangannya mengandalkan impor.

(okezone.com)

Ketergantungan pada impor tentu menambah daftar panjang permasalahan ekonomi Indonseia. Ekonomi Indonesia sekarang memang benar-benar dalam keadaan yang sangat sulit. Di tengah-tengah krisis ekonomi yang menghimpit masyarakat saat ini, kenaikan harga kedelai yang berujung pada langkanya makanan tahu dan tempe adalah buah dari kebijakan ekonomi pasar. Dimana segala sesuatu diserahkan pada mekanisme pasar dan peran pemerintah diminimalisir. walhasil pemerintah lagi-lagi tidak berkutik mengatasi

kelangkaan kedelai ini.

Pemerintah seolah tidak mempedulikan kesulitan yang diderita masyarakat akibat kelangkaan kedelai ini. Pemerintah tidak menunjukkan dirinya sebagai sebuah institusi yang memiliki otoritas untuk melindungi dan mengatur kesejahteraan rakyatnya. Bukankah keberadaan pemerintah dan penguasa dimanapun adalah untuk mengatur dan memelihara urusan rakyat? Jika pemerintah sudah tidak lagi mempedulikan urusan rakyatnya sendiri, dan tidak mau tahu dengan kesulitan yang dihadapi masyarakat, lalu siapa yang mengatur dan memelihara urusan rakyat?

(7)

SOLUSI ISLAM

Produsen tempe tidak memproduksi tempe bukan karena mereka malas bekerja, bukan karena mereka tidak punya etos kerja, bukan karena mereka tidak amanah, bukan karena mereka tidak jujur. Semua ini akibat dari kebijakan pangan ala neoliberal yang sangat pro pasar bebas (free – market). Selama 20 tahun terakhir, pemerintah RI telah mengadopsi kebijakan pangan ala neo-liberal yang sangat pro pasar bebas

(free-market) . Beberapa bentuk kebijakan yang telah diambil antara lain: Penghapusan dan atau pengurangan subsidi, penurunan tarif impor komoditi pangan yang merupakan bahan pokok (beras, terigu, gula, dll.), pengurangan peran pemerintah dalam perdagangan bahan pokok. Hasil dari kebijakan itu adalah

ketergantungan ketersediaan pangan dalam hal ini kedelai terhadap pasar luar negeri, ketika rupiah melemah otomatis barang-barang impor juga mengalami kenaikan. Inilah yang menyebabkan mereka mogok

berproduksi karena harga kedelai melambung tinggi, sementara daya beli masyarakat semakin turun.

Jadi mahalnya kedelai di negeri ini bukan karena tanah negeri ini yang tidak subur, bukan lahan yang sempit, bukan juga faktor petani yang malas menanam kedelai tapi semua itu berpangkal dari kebijakan-kebijakan pertanian dan perdagangan yang muncul dari sistem ekonomi kapitalisme yang menjadi pijakan pemerintah dan para penguasa yang korup pemburu rente melalui mafia Impor. Peran negara diminimalkan dalam kegiatan pertanian dan ekonomi serta hanya diposisikan sebagi regulator. Dengan demikian peluang swasta khususnya asing akan semakin besar dalam menguasai perekonomian negeri ini. Padahal Allah SWT berfirman:

الليببسس نسينبمبؤؤمملؤا ىلسعس نسيربفباكسلؤلب همللسلا لسعسجؤيس نؤلسوس

“Dan Allah tidak memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang beriman.” (QS: An-Nisa: 141)

Karena itulah Islam telah mengembalikan seluruh persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkan oleh individu dan masyarakat, dengan menyerahkannya kepada negara (khalifah/kepala negara). Dalam hal ini tidak ada alasan bagi negara untuk melalaikan kewajibannya dalam memelihara dan mengurus urusan masyarakat. Sebab ia telah diberi wewenang oleh Allah SWT untuk menerapkan hukum Islam dalam sistem ekonomi, khususnya jaminan atas pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyatnya. Dan Allah SWT sudah mempersiapkan dunia dan seisinya ini untuk dijadikan sumber-sumber yang diperlukan bagi negara untuk memelihara dan mengatur urusan manusia. Termasuk perangkat-perangkat hukum dan sistem ekonominya telah ditawarkan oleh Allah SWT, jika saja manusia itu bersedia beriman dan menaati Allah SWT dengan jalan menerapkan sistem/hukum syariat Islam. Karena hanya Islamlah yang menghasilkan kesempurnaan dan keadilan. Bukan sistem ekonomi atau ideologi lainnya yang menjadi produk buatan manusia yang lemah dan rusak.

