1
PERSEPSI PENYINTAS/PEJUANG BANJIR TERHADAP
PERGESERAN SOLIDARITAS SOSIAL
(Studi Deskriptif pada Masyarakat Sekitar Sungai Deli, Kelurahan
Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun)
DIAJUKANGUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK
MEMPEROLEH GELAR SARJANA SOSIAL
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Debora Ernawati Siringo ringo
100901046.
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini Disetujui Untuk Dipertahankan Dan Diperbanyak
oleh:
Nama : Debora Ernawati Siringo ringo.
NIM : 100901046
Departemen : Sosiologi
Judul : Persepsi Penyintas Banjir Terhadap Pergeseran Solidaritas
Sosial (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Sekitar Sungai
Deli, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun).
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
(Dra.Linda Elida, M.Si) (Dra.Lina Sudarwati, M.Si) NIP.196702071991032001 NIP.196603181989032001
Dekan FISIP USU
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini Telah Dipertahankan di depan
Panitia Penguji Skripsi Departemen Sosiologi
Hari
: Senin
Tanggal : 15 Juni 2015
Pukul
: 14.00
Tempat : Ruang Sidang
Tim Penguji.
Ketua Penguji : Dra. Lina Sudarwati, M.Si ( )
Penguji I (Pembimbing) : Dra. Linda Elida, M.Si ( )
i ABSTRAK
Banjir merupakan bencana alam yang sering dialami masyarakat perkotaan di Indonesia, khususnya daerah pinggiran sungai di mana keadaan air berlebihan merendam daratan. Hal ini yang membuat pemerintah di Indonesia lebih memperhatikan penduduk pinggiran sungai untuk menangani banjir. Dan masyarakat yang berada dalam satu kawasan Indonesia, menyadari perbedaan yang ada di antara mereka bukanlah menjadi penghalang untuk hidup saling tolong menolong karena persamaan nasib yakni sering mengalami bencana banjir. Tetapi, penurunan jumlah bantuan yang diberikan terjadi saat banjir kecil (banjir sedang) yang membawa permasalahan kompleks bagi masyarakat sekitar Sungai sehingga terjadilah pergeseran solidaritas sosial sekitar Sungai Deli pada masyarakat yang terkena banjir. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap pergeseran solidaritas sosial. Penelitian ini menggunakan teori Emile Durkheim tentang Solidaritas Organis di kota yang didukung dengan studi pergeseran solidaritas sosial saat terjadi banjir.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu menggunakan metode survei yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel sebanyak 94 orang dari total keseluruhan yang tinggal di sekitar Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja, yang diteliti dari 3 lingkungan di Sukaraja yang terkena banjir, yaitu lingkungan IV, lingkungan V, dan lingkungan VIII. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bentuk pergeseran solidaritas sosial sekitar Sungai Deli yaitu berkurangnya jumlah bantuan makanan yang diberikan masyarakat sekitar saat banjir kecil (banjir sedang) terjadi dibandingkan bantuan makanan saat banjir besar. Dalam hal ini, dapat diketahui adanya pergeseran solidaritas sosial Sungai Deli pada masyarakat yang terkena banjir. Seperti saat terjadi banjir besar di tahun 2011, bantuan makanan yang diberikan sangat banyak yaitu nilai rata-rata bantuan masyarakat sebesar 4,94. Sedangkan saat terjadi banjir kecil belakangan ini bantuan makanan yang diberikan masyarakat menurun jumlahnya dengan nilai rata-rata bantuan masyarakat menjadi 1,18 tergolong sedikit. Selain dalam bentuk makanan, pergeseran solidaritas masyarakat Sungai Deli dapat dilihat dari berkurangnya rata-rata bantuan yang diberikan masyarakat sekitar dalam memberikan tumpangan rumah dan memindahkan barang-barang saat terjadinya banjir besar dan banjir kecil. Karena nilai rata-rata pemberian tumpangan rumah saat terjadi banjir besar sebesar 2,36 tergolong sedikit sedangkan saat banjir kecil belakangan ini, sebesar 1,0 yang tergolong tidak ada bantuan. Sedangkan bantuan pemindahan barang saat banjir besar nilai rata-ratanya sebesar 1,68 tergolong sedikit namun saat banjir kecil, nilai rata-rata sebesar 1,01 tergolong tidak ada bantuan. Dalam artian, saat banjir kecil, solidaritas sosial dalam pemberian bantuan makanan, tumpangan rumah dan pemindahan barang cenderung semakin sedikit dibandingkan bantuan saat terjadi banjir besar. Pergeseran solidaritas sosial pada masyarakat yang terkena banjir terjadi disebabkan oleh meningkatnya pendidikan anggota keluarga sehingga dianggap dapat memahami kewajiban mereka dalam memenuhi kebutuhan, perubahan tingkat sosial dan corak gaya hidup masyarakat, perekonomian pemberi bantuan yang menurun, dan adanya sikap dahulukan selamat keluarga masing-masing.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan puji dan syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab atas berkat, kasih dan karuniaNya lah,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Persepsi Penyintas Banjir
Terhadap Pergeseran Solidaritas Sosial”. Studi Deskriptif pada masyarakat sekitar
Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun dengan
sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak
menghadapi hambatan, kesulitan, dan tantangan hal ini disebabkan oleh
keterbatasan wawasan penulis. Akan tetapi, karena berkat dan kasih karuniaNya,
semua hambatan dan kesulitan dapat penulis lalui sehingga penulisan skripsi ini
dapat selesai. Oleh karena itu, penulis dengan lapang dada menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu proses
penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan FISIP USU.
2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si, selaku Ketua Departemen Sosiologi FISIP
USU sekaligus dosen wali saya yang telah memberikan masukan, nasehat dan
iii
3. Ibu Dra. Linda Elida, M.Si, selaku Dosen Pembimbing saya. Saya
mengucapkan terima kasih kepada beliau atas kesediaan waktunya dalam
memberikan pengarahan-pengarahan, ilmu, saran dan evaluasi dalam
penulisan skripsi saya. Terima kasih bu atas bimbingannya.
4. Bapak Drs. Henry Sitorus, M.Si, selaku dosen penguji saya yang telah banyak
memberi saran, pendapat dan kritik yang membangun dalam penyusunan
skripsi saya. Terima kasih Pak atas saran dan arahan yang bapak berikan
kepada saya.
5. Bapak dan Ibu Dosen FISIP USU, khususnya Dosen Departemen Sosiologi,
Dra. Lina Sudarwati, M.Si, Dra. Ria Manurung, M.Si, dan Drs. Bengkel
Ginting atas ilmu, saran dan motivasi yang selama ini telah diberikan kepada
penulis.
6. Kepada Kak Feny, Kak Betty, Pak Abel, Pak Manan, dan seluruh staf
Pegawai FISIP USU yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
Administrasi juga saya ucapkan terima kasih.
7. Terkhusus dan teristimewa kepada kedua orang tua penulis, Bapak
M.Siringo-ringo dan Mama D.Silaban yang selalu mendidik dan mendukung
penulis dengan kasih sayang dan selalu memberikan doa, motivasi, semangat
dan dananya selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga penulis dapat membanggakan kedua orang tua penulis nantinya.
Terima kasih banyak ya Pak, Mama tersayang buat semua perhatian,
pengertian, semangat, dukungan dan dana yang telah diberikan selama ini.
8. Kepada Kepala Kelurahan Sukaraja yakni Bapak Hamdan, SP.MM dan
iv
kasih telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi saya di
Kelurahan Sukaraja dan atas bantuan data kependudukannya.
9. Para Responden yang tinggal di sekitar Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja,
Kecamatan Medan Maimun yang bersedia memberikan waktu luangnya
untuk memberikan informasi kepada penulis mengenai Persepsi Penyintas
Banjir/Pejuang Banjir Terhadap Pergeseran Solidaritas Sosial, terima kasih
untuk pengertian Bapak/Ibu yang telah bersedia menerima kehadiran penulis
selama proses penyelesaian skripsi ini.
10. Terima kasih kepada sahabat penulis Sempati Tambunan, S.Sos, Heppy
Berutu, yang selalu membantu penulis dalam memberikan masukan
pemikiran, semangat, saran, motivasi, waktunya dalam penyusunan skripsi
dan kebersamaannya selama penyelesaian skripsi ini. Dukungan dan bantuan
kalian sangat berarti buat saya.
