• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN POLA RUANG P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN POLA RUANG P"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN POLA RUANG PADA

KAWASAN ISTANA MAIMUN

1

Muhammad Iqbal Siregar

2*

ABSTRAK

Perubahan pada bangunan maupun kawasan perkotaan terjadi karena adanya tuntutan ruang kebutuhan yang berbeda dari masyarakat perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam suatu bangunan maupun kawasan perkotaan yang dilakukan pada Kawasan Medan Maimun yaitu Istana Maimun. Awalnya kawasan Istana Maimun adalah kawasan kerajaan Deli yang mayoritas adalah keturunan kerajaan dan masyarakat Melayu. Saat ini modernisasi dan globalisasi sangat mempengaruhi kebudayaan kehidupan masyarakat kawasan Istana Maimun sehingga pada kawasan Istana Maimun saat ini telah mengalami perubahan dengan adanya bangunan-bangunan baru disekitaran kawasan Istana Maimun dan mengakibatkan perubahan pola ruang pada kawasan tersebut. Namun demikian kawasan Istana Maimun tidak semua mengalami perubahan tetap ada yang masih bertahan hingga saat ini (berlanjut). Keberlanjutan pada kawasan Istana Maimun terlihat pada peninggalan bangunan kerajaan Kesultanan Deli yaitu Istana Maimun, Masjid Raya Al Mashun,Taman Sri Deli dan bangunan pertokoan disekitaran Istana Maimun. Pada penelitian ini teori yang digunakan adalah teori Continuity and Change dengan melihat keberadaan bangunan yang bertahan dan berlanjut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif-dengan memberikan contoh-contoh kasus yang terkait dengan perubahan dan keberlanjutan.

Kata Kunci: Perubahan, keberlanjutan, Istana Maimun

ABSTRACT

The changes in buildings and urban areas happens because of the different demands of space requirement from urban communities. This research aims to discover the changes that occurs in the buildings and urban areas where held at Medan Maimun region, Medan Maimun Palace. Medan Maimun region was Deli royal district which the majority of the people were the descendants of royalty and Malay communities. At this time, modernization and globalization affect the culture of the people which live in Maimun Palace area. Nowadays Maimun Palace area has changed with the construction of new buildings around of Maimun Palace area which resulted in changes on the pattern of space in those area. However, not all Maimun Palace area were changed, but some of them still survive until today (continued). Continuity at Maimun Palace area seen on the heritage buildings of Deli Sultanate kingdom, including Maimun Palace, The Great Mosque Al Mashun, Sri Deli Park and the shopping building around Maimun Palace. This research used the theory of Continuity and Change to see where the buildings that survive and continue. The research method is descriptive qualitative, by giving examples of cases that related with the change and continuity.

Keywords: Change, Continuity, Maimun Palace

1

Tulisan ini merupakan bagian akhir dari tugas mata kuliah Studi Perencanaan Lingkungan Binaan II di Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik USU Medan dengan bimbingan Dr.Wahyu Utami, ST., MT.

2

Mahasiswi semester VIII Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik USU Medan.

Email : muhiqbalsireg18@gmail.com PENDAHULUAN

Perubahan tidak dapat dihindari dalam suatu

bangunan maupun kawasan perkotaan.

Perubahan pada bangunan maupun kawasan perkotaan terjadi karena adanya tuntutan ruang kebutuhan dari masyarakat perkotaan. Hal inilah

yang paling mendasari adanya perubahan pada bangunan maupun suatu kawasan perkotaan. Di

satu sisi, suatu kawasan akan dapat

(2)

Kota Medan adalah Ibu Kota Sumatera Utara, yang merupakan pusat ekonomi terbesar di Sumatera. Dahulu, Kota Medan dikenal dengan sebutan kota Kesultanan Deli (Melayu) atau disebut juga dengan Tanah Deli. Menurut Arkinova Syahrum (2004), pada tahun 1918 wilayah Kota Medan masih terdiri dari dua Kecamatan yaitu Kecamatan Medan Maimun dan Medan Polonia. Kawasan Medan Maimun adalah kawasan Istana atau Kerajaan Deli yang dikuasai oleh Pemerintah Kerajaan Deli. Sedangkan kawasan Medan Polonia adalah Kawasan yang dikuasai oleh Pemerintah Kolonial Belanda.

