• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Amonia - Studi Pemanfaatan Zeolit Alam Aktif Sebagai Penyerap Ammonia di Dalam Akuarium Sebagai Media Budidaya Ikan Tawar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Amonia - Studi Pemanfaatan Zeolit Alam Aktif Sebagai Penyerap Ammonia di Dalam Akuarium Sebagai Media Budidaya Ikan Tawar"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Amonia

Amoniak merupakan gas tajam yang tidak berwarna dengan titik didih

33,50C. Cairannya mempunyai panas penguapan sebesar 1,37 kJ g-1 pada titik

didihnya. Secara fisik cairan NH3 mirip dengan air dalam perilaku fisiknya

dimana bergabung sangat kuat melalui ikatan hiidrogen. (Cotton, 1989)

Nitrogen N dapat ditemui hampir di setiap badan air dalam

bermacam-macam bentuk. Bentuk dari unsur tersebut tergantung dari tingkat oksidasinya,

antara lain sebagai berikut :

-3 0 +3 +5

NH3 - N2 -NO2- -NO3

-Biasanya senyawa-senyawa nitrogen tersebut adalah senyawa terlarut .

Amoniak NH3 , merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4+ pada pH

rendah dan disebut amonium, amoniak sendiri berada dalam keadaan tereduksi

(-3). Amoniak dalam air permukaan berasal dari air seni dan tinja , juga dari

oksidasi zat organis (HaObCcNd) secara mikrobiologis yang berasal dari air alam

atau air buangan industri dan penduduk

Air tanah hanya mengandung sedikit NH3 , karena NH3 dapat menempel

(2)

Di perairan alami pada suhu dan tekanan normal amoniak dalam bentuk

gas dan membentuk kesetimbangan dengan ion amonium. Selain terdapat dalam

bentuk gas amoniak juga membentuk kompleks dengan beberapa ion logam.

Amoniak juga dapat terserap ke dalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid

sehingga mengendap di dasar peraiaran. Amoniak di perairan dapat menghilang

melalui proses volatilisasi karena tekanan parsial amoniak dalam larutan

meningkat dengan semakin meningkatnya pH. Amoniak dan garam-garamnya

bersifat mudah larut dalam air. Amoniak banyak digunakan dalam proses produksi

urea, industri bahan kimia serta industri bubur dan kertas (pulp & paper). Tinja

dari biota akuatik yang merupakan limbah aktivitas metabolisme juga banyak

mengeluarkan amoniak. Sumber amoniak yang lain adalah reduksi gas nitrogen

yang berasal dari proses difusi udara atmosfer, limbah industri dan kosmetik.

Amoniak yang terukur di perairan berupa amoniak total (NH3 dan NH4+).

Amoniak bebas tidak dapat terionisasi (amoniak) sedangkan amonium (NH4+)

dapat terionisasi. Persentase amoniak meningkat dengan meningkatnya nilai pH

dan suhu perairan. Pada pH 7 atau kurang, sebagian besar amoniak akan

mengalami ionisasi. Sebaliknya pada pH lebih besar dari 7 amoniak tak terionisasi

yang bersifat toksik terdapat dalam jumlah yang lebih banyak. Amoniak bebas

yang tak terionisasi bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Toksisitas

amoniak terhadap organisme akuatik akan meningkat jika terjadi penurunan kadar

oksigen terlarut, pH, dan suhu (Effendi, 2003).

Gas amonia adalah larut dalam air, bereaksi dengan air membentuk

amonium hidroksida. Oleh karena ionisasi ini dalam air membentuk NH4+ + OH-,

pada pH tinggi, gas amonia bebas ada dalam bentuk tak terionisasi. Pada pH dari

pasokan air pada umumnya, amonia secara sempurna diionisasi.

