• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pergeseran Solidaritas Sosial Pada Masyarakat Yang Terkena Banjir (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Sekitar Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pergeseran Solidaritas Sosial Pada Masyarakat Yang Terkena Banjir (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Sekitar Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu

yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan

bersifat dinamis dalam arti berubah-ubah setiap saat. Perubahan dan perbedaan

yang terjadi baik secara mutlak maupun relatif dari faktor-faktor lingkungan

terhadap tumbuh-tumbuhan akan berbeda-beda menurut waktu, tempat dan

keadaan tumbuhan itu sendiri. Lingkungan dipandang sebagai tempat beradanya

manusia dalam melakukan segala aktivitas kesehariannya. Menurut Enger dan

Smith (dalam Kodoatie Robert dan Sugiyanto, 2002), lingkungan juga

didefenisikan sebagai semuanya (everything) yang berdampak pada suatu

organisme dalam proses kehidupannya.

Menurut Keller(dalam Kodoatie Robert dan Sugiyanto,

2002:5),lingkungan dapat dipertimbangkan sebagai kondisi total yang

mengelilingi sebuah individu atau komunitas. Lingkungan dapat didefinisikan

meliputi dua bagian: Yang pertama, kondisi-kondisi fisik seperti udara, air,

daratan, lautan, udara, tumbuh-tumbuhan, binatang yang memberikan

efek/dampak pertumbuhan dan perkembangan dari sebuah individu atau sebuah

komunitas; dan yang kedua aspek sosial dan budaya seperti etika, ekonomi,

estetika yang memberikan dampak.Dengan demikian, lingkungan hidup diatur

secara hukum karena faktor biotik dan abiotik lingkungan harusnya tetap dijaga

dengan cara membuat kebijakan ataupun peraturan agar masyarakat yang merusak

(2)

2

UU No. 32 tahun 2009, lingkungan hidupadalah kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan, dan makhluk

hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu

sendiri,kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk

hidup lain.

Lingkungan hidup menyediakan kebutuhan-kebutuhan hidup manusia.

Begitupun sebaliknya, kehidupan manusia sangat tergantung pada tersedianya

sumber daya alam yang memadai dalam lingkungan hidup. Manusia dan

lingkungan hidup selalu terjadi interaksi timbal balik, manusia mempengaruhi

lingkungan dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya.

Persoalan lingkungan mulai menjadi topik dunia ketika manusia mulai merasakan

dampaknya yang semakin meluas yakni terlihat pada banyaknya bencana yang

terjadi di muka bumi ini akibat berbagai aktivitas manusia itu sendiri seperti

banjir, pencemaran air akibat limbah industri, dan lain sebagainya. Dalam kondisi

seperti ini, lingkungan hidup perlu diatur dan dikelola dengan baik sehingga dapat

memberikan manfaat yang optimal, mencukupi kebutuhan generasi saat ini tanpa

harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan kehidupan

generasi yang akan datang.

Masalah lingkungan hidup merupakan persoalan kolektif yang

membutuhkan partisipasi bersama dari semua komponen bangsa, dan harus ada

upaya serius untuk mengatasinya, misalnya dengan membudayakan kepekaan dan

cinta lingkungan hidup melalui institusi pendidikan, dengan tujuan untuk

menginternalisasikan dan menanamkan nilai-nilai budaya yang cinta akan

lingkungan hidup.Masalah lingkungan hidup sebenarnya sudah lama terjadi

(3)

3

makin dipercepat karena meningkatnya aktivitas manusia dan sifat manusia yang

serakah. Di negara-negara berkembang, umumnya pemerintah disibukkan dengan

program pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, permukiman

kumuh, namun dengan adanya kesepakatan internasional dan era globalisasi, juga

dituntut melakukan pengendalian dampak lingkungan sehingga masalah

lingkungan hidup dapat diatasi dengan baik.