11. Terima kasih juga kepada saudara-saudara saya Kak Christina Silaban, Bang
Andry Silaban, Kak Marisi Silaban, S.TP, Bang Mangampu Silaban, S.T,
M.BA, Bang Andy Silaban, Kak Ana Situmorang, S.TI, adik saya Bernando
Ringo, Cornelia Siahaan, Kak Nova Pasaribu dan seluruh keluarga besar
Siringo-ringo yang selalu membantu, memberikan semangat, motivasi dan
memberikan banyak pengorbanan buat penulis baik tenaga, waktu dan
pemikirannya. Sekali lagi terima kasih ya semuanya atas saran, motivasi,
masukan pemikirannya dan semangat kalian sangat berarti buat saya dalam
penyelesaian skripsi ini.
12. Kepada teman penulis yakni Johan Simamora, S.Sos, dan Hening Kinasih,
v
ijinnya. Terima kasih atas waktu, tenaga, saran, semangat dan pemikirannya
buat saya dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Buat teman-teman 1 stambuk penulis di Departemen Sosiologi FISIP USU
2010 yakni Adian Sinambela, Marlina Sianturi, S.Sos, Sehadinggit, Febri
S.Sos, Ana Rohana S.Sos, Winandar Yoga, S.Sos, Juliah, S.Sos, Natalia,
S.Sos, Hivo, S.Sos, Afriyani, S.Sos, Nurli, S.Sos, dan Nurma, S.Sos yang
selalu memberikan saran, masukan pemikiran, motivasi, semangat dan
kebersamaannya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih ya teman-teman atas saran, semangat dan kebersamaannya
selama ini.
14. Terima kasih juga kepada teman-teman 1 kerjaan saya di BT/BS Medica: Kak
Iros, S.H, Kak Chastry, S.IP, Kak Adel, S.Pd, Bang Ridho B, S.Pd, Bang
Sandro, S.Pd, Kak Natalia, S.Pd, Ermitha. S atas saran, semangat, dukungan
dan kebersamaannya selama ini kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini sambil bekerja.
15. Dan juga terima kasih kepada senior saya di Departemen SOSIOLOGI FISIP
USU yakni Bang Alexender Giovani, S.Sos, Bang Hendra, S.Sos dan Bang
Theo, S.Sos yang telah memberikan saran, motivasi dan pengarahan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Dan atas semua pihak yang membantu penyusunan skripsi saya yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak tersebut, sekali lagi
penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Penulis menyadari masih
vi
saran dan kritik yang berguna untuk penyempurnaan skripsi yang lebih baik lagi
di hari-hari yang akan datang. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi
berbagai pihak yang membutuhkan.
Medan, Mei 2015.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GRAFIK ... xviii
Bab I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 14
1.3. Tujuan Penelitian ... 15
1.4. Manfaat penelitian ... 15
1.5. Definisi Konsep ... 16
1.6. Variabel Penelitian ... 18
1.7. Definisi Operasional Variabel ... 18
1.8. Uji Hipotesis ... 21
Bab II KERANGKA TEORI ... 22
2.1. Pengertian Persepsi ... 22
2.2. Peristiwa Banjir Medan ... 25
2.3. Solidaritas Sosial ... 27
2.3.1. Solidaritas Kelompok Masyarakat ... 33
2.4. Bentuk Solidaritas Sosial pada Masyarakat yang Terkena Banjir ... 35
2.4.1. Pergeseran Solidaritas Sosial Sekitar Sungai pada Masyarakat Banjir ... 38
2.5. Teori Aksi (Action Theory) ... 41
2.6. Teori Perubahan Sosial ... 44
2.7. Ketidakmampuan Membeli Rumah Bagus Sebagai Alasan Masyarakat Tetap Bertahan Tinggal Menghadapi Resiko Banjir di Sekitar DAS Deli ... 49
Bab III METODE PENELITIAN ... 53
3.1. Jenis Penelitian ... 53
viii
3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 54
3.3.1. Populasi ... 54
3.3.2. Teknik Penarikan Sampel ... 55
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.4.1. Data Primer ... 58
3.4.2. Data Sekunder ... 58
3.5. Analisis Data ... 59
3.6. Jadwal Kegiatan ... 60
3.7. Keterbatasan Penelitian ... 61
Bab IV HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN ... 62
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 62
4.1.1. Sejarah Singkat Kelurahan Sukaraja ... 62
4.1.2. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Sukaraja ... 63
4.1.3. Keadaan Penduduk ... 64
4.2. Penyajian Data Peneliitan ... 64
4.2.1. Identifikasi Responden ... 65
4.2.2. Status dan Kondisi Fisik Rumah ... 70
4.3. Solidaritas Warga Sekitar Sungai Deli dalam Memberikan Bantuan Makanan Kepada Masyarakat yang Terkena Banjir Besar ... 73
4.3.1. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Banjir Besar dari Sekitar Daerah Tempat Tinggal Berdasarkan Umur ... 74
4.3.1.1.Persepsi Masyarakat Terhadap Solidaritas Sosial dalam Bantuan Makanan Saat Banjir Besar Berdasarkan Umur ... 75
4.3.2. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Banjir Besar dari Sekitar Daerah Tempat Tinggal Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 76
4.3.2.1.Persepsi Masyarakat Terhadap Solidaritas Sosial dalam Bantuan Makanan Saat Banjir Besar Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 77
4.3.3. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Banjir Besar dari Sekitar Daerah Tempat Tinggal Berdasarkan Lama Tinggal ... 78
ix
4.3.4. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Banjir Besar dari Sekitar Daerah Tempat Tinggal Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah ... 81 4.3.4.1. Persepsi Masyarakat Terhadap Solidaritas Sosial dalam Bantuan Makanan
Saat Banjir Besar Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah ... 82 4.3.5. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Banjir Besar dari
Sekitar Daerah Tempat Tinggal Berdasarkan Jarak Rumah dari Sungai .. 83 4.3.5.1. Persepsi Masyarakat Terhadap Solidaritas Sosial dalam Bantuan Makanan
Saat Banjir Besar Berdasarkan Jarak Rumah dari Sungai ... 84 4.3.5.2. Banyaknya Jumlah Kepala Keluarga yang Rawan Terkena Banjir Di
Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun ... 85 4.3.6. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Banjir Besar dari
Sekitar Daerah Tempat Tinggal Berdasarkan Jaringan Sosial ... 86 4.3.6.1. Persepsi Masyarakat Terhadap Solidaritas Sosial dalam Bantuan Makanan
Saat Banjir Besar Berdasarkan Jaringan Sosial ... 87 4.3.7. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Banjir Besar
Berdasarkan Kondisi Ekonomi/Penghasilan………. 88 4.3.7.1. Persepsi Masyarakat Terhadap Solidaritas Sosial dalam Bantuan Makanan
Saat Banjir Besar Berdasarkan Kondisi Ekonomi/Penghasilan... 89 4.3.8. Status Ekonomi/Pekerjaan Pemberi Bantuan Makanan ... 90 4.4. Solidaritas Warga Sekitar Sungai Deli dalam Memberikan Bantuan
Makanan Kepada Masyarakat yang Terkena Banjir Kecil ... 91 4.4.1. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan dari Masyarakat
Sekitar Saat Banjir Kecil Berdasarkan Umur ... 91 4.4.2. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan dari Masyarakat
Sekitar Saat Banjir Kecil Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 92 4.4.3. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan dari Masyarakat
Sekitar Saat Banjir Kecil Berdasarkan Lama Tinggal ... 93 4.4.4. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Banjir Kecil dari Sekitar Tempat Tinggal Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah………….. 94 4.4.5. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Banjir Kecil dari
x
4.4.6. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Banjir Kecil
dari Sekitar Tempat Tinggal Berdasarkan Jaringan Sosial………. 96 4.4.7. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Banjir Kecil
dari Sekitar Tempat Tinggal Berdasarkan Kondisi Ekonomi…………. . 97 4.5. Solidaritas Warga Sekitar Sungai Deli dalam Memberikan Bantuan
Tumpangan Rumah Saat Banjir Besar dari Warga Sekitar ... 99 4.5.1. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Tumpangan Rumah Saat Banjir Besar dari Warga Sekitar Berdasarkan Umur ... 99 4.5.2. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Tumpangan Rumah Saat Banjir Besar dari Warga Sekitar Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 100 4.5.3. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Tumpangan Rumah Untuk Tempat Tinggal Saat Banjir Berdasarkan Lama Tinggal ... 101 4.5.4. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Tumpangan Rumah Saat Banjir Besar dari Warga Sekitar Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah………... 102 4.5.5. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Tumpangan Rumah Saat Banjir Besar dari Warga Sekitar Berdasarkan Jarak Rumah dari Sungai…… 103 4.5.6. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Tumpangan Rumah Saat Banjir
Besar dari Warga Sekitar Berdasarkan Jaringan Sosial………….... 104 4.5.7. Masyarakat yang Diberikan Bantuan Tumpangan Rumah Saat Banjir Besar dari Warga Sekitar Berdasarkan Kondisi Ekonomi/Penghasilan..105 4.6. Solidaritas Warga Sekitar Sungai Deli dalam Gotong royong
Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Besar ... 106 4.6.1. Masyarakat yang Dibantu Gotong royong dalam Memindahkan
Barang-barang Saat Banjir Besar Berdasarkan Umur ... 106 4.6.2. Masyarakat yang Dibantu Gotong royong dalam Memindahkan
Barang-barang Saat Banjir Besar Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 107 4.6.3. Masyarakat yang Dibantu Gotong royong dalam Memindahkan
Barang-barang Saat Banjir Besar Berdasarkan Lama Tinggal ... 108 4.6.4. Masyarakat yang Dibantu Gotong royong Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Besar Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah……… 109 4.7. Solidaritas Masyarakat Sekitar Sungai dalam Memindahkan
xi
4.7.1. Masyarakat yang Dibantu Gotong royong Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Kecil Berdasarkan Umur ... 114 4.7.2 Masyarakat yang Dibantu Gotong royong Memindahkan
Barang-barang Saat Banjir Kecil Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 115 4.7.3. Masyarakat yang Dibantu Gotong royong Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Kecil Berdasarkan Lama Tinggal ………. 116 4.7.4. Masyarakat yang Dibantu Gotong royong Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Kecil Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah……….118 4.8. Matriks Perbandingan Solidaritas Sosial Sekitar Sungai Saat Banjir ...122 4.8.1. Pengujian Hipotesis Pergeseran Solidaritas Sosial Sekitar Sungai dalam
Bantuan Makanan Pada Saat Terjadi Banjir………123 4.8.2. Pengujian Hipotesis Pergeseran Solidaritas Sosial Sekitar Sungai dalam
Bantuan Tumpangan Tempat Tinggal Pada Saat Terjadi Banjir……….125 4.8.3. Pengujian Hipotesis Pergeseran Solidaritas Sosial Sekitar Sungai dalam
Bantuan Memindahkan Barang-barang Pada Saat Terjadi Banjir…….. 126 4.9. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat Sekitar Sungai Deli
Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun ... 127 4.9.1. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian
Makanan Saat Banjir Besar di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun ... 127 4.9.2. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian
Makanan Saat Banjir Kecil di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun ... 130 4.9.3. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian
Tumpangan Saat Banjir Besar di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun ... 131 4.9.4. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian
Tumpangan Saat Banjir Kecil di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan
Medan Maimun ... 132 4.9.5. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Membantu
xii
4.9.6. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Membantu Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Kecil di Kelurahan
Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun ... 135
4.9.6.1. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial pada Masyarakat yang Terkena Banjir di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun ... 137
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN ... 141
5.1. Kesimpulan ... 141
5.2. Saran ... 143
DAFTAR PUSTAKA ... 145
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Jumlah Populasi ... 55
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Penelitian ... 56
Tabel 4.1. Identitas Responden Berdasarkan Umur ... 65
Tabel 4.2. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. ... 66
Tabel 4.3. Identitas Responden Berdasarkan Agama ... 66
Tabel 4.4. Identitas Responden Berdasarkan Suku Bangsa ... 67
Tabel 4.5. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan. ... 68
Tabel 4.6. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 68
Tabel 4.7. Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan ... 69
Tabel 4.8. Identitas Responden Berdasarkan Lama Tinggal ... 69
Tabel 4.9. Data Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah……... 70
Tabel 4.10. Data Responden Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah………. 70
Tabel 4.11. Data Responden Berdasarkan Bahan Utama Struktur Rumah…... 71
Tabel 4.12. Data Responden Berdasarkan Bahan Utama Atap Rumah………. 71
Tabel 4.13. Data Responden Berdasarkan Lokasi MCK (Mandi, Cuci,Kakus).72 Tabel 4.14. Data Responden Berdasarkan Pembuangan Air Limbah………… 72
Tabel 4.15. Data Responden Berdasarkan Pembuangan Sampah……….. 73
Tabel 4.16. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang Diberikan Saat Banjir Besar Berdasarkan Umur ... 74
Tabel 4.17. Persepsi terhadap Solidaritas Sosial Bantuan Makanan Saat Banjir Besar Berdasarkan Umur... 75
Tabel 4.18. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang Diberikan Saat Banjir Besar Berdasarkan Jenis Pekerjaan. ... 76
Tabel 4.19. Persepsi terhadap Solidaritas Sosial Bantuan Makanan Saat Banjir Besar Berdasarkan Jenis Pekerjaan. ... 77
Tabel 4.20. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang Diberikan Saat Banjir Besar Berdasarkan Lama Tinggal. ... 78
xiv
Tabel 4.22. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang
Diberikan Saat Banjir Besar Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah…81 Tabel 4.23. Persepsi terhadap Solidaritas Sosial Bantuan Makanan Saat
Banjir Besar Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah………82 Tabel 4.24. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang Diberikan
Saat Banjir Besar Berdasarkan Jarak Rumah dari Sungai……….. 83 Tabel 4.25. Persepsi terhadap Solidaritas Sosial Bantuan Makanan Saat
Banjir Besar Berdasarkan Jarak Rumah dari Sungai...84 Tabel 4.25.1.Jumlah Kepala Keluarga yang Rawan Terkena Banjir Di Kelurahan
Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun………...85 Tabel 4.26. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang Diberikan Saat Banjir Besar Berdasarkan Jaringan Sosial………. 86 Tabel 4.27. Persepsi terhadap Solidaritas Sosial Bantuan Makanan Saat
Banjir Besar Berdasarkan Jaringan Sosial………..87 Tabel 4.28. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang Diberikan Saat Banjir Besar Berdasarkan Kondisi Ekonomi/Penghasilan…. 88 Tabel 4.29. Persepsi terhadap Solidaritas Sosial Bantuan Makanan Saat
Banjir Besar Berdasarkan Kondisi Ekonomi/Penghasilan……… 89 Tabel 4.30. Status Ekonomi/Pekerjaan Pemberi Bantuan Saat Banjir……….. 90 Tabel 4.31. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang
Diberikan Saat Banjir Kecil Berdasarkan Umur ... 91 Tabel 4.32. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang
Diberikan Saat Banjir Kecil Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 92 Tabel 4.33. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang
Diberikan Saat Banjir Kecil Berdasarkan Lama Tinggal ... 93 Tabel 4.34. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang Diberikan
Saat Banjir Kecil Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah ………….. 94 Tabel 4.35. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang Diberikan
xv
Tabel 4.37. Distribusi Responden terhadap Bantuan Makanan Yang Diberikan Saat Banjir Kecil Berdasarkan Kondisi Ekonomi/Penghasilan... 97 Tabel 4.38. Distribusi Responden terhadap Bantuan Tumpangan Rumah
Yang Diberikan untuk Tempat Tinggal Saat Banjir Besar Berdasarkan Umur ... 99 Tabel 4.39. Distribusi Responden terhadap Bantuan Tumpangan Rumah
Yang Diberikan untuk Tempat Tinggal Tinggal Saat Banjir Besar Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 100 Tabel 4.40. Distribusi Responden terhadap Bantuan Tumpangan Rumah
Yang Diberikan untuk Tempat Tinggal Saat Banjir Besar
Berdasarkan Lama Tinggal ... 101 Tabel 4.41. Distribusi Responden terhadap Bantuan Tumpangan Rumah
Yang Diberikan untuk Tempat Tinggal Saat Banjir Besar
Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah….. ... 102 Tabel 4.42. Distribusi Responden terhadap Bantuan Tumpangan Rumah
Yang Diberikan untuk Tempat Tinggal Saat Banjir Besar
Berdasarkan Jarak Rumah dari Sungai…. ... 103 Tabel 4.43. Distribusi Responden terhadap Bantuan Tumpangan Rumah
Yang Diberikan untuk Tempat Tinggal Saat Banjir Besar
Berdasarkan Jaringan Sosial….. ... 104 Tabel 4.44. Distribusi Responden terhadap Bantuan Tumpangan Rumah
Yang Diberikan untuk Tempat Tinggal Saat Banjir Besar
Berdasarkan Kondisi Ekonomi/Penghasilan……… ... 105 Tabel 4.45. Distribusi Responden terhadap Gotong royong Masyarakat dalam
Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Besar Berdasarkan Umur ... 106 Tabel 4.46. Distribusi Responden terhadap Gotong royong Masyarakat
