• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANGKAT RPP SMK KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN KEARSIPAN MEMBUAT SURAT DINAS KELAS X / SEMESTER II Penyusun : Zanella Zeby Zerita (150412603027) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2017 KATA PENGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANGKAT RPP SMK KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN KEARSIPAN MEMBUAT SURAT DINAS KELAS X / SEMESTER II Penyusun : Zanella Zeby Zerita (150412603027) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2017 KATA PENGAN"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PERANGKAT RPP SMK

KURIKULUM 2013

MATA PELAJARAN KEARSIPAN

MEMBUAT SURAT DINAS

KELAS X / SEMESTER II

Penyusun :

Zanella Zeby Zerita (150412603027)

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2017

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas kemurahan-Nya, sehingga penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang terdiri dari silabus, RPP, Program Mengajar dan semua kelengkapan lainnya dapat terselesaikan.

Perangkat ini dibuat sebagai acuan bagi para mahasiswa untuk melakukan peer-teaching, microteaching dan implementasinya dalam pembelajaran nyata melalui kegiatan PPL sehingga diperoleh hasil belajar kognitif , afektif dan psikomotorik. Hasil belajar kognitif Administrasi Perkantoran meliputi produk dan proses, hasil belajar psikomotorik berupa keterampilan dalam melaksanakan aktivitas kerja ilmiah, hasil belajar afektif terdiri dari perilaku berkarakter dan keterampilan sosial.

Dengan demikian perangkat pembelajaran ini merupakan contoh perangkat RPP dan kelengkapannya yang melatihkan keterampilan berpikir, keterampilan proses, psikomotor, keterampilan sosial dan menumbuhkembangkan perilaku berkarakter.

Perangkat ini terdiri dari: silabus, RPP, LK dan Kunci LK , LP-1: Penilaian Produk, Kunci LP-2: Penilaian Proses, LP-3 Penilaian Psikomotor, LP-4: Pengamatan Perilaku Berkarakter, dan LP-5: Pengamatan Keterampilan Sosial.

Mudah-mudahan perangkat ini memberikan kemudahan bagi mahasiswa ekonomi calon guru Administrasi Perkantoran dalam mengelola pembelajaran sehingga memberikan ruang yang amat luas bagi peserta didiknya untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan proses, keterampilan sosial, dan mewujudkan perilaku berkarakter.

Malang, Mei 2017

Daftar Isi

(3)

DAFTAR ISI

halaman

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Silabus 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 5

LK-1: 13

LP-1: Penilaian Produk 30

LP-2: Asesmen Kinerja Proses 34

LP-3: Asesmen Kinerja Psikomotor 36

LP-4: Pengamatan Perilaku Berkarakter 37

LP-5: Pengamatan Keterampilan Sosial 38

Modul Siswa :

(4)

KEARSIPAN

Satuan Pendidikan : SMK Kelas /Semester : X / I dan II Kompetensi Inti :

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian

3.8 Mengidentifikasi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

4.9 Menelusuri dari berbagai sumber peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

o Peraturan Perundang-undangan Kearsipan yang berlaku di Indonesia

Mengamati

Mengamati beberapa peraturan perundang-undangan kearsipan yang berlaku di Indonesia

Menanya

Memberikan kesempatan siswa menanyakan hal yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan kearsipan yang berlaku di Indonesia

Eksperimen/explore Mengidentifikasi

peraturan-Tugas

Membuat resume tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

Observasi

Ceklist lembar pengamatan pada saat peserta didik melakukan diskusi kelompok

(5)

peraturan kearsipan dengan studi kasus

Asosiasi

Menjelaskan peraturan perundang-undangan kearsipan yang berlaku di Indonesia dengan studi kasus

Komunikasi

Mempresentasikan jawaban studi kasus tentang peraturan kearsipan

Portofolio

Mengumpulkan dan

mendokumentasi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

Tes

Tes praktik dan tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

(6)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Satuan Pendidikan : SMK Negeri I Malang Mata Pelajaran : Kearsipan

Kelas/Semester : Kelas X / Semester I

Materi Pembelajaran : Peraturan Perundang-undangan Kearsipan

Alokasi Waktu : 1 x 45 menit

I. Standar Kompetensi : Peraturan Perundang-undangan Kearsipan yang berlaku di Indonesia

II. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

Menelusuri dari berbagai sumber peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

III. Indikator : A. Kognitif

1. Produk:

a. Pengenalan dan pemahaman perundang-undangan. b. Prosedur perundang-undangan kearsipan di Indonesia.

2. Proses:

Mengidentifikasi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

B. Psikomotor

Menelusuri dari berbagai sumber peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

C. Afektif

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi :

a. Beretiket

b. Sopan santun

c. Rendah hati

(7)

2. Keterampilan sosial: a. berkomunikasi

b. menjadi pendengar yang baik c. Berpendapat

d. Bertanya

IV. Tujuan Pembelajaran: A. Kognitif

1. Produk:

a. Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat

mendeskripsikan peraturan perundang-undangan dengan mengerjakan soal terkait di LP 1 : Produk sesuai dengan kunci jawaban.

b. Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat mendeskripsikan

peraturan perundangan-undangan kearsipan dengan mengerjakan soal terkait di LP 1 : Produk sesuai dengan kunci jawaban.

2. Proses

Disediakan seperangkat alat tulis dan modul buku perundang-undangan kearsiapan yang ada di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi peraaturan tersebut dengan benar.

B. Psikomotor

1. Disediakan studi kasus sehingga peserta dapat

mendemonstrasikan praktek perundangan undanagan kearsipan tersebut di Laboratorium Administrasi Perkantoran sesuai dengan tugas kinerja yang ditentukan pada LP3 Psikomotor.

C. Afektif 1. Karakter:

(8)

berkomunikasi secara lisan sesuai dengan LP 4 : Pengamatan Perilaku berkarakter.

2. Keterampilan sosial:

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai Membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku keterampilan sosial bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan berkomunikasi, sesuai dengan LP 5 : Keterampilan sosial.

V. Model dan Metode Pembelajaran:

Model Pembelajaran: Model Pembelajaran Kooperatif (MPK)

Metode Pembelajaran : Membuat resume tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

VI. Bahan

- Lembar Kerja 1, 2, 3

- Lembar hasil resume

VII. Alat :

- Buku perundang-undangan kearsipan

- Lembar untuk laporan hasil resume

VIII. Proses Belajar Mengajar A. Pendahuluan

Kegiatan

Penilaian oleh Pengama

t 1 2 3 4 1. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk,

(9)

Kegiatan

Penilaian oleh Pengama

t 1 2 3 4 Guru meminta siswa mengemukakan pendapatnya,

bagaimana sikap menerapkan peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia

2. Guru memberi penjelasan tentang studi kasus dan yang berkaitan dengan peraturan perundangan dalam kearsipan yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan resume peserta didik.

B. Inti

Kegiatan

Penilaian oleh Pengamat

1 2 3 4

Penggalan 1

a. Siswa mendiskusikan peraturan dalam kearsipan

b. Guru memberikan informasi tentang peraturan perundangan-undangan di Indonesia

(10)

Kegiatan Penilaian olehPengamat

1 2 3 4

perundang-undangan dalam kearsiapan.

Penggalan 2

a. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif . Setiap kelompok terdiri dari 2 – 3 siswa, untuk mencari informasi dari internet tentang peraturan perundang-undangan kearsipan yang berlaku di Indonesia

b. Membimbing siswa membuat resume tertulis tentang studi kasus yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan kearsipan yang ada di Indonesia

c. Meminta hasil resume tentang hasil peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

.

f. Melakukan evaluasi formatif dengan asesmen kinerja psikomotor dengan cara meminta siswa menunjukkan dan menjelaskan hasil resumenya

Penggalan 3

a. Membimbing tugas kelompok simulasi penanganan telepon dengan menggunakan bahasa yang lembut dan sopan sesuai prosedur yang tertulis di lembar kerja. Bila ada siswa yang menunjukkan karakter

tidak sopansegera diingatkan.

b. Guru melakukan evaluasi formatif dengan Instrumen penilaian hasil kerja dengan skala diskriptif terhadap aspek kelancaran, ketepatan dan kelengkapan. Serta memberi kesempatan siswa lain untuk belajar menjadi pendengar yang baik . (Fase 5 MPK)

Penggalan 4

(11)

Kegiatan Penilaian olehPengamat

1 2 3 4

b. Memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang berkinerja baik dan amat baik dalam kegiatan belajar mengajar tersebut.