Oleh karena itu, tidak ada cara lain untuk membebaskan rakyat dari sistem Kapitalisme yang terbukti menyengsarakan ini kecuali menerapkan sistem Ekonomi Islam dalam Tatanan Institusi negara, sebuah sistem yang bersumber dari Aqidah Islam dan mengatur seluruh urusan masyarakat dengan syariat Islam termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam. Wallahu a’lam bisshawab

(8)

Oleh : Ahmad Umar (Anggota HTI dan Mahasiswa Pasca ITB)

Nilai tukar rupiah terus melemah. Posisi rupiah diperdagangkan di atas level Rp 11.000 per dollar AS untuk pertama kalinya sejak April 2009 siang tadi (3/9). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 11.31 WIB, mata uang rupiah di pasar spot melemah 0,5% menjadi 11.035 per dollar AS1. Pelemahan rupiah yang telah terjadi beberapa minggu ini tak pelak telah berdampak pada perekonomian Indonesia. Harga-harga

komoditas impor atau berkandungan bahan impor merangkak naik. Harga kedelai dan tepung terigu yang banyak dikonsumsi masyarakat menengah ke bawah meroket2. Barang elektronik dan properti juga

menyusul naik. Kondisi ini tentu juga berdampak kepada dunia usaha komoditas tersebut yaitu penurunan omset bahkan beberapa sudah mengalami kebangkrutan3. Efek buruk pelemahan nilai rupiah juga

berdampak pada Negara dan juga perusahaan yang memiliki hutang dalam bentuk Dollar Amerika. Nilai hutang dalam bentuk dollar Amerika secara otomatis meningkat. Bila kondisi ini berlanjut, maka krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi sebagaimana terjadi pada tahun 1998 mungkin saja akan terulang.

Instabilitas nilai tukar mata uang seperti yang dialami rupiah saat ini bukanlah yang pertama kali terjadi dan bukan juga hanya terjadi terhadap rupiah. Tentu kita masih ingat krisis moneter yang pernah terjadi di beberapa Negara Asia tahun 1998 termasuk Indonesia. Krisis moneter juga berkali-kali terjadi di Eropa dan Amerika secara bergiliran. Indonesia tidak sendirian, pelemahan nilai tukar mata uang juga terjadi di beberapa negara asia seperti India (rupee), Jepang (Yen), Filipina (Peso), Malaysia (Ringgit), Thailand (Baht), Korea Selatan (Won), Singapura (Dollar), dan Taiwan (Dollar)4. Krisis moneter terjadi berulang-ulang dan juga menimpa banyak negara, sehingga dapat dikatakan bahwa krisis moneter merupakan sebuah keniscayaan dalam perekonomian dunia saat ini. Roy Davies dan Glyn Davies, dalam buku The History of Money From Ancient time to the Present Day, menguraikan sejarah kronologi secara komprehensif.

Sepanjang abad 20 telah terjadi lebih 20 kali krisis besar yang melanda banyak negara. Fakta ini menunjukkan bahwa secara rata-rata, setiap 5 tahun terjadi krisis keuangan hebat yang mengakibatkan penderitaan bagi ratusan juta umat manusia5.

Penyebab instabilitas mata uang dikembalikan pada dua hal yaitu problem moneter dan problem ekonomi. Yang dimaksud dengan problem moneter adalah problem mata uang itu sendiri. Mata uang yang digunakan saat ini adalah mata uang kertas (fiat money). Mata uang kertas tidak memiliki nilai intrinsik (nilai bahan). Mata uang kertas hanya memiliki nilai nominal (nilai tertulis) yang ditetapkan oleh undang-undang. Sedangkan yang dimaksud problem ekonomi adalah problem ketidakmampuan dalam negeri memenuhi kebutuhan dalam negeri terutama pada komoditas strategis yaitu pangan dan energi, sehingga menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi pada Negara lain.

