• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

33

Berdasarkan data kondisi awal penelitian ini, yang diperoleh dari wawancara terhadap guru kelas V SD Negeri Tukang Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, yang tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan kritera ketuntasan minimal (KKM) adalah 70. Dari nilai prasiklus yang diambil dari daftar nilai siswa (lampiran XI halaman 152) dijabarkan dalam tabel distribusi ketuntasan hasil belajar matematika pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Pra Siklus

Nilai Jumlah

Peserta Didik Persentase % Keterangan

< 70 18 62,07% Tidak Tuntas

 70 11 37,93% Tuntas

Jumlah 29 100 %

Nilai Terendah 46

Nilai Tertinggi 85

Rata-rata 64,2

(2)

Data hasil belajar siswa mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri Tukang pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2

Rentang Hasil Belajar Matematika Kelas V

Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase

81-85 1 3,45%

74-80 5 17,24%

67-73 8 27,58%

60-66 6 20,69%

53-59 4 13,8%

46-52 5 17,24%

< 46 0% 0%

Tuntas 11 37,93%

Tidak Tuntas 18 62,07%

Nilai Rata-Rata Kelas 64,2

Dari tabel 4.2 menunjukkan hasil belajar matematika kelas V pada tahap prasiklus rata-rata siswa mendapat nilai pada interval 81-85 dengan persentase 3,45% sebanyak 1 siswa. Pada interval 74-80 dengan persentase 17,24% sebanyak 5 siswa. Pada interval 67-73 dengan persentase 27,58%. Sebanyak 8 siswa. Pada rentang 60-66 dengan persentaase 20,69% sebanyak 6 siswa. Kemudian siswa yang mendapat nilai dalam rentang 53-59 dengan persentase 13,8% dan sebanyak 4 siswa. Siswa yang mendapat nilai dalam rentang 46-52 dengan persentase 17,24% ada 5 orang.

(3)

Gambar 4.1

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Matematika Pra Siklus Dari gambar 4.1 diagram batang hasil belajar matematika pra siklus, menjadi dasar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Berdasarkan hasil observasi dalam proses pembelajaran matematika diperoleh beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Kurangnya pembelajaran inovatif yang dilakukan guru, karena mempertimbangkan kelas yang besar yakni sebanyak 29 siswa. Interaksi antar siswa kurang. Siswa juga menganggap pembelajaran matematika sebagai pembelajaran yang sulit. Kemudian dalam penyampaian materi kepada siswa guru belum menyertakan contoh yang konkret dan masih abstrak yang mana hal ini tidak sesuai dengan karakteristik anak usia SD yang dalam tahap operasional konkret.

Maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi atau menciptakan suatu kondisi yang membuat siswa aktif belajar melalui suatu proses penemuan serta memberikan contoh-contoh secara langsung atau konkret, yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk aktif dan berfikir kritis guna memperoleh suatu pengetahuan, sehingga belajar tidak hanya sekedar mendengarkan, mencatat, menghafal dan mengingat melainkan melalui suatu proses penemuan secara langsung.

(4)

Sehingga untuk mengatasi ketidaktuntasan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Tukang dapat diupayakan dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus 1 dan siklus 2.

4.2Deskripsi Hasil Siklus 1

Setelah memperoleh data dari prasiklus mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan materi sifat-sifat bangun datar dan sifat-sifat bangun ruang, proses perbaikan akan dilakukan melalui model pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya, maka dilakukan penelitian pada siklus satu yang dilakukan dalam dua kali pertemuan dalam waktu 4 x jam pelajaran (4 x 35 Menit).

4.2.1Perencanaan Tindakan Siklus I

Tahap perencanaan siklus I diawali dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan standar kompetensi (SK) 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dengan kompetensi dasar (KD) 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat bangun datar. Guru membuka pelajaran kemudian membagi siswa dalam kelompok untuk mengerjakan LKS. Setelah itu siswa akan diberi waktu untuk bertamu/berkunjung ke kelompok lain untuk mendiskusikan masalah yang mereka temukan saat mengerjakan LKS. Kemudian kembali lagi ke kelompok masing-masing untuk menyampaikan temuannya.