C. Penutup

Kegiatan Penilaian olehPengamat

1 2 3 4

Menutup pelajaran dengan membimbing siswa membuat rangkuman dan memberi Pekerjaan Rumah

X. Sumber Pembelajaran

1. Tabel Spesifikasi Penilaian 2. Silabus

3. Modul

(12)

Nama/Kelompok _______________________ Kelas: _________ Tgl: _______________

Lembar Kerja 1 : Resume hasil belajar

Tujuan :

1. Dapat mengetahui hubungan antara peraturan perundang-undangan dan kearsipan itu sendiri.

2. Dapat mengetahui macam -macam peraturan kearsipan di Indonesia

Alat :

1. Alat tulis

2. Buku catatan kecil

Rumusan Masalah : Apakah arti kearsipan dan kaitannya dengan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia?

Langkah – langkah :

1. Mendefinisikan dengan bahasa sendiri tentang arti kearsipan.

(13)

Pengamatan

KASUS BANK GLOBAL Tbk.

Dalam kasus Bank Global, pengurus dan sekaligus pemilik bank tersebut melakukan praktik yang tidak patut dilakukan oleh seorang bankir dan merupakan tindakan kriminal dari kacamata hukum. Serangkaian praktik memerlukan dan berbau kriminal telah terjadi pada bank tersebut. Mulai dari tidak bersedia memberikan dokumen dan tidak mau memeberikan keterangan kepada Bank Indonesia (BI) sebagai pengawas perbankan, berupaya memusnahkan dokumen sampai menerbitkan surat berharga fiktif.

Analisis :

1. Menurut pendapat anda apakah yang harusnya lembaga hukum

lakukan dalam mengatasi kasus

diatas?. ... ... ... ... ...

2. Terjerat pasal apasajakah kasus diatas ? Jelaskan dan kaitan serta beri

alasannya ... ... ... ... ...

3. Hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan hukuman atas tindakan yang sudah dilakukan pada kasus diatas?

(14)

Nama/Kelompok _______________________ Kelas: _________ Tgl: _______________

Kunci Lembar Kerja 1 : Kasus Bank Global Tbk.

1. Menurut pendapat anda apakah yang harusnya lembaga hukum lakukan dalam mengatasi kasus diatas?

Dari kasus diatas dapat dikatakan bahwa lembaga hukum telah mengabaikan dan melanggar doktrin specialite sistematische. Dengan keputusan ini lembaga hukum telah menyatakan diri secara tegas bahwa undang-undang Perbankan sebagai undang yang bersifat umum, sedangakan undang-undang arsip dan korupsi merupakan ketentuan yang lebih khusus. Dari kasus ersebut, penerapan hukum tindak pidana perbankan sebagai tindak pidana korupsi dalam penegakan hukum pidana korupsi dan kearsipan telah melanggar ketentuan sistematische specialite sebagai secondary rules yang harusnya dipatuhi.

2. Terjerat pasal apa sajakah kasus diatas ? Jelaskan dan kaitan serta beri alasannya Seharusnya lembaga hukum menjerat terdakwa dengan UU Perbankan dan pula UU Kearsipan serta tentang UU korupsi, karena kasus tersebut melibatkan banyak keselahan didalamnya yang berkaitan dengan aturan hukum yang ada di Indonesia.

3. Hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan hukuman atas tindakan yang sudah dilakukan pada kasus diatas?

(15)

Nama : NIM : Tanggal :

LEMBAR PENILAIAN (LP) 1: PRODUK

1.Menurut pendapat anda apakah yang harusnya lembaga hukum lakukan dalam mengatasi kasus

diatas?. ... ... ... ... ...

2.Terjerat pasal apasajakah kasus diatas ? Jelaskan dan kaitan serta beri

alasannya ... ... ... ... ...

3. Hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan hukuman atas tindakan yang sudah dilakukan pada kasus diatas?

... ... ... ... ...

(16)
(17)

Kunci LP 1 : Produk

4. Menurut pendapat anda apakah yang harusnya lembaga hukum lakukan dalam mengatasi kasus diatas?

Dari kasus diatas dapat dikatakan bahwa lembaga hukum telah mengabaikan dan melanggar doktrin specialite sistematische. Dengan keputusan ini lembaga hukum telah menyatakan diri secara tegas bahwa undang-undang Perbankan sebagai undang yang bersifat umum, sedangakan undang-undang arsip dan korupsi merupakan ketentuan yang lebih khusus. Dari kasus ersebut, penerapan hukum tindak pidana perbankan sebagai tindak pidana korupsi dalam penegakan hukum pidana korupsi dan kearsipan telah melanggar ketentuan sistematische specialite sebagai secondary rules yang harusnya dipatuhi.

5. Terjerat pasal apa sajakah kasus diatas ? Jelaskan dan kaitan serta beri alasannya Seharusnya lembaga hukum menjerat terdakwa dengan UU Perbankan dan pula UU Kearsipan serta tentang UU korupsi, karena kasus tersebut melibatkan banyak keselahan didalamnya yang berkaitan dengan aturan hukum yang ada di Indonesia.

6. Hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan hukuman atas tindakan yang sudah dilakukan pada kasus diatas?

(18)

LEMBAR PENILAIAN 2: PROSES

Prosedur :

1. Siapkan seperangkat alat tulis dan studi kasus permasalahan arsip 2.Tugasi siswa untuk memecahkan masalah yang ada tersebut.

3.Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada format Asesmen kinerja dibawah ini 4.Berikan format ini kepada siswa sebelum asesmen dilakukan

5.Siswa diijinkan mangases kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini.

Format Asesmen Kinerja Proses Aspek Penilaian Diskusi :

Format Penilaian Diskusi :

No

ASPEK PENGAMATAN DISKUSI

1

Kerjasama

2

Keaktifan

Keterangan :

Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: Nilai =

skor perolehan X 100

Skor Maksimal

4: Sangat Sesuai / Baik Sekali 2 : Cukup

(19)

Rubrik Penilaian Diskusi

No

Nama Siswa

ASPEK PENGAMATAN DISKUSI

Kerja sama

Keaktifan

1

Hasil nilai pengetahuan dikonversi sebagai berikut :

INTERVAL HASIL KONVERSI PREDIKAT

96 – 100 4.00 A

91 – 95 3.66

A-86 – 90 3.33 B+

81 – 85 3.00 B

75 – 80 2.66

B-70 – 74 2.33 C+

65 – 69 2.00 C

60- 64 1.66

C-55 – 59 1.33 D+

< 54 1.00 D

Malang, 2017

Siswa Guru

(………) (...)

LEMBAR PENILAIAN 3: PSIKOMOTOR

(20)

1. Disediakan kasus tentang kearsipan

2. Tugasi siswa memecahkan masalah tersebut dan mempersentasikannya didepan kelas

3. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada format asesmen kinerja dibawah ini.

4. Berikan format ini kepada siswa sebelum asesmen dilakukan.

5. siswa diijinkan mengakses kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini.