NH3 + H2O NH4OH NH4+ + OH

(3)

Hubungan antara amoniak (NH3) dan amonium (NH4+) yang dipengaruhi oleh pH

ditunjukkan oleh gambar berikut:

(Kemmer. 1979)

Gambar 2.1 Hubungan (NH3) dan (NH4+) oleh pH

2.2 Zeolit

Zeolit merupakan persenyawaan alumino silikat dengan unsur utama

terdiri dari kation alkali dan alkali tanah, berstruktur tiga dimensi serta

mempunyai pori-pori yang dapat diisi oleh molekul air . Struktur yang berpori ini

menyebabkan zeolit mempunyai kemampuan menyerap dan menyaring molekul

dan bersifat sebagai penukar ion . Selain itu, zeolit memiliki sifat hidratasi dan

dehidratasi. Pada umumnya, zeolit mempunyai susunan kristal yang agak lunak,

(4)

Dengan sifat-sifat yang dimilikinya, zeolit mampu untuk secara selektif

menyerap air dan gas N2 , sebagai penukar ion misalnya NH4+ dan K+ , sehingga

dapat berfungsi sebagai media pengontrol dalam penggunaan pupuk-pupuk yang

mengandung potasium dan nitrogen yang diperlukan oleh tanah, sebagai

pengontrol kelembapan, penangkap logam-logam berat dari air limbah yang

digunakan dalam pertanian, pengontrol sifat radioaktif pada tanah yang tercemar

dan decaking agent untuk pupuk dan makanan (Djadjulie. 1998).

2.2.1 Pengaktifan Mineral Zeolit

Sebelum digunakan, zeolit terlebih dahulu diaktifkan untuk meningkatkan

kemampuan penyerapannya dimana pengaktifan bertujuan untuk memperbesar

volume rongga dan menghilangkan pengotor . Pengaktifan dapat dilakukan secara

fisika yaitu dengan pemanasan dan secara kimia yaitu dengan penambahan asam .

Pengaktifan zeolit secara fisika berupa pemanasan zeolit untuk menghilangkan

molekul air yang terperangkap dalam pori-pori zeolit sehingga luas permukaan

pori-pori bertambah. Pemanasan dilakukan dalam oven biasa pada suhu

300-400°C (untuk skala laboratorium). Pengaktifan secara kimia dilakukan dengan

penambahan larutan asam H2SO4 atau basa NaOH dengan tujuan untuk

membersihkan permukaan pori, membuang senyawa pengotor dan mengatur

kembali letak atom yang dipertukarkan. Zeolit yang cocok untuk adsorben yaitu

apabila diaktifkan akan memberikan rasio Si/Al yang tinggi (10-100). Zeolit

dengan rasio Si/Al tinggi bersifat hidrofob (Sutarti. 1994) .

Sembiring,dkk (1995) melakukan penelitian “ Pengaruh Pemanasan dan Pengaktifan dengan Natrium Hidroksida dan Asam Klorida terhadap Kemampuan

Zeolit Alam Sarulla-Sumatera Utara sebagai Bahan Pemucat Minyak Kelapa

Sawit Mentah (CPO), hasil yang diperoleh yaitu pengaktifan zeolit dengan

pemanasan menunjukkan bahwa pada suhu 2000C sampai 3000C daya serap zeolit

meningkat tetapi bila suhu meningkat menjadi 4000C daya serap zeolit menurun .

Hal ini disebabkan karena pada pengaktifan dengan pemanasan, tujuannya adalah

(5)

sehingga larutan kation, gas ataupun molekul-molekul yang mempunyai ukuran

yang lebih kecil dari diameter saluran dapat masuk ke bagian dalam rongga zeolit.

Dari hasil yang diperoleh suhu 2000C sampai 3000C adalah sangat baik karena

struktur zeolit dimana hingga suhu ini tidak mengalami kerusakan . Sedangkan

pada pemanasan 4000C daya serap zeolit menurun karena pada keadaan ini

struktur zeolit telah mengalami kerusakan sehingga rongga-rongganya sebagian

tertutup . Pengaktifan zeolit dengan asam (pengaktifan secara kimiawi) bertujuan

untuk mengurangi efek hambatan dari pertukaran kation dengan cara pencucian

kation. Pemberian suatu larutan asam mineral pada mineral zeolit yang kaya silika

menyebabkan Al pada struktur molekul akan terlepas dan membentuk hidrogen

zeolit serta membuka saluran dari struktur zeolit .