dalam Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Besar Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 107 Tabel 4.47. Distribusi Responden terhadap Gotong royong Masyarakat
xvi
Tabel 4.48. Distribusi Responden terhadap Gotong royong Masyarakat dalam Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Besar Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah….. ... 109 Tabel 4.49. Distribusi Responden terhadap Gotong royong Masyarakat
dalam Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Besar Berdasarkan Jarak Rumah dari Sungai. ... 110 Tabel 4.50. Distribusi Responden terhadap Gotong royong Masyarakat
dalam Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Besar Berdasarkan Jaringan Sosial… ... 111 Tabel 4.51. Distribusi Responden terhadap Gotong royong Masyarakat dalam
Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Besar Berdasarkan
Kondisi Ekonomi/ Penghasilan………. ………. 113
Tabel 4.52. Distribusi Responden terhadap Gotong royong Masyarakat dalam Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Kecil Berdasarkan Umur…. ... 114 Tabel 4.53. Distribusi Responden terhadap Gotong royong Masyarakat
dalam Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Kecil Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 115 Tabel 4.54. Distribusi Responden terhadap Gotong royong Masyarakat
dalam Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Kecil Berdasarkan Lama Tinggal ... 116 Tabel 4.55. Distribusi Responden terhadap Gotong royong Masyarakat
xvii
Tabel 4.58. Distribusi Responden terhadap Gotong royong Masyarakat dalam Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Kecil Berdasarkan Berdasarkan Kondisi Ekonomi………. ... 121 Tabel 4.59.Matriks Perbandingan Tingkat Solidaritas Sosial Saat Banjir Besar.122 Tabel 4.60.Persepsi Terhadap Solidaritas Sosial Sekitar Sungai dengan
Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Terjadi Banjir.123 Tabel 4.61.Persepsi Terhadap Solidaritas Sosial Sekitar Sungai dengan
Masyarakat yang Diberikan Bantuan Tumpangan Tempat Tinggal Saat Terjadi Banjir………125 Tabel 4.62.Persepsi Terhadap Solidaritas Sosial Sekitar Sungai dengan
xviii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian
Makanan Saat Banjir Besar ... 129
Grafik 4.2. Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian
Makanan Saat Banjir Kecil ... 131
Grafik 4.3. Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian
Tumpangan Rumah Saat Banjir Besar ... 132
Grafik 4.4. Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian
Tumpangan Rumah Saat Banjir Kecil ... 133
Grafik 4.5. Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Membantu
Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Besar ... 134
Grafik 4.6. Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Membantu
i ABSTRAK
Banjir merupakan bencana alam yang sering dialami masyarakat perkotaan di Indonesia, khususnya daerah pinggiran sungai di mana keadaan air berlebihan merendam daratan. Hal ini yang membuat pemerintah di Indonesia lebih memperhatikan penduduk pinggiran sungai untuk menangani banjir. Dan masyarakat yang berada dalam satu kawasan Indonesia, menyadari perbedaan yang ada di antara mereka bukanlah menjadi penghalang untuk hidup saling tolong menolong karena persamaan nasib yakni sering mengalami bencana banjir. Tetapi, penurunan jumlah bantuan yang diberikan terjadi saat banjir kecil (banjir sedang) yang membawa permasalahan kompleks bagi masyarakat sekitar Sungai sehingga terjadilah pergeseran solidaritas sosial sekitar Sungai Deli pada masyarakat yang terkena banjir. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap pergeseran solidaritas sosial. Penelitian ini menggunakan teori Emile Durkheim tentang Solidaritas Organis di kota yang didukung dengan studi pergeseran solidaritas sosial saat terjadi banjir.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu menggunakan metode survei yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel sebanyak 94 orang dari total keseluruhan yang tinggal di sekitar Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja, yang diteliti dari 3 lingkungan di Sukaraja yang terkena banjir, yaitu lingkungan IV, lingkungan V, dan lingkungan VIII. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bentuk pergeseran solidaritas sosial sekitar Sungai Deli yaitu berkurangnya jumlah bantuan makanan yang diberikan masyarakat sekitar saat banjir kecil (banjir sedang) terjadi dibandingkan bantuan makanan saat banjir besar. Dalam hal ini, dapat diketahui adanya pergeseran solidaritas sosial Sungai Deli pada masyarakat yang terkena banjir. Seperti saat terjadi banjir besar di tahun 2011, bantuan makanan yang diberikan sangat banyak yaitu nilai rata-rata bantuan masyarakat sebesar 4,94. Sedangkan saat terjadi banjir kecil belakangan ini bantuan makanan yang diberikan masyarakat menurun jumlahnya dengan nilai rata-rata bantuan masyarakat menjadi 1,18 tergolong sedikit. Selain dalam bentuk makanan, pergeseran solidaritas masyarakat Sungai Deli dapat dilihat dari berkurangnya rata-rata bantuan yang diberikan masyarakat sekitar dalam memberikan tumpangan rumah dan memindahkan barang-barang saat terjadinya banjir besar dan banjir kecil. Karena nilai rata-rata pemberian tumpangan rumah saat terjadi banjir besar sebesar 2,36 tergolong sedikit sedangkan saat banjir kecil belakangan ini, sebesar 1,0 yang tergolong tidak ada bantuan. Sedangkan bantuan pemindahan barang saat banjir besar nilai rata-ratanya sebesar 1,68 tergolong sedikit namun saat banjir kecil, nilai rata-rata sebesar 1,01 tergolong tidak ada bantuan. Dalam artian, saat banjir kecil, solidaritas sosial dalam pemberian bantuan makanan, tumpangan rumah dan pemindahan barang cenderung semakin sedikit dibandingkan bantuan saat terjadi banjir besar. Pergeseran solidaritas sosial pada masyarakat yang terkena banjir terjadi disebabkan oleh meningkatnya pendidikan anggota keluarga sehingga dianggap dapat memahami kewajiban mereka dalam memenuhi kebutuhan, perubahan tingkat sosial dan corak gaya hidup masyarakat, perekonomian pemberi bantuan yang menurun, dan adanya sikap dahulukan selamat keluarga masing-masing.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan
bersifat dinamis dalam arti berubah-ubah setiap saat. Perubahan dan perbedaan
yang terjadi baik secara mutlak maupun relatif dari faktor-faktor lingkungan
terhadap tumbuh-tumbuhan akan berbeda-beda menurut waktu, tempat dan
keadaan tumbuhan itu sendiri. Lingkungan dipandang sebagai tempat beradanya
manusia dalam melakukan segala aktivitas kesehariannya. Menurut Enger dan
Smith (dalam Kodoatie Robert dan Sugiyanto, 2002), lingkungan juga
didefenisikan sebagai semuanya (everything) yang berdampak pada suatu
organisme dalam proses kehidupannya.
Menurut Keller (dalam Kodoatie Robert dan Sugiyanto, 2002:5),
lingkungan dapat dipertimbangkan sebagai kondisi total yang mengelilingi sebuah
individu atau komunitas. Lingkungan dapat didefinisikan meliputi dua bagian:
Yang pertama, kondisi-kondisi fisik seperti udara, air, daratan, lautan, udara,
tumbuh-tumbuhan, binatang yang memberikan efek/dampak pertumbuhan dan
perkembangan dari sebuah individu atau sebuah komunitas; dan yang kedua aspek
sosial dan budaya seperti etika, ekonomi, estetika yang memberikan dampak.
Dengan demikian, lingkungan hidup diatur secara hukum karena faktor biotik dan
abiotik lingkungan harusnya tetap dijaga dengan cara membuat kebijakan ataupun
peraturan agar masyarakat yang merusak lingkungan dikenakan sanksi sesuai
2
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan peri kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.
Lingkungan hidup menyediakan kebutuhan-kebutuhan hidup manusia.
Begitu pun sebaliknya, kehidupan manusia sangat tergantung pada tersedianya
sumber daya alam yang memadai dalam lingkungan hidup. Manusia dan
lingkungan hidup selalu terjadi interaksi timbal balik, manusia mempengaruhi
lingkungan dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya.
Persoalan lingkungan mulai menjadi topik dunia ketika manusia mulai merasakan
dampaknya yang semakin meluas yakni terlihat pada banyaknya bencana yang
terjadi di muka bumi ini akibat berbagai aktivitas manusia itu sendiri seperti
banjir, pencemaran air akibat limbah industri, dan lain sebagainya. Dalam kondisi
seperti ini, lingkungan hidup perlu diatur dan dikelola dengan baik sehingga dapat
memberikan manfaat yang optimal, mencukupi kebutuhan generasi saat ini tanpa
harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan kehidupan
generasi yang akan datang.