Format Asesmen Kinerja Psikomotor

No Rincian Tugas Kinerja Skor

Maksimu m

Skor Asesmen

Oleh siswa sendiri

Oleh guru

1 Mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan perundang-undangan yang ada di Indonesia

40

2 Menanggapi materi yang diberikan 30

3 Menjelaskan hasil resume pada teman satu

kelas 30

J u m l a h 100

Malang, 2017

Siswa Guru,

(21)

Format Pengamatan Perilaku Berkarakter

Siswa: Kelas: Tanggal:

Petunjuk:

Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut ini:

D = Memerlukan C = Menunjukkan B = Memuaskan A = Sangat

perbaikan kemajuan baik

Format Pengamatan Perilaku Berkarakter

No Rincian Tugas Kinerja (RTK)

Memerlukan perbaikan (D)

Menunjukkan kemajuan (C)

Memuaskan (B)

Sangat baik (A)

1 Beretiket

2 Sopan santun

3 Rendah hati

4 Bersikap menyenangkan

Malang, 2017

Pengamat

(22)

Format Pengamatan Keterampilan Sosial

Siswa: Kelas: Tanggal:

Petunjuk:

Untuk setiap keterampilan sosial berikut ini, beri penilaian atas keterampilan sosial siswa itu menggunakan skala berikut ini:

D = Memerlukan C = Menunjukkan B = Memuaskan A = Sangat

perbaikan kemajuan baik

Format Pengamatan Keterampilan Sosial

No Rincian Tugas Kinerja (RTK)

Memerlukan

perbaikan (D) Menunjukkankemajuan (C) Memuaskan(B) Sangat baik(A)

1 Bertanya

2 Menyumbang ide atau pendapat

3 Menjadi pendengar yang baik

4 Komunikasi

Malang, 2017

Pengamat

(23)

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEARSIPAN REPUBLIK INDONESIA

A. UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1971

Undang-undang Pokok Kearsipan

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 diundangkan dengan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 32. Sebelum Undang-undang ini ditetapkan, masalah kearsipan telah diatur dalam Undang-undang Nomor Prp. 19 Tahun 1961, Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 310.

Dalam membahas Undang-undang Pokok Kearsipan. Pertama, membahas tentang sistematika Undang-undang Pokok Kearsipan tersebut.

A. SISTEMATIKA UNDANG-UNDANG POKOK KEARSIPAN

Sistematika Undang-undang Pokok Kearsipan dapat digambarkan sebagai berikut :

Undang-Undang Pokok

Kearsipan (UU No. 7 Tahun 1971)

1. Konsideran

Konsideran memberikan penjelasan tentang apa yang menjadi pertimbangan atau alasan dan landasan hukum ditetapkannya Undang-undang nomor 7 tahun 1971.

Ada dua hal yang dapat dipergunakan sebagai alasan. Yang pertama berhubungan dengan usaha penyelamatan bahan-bahan bukti untuk kepentingan pertanggungjawaban nasional kepada generasi muda. Di dalam penjelasan umum Undang-undang nomor 7 tahun 1971 antara lain dikatakan bahwa untuk kepentingan pertanggungjawaban nasional kepada generasi yang akan datang, perlu diselamatkan bahan-bahan bukti yang nyata, benar serta lengkap mengenai kehidupan kebangsaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan penyelenggaraan kebangsaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan penyelenggaraan pemerintahan negara pada khususnya baik mengenai masa lampau masa sekarang dan masa yang akan datang.

(24)

perkembangan keadaan. Dengan kata lain Undang-undang Nomor Prp. 19 Tahun 1961 tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan. Sedangkan yang dipergunakan sebagai landasan hukum ditetapkannya Undang-undang Nomor 7 tahun 1971 adalah :

a. Pasal 5 ayat (1) Jo. Pasal 20 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945, dan

b. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1969 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 36).

2. Keputusan

Keputusan berisi dua hal, yaitu :

a. Mencabut Undang-undang Nomor Prp. 19 Tahun 1961 Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 310, dan

b. Penetapan Undang-undang tentang Ketentuan Pokok Kearsipan.

B. PEMBAHASAN MASING-MASING BAB UNDANG-UNDANG POKOK KEARSIPAN

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan terdiri dari 6 bab dan 13 pasal. Isi dari masing-masing bab dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut.

1. Bab I : Ketentuan-ketentuan Umum

Di dalam bab 1 diberikan beberapa pengertian tentang arsip, fungsi arsip dan tujuan kearsipan. Pengertian arsip menurut undang-undang ini secara singkat dapat diambil kesimpulan bahwa arsip adalah naskah-naskah baik yang dibuat dan diterima oleh lembaga Negara dan Badan-badan Swasta atau perorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan. Fungsi arsip dibedakan menjadi arsip dinamis, yaitu arsip yang dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara; dan arsip statis, yaitu arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk menyelenggarakan kehidupan kebangsaan atau untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara. Sedangkan tujuan kearsipan ialah menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional dan menyediakan bahan-bahan pertanggungjawaban bagi kegiatan Pemerintah.

2. Bab II: Tugas Pemerintahan

Bab 2 mengatur hal-hal sebagai berikut :

a. Wewenang, tanggung jawab dan kewajiban pemerintah dalam bidang kearsipan.

- Pemerintah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh terhadap arsip-arsip (baik statis maupun arsip dinamis).

- Pemerintah berkewajiban mengamankan arsip-arsip tersebut sebagai bukti pertanggungjawaban nasional.

b. Usaha-usaha Pemerintah yang dilakukan dalam bidang kearsipan yang meliputi :

(25)

- Usaha untuk menjamin kesehatan tenaga ahli kearsipan (pasal 7, ayat 3). c. Usaha pemerintah yang berhubungan dengan tenaga ahli kearsipan (pasal 7, ayat 1 dan 2).

- Mengatur dan mengawasi pendidikan tenaga ahli kearsipan dan - Mengatur kedudukan hukum dan kewenangan tenaga ahli kearsipan.

3. Bab III: Organisasi Kearsipan

Mengatur tentang pembentukan organisasi kearsipan.

- Unit-unit kearsipan pada lembaga-lembaga Negara dan Badan – badan Pemerintahan Pusat dan Daerah.

- Arsip Nasional, yang terdiri dari : Arsip Nasional Pusat dan Arsip Nasional Daerah.

4. Bab IV: Kewajiban Kearsipan

Bab 4 terdiri dari 4 pasal yang berisi tentang kewajiban Arsip Nasional Pusat dan Arsip Nasional Daerah, serta kewajiban Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Pusat maupun daerah.

a. Kewajiban Arsip Nasional Pusat dan Daerah adalah :

- Menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip yang bersifat statis, - Menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip yang berasal dari

Badan-badan Swasta dan/ atau perorangan.

b. Kewajiban Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Pusaat maupun Daerah, adalah :

- Mengatur,menyimpan, memelihara, dan menyelamatkan arsip yang bersifat dinamis, dan

- Menyerahkan naskah-naskah arsip yang bersifat statis kepada Arsip Nasional.

5. Bab V: Ketentuan Pidana

Bab 5 hanya terdiri dari satu pasal, yang berisi tentang hukuman pidana bagi barang siapa yang memiliki menyimpan dan membocorkan rahasia negara. Hukuman pidana diatur sebagai berikut :

- Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun bagi barang siapa yang dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki arsip (arsip statis).

Yang dimaksud dengan memiliki ialah sikap, perbuatan menguasai barang seolah-olah ia pemiliknya, yang dengan demikian ia dapat berbuat sekehendak hatinya atas barang tersebut.

- Dapat dipenjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 (dua puluh) tahun bagi barang siapa yang menyimpan arsip dan membocorkan isinya yang seharusnya ia merahasiakan.

6. Bab VI: Ketentuan Penutup

Bab 6 terdiri dari dua pasal, yang mengatur tentang hal-hal yang belum diatur dan berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971:

(26)

Undang-undang inin hanya mengatur pokok-pokoknya saja, sedangkan peraturan pelaksanaannya akan diatur di dalam bentuk peraturan perundangan lain. b. Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, pada tanggal

18 Mei 1971 melalui Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 32; Tambahan Lembaga Negara Indonesia Nomor 2964.

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1971 TENTANG

KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :

a. Bahwa untuk kepentingan generasi yang akan datang perlu diselamatkan bahan-bahan bukti yang nyata, benar, dan lengkap mengenai kehidupan kebangsaan Bangsa Indonesia dimasa yang lampau, sekarang dan yang akan datang dan berhubungan dengan itu perlu diatur ketentuan-ketentuan pokok tentang kearsipan.

b. Bahwa dalam rangka meningkatkan penyempurnaan administrasi aparat negara khususnya dibidang kearsipan, menteri yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 9 Peraturan Presiden tahun 1961 perlu ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan keadaan.

