BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Masyarakat merupakan sekelompok individu yang mempunyai hubungan,
memiliki kepentingan bersama dan memiliki budaya. Masyarakat dapat disebut
juga dengan komunitas. Komunitas merupakan sekumpulan individu yang
memiliki pemikiran dan tujuan yang sama, di mana dalam komunitas tersebut
memiliki aturan dan nilai-nilai sosial sendiri sehingga menghasilkan perasaan
yang sama. Ferdinand Tonnies mengatakan bahwa anggota dalam komunitas lebih
bersifat homogen, yang memiliki lebih banyak persamaan dibandingkan dengan
masyarakat, seperti memiliki harapan yang sama sehingga menyebabkan
solidaritas sosial yang tinggi (Henslin, 2006:116). Hal ini disamakan pada
masyarakat tradisional dengan rasa kolektif. Komunitas juga merupakan
kelompok sosial yang bertempat tinggal di lokasi tertentu, di mana komunitas
memiliki kebudayaan dan sejarah yang sama.
Di Kota Medan terdapat berbagai jenis komunitas, di antaranya komunitas
punk. Mengutip dari wikipedia, punk merupakan subkultur (sub-budaya) yang pertama kali lahir di London, Inggris pada tahun 1980-an
diakses pada tanggal 11 Mei 2011, pukul
09.32).
yang kebijakan ekonominya sangat liberal, memberi peluang kapitalis mengembangkan pasar modal (ekonomi uang) tetapi di sisi lain mengabaikan kelas pekerja, membuat pengangguran semakin meningkat. Pada masa itu pemerintah Inggris menetapkan pajak yang sangat tinggi terhadap rakyatnya sehingga menimbulkan kemiskinan, kelaparan dan dan kesenjangan sosial. Masyarakat kelas pekerja menggunakan jalanan sebagai tempat mencari nafkah, membuat jejaring kerja, serta aksi protes yang diselingi karnaval dan musik
(http:id.jalanan/kehidupan/atau/pelarian.anak punk.webarchivediakses pada
tanggal 3 Januari 2012, pukul 14.26 WIB).
Punk juga dapat diartikan sebagai sebuah gerakan perlawanan anak muda
yang berlandaskan dari keyakinan “Do It Yourself” atau diartikan dengan “lakukan dengan dirimu sendiri”. Melalui ideologi yang dimiliki, komunitas punk
mempunyai cara dalam melihat dan menilai suatu masalah yang dapat ditemui
melalui lirik-lirik lagu yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup,
ekonomi, ideologi, sosial dan agama.
Para anak punk disebut juga dengan punkers. Para punker menginginkan kebebasan yang mutlak, tidak ada pengekangan peraturan yang dianggap tidak
penting. Selain membebaskan diri dari sistem negara, punkers juga memiliki pemahaman tentang bebas dalam hal berpikir (state of mind). Hal ini berkaitan dengan ideologi yang dianut komunitas punk yaitu ideologi anarki.
Pada tahun 1955 sebelum komunitas punk ada, musik punk hanya merupakan bentuk aliran musik. Musik punk adalah musik yang menjadi milik
generasi muda yang memberontak terhadap segala bentuk “kemapanan” hingga
akhirnya terbentuk komunitas yang di dalamnya terdapat orang-orang yang
menyukai aliran musik dan ideologi anarki (Sirait, 2010:1). Budaya punk mulai
tumbuh dan berkembang di Indonesia, terutama Bandung dan Jakarta, sekitar awal
tahun 1990 hingga masuk pada wilayah Medan.Informan IC, menyatakan bahwa
jumlahnya sejak tahun 2000-an. Para punker memiliki tempat berkumpul yang disebut dengan scene. Pertama kali komunitas punk hanya memiliki satu scene
yaitu, di Jalan Abdullah Lubis. Hingga saat ini, komunitas punk di Kota Medan memiliki tujuh scene yaitu di Aksara, Titi Kuning, Juanda, Brayan, Setia Budi, Simpang Pemda dan Cemara asri.