2.2.2 Penyerapan Amonia oleh Zeolit Alam

Menurut Rabo. (1996) dan Suharto. (1999) mekanisme penyerapan amonia

oleh zeolit terjadi melalui pertukaran kation. Molekul amonia akan mengisi

pori-pori zeolit dimana pada permukaan zeolit sendiri terdapat ion-ion alkali atau

hidrogen . Molekul-molekul amonia akan berinteraksi secara kimia dengan sisi

aktif dari permukaan zeolit dan menggantikan ion-ion alkali atau hidrogen

sehingga dibentuk gugus amonium di permukaan zeolit aktif.

2.3 Parameter Fisika dan Kimia Air 2.3.1 Parameter Fisika

Parameter-parameter fisika yang biasa digunakan untuk menentukan

(6)

2.3.1.1 Suhu

Suhu sangat berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan.

Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi badan air.

Peningkatan suhu menyebabkan menurunnya kelarutan gas dalam air, misalnya

gas O2, CO2, N2 dan CH4. Selain itu peningkatan suhu juga menyebabkan

peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya

meningkatkan konsumsi oksigen.

2.3.1.2 Kecerahan dan Kekeruhan

Kecerahan air bergabung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan

merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual.

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan

banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat

dalam air. Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem

osmoregulasi, misalnya pernafasan dan daya lihat organisme akuatik, serta dapat

menghambat penetrasi cahaya ke dalam air.

2.3.1.3 Warna

Warna perairan ditentukan oleh adanya bahan organik dan bahan

anorganik, karena keberadaan plankton, humus, dan ion-ion logam. Perairan alami

tidak berwarna. Sumber air untuk kepentingan air minum sebaiknya memiliki nilai

(7)

2.3.1.4 Cahaya

Cahaya merupakan sumber energi utama dalam ekosistem perairan. Dalam

perairan, cahaya memiliki dua fungsi utama yaitu; memanasi air sehingga terjadi

perubahan suhu dan berat jenis dan selanjutnya menyebabkan terjadinya

percampuran massa dan kimia air. Dan merupakan sumber energi bagi proses

fotosintesis algae dan tumbuhan air. Cahaya sangat mempengaruhi tingkah laku

organisme akuatik .

2.3.2 Parameter Kimia

Beberapa parameter kimia yang digunakan untuk menentukan kualitas air

yaitu pH, oksigen terlarut, kesadahan dan alkalinitas. Sebagian besar biota akuatik

sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5. Nilai pH

sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan misalnya proses nitrifikasi akan

berakhir jika pH rendah.

Sumber oksigen terlarut dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di

atmosfer dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar

oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi manusia.

Ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dengan jumlah

yang cukup. Kebutuhan oksigen sangat dipengaruhi oleh suhu dan bervariasi antar

organisme. Keberadaan logam berat yang berlebihan di perairan mempengaruhi

sistem respirasi organisme akuatik sehingga pada saat kadar oksigen terlarut

rendah dan terdapat logam berat dengan konsentrasi tinggi, organisme akuatik

(8)

Kesadahan adalah gambaran kation logam divalen. Kesadahan perairan

berasal dari kontak air dengan tanah dan bebatuan. Perairan dengan nilai

kesadahan tinggi pada umumnya merupakan perairan yang berada di wilayah

yang memilki lapisan tanah pucuk (top soil) tebal dan batuan kapur. Nilai

kesadahan air diperlukan dalam penilaian kelayakan perairan untuk kepentingan

domestik dan industri. Kesadahan yang tinggi dapat menghambat sifat toksik dari

logam berat karena kation-kation penyusun kesadahan membentuk senyawa

kompleks dengan logam tersebut.

Alkalinitas merupakan gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam.

Nilai alkalinitas perairan alami hampir tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3.

Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak disukai oleh organisme

akuatik karena biasanya di ikuti oleh nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam

natrium yang tinggi. Nilai alkalinitas berkaitan erat dengan korosivitas logam dan

dapat menimbulkan permasalahan kesehatan pada manusia terutama yang

berhubungan dengan iritasi pada sistem pencernaan (Effendi.2003).

