KATONENG-KATONENG
PADA UPACARA
CAWIR METUA
DALAM BUDAYA KARO:
KAJIAN FUNGSI, STRUKTUR MELODI,
DAN MAKNA TEKSTUAL
Tesis
Program Studi Magister (S.2)
Penciptaan dan Pengkajian Seni Pertunjukan
Oleh
USAHA GINTING
NIM 107037003
Kepada
PROGRAM STUDI MAGISTER (S2)
PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PESETUJUAN
Judul Tesis
:
KATONENG-KATONENG
PADA UPACARA
CAWIR METUA
DALAM BUDAYA KARO: KAJIAN FUNGSI, STRUKTUR
MUSIK, DAN MAKNA TEKSTUAL
Nama
: USAHA GINTING
Nomor Pokok
: 1070 37003
Program Studi : Magister (S.2) Penciptaan dan Pengkajian Seni
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Menyetujui
Komisi Pembimbing,
Ketua,
Anggota,
Drs. Irwansyah, M.A.
Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D.
NIP 196512211991031001
NIP 195812131986011002
Program Studi:
Magister (S.2) Penciptaan dan
Pengkajian Seni
Fakultas Ilmu Budaya
Ketua,
Dekan,
Drs. Irwansyah, M.A.
Dr. Syahron Lubis, M.A.
ABSTRACT
This magister thesis entitled
Katoneng-Katoneng in Cawir Metua Ceremony at
Karonese Culture: Analysis of Function, Music Structure, and Textual Meaning
. The
aims of this research are anAlyze and reach the goal about three aspect of
katoneng-katoneng
(Karonese traditional ceremony song genre): (a) uses and functions, (b)
melodic musical structure; and (c) the meaning of song text.
To analyze the three aspects in
katoneng-ketoneng
I uses field works metodhs,
as a participant observer, interview works, and recording data in the audiovisual
formats. This research project also use qualitative method, which choose the key
informant (as traditional Karonese singer called in Karo terminology
perkolong-kolong
) Siti Aminah (Sumpit) br Ginting. To study about
katoneng-katoneng
functions
in Karo cultural generally or specially in
cawir metua
ceremony (“grand” die
ceremony), I use functionalism theory both in cultural anthropology and
ethnomusicology disciplines. Then, to analyze musical structure in the focus for
melody aspect which singing by Sumpit br Ginting, I use
weighted scale
theory. After
that, to studied the meaning of
katoneng-katoneng
, I use
semiotic
theory which based
on both emic and ethic approaches.
In this research discover some scientific results as follows. Generally,
katoneng-katoneng use in the context of
mengket rumah mbaru
(coming to the new
house ceremony in Karonese culture),
pesta tahun
(yearly fiesta), and
cawir metua
(“grand “ die ceremony). These three contexs link to the thanks expression to the God
with Her blessing. Especially in
cawir metua
ceremony, this songs functioned as:
honorably to ancestor which die; thanks to the God about die as the complete human;
ritual legitimation; emotional expression; continuity of culture; and social integration.
Then the melodic structure of
katoneng-katoneng
is using scales hexatonic
(six-tone), using prime perfect intervals until major sixth, it’s ambitus in one octave, and
strophic melodic formulas. Textual meanings contained in
katoneng-katoneng
is
stressed to counsel and consolation to the raccoon
rakut sitelu
to
sukut
(host) and
gratitude at implementation of the party, with the use of diction and style language that
is motivated by concepts of culture Karo.
INTISARI
Tesis ini berjudul
Katoneng-Katoneng pada Upacara Cawir Metua dalam
Budaya Karo: Kajian Fungsi, Struktur Musik, dan Makna Tekstual
. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengkaji dan mendapatkan hasil penelitian dari tiga aspek
nyanyian tradisional Karo
katoneng-katoneng
, yaitu: (a) fungsi (dan penggunaan), (b)
struktur musik dengan fokus pada melodi, dan (c) makna tekstual.