Berdasarkan SK, KD dan sedikit uraian kegiatan yang akan dilakukan, dalam kegiatan penelitian menggunakan model pembelajaran yang sudah ditetapkan, penggunaan media, menyediakan lembar kerja dan lembar evaluasi hasil belajar. Lembar observasi pada setiap pertemuan yang harus ada adalah lembar obsevasi mengajar guru, lembar obsevasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Guru kelas V dalam penelitian ini berperan sebagai

(5)

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I 1. Pertemuan I

Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 29 Mei 2017. Guru mengajar mata pelajaran matematika dengan standar kompetensi (SK) 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan ntar bangun dengan kompetensi dasar (KD) 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat bangun datar dengan indikator 1) menyebutkan jeni-jenis bangun datar, 2) Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar, dengan alokasi waktu dalam satu kali pertemuan 2 x jam pelajaran (2 x 35 menit) yakni di jam 9.00-10.10. Dalam pelaksanaanya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di rancang sebelumnya oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) (lampiran 9 hal 115)

a. Pendahuluan

(6)

b. Kegiatan 1nti

Pada kegiatan eksplorasi guru mangkaitkan apersepsi dan menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang bangun datar. Selanjutnya guru menjelaskan peraturan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS

Pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen yang terdiri dari 4-5 orang setiap kelompoknya. Pembagian kelompok memperhatikan aspek kognitif berdasarkan nilai matematika. Ketika dibagi menjadi berkelompok, banyak siswa yang mengeluh tidak mau berkelompok seperti pembagian kelompok yang dilakukan guru. ereka sudah terbiasa dengan kelompok belajar yang telah terbentuk sebelumnya. Kelompok tersebut dibuat hanya berdasarkan tempat tinggal mereka. Kemudian yang disayangkan pembagian kelompok yang dulu antara yang pintar dan tidak pintar tidak merata. Akhirnya guru tetap membagi kelompok secara heterogen berdasarkan yang telah direncanakan sebelumnya yang telah dikonsultasikan dengan guru kelas. Kemudian memberikan pengertian kepada anak-anak agar mau bekerjasama tidak hanya dengan anggota sekelompoknya, namun harus mau juga dengan teman sekelas. Akhirnya anak-anak mau mengerti walaupun beberapa masih ada yang kurang setuju dengan pembagian yang dilakukan guru.

(7)

memanggil 2 nama yang bertugas untuk menerima tamu dan dua orang yang bertugas sebagai tamu, selanjutnya kegiatan kunjungan dimulai, bagi yang bertugas sebagai tamu harus mengunjungi kelompok lain secara bergiliran, sedangkan yang bertugas sebagai penerima tamu menunggu tamu di tempat duduknya. Guru memberikan aba-aba dimulainya waktu untuk rotasi atau berkunjung. Siswa diberi waktu 10 menit untuk mencari informasi. Bagi siswa yang tidak mendengarkan pada saat rotasi siswa masih terlihat binggung dan mengakibatkan kondisi kelas kurang kondusif. Banyak siswa yang ribut karena kebingungan tersebut.

Selanjutnya saat mengerjakan LKS siswa masih cenderung mengerjakan masing-masing belum bertukar informasi, ada juga yang berdiskusi tetapi tidak bersama tamu melainkan temannya yang bertugas sebagai penerima tamu. oleh karena itu rotasi pada pertemuan 1 masih sangat kacau.