Manusia dan lingkungan pada hakekatnya, satu bangunan yang seharusnya

saling menguatkan karena manusia amat bergantung pada lingkungan sedang

lingkungan juga bergantung pada aktivitas manusia. Namun, dilihat dari sisi

manusia maka lingkungan adalah sesuatu yang pasif, sedangkan manusia lah yang

aktif, sehingga kualitas lingkungan amat bergantung pada kualitas manusia.

Sayangnya, manusia sering lupa bahwa lingkungan yang berkualitas buruk juga

akan berpengaruh pada kualitas kehidupannya juga. Jelaslah, bahwa subyek dari

kehidupan manusia dan kondisi lingkungan pada dasarnya adalah manusia itu

sendiri. Lebih baik manusia, akan lebih baik pula kualitas kehidupan dan

lingkungannya, sedangkan lebih buruk manusia tentu akan lebih buruk kualitas

kehidupan lingkungannya.Peristiwa pencemaran lingkungan mempunyai beberapa

komponen pokok untuk biasa disebut sebagai pencemaran, yakni: (1) lingkungan

yang terkena adalah lingkungan hidup manusia; (2) yang terkena akibat negatif

adalah manusianya; (3) di dalam lingkungan tersebut terdapat bahan berbahaya

yang juga disebabkan oleh aktivitas manusia.Bahan pencemar tersebut seperti

plastik, kaleng dan semacamnya.

Manusia tidak dapat melepaskan diri dari alam dan akan selalu tergantung

pada lingkungan alamnya. Menurut Enger dan Smith(dalam Kodoatie dan

(4)

4

merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Semua organisme

yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air sedikitnya 60% dan aktivitas

metaboliknya mengambil tempat di larutan air. Untuk kepentingan manusia dan

kepentingan komersial lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun

kuantitas mutlak diperlukan.Di sisi lain, akibat pengelolaan yang salah, air bisa

menjadi bencana bagi kehidupan. Air yang berlebihan di suatu tempat akibat

hujan yang besar dapat menjadi banjir dan genangan yang menimbulkan kerugian

yang besar. Menurut Grigg (dalam Kodoatie dan Sugiyanto, 2002: 31), di

Amerika, secara umum banjir menyebabkan kerusakan yang lebih parah

dibandingkan dengan bencana alam lainnya. Lebih jauh, banjir merupakan

bencana alam yang paling merusak dan mahal.Karena kebutuhan untuk hidup

manusia akan mengeksploitasi sumber daya alam. Alam akan selalu memberi

semua miliknya yang diambil manusia. Namun, pada dewasa ini dengan

perkembangan penduduk yang demikian pesat aktivitas untuk mengeksploitasi

habis-habisan cenderung meningkat. Manusia lebih mementingkan pemenuhan

kebutuhannya tanpa melihat turunnya keseimbangan alam. Akibatnya, alam

membentuk keseimbangan baru yang pada intinya merugikan manusia. Degradasi

lingkungan meningkat, banjir dan longsor bertambah baik secara kualitas maupun

kuantitas.

Bencana alam merupakan permasalahan yang terjadi di seluruh negara,

sepertiyang terjadi di Indonesia. Letak Indonesia yang berada di pertemuan dua

lempeng benua menjadikan bangsa Indonesia sangat rentan terhadap bencana

alam. Letak geografis, terutama geologi Indonesia sangat berpengaruh besar yaitu

tempat bertemunya lempeng Australia, lempeng Asia, lempeng Pasifik yang

(5)

5

Bencana (BNPB) merilis jumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia

sepanjang tahun 2011 mencapai angka 1.598. Jumlah tersebut memang terbilang

cukup besar namun lebih kecil ketimbang 2010 dengan jumlah 2.232 kasus.

Bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, kekeringan, tanah

longsor, puting beliung dan gelombang pasang merupakan jenis bencana yang

dominan di Indonesia. Data bencana tahun 2001-2011 menunjukkan bahwa

sekitar 89% dari total bencana di Indonesia didominasi Kota Medan merupakan

salah satu kota terbesar di Indonesia yang terdiri dari berbagai masyarakat yang

berasal dari suku dan budaya yang berbeda. Terutama di kota Medan cenderung

terjadi bencana banjir. Karena banjir tidak hanya menggenangi pemukiman warga

di kawasan bantaran sungai. Sejumlah kawasan juga terendam banjirseperti di

Kecamatan Sunggal, Maimun, Polonia, Marelan dan Kecamatan Tuntungan.

Ketinggian air di pemukiman warga rata-rata 30 cm.

Sejumlah jalan protokol seperti Jl. Krakatau Ujung, Jl. Keretaapi dan Jl. Letda

Sujono juga sempat terendam banjir pada Rabu malam. Air mulai surut menjelang

Kamis pagi. Ratusan personil TNI pagi itu,(6/1/2011), masih turun kelokasi untuk

mencari korban yang tenggelam di Perumahan Felamboyan, Kelurahan Tanjung

Selamat, Kecamatan Medan Sunggal, akibat banjir bandang dari sungai Belawan

yang berada dikawasan itu yang terjadi rabu malam, (5/1), tersebut

Beragam masyarakat yang ada di Kota Medan disebabkan oleh berbagai faktor

penarik yang ada sehingga banyak orang yang tertarik untuk pindah ke kota

tersebut. Penduduk kota memiliki ciri penting yaitu meliputi unsur agama, suku

(6)

6

sebagian besar penduduk kota Medan bersifat terbuka, karena banyak ragam suku

yang telah bermukim di kota Medan dan bertambah di setiap tahunnya.

Banjir merupakan permasalahan umum terjadi di sebagian wilayah

Indonesia, terutama di daerah padat penduduk misalnya di kawasan perkotaan.

Oleh karena itu, kerugian yang ditimbulkannya besar baik dari segi materi

maupun kerugian jiwa, maka sudah selayaknya permasalahan banjir perlu

mendapatkan perhatian yang serius dari kita. Dengan anggapan bahwa

permasalahan banjir merupakan masalah umum, sudah semestinya dari berbagai

pihak perlu memperhatikan hal-hal yang dapat mengakibatkan banjir dan sedini

mungkin diantisipasi, untuk memperoleh kerugian yang ditimbulkan(Kodoatie

Robert, 2002). Menurut data dari Kelurahan Sukaraja, banjir di kota Medan

cenderung terjadi, seperti yang dialami masyarakat Sungai Deli, kelurahan

Sukaraja. Mereka mengakui banjir besar (kategori gawat) terjadi pada tahun 1991,

2001, 2007, 2010, dan 2011 dengan ketinggian air 1,2 m-2 m lebih memasuki

rumah dan banjir kecil (kategori sedang) terjadi hampir setiap tahunnya setelah

banjir besar (kategori gawat) dengan ketinggian 0,5 m-1,2 m (Mistra, 2007).

Banjir kecil (kategori sedang) yang terjadi di kelurahan Sukaraja pada tahun 2000,

2003, 2009, 2014, 2015.

Program pengendalian banjir membutuhkan dana besar yang diperlukan

untuk pembiayaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pengamanan

maupun pengendalian banjir. Di samping itu, masyarakat yang berada pada daerah

rawan banjir setiap saat memerlukan rasa aman dari pengaruh akibat banjir.

Dengan dana yang terbatas, pengendalian banjir harus dilakukan seoptimal

mungkin dan dilaksanakan menurut rencana dan prioritas yang baik.Akibat

(7)

7

meningkatkan nilai ekonomis penggunaan lahan. Oleh karena itu, di daerah yang

padat penduduknya, pekerjaan pengendalian banjir perlu ditingkatkan. Dengan

perkataan lain, pengendalian ini bertujuan untuk memperkecil tingkat resiko

bahaya/kerugian akibat banjir yang akan timbul(Kodoatie, 2002).