Untuk mengkaji ketiga aspek tersebut penulis menggunakan metode-metode:
penelitian lapangan yang bertindak sebagai pengamat partisipan, dengan melakukan
wawancara, perekaman data dalam bentuk audiovisual. Penelitian ini juga
menggunakan metode kualitatif dengan memilih informan kunci yaitu
perkolong-kolong
(penyanyi) Siti Aminah (Sumpit) br Ginting. Untuk mengkaji fungsi
katoneng-katoneng
baik dalam konteks budaya Karo yang luas maupun secara khusus pada
upacara
cawir metua
, digunakan teori fungsionalisme dari disiplin antropologi budaya
dan etnomusikologi. Selanjutnya untuk mengkaji struktur musik dengan fokus pada
melodi yang dilantunkan Sumpit br Ginting, penulis menggunakan teori
weighted
scale
. Seterusnya untuk mengkaji makna tekstual
katoneng-katoneng
ini digunakan
teori semiotik yang berbasis kepada penafsiran secara emik dan etik sekaligus.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Katoneng
-katoneng
umum digunakan pada konteks upacara
mengket rumah mbaru
(memasuki
rmah baru),
pesta tahun
, dan
cawir metua
. Ketiga konteks ini berkait erat dengan
ungkapan syukur kepada Tuhan atas berkat-Nya. Khusus dalam upacara
cawir metua
,
fungsinya adalah: sebagai penghormatan kepada leluhur yang meninggal dunia,
sebagai ekspresi bersyukur kepada Tuhan atas berkat-Nya; sebagai pengabsahan
upacara; sebagai pengungkapan emosional; sebagai kesinambungan kebudayaan; dan
sebagai integrasi sosial. Kemudian struktur melodi
katoneng-katoneng
adalah
menggunakan tangga nada heksatonik (enam nada), dengan menggunakan interval
prima murni sampai sekta mayor, ambitus satu oktaf, dan formula melodik yang
strofik. Makna-makna tekstual yang terkandung di dalam
katoneng-katoneng
adalah
menekankan kepada nasihat dan penghiburan pihak
rakut sitelu
kepada
sukut
(tuan
rumah) dan rasa syukur ats terselenggaranya pesta, dengan menggunakan diksi dan
gaya bahasa yang dilatarbelakangi oleh konsep-konsep kebudayaan Karo.
Kata kunci:
katoneng-katoneng, cawir metua, fungsi, struktur music, makna tekstual.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
Medan, Februari 2015
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat Tuhan tesis ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Tesis ini bertajuk
Katoneng-katoneng pada Upacara Cawir Metua dalam Budaya Karo: Kajian Fungsi,
Struktur Musik, dan Makna Tekstual
.
Tesis ini merupakan salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan jenjang
S-2 dan memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.) pada Program Magister (SS-2)
Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara,
Medan. Tesis ini adalah hasil penelitian mengenai eksistensi
katoneng-katoneng
dalam
kebudayaan masyarakat Karo, terutama yang digunakan dalam konteks upacara
cawir
metua.
Perlu diketahui bahwa
katoneng-katoneng
juga digunakan pada upacara
mengket rumah mbaru
dan juga
pesta tahun
di Tanah Karo Simalem. Ada tiga pokok
masalah yang penulis kaji di dalam tesis magister ini, yaitu tentang fungsi, struktur
musik, dan makna tekstual
katoneng-katoneng
.
Secara kelembagaan, pertama sekali penulis mengucapkan terima kasih
kepada Rektor Universitas Sumatera Utara dan segenap jajarannya atas segala
kebijakan pengelolaan studi magister seni penulis selama ini. Ucapan terima kasih juga
kepada Bapak Dekan FIB USU, Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. dan segenap
jajarannya yang juga memberikan banyak pelajaran terutama dalam konteks studi
penulis selama ini. Arahan-arahan mereka tersebut membuat penulis semakin
termotivasi dan semangat untuk menyelesaikan tesis ini.
Selama proses penyusunan tesis, penulis mendapatkan bimbingan dan arahan
dari para pembimbing, yakni Bapak Irwansyah, M.A. selaku pembimbing I dan juga
Bapak Bapak Drs Torang Naiborhu, M.Hum., dan Bapak Drs. Kumalo Tarigan, M.A.