Mengingat

1. Pasal 5 ayat (1) jo, pasal 20 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 5 tahun 1969 (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 36);

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Gotong Royong. MEMUTUSKAN :

Mencabut :

Undang-undang No.19 Peraturan Presiden Tahun 1961 (Lembaga Negara 1961 Nomor 310)

Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEARSIPAN

BAB I

KETENTUAN-KETENTUAN UMUM Pasal 1

(27)

a. Naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga negara dan badan-badan pemerintah dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan;

b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan atau perorangan, dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

Pasal 2 Fungsi arsip membedakan :

a. Arsip dinamis yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan pelaksanaan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara. b. Arsip statis tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan,

penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara.

Pasal 3

Tujuan kearsipan untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan Pemerintah.

BAB II

TUGAS PEMERINTAH Pasal 4

(1) Arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a Undang-undang ini adalah dalam wewenang dan tanggung jawab sepenuhnya dari pemerintah.

(2) Pemerintah berkewajiban untuk mengamankan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf b undang-undang ini sebagai bukti pertanggungjawaban nasional yang penguasaannya dilakukan berdasarkan perundingan atau ganti rugi dengan pihak yang menguasai sebelumnya.

Pasal 5

Dalam melaksanakan penguasaan termaksud dalam pasal 4 Undang-undang ini memerintah berusaha menerbitkan :

a. Penyelenggaraan arsip-arsip

b. Pengumpul, penyimpan, perawatan, penyelamatan serta penggunaan arsip statis. Pasal 6

Pemerintah mempertinggi mutu penyelenggaraan kearsipan nasional dengan menggiatkan usaha-usaha:

a. Penyelenggaraan kearsipan yang membimbing kea rah kesempurnaan; b. Pendidikan kader ahli kearsipan;

c. Penerangan/kontrol/pengawasan;

d. Perlengkapan-perlengkapan teknis kearsipan;dan

(28)

(1) Pemerintahan mengadakan, mengatur dan mengawasi pendidikan tenaga ahli kearsipan

(2) Pemerintah mengatur kedudukan hukum dan kewenangan tenaga ahli kearsipan (3) Pemerintah melakukan usaha-usaha khusus untuk menjamin kesehatan tenaga ahli

kearsipan sesuai dengan fungsi serta dalam lingkungannya.

BAB III Pasal 8

Untuk melaksanakan tugas termasuk dalam Pasal 5 undang-undang ini pemerintah membentuk organisasi kearsipan yang terdiri dari :

(1) Unit-unit kearsipan pada lembaga-lembaga Negara Badan-badan Pemerintahan Pusat dan daerah,

(2) a. Arsip nasional di ibukota Republik Indonesia sebagai inti organisasi daripada Lembaga Kearsipan Nasional disebut arsip Nasional Pusat.

b. Arsip Nasional di tiap-tiap Ibukota Daerah Tingkat I, termasuk Daerah-daerah yang setingkat dengan Daerah Tingkat I selanjutnya disebut Arsip Nasional Daerah.

BAB IV

KEWAJIBAN KEARSIPAN Pasal 9

(1) Arsip Nasional Pusat wajib menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b Undang-undang ini dari Lembaga-lembaga negara dan Badan-badan Pemerintah Pusat.

(2) Arsip Nasional Daerah menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b Undang-undang ini dari Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintah Pusat di tingkat Daerah.

(3) Arsip Nasional Pusat maupun Arsip Nasional Daerah menyimpan, memelihara, dan menyelamatkan arsip yang berasal dari Badan-badan swasta dan atau perorangan.

Pasal 10

(1) Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Pusat maupun daerah wajib mengatur, menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip sebagai mana dimaksud pada pasal 2 huruf a undang-undang ini.

(2) Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintah Pusat wajib menyerahkan naskah-naskah arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b undang-undang ini kepada Arsip Nasional Pusat.

(3) Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Daerah serta badan-badan Pemerintahan Pusat di tingkat Daerah, wajib menyerahkan naskah-naskah arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b undang-undang ini kepada Arsip Nasional Daerah.

BAB V

(29)

(1) Barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a undang-undang ini dapat dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 10 tahun.

(2) Barang siapa yang menyimpan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a undang-undang ini, yang dengan sengaja memberitahukan hal-hal tentang isi naskah kepada pihak ketiga yang tidak berhak mengetahuinya sedang ia

diwajibkan merahasiakan hal-hal tersebut dapat dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama-lamanya 20 tahun.

(3) Tindak pidana yang dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) pasal ini adalah kejahatan.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 12

Hal-hal yang belum diatur dalam undang-undang ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Perundangan.

Pasal 13

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaga Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 18 Mei 1971

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Ttd.

SOEHARTO JENDRAL T.N.I Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Mei 1972

SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ttd.

ALAMSJAH

LETNAN JENDRAL T.N.I

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1971 NOMOR 32 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1971 TENTANG

KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEARSIPAN PENJELASAN

(30)

kebangsaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan penyelenggaraan pemerintahan negara pada khususnya, baik mengenai masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Penyelamatan bahan-bahan bukti tersebut merupakan masalah yang termasuk bidang kearsipan dalam arti yang seluas-luasnya. Sebelum ditetapkannya undang-undang ini, masalah kearsipan telah diatur dalam Undang-undang tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan administrasi yang sudah maju.

Berhubung dengan itu atas dasar pertimbagan tersebut di atas dan sesuai dengan ketentuan pasal 2 Undang-undang No. 5 tahun 1969 serta Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. A9/I/24/MPRS/1967, masalah kearsipan itu perlu diatur kembali dalam undang-undang ini yang sekaligus merupakan penyempurnaan dari materi Undang-undang No. 19 Prps. Tahun 1961.

Adapun penyelenggaraan daripada pelaksanaan ketentuan-ketentuan menurut undang-undang ini ditentukan dan diatur dalam peraturan-peraturan perundang-undangan. Hal tersebut dimaksudkan agar senantiasa terbuka kemungkinan untuk mengikuti perkembangan kehidupan bangsa serta perkembangan penyelenggaraan pemerintah dan administrasi negara secara teratur dan tepat. Salah satu usaha untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan undang-undang ini, dibentuk arsip nasional Republik Indonesia sebagai organisasi inti dan unit-unit kearsipan lainnya yang terdapat di seluruh lembaga-lembaga negara dan aparat pemerintah.

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Yang dimaksud dengan naskah-naskah dalam bentuk corak bagaimana pun juga dari sesuatu arsip dalam pasal ini adalah meliputi baik yang tertulis maupun yang dapat dilihat dan didengar seperti halnya hasil-hasil rekaman, film, dan lain sebagainya.

Yang dimaksud dengan berkelompok adalah naskah-naskah yang berisikan hal-hal yang berhubungan satu dengan yang lain yang dihimpun dalam satu berkas tersendiri mengenai masalah yang sama.

Dalam pasal ini ditegaskan pula perbedaan antara fungsi arsip dalam tata pemerintahan (huruf a) dalam fungsi dalam kehidupan nasional (huruf b). Hakikat dari pada perbedaan ini terdapat dalam pasal 4 yakni pengamanan daripada pertanggungjawaban dibidang nasional dan dibidang pemerintah.

Lembaga-lembaga negara dimaksudkan lembaga-lembaga negara seperti ditetapkan dalam Undang-undang Dasar 1945.

Sedangkan yang dimaksud dengan badan-badan pemerintahan adalah :

a. Seluruh aparat pemerintah termasuk dalam hal ini perusahaan-perusahaan yang modalnya untuk sebagian atau seluruhnya berasal dari pemerintah, dan

b. Badan-badan pemerintah yang akan/sudah dilebur pada waktu undang-undang ini dikeluarkan.

Pasal 2

Arsip merupakan suatu yang hidup, tumbuh, dan terus berubah seirama dengan tata kehidupan masyarakat maupun dengan tata pemerintahan. Pasal 2 ini menegaskan adanya dua jenis sifat dan arti arsip secara fungsional, yakni :

a. Arsip dinamis sebagai arsip yang senantiasa masih berubah nilai dan artinya menurut fungsinya; dan

(31)

Adapun perlu sekali ditentukan secara tegas tentang cara-cara penilaian arsip menurut fungsinya ini, baik tentang penentuan nilai dan arti menurut usia/jangka waktu dan ataupun menurut evaluasi daya gunanya. Cara-cara penilaian tersebut akan diatur lebih lanjut dalam peraturan perundangan.