Problem Moneter

(9)

komoditas yang dianggap bernilai sehingga nilai uang tersebut terpuruk6. Fenomena ini dapat kita baca pada fakta terpuruknya rupiah beberapa pekan ini yang dipicu oleh7:

Faktor Eksternal

 Pasar khawatir bank sentral Amerika pada 23 September 2013 memutus langkah pertama kebijakan

pemangkasan stimulus, yang menyebabkan aliran modal masuk ke Amerika dan stock market di berbagai negara jatuh.

 Pasar khawatir akan ditutupnya pasar Merrill Lynch oleh Amerika, yang bisa mendorong stock dan

capital market.

 Lesunya bursa regional dan anjloknya sejumlah mata uang regional terhadap dolar AS.

Faktor Internal

 Sentimen negatif pasar terhadap pengumuman Bank Indonesia bahwa defisit transaksi triwulan II

meningkat dari US$ 5,8 miliar atau 2,6 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi US$ 9,8 miliar atau 4,4 persen.

Jelas sekali, pemicu pelemahan nilai rupiah lebih kepada faktor “pasar khawatir” dan “sentimen negatif” yang ini bermakna lemahnya legitimasi rupiah. Hal ini diperparah dengan ulah para spekulan yang menjadikan mata uang sebagai arena spekulasi untuk meraup keuntungan besar8. Bagi para spekulan fluktuasi mata uang adalah perkara yang harus ada agar mereka tetap meraih untung. Fenomena ini menambah problem moneter semakin sulit diatasi oleh pemerintah yang beraliran pasar bebas.

Terdapat dua problem mendasar pada masalah moneter ini yaitu

1. Mata uang kertas yang tidak memiliki legitimasi yang kuat sehingga nilai tukarnya tidak stabil bahkan cenderung menurun dan

2. Spekulasi mata uang yang memicu terjadinya instabilitas nilai mata uang.

Islam memandang bahwa mata uang dalam Islam adalah Dinar (Emas) dan Dirham (Perak). Menurut an-Nabhani (1990) ada keharusan untuk menjadikan emas dan perak sebagai standar mata uang dalam sistem ekonomi Islam. Beberapa argumentasi yang mendasari keharusan tersebut adalah:

1. Ketika Islam melarang praktik penimbunan harta (kanzul mal), Islam hanya mengkhususkan

larangan penimbunan harta untuk emas dan perak. Larangan ini merujuk pada fungsi emas dan perak sebagai uang atau alat tukar (medium of exchange).

“Dan orang-orang yang menimbun emas dan perak, serta tidak menafkahkannya di jalan Allah (untuk jihad), maka beritahukan kepada mereka (bahwa mereka akan mendapatkan) azab yang pedih” (TQS at-Taubah [9]: 34).

1. Islam mengaitkan emas dan perak dengan hukum-hukum Islam lainnya, seperti diyat dan pencurian. Islam menentukan diyat dengan ukuran tertentu dalam bentuk emas. Islam juga mengenakan sanksi potong tangan terhadap praktik pencurian dengan ukuran melebihi emas sebesar ¼ dinar.

(10)

1. Zakat uang yang ditentukan Allah Swt berkaitan dengan emas dan perak. Begitu pula Islam telah menentukan nisab zakat tersebut dengan emas dan perak. Misalnya saja nishab zakat emas adalah 20 mitsqal atau 20 dinar. Hal ini setara dengan 80 gram emas.

2. Rasulullah saw. telah menetapkan emas dan perak sebagai uang sekaligus sebagai standar uang. Setiap standar barang dan tenaga yang ditransaksikan akan senantiasa dikembalikan kepada standar tersebut.

3. Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang (money changer) dalam Islam yang terjadi dalam transaksi uang selalu hanya merujuk pada emas dan perak, bukan dengan yang lain. Hal ini adalah bukti yang tegas bahwa uang tersebut harus berupa emas dan perak, bukan yang lain. Nabi saw. bersabda,”Emas dengan mata uang (bisa terjadi) riba, kecuali secara tunai” (HR Imam Bukhari).