Pada kegiatan konfirmasi guru meminta setiap kelompok kembali pada masing-masing kelompok, guru menegur bagi siswa yang masih asyik dengan kegiatannya sendiri tanpa menghiraukan kegiatan pembelajaran. Kemudian guru memberi waktu 5 menit untuk mereka mengecek jawaban masing-masing. Guru meminta salah satu kelompok untuk membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Kemudian memberi reward kepada kelompok yang mau membacakan hasil pekerjaannya. c. Penutup

(8)

2. Pertemuan II

Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 30 Mei 2017 pukul 07.00-08.10. Guru melanjutkan pembelajaran pada pertemuan 1 yaitu membahas inikator 3) Menyebutkan cobtoh benda berbentuk bangun datar di lingkungan sekitar, 4) Menggambar bangu datar. Dalam pelaksanaan guru mengajar sesuai dengan RPP (lampiran IX halaman 115)

a. Pendahuluan

Seperti halnya yang dilakukan di pertemuan 1, pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan berdoa karena dimulai diawal pembelajaran dihari itu yakni pukul 07.00 WIB. Dilanjutkan dengan presensi kelas yang dilakukan oleh guru. Guru menanyakan “siapa yang tidak berangkat hari ini?”. Dan seperti pertemuan pertama semua siswa hadir dan nampak bersemangat sedikit berbeda dengan pertemuan pertama yang ketika menjawab salam nampak masih malu-malu dan hanya memilih diam dan tersenyum. Guru memberi semangat kepada siswa agar semangat belajar sehinga cita-cita yang diinginkan dapat tercapai. Guru kemudian memberikan apersepsi dengan mengulang kembali materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan menggambar bangun datar di papan tulis. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan di capai pada pertemuan ini yaitu menyebutkan contoh-contoh dan menggambar bangun datar. Guru juga menuliskan di papan tulis tentang “Menggambar Bangun Datar dan Menyebutkan Contoh Bangun Datar”

b. Kegiatan 1nti

Dalam kegiatan eksplorasi guru mengkaitkan apresepsi dengan pembelajaran dan menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang bangun datar yaitu menyebutkan contoh-contoh dan menggambar bangun datar. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan sesuai model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

(9)
(10)

langsung melakukan diskusi. Setelah diskusi awal selesai, dua orang yang bertugas untuk menerima tamu dan dua orang yang bertugas sebagai tamu, selanjutnya kegiatan kunjungan dimulai, bagi yang bertugas sebagai tamu harus mengunjungi kelompok lain secara bergiliran, sedangkan yang bertugas sebagai penerima tamu menunggu tamu di tempat duduknya. siswa diberi waktu 10 menit untuk mencari informasi. Pada saat hendak bertamu siswa masih gaduh namun kegaduhan ini hanya berlangsung sekitar 1 menit, karena guru segera menegur siswa yang gaduh.

Pada kegiatan ini guru juga meminta kepada siswa baik yang berkunjung maupun yang stay mmenerima tamu agar ketika berkunjung siswa diminta mengucap salam kemudian berjabat tangan. Hal ini dimaksudkan agar siswa belajar bagaimana cara bertamu dan menerima tamu yang baik. Siswa mengapresiasi baik pada perintah yang disampaikan oleh guru. Saat rotasi atau berkunjung, sudah beberapa siswa bertukar informasi antara tamu dan penerima tamu, tetapi masih ada juga yang hanya duduk diam tidak ikut berdiskusi. Selanjutnya dilakukan rotasi 2. Pada rotasi ini masih ada siswa yang megerjakan tidak sesuai aturan namun hanya ada beberapa siswa, ada juga yang sudah mengerjakan sampai selesai, tetapi proses bertukar informasi sudah dilakukan dengan baik selama berotasi. Rotasi tersebut dilakukan 3x rotasi kemudian masing-masing kembali kepada kelompok awal. Selama proses diskusi maupun kunjungan, guru berkeliling mengecek jawaban siswa.

(11)

c. Penutup

Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain guru memberikan tugas evaluasi sebelum pelajaran diakhiri, guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. guru menutup pelajaran dengan berdoa.