Perbedaan fungsi ini menjadi dasar dalam pelaksanaan tugas dan penguasaannya oleh pemerintah sebagai tertulis dalam Pasal 5 dan dasar organisasi kearsipan nasional seperti tenyata dalam Pasal 8 yang sebagai keseluruhan tercakup dalam pasal-pasal 3,6 dan 7. Pasal 3 cukup jelas

Pasal 4 dan 5

Pemerintah menguasai arsip-arsip sendiri secara menyeluruh sesuai dengan fungsinya dalam pasal 2 (huruf a) dan (huruf b) undang-undang ini. Penguasaan itu dilaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan tata kearsipan di seluruh aparat

b. Menentukan syarat-syarat penggunaan arsip-arsip, termasuk dalam hal ini naskah-naskah:

1. Yang diterima oleh dan atau terjadi karena pelaksanaan kegiatan perorangan/badan-badan swasta yang secara hukum sudah beralih kepada lembaga-lembaga negara/badan-badan pemerintahan;

2. Yand karena perjanjian ataupun berdasarkan ketentuan-ketentuan lain atau ketentuan-ketentuan sebelumnya lebih berada dalam tanggung jawab pusat-pusat penyimpanan arsip yang telah ditentukan oleh pemerintah;

3. Yang merupakan reproduksi dalam bentuk apapun daripada arsip dimaksud dalam pasal 1 huruf a.

Pasal 6 dan 7 cukup jelas Pasal 8

Dalam organisasi ini kearsipan terdapatlah perbedaan asasi yang ditentukan dalam pasal 2 yaitu :

a. Arsip dinamis b. Arsip statis/abadi

Arsip dinamis adalah arsip-arsip aparat pemerintahan/negara yang berada dalam lingkungan lembaga-lembaga negara dan badan-badan pemerintahan dan secara fungsional masih aktual dan berlaku, tetapi menuju kearah pengabdian sesuai dengan fungsi, usia dan nilainya. Organisasi daripada arsip dinamis ini berada dalam lembaga-lembaga/badan-badan pemerintahan yang bersangkutan.

Untuk arsip statis/abadi (pasal 2 huruf b) dibentuk organisasi kearsipan yang berintikan arsip nasional Republik Indonesia sebagai pusat penyimpanan (penyelamat, pengolahan, dan penyediaan) bahan bukti seluruh pertanggungjawaban pemerintah maupun bangsa. Bahwa karena itu arsip nasional disamping wajib melaksanakan tujuannya sebagai termaktub dalam pasal 3 Undang-undang ini, berkewajiban pula untuk mengolah dan menyediakan bahan-bahan bukti itu guna keperluan ilmiah. Sesuai dengan luasnya daerah Republik Indonesia dan tata pemerintahan republik Indonesia, ditiap-tiap ibukota daerah tingkat I atau daerah-daerah yanag setingkat dengan daerah tingkat I di bentuk pula arsip nasional daerah.

Segala sesuatu yang bersangkutan dengan organisasi kearsipan ini akan diatur lebih lanjut dengan peraturan tersebut.

(32)

Istilah “memiliki” dalam ayat (1) pasal ialah sikap perbuatan sebagai pemilik yang syah terhadap sesuatu barang yakni sikap perbuatan menguasai barang itu seolah-olah ia pemilik yang dengan demikian ia dapat berbuat sekehendak hatinya atas barang tersebut. Dalam hal ini tidak dipersoalkan perbuatan-perbuatan yang mendahului pemilikan tersebut. Hal-hal ini telah ditampung dalam ketentuan kitang Undang-undang Hukum Pidana.

Pasal 12 dan 13 cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

B. KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 26 TAHUN 1974

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1974

TENTANG

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :

bahwa dalam rangka perkembangan serta pelaksanaan peningkatan tugas dipandang perlu untuk menetapkan kembali kedudukan, tugas pokok, fungsi dan organisasi Arsip Nasional Republik Indonesia yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Pertama Republik

Indonesia Nomor : 406/M.P/1961 tanggal 19 Oktober 1961.

Mengingat :

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 ;

2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan ketentuan Pokok Kearsipan (Lembaran Negara Tahun1971 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2964).

3. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1973.

MEMUTUSKAN

Dengan mencabut Keputusan Menteri Pertama Republik Indonesia Nomor : 406/M.P/1961 tanggal 19 Oktober 1961

Menetapkan :

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA.

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 1

KEDUDUKAN

Arsip Nasional Republik Indonesia adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan di Ibukota Republik Indonesia dan berada langsung dibawah serta bertanggungjawab kepada Presiden.

Pasal 2 TUGAS POKOK

Arsip Nasional Republik Indonesia mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

(33)

arsip sebagai bahan pertanggungjawaban nasional dan sebagai bahan bukti sejarah perjoangan bangsa.

Pasal 3 FUNGSI

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokoknya, Arsip Nasional Republik Indonesia mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

a. menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penelitian dalam rangka usaha pengembangan kearsipan nasional.

b. mengembangkan dan membina tata kearsipan dinamis.

c. menyelenggarakan pembinaan tenaga kerja dan ahli kearsipan melalui pendidikan dan latihan.

d. menampung, menyimpan dan merawat arsip-arsip statis yang diserahkan oleh Lembaga-lembaga Negara, Badan-badan Pemerintahan dan Badan-badan lainnya. e. mengusahakan untuk mengamankan dan menampung arsip-arsip statis dari Badan-badan Swasta dan perorangan, yang dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan mempunyai nilai dan arti penting sebagai bahan bukti sejarah dan bahan

pertanggungjawaban nasional.

f. mengolah dan mengatur arsip-arsip statis yang telah diserahkan untuk dapat disediakan dan digunakan bagi kegiatan pemerintahan, penelitian dan kepentingan umum.

g. menyelenggarakan hubungan dan kerjasama dengan badan-badan didalam dan diluar negeri sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah dan menurut peraturan-peraturan yang berlaku.

BAB II WEWENANG

Pasal 4

Arsip Nasional Republik Indonesia mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan koordinasi, bimbingan dan pengawasan tehnis terhadap pelaksanaan dan penyelenggaraan tata kearsipan dan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan dibidang

kearsipan.

B A B III

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATAKERJA Pasal 5

Organisasi Arsip Nasional Republik Indonesia terdiri dari : a. Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia.

b. Pusat Konservasi- Kearsipan.

c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kearsipan. d. Pusat Pendidikan dan Latihan Kearsipan. e. Sekretariat.

f. Staf Ahli.

g. Perwakilan-perwakilan Arsip Nasional Republik.Indonesia di Daerahdaerah. Pasal 6

Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden.

Pasal 7

(34)

2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kearsipan mempunyai tugas untuk

menyelenggarakan penelitian dalam rangka usaha mengembangkan dan memajukan tehnik dan tata kearsipan, memberikan bimbingan dan melaksanakan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan tata kearsipan dan ketentuan-ketentuan peraturan dibidang

kearsipan.

3. Pusat Pendidikan dan Latihan Kearsipan mempunyai tugas untukmerencanakan dan menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga-tenaga kerja dan ahli kearsipan dan melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan dibidang pendidikan dan latihan kearsipan. 4. Tiap Pusat dipimpin oleh seorang.Kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia,

5. Tiap Pusat terdiri dari sebanyak-banyaknya 5(lima) Bidang, dan tiap Bidang terdiri dari sebanyak-banyaknya 3(tiga) Sub Bidang, yang susunan dan tugasnya diatur lebih lanjut oleh Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara.

Pasal 8

1. Sekretariat Arsip Nasional Republik Indonesia merupakan unsur pembantu pimpinan dan mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi umum yang meliputi :

a. tata usaha kantor.

b. tata kepegawaian (personalia). c. urusan dalam.

d. tata keuangan.

2. Sekretariat Arsip Nasional Republik Indonesia dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu dan membawahi Kepala-kepala Bagian dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia.

3. Sekretariat Arsip Nasional Republik Indonesia terdiri dari sebanyakbanyaknya 5(lima) Bagian, dan tiap Bagian terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 (tiga) SubBagian, yang susunan dan tugasnya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia setelah terlebih dahulu

berkonsultasi dengan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara.