Masalah lingkungan hidup merupakan persoalan kolektif yang
membutuhkan partisipasi bersama dari semua komponen bangsa, dan harus ada
upaya serius untuk mengatasinya, misalnya dengan membudayakan kepekaan dan
cinta lingkungan hidup melalui institusi pendidikan, dengan tujuan untuk
menginternalisasikan dan menanamkan nilai-nilai budaya yang cinta akan
lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup sebenarnya sudah lama terjadi
3
makin dipercepat karena meningkatnya aktivitas manusia dan sifat manusia yang
serakah. Di negara-negara berkembang, umumnya pemerintah disibukkan dengan
program pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, permukiman
kumuh, namun dengan adanya kesepakatan internasional dan era globalisasi, juga
dituntut melakukan pengendalian dampak lingkungan sehingga masalah
lingkungan hidup dapat diatasi dengan baik.
Manusia dan lingkungan pada hakekatnya, satu bangunan yang seharusnya
saling menguatkan karena manusia amat bergantung pada lingkungan sedang
lingkungan juga bergantung pada aktivitas manusia. Namun, dilihat dari sisi
manusia maka lingkungan adalah sesuatu yang pasif, sedangkan manusia lah yang
aktif, sehingga kualitas lingkungan amat bergantung pada kualitas manusia.
Sayangnya, manusia sering lupa bahwa lingkungan yang berkualitas buruk juga
akan berpengaruh pada kualitas kehidupannya juga. Jelaslah, bahwa subyek dari
kehidupan manusia dan kondisi lingkungan pada dasarnya adalah manusia itu
sendiri. Lebih baik manusia, akan lebih baik pula kualitas kehidupan dan
lingkungannya, sedangkan lebih buruk manusia tentu akan lebih buruk kualitas
kehidupan lingkungannya. Peristiwa pencemaran lingkungan mempunyai
beberapa komponen pokok untuk biasa disebut sebagai pencemaran, yakni: (1)
lingkungan yang terkena adalah lingkungan hidup manusia; (2) yang terkena
akibat negatif adalah manusianya; (3) di dalam lingkungan tersebut terdapat bahan
berbahaya yang juga disebabkan oleh aktivitas manusia. Bahan pencemar tersebut
seperti plastik, kaleng dan semacamnya.
Manusia tidak dapat melepaskan diri dari alam dan akan selalu tergantung
4
Sugiyanto, 2002: 31), manusia dan semua makhluk hidup membutuhkan air. Air
merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Semua organisme
yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air sedikitnya 60% dan aktivitas
metaboliknya mengambil tempat di larutan air. Untuk kepentingan manusia dan
kepentingan komersial lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun
kuantitas mutlak diperlukan. Di sisi lain, akibat pengelolaan yang salah, air bisa
menjadi bencana bagi kehidupan. Air yang berlebihan di suatu tempat akibat
hujan yang besar dapat menjadi banjir dan genangan yang menimbulkan kerugian
yang besar. Menurut Grigg (dalam Kodoatie dan Sugiyanto, 2002: 31), di
Amerika, secara umum banjir menyebabkan kerusakan yang lebih parah
dibandingkan dengan bencana alam lainnya. Lebih jauh, banjir merupakan
bencana alam yang paling merusak dan mahal. Karena kebutuhan untuk hidup
manusia akan mengeksploitasi sumber daya alam. Alam akan selalu memberi
semua miliknya yang diambil manusia. Namun, pada dewasa ini dengan
perkembangan penduduk yang demikian pesat aktivitas untuk mengeksploitasi
habis-habisan cenderung meningkat. Manusia lebih mementingkan pemenuhan
kebutuhannya tanpa melihat turunnya keseimbangan alam. Akibatnya, alam
membentuk keseimbangan baru yang pada intinya merugikan manusia. Degradasi
lingkungan meningkat, banjir dan longsor bertambah baik secara kualitas maupun
kuantitas.
Bencana alam merupakan permasalahan yang terjadi di seluruh negara,
seperti yang terjadi di Indonesia. Letak Indonesia yang berada di pertemuan dua
lempeng benua menjadikan bangsa Indonesia sangat rentan terhadap bencana
5
tempat bertemunya lempeng Australia, lempeng Asia, lempeng Pasifik yang
memiliki gerakan sendiri dengan arah berbeda. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) merilis jumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia
sepanjang tahun 2011 mencapai angka 1.598. Jumlah tersebut memang terbilang
cukup besar namun lebih kecil ketimbang 2010 dengan jumlah 2.232 kasus.
Bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, kekeringan, tanah
longsor, puting beliung dan gelombang pasang merupakan jenis bencana yang
dominan di Indonesia.
Data bencana tahun 2001-2011 menunjukkan bahwa sekitar 89% dari
total bencana di Indonesia didominasi Kota Medan merupakan salah satu kota
terbesar di Indonesia yang terdiri dari berbagai masyarakat yang berasal dari suku
dan budaya yang berbeda. Terutama di Kota Medan cenderung terjadi bencana
banjir. Karena banjir tidak hanya menggenangi pemukiman warga di kawasan
bantaran sungai. Sejumlah kawasan juga terendam banjir seperti di Kecamatan
Sunggal, Maimun, Polonia, Marelan dan Kecamatan Tuntungan. Ketinggian air di
pemukiman warga rata-rata 30 cm.
Sejumlah jalan protokol seperti Jl. Krakatau Ujung, Jl. Kereta api dan Jl. Letda
Sujono juga sempat terendam banjir pada Rabu malam. Air mulai surut menjelang
Kamis pagi. Ratusan personil TNI pagi itu, (6/1/2011), masih turun ke lokasi
untuk mencari korban yang tenggelam di Perumahan Felamboyan, Kelurahan
Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Sunggal, akibat banjir bandang dari Sungai
Belawan yang berada di kawasan itu yang terjadi rabu malam, (5/1), tersebut
6
Beragam masyarakat yang ada di Kota Medan disebabkan oleh berbagai faktor
penarik yang ada sehingga banyak orang yang tertarik untuk pindah ke kota
tersebut. Penduduk kota memiliki ciri penting yaitu meliputi unsur agama, suku
etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini memunculkan karakter
sebagian besar penduduk kota Medan bersifat terbuka, karena banyak ragam suku
yang telah bermukim di Kota Medan dan bertambah di setiap tahunnya.
Banjir merupakan permasalahan umum terjadi di sebagian wilayah
Indonesia, terutama di daerah padat penduduk misalnya di kawasan perkotaan.
Oleh karena itu, kerugian yang ditimbulkannya besar baik dari segi materi
maupun kerugian jiwa, maka sudah selayaknya permasalahan banjir perlu
mendapatkan perhatian yang serius dari kita. Dengan anggapan bahwa
permasalahan banjir merupakan masalah umum, sudah semestinya dari berbagai
pihak perlu memperhatikan hal-hal yang dapat mengakibatkan banjir dan sedini
mungkin diantisipasi, untuk memperoleh kerugian yang ditimbulkan (Kodoatie
Robert, 2002). Menurut data dari Kelurahan Sukaraja, banjir di Kota Medan
cenderung terjadi, seperti yang dialami masyarakat Sungai Deli, Kelurahan
Sukaraja. Mereka mengakui banjir besar (kategori gawat) terjadi pada tahun 1991,
2001, 2007, 2010, dan 2011 dengan ketinggian air 1,2 m-2 m lebih memasuki
rumah dan banjir kecil (kategori sedang) terjadi hampir setiap tahunnya setelah
banjir besar (kategori gawat) dengan ketinggian 0,5 m-1,2 m (Mistra, 2007).
Banjir kecil (kategori sedang) yang terjadi di Kelurahan Sukaraja pada tahun
2000, 2003, 2009, 2014, 2015.
Program pengendalian banjir membutuhkan dana besar yang diperlukan
7
maupun pengendalian banjir. Di samping itu, masyarakat yang berada pada daerah
rawan banjir setiap saat memerlukan rasa aman dari pengaruh akibat banjir.
Dengan dana yang terbatas, pengendalian banjir harus dilakukan seoptimal
mungkin dan dilaksanakan menurut rencana dan prioritas yang baik. Akibat
peningkatan penduduk, lahan yang dibutuhkan akan makin besar sehingga juga
meningkatkan nilai ekonomis penggunaan lahan. Oleh karena itu, di daerah yang
padat penduduknya, pekerjaan pengendalian banjir perlu ditingkatkan. Dengan
perkataan lain, pengendalian ini bertujuan untuk memperkecil tingkat resiko
bahaya/kerugian akibat banjir yang akan timbul (Kodoatie, 2002).