Mata uang Dinar dan dirham memiliki legitimasi yang sangat kuat, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dinar dan dirham yang terbuat dari emas dan perak bernilai tinggi dan diterima luas oleh masyarakat dunia. Mata uang yang didasarkan pada emas dan perak memiliki keunggulan moneter sebagai berikut9:

Pertama, inflasi rendah dan terkendali. Dengan menerapkan mata uang emas, pemerintah suatu negara tidak dapat menambah pasokan uang dengan bebas. Akibatnya supply mata uang akan terkendali. Uang hanya bertambah seiring dengan bertambahnya cadangan emas negara. Dengan demikian inflasi yang diakibatkan oleh pertumbuhan uang sebagaimana pada sistem mata uang kertas (fiat money) tidak terjadi. Memang tak dapat dipungkiri bahwa inflasi bisa saja terjadi ketika ditemukan cadangan emas dalam jumlah besar. Namun keadaan tersebut merupakan sesuatu yang jarang terjadi dan orang yang memiliki emas tidak langsung melempar emasnya ke pasar.

Keampuhan mata uang mengendalikan inflasi telah dibuktikan oleh Jastram, (1980) seorang profesor dari University of California. Ia menyimpulkan bahwa tingkat inflasi pada standar emas (gold

standard) paling rendah dari seluruh rezim moneter yang pernah diterapkan termasuk pada rezim mata uang kertas (fiat standard). Sebagai contoh dari tahun 1560 hingga 1914 indeks harga (price index) Inggris tetap konstan dimana inflasi dan deflasi nyaris tidak ada. Demikian pula tingkat harga di AS pada tahun 1930 sama dengan tingkat harga pada tahun 1800.

Kedua, di dalam standar emas, nilai tukar antar negara relatif stabil sebab mata uang masing-masing negara tersebut disandarkan pada emas yang nilainya stabil. Pertukaran antara mata uang yang dijamin oleh emas dengan mata uang kertas negara lain yang tidak dijaminan emas juga tidak menjadi masalah. Hal ini karena nilai mata uang yang dijamin emas tersebut ditentukan oleh seberapa besar mata uang kertas tadi

menghargai emas. Nilai emas memang bisa naik atau turun berdasarkan permintaan dan penawaran, namun ketika emas dijadikan uang maka masing-masing negara akan menjaga cadangan emas mereka. Dengan demikian supply mata uang akan relatif stabil sehingga nilainya pun stabil.

Disamping penggunaan mata uang dinar dan dirham, Islam juga menetapkan beberapa hukum yang menutup pintu spekulasi dan menjamin stabilitas mata uang diantaranya:

1. Larangan Kanzul Mal; yaitu menyimpan uang tanpa ada hajat tertentu untuk pembelanjaannya. Larangan ini akan mencegah terjadinya kekurangan supply uang.

2. Larangan Riba Fadhl (riba dalam tukar-menukar atau jual beli pada barang tertentu yang telah ditetapkan oleh syariat, dalam hal ini adalah tukar menukar mata uang sejenis wajib sepadan dan tukar-menukar mata uang tak sejenis wajib kontan). Hukum ini akan mengeliminasi tindakan spekulasi pada mata uang.

Problem Ekonomi

(11)

terhadap rupiah. Sepanjang neraca perdagangaan melemah maka dipastikan rupiah turun. “Sebelum ini, kan, neraca perdagangan selalu surplus,” kata Sri Adiningsih. Pernyataan yang sama diungkapkan oleh ekonom Mirza Adityaswara. Dia menilai, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi dipicu oleh tekanan impor terhadap ekspor. Mirza menyatakan, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dimotori oleh impor yang lebih besar ketimbang ekspor10. Badan Pusat Statistik mengumumkan defisit neraca perdagangan per Juli 2013 tercatat US$2,31 miliar dan secara kumulatif mencapai US$5,65 miliar dan tertinggi sepanjang sejarah11. “Defisit nilai perdagangan tersebut disebabkan oleh defisit komoditi migas sebesar 1,86 miliar dolar AS dan komoditi nonmigas sebesar 0,45 miliar dolar AS,” kata Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Senin (2/9/2013)12.