Pasal 9

Untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya sehari-hari Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia dapalt dibantu oleh suatu Staf Ahli yang bertugas memberikan nasehat-nasehat dan pertimbangan-pertimbangan keahlian kepadanya dibidang kearsipan.

Pasal 10

1. Sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan untuk menyelenggarakan tugas Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai bantuan kepada Pemerintah Daerah, Arsip Nasional Republik Indonesia dapat mendirikan perwakilan Daerahnya di Daerah Tingkat I.

2. Pembentukan Perwakilan Daerah diatur dengan keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia atas persetujuan Menteri Daham Negeri, Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara dan Menteri/Sekretaris Negara.

3. Perwakilan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan Daerah yang bertanggungjawab kepada Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia.

Pasal 11

(35)

administrasi dan organisasi Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan yang bersangkutan.

2. Hubungan kerja Arsip Nasional Republik Indonesia dengan Unit-unit Kearsipan pada Lembaga-lembaga Negara dan badan Pemerintahan ditingkat Pusat dan Badan-badan Pemerintahan ditingkat Daerah berupa koordinasi dan pembinaan yang meliputi petunjuk-petunjuk dan bimbingan dalam bidang tehnik dan tata kearsipan.

BAB IV

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 12

1. Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. 2. Para Kepala Pusat Sekretaris, Anggota-anggota Staf Ahli dan Kepala-kepala

Perwakilan Daerah diangkat, dan diberhentikan oleh Menteri/Sekretaris Negara atas usul Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia.

3. Kepala-kepala Bidang, Kepala-kepala Bagian dan Kepala-kepala Unit Organisasi lainnya diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia setelah berkonsultasi dengan Menteri/Sekretaris Negara.

BAB V PEMBIAYAAN

Pasal 13

Anggaran Belanja Arsip Nasional Republik Indonesia dibebankan kepada Anggaran Belanja Sekretariat Negara Republik Indonesia.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 14

Kelengkapan organisasi, perincian tugas dan tatakerja Arsip Nasional Republik Indonesia ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia setelah

berkonsultasi dengan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara.

Pasal 15

Hal-hal yang menyangkut Arsip Nasional Daerah diatur dengan keputusan tersendiri.

Pasal 16

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan Presiden ini ditetapkan lebih lanjut dengan keputusan tersendiri.

Pasal 17

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 April 1974

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd

SOEHARTO JENDERAL TNI

(36)

(Drs. Sukisno Wiseno)

C. PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 34 TAHUN 1979

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1979

TENTANG PENYUSUTAN ARSIP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :

a. bahwa volume arsip sebagai akibat kegiatan administrasi pemerintah dan pembangunan berkembang dengan cepat seirama dengan dinamika kehidupan bangsa;

b. bahwa dalam rangka meningkatkan dayaguna dan tepat guna kearsipan serta untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional seperti dimaksudkan dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971, dipandang perlu mengatur penyusutan arsip dalam Peraturan Pemerintah;

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuanketentuan Pokok Kearsipan (Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2964);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYUSUTAN ARSIP

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Arsip adalah naskah-naskah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971.

2. Arsip dinamis adalah arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971.

3. Arsip aktif adalah arsip dinamis yang secara langsung dan terus-menerus dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi.

4. Arsip inaktif adalah arsip dinamis yang frekwensi penggunaannya untuk penyelenggaraan administrasi sudah menurun.

5. Arsip statis adalah arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971.

6. Unit Kearsipan adalah unit organisasi sebagaimana disebut dalam Pasal 8 (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971.

Pasal 2

Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara:

a. Memindahkan arsip inaktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan dalam lingkungan Lembaga-lembaga Negara atau Badan -badan Pemerintahan masing-masing;

b. Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku; c. Menyerahkan arsip statis oleh Unit Kearsipan kepada Arsip Nasional.

Pasal 3

(37)

tugas dari Unit Kearsipan pada Lembaga Negara dan Badan Pemerintahan yang bersangkutan.

BAB II

JADWAL RETENSI ARSIP Pasal 4

(1) Setiap arsip ditentukan retensinya atas dasar nilai kegunaannya dan dituangkan dalam bentuk Jadwal Retensi Arsip.

(2) Arsip Nasional menetapkan pedoman untuk digunakan sebagai petunjuk dalam menentukan nilai guna arsip.

(3) Lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintahan masing-masing wajib memiliki Jadwal Retensi Arsip yang berupa daftar berisi sekurang-kurangnya jenis arsip beserta jangka waktu penyimpanannya sesuai dengan nilai kegunaannya dan dipakai sebagai pedoman penyusutan arsip.

Pasal 5

(1) Jadwal Retensi Arsip sebagaimana dimaskud dalam Pasal 4 ayat (3) ditetapkan oleh Pimpinan Lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintahan masing-masing setelah mendapat persetujuan dari Kepala Arsip Nasional.

(2) Dalam menentukan retensi arsip keuangan dan atau arsip kepegawaian terlebih dahulu perlu didengar petimbangan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan dan atau Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara.

(3) Untuk Jadwal Retensi Arsip pemerintah daerah ditetapkan sesuai dengan ketentuan ayat

(1) dan ayat (2) dengan terlebih dahulu memperhatikan pendapat Menteri Dalam Negeri. (4) Setiap perubahan Jadwal Retensi Arsip ditetapkan sesuai dengan cara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).

BAB III

PEMINDAHAN ARSIP Pasal 6

(1) Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan masing-masing

menyelenggarakan pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan sesuai dengan Jadwal Retensi Arsip secara teratur dan tetap.

(2) Pelaksanaan pemindahan arsip inaktif diatur oleh masing-masing Lembaga Negara dan

Badan Pemerintahan.

BAB IV

PEMUSNAHAN ARSIP Pasal 7

Lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintahan dapat melakukan pemusnahan arsip yang tidak mempunyai nilai kegunaan dan telah melampaui jangka waktu

penyimpanan sebagaimana tercantum dalam dalam Jadwal Retensi Arsip masing-masing.

Pasal 8

(38)

Keuangan sepanjang menyangkut arsip keuangan dan dari Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara sepanjang menyangkut arsip kepegawaian.

(2) Pimpinan Lembaga Negara atau Badan Pemerintahan menetapkan keputuasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah mendapat persetujuan Kepala Arsip Nasional.

Pasal 9

Pemusnahan arsip dilakukan secara total sehingga tidak dapat lagi dikenali baik isi maupun bentuknya dan disaksikan oleh 2 (dua) pejabat dari bidang hukum/perundang-undangan dan atau bidang pengawasan dari Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan yang bersangkutan.

Pasal 10

Untuk melaksanakan pemusnahan dibuat Daftar Pertelaan Arsip dari arsip-arsip yang dimusnahkan dan Berita Acara Pemusnahan Arsip.

BAB V

PENYERAHAN ARSIP Pasal 11

Arsip yang memiliki nilai kegunaan sebagai bahan pertanggungjawaban Nasional, teapi sudah tidak diperlukan lagi untuk penyelenggaraan administrasi sehari-hari, setelah melampaui jangka waktu penyimpanannya, ditetapkan sebagai berikut:

a. Bagi arsip yang disimpan oleh Lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintahan di tingkat Pusat harus diserahkan keapda Arsip Nasional Pusat; b. Bagi arsip yang disimpan oleh Lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintahan di tingkat Daerah harus diserahkan kepada Arsip Nasional Daerah.

Pasal 12

Penyerahan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 10 (sepuluh) tahun serta dilaksanakan dengan membuat Berita Acara Penyerahan Arsip yang disertai Daftar Pertelaan Arsip dari arsip-arsip yang diserahkan.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 13

(1) Lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintahan yang mengetahui adanya dan atau mengetahui akan dimusnahkannya arsip Badan-badan Swasta dan atau

perorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 serta arsip tersebut dianggap bernilai guna bagi bidang tugasnya

masingmasing atau bagi kehidupan kebangsaan pada umumnya wajib ikut menyelamatkannya dan atau melaporkan kepada Arsip Nasional.

(2) Berdasarkan adanya laporan dan atau karena mengetahui sendiri, Arsip Nasional mengambil tindakan pengamanan atau penyelamatan arsip-arsip sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sesuai dengan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Undang-undangn Nomor 7 Tahun 1971.