2.4 Spektrofotometri

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitansi atau absorbansi

suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap suatu

deretan contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin juga dapat

dilakukan.

adalah fraksi yang ditransmisi oleh suatu contoh .

(9)

Karena dari hukum Beer, absorbansi adalah berbanding langsung terhadap

konsentrasi maka jelas bahwa transmitansi tidak demikian, log T harus

digambarkan terhadap c untuk memperoleh suatu grafik lurus .

Hukum Bouguer (Lambert) : Jika suatu sinar radiasi monokhromatik (yaitu

radiasi dari satu panjang gelombang tunggal) diarahkan melewati medium,

diketahui bahwa tiap lapisan menyerap bagian yang sama dari radiasi atau tiap

lapisan mengurangi tenaga radiasi sinar dengan bagian yang sama.

Hukum Beer : Intensitas berkas cahaya monokhromatik berkurang secara

eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linier (Day.

1983)

Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh

larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan.

(Rohman. 2007).

Spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika

energi itu ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi panjang

gelombang. Kelebihan spektrofotometer adalah panjang gelombang dari sinar

putih dapat terseleksi dan diperoleh dengan alat pengurai prisma, grafting ataupun

celah optis. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang

kontinu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan

suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun

pembanding (Khopkar.2008).

2.4.1 Penentuan Amoniak secara Spektrofotometri

(10)

Pada tahun 1856 Nessler pertama sekali, mengusulkan larutan basa

merkurium (II) iodida dalam kalium iodida sebagai reagensia untuk penetapan

amonia secara kolorimetri. Pelbagai modifikasi reagensia dilakukan sejak itu. Bila

reagensia Nessler ditambahkan ke dalam larutan garam amonium encer, amonia

yang terbebas akan beraksi dengan reagensia cukup cepat namun tidak sekejap

membentuk produk jingga-coklat yang tetap dalam larutan koloidal, tetapi

menggumpal bila dibiarkan lama.(Basset. 1994)

Bila perkiraan kadar amoniak dalam sampel antara 1 sampai 25 mg NH3

-N/L maka digunakan titrasi dengan standard asam sulfat, bila kadar amoniak

antara 0,05 sampai 5,0 mg NH3-N/L dapat ditentukan dengan metode Nessler;

kadar NH3-N > 5 mg/L dapat juga ditentukan dengan metode Nessler dengan

pengenceran .

Metode Nessler terdiri dari suatu analisa kimiawi dengan menggunakan

spektrofotometer. Reagen Nessler K2HgI4 akan bereaksi dengan NH3 dalam

larutan yang bersifat basa , sesuai dengan reaksi pada gambar dibawah:

2 K2HgI4 + NH3 + 3 KOH O + 7 KI + 2 H2O Hg

Hg

NH2 I

koloid kuning coklat

Gambar 2.4 Reagen Nesler bereaksi dengan NH3 dalam larutan yang bersifat basa

Reaksi menghasilkan larutan berwarna kuning-coklat yang mengikuti

hukum Beer-Lambert. Intensitas warna yang terjadi berbanding lurus dengan

konsentrasi NH3 yang ada dalam sampel yang kemudian ditentukan secara

(11)

Gangguan pada analisa Nessler adalah kekeruhan dan warna. Pada analisa

Nessler tanpa destilasi harus ditambahkan larutan basa dan ZnSO4 untuk

mencegah gangguan ion Ca, Mg, Fe dan Sn yang dapat menimbulkan kekeruhan ,

dengan penambahan larutan tersebut ion-ion diatas akan mengendap. Larutan

sampel harus bebas gangguan, setelah pengendapan 15 sampai 30 menit.

Kemudian penambahan EDTA membantu agar sisa ion-ion Ca, Mg dan Fe dalam

larutan tidak ikut mengendap. Gangguan lainnya adalah NH3 yang dikandung

dalam udara yang mudah diserap oleh air (Alaerts.1984).