4.2.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus I

Berdasarkan hasil belajar siswa yang diperoleh setelah pemberian soal evalusi secara tertulis pada akhir siklus I. Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran matematika siklus I (lampiran hal) terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 70. Dari 29 siswa, 12 siswa mendapat nilai < 70 dan 17 siswa mendapat nilai  70. Hasil belajar matematika siswa kelas V mata pelajaran matematika siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3

Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas V Siklus I (KKM = 70)

Nilai Jumlah

Peserta Didik Persentase % Keterangan

< 70 12 41,38 % Tidak Tuntas

 70 17 58,38 % Tuntas

Jumlah 29 100 %

Nilai Terendah 50

Nilai Tertinggi 90

Rata-rata 70

(12)

yang tuntas sebanyak 17 siswa, dengan nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi 90. untuk lebih jelas, berikut akan disajikan data rentang nilai hasil belajar siswa .

Rentang nilai hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Tukang Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada siklus I dalam daftar atau tabel sebagai berikut.

Tabel 4.4

Rentang Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Siklus I

Rentang Nilai Jumlah

Dari tabel 4.4 menunjukan bahwa hasil belajar siklus I kelas V SD Negeri Tukang, sebanyak 4 siswa memperoleh nilai dalam rentang 85 - 90 dengan persentase 13,79 %, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai dalam rentang 78 – 84 dengan persentase 6,9 %, sebanyak 6 siswa memperoleh nilai dalam rentang 71 – 77 dengan persentase 20,7 %, sebanyak 10 siswa memperoleh nilai dalam rentang 64 – 70 dengan persentase 34,48 %, sebanyak 4 siswa memperoleh nilai dalam rentang 57 – 63 dengan persentase 13,79 %, sebanyak 3 siswa memperoleh nilai dalam rentang 50 – 56 dengan persentase 10,34 %,

(13)

jelasnya data nilai hasil belajar siswa pada tabel 4.4 disajikan dalam diagram batang seperti tampak pada gambar 4.2 di bawah ini.

Gambar 4.2

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Matematika Siklus 1

a. Hasil Tindakan Kegiatan Belajar Mengajar Guru Siklus 1

Berdasarkan hasil belajar siswa dari soal evaluasi di akhir siklus I, terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran matematika siklus I (lampiran XII halaman 153 ) masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai KKM atau mendapatkan nilai kurang dari 70. Dari 29 siswa terdapat 12 siswa memperoleh nilai kurang dari 70 dan 17 siswa memperoleh nilai lebih dari 70. Hasil belajar matematika siswa kelas 5 pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2

b. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Guru Siklus 1

Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksaan tindakan secara keseluruhan. Guru kelas V SD Negeri Tukang bertindak sebagai observer dan peneliti bertindak sebagai pengajar. Pengamatan dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat penerapan model

(14)

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) oleh pengajar selama proses pembelajaran berlangsung.

Hasil pengamatan atau observasi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada proses pembelajaran siklus 1 oleh pengajar dapat dilihat pada (lampiran III hal 83).

1. Pertemuan 1

Berdasarkan lembar observasi mengajar guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray

(TSTS) adalah sebagai berikut:

Guru menyiapkan alat yang akan digunakan namun belum bisa secara maksimal mempersiapkan ruang kelas dikarenakan kehabisan waktu ketika menata ruangan karena harus menata kursi yang banyak yang akan dijadikan untuk kerja kelompok nantinaya. Kemudian juga memeriksa kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Setelah mengecek semua kelengkapan guru memulai pembelajaran dengan salam juga ter;laksana. Hanya saja yang tidak terlaksanan adalah saat doa, karena pembelajaran dimulai jam 09-00-10.00 sedangkan siswa sudah berdoa didi jam 07.00 saat awal pembelajaran. Guru menanyakan kabar siswa serta mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai. Akan tetapi dalam melakukan kegiatan tanya jawab guru kurang untuk memancing siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai materi siswa nampak masih malu-malu dan canggung.

(15)

dalam pembelajaran dan juga merespon secara positif terhadap partisipasi siswa dan menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan LKS sesuai alokasi waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada saat siswa mengerjakan tuigas kelompok guru kurang dalam membimbing siswa sehingga terlihat ada siswa yang asik dengan kegiatannya sendiri seperti berbicara dengan teman sebangku ini menunjukan bahwa kurang dalam menguasai kelas.