Nampaknya upaya pemerintah untuk mengendalikan banjir kalah cepat
dengan dampak akibat perubahan alam oleh aktivitas manusia. Sehingga untuk ke
depan semua orang harus merenung dan mengkaji ulang lagi konsep-konsep tata
ruang kota dikaitkan dengan peningkatan banjir dan genangan. Pada awal musim
penghujan (bulan November) tahun 2000 dan bulan-bulan awal tahun 2001,
bencana banjir terjadi di beberapa propinsi di Indonesia meliputi wilayah-wilayah
di Jawa Tengah (Semarang, Kebumen, Rembang), DIY (Bantul), Sumatera Barat,
Aceh, Manado dan juga Sumatera Utara. Dalam kurun waktu satu tahun, kerugian
akibat bencana alam di Indonesia tercatat Rp 1,5 trilyun. Bencana alam itu berupa
33 kali banjir, 25 kali tanah longsor, 14 kali gempa bumi, dll. Bencana alam itu
telah merenggut korban 692 jiwa manusia, ucap mantan Wapres Megawati
Soekarnoputri pada pertemuan Badan Koordinasi Nasional (Bakornas)
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi dengan gubernur, di Istana
8
Di Indonesia, walaupun waktu terjadinya banjir bervariasi hampir semua
daerah menghadapi bahaya banjir yang signifikan. Berdasarkan data Departemen
Sosial (dalam Kodoatie dan Sugiyanto, 2002), kerugian dan kerusakan akibat
banjir adalah sebesar 2/3 dari semua bencana alam yang terjadi. Setiap tahun,
hampir 300 peristiwa banjir terjadi menggenangi 150.000 ha merugikan sekitar
satu juta orang. Banjir merupakan peristiwa alam yang dapat menimbulkan
kerugian harta benda serta menimbulkan korban jiwa. Di samping itu, dapat pula
merusak bangunan sarana dan prasarana, dan lingkungan hidup serta merusak tata
kehidupan masyarakat. Banjir yaitu suatu keadaan aliran sungai dimana
permukaan airnya lebih tinggi daripada suatu ketinggian tertentu (pada umumnya
disamakan dengan ketinggian bantaran) sungai. Untuk mengatasi permasalahan
banjir yang sesungguhnya perlu diketahui secara pasti faktor-faktor penyebab
terjadinya banjir.
Banjir yang terjadi di Kota Medan merupakan permasalahan yang sampai
saat ini belum bisa diatasi oleh Pemerintahan Kota Medan. Permasalahan tersebut
ditimbulkan beberapa di antaranya karena sistem drainase yang buruk, dan
sampah yang menumpuk di berbagai kawasan termasuk di sungai-sungai yang
mengalir sepanjang kota. Banjir di Medan sendiri merupakan suatu hal yang
sudah biasa terjadi di beberapa wilayah di Kota Medan. Kota Medan secara
hidrologi dipengaruhi dan dikelilingi oleh beberapa sungai besar dan anak sungai
seperti Sungai Percut, Sungai Deli, Sungai Babura, Sei Belawan dan sungai
lainnya. Misalnya banjir Medan terjadi akibat hujan deras yang mengguyur
Medan sejak Rabu (5/1/2011) malam hingga Kamis (6/1/2011) pagi
9
bantaran Sungai Deli dan Sungai Babura. Sungai Deli meluap akibat hujan deras
yang terus mengguyur Medan sehingga tidak dapat menampung debit air. Luapan
itu juga diduga akibat banjir kiriman dari arah hulu sungai sepanjang 71 kilometer
tersebut. Ketinggian air di kawasan Sungai Deli, terutama di Kelurahan Aur,
Kampung Baru dan Kelurahan Sei Mati mencapai 1 meter. Namun di beberapa
tempat, terutama yang berada persis di tepian sungai, air terlihat hingga bubungan
atap rumah warga
Seperti banjir besar (kategori gawat) yang terjadi di Kelurahan Sukaraja yang mengakibatkan sebagian rumah dan barang warga hanyut.
Dalam pengendalian banjir, perlu diketahui kearifan lokal masyarakat di
sekitar sungai dalam menangani banjir. Berdasarkan UU Lingkungan Hidup No.
32 tahun 2009, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata
kehidupan masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara
lestari. Kearifan lokal yang dilakukan masyarakat sekitar sungai yakni dengan
menanam pohon bambu di pinggir sungai untuk menahan air banjir agar tidak
menggenangi rumahnya, sebagian warga ada yang membuang sampah ke tempat
sampah dan membakar sampah domestiknya di samping rumahnya, dan sudah ada
dibangun kanal di Delitua. Tetapi masyarakat sekitar Sungai Deli cenderung
membuang sampahnya ke sungai daripada membuang ke tempat sampah karena
petugas sampah tidak mengambil sampah mereka ke daerah bawah, begitulah
pengakuan mereka. Suksesnya program pengendalian banjir juga tergantung dari
aspek lainnya yang menyangkut sosial, ekonomi, lingkungan, institusi,
10
Sungai Deli merupakan salah satu dari delapan sungai di Kota Medan.
Belum diperoleh konfirmasi mengenai penyebab kiriman air dari hulu. Namun,
hutan di hulu sungai kian menyusut, area hutan di sana tinggal 7,5% dari 48
hektar Daerah Aliran Sungai Deli. Padahal, setidaknya diperlukan 30% area DAS
untuk resapan air. Air sungai Deli kini sudah tercemar oleh berbagai macam
limbah baik itu dari pabrik maupun limbah rumah tangga. Sungai kini terkesan
kumuh dan menjijikkan. Hal ini menyebabkan air sungai Deli menjadi berwarna
keruh kehitam-hitaman dengan bau busuk yang menyengat, tak hanya itu sampah
organik, dan non organik juga sangat banyak mengambang di sepanjang sungai
ini. Kondisi Sungai Deli masih sangat memprihatinkan. Kondisinya mirip seperti
tong sampah umum, dimana segala macam sampah dibuang begitu saja oleh
orang-orang yang tak bertanggung jawab ke Sungai Deli. Hal ini terbukti dari
banyaknya sampah yang berhasil diangkat dari sungai dalam kegiatan
pembersihan sampah dari aliran Sungai dalam hitungan jam saja. Seperti yang
dilakukan masyarakat belakangan ini, aksi bersih sungai, satu ton sampah
diangkat dari Sungai Deli oleh warga kampung Aur, Kecamatan Medan Maimun
(SIB, 8/2/2015). Banyaknya sampah yang dibuang ke Sungai Deli tersebut lah
yang menghambat aliran air sungai saat hujan terus-menerus sehingga terjadilah
banjir di Sungai Deli.
Setiap manusia pasti melakukan interaksi sosial antar sesamanya. Interaksi
sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan
antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun
antara orang-perorangan dengan kelompok manusia. Salah satu akibat bentuk
11
suatu kelompok bertentangan dengan kelompok lain, maka solidaritas antara
warga-warga kelompok tersebut biasanya akan bertambah erat. Mereka bahkan
bersedia untuk berkorban demi keutuhan kelompoknya, dalam menghadapi
ancaman-ancaman yang datang dari luar (Soerjono Soekanto, 1982:98). Salah satu
bentuk solidaritas sosial adalah bentuk kerja sama gotong royong. Gotong royong
sebagai bentuk kerja sama antar individu, antar individu dengan kelompok, dan
antar kelompok, membentuk suatu norma saling percaya untuk melakukan
kerjasama dalam menangani permasalahan yang menjadi kepentingan bersama
(Zulkarnain Nst, 2009:2). Begitu juga dengan solidaritas masyarakat sekitar yang
rumahnya agak jauh dari sungai, pada saat terjadi banjir, mereka yang tidak
terkena banjir memberikan tumpangan rumahnya agar masyarakat yang terkena
banjir tinggal sementara di rumah mereka khususnya anak-anak dan para ibu
karena rasa empati dan kepedulian mereka, memberikan bantuan makanan dan
gotong royong memindahkan barang-barang warga yang terkena banjir.
Oleh karena itu, dalam pengendalian banjir dibutuhkan partisipasi
masyarakat sekitar sungai dalam menjaga kebersihan sungai dan solidaritas sosial
(kesetiakawanan) masyarakat Sungai Deli, dalam menangani banjir yang
disebabkan dari meluapnya sungai akibat banyaknya sampah dibuang ke sungai
dan sedimentasi sungai. Selain itu, dibutuhkan juga solidaritas masyarakat atas
yang tinggalnya agak jauh dari sungai Deli dalam membantu masyarakat yang
terkena banjir seperti memberikan bantuan makanan berupa mie instan, beras, nasi
bungkus, tumpangan tempat tinggal, dan pemindahan barang-barang sementara ke
12
Setiap kehidupan masyarakat, manusia senantiasa mengalami suatu
perubahan. Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan
fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan
yang tak terbatas. Perubahan-perubahan akan nampak setelah tatanan sosial dan
kehidupan masyarakat yang baru. Kehidupan masyarakat desa dan kota, dapat
dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Dahulu
masyarakat desa dalam khasanah sosiologi disebut masyarakat primer sebagai
pola solidaritasnya adalah solidaritas mekanis. Namun, kini proses solidaritas
sosial dan tingkat partisipasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Proses
memudarnya ikatan kerjasama itu disebabkan berbagai faktor, misalnya:
masuknya nilai-nilai kapitalisme, perubahan sosial budaya, migrasi, urbanisasi,
dll. Selain itu, pada era globalisasi dan informasi telah terjadi perubahan pada
berbagai aspek dan sistem kehidupan manusia, termasuk pada masyarakat desa
dan kota. Pengaruh globalisasi menyebabkan masyarakat desa transisi dan kota.