Nampaknya upaya pemerintah untuk mengendalikan banjir kalah cepat

dengan dampak akibat perubahan alam oleh aktivitas manusia. Sehingga untuk ke

depan semua orang harus merenung dan mengkaji ulang lagi konsep-konsep tata

ruang kota dikaitkan dengan peningkatan banjir dan genangan. Pada awal musim

penghujan (bulan November) tahun 2000 dan bulan-bulan awal tahun 2001,

bencana banjir terjadi di beberapa propinsi di Indonesia meliputi wilayah-wilayah

di Jawa Tengah (Semarang, Kebumen, Rembang), DIY (Bantul), Sumatera Barat,

Aceh, Manado dan juga Sumatera Utara.Dalam kurun waktu satu tahun, kerugian

akibat bencana alam di Indonesia tercatat Rp 1,5 trilyun. Bencana alam itu berupa

33 kali banjir, 25 kali tanah longsor, 14 kali gempa bumi, dll. Bencana alam itu

telah merenggut korban 692 jiwa manusia, ucap mantan WapresMegawati

Soekarnoputri pada pertemuan Badan Koordinasi Nasional (Bakornas)

Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi dengan gubernur, di Istana

Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (6/3) (Kompas, 7 Maret 2001).

Di Indonesia, walaupun waktu terjadinya banjir bervariasi hampir semua

daerah menghadapi bahaya banjir yang signifikan.Berdasarkan data Departemen

Sosial (dalam Kodoatie dan Sugiyanto, 2002), kerugian dan kerusakan akibat

banjir adalah sebesar 2/3 dari semua bencana alam yang terjadi. Setiap tahun,

hampir 300 peristiwa banjir terjadi menggenangi 150.000 ha merugikan sekitar

satu juta orang.Banjir merupakan peristiwa alam yang dapat menimbulkan

(8)

8

merusak bangunan sarana dan prasarana, dan lingkungan hidup serta merusak tata

kehidupan masyarakat. Banjir yaitusuatu keadaan aliran sungai dimana

permukaan airnya lebih tinggi daripada suatuketinggian tertentu (pada umumnya

disamakan dengan ketinggian bantaran) sungai.Untuk mengatasi permasalahan

banjir yang sesungguhnya perlu diketahui secara pasti faktor-faktor penyebab

terjadinya banjir.

Banjir yang terjadi di Kota Medan merupakan permasalahan yang sampai

saat ini belum bisa diatasi oleh Pemerintahan Kota Medan. Permasalahan tersebut

ditimbulkan beberapa diantaranya karena sistem drainase yang buruk, dan sampah

yang menumpuk di berbagai kawasan termasuk di sungai-sungai yang mengalir

sepanjang kota. Banjir di Medan sendiri merupakan suatu hal yang sudah biasa

terjadi di beberapa wilayah di Kota Medan. Kota Medan secara hidrologi

dipengaruhi dan dikelilingi oleh beberapa sungai besar dan anak sungai seperti

Sungai Percut, Sungai Deli, Sungai Babura, Sei Belawan dan sungai

lainnya.Misalnya banjir Medan terjadi akibat hujan deras yang mengguyur Medan

sejak Rabu (5/1/2011) malam hingga Kamis (6/1/2011) pagi mengakibatkan

ribuan rumah terendam banjir. Banjir terparahterjadi di kawasan bantaran Sungai

Deli dan Sungai Babura.Sungai Deli meluap akibat hujan deras yang terus

mengguyur Medan sehingga tidak dapat menampung debitair. Luapan itu juga

diduga akibat banjir kiriman dari arah hulu sungai sepanjang 71 kilometer

tersebut. Ketinggian air di kawasan Sungai Deli, terutama di Kelurahan Aur,

Kampung Baru dan kelurahan Sei Mati mencapai 1 meter.Namun di beberapa

tempat, terutama yang berada persis di tepian sungai, air terlihat hingga bubungan

(9)

9

medan.html). Sepertibanjir besar (kategori gawat) yang terjadi di Kelurahan Sukaraja yang mengakibatkan sebagian rumah dan barang warga hanyut.