(3) Ketentuan-ketentuan dalam Pasal 11 dan Pasal 12 berlaku bagi arsip sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(39)

Penyusutan arsip di lingkungan Departemen Pertahanan Keamanan karena sifat khusus tugas dan fungsinya, bilamana perlu dapat diatur dalam ketentuan tersendiri dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 15

Penyusutan arsip yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini dilaksanakan dengan memperhatikan keamanan dan sifat kerahasiaan sesuatu arsip.

Pasal 16

Semua pembiayaan sebagai akibat pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini dibebankan pada anggaran belanja masing-masing Lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintahan yang bersangkutan.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17

Selama Jadwal Retensi Arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 belum dimiliki atau telah

dimiliki akan tetapi belum mendapatkan persetujuan Kepala Arsip Nasional, maka Lembaga

Negara atau Badan Pemerintahan:

a. yang akan melaksanakan pemusnahan arsip wajib mendapat persetujuan dari Badan-badan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8;

b. yang akan menyelenggarakan penyerahan arsip wajib berkonsultasi dengan Arsip Nasional.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 18

Ketentuan teknis pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini, ditetapkan oleh Kepala Arsip Nasional.

Pasal 19

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.

Pasal 20

Peraturan Pemeritnah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkannya. Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 4 Oktober 1979

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd.

(40)

MENTERI /SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ttd.

SUDHARMONO, SH

LEMBARAN NEGARA REPUBULIK INDONESIA TAHUN 1979 NOMOR 51

PENJELASAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1979

PENJELASAN UMUM

Arsip mempunyai nilai dan arti penting karena merupakan bahan bukti resmi mengenai penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan kehidupan kebangsaan bangsa Indonesia, sehingga dalam rangka usaha menyelamatkan bahan bukti pertanggungjawaban nasional serta untuk meningkatkan daya guna dan tepat guna administrasi aparatur negara, telah ditetapkan undang-undang nomor 7 tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan pokok kearsipan.

Seirama dengan dinamika kehidupan kebangsaan bangsa Indonesia ruang lingkup kegiatan administrasi pemerintahan dan pembangunan meningkat terus. Sebagai akibat daripada itu volume arsip berkembang dengan cepat sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah berkenaan dengan penyediaan anggaran, tenaga, ruangan, dan perlengkapan serta pengolahan.

Pada dasarnya kegiatan penyelamatan arsip meliputi penyimpanan, perawatan,pemeliharaan, pengamanan dan penyusutan termasuk pemindahan, pemusnahan serta penyerahan ke arsip nasional pusat dan atau arsip nasional daerah. Dari segala kegiatan tersebut penyusutan merupakan salah satu sarana penting untuk mengatasi masalah bertumpuknya/bertimbunnya arsip yang tidak berguna lagi. Arsip-arsip yang tidak berguna lagi itu perlu dimusnahkan untuk memberi kemungkinan bagi tersedianya tempat penyimpanan dan pemeliharaan yang lebih baik terhadap arsip-arsip yang mempunyai nilai guna.

Dalam praktek pelaksanaannya selama ini untuk penyusutan arsip termasuk pemusnahan arsip yang tidak mempunyai nilai guna masih digunakan pedoman yang termuat dalam tambahan lembaran negara (Bijblod of het Staatblod) Nomor 7108,7109,7131, dan 14117 (tentang Oprouiming van over follige bescheiden dan Vernietiging van historische waarde) yang masih dianggap berlaku berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut perlu disempurnakan untuk disesuaikan dengan perkembangan kehidupan kebangsaan dan penyelenggaraan administrasi yang semakin meningkat dan maju.

(41)

Arti lembaga-lembaga negara atau badan-badan pemerintahan yang dimuat peraturan pemerintah ini dan undang-undang nomor 7 tahun 1971 adalah sama dengan arti dari pada lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara sebagaimana dimaksud dalam ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat nomor VI/MPR/1973 dan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor III/MPR1978; demikian juga halnya dengan pengertian instansi pemerintah, karena sesuatu dikembalikan pada urut-urutan yang terdapat dalam Undang-undang Dasar 1945.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Kata istilah arsip meliputi pengertian yaitu :

a. Kumpulan naskah atau dokumen yang disimpan

b. Gedung (ruang) penyimpanan kumpulan naskah atau dokumen

c. Organisasi atau lembaga yang mengelola dan menyimpan kumpulan naskah atau dokumen.

Bilamana tidak ditunjuk secara tegas, pengetian arsip dalam peraturan pemerintah ini adalah naskah atau kumpulan naskah atau dokumen yang disimpan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 7 tahun 1971.

Adapun dalam perwujudannya dapat berupa tulisan, cetakan, gambar, peta, piringan suara, pita kaset, film, dan sebagainya.

Jadi pengertian arsip di sini mencakup arsip yang tertulis, yang dapat dilihat ataupun yang dapat didengar.

Pasal 2

Unit pengolah adalah unit yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi. Untuk keperluan pelaksanaan kegiatan kerjanya unit tersebut juga menyelenggarakan arsip aktif sebagai berkas kerja.

Pasal 3

Pada dasarnya lembaga negara atau badan pemerintahan mempunyai satu unit kearsipan yang ditugaskan mengelola arsip dinamis. Ruang lingkup tugas unit kearsipan di samping mengarahkan dan mengendalikan arsip aktif juga menyimpan dan mengelola arsip-arsip in aktif yang berasal dari unit-unit pengolah (satuan kerja) dalam lingkungan lembaga negara atau badan pemerintahan masing-masing. Sehubungan dengan penyimpanan meliputi kawasan seluruh tanah air dimungkinkan membentuk unit fungsional yang menyimpan dan mengelola arsip inaktif paling banyak 3 tingkat sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Yang dimaksudkan dengan tingkat dalam hal ini adalah jenjang terminal penyimpanan arsip in-aktif berdasarkan kesatuan organisasi masing-masing dan bukanlah tingkat dalam arti organik.

Pasal 4 dan Pasal 5

Jadwal retensi arsip adalah daftar yang berisi tentang jangka waktu penyimpanan arsip yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan arsip. Penentuan jangka waktu

penyimpanan arsip (retensi arsip) ditentukan atas dasar nilai keguanaan tiap-tiap berkas. Untuk menjaga objektivitas dalam menentukan nilai kegunaan tersebut, jadwal retensi arsip disusun oleh suatu panitia yang terdiri dari para pejabat yang benar-benar

memahami kearsipan, fungsi, dan kegiatan instansinya masing-masing.

(42)

Rancangan jadwal retensi arsip yang merupakan hasil kerja panitian tersebut perlu mendapatkan persetujuan kepala arsip nasional terlebih dahulu sebelum ditetapkan oleh pimpinan lembaga negara/badan pemerintahan yang bersangkutan sebagai jadwal retensi arsip yang berlaku untuk lingkungan organisasi. Untuk jadwal retensi arsip pemerintah daerah perlu terlebih dahulu memperhatikan pendapat dari materi dalam negeri.

Dengan prosedur tersebut kemungkinan penyalahgunaan dalam pemusnahan arsip dapat dihindarkan. Tiap-tiap perubahan retensi arsip harus menempuh prosedur yang sama seperti tersebut di atas.

Pasal 6

Pemindahan arsip in-aktif dari unit pengolah ke unit kearsipan ditetapkan dan diatur oleh lembaga negara dan badan pemerintahan masing-masing.

Pasal 7 sampai dengan pasal 9

Pemusnahan arsip adalah tindakan atau kegiatan menghancurkan secara fisik arsip yang sudah berakhir fungsinya serta tidak memiliki nilai guna. Penghancuran tersebut harus dilaksanakan secara total, yaitu dengan cara membakar habis, dicacah atau dengan cara lain sehingga tidak dapat lagi dikenal baik isi maupun bentuknya.

Pemusnahan arsip-arsip yang mempunyai waktu penyimpanan arsip 10 tahun atau lebih, dilaksanakan dengan ketetapan pimpinan lembaga negara/badan pemerintahan masing-masing setelah memperhatikan pertimbangan panitia penilai arsip serta dari badan pemeriksa administrasi kepegawaian negara sepanjang menyangkut arsip kepegawaian dan setelah mendapat persetujuan dari arsip nasional.