Pada kegiatan akhir guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa dan menyusun rangkuman, namun dalam menyusun rangkuman ini guru kurang melibatkan siswa. Selanjutnya guru melakukan tindak lanjut dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Untuk kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat dilihat pada lampiran halaman. Secara keseluruhan siswa sudah melakukan apa yang diharapkan di lembar observasi, hanya saja belum maksimal. Seperti masih malu-malu saat diberi kesempatan untuk bertanya dan belumk bisa mencatat hal-hal yang penting yang disebabkan kekurangan waktu. Kemudian juga masih ada siswa yang belum aktif dalam mengemukakan pendapatnya. Ketika bekerja kelompok dan mengerjakan tugas yang diberikan, ada siswa yang tidak ikut bekerja kelompok, hanya duduk atau sibuk dengan kegiatannya sendiri, seperti berbicara dengan siswa lainnya.

Berdasarkan lembar observasi siswa dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) adalah sebagai berikut:

1) Pada awal kegiatan siswa telah terkondisikan dengan baik semua siswa menjawab salam dengan baik. Hanya tidak berdoa bersama karena sudah dilakukan saat pukul 07.00 WIB, sedangkan pelajaran matematika di jam setelah istirahat., semua siswa hadir.

(16)

antusias dalam melakukan tanya jawab dengan guru. Siswa malah bertanya diluar materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini. 3) Siswa mendengarkan dengan baik ketika guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, memperkenalkan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) serta menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.

4) .Pada waktu guru membagi ke dalam kelompok, siswa sangat antusias namun ada beberapa siswa yang tidak setuju dengan pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru.

5) Siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS yang diberikan guru, Namun siswa belum aktif berpartisipasi dalam kelompoknya, Karena ada juga siswa yang bermain sendiri dan mengobrol dengan teman atau hanya duduk diam tanpa membantu teman kelompoknya.

6) Siswa sangat bersemangat ketika rotasi atau saat berkunjung dimulai mereka berkunjung ke kelompok lain. Walau ada beberapa siswa yang bingung saat akan berkunjung. Yang akhirnya berujung pada kelas yang menjadi agak gaduh.

7) Siswa antusias dan senang dalam membacakan hasil pekerjaannya didepan kelas. Apalagi ketika mendapat reward.

8) Pada kegiatan penutup siswa dan guru menarik kesimpulan dan mendengarkan motivasi yang disampaikan guru serta menjawab salam guru.

2. Pertemuan 2

(17)

Berdasarkan lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) adalah sebagai berikut:

Guru menyiapkan ruang dan alat yang akan digunakan dan juga memeriksa kesiapan siswa mengikuti pembelajaran agar pembelajaran bisa maksimal sesuai yang diharapkan. Setelah mengecek semua kelengkapan, guru memulai pembelajaran dengan dengan berdo’a bersama dan menanyakan kabar siswa serta mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai. Akan tetapi dalam melakukan kegiatan tanya jawab guru kurang untuk memancing siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai materi

Masuk pada kegiatan inti, guru menjelaskan topik yang akan dibahas mengaitkan materi sesuai dengan hierarki belajar dan realitas kehidupan serta mendemostrasikan percobaan untuk diamati oleh siswa, namun dalam mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan masih kurang. Kemudian membentuk siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen dan memberikan tugas pada masing-masing kelompok. Dalam kegiatan membentuk kelompok menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan juga merespon secara positif terhadap partisipasi siswa dan menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan tugas sesuai alokasi waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada saat siswa mengerjakan tuigas kelompok guru berkeliling membimbing siswa namun masih terlihat ada beberapa siswa yang masih asik dengan kegiatannya sendiri namun sudah agak mendingan dibandingkan dengan pertemuan pertama

(18)

dengan tujuan. Selanjutnya guru melakukan tindak lanjut dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Sedangkan kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 83. Berdasarkan lembar observasi siswa dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) adalah sebagai berikut:

1) Pada awal kegiatan siswa telah terkondisikan dengan baik semua siswa menjawab salam dengan baik. Setelah itu.berdo’a bersama dengan tertib, semua siswa hadir dan nampak bersemangat.