Terima kasih atas segala saran-saran konstruktif keilmuan dari mereka ini, yang dapat
memberikan pencerahan dan tambahan wawasan keilmuan bagi penulis. Tim
pembimbing dan penguji ini sungguh banyak membantu penulis terutama kesabaran
dan ketelatenan dalam penulisan tesis ini. Begitu pula ucapan terima kasih kepada
seluruh dosen yang mengajar di Program Studi Magister Penciptaan dan pengkajian
Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan. Mereka itu adalah:
Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si.; Dr. Asmyta Surbakti, M.Si.; Dr. Muhizar Muchtar,
M.S.; Dr. Ridwan Hanafiah, M.A.; Dra. Rithaony, M.A.; Yusnizar Heniwaty, SST,
M.Hum.; Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si.; Drs. Perikuten Tarigan, M.A., dan
lain-lainnya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Ponisan
selaku pegawai pada Program studi Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni,
yang telah memberikan banyak bantuan dan kemudahan administratif dan lainnya
kepada penulis sejak awal duduk di bangku perkuliahan hingga menyelesaikan tesis
ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis.
Yang pertama adalah ibunda almarhum C. br Pinem, juga ayahanda P. Ginting yang
telah mendidik penulis sejak sekolah dasar, menangah, kemudian sampai pula di
Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra USU, dan kini pada Program Studi Magister
Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Dalam rangka studi ini, sebagai seorang anak, maka penulis juga mengabadikan
dituliskan ini menjadi semangat ananda untuk mengabdi kepada masyarakat Karo,
serta bangsa Indonesia pada umumnya.
Kepada Teman-teman kuliah angkatan 2010 Magister (S-2) Penciptaan dan
Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, diucapkan
terimakasih untuk kebaikannya. Demikian pula angkatan 2009, 2011, 2012, 2013, dan
2014, semoga ilmu yang kita peroleh dapat kita abdikan kepada kepentingan nusa dan
bangsa Indonesia ini.
Penulis mengucapkan beribu-ribu maaf bila ada kata yang kurang berkenan,
mohon jangan disimpan di dalam hati. Akhir kata, penulis berterima kasih kepada
seluruh pihak yang sudah membantu penyusunan tesis ini. Semoga hasil penelitian dari
tesis ini dapat berguna bagi dunia penelitian seni pada umumnya dan bagi kebudayaan
musikal masyarakat Karo pada khususnya. Terkahir kali, semoga Tuhan Yang Maha
Kuasa selalu memberkati bangsa ini menjadi bangsa yang maju, damai, sentosa, dan
bertakwa.
Medan, 10 Februari 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
DAFTAR PETA, GAMBAR, TABEL, BAGAN, DAN DIAGRAM ... xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... xiii
PERNYATAAN ... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Pokok Permasalahan ... 20
1.3 Pembatasan Masalah ... 21
1.4 Tujuan dan Manfaat ... 22
1.4.1 Tujuan penelitian ... 22
1.4.2 Manfaat penelitian... 22
1.5 Konsep dan Teori ... 23
1.5.2.1 Teori fungsionalisme ... 30
1.5.2.2 Teori weighted scale ... 39
1.7.4 Metode Transkripsi dan Analisis ... 57
1.8 Organisasi Tulisan ... 58
BAB II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KARO DAN KEBUDAYAANNYA ... 60
2.1 Geografis ... 63
2.2 Sistem Kekekrabatan ... 67
2.3 Sistem Kepercayaan ... 76
2.4 Sistem Pemerintahan Tradisional ... 78
2.5 Kesenian ... 80
2.5.1 Seni sastra ... 81
2.5.2 Seni ukir ... 85
2.5.3.2.1 Musik vokal ... 87