Masyarakat desa transisi merupakan masyarakat yang di dalamnya terdapat
masyarakat asli yang sudah turun-temurun tinggal di desa tersebut dan masyarakat
pendatang yang baru bertempat tinggal di desa tersebut. Karakteristik masyarakat
transisi ini meliputi: terjadinya tumpang tindih antara nilai-nilai tradisional
dengan proses modern (Zulkarnain, 2009). Begitu juga dengan solidaritas
masyarakat kota transisi yang berarti terdapat tumpang tindih antara nilai-nilai
tradisional yang dianut masyarakat asli yang lahir di kota dengan nilai-nilai
modern yang dianut masyarakat pendatang yang dari desa dan berpadulah
13
Di satu sisi, nilai-nilai modern yang mempengaruhi perilaku kehidupan
masyarakat kelurahan/kota untuk meninggalkan nilai-nilai tradisional, di sisi lain
nilai-nilai tradisional yang positif harus bisa dipertahankan dan tidak harus
dihilangkan, akan tetapi dikelola secara proporsional dan fungsional, seperti
solidaritas dalam bentuk gotong royong dan tolong menolong, serta partisipasi
secara sukarela. Kondisi tersebut di masyarakat yang letaknya di pinggiran kota.
Karena kemajuan komunikasi dan kecenderungan menjadi pusat perdagangan
serta lalu lintas komunikasi yang akan mengalami perubahan drastis. Perubahan
ini akan paling terasa pada masyarakat desa transisi dan masyarakat kota tersebut
dalam pergeseran solidaritas (Zulkarnain, 2009:3). Begitu juga dalam masyarakat
Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja pun terjadi pergeseran solidaritas masyarakat
sekitar Sungai dalam hal memberikan bantuan makanan, tumpangan rumah dan
pemindahan barang-barang kepada masyarakat yang terkena banjir karena
keseringan terjadi banjir di sana. Pergeseran solidaritas masyarakat yang
dirasakan masyarakat sekitar sungai adalah semakin berkurangnya bantuan yang
diberikan kepada mereka yang terkena banjir kecil (banjir sedang). Dulunya pada
tahun 1991, 2001, 2007, 2010 dan 2011, saat terjadinya banjir besar/kategori
banjir gawat (dengan ketinggian air di atas 1,2 m- 2 m lebih memasuki rumah),
banyak bantuan makanan yang diberikan dari etnis Cina di daerah atas,
perusahaan Lion Air, lurah, partai politik. Tetapi kalau terjadi banjir kecil/banjir
sedang (ketinggian air 0,5-1,2 m memasuki rumah), semakin sedikit masyarakat
yang membantu korban yang terkena banjir bahkan hanya kepala lingkungan
mereka yang memberikan bantuan berupa mie instan, nasi bungkus, tumpangan
14
lingkungan V (M.Nst) di bantaran sungai yang sering terkena banjir. Hal ini
terjadi karena penghuni masih bisa berdiam di rumah paling tidak di bawah atap
rumah (loteng). Berkurangnya solidaritas masyarakat dalam bentuk bantuan
makanan yang diberikan tersebut karena faktor perekonomian keluarga yang
mengalami penurunan nilai disebabkan karena biasanya banjir terjadi di awal dan
akhir tahun.
Karena permasalahan banjir dan pergeseran solidaritas sosial tersebut lah
yang menarik perhatian penulis meneliti tentang Persepsi Penyintas Banjir
(Pejuang Banjir) Terhadap Pergeseran Solidaritas Sosial. Agar masyarakat dapat
mengendalikan banjir dengan menjaga kelestarian sungai, masyarakat sekitar dan
pengguna jalan raya diharapkan tidak membuang sampah ke sungai, menanam
bambu, dan menggunakan kanal di Delitua untuk mencegah terjadinya banjir jika
hujan terus menerus sehingga masyarakat yang terkena banjir tidak selalu
bergantung pada bantuan orang lain meskipun jika terjadi banjir besar, solidaritas
masyarakat sekitar sungai Deli semakin erat.
1.2. Rumusan Masalah:
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian ini
adalah:
1. Apakah ada atau tidak pergeseran solidaritas sosial sekitar Sungai Deli
Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun, pada masyarakat
yang terkena banjir (penyintas banjir)?
2. Bagaimana pergeseran solidaritas sosial sekitar Sungai Deli pada
15
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan yang
diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada atau tidak pergeseran solidaritas sosial
sekitar Sungai Deli Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun, pada
masyarakat yang terkena banjir (penyintas banjir).
2. Untuk mengetahui bagaimana pergeseran solidaritas sosial sekitar Sungai
Deli pada masyarakat yang terkena banjir (penyintas banjir).
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memenuhi manfaat penelitian antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
kajian ilmiah untuk meningkatkan dan mengembangkan konsep-konsep sosiologi,
khususnya sosiologi lingkungan. Dan untuk menambah referensi hasil penelitian
yang juga dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian bagi mahasiswa
sosiologi selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi
sebagai bahan pertimbangan dalam menangani terjadinya banjir agar masyarakat
sekitar daerah aliran sungai tidak kesulitan menanggulanginya jika bantuan
solidaritas masyarakat dari luar kelurahan berkurang dan agar mereka tetap
menjaga solidaritas masyarakat sekitarnya dalam bantuan makanan dan tolong
16
1.5. Defenisi Konsep
Dalam penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk
memfokuskan penelitian sehingga memudahkan penelitian. Konsep adalah
defenisi abstraksi mengenai gejala atau realita ataupun pengertian yang nantinya
akan menjelaskan suatu gejala (Moleong, 2006:667). Berdasarkan uraian di atas
dan topik permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, dapat diambil batasan
dalam konseptual, yaitu sebagai berikut:
1.5.1. Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam darata
perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.
Dalam arti "air mengalir", juga dapat berarti masuknya
diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
meluap/menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya
(http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir).
1.5.2. Solidaritas Sosial
Solidaritas sosial adalah kesetiakawanan yang menunjuk pada satu
keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan
moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman
emosional bersama. Solidaritas sosial dibagi dua yaitu: pertama, mekanik adalah
solidaritas sosial yang didasarkan pada suatu “kesadaran kolektif” bersama yang
menunjuk pada totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen
17
komitmen moral. Sedangkan yang kedua, organik adalah solidaritas yang muncul
dari ketergantungan antara individu atau kelompok yang satu dengan yang lainnya
akibat spesialisasi jabatan (pembagian kerja).
1.5.3. Pergeseran Solidaritas Sosial
Pergeseran solidaritas sosial adalah perubahan yang terjadi dalam
masyarakat dalam hal memberikan bantuan dan tolong menolong yang jumlahnya
semakin sedikit kepada masyarakat yang terkena banjir. Dalam kehidupannya,
masyarakat yang memberikan bantuan kepada warga yang terkena banjir semakin
berkurang jumlahnya dari tahun ke tahun.
1.5.4. Masyarakat Sekitar Sungai
Masyarakat sekitar sungai adalah sekelompok orang yang tinggal/hidup
paling dekat dengan sungai atau di bantaran/pinggir sungai dan sekitar sungainya
dengan jarak 50-70 meter dan merupakan kawasan sempadan sungai dan daerah
Slum area yang ditempati oleh masyarakat. Masyarakat sekitar Sungai merupakan
masyarakat yang sering terkena genangan air banjir termasuk yang tinggal di
dekat sungai. Masyarakat banjir biasanya mengetahui kapan banjir akan terjadi
dan telah terbiasa menghadapi banjir.
Masyarakat banjir tersebut juga dikenal dengan istilah penyintas banjir,
yang artinya pejuang dalam menghadapi banjir. Berbagai faktor mempengaruhi
terjadinya banjir di tempat tinggal mereka seperti tanah tempat tinggal mereka
yang rendah. Akibatnya apabila hujan terus-menerus, banjir akan menggenangi
jalanan yang berada di depan rumah masyarakat ini bahkan sampai masuk ke
18
1.6. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian merupakan suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Adapun variabel penelitian ini disesuaikan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Solidaritas sosial
b. Usia
c. Pekerjaan
d. Lama tinggal
e. Kondisi fisik rumah
f. Jarak rumah dari sungai
g. Jaringan sosial.
h. Kondisi ekonomi/penghasilan.
