• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK DEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK DEN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK

DENGAN METODE

MAIN MAPPING

(BERCERITA)

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tahapan perkembangan pada manusia adalah suatu proses perubahan dimana manusia belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Masa kanak-kanak adalah tahapan awal dari perkembangan kehidupan manusia yang menentukan tahapan perkembangan selanjutnya. Masa ini terbagi menjadi tahapan, yaitu masa kanak-kanak awal yang berlangsung dari usia dari dua sampai enam tahun dan masa kanak-kanak akhir yang berlangsung pada usia enam sampai empat belas tahun pada laki-laki dan dua belas tahun pada perempuan (Hurlock, 1997). Hurlock juga menyatakan perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengeruhi oleh belajar dan pengalaman. Oleh karena itu, pendidikan anak pada masa ini merupakan suatu hal yang sangat penting guna pembentukan karakter manusia seutuhnya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dihari depan.

Salah satu aspek penting dalam perkembangan adalah aspek perkembangan bahasa. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena disamping berfungsi sebagai alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain juga sejaligus sebagai alat untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain. Perkembangan bahsa anak sangat dipengaruhi oleh factor keluarga dan lingkungan terdekatnya, namun bukan berarti kemampuan bahasa bersifat menurun atau bawaan biologis.

(3)

dapat menyebabkan anak mengalami hambatan sosial yang pada akhirnya dalam diri si anak akan timbul perasaan tidak mampu dan rendah diri. Ketidakberhasilan anak–anak untuk mendengarkan lebih banyak menyebabkan kegagalan untuk mengerti karena sebagian besar anak-anak bersikap egosentris dan lebih berminat mengatakan kepada orang lain daripada apa yang dikatakan orang lain kepada mereka. Mereka pun sering tidak mendengarkan dengan penuh perhatian sehingga tidak dapat memahami apa yang dapat dikatakan. Akibatnya, pembicaraan mereka tidak berhubungan dengan apa yang dikatakan orang lain dan hal ini membahayakan hubungan sosial mereka. Namun, masih banyak orang yang mengabaikan pembicaraan anak yang buruk karena menganggap bahwa anak-anak akan belajar berbicara dengan lebih baik dengan bertambahnya umur

Pada kenyataannya anak pra sekolah rata-rata belum banyak menguasai kosa kata yang dijelaskan oleh para ahli. Hal ini terlihat dari komunikasi yang mereka gunakan sehari-hari di sekolah, kadang juga ada anak yang tidak mau berbicara jika ada pertanyaan dari guru atau dalam kegiatan lain, hal ni tentunya akan menghambat perkembangan bahasanya. Disinilah peran guru sangat dibutuhkan dalam mengembangkan bahasa anak terutama di sekolah.

(4)

kemampuan yang cukup baik dalam menceritakan apa yang mereka gambarkan atau cukup komunikatif.

Dalam pembelajaran sehari–hari mayoritas anak TK baik kelompok A maupun B merasa kesulitan dalam berkosentrasi dan berfikir fokus. Mereka masih senang bermain-main dan bercanda dengan teman–temannya. Karena dengan hal sepele saja atau terdengar sara – suara asing sedikit saja suasana kelas bisa menjadi gaduh. Padahal untuk membuat mereka kembali kosentrasi membutuhkan perjuangan bagi gurunya. Mereka juga mudah terpengaruhi oleh temannya, misalnya temanya bermain maka si anak itupun akan ikut bermain walaupun tugas mereka belum selesai.

(5)

Kemampuan berbahasa anak di Taman Kanak – Kanak sangat urgen. Karena sampai kapanpun kemampuan berbahasa yang akan dikembangkan adalah kemampuan membaca, menulis, serta berbicara. Baik di SD, SMP, maupun SMA kompetensi itu akan tetap dikembangkan. Jadi selama anak di Taman Kanak – Kanak pengalaman ini akan menjadi pengalaman awal mereka dan akan menjadi modal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Mengingat hal tersebut peneliti mencoba mengembangkan bahasa anak melalui bercerita. Diharapkan dengan bercerita, kosa kata anak akan bertambah dan dapat digunakan dalam mengembangkan bahasa mereka untuk berkomunikasi sehari-hari. Menurut Keraf (1989:4) bahwa mereka (anak-anak) yang luas kosa katanya akan memiliki kemampuan yang tinggi untuk memilih kosa kata yang tepat sebagai wakil untuk menyampaikan gagasan. Mengingat kemampuan berbahasa, merupakan salah satu unsur yang perlu dikembangkan di TK, penulis mencoba membahas tentang pentingnya bercerita bagi perkembangan bahasa anak, apakah manfaat bercerita dan lain sebagainya.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari paparan latar belakan diatas, dapat diidentifikasikan pentingnya kemampuan berbahasa pada siswa TK Kuncup Harapan kelompok B. Karena bahasa merupakan bekal paling

(6)

siswa. Perspektif yang tentunya bersifat bebas tanpa arahan guru yang berasal dari lingkungan sekitar siswa.

C. PEMBATASAN MASALAH

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan kompetensi siswa melalui wahana bercerita perspektif siswa. Sedikit banyak metode ini akan mereduksi metode tradisional yang ada sebelumnya yaitu metode ceramah. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelompok B pada TK Kuncup Harapan Plawangan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah. Penelitian akan dilaksanakan pada rentang waktu paruh semester genap 2009/2010.

D. RUMUSAN MASALAH

Berkaitan dengan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah-masalah yang akan dikaji dan dibahas secara intensif oleh peneliti dalam penelitian ini dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Apakah manfaat metode bercerita bagi perkembangan kompetensi siswa? 2. Bagaimana cara mengembangkan kemampuan bahasa siswa melalui bercerita?