Pemusnahan arsip kepegawaian dari badan pemerintah yang berbentuk badan usaha negara atau badan-badan usaha lainnya yang tata kepegawaiannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan tersendiri tidak memerlukan persetujuan kepala badan administrasi kepegawaian negara, tetapi tetap dengan memperhatikan pendapat dadri arsip nasional. Bilamana dalam penilaian arsip yang akan dimusnahkan terdapat keragu-raguan, maka dipergunakan nilai yang paling tinggi.

Pasal 10

Badan-badan swasta yang dimaksudkan dalam pasal ini adalah yang bidang kegiatannya mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pemerintahan dan atau pembangunan serta perkembangan kehidupan kebangsaan pada umumnya, seperti badan-badan dan

organisasi-organisasi dibidang sosial politik atau ekonomi, ikatan atau persatuan ahli-ahli atau profesi misalnya Persatuan Insinyur, Ikatan Sarjana Hukum, Kamar Dagang

Indonesia, Badan Kerja Sama Asuransi, Dewan teknik Pembangunan Indonesia dan lain sebagainya.

Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15

Sifat arsip dinamis pada dasarnya tertutup. Oleh karena itu pengelolaan dan perlakuannya berlaku ketentuan tentang kerahasiaan surat-surat.

Sifat arsip statis pada dasarnya terbuka bila mana lembaga negara atau badan

pemerintahan menganggap harus tetap dipegang kerahasiannya, dapat tetap diperlukan ketentuan tentang kerahasiaan surat/dokumen.

(43)

Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3151

D. KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NO. 36/1990

LAMPIRAN I :

SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA

Nomor : 01/SB/1990 Nomor : 46/SE/1990 Tanggal : 8 Nopember 1990

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 36/1990

TENTANG ANGKA KREDIT BAGI JABATAN ARSIPARIS MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Menimbang :

a. Bahwa dalam rangka membina profesionalisme, daya kreativitas dan produktivitas tenaga kearsipan, dan dalam usaha meningkatkan pelayanan serta mutu dan manfaat kearsipan, sangat diperlukan adanya arsiparis yang ditugaskan secara penuh dalam melaksanakan kegiatan kearsipan.

b. Bahwa untuk menjamin pembinaan karier dan kepangkatan, dipandang perlu menetapkan angka kredit bagi jabatan arsiparis.

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang ketentuan pokok kearsipan

(lembaran negara tahun 1971 nomor 32, Tambahan lembaran negara nomor 2964); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian

(lembaran negara tahun 1974 nomor 55, tambahan lembaran negara nomor 3041); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1975 tentang wewenang pengangkatan,

pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil (Lembaran Negara tahun 1975 Nomor 26, tambahan lembaran negara nomor 3058);

(44)

5. Peraturan pemerintah Nomor 3 tahun 1980 tentang pengangkatan dalam pangkat pegawai negeri sipil (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 6, Tambahan

Lembaran Negara

6. Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1974 tentang arsip nasional Republik Indonesia

7. Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1983 tentang kedudukan, tugas pokok, fungsi, dan tata kerja menteri negara serta susunan organisasi staf menteri negara.

Memperhatikan :

1. Surat kepala arsi nasional RI nomor KP.30.6/0058/1990 tanggal 16 Januari 1990; 2. Pertimbangan teknis kepala badan administrasi kepegawaian negara nomor

K.18-25/V.2-47 tanggal 23 April 1990.

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG ANGKA KREDIT BAGI JABATAN ARSIPARIS

Pasal 1

(1) Arsiparis adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,

wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kearsipan pada instansi pemerintah;

(2) Jabatan Arsiparis adalah jabatan fungsional;

(3) Jabatan Arsiparis dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi adalah sebagai berikut:

a. Asisten Arsiparis Madya b. Asisten Arsiparis

c. Ajun Arsiparis Muda d. Ajun Arsiparis Madya e. Ajun Arsiparis

f. Arsiparis Pratama g. Arsiparis Muda h. Arsiparis Madya

i. Arsiparis Utama Pratama j. Arsiparis Utama Muda k. Arsiparis Utama Madya

Pasal 2 Bidang kegiatan jabatan Arsiparis terdiri dari :

a. Pendidikan yang meliputi : 1. Mengikuti pendidikan formal

2. Mengikuti pendidikan dan latihan kedinasan b. Kegiatan kearsipan, yang meliputi :

1. Melakukan pengolahan dan pelayanan kearsipan 2. Menilai dan menyeleksi arsip

(45)

1. Mengajar/malatih

2. Membimbing mahasiswa 3. Membuat terjemahan/saduran 4. Peran serta dalam kegiatan ilmiah 5. Duduk dalam organisasi profesi

6. Keanggotaan dalam tim penilai jabatan arsiparis 7. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya

8. Memperoleh gelar kehormatan/penghargaan tanda jasa d. Pengembangan profesi kearsipan, yang meliputi :

1. Membuat karya tulis/karya ilmiah 2. Menemukan teknologi tepat guna 3. Membimbing arsiparis di bawahnya

Pasal 3

(1) Tugas Asisten Arsiparis Madya, Asisten Arsiparis dan Ajun Arsiparis Muda adalah :

1. Mendaftar arsip

2. Membuat daftar pertelaan arsip

3. Memberikan/mendeskripsikan arsip dengan bimbingan 4. Membuat skema dengan bimbingan

5. Membuat general arsip

6. Membuat inventaris arsip dengan bimbingan 7. Melakukan transiterasi arsip

8. Memberikan layanan jasa dan bahan kearsipan dengan bimbingan 9. Membuat abstraksi bahan kearsipan dengan bimbingan

10. Memantau pelaksanaan sistem kearsipan dengan bimbingan

11. Memberikan layanan konsultasi tentang pengenalan sumber kearsipan dengan bimbingan

12. Menyeleksi arsip yang diusulkan dengan bimbingan 13. Melakukan penyuluhan kearsipan dengan bimbingan

14. Melaksanakan program kearsipan melalui media masa dengan bimbingan 15. Menyelenggarakan pemeran kearsipan melalui media masa dengan bimbingan (2) Tugas ajun Arsiparis Madya, Ajun Arsiparis, Arsiparis Pratama, dan Arsiparis

Muda adalah : 1. Mendaftar arsip

2. Membuat daftar pertelaan arsip

3. Memberikan/mendeskripsikan arsip dengan bimbingan 4. Membuat skema dengan bimbingan

5. Membuat general arsip 6. Membuat inventaris arsip 7. Menilai general arsip 8. Menilai inventaris arsip

Gambar

Tabel Spesifikasi Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tinanggea, 2015 Administrative Area by Village/Administrative Village in Tinanggea Subdistrict, 2015 .... 26 Tabel 2.3 Banyaknya Sarana

dan membuat alternative), menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program peningkatan kesehatannya baik tindakan keperawatan maupun tindakan medis. Dimensi

The Help , a first novel from Kathryn Stockett, is the story of a young white woman in.. Jackson, Mississippi in the 1960s and a group of black maids who work for the

Query adalah semacam kemampuan untuk menampilkan suatu data dari database dimana mengambil dari table-tabel yang ada di database, namun tabel tersebut tidak semua

Sebagaimana yang kita ketahui, sudut pandang atau persepsi kita tentang sesuatu akan menentukan realitas atau makna dari sesuatu tersebut.. Begitu pula halnya dengan

Namun yang perlu kamu ketahui adalah bagaimana membuat cita rasa makanan yang kamu jual selalu stabil dan tidak pernah berkurang meskipun usaha kamu sudah maju.. Konon banyak

Hasil kajian menunjukkan bahawa pengarang novel ini iaitu Habiburrahman El Shirazy berjaya memurnikan konsep rububiyyah, uluhiyyah, qada’ dan qadar yang terdapat dalam elemen

Berkat Karunia Surya sebagai industri pengolahan kayu primer (I UI PHHK) dengan produk hasil olahan kayu berupa veneer dan plywood telah memiliki Dokumen RPBBI Tahun 2014