Dalam pengendalian banjir, perlu diketahui kearifan lokal masyarakat di

sekitar sungai dalam menangani banjir. Berdasarkan UU Lingkungan Hidup No.

32 tahun 2009,kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tataa

kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan

hidup secara lestari.Kearifan lokal yang dilakukan masyarakat sekitar sungai

yakni dengan menanam pohon bambu di pinggir sungai untuk menahan air

banjiragar tidak menggenangi rumahnya, sebagian wargaada yang membuang

sampah ke tempat sampah dan membakar sampah domestiknya di samping

rumahnya, dan sudah ada dibangun kanal di Delitua.Tetapi masyarakat sekitar

Sungai Deli cenderung membuang sampahnya ke sungai daripada membuang ke

tempat sampah karena petugas sampah tidak mengambil sampah mereka ke

daerah bawah, begitulah pengakuan mereka. Suksesnya program pengendalian

banjir juga tergantung dari aspek lainnya yang menyangkut sosial, ekonomi,

lingkungan, institusi, kelembagaan, hukum dan lainnya.

Sungai Deli merupakan salah satu dari delapan sungai di Kota Medan.

Belum diperoleh konfirmasi mengenai penyebab kiriman air dari hulu. Namun,

hutan di hulu sungai kian menyusut, area hutan di sana tinggal 7,5% dari 48

hektar Daerah Aliran Sungai Deli. Padahal, setidaknya diperlukan 30% area DAS

untukresapan air. Air sungai Deli kini sudah tercemar oleh berbagai macam

limbah baik itu dari pabrik maupun limbah rumah tangga. Sungai kini terkesan

kumuh dan menjijikkan. Hal ini menyebabkan air sungai Deli menjadi berwarna

keruh kehitam-hitaman dengan bau busuk yang menyengat, tak hanya itu sampah

(10)

10

ini. Kondisi Sungai Deli masih sangat memprihatinkan. Kondisinya mirip seperti

tong sampah umum, dimana segala macam sampah dibuang begitu saja oleh

orang-orang yang tak bertanggung jawab ke Sungai Deli. Hal ini terbukti dari

banyaknya sampah yang berhasil diangkat dari sungai dalam kegiatan

pembersihan sampah dari aliran Sungai dalam hitungan jam saja. Seperti yang

dilakukan masyarakat belakangan ini, aksi bersih sungai, satu ton sampah

diangkat dari Sungai Deli oleh warga kampung Aur, Kecamatan Medan Maimun

(SIB, 8/2/2015). Banyaknya sampah yang dibuangke Sungai Deli tersebutlahyang

menghambataliran air sungai saat hujan terus-menerus sehingga terjadilah banjir

di Sungai Deli.

Setiap manusia pasti melakukan interaksi sosial antar sesamanya. Interaksi

sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan

antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun

antara orang-perorangan dengan kelompok manusia. Salah satu akibat bentuk

pertentangan (konflik), antara lain: tambahnya solidaritas dari in-grup. Apabila

suatu kelompok bertentangan dengan kelompok lain, maka solidaritas antara

warga-warga kelompok tersebut biasanya akan bertambah erat. Mereka bahkan

bersedia untuk berkorban demi keutuhan kelompoknya, dalam menghadapi

ancaman-ancaman yang datang dari luar (Soerjono Soekanto, 1982: 98). Salah

satu bentuk solidaritas sosial adalah bentuk kerja sama gotong royong. Gotong

royong merupakan ciri khas perilaku yang berhubungan dengan kehidupan

masyarakat kita sebagai petani (agraris). Gotong royong sebagai bentuk kerja

sama antar individu, antar individu dengan kelompok, dan antar kelompok,

membentuk suatu norma saling percaya untuk melakukan kerjasama dalam

(11)