2) Pada saat guru melakukan apersepsi, siswa mengikuti dengan seksama dan antusias dan melakukan tanya jawab bersama guru. 3) Siswa mendengarkan dengan baik ketika guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, memperkenalkan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) serta menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan seperti pada pertemuan pertama.

4) .Pada waktu guru membagi ke dalam kelompok, siswa sangat antusias namun masih ada siswa yang bermain sendiri dan mengajak mengobrol dengan teman sehingga saat berkumpul dengan kelompok ada yang kebingungan .

5) Siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS yang diberikan guru, siswa aktif berpartisipasi dalam kelompoknya,

6) Siswa sangat bersemangat ketika rotasi atau saat berkunjung dimulai mereka berkunjung ke kelompok lain. Walau masih ada beberapa siswa yang bingung saat akan berkunjung.

7) Siswa antusias dan senang dalam membacakan hasil pekerjaannya didepan kelas. Siswa berlomba-lomba ingin membacakan hasil pekerjaan mereka. Apalagi ketika mendapat reward.

(19)

4.2.4 Refleksi Siklus I

a. Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

Berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) oleh guru secara keseluruhan belum berjalan sesuai dengan harapan, namun masih ada yang harus diperbaiki seperti siswa yang masih nampak malu-malu, penguasaan kelas masih kurang, ini dapat dilihat dari bimbingan pada setiap kelompok yang mengerjakan tugas kelompok masih kurang sehingga ada beberapa siswa yang asik bermain dan berbicara sendiri saat diskusi juga karena pembagian kelompok yang cukup besar. Saat pembagian kelompok belum ada ketua kelompok. Kemudian dalam menyampaikan tujuan pembelajaran gunakan bahasa yang mudah dipahami siswa, sehingga siswa dapat memahami apa yang dijadikan tujuan setelah mereka melakukan pembelajaran.

Kondisi siswa pada pertemuan pertama masih ada beberapa siswa yang masih bermain sendiri yang menjadikan instruksi/penjelasan guru kurang didengarkan sehingga waktu tersita sedikit untuk menegur siswa yang bermain sendiri atau berbicara dengan teman. Siswa kurang berani untuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui. Perencanaan waktu yang kurang tepat karena pengkondisian kelas yang kurang baik, sehingga mengalami kekurangan waktu.

(20)

agar tetap serius dan bersemangat. Terlihat pada hasil belajar siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik masih di bawah kriteria ketuntasan yang ditetapkan.

b. Hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tukang

Evaluasi hasil belajar dilakukan pada akhir siklus I yaitu di pembelajaran 2, dari hasil evaluasi ini menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan ini terlihat dari nilai rata-rata kelas sebelum diberi tindakan/ pra siklus yang semula rata-rata 64,2 meningkat menjadi 70 pada siklus I dan persentase ketuntasan dari pra siklus yang hanya 37,93% menjadi 58,38%.

c. Tindak Lanjut

Berdasarkan data observasi di atas, dapat ditarik kesimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) oleh guru sudah berjalan sesuai rencana, namun ada beberapa hal yang harus diperbaiki, begitu juga dengan siswa. Walaupun terjadi peningkatan pada hasil belajar, hasil ini belum sesuai dengan indikator kerja yang ditetapkan yaitu sebesar 80%.

Kekurangan yang masih terjadi dalam pembelajaran siklus I akan diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, kekurangan siklus I yang akan diperbaiki yaitu diantaranya mengkondisikan siswa agar tetap tenang saat berkumpul dengan kelompok dan saat bekerja kelompok. Meningkatkan bimbingan kepada siswa dalam bekerja kelompok dengan cara berkeliling. Memperjelas pembagian untuk siswa yang berkunjung dan yang

(21)

Dari kondisi siklus I maka diperlukan siklus II untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Siklus II diharapkan dapat mengatasi kekurangan dan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan siklus I. Dengan pelaksanaan siklus II ini, keberhasilan belajar dan peningkatan hasil belajar dapat tercapai.