2.5.3.2.2 Musik instrumental ... 88
2.5.3.3 Ensambel musik tradisional Karo... 89
2.5.3.3.1 Gendang lima sidalanen ... 89
2.5.3.3.2 Gendang telu sidalanen ... 97
2.5.3.3.3 Solo instrumen ... 98
2.5.4 Seni tari ... 101
2.5.4.1 Tari berkaitan dengan adat ... 102
2.5.4.2 Tari berkaitan dengan ritual keagamaan ... 104
BAB III. DESKRIPSI UPACARA CAWIR METUA, SERTA PENGGUNAAN GENDANG DAN KATONENG-KATONENG ... 109
3.1 Siklus Hidup Manusia dalam Konsep Kebudayaan Karo ... 109
3.2 Kematian dalam Konsep Tradisional Karo ... 114
3.3 Pengertian Cawir Metua ... 117
3.4 Tujuan Upacara Cawir Metua ... 119
3.5 Proses Upacara Cawir Metua ... 120
BAB IV. PENGGUNAAN DAN FUNGSI KATONENG-KATONENG ... 137
4.1 Pengertian Penggunaan dan Fungsi ... 137
4.2 Penggunaan Katoneng-katoneng dalam Budaya Karo ... 142
4.2.1 Penggunaan pada upacara mengket rumah mbaru ... 143
4.2.2 Penggunaan pada upacara cawir metua ... 146
4.2.3 Penggunaan pada pesta tahun ... 149
4.2 Fungsi Katoneng-katoneng dalam Upacara Cawir Metua ... 154
4.2.1 Fungsi sebagai penghormatan kepada leluhur yang meninggal dunia ... 154
4.2.2 Fungsi sebagai ekspresi bersyukur kepada Tuhan atas berkat-Nya ... 156
4.2.3 Fungsi sebagai pengabsahan upacara ... 157
4.2.4 Fungsi sebagai pengungkapan emosi ... 158
4.2.5 Fungsi sebagai kesinambungan kebudayaan ... 160
4.2.6 Fungsi sebagai integrasi sosial ... 161
BAB V. KAJIAN STRUKTUR MELODI LAGU KATONENG-KATONENG .. 165
5.1 Proses Transkripsi dan Hasil Notasi ... 163
5.2 Tangga Nada ... 168
BAB VI. MAKNA TEKS LAGU KATONENG-KATONENG ... 181
6.1 Seputar Studi teks Nyanyian ... 181
6.2 Katoneng-katoneng oleh Sumpit br Ginting ... 182
6.3 Makna Teks Katoneng-katoneng untuk Sembuyak ... 183
6.4 Makna Teks Katoneng-katoneng untuk Kalimbubu ... 187
6.5 Makna Teks Katoneng-katoneng untuk Puang Kalimbubu ... 190
BAB VII. PENUTUP ... 193
7.2 Saran-saran ... 195
DAFTAR PUSTAKA ... 196 DAFTAR INFORMAN ... 197
DAFTAR PETA, GAMBAR, TABEL, BAGAN, DAN DIAGRAM
Peta 2.1 Kabupaten Karo ... 65
Gambar 2.1 Lambang Kabupaten Karo ... 66
Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Setiap Kecamatan di Kabupaten Karo ... 68
Tabel 2.2 Induk Merga dan Sub Merga dalam Konteks Merga Silima ... 65
Bagan 2.1 Hubungan Rakut Sitelu, Merga Silima dan Tutur Siwaluh dalam Kebudayaan Karo ... 78
Gambar 2.2 Penarune ... 93
Gambar 2.3 Pemain Musik Gendang Lima Sidalanen ... 94
Gambar 2.4 Sarune ... 96
Gambar 2.5 Gendang Singindungi ... 98
Gambar 2.6 Gendang Singanaki ... 98
Gambar 2.7 Penganak dan Palu-palu ... 100
Gambar 2.8 Gung dan Palu-palu ... 101
Bagan 3.1 Daur Hidup dan Jenis Kematian dalam Persepsi Kebudayaan Karo ... 122
Gambar 3.1 Foto Perkolong-kolong Sumpit br Ginting Sedang Melantunkan Nyanyian Katoneng-katoneng ... 132
Gambar 3.2 Foto Perkolong-kolong Sumpit br Ginting Sedang Melantunkan Nyanyian Katoneng-katoneng Diiringi Landek ... 133
Gambar 3.3 Foto Kelompok Kalimbubu Diwakili Laki-laki Sedang Menyampaikan Pesan dan Kata-kata Penghiburan kepada Sukut Merga Ginting ... 136
Gambar 3.4 Kelompok Kalimbubu Diwakili Perempuan Sedang Menyampaikan Pesan dan Kata-kata Penghiburan kepada Sukut Merga Ginting ... 137
Gambar 3.5 Foto Sukut Merga Ginting Menyampaikan Kata Pengalo-ngalo Penyambutan kepada Sangkep Nggeluh (Kerabat Adat) ... 138
Gambar 3.6 Foto Sukut Merga Ginting Menyampaikan Kata Pengalo-ngalo Penyambutan kepada Sangkep Nggeluh ... 138