• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPONEN KIMIA MINYAK ATSIRI Callistemon lanceolatus Sweet Essential oil components of Callistemon lanceolatus Sweet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMPONEN KIMIA MINYAK ATSIRI Callistemon lanceolatus Sweet Essential oil components of Callistemon lanceolatus Sweet"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nita Supriyati, Ika Yanti M. Sholikhah

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional JL. Raya Lawu, Tawangmangu, Surakarta 57792

e-mail: nita_supriyati@yahoo.com

ABSTRAK

Callistemon lanceolatus Sweet dikenal sebagai sikat botol lemon. Minyak atsiri dari daun C. lanceola-tus Sweet telah digunakan secara empiris sebagai analgetik. Penelitian ini bertujuan untuk mempe-lajari komposisi kimia dari minyak atsiri dari daun C. lanceolatus segar. Minyak esensial ini diperoleh dengan destilasi air. GC-MS digunakan untuk menganalisis komposisi kimia dari minyak esensial.

Kom-ponen minyak atsiri diidentifikasi dengan membandingkan data spektra massa terhadap database Wi -ley7Nist.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri C. lanceolatus mengandung 1,8-sineol

(34,98%), α-pinen (11,58%), α-phellandren (7,81%), dan α-terpineol (5,46%) sebagai komponen utama.

Kata kunci:Callistemon lanceolatus Sweet, minyak esensial, GC-MS

ABSTRACT

Callistemon lanceolatus Sweet has been known as Sikat botol. Essential oil of C. lanceolatus Sweet leaves has been used emprirically as analgetic. This research was aimed to study chemical composition of essential oil from C. lanceolatus fresh leaf. The essential oil was obtained by water destillation. GC-MS has been used to analyze the chemical composition of the essential oil. The result showed that essential oil of C. lanceolatus contains

1,8-cin-eole (34,98%), α-pinene (11,58%), α-phellandrene (7,81%), and α-terpineol (5,46%) as the major component.

(2)

PENDAHULUAN

Callistemon lanceolatus Sweet termasuk dalam suku Myrtaceae, dikenal dengan nama lokal sikat botol. Bunganya yang menyerupai sikat botol berwarna merah sering menarik minat sehingga tumbuhan ini digunakan sebagai tanaman hias. Bunga majemuk, bentuk bulir, seperti sikat botol, letak di antara dua sumbu daun, panjang bulir 15-20 cm, bunga tidak bertangkai; daun kelopak 5, berlekatan, bentuk kelopak seperti lonceng, berbulu tipis, tinggi ± 4 mm, hijau tua; daun mahkota 5, berlepasan, melekat pad kelopak, bentuk membulat atau bulat telur terbalik, panjang ±7 mm, hijau kekuningan, tepi transparan; benang sari banyak, panjang tangkai 1,5-2,5 cm, bagian basal melekat pada kelopak, merah, kepala sari pipih, cokelat kemerahan; putik 1, panjang ± 2,3 cm, merah. Daun tunggal, tersebar, sangat rapat satu sama lain; panjang tangkai ±4 mm, hijau; helaian lanset, ujung runcing atau meruncing, tepi rata, pangkal runcing sampai tumpul, menyirip, permukaan

halus, daging daun kaku, panjang 3,5-8 cm,

lebar 0,5-1 cm, hijau (Depkes RI, 2006). Gambar tanaman C. lanceolatus dan bagian-bagiannya dapat diamati pada gambar 1.

Gambar 1. Callistemon lanceolatus Sweet dan bagian-bagiannya. (A) daun, buah dan bunga, (B) daun, (C)bunga, (D) buah, (E) irisan melintang dan membujur dari buah, (F)

biji, (G) bagian-bagian bunga.

Minyak dari daun Callistemon lanceolatus

Sweet berkhasiat mengurangi rasa nyeri dan sakit kepala karena masuk angin (Depkes RI, 2006). Minyak atsiri daun C. lanceolatus juga dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur (Oyedeji et al., 2011). Kumar et al., (2011) menemukan bahwa ekstrak metanol daun C. lanceolatus memiliki aktivitas antiinflamasi pada tikus yang diinduksi karagenan. Ekstrak etanol

C. lanceolatus menunjukkan aktivitas radical scavenging terhadap DPPH (Kim et al., 2009). Fraksi heksan dan etil asetat C. lanceolatus juga diketahui mampu menurunkan kadar gula darah, kolesterol, dan trigliserida pada tikus (Kumar

et al., 2011). Uji toksisitas akut dari ekstrak metanol buah C. lanceolatus menunjukkan bahwa tanaman ini aman terhadap hewan coba mencit

mencit pada konsentrasi ≤ 250 mg/mL (Ali et al., 2011).

Hasil skrining fitokimia daun C. lanceolatus

menunjukkan kandungan steroid, terpenoid, saponin, asam lemak, flavonoid, senyawa fenol, alkaloid, dan karbohidrat (Kumar et al., 2011). Minyak atsiri dari daun C. lanceolatus yang berasal dari Thailand diketahui mengandung

komponen senyawa utama sineol, α-felandren, dan α-tujen (Lohakachornpan, 1999).