1.7. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional adalah merupakan unsur-unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel (Singarimbun, 1989:34).
Konkritnya, defenisi operasional variabel adalah berisikan tentang
indikator-indikator (pengukur) suatu variabel sedangkan indikator-indikator adalah faktor-faktor atau
kejadian-kejadian yang digunakan untuk mengukur variabel. Adapun variabel
19
a. Solidaritas Sosial Sekitar Sungai Deli.
Solidaritas sosial adalah kesetiakawanan yang diberikan masyarakat dalam
hal pemberian bantuan dan tolong menolong. Untuk dapat mengukur variabel ini,
maka peneliti memberikan indikator-indikator solidaritas sosial sekitar sungai
sebagai berikut:
1. Masyarakat yang memberikan bantuan makanan berupa mie instan, beras, nasi bungkus, telur, dan gula.
2. Masyarakat yang memberikan bantuan berupa tumpangan tinggal di rumahnya. 3. Masyarakat yang memberikan bantuan dengan memindahkan barang-barang dari rumahnya ke rumah yang tidak terkena banjir.
b. Umur/usia.
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan
suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Umur itu diukur
dari tarikh ianya lahir sehingga tarikh semasa (masa kini). Adapun batasan umur
masyarakat yang tinggal disana dari umur 17-27 tahun, 28-38 tahun, 39-48 tahun,
49-58 tahun dan > 58 tahun.
c. Pekerjaan.
Pekerjaan adalah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki
persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan,
satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang atau beberapa orang yang tersebar
di berbagai tempat.
d. Lama Tinggal.
Lama tinggal adalah jangka waktu sudah berapa lama orang tinggal di
tempat tinggalnya tersebut, masih selalu ada di tempat tersebut sampai saat ini.
Adapun yang menjadi lama tinggal masyarakatnya di sekitar sungai adalah
20
e. Kondisi Fisik Rumah.
Kondisi fisik rumah adalah keadaan rumah yang tampak dari dalam
terbuat dari bahan apa saja rumahnya. Adapun yang menjadi kondisi fisik rumah
masyarakat sekitar sungai terdiri dari permanen (beton), semi permanen (setengah
beton) dan non permanen (kayu/tepas).
f. Jarak Rumah dari Sungai/Lokasi Rumah.
Jarak rumah dari sungai adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh
lokasi rumah dari bibir sungai. Jarak rumah warga dari sungai dalam penelitian
adalah 2-10 m, 11-19 m, 20-29 m, dan 30-40 m lebih.
g.Jaringan Sosial.
Jaringan sosial adalah sebuah pola koneksi dalam hubungan sosial
individu, kelompok, dan berbagai bentuk kolektif lain untuk bertukar informasi.
Hubungan ini bisa berupa hubungan interpersonal atau bisa juga bersifat ekonomi,
politik, atau hubungan social yang lai. Yang menjadi jaringan sosial dalam
penelitian ini adalah rekan kerja, langganan belanja/makan dan ikut STM/warga
sekitar.
h.Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi adalah keadaan suatu pemkaian barang-barang serta
kekayaan (seperti hal keuangan, perdagangan), pemanfaatan uang dan urusan
keuangan rumah tangga. Kondisi ekonomi dalam penelitian ini lebih berkaitan
dengan penghasilan rumah tangga setiap bulan. Yang menjadi penghasilan warga
dalam penelitian ini adalah dari yang tidak mempunyai penghasilan-Rp 500.000,
21
>Rp 2.000.000. Masyarakat dengan penghasilan tesebut di daerah sekitar sungai
rata-rata bekerja sebagai wiraswasta/jualan yang kadang penghasilan tidak tetap.
1.8. Uji Hipotesis
Teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif akan
mengidentifikasikan hubungan antar variabel. Hubungan antar variabel bersifat
hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan sementara tentang adanya sesuatu atau
kemungkinan adanya sesuatu dengan diiringi perkiraan mengapa atau apa
sebabnya demikian dan akan diuji kebenarannya (Nawawi, 1991:45). Hipotesis
dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis dua variabel yang dikenal
sebagai hipotesis kausal atau hipotesis sebab akibat. Adapun yang menjadi
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak ada hubungan antara solidaritas sosial dengan masyarakat yang terkena
banjir (penyintas banjir).
Ha: Ada hubungan antara solidaritas sosial dengan masyarakat yang terkena banjir
(penyintas banjir).
Uji hipotesis penelitian ini menggunakan Chi Square. Penggunaan metode
Chi Square sebagai alat untuk melakukan pengujian statistik pada umumnya
dilakukan dengan melakukan analisis cross tabulation (analisis tabulasi silang).
Tujuannya adalah untuk membandingkan atau melihat hubungan antara dua
variabel atau lebih (Freddy Rangkuti, 1998:91). Melalui metode ini akan tampak
distribusi suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Ho ditolak apabila: X2 > critical value.
X2 = nilai chi square.
CV = nilai kritis (critical value) yang diperoleh dari tabel distribusi chi square.
22
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian Persepsi
Orang melihat sesuatu itu selalu berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya, bahkan fakta-fakta sekalipun mungkin tampak sangat berbeda bagi orang
yang berlainan. Faktor yang paling penting dalam menentukan pandangan
seseorang terhadap dunia adalah relevansinya dengan kebutuhan hidupnya, hal-hal
yang memuaskan kebutuhan seseorang akan lebih cepat terlihat. Dalam pengertian
sehari-hari, persepsi sering diartikan sebagai suatu pandangan, tanggapan, respon
atau pendapat seseorang terhadap sesuatu hal tertentu. Pada dasarnya, tindakan
seseorang atas sesuatu perbuatan (aktivitas) yang disadari bermula dari timbulnya
apakah baik atau tidak, menarik atau tidak menarik. Selanjutnya, dari hasil
persepsi ini akan diwujudkan dalam suatu bentuk tindakan yang nyata.
Secara etimologis, “persepsi” berasal dari Bahasa Inggris yaitu
“perseption” yang berarti tanggapan, penglihatan, daya memahami, menanggapi
(John M. Echols dan Hasan Shadily 1976: 424). Dari pengertian di atas
menekankan bahwa persepsi ditentukan oleh person yang berpersepsi artniya
persepsi muncul sebagai hasil penglihatan, tanggapan, pemahaman seseorang
terhadap sesuatu hal di luar dirinya, di sisi lain persepsi diartikan sebagai sesuatu
hasil yang pernah dialami. Jalaludin Rahmat (1988) merumuskan pengertian
persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dari
23
persepsi sesorang terhadap suatu objek, persepsi tidak hanya ditentukan oleh
faktor personal dan faktor situasional akan tetapi persepsi ni sangat ditentukan
oleh faktor perhatian. Bagaimana mungkin seseorang itu memberikan persepsinya
terhadap sesuatu masalah/objek tanpa mempunyai perhatian sama sekali terhadap
masalah atau objek tersebut. (dalam buku Jalaluddin Rakhmat, 2000).
Kretch dan Crutchfield secara bersama-sama merumuskan 4 hal pokok
tentang persepsi yaitu:
a. Persepsi bersifat secara fungsional.
Dalam pengertian dalil ini bahwa objek-objek yang mendapat tekanan
dari individu yang melakukan persepsi, yang dimaksud dalam hal ini yaitu
pengaruh kebutuhan, kesiapan mental/suasana, emosional, dan latar belakang
budaya.
b. Medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.
Dalam pengertian ini, orang yang memberikan persepsi
mengorganisasikan stimuli atau rangsangan dengan melihat konteksnya, orang
yang memberikan persepsi akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten
dengan rangkaian stimuli yang dipersepsi.
c. Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari sub struktur
Hal ini ditentukan pada umumnya oleh sifat struktur secara
keseluruhan. Adapun maksud dari dalil ini adalah jika individu dianggap sebagai
anggota kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dalam
pengertian lain bahwa persepsi sesorang terhadap suatu objek, peristiwa atau
masalah dapat dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan besar yang melingkupi si
24
demikian, bahwa persepsi suatu kelompok dapat menonjolkan atau melemahkan
persepsi individu.
Dampak yang timbul dari dasar persepsi yang ketiga ini adalah munculnya
dampak asimilasi dan kontras. Dampak asimilasi disini maksudnya sifat kelompok
dapat mempengaruhi kuat lemahnya sifat individu. Sedangkan dampak yang