Defisit neraca perdagangan memberikan gambaran betapa Indonesia sangat bergantung pada Negara lain. Parahnya, ketergantungan ini justru terjadi pada komoditas yang sangat strategis yaitu pangan dan energi. Kedua komoditas ini adalah sesuatu yang wajib selalu tersedia sebab bila tidak maka akan terjadi goncangan ekonomi yang serius di dalam negeri. Tercatat produk pangan impor seperti garam, kedelai, tepung terigu, jagung, beras, bawang merah, kopi, teh dll. Kita semua tahu bahwa komoditas impor tersebut dapat diproduksi secara massal di dalam negeri, namun sayang kebutuhan dalam negeri masih lebih besar dibandingkan produksi dalam negeri sehingga harus impor13. Demikian pula migas, seharusnya produksi dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun faktanya, ladang-ladang minyak malah 84% dikuasai oleh asing14 , sehingga migas belum sepenuhnya dapat diproduksi untuk kepentingan masyarakat sendiri. Konsekuensinya, tentu impor!

Problem ini dapat dipecahkan bila sistem Islam yang diterapkan. Pertama, Islam menetapkan bahwa

kewajiban Negara adalah menjamin kebutuhan pokok setiap warganya dan Islam mewajibkan kaum Muslim untuk bisa mandiri dan mencegah hal-hal yang bisa menciptakan ketergantungan pada negara luar.

Kewajiban ini berimplikasi pada upaya Negara untuk memastikan produksi pangan dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan setiap warga, sehingga Negara wajib membuat kebijakan untuk swasembada pangan. Bagaimana strategi swasembada pertanian dalam Islam?

Pertama: negara harus memberikan support penuh dalam pembangunan pertanian; misalnya dengan memberikan modal, lahan, sarana produksi pertanian, dll kepada petani.

Kedua: dilakukan kebijakan ekstensifikasi; dibuka lahan-lahan baru untuk pertanian. Lahan-lahan yang tidak produktif dan menganggur selama 3 tahun diambil oleh negara dan diberikan kepada mereka yang siap menggarap. Lahan pertanian yang subur harus tetap dipertahankan sebagai lahan pertanian, tidak dikonversi untuk keperluan lain.

Ketiga: dilakukan intensifikasi dengan penemuan bibit unggul, sistem budidaya, penyediaan pupuk, dan obat pembasmi hama yang efektif.

Keempat: dilakukan restrukturisasi pertanian. Misalnya, petani-petani gurem yang tidak efisien dengan lahan hanya 0,2-0,3ha harus ditingkatkan skala usahanya dengan lahan yang lebih luas.

Kelima: dilakukan penanganan yang baik pada sektor pemasaran produk pertanian. Misalnya, rantai pemasaran yang merugikan petani harus dihapus; disiapkan infrastruktur pendukung yang memadai seperti jalan, alat transportasi, pasar, dll; juga dibangun industri-industri yang dapat menyerap hasil pertanian.

(12)

Kesimpulannya, problem krisis nilai tukar mata uang akan terus berulang selama akar masalahnya tidak dipecahkan yaitu penggunaan mata uang kertas dan ketergantungan ekonomi pada Negara lain. Islam sejak awal telah menutup peluang terjadinya krisis nilai mata uang ini dengan menerapkan sistem mata uang dinar (emas) dan dirham (perak) dan berbagai hukum transaksi keuangan yang menutup pintu spekulasi. Islam juga mewajibkan berbagai kebijakan agar terpenuhi kebutuhan setiap individu masyarakat tanpa bergantung pada pihak luar. Terapkan sistem Islam, maka krisis moneter akan tinggal kenangan.

Jawab Soal Ekonomi Berkaitan dengan Emas Bersama Amir Hizbut Tahrir : Apa yang

Mempengaruhi Harga Emas, Kenapa Harga Emas Jatuh, Hukum Menyimpan Emas

ميحرلا نمحرلا لا مسب

(Rangkaian Jawaban asy-Syaikh al-‘Alim ‘Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah Amir Hizbut Tahrir atas Berbagai Pertanyaan di Akun Facebook Beliau)

Jawab Soal Ekonomi Berkaitan dengan Emas

Kepada Y.S

Pertanyaan:

هتاكربو هللا ةمحرو مكيلع ملسلا

Al-‘Alim al-Jalil Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah, hafizhakallâh wa ra’âka.

Pertanyaan ekonomi terkait dengan emas:

Apa faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas?

Kenapa harga emas jatuh sejak akhir tahun lalu?