3. Bagaimana cara mengembangkan metode cerita di TK Kuncup Harapan Plawangan Kec. Kragan Kab. Rembang Jawa Tengah?

E. MANFAAT PENELITIAN

Dari rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui manfaat dari metode bercerita bagi perkembangan kompetensi siswa 2. Mengetahui cara mengembangkan bahasa pada siswa melalui bercerita

(7)

F. KEGUNAAN PENELITIAN 1. Kegunaan Teoritis

a. Menambah pemahaman penulis tentang penyusunan Tugas Akhir

b. Menambah pemahaman guru tentang kegiatan bercerita di sekolah c. Membantu guru dan orang tua dalam kegiatan bercerita di sekolah

d. Bahan-bahan hasil studi dan penelitian akan sangat berharaga sekali bagi perumusan metode baru yang diharapkan tepat dan serasi

.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi lembaga pendidikan, khususnya Pendidikan Anak Usia Dini, hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai referensi dalam mengambil tindakan untuk pengembangan metode pembelajaran pada anak-anak usia dini dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam UU nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah bagian dari system pendidikan nasional Indonesia.

b. Bagi guru semakin menarik dalam memberikan kegiatan bercerita di sekolah

c. Bagi orang tua, meningkatkan wawasan dan ketrampilan dalam memberikan kegiatan bercerita.

(8)

Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil pembacaan, observasi dan analisis secara langsung dilapangan, sedangkan data sekunder berupa hasil tabulasi dan studi literatur.

4. Sumber Data dan Sumber Teori

Yang menjadi fokus dan sumber data dalam penelitian ini adalah fenomena kegiatan pembelajaran pada TK Kuncup Harapan Plawangan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Sedangkan sumber teori akan digali dari studi literatur dari berbagai ahli yang diantaranya adalah Elizabeth B. Hurlock pada grand teori perkembangannya, serta Bachtiar S. Bachri, Tadkiroatun Musfiroh, dan banyak ahli lain untuk grand teori pengembangan metode bercerita pada anak.

B. METODOLOGI PENELITIAN 5. Metode Penelitian dan Analisa

Dalam penelitian ini metode yang digunakan peneliti adalah melalui pendekatan penelitian kepustakaan dan pendekatan penelitian lapangan. (Machdhori : 1993).

a. Library Research (kepustakaan) adalah meneliti dengan cara menelaah literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas,

b. Experienced research atau empiris (lapangan) adalah suatu penelitian yang dilaksanakan dengan melalui terjun langsung di lapangan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

Menurut Patton dalam buku Suharsini Arikunto (1993), analisa data adalah “proses mengatur uraian data, mengorganisasi kedalam suatu pola, kategori dan uraian suatu

(9)

a. Deskriptif, pada umumnya dipergunakan dalam menguraikan proses beracara diPeradilan Agama, menjelaskan bunyi peraturan perundangan dan dalam uraian umum;

b. Analitis, dipergunakan untuk menganalisis gejala (hukum) tertentu yang dibahas serta memperoleh data mengenai hubungan antara gejala hukum dengan gejala lain;

c. Deduktif dan Induktif.

Sutrisno Hadi (1986), menjelaskan bahwa metode deduktif adalah suatu pembahasan yang dimulai dari sesuatu yang bersifat umum menuju kesimpulan yang bersifat khusus. Dalam penelitian ini tolok ukurnya adalah peraturan perundangan, sedangkan induktif adalah suatu pembahasan yang dimulai dari fakta-fakta yang bersifat khusus dan konkrit kemudian ditarik generalisasinya yang bersifat umum. Berfungsi dalam menyusun logika dan mengambil kesimpulan umum.

6. Tehnik Pengumpulan dan Pengolahan Data

(10)

Adapun tehnik pengolahan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

pertama, studi literer sebagai bahan untuk melakukan observasi dan intervieu; kedua, analisis data sebagai hasil observasi dan intervieu, terdiri dari analisis isi dan kualitatif.

C. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, untuk memudahkan penelitian dan penyusunan data peneliti membagi menjadi lima bab pembahasan yang terangkum dibawah ini, antara lain :

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Penulisan B. Perumusan Masalah C. Tujuan

D. Manfaat

Bab II Tinjauan Pustaka

A. Konsep Perkembangan B. Konsep Bahasa

C. Konsep Bercerita D. Manfaat Bercerita

Bab III Metode Penelitian

A. Pendekatan dan jenis penelitian

B. Data dan sumber data

C. Teknik pengumpulan data dan instrument

(11)

E. Transferabilitas hasil penelitian

BAB IV Pembahasan

A. Cara Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Bercerita B. Pentingnya Bercerita Bagi Perkembangan Anak

C. Manfaat Bercerita Bagi Perkembangan Anak D. Kegiatan Bercerita Disekolah

BAB V PENUTUP

A. Penutup B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

d) Pemaaf dan pemohon maaf. Menjadi umat yang pemaaf biasanya mudah, tetapi untuk meminta maaf apabila seseorang melakukan kekhilafan terhadap orang lain sungguh sangat

Borneo, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan bahwa penyediaan data inventory bertujuan untuk memudahkan administrasi gudang dalam melakukan proses input

Selama pemasangan atap agar tidak menginjak atap yang telah terpasang kecuali menggunakan tangga konstruksi, papan bidang kerja atau menginjak pada bagian lembaran atap

Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah diharapkan dengan metode bercerita gambar seri dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada anak

[r]

Perancangan Indonesian Maritime Museum Di Yogyakarta ini sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut di atas adalah dengan menginformasikan dan mempublikasikan sejarah

Dengan mengucap syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmad, taufik dan hidayah-Nya serta dengan usaha

[r]