Komponen kimia minyak atsiri daun C. lanceolatus yang tumbuh di daerah Tawangmangu belum diketahui. Oleh karena itu dilakukan analisis minyak atsiri menggunakan GC-MS untuk mengetahui komponen-komponen kimia yang terkandung di dalamnya.

METODE PENELITIAN

Daun C. lanceolatus dipetik dari

(3)

koleksi Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional yang terletak di ketinggian ± 1.200 m diatas permukaan laut. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan September 2011 pada pagi hari. Daun ditimbang sebanyak 500 gram, lalu dimasukkan ke dalam labu destilasi dan ditambahkan 2,5 liter aquadest, selanjutnya labu destilasi dipanaskan selama 3 jam. Minyak atsiri yang diperoleh kemudian diukur volumenya untuk mendapatkan kadar minyak atsiri.

Komponen kimia minyak atsiri dianalisis dengan menggunakan metode GC-MS Agilent

GC 6890N 5975B MSD; kolom kapiler (30 m x 0,25 mm; tebal film 0,25 μm), fasa diam

HP-5SM 5% temperatur kolom maksimal 325oC dengan kecepatan rata-rata 37 cm/menit; gas

pembawa helium; run time 40,29 menit, dengan

laju alir 0,5ml/menit. Komponen minyak atsiri

diidentifikasi dengan membandingkan data spektra massa terhadap database Wiley7Nist.05. Komposisi persentase tiap komponen kimia minyak atsiri dihitung dari luas puncaknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil destilasi daun segar C. lanceolatus

menghasilkan minyak atsiri dengan rendemen sebesar 0,56%. Pengamatan organoleptis menunjukkan bahwa minyak atsiri berbentuk cair, jernih agak kuning, berbau khas. Minyak atsiri hasil destilasi daun segar C. lanceolatus

dapat diamati pada Gambar 2.

Gambar 2. Minyak atsiri daun segar C. lanceolatus ha-sil destilasi air

Hasil analisis menggunakan GS-MS menunjukkan adanya 51 puncak yang terdeteksi. Dari keseluruhan komponen tersebut, 33 puncak

teridentifikasi dengan total persentase 85,74%.

Komponen yang teridentifikasi dapat diamati pada tabel 1.

Tabel 1. Komponen minyak atsiri daun C. lanceolatus dari Tawangmangu hasil destilasi air

No Komponen kimia % area

1 ethyl alcohol 0,99

2 3-methyl butanal 0,47

3 diisopropyl ketone 0,35

4 α-thujene 2,99

5 α -pinene 11,58

6 camphene 0,13

7 β-pinene 2,52

8 β-myrcene 1,38

9 α-phellandrene 7,81

10 1,8-cineole 34,98

11 γ-terpinene 1,6

12 α.-terpinolene 0,63

(4)

14 2-cyclohexen-1-ol, 1-methyl-4-(1-methylethyl)-, trans- 0,26

15 trans-pinocarveol 0,47

16 Terpinen-4-ol 2,69

17 α- terpineol 5,46

18 a-phellandrene epoxide 0,68

19 trans-carveol 0,17

20 trans-p-mentha-1(7),8-dien-2-ol 0,20

21 Geraniol 0,72

22 carvacrol 0,39

23 camphene 0,22

24 Eugenol 0,49

25 geranyl isobutyrate 0,25

26 caryophyllene 0,38

27 aromadendrene 0,28

28 α-caryophyllene 0,16

29 epiglobulol 0,13

30 (+) spathulenol 2,9

31 caryophyllene oxide 1,84

32 isospathulenol 0,7

33 Ledene 0,47

Total 85,74

Dari hasil analisis GC-MS diketahui bahwa komponen utama minyak atsiri dari daun C. lanceolus asal kebun koleksi B2P2TO2T adalah

1,8-cineole (34,98%), disusul oleh α-pinene

(11,58%), α-phellandrene (7,81%), α-terpineol (5,46%). Sebagian besar komponen minyak atsiri terdiri atas golongan terpenoid yaitu monoterpen (antara lain: 1,8-cineole, α-pinene, α-phellandrene, α-terpineol, α-thujene, terpinen-4-ol, β-pinene,

γ-terpinene, linalool, β-myrcene, geraniol)

dan seskuiterpen (antara lain: spathulenol, caryophyllene, ledene, aromadendrene). Hasil penelitian Sharma (2006) terhadap minyak atsiri daun C. lanceolatus yang tumbuh di Jorhat, Assam, timur laut India, menunjukkan adanya 16 komponen yang teridentifikasi antara lain: 1,8 cineole (58,3%), α-pinene (21,2%), α-phellandrene

(5,8%), limonene (4,1%) and α-terpineol (3,9%). Lohakachornpan (1999), berhasil menganalisis

34 komponen kimia dalam minyak atsiri daun C. lanceolatus dengan komponen utama

1,8-cineole (42,66%), α-phellandrene (13,88%)

and α-thujene (12.82%). Hasil penelitian ini

selaras dengan hasil penelitian Sharma (2006) yang menunjukkan bahwa senyawa utama dari

C. lanceolatus adalah 1,8 cineole, α-pinene, dan

α-phellandrene, meskipun dalam persentase berbeda. Hal ini diduga berasal dari tempat tumbuh, umur tanaman, dan teknik deslitasi yang berbeda.