Kenapa terjadi penurunan mendadak kira-kira sebulan lalu?

Dan bolehkah secara syar’i menyimpan emas menggantikan uang kertas dengan tetap dikeluarkan zakatnya (apakah termasuk kanzu), dan jika boleh apakah hal itu disarankan dari aspek ekonomi?

Barakallâh fika.

Jawab:

هتاكربو هللا ةمحرو ملسلا مكيلعو

Seperti Anda tahu bahwa dahulu mata uang berupa emas dan perak. Sampai ketika beberapa negara di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mengeluarkan uang kertas, maka itu diback up dengan emas dan perak, yang bisa ditukar kapan saja degan emas dan perak. Artinya, pemilik uang kertas bisa pergi ke bank negara yang mengeluarkan uang kertas itu dan mengambil gantinya berupa

emas sesuai dengan nilainya .

Keadaan tersebut menjadi kacau selama PD I 1914 dan PD II 1939, khususnya ketika terjadi great depression di Amerika tahun 1929 dan menyebar ke negara lainnya. Akhirnya penukaran mata uang kertas dengan emas dikenai berbagai batasan

(13)

satu troy once emas dan berjanji kepada negara-negara yang memiliki dolar kertas, jika ingin menukar dolar dengan emas, maka kursnya sesuai nilai tersebut

.

Faktor yang membantu Amerika dalam hal itu karena cadangan emasnya cukup atau bahkan lebih dari dolar kertas yang dicetak di dalam negeri dan luar negeri. Yang penting bagi Amerika adalah memiliki cadangan emas yang mampu memback up dolar di luar negeri, baik yang dimiliki negara-negara atau individu. Sedangkan dolar kertas di dalam negeri, maka urusannya lebih mudah dari

dolar di luar negeri .

Untuk lebih jelasnya, perlu diketahui bahwa cadangan emas Amerika tahun 1946, pasca perjanjian Bretton Woods, nilainya menurut kurs yang ditetapkan di dalam perjanjian itu adalah 20,6 miliar dolar. Sementara pada saat yang sama dolar kertas di luar negeri yang dimiliki negara-negara dan individu besarnya 6,1 miliar dolar. Keadaannya tetap bertahan, yakni bahwa Amerika mampu menjamin kurs dolar itu hingga tahun 1960, di mana cadangan emas di Amerika sebanyak 18,8 miliar, semenatra besarnya dolar kertas di luar negeri sebesar 19,7 miliar. Artinya Amerika hampir-hampir bisa menjamin kurs dolar. Setelah itu, cadangan dolar di luar negeri mulai lebih besar dari cadangan emas di Amerika.

Akibat mulai jatuhnya back up dolar emas, Amerika meminta bantuan negara-negara utama di dunia untuk menaikkan back up

dolar emas. Maka terjadilah kesepakatan pembentukan Perkumpulan Emas, yang aktifitasnya adalah jika harga emas naik karena suatu sebab di pasar, bank-bank negara Perkumpulan Emas segera melakukan intervensi dengan menggelontorkan sejumlah emas tambahan ke pasar untuk mengembalikan harga ke tingkat keseimbangan. Sebaliknya, jika harga emas turun maka bank-bank tersebut segera membeli sejumlah emas kelebihan itu, sehingga harga emas kembali naik ke tingkat awal.

Perkumpulan ini berlangsung beberapa tahun. Namun secara gradual intervensi ke pasar itu menjadi bermasalah, khususnya antara tahun 1965 hingga matinya Perkumpulan Emas pada 17 Maret 1968. Hal itu mengancam cadangan emas negara-negara anggota. Akhirnya Perancis menarik diri pada bulan Juni 1967. Kemudian segera terjadi krisis (Poundsterling pada musim gugur 1967, lalu krisis emas 1968). Dua krisis itu menyebabkan kerugian negara-negara Perkumpulan Emas selama enam bulan mencapai 2,5 miliar dolar emas. Maka diselenggarakan pertemuan di Washington pada 17 Maret 1968 dan diputuskan menghapus Perkumpulan Emas dan membiarkan harga emas bebas mengikuti kekuatan suply dan demand.