4.3Deskripsi Hasil Siklus II

Setelah melakukan analisis, evaluasi dan refleksi hingga diperoleh data dari hasil pembelajaran siklus I mengenai penerapan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan hasil belajar siswa, maka dilakukan penelitian lanjutan dengan melakukan perencanaan penelitian pada siklus II.

4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II

(22)

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan & Observasi Siklus II 1. Pertemuan I

Pada siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada Rabu, 31 Mei 2017. Pukul 09.00-10.00. Dalam siklus II ini guru mengajar SK 6. Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun. KD 6.2 Mendeskripsikan sifat-sifat bangun ruang dengan indikator 1) Menyebutkan jenis-jenis bangun ruang. 2) Mengidentifikasi banyaknya sisi, rusuk, dan titik sudut pada bangun ruang. 3) Mengidentifikasi sifat-sifat bangu ruang. Dalam penelitian siklus II ini peneliti sebagai pengajar dan guru sebagai observer.

a. Pendahuluan

(23)

b. Kegiatan 1nti

Dalam kegiatan eksplorasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan sesuai model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

(24)

bertugas berkunjung dan mana yasng bukan. Namun kini sudah terbantu dengan topi yang diberikan karena pembagian tugas sudahlebih jelas, dan untuk mengetahui siapa yang berkunjung dapat mudah dipantau. Rotasi tersebut dilakukan 3x rotasi kemudian masing-masing kembali kepada kelompok awal). Selama proses diskusi maupun kunjungan, guru berkeliling mengecek jawaban siswa. setelah tamu selesai mengunjungi setiap kelompok.

Pada kegiatan konfirmasi guru menyuruh setiap kelompok kembali pada masing-masing kelompok, guru memberi waktu 5 menit untuk mereka mengecek jawaban masing-masing. Berbeda dari pertemuan yang sebelumnya, yang ketika diminta untuk membacakan hasil tugasnya di depan kelas, siswa hanya saling tunjuk. Namun pada pertemuan ini siswa sangat antusias karena selain mendapat reward. Kelompokyang bersedia presentasi akan diajak untuk foto bersama di depan kelas. Yang mana hal ini berdampak pada guru yang kualahan untuk memilih kelompok yang akan presentasi di depan kelas. Kemudian guru tetap milih salah satu kelompok yang paling tenang. Kebetulan kelompok yang paling tenang saat itu adalah kelompok satu. Guru meminta kepada kelompok satu yang diwakili oleh siswa yang bernama Mahmut Kurnianto untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Setelah selaesai dan ditanggapi secara bersama-sama guru memberi reward kepada kelompok yang maju kemudian mengajak foto bersama.

c. Penutup

Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain : a) guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. b) guru memberi penugasan untuk mempelajari materi pertemuan berikutnya. c) Menutup pelajaran dengan salam.

2. Pertemuan 2

(25)

Mendeskripsikan sifat-sifat bangun ruang dengan indikator 4) Mengidentifikasi ciri khusus pada bangun ruang. 5) Menyebutkan contoh-contoh benda berbentuk bangun ruang di lingkungan sekitar. 6) Menggambar bangu ruang.

a. Pendahuluan

Seperti halnya yang dilakukan di pertemuan 1, pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan berdoa. Dilanjutkan dengan presensi kelas yang dilakukan oleh guru. Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 29 siswa seperti perte,muan sebelumnya. Pada pertemuan ini guru bertanya kepada siswa apa saja yang dilakuakan ketika libur di tanggal 1 Juni 2017 dalam rangka memperingati hari lahirnya pancasila. Kemudian mengkaitkan antara semboyan pada garuda pancasila yang berbunyi “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti walau berbeda-beda tetap satu. Dengan semboyan tersebut kemudian guru memberi motivasi tentang menjaga kerukunan antara sesama dan saling tolong menolong untuk mencapai tujuan bersama. Guru kemudian memberikan apresepsi dengan menampilkan alat peraga kubus dan bertanya jawab entang sifat-sifat dari kubus.. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan di capai pada pertemuan ini tentang contoh benda berbentuk bangun ruang disekitar kita dan menggambar bangun ruang.