Komunitas ini lebih fokus pada musik di antaranya, di Kota Medan
komunitas punk juga memiliki beberapa group band yang berkembang, seperti
Gedebac-Gedebuc, Kontradiksi, SPR, Brutal Youth, Fuckta, Marhaen. Group
musik yang dimiliki oleh komunitas punk di Kota Medan pada awalnya membawa lagu-lagu punk rock milik band punk luar negeri yang mereka peroleh dari
kaset-kaset yang mereka dapatkan dari punkers yang berasal dari Jawa. Band-band punk di Kota Medan semakin berkembang dengan diadakan event musik yang juga
bertujuan untuk mempererat solidaritas sesama punkers. Melalui acara-acara musik tersebut band-band punk Medan telah banyak menghasilkan kaset dan telah memperkenalkan hasil karyanya dengan anak punk di kota maupun negara lain.
Melalui musik para punker menyampaikan protes dan kritik dalam bentuk kaset. Setiap punker mempunyai perhatian terhadap musik punk. Dalam hal ini para
punker tersebut menjadi bagian dari tiap band punk.
Kegiatan yang dilakukan para punker didasari dengan etos “Do It
Yourself” seperti menyablon, membuat tattoo dan membuat piercing. Pada
umumnya punkers menggunakan tattoo dan piercing ditubuhnya. Punker menggunakan kreativitas dan solidaritas dalam komunitas sehingga dapat
Dalam hal ini para punker dapat saling bertukar informasi dalam pembuatan produk yang merupakan salah satu realisasi dari etos kerja “Do It Yourself”.
Pada komunitas punk terdapat satu majalah yang disebut dengan fanzine.
Fanzine merupakan media komunikasi di dalam komunitas ini. Fanzine membuat
para punker dapat mengetahui perkembangan komunitas punk di scene lain atau
bahkan di kota lain. Di dalam fanzine terdapat artikel-artikel dari para punker yang berisi tentang pemikiran, kegiatan dan informasi-informasi lainnya. Selain
itu, para punker juga mempunyai kegiatan sosial seperti membantu atau memberi makanan kepada orang-orang sekitar yang disebut dengan food not bomb, dengan pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi dan kolektif. Di dalam komunitas
ditemukan solidaritas sosial yaitu kesetiakawanan sesama anggota. Di dalam
komunitas punk terdapat kesetiakawanan dengan individualitas rendah,
keterlibatan komunitas dalam menghukum anggota yang menyimpang, konsensus
terhadap pola-pola normatif penting, pembagian kerja yang rendah, kesadaran
kolektif yang kuat dan memiliki hukum represif.
Adapun kesetiakawanan ini membangun ikatan yang kuat. Membangun
solidaritas sosial merupakan hal yang mudah dibentuk karena setiap orang
memiliki kepentingan yang berbeda. Pada dasarnya solidaritas sosial muncul
karena adanya interaksi yang kuat serta memiliki sentimen yang kuat dalam suatu
kelompok. Solidaritas sosial dalam komunitas punk dilihat dari sikap dan perilaku
pada anggotanya. Dalam hal ini sikap dan perilaku anggota komunitas merupakan
in group yang merupakan sikap di antara anggota komunitas. Sikap in group
biasanya menunjukkan adanya faktor simpati dan perasaan yang dekat di antara
dari sikap ramah tamah dan good will sampai menjadi solidaritas mati-matian (Narwoko, 2006: 34). Berdasarkan sikap in group para anggota komunitas akan
memperoleh ikatan yang membangun interaksi yang lebih kuat. Ikatan yang ada di
dalam komunitas punk merupakan ikatan yang terbentuk karena rasa kesetiakawanan dan rasa ketergantungan.
Ikatan yang kuat berdasarkan rasa kesetiakawanan dalam komunitas
Seperti yang dijelaskan oleh Durkheim sebagai berikut:
Solidaritas mekanik didasarkan pada suatu “kesadaran kolektif” bersama yang menunjukkan pada totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama, dan solidaritas itu didasarkan pada suatu tingkat homogenitas yang tinggi dalam kepercayaan, sentimen, dan sebagainya (Nasution 2009:12).
Solidaritas mekanik masyarakat mengacu pada hubungan antar individu
yang ada dalam masyarakat atau kelompok sosial. Dalam komunitas punk ditunjukkan dengan hubungan yang didasarkan pada persamaan moral,
kepercayaan yang dianut dan diperkuat oleh pengalaman emosional yang sama.
Salah satu daerah di Kota Medan yang dapat dilihat komunitas punk adalah daerah Simpang Aksara. Pada saat ini ada dua puluh tujuh anggota pada
scene Simpang Aksara. Komunitas punk yang memiliki scene di Simpang Aksara
memiliki kegiatan yang tidak jauh berbeda dengan komunitas punk di scene lainnya. Selain berkumpul di scene Simpang Aksara yang terletak di dalam pasar
tradisonal tersebut, para punker memiliki kegiatan masing-masing, seperti bersekolah, kuliah ataupun bekerja. Para punker sering harus melakukan kegiatan
berpindah-pindah tempat berkumpul, karena aparat sering merazia komunitas ini.
hingga malam hari. Selain itu, kegiatan komunitas punk yang tidak terpublikasi oleh masyarakat yang disebut dengan underground. Oleh karena itu, peneliti
tertarik ingin mengetahui jenis solidaritas sosial yang ada di dalam komunitas
punk dan bentuk implementasi solidaritas sosial itu dalam komunitas punk.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka yang menjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Solidaritas sosial apakah yang ada di dalam komunitas punk?
2. Bagaimana implementasi solidaritas sosial itu dalam komunitas punk?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan yang
diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui
jenis solidaritas sosial yang ada di dalam komunitas punk dan bentuk
implementasi solidaritas sosial itu dalam komunitas punk tersebut.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil yang akan diperoleh dalam penelitian ini secara teoritis
diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang
dikaitkan dengan kerangka pemikiran sosiologi perubahan sosial, yang
berkaitan dengan solidaritas sosial.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan untuk memahami seluk beluk eksistensi komunitas anak punk
Medan yang dapat dijadikan proses pembelajaran dalam menyikapi fenomena
sosial dan menjadi bahan rujukan bagi penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial.
1.5Definisi Konsep 1. Solidaritas sosial
Konsep solidaritas sosial merupakan kepedulian secara bersama
kelompok yang menunjukkan pada suatu keadaan hubungan antara individu
dan/atau kelompok yang didasarkan pada persamaan moral, kolektif yang
sama, dan kepercayaan yang dianut serta diperkuat oleh pengalaman
emosional. Solidaritas sosial juga dipengaruhi interaksi sosial yang
berlangsung karena ikatan kultural, yang pada dasarnya disebabkan
munculnya sentimen komunitas (community sentiment) (dalam Nasution,
2009:9).
2. Komunitas
Dalam komunitas individu-individu di dalamnya dapat
memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko
dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa latin
yaitu communitas yang berarti kesamaan
2013, pukul 19.45). Komunitas merupakan sekumpulan individu yang
memiliki pemikiran dan tujuan yang sama, di mana dalam komunitas tersebut
memiliki aturan dan nilai-nilai sosial sendiri sehingga menghasilkan perasaan
yang sama. Pada dasarnya komunitas terbentuk karena adanya rasa
seperasaan, sepenanggungan dan saling membutuhkan. Setiap individu yang
menjadi bagian dari komunitas melakukan interaksi sosial sehigga
menciptakan hubungan sosial dan saling mengenal.
3. Komunitas Anak Punk
Komunitas anak punk merupakan sekelompok anak muda yang memiliki ideologi hidup atas kebebasan, antipenindasan dan antikemapanan,
kelompok gerakan perlawanan anak muda yang memiliki etos Do It Yourself (lakukan dengan diri sendiri). Komunitas punk dapat dikenal dari hal fashion
yang dikenakan seperti potongan rambut mohawk (berdiri tegak) ala suku Indian dengan warna terang, sepatu boots, rantai, jaket kulit, celana jeans