Krisis emas yang disebutkan di atas menyebabkan merosotnya cadangan emas di Amerika dari 14 miliar pada tahun 1965 menjadi 10,48 miliar pada Maret 1968, ketika Perkumpulan Emas dihapuskan. Cadangan emas milik Amerika pada waktu itu merupakan batas terendah jumlah cadangan untuk krisis yang dinyatakan oleh undang-undang untuk back up emas dalam negeri bagi dolar (25%). Karena itu Amerika menghapus penukaran dolar milik swasta di luar negeri kepada emas dan penukaran emas hanya untuk cadangan luar negeri resmi. Jumlah emas yang tersisa di Amerika yang merupakan batas terendah yang disebutkan itu hanya cukup untuk cadangan resmi luar negeri saja. Artinya back up emas di dalam negeri (25%) telah dihapus. Akan tetapi Amerika tidak mampu memenuhi penukaran cadangan resmi luar negeri akibat impor dan ekspor oleh sektor swasta. Demikian juga transaksi sektor umum dalam hubungan internasional dengan pihak lain.

Atas dasar itu, Amerika pada masa presiden Nixon memutuskan penghapusan penuh back up sistem pertukaran dengan emas pada tahun 1971. Setelah itu, uang kertas tidak lagi memiliki back up yang bisa dipertukarkan baik segera atau bertempo. Bahkan nilai uang kertas akhirnya hanya ditentukan oleh perekonomian negara-negara yakni oleh neraca pembayarannya, situasi keamanan negara-negara, krisis-krisis yang melanda, dan spekulasi pasar finansial. Unsur penting penentu lain adalah minyak, mencakup harga minyak, ancaman keamanan dan kekacauan terhadap sumber-sumber minyak.

Untuk menjelaskan hal itu kami katakan:

Emas sebagai komoditas, setelah tanggal itu, dipengaruhi oleh suply dan demand. Jika suply bertambah, misalnya beberapa negara menjual sebagian dari cadangan emasnya untuk memperkuat perekonomian, maka harga emas pun turun… Dan jika sebagian negara atau beberapa individu membeli emas untuk spekulasi tertentu, maka demand bertambah dan harga emas pun naik.

Demikian juga jika batasan-batasan terhadap impor emas dihilangkan atau diperkecil, maka impor dan ekspor menjadi lebih aktif, kemudian gerakan suply dan demand di pasar meningkat. Hal itu menyebabkan menurunnya harga emas seperti yang terjadi pada negara-negara teluk pada awal tahun 2011 setelah dihilangkannya bea cukai dari produk kerajinan dan olahan emas dan penyatuan jaringan antara negara-negara itu yang menyebabkan penurunan harga emas akibat naiknya pergerakan impor dan ekspor emas di antara negara-negara itu.

Demikian juga jika dolar menurun karena sebab ekonomi, perang atau lainnya, maka masyarakat mengarah untuk menyimpan emas menggantikan dolar. Negara-negara juga mengubah cadangan devisanya kepada emas menggantikan dolar. Maka demand

(14)

kepercayaan masyarakat terhadap dolar kembali, dan berikutnya mereka menjual sebagian simpanan emasnya sehingga suply

emas meningkat dan mereka menyimpan dolar menggantikan emas, sehingga harga emas pun turun.

Kemudian ada topik minyak. Naik turunnya harga emas hari ini berbanding lurus dengan naik turunnya harga minyak. Setiap kali harga per barel minyak naik maka harga emas pun ikut naik. Dan setiap kali harga per barel minyak turun, harga emas ikut turun.

Berdasarkan hal itu maka pertanyaan Anda bisa dijawab:

Turunnya harga emas tahun 2012: Terjadi dua kejadian yang menarik perhatian pada tahun itu:

Pertama, perbaikan relatif pada harga dolar setelah sangat tertekan pada beberapa tahun sebelumnya akibat krisis perekonomian Amerika hasil dari ambruknya pasar properti… Perbaikan harga dolar ini menyebabkan turunnya harga emas sesuai apa yang telah kami sebutkan di atas di mana harga dolar berbanding terbalik dengan harga emas…

Kedua, Rusia menjual sekitar 4 ton cadangan emasnya. Itu untuk kali pertama sejak lima tahun terakhir. Penjualan itu berarti penambahan suply, sehinga ikut andil dalam turunnya harga emas.