b. Kegiatan 1nti

Dalam kegiatan eksplorasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang menyebutkan contoh dan menggambar bangun ruang.Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan sesuai model pembelajaran Two Stay Two Stray.

(26)

untuk menerima tamu dan dua orang yang bertugas sebagai tamu, selanjutnya kegiatan kunjungan dimulai, bagi yang bertugas sebagai tamu harus mengunjungi kelompok lain secara bergiliran, sedangkan yang bertugas sebagai penerima tamu menunggu tamu di tempat duduknya. Guru menginformasikan tentang rotasi seperti dipertemuan 1. Guru memberikan aba-aba dimulainya rotasi 1, siswa diberi waktu 10 menit untuk mencari informasi. Selama berotasi siswa yang bertugas sebagai tamu maupun penerima tamu sudah melakukan pertukaran informasi. Pada pelaksanaan rotasi di Siklus II sudah baik, berbeda pada rotasi yang dilakukan di Siklus I. Selama proses diskusi maupun kunjungan, guru berkeliling mengecek jawaban siswa. setelah tamu selesai mengunjungi setiap kelompok. Semua antusias hingga pembelajaran berjalan denan baik.

Pada kegiatan konfirmasi guru menyuruh setiap kelompok kembali pada masing-masing kelompok, guru memberi waktu untuk mereka mengecek jawaban masing-masing, kemudian mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Seperti biasa, yang berpresentasi akan mendapatkan reward.

c. Penutup

Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, guru memberi kan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

4.3.3 Hasil Tindakan & Observasi Siklus II

Hasil tindakan dan observasi pada siklus II dapat dilihat dari hasil belajar siswa dan hasil observasi kegiatan guru dalam mengajar menggunakan model prmbelajara Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

(27)

a. Hasil Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil belajar siswa dari soal evaluasi di akhir siklus II, terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran matematika siklus II (lampiran 13 halaman 154) masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai KKM atau mendapatkan nilai kurang dari 70. Dari 29 siswa terdapat 3 siswa memperoleh nilai kurang dari 70 dan 26 siswa memperoleh nilai lebih dari 70. Hasil belajar matematika siswa kelas 5 pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5

Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas V Siklus II

Nilai Jumlah

Peserta Didik Persentase % Keterangan

< 70 3 10,34 % Tidak Tuntas

 70 26 89,66% Tuntas

Jumlah 29 100 %

Nilai Terendah 60

Nilai Tertinggi 95

Rata-rata 76,55

Dari tabel 4.5 dapat diketahui, setelah dilakukan tindakan pembelajaran siklus II dengan menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS), dari 29 siswa, ada 3 siswa yang tidak tuntas atau mendapatkan nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan dan 26 siswa mendapat bilai diatas KKM. Nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 95. Lebih jelasnya, berikut disajikan data rentang nilai hasil belajar siswa.

(28)

Tabel 4.6

Rentang Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Siklus II

T

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tukang pada siklus II sebanyak 3 siswa memperoleh nilai dalam rentang nilai 90-95 dengan persentase 10,34%. Selanjutnya 4 siswa mendapat nilai dalam rentang 84-89 dengan persenbtase 13,8%, 7 siswa mendapat nilai dalam rentang 78-83 dengan persentase 24,14%, 3 siswa mendapatkan nilai pada rentang 72-77 dengan persentase 10,34%, 9 siswa mendapat nilai dalam rentang 66-71 dengan presentase 31,4% dan 3 siswa mendapat nilai pada rentang 60-65