Istana Maimun dihasilkan dari suatu aturan adat istiadat yang sudah ada dari zaman dahulu dan dipelihara hingga saat ini. Dahulu kawasan Istana Maimun adalah kawasan kerajaan Deli dimana pada kawasan tersebut mayoritas adalah keturunan kerajaan dan masyarakat Melayu. Bangunan yang ada di kawasan Istana Maimun hanya bangunan kantor dan komplek rumah pemerintah kerajaan Deli. Kawasan Istana Maimun terdapat juga bangunan Masjid Raya Al Mashun dan Taman Sri Deli yang disediakan untuk keturunan dan pemerintah Kerajaan Deli saja. Saat ini dimana modernisasi dan globalisasi demikian kuat sangat mempengaruhi kebudayaan kehidupan masyarakat kawasan Istana Maimun. Kawasan Istana Maimun saat ini telah mengalami perubahan dengan dibangunnya bangunan-bangunan baru disekitaran kawasan Istana Maimun yang mengakibatkan perubahan pola ruang pada kawasan tersebut. Bangunan Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mashun saat ini telah beralih fungsi tidak lagi sebagai bangunan pemerintah kerajaan Deli. Menurut Arkinova Syahrum (2004), Istana Maimun, Masjid Raya Al Mashun dan Taman Sri Deli adalah sebagai tempat tinggal keturunan Sultan Deli, dan sebagai salah satu objek wisata yang ada di Kota Medan.

Kawasan Istana Maimun tidak semua

mengalami perubahan tetapi ada yang masih

bertahan hingga saat ini (berlanjut).

Keberlanjutan pada kawasan Istana Maimun terlihat pada peninggalan bangunan kerajaan Kesultanan Deli yaitu Istana Maimun, Masjid Raya Al Mashun, dan bangunan pertokoan yang suadah ada dari masa pemerintahan kerajaan Deli.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Perubahan dan Keberlanjutan

(Continuity and Change)

Continuity atau kontinuitas adalah sesuatu yang terus berlanjut dan berkelangsungan berdasarkan periode periode tertentu. Contohnya seperti penggunaan warna kuning pada bangunan Melayu yang sudah ada dari zaman dahulu dan tetap berlanjut dan dipertahankan sampai saat ini. Sedangkangkan change adalah sesuatu yang sudah mengalami perubahan dan pergeseran yang diakibatkan oleh perkembangan zaman ataupun perubahan budaya, ekonomi pada masyarakat. Contohnya seperti penggunaan panggung pada rumah Melayu yang saat ini sudah jarang kita temui. Menurut Takari (2013)

keberlanjutan (kesinambungan) adalah

meneruskan apa-apa yang telah diciptakan sebelumnya, dan mengaplikasikannya secara fungsional di masa seni itu hidup. Modernisasi

dan globalisasi pada perubahan dan

keberlanjutan diakibatkan oleh pembangunan yang terus- menerus oleh manusia. Menurut Rahmi, D.H. dkk (2012) mengatakan bahwa perubahan-perubahan yang ada sampai saat ini diperkirakan akibat dari dinamika pembangunan yang terus berjalan, yang tidak dapat dihindari. Dinamika pembagunan adalah modernisasi dari perkembangan dan kemajuan teknologi dan ekonomi.

Fram dan Weiler (1984) menambahkan bahwa dunia telah melihat banyak pertempuran antara mereka yang ingin mempertahankan tradisi, status, dan mereka yang mencari revolusi. Dalam mempertahankan dan merehabilitasi sifat nilai warisan kita tidak jauh dari konflik yang paling dasar ini. Setiap generasi tampaknya berusaha untuk membuktikan dirinya lebih baik, lebih maju, dari pendahulunya. Generasi lainnya

membangun kekuasaan mereka dengan

melampaui sejarah dan keturunan mereka, dan dengan membangun kembali atau mengubah lingkungan mereka dalam gambaran masa depan. Perjuangan antara historisisme dan modernisme selalu pahit, dan merupakan hal yang tak terelakkan . Namun mereka selalu ada dan setiap hari membawa perubahan baru.

(3)

kontekstualisme, yaitu menganalisa dan memahami sifat dan kualitas tempat atau kawasan perkotaan untuk mengembangkan unsur-unsur baru tetapi tetap mempertahankan sifat dan karakter dari kawasan tersebut.

Sejarah Kawasan Istana Maimun Medan

Menurut Arkinova Syahrum (2004) pada tahun 1900-an Kaws1900-an Ist1900-ana Maimun mulai berkemb1900-ang deng1900-an datangnya imigran dari jawa dan sumatera barat. Pada awal tahun 1900-an banyak bangunan yang dibangan pada kawasan Istana Maimun seperti Kantor-Kantor, toko-toko, dll. Untuk mendukung segala macam aktifitas yang berada pada kawasan Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun dilakukan pembangunan jaringan Kereta Api jarak dekat oleh Deli Spoorweig Maatschappij (DSM).

Pada awal tahun 1945 sampai tahun 1960-an seiring dengan meningkatnya identitas arus lalu lintas pada kawasan Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun maka dilakukan pelebaran jalan yang mengakibatkan berkurangnya dimensi lahan hijau pada kawasan tersebut. Kawasan Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun khususnya pada jalan Brigjen Katamso dan jalan Sisingamangaraja lebih diorientasikan menjadi kawasan perdagangan dan perkantoran oleh pemerintah Kota Medan.

Saat ini kawasan Istana Maimun sudah berpisah dari kawasan kota Matsum karena tidak adanya lagi elemen pengikat dengan kawasan tersebut. kawasan Istana Maimun menjadi sebatas segitiga Istana yaitu Maimun, Masjid Raya, dan Taman Sri Deli.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan melihat kawasan Istana Mainum sebagai lokasi amatan. Kawasan tersebut dilihat pada perubahan dan keberlanjutan yang terjadi pada pola ruangnya. Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan peta lama dengan peta baru, dan dilakukan survey lapangan berupa foto – foto dokumentasi sekitar kawasan Istana Maimun. Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar :

Sumber : Arkinova Syahrum (2004)

PERUBAHAN POLA RUANG

KAWASAN ISTANA MAIMUN

Istana Maimun merupakan peninggalan dari Kesultanan Deli Tuanku Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah. Sekarang kawasan ini menjadi salah satu objek wisata di Kota Medan yang terletak di Kecamatan Medan Maimun. Perubahan tata ruang yang terjadi pada kawasan Istana Maimun karena perkembangan zaman dan pertumbuhan ekonomi di Kawasan tersebut. Istana Maimun dikelilingi oleh bangunan-bangunan komersial, perumahan dan pemukiman masyarakat.

Sumber : Google Maps (2015

Peta lama Kota Medan tahun 1945 Sumber : Maps. Library Leiden University Libraries (2015)

(4)

Perubahan pola ruang yang terjadi pada kawasan istana Maimun terjadi salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi dan aktivitas yang cepat pada Kawasan tersebut. Pertumbuhan ekonomi dan aktifitas yang cepat mengakibatkan banyak bangunan komersial yang berdiri pada kawasan tersebut. Seperti yang telah dijelaskan di atas bangunan komersial mempunyai berbagai fungsi, seperti restauran, toko-toko, bahkan ada perumahan pada kawasan tersebut.

Menurut Arkinova Syahrum (2004) mengatakan saat ini akibat perkembangan kebutuhan dan

aktivitas dibangun bangunan baru yang

mempengaruhi visual kawasan Istana Maimun, yaitu bangunan Perpustakaan daerah yang fasadnya tidak sesuai dengan Istana Maimun dan ada juga bangunan ruko-ruko yang dibangun

didepan Istana Maimun terlihat tidak

berintegrasi dengan bangunan Istana Maimun.

Peta lama Kota Medan tahun 1945 Sumber : Maps. Library Leiden University Libraries (2015)

Peta terbaru Kota Medan tahun 2015 Sumber : Google Maps (2015)

Perubahan pola ruang kawasan Istana Maimun terlihat jelas pada peta di atas yaitu peta lama 1945 dan peta terbaru tahun 2015. Kedua foto Dari contoh di atas dapat dilihat bagaimana perubahan pola ruang kawasan Istana Maimun dari waktu ahun 1945 s/d 2015. Pada foto peta pertama terlihat bagaimana kawasan sekitar Istana Maimun belum banyak di temukan

bangunan komersial dan pada foto peta kedua telah banyak berdiri bangunan komersial.

Perubahan dan keberlanjutan pola Ruang pada Kawasan Istana Maimun

Changes (perubahan) pada kawasan Istana Maimun dan Masjid Al Mahsun adalah berdirinya bangunan komersial pada kawasan tersebut seperti Perpustakaan Daerah, Hotel Madani, Yuki, Perumahan, dll.

Berdirinya bangunan baru pada kawasan Maimun Medan yaitu bangunan Perpustakaan Daerah Sumber : Siregar (2015)

(5)

Berdirinya bangunan baru pada kawasan Istana Maimun Medan yaitu bangunan Yuki Simpang Raya Sumber : Siregar (2015)

keberlanjutan pada kawasan Istana Maimun adalah bangunan Istana Maimun, Masjid Al Mahsun dan bangunan sekitar kawasan Maimun dan Masjid Raya seperti Taman Sri Deli, bangunan Ruko, dan rumah penduduk.

Keberlanjutan bangunan ruko pada kawasan Istana Maimun Medan Sumber : Siregar (2015)

Keberlanjutan Taman Sri Deli pada kawasan Istana Maimun Medan Sumber :archive.kaskus.co.id (2015)

Keberlanjutan Istana Maimun Medan Sumber : Siregar (2015)

(6)

Tabel 1. Continuity (Keberlanjutan) pada kawasan sekitar Istana maimun dan Masjid Raya Al Mahsun Medan

NO Kawasan Continuity (Keberlanjutan) Gambar

1 Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun

Bangunan ruko yang masih digunakan hingga saat ini, berada pada kawasan sekitar Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun.

2 Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun

Taman Sri Deli digunakan hingga saat ini walaupun sudah pernah mengalami renovasi.

3 Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun

Masjid Raya Al Mahsun Medan dari dulu hingga saat ini tidak mengalami perubahan yang signifikan.

4 Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun

Istana Maimun mengalami keberlanjutan karena dari dulu hingga saat ini bentuk bangunan masih sama (bentuk tidak berubah)

(7)

Tabel 2. Changes (Perubahan) pada kawasan sekitar Istana maimun dan Masjid Raya Al Mahsun Medan

NO Kawasan

Changes

(Perubahan) Gambar

1 Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun

Perpustakaan Daerah Kota Medan

2 Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun

Kantor Kementrian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertahanan Nasional

3 Istana Maimun dan Masjid

Raya Al Mahsun Toko-toko dan jasa

4

Istana Maimun dan Masjid

Raya Al Mahsun Restauran

4 Istana Maimun dan Masjid

(8)

5

Istana Maimun dan Masjid

Raya Al Mahsun Hotel Madani

6

Istana Maimun dan Masjid

Raya Al Mahsun Yuki Simpang Raya

7

Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun

Ruko, Rumah penduduk, dan toko-toko besi

Sumber: Siregar (2015)

KESIMPULAN

Menurut Arkinova Syahrum (2004) Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun dibangun oleh Tuanku Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah. Istana Maimun resmi ditempati oleh Sultan Deli pada tanggal 9 Syawal 1308 H (1891). Dan pada tanggal 1 rajab 1324 H atau tahun 1906 M dimulai pembangunan Masjid Raya Al Mahsun yang diarsiteki oleh tentara KNIL dari eni KNIL Batavia yang bernama Kapiten TH. Van Erp. Masjid yang bergaya

arsitektur tradisional Melayu yang

dikombinasikan dengan arsitektur India Islam (Moghul) dan Eropa diresmikan pada hari Jumat

25 Sya’ban 1327 H (1909). Akan tetapi dalam

perkembangannya kawasan sekitar Istana

Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun mengalami perubahan dan keberlanjutan yang mengakibatkan perubahan pola ruang pada kawasan sekitar Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun.

Perubahan pola ruang yang terjadi yaitu berdirinya bangunan – bangunan baru yang fungsinya berbeda-beda pada kawasan tersebut. Perubahan pola ruang pada kawasan sekitar Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mahsun

umumnya disebabkan oleh perkembangan

ekonomi dan pariwisata Maimun dan Masjid Raya itu sendiri. Hal ini secara tidak langsung mengakibatkan berdirinya bangunan – bangunan komersial seperti hotel Madani dan Yuki. Selain itu perubahan juga terjadi pada kawasan Istana Maimun dengan Kota Matsum dimana dulunya adalah satu kawasan dan saat ini telah berubah menjadi kawasan yang berbeda. Kawasan Istana Maimun saat ini Menjadi kawasan segitiga Istana yaitu Maimun, Masjid Raya dan Taman Sri Deli sedangkan Kota Matsum menjadi kawasan permukiman.

Bangunan – bangunan yang mengalami

(9)

Adalah banguna Istana Maimun, Masjid Raya, Taman Sri Deli dan Juga terdapat satu ruko lama yang sudah ada dari dulu. Keberlanjutan pada bangunan tersebut karena bangunan Istana Maimun beserta Masjid Raya adalah salah satu identitas Kota Medan yang mempunyai sejarah panjang. Hal inilah yang mengakibatkan bangunan Istana Maimun Masjid Raya Al

Mahsun dan Taman Sri Deli masih

dipertahankan hingga saat ini.

Daftar Pustaka

Rahmi, Dwitahadi, dkk. (2012). Pusaka saujana Borobudur : perubahan dan kontinuitasnya (Borobudur Cultural Landscape: Change and Continuity),

Studi Ilmu Lingkungan, Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada

Kantor: Jurusan Arsitektur dan

Perencanaan, Fakultas TeknikUniversitas

Gadjah Mada.

Ambarwati, Dwi Retno Sri M.Sn (2008).

kontinuitas dan perubahan vastusastra pada bangunan joglo yogyakarta,

Universitas negeri yogyakarta.

Fram dan Weiler (1984). Continuity with Change,Planning for the conservation of man-made heritage.Toronto and Charlottetown.

Ir. Ismudiyanto dan Ir. Haryadi, M.Arch (1988-1989.) Kontinuitas dan perubahan dari bangunan tradisional jawa di Kotagede dalam hubungan dengan pengaruh kebudayaan belanda.Media teknik. Jurnal.

Orinaru (2012). Konsep Dasar Sejarah.

Rahmi, D.H. dkk (2012). Pusaka saujana

Borobudur:Perubahan dan

kontinuitasnya(Borobudur Cultural Landscape: Change and Continuity,

Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Stone, Sally (2012). Continuity in Architecture,

Manchester school of Architecture, University of East London, Docklands Campus. Conference Proceedings. Books.

Thompson, G. F. dan Steiner, F. R. (ed), 1997.

(10)

Gambar

gambar di atas terlihat belum banyak bangunan
Tabel 1. Continuity (Keberlanjutan) pada kawasan sekitar Istana maimun dan Masjid Raya Al Mahsun Medan
Tabel 2. Changes (Perubahan) pada kawasan sekitar Istana maimun dan Masjid Raya Al Mahsun Medan   Changes

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.9 Matriks Penilaian Perkembangan Aktivitas Industri dan Perdagangan-jasa terhadap perubahan struktur ruang kawasan Solo Baru .... commit

Menyadari perannya yang cukup signifikan tersebut di atas, penulis ingin mengidentifikasi pola perubahan ruang yang terjadi pada sebuah kawasan yang terbentuk

ruang komersial yang berada di kawasan inti (Gang Beteng, Gang Pinggir, Gang Baru, Gang Warung dan Gang Wotgandul Timur) juga memiliki ruang-ruang hunian dimana

Menyadari perannya yang cukup signifikan tersebut di atas, penulis ingin mengidentifikasi pola perubahan ruang yang terjadi pada sebuah kawasan yang terbentuk

Berdasarkan pola ruang dalam bangunan Rumah Gadang di kawasan ini dibagi menjadi lima yaitu Rumah Gadang tempat tinggal raja yang memiliki ruang tengah pada linier pertama dan kedua,

Pola ruang dalam yang dibahas pada penelitian ini bersifat mewakilkan bila satu bangunan dengan bangunan yang lain memiliki pola ruang dalam yang sama, dengan pertimbangan

• Kota sebagai suatu sistem spasial/ tata ruang merupakan wujud struktural dan pola ruang, baik direncanakan maupun tidak, yang mencirikan kawasan dengan kegiatan utama

Berdasarkan pola ruang dalam bangunan Rumah Gadang di kawasan ini dibagi menjadi lima yaitu Rumah Gadang tempat tinggal raja yang memiliki ruang tengah pada linier pertama dan kedua,