Ada sebab-sebab sekunder. Akan tetapi apa yang kami sebutkan di atas yang paling besar pengaruhnya.

Adapun turunnya harga emas tiba-tiba selama bulan Juli 2013, maka itu terjadi pada 19 Juni 2013, di mana gubernur Bank Sentral Amerika the Fed mengumumkan jadual pengurangan secara gradual program quantitative leasing. Hal itu menyebabkan adanya dukungan terhadap dolar secara kuat, dan berikutnya harga emas turun sampai pada tingkat di mana harga satu once sekitar 1180 dolar! Harga itu sedikit lebih tinggi dari biaya eksplorasi emas dari tambang, di mana biaya itu antara 1135 – 1150 dolar per once. Hal itu menyebabkan Bankaj Gupta, direktur perusahaan SMC Comics, mengatakan, “Saya tidak memprediksi turunnya harga emas di bawah tingkat ini, karena sebab utamanya adalah biaya eksplorasi emas di pertambangan sebesar 1135 – 1150 dolar per once. Itu artinya, tunrunnya harga emas di bawah angka itu akan mendorong pertambangan menghentikan penambangan dan menghentikan penawaran di pasar, sesuatu yang menyebabkan naiknya kembali harga emas”.

Ucapan itu benar sampai pada batas tertentu di mana harga emas pada bulan Agustus 2013 kembali naik sedikit menjadi 1310 dolar per once, meskipun departemen keuangan Amerika Serikat mengurangi program pembelian obligasi yang mencapai 85 miliar dolar per bulan, yang itu artinya mengurangi penawaran dolar di pasar dan berikutnya harga dolar naik yang menyebabkan turunnya harga emas. Meski demikian, harga emas tidak turun dari harga pada bulan Juli 2013, meskipun harga emas tetap turun sedikit mendekati biaya eksplorasi. Akan tetapi seperti yang dikatakan Gupta, harga emas setiap kali mendekati biaya eksplorasi, maka sebagian tambang akan mengurangi produksinya dan berikutnya penawaran emas juga turun sehingga harganya naik meski hanya sedikit …

Adapun pertanyaan Anda tentang menyimpan emas dan perak, sebagai ganti menyimpan uang kertas, maka hukum syara’ terkait emas tidak berbeda antara emas itu lantakan atau cetakan uang… Menimbunnya bila bukan karena suatu keperluan adalah haram, meskipun dikeluarkan zakatnya. Ini yang lebih rajih dalam masalah terebut sesuai dalil-dalil syara’ terkait hal itu. Namun jika menyimpan karena ada keperluan tertentu, seperti Anda ingin membangun rumah atau menikahkan anak Anda…, maka boleh dilakukan dengan tetap dikeluarkan zakatnya.

Saudaramu

Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah

17 Syawal 1434 H

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Sayyid Muhammad Al- Maliki Dalam Kitab At-Tahliyah Wat Targhib Fi Al Tarbiyah Wa Al Tahdzib. Konsep pendidikan akhlak

Kesetiaan pelanggan yang meningkat terhadap produk atau layanan yang diberikan akan membuat konsumen melakukan transaksi di masa yang akan datang pada produk yang sama, bahwa

Anak usia sekolah adalah anak berusia 6 – 21 tahun , yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya di bagi menjadi 2 sub kelompok yakni praremaja 9( 6-9 tahun) dan remaja ( 10 – 19

“Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis Budaya Lokal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar” penelitian ini dilakukan di SDI Bangkakeli Manggarai masalah yang

Program Diploma hanya satu atribut yang perlu diperbaiki yaitu sikap para pegawai administrasi dalam memberikan pelayanan (misalnya : keramahan dan kesopanan) dan atribut ini

Lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan metode purposive sampling yaitu pada peternak ayam Pelung di wilayah kerja HIPPAPI Kabupaten Bandung, dengan pertimbangan

Perbedaan pertama penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Praptika dan Rasmini (2016) yaitu adanya penambahan variabel kompleksitas operasi terhadap

Terhadap anggota kepolisian yang melanggar Kode Etik Profesi Polri tersebut, dari data yang tersaji dapat diketahui bahwa hukuman yang paling banyak dijatuhkan