2.5 Ikan Nila dan Pakan Ikan

Ikan nila bukanlah ikan asli Indonesia, tetapi berasal dari sungai Nil di

Mesir. Baru pada tahun1969 ikan ini didatangkan dari Taiwan ke Indonesia. Jenis

lain yang telah ada di Indonesia sejak tahun 1939 adalah ikan mujair. Dalam dunia

ilmu pengetahuan ikan nila telah dikenal sejak tahun 1766, sedangkan mujair baru

ditemukan tahun1852.

Walaupun mirip ikan mujair, nila mudah dibedakan sebab sirip ekor nila

mempunyai garis-garis tegak dan pada sirip punggungnya terdapat garis-garis

miring. Masa perkawinannya berlangsung sepanjang tahun, bukan pada bulan

tertentu saja akan tetapi tidak sesering mujair. Di kolam pemeliharaan, ikan ini

dapat berkembang biak tanpa perawatan khusus. Apabila masa perkawinan telah

tiba, induk-induk nila mencari tempat yang aman. Mereka membuat lubang atau

cekungan-cekungan bulat didasar kolam seperti yang dilakukan mujair, telurnya

dijaga oleh induknya (Evy.2001).

Pakan merupakan faktor yang penting dalam usaha pembesaran ikan.

(12)

Jenis pakan di dalam akuakultur terdiri dari empat kelompok, yaitu pakan

hidup, pakan segar, pakan tambahan dan pakan buatan . Pakan hidup adalah jenis

pakan yang pada umumnya dalam keadaan hidup ketika diberikan kepada ikan

kultur. Pakan segar diberikan kepada ikan kultu dalam bentuk segar atau yang

telah dibekukan dalam freezer dan bentuk asli dari pakan ini sama seperti ketika

masih hidup. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dari berbagai bahan

makanan kemudian diramu menggunakan formula tertentu sehingga bisa

memenuhi kebutuhan gizi ikan secara lengkap. Kandungan air pakan buatan

biasanya sekitar 15 % sehingga bisa disimpan diruangan kering dalam waktu

realtif lama. Pakan buatan bisa berbentuk pelet, granule (butiran), crumble (remah), pasta dan dust (tepung).

Ada kalanya pakan yang diberikan kepada ikan berupa dedak, daun,

bungkil atau ampas tahu. Kandungan gizi pakan tersebut tidak lengkap atau

mengandung unsur yang dominan saja. Oleh karena itu, pemberian pakan kepada

ikan kultur bersifat tambahan. Sebagai contoh, dedak banyak mengandung

karbohidrat diberikan kepada ikan untuk menutupi kebutuhan karbohidrat ikan

Gambar

Gambar 2.1 Hubungan (NH3) dan (NH4+) oleh pH
Gambar 2.4 Reagen Nesler bereaksi dengan NH3 dalam larutan yang bersifat basa

Referensi

Dokumen terkait

Di depan muara sungai banyak zat hara datang dari daratan dan dialirkan oleh sungai ke laut, sedangkan di daerah air naik zat hara yang kaya terangkat dari lapisan

Penambahan zeolit pada katalis Cu/TiO 2 yang terbaik yaitu pada penambahan zeolit 15% karena dapat menghasilkan ukuran kristal yang relatif lebih besar dari katalis TiO 2

Sedangkan produksi Ikan Asin Gulamah Batu yang dihasilkan di daerah penelitian sebesar 80.000Rp/Kg atau lebih kecil dari BEP produksi, maka dapat disimpulkan usaha pengolahan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa TiO 2 /Zeolit dapat digunakan sebagai katalis yang baik dalam proses degradasi sipermetrin secara

Gas Ammonia berbau menyengat keras dan pedas.Baunya mulai tercium pada konsentrasi 5 ppm(Kavanagh,1992).Konsentrasi gas Ammonia pada peternakan babi yang

Sedangkan pada Leopold IV, selain menentukan bagian janin mana yang terletak di sebelah bawah, juga dapat menentukan berapa bagian dari kepala telah masuk ke dalam pintu atas

13,01 mEq/100 gr zeolit, nilai ini lebih kecil dibanding nilai KTK yang diperoleh dari penentuan KTK zeolit alam Toraja terhadap ion Ca 2+ dalam air yang

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,