Senyawa 1,8 cineole merupakan

komponen utama dari C. lanceolus memiliki nama lain eucalyptol, cajeputol, 1,8-epoxy-p-menthane, 1,8-oxido-p-menthane, eucalyptol, eucalyptole, 1,3,3-trimethyl-2-oxabicyclo[2,2,2]octane, cineol, cineole. Kovar et al., (1987) yang mendapatkan

bahwa 1,8-cineole berperan besar dalam

(5)

penelitian lain menunjukkan bahwa 1,8-cineole

meningkatkan afinitas kerja GABA hingga 370 % (Aoshima dan Hamamoto, 1999), dan berpotensi sebagai antinflamasi dan analgesik (Santos dan Rao, 2000). Hasil penelitian Santos dan Rao tersebut dapat menjadi data ilmiah yang mendukung penggunaan empiris minyak daun

C. lanceolatus untuk mengurangi rasa nyeri dan sakit kepala karena masuk angin.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri daun segar C. lanceolatus yang yang tumbuh di B2P2TOOT Tawangmangu mengandung 33 jenis komponen kimia teridentifikasi dengan komponen kimia utama adalah 1,8-Cineole (34,98%), α-pinene (11,58%),

α-phellandrene (7,81%), α-terpineol (5,46%).

DAFTAR PUSTAKA

Ali N., Ahmed G., Shah SWA., Shah I., Ghias M., and Khan I. 2011. Acute toxicity, brine shrimp cytotoxicity and relaxant activity of fruits of Callistemon citrinus. BMC Complementary and Alternative Medicine, 11:99.

Aoshima H., and Koutaro H. 1999. Potentiation of GABAA receptors expressed in Xenopus oocytes by perfumes and phytoncid. J.Biosci Biotechnol Biochem, 63(4): 643-748

Depkes RI. 2006. Inventaris Tanaman Obat Indonesia, jilid VI 2006. Badan Litbang Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Kim JH., Byun JC., Bandi AKR., Hyun C., and Lee NH. 2009. Compounds with elastase inhibition and free radical scavenging activities from Callistemon lanceolatus. Journal of Medicinal Plants Research, 3(11):914-920.

Kovar KA., Grooper B., Fries D. and Ammon

HPT. 1987. Blood level of 1,8-cineole and

locomotor activity of mice after inhalation and oral administration of resemary oil. J. Planta Medical, 53: 315-318.

Kumar S., Kumar V., and Prakash O. 2011. Pharmacological evaluation of fractioned extracts of Callistemon lanceolatus for antidiabetic and hypolipidemic activities in diabetic rats. Journal of Pharmacy and Applied Health Sciences, 1(2):58-63.

Lohakachornpan P., Aunphak J., and Ruangrungsi N. 1999. Chemical compositions of essential oil from Callistemon lanceolatus. Makalah dipresentasikan pada 25th Congress on Science & Technology of Thailand

Oyedeji OO., Lawal OA., Shode FO., and Oyedeji AO. 2009. Chemical composition and antibacterial activity of the essential oils of Callistemon citrinus and Callistemon viminalis from South Africa. Molecules, 14:

1990-1998

Santos FA., Rao VS. 2000. Antiinflammatory

and antinociceptive effects of 1,8-cineole,

a terpenoid oxide present in many plant essential oils”. Phytotherapy Research

14(4): 240-244.

Sharma RKr., Kotoky R., and Bhattacharyya PR. 2006. Volatile oil from the leaves of

Gambar

Tabel 1. Komponen minyak atsiri daun C. lanceolatus dari Tawangmangu hasil destilasi air

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 5: Gambar Spektrum MS Senyawa Germakren-d dari Minyak Atsiri Daun Pinus yang diperoleh Menggunakan Alat Stahl. Keterangan

Minyak atsiri, minyak mudah menguap, atau minyak terbang merupakan campuran dari senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik didih yang

Minyak atsiri disebut juga volatil oil atau essential oil merupakan senyawa mudah menguap pada suhu kamar yang tidak larut dalam air yang berasal dari tanaman

Kadar abu larut asam pada bagian kulit dan aksial yang relatif sama diduga berasal dari pasir dan partikel-partikel tempat akar bahar hidup berupa komponen garam dan

Minyak atsiri, minyak mudah menguap, atau minyak terbang merupakan campuran dari senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki.. komposisi maupun titik didih

Minyak atsiri, minyak mudah menguap, atau minyak terbang, merupakan campuran dari senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik didih yang

Minyak atsiri kunyit yang diisolasi dari rimpang kunyit dan berasal dari tempat yang berbeda memiliki profil senyawa yang beragam dengan nilai aktivitas

Ekstrak etanol mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak atsiri, hal ini diduga karena adanya kandungan senyawa aktif dari beberapa golongan senyawa