11

2009:2). Begitu juga dengan solidaritas masyarakat sekitar yang rumahnya agak

jauh dari sungai, pada saat terjadi banjir, merekayang tidak terkena banjir

memberikan tumpangan rumahnya agar masyarakat yang terkena banjir tinggal

sementara di rumah mereka khususnya anak-anak dan para ibu karena rasa empati

dan kepedulian mereka, memberikan bantuan makanan dan gotong royong

memindahkan barang-barang warga yang terkena banjir. Oleh karena itu, dalam

pengendalian banjirdibutuhkanpartisipasi masyarakat sekitar sungai dalam

menjaga kebersihan sungai dan solidaritas sosial (kesetiakawanan) masyarakat

Sungai Delidalam menangani banjir yang disebabkan dari meluapnya sungai

akibat banyaknya sampahdibuang ke sungai dan sedimentasi sungai.Selain itu,

dibutuhkan juga solidaritas masyarakat atasyang tinggalnyaagak jauh dari sungai

Deli dalam membantu masyarakat yang terkena banjir seperti memberikan

bantuan makanan berupa mie instan, beras,nasi bungkus, tumpangan tinggal, dan

pemindahan barang-barang sementarake rumah atas.

Setiapkehidupan masyarakat, manusia senantiasa mengalami suatu

perubahan. Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan

fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan

yang tak terbatas. Perubahan-perubahan akan nampak setelah tatanan sosial dan

kehidupan masyarakat yang baru. Kehidupan masyarakat desa, dapat

dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Dahulu

masyarakat desadalam khasanah sosiologidisebut masyarakat primer sebagai pola

solidaritasnya adalah solidaritas mekanis. Namun, kini proses solidaritas sosial

dan tingkat partisipasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Proses memudarnya

ikatan kerjasama itu disebabkan berbagai faktor, misalnya: masuknya nilai-nilai

(12)

12

globalisasi dan informasi telah terjadi perubahan pada berbagai aspek dan sistem

kehidupan manusia, termasuk pada masyarakat desa dan kota. Pengaruh

globalisasi menyebabkan masyarakat desa transisi dan kota. Masyarakat desa

transisi merupakan masyarakat yang di dalamnya terdapat masyarakat asli yang

sudah turun-temurun tinggal didesa tersebut dan masyarakat pendatang yang baru

bertempat tinggal di desa tersebut. Karakteristik masyarakat transisi ini meliputi:

terjadinya tumpang tindih antara nilai-nilai tradisional dengan prosesmodern

(Zulkarnain, 2009). Begitu juga dengan solidaritas masyarakat kota transisi yang

berarti terdapat tumpang tindih antara nilai-nilai tradisional yang dianut

masyarakat asli yang lahir dikota dengan nilai-nilai modern yang dianut

masyarakat pendatang yang dari desa dan berpadulah solidaritas mekanis dan

organisnya.

Di satu sisi, nilai-nilai modern yang mempengaruhi perilaku kehidupan

masyarakat kelurahan/kota untuk meninggalkan nilai-nilai tradisional, di sisi lain

nilai-nilai tradisional yang positif harus bisa dipertahankan dan tidak harus

dihilangkan, akan tetapi dikelola secara proporsional dan fungsional, seperti

solidaritas dalam bentuk gotong royong dan tolong menolong, serta partisipasi

secara sukarela. Kondisi tersebut di masyarakat yang letaknya di pinggiran kota.

Karena kemajuan komunikasi dan kecenderungan menjadi pusat perdagangan

serta lalu lintas komunikasi yang akan mengalami perubahan drastis. Perubahan

ini akan paling terasa pada masyarakat desa transisi dan masyarakat kota tersebut

dalam pergeseran solidaritas (Zulkarnain, 2009:3). Begitu juga dalam masyarakat

Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja pun terjadipergeseran solidaritas masyarakat

sekitar Sungai dalam hal memberikan bantuan makanan, tumpangan rumah dan

(13)

13

keseringan terjadi banjir di sana.Pergeseran solidaritas masyarakat yang dirasakan

masyarakat sekitar adalah semakin berkurangnya bantuan yang diberikan kepada

mereka yang terkena banjir kecil (banjir sedang). Dulunya pada tahun 1991, 2001,

2007, 2010 dan 2011, saat terjadinya banjir besar/kategori banjir gawat (dengan

ketinggian air di atas 1,2 m- 2 m lebih memasuki rumah), banyak bantuan

makanan yang diberikan dari etnis Cina di daerah atas, perusahaan Lion Air,

lurah, partai politik. Tetapi kalau terjadi banjir kecil/banjir sedang (ketinggian

air0,5-1,2 m memasuki rumah),semakin sedikit masyarakat yang membantu

korban yang terkena banjir bahkan hanya kepala lingkungan mereka yang

memberikan bantuan berupa mie instan, nasi bungkus, tumpangan rumah

sementara, dan pemindahan barang, begitu lah pengakuan Bu Mardiana, warga

lingkungan V yang sering terkena banjir.Hal ini terjadi karena penghuni masih

bisa berdiam di rumah paling tidak di bawah atap rumah (loteng). Berkurangnya

solidaritas masyarakat dalam bentuk bantuan makanan yang diberikan tersebut

karena faktor keuangan keluarga yang mengalami penurunan nilaidisebabkan

karenabiasanya banjir terjadi di awal dan akhir tahun.

Karena permasalahan banjir dan pergeseran solidaritassosial tersebut lah

yang menarik perhatian penulis meneliti tentang Pergeseran Solidaritas Sosial

pada Masyarakat yang Terkena Banjir.Agar masyarakat dapat mengendalikan

banjir dengan menjaga kelestarian sungai,masyarakat sekitar dan pengguna jalan

raya diharapkantidak membuang sampah ke sungai, menanam bambu, dan

menggunakan kanal di Delitua untuk mencegah terjadinya banjir jika hujan terus

menerus sehingga masyarakat yang terkena banjir tidak selalu bergantung pada

bantuan orang lain meskipunjika terjadi banjir besar, solidaritas masyarakat

(14)

14 1.2.Rumusan Masalah:

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian ini

adalah:

1. Apakah ada atau tidak pergeseran solidaritas sosialsekitar Sungai

DeliKelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun, pada masyarakat

yang terkena banjir?

2. Bagaimana pergeseran solidaritas sosial sekitar Sungai Deli pada

masyarakat yang terkena banjir?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan yang

diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada atau tidak pergeseran solidaritas sosial

sekitarSungai Deli Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun, pada

masyarakat yang terkena banjir?

2. Bagaimana pergeseran solidaritas sosial sekitar Sungai Deli pada

masyarakat yang terkena banjir?

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memenuhi manfaat penelitian antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

kajian ilmiah untukmeningkatkan dan mengembangkan konsep-konsep sosiologi,

(15)

15

yang juga dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian bagi mahasiswa

sosiologi selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi

sebagai bahan pertimbangan dalam menangani terjadinya banjir agar masyarakat

sekitar daerah aliran sungai tidak kesulitan menanggulanginya jika bantuan

solidaritas masyarakat dari luar kelurahan berkurang dan agar mereka tetap

menjaga solidaritas masyarakat sekitarnya dalam bantuan makanan dan tolong

menolong yang diberikan dalam menangani banjir yang terjadi.

1.5. Defenisi Konsep

Dalam penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk

memfokuskan penelitian sehingga memudahkan penelitian. Konsep adalah

defenisi abstraksi mengenai gejala atau realita ataupun pengertian yang nantinya

akan menjelaskan suatu gejala (Moleong, 2006:667). Berdasarkan uraian di atas

dan berdasarkan topik permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, dapat

diambil batasan dalam konseptual, yaitu sebagai berikut:

1.5.1. Banjir

Banjir adalahperistiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam darata

perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam

air.Dalam arti "air mengalir", juga dapat berarti masuknya

(16)

16

meluap/menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir).

1.5.2. Solidaritas Sosial

Solidaritas sosial adalah kesetiakawanan yang menunjuk pada satu

keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan

moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman

emosional bersama. Solidaritas sosial dibagi dua yaitu: pertama, mekanik adalah

solidaritas sosial yang didasarkan pada suatu “kesadaran kolektif” bersama yang

menunjuk pada totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen

bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama itu, cita-cita, dan

komitmen moral. Sedangkan yang kedua, organik adalah solidaritas yang muncul

dari ketergantungan antara individu atau kelompok yang satu dengan yang lainnya

akibat spesialisasi jabatan (pembagian kerja).

1.5.3. Pergeseran Solidaritas Sosial

Pergeseran solidaritas sosial adalah perubahan yang terjadi dalam

masyarakat dalam hal memberikan bantuan dan tolong menolongyang semakin

sedikit kepada masyarakat yang terkena banjir. Dalam kehidupannya, masyarakat

yang memberikan bantuan kepada warga yang terkena banjir semakin berkurang

jumlahnya dari tahun ke tahun.

1.5.4. Masyarakat Sekitar Sungai

Masyarakat sekitar sungai adalah sekelompok orang yang tinggal/ hidup

(17)

17

sungainyadengan jarak 50 sampai 100 meter dan merupakan kawasan sempadan

sungai dan daerah Slum area yang ditempati oleh masyarakat.

Masyarakatsekitar Sungaimerupakan masyarakat yang sering terkena

genangan air banjir termasuk yang tinggal di dekat sungai. Masyarakat banjir

biasanya mengetahui kapan banjir akan terjadi dan telah terbiasa menghadapi

banjir tersebut. Berbagai faktor mempengaruhi terjadinya banjir di tempat tinggal

mereka seperti tanah tempat tinggal mereka yang rendah. Akibatnya apabila hujan

terus-menerus, banjir akan menggenangi jalanan yang berada di depan rumah

masyarakat ini bahkan sampai masuk ke dalam halaman dan rumah.

1.6. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional adalah merupakan unsur-unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel (Singarimbun, 1989:34).

Konkritnya, defenisi operasional variabel adalah berisikan tentang

indikator-indikator (pengukur) suatu variabel sedangkan indikator-indikator adalah faktor-faktor atau

kejadian-kejadian yang digunakan untuk mengukur variabel.Adapun variabel

penelitian ini menurut kebutuhan penelitian ini, yaitu:

a. Variabel Solidaritas Sosial Sekitar Sungai Deli .

Untuk dapat mengukur variabel ini, maka peneliti memberikan

indikator-indikator solidaritas masyarakat sebagai berikut:

1. Masyarakat yang memberikan bantuan makanan berupa mie instan, beras, nasi

bungkus, telur,dan gula.

2. Masyarakat yang memberikanbantuan berupa tumpangan tinggal di rumahnya.

3. Masyarakat yang memberikan bantuan dengan memindahkan barang-barang

(18)

18

b. VariabelMasyarakat yang Terkena Banjir

Yang menjadi indikator masyarakat yang terkena banjir adalah:

1. Masyarakat berdasarkan jenis kelamin.

2. Masyarakat berdasarkan usia.

3. Masyarakat berdasarkan agama.

4. Masyarakat berdasarkan suku bangsa.

5. Masyarakat berdasarkan pendidikan terakhir.

6. Masyarakat berdasarkan pekerjaan.

Referensi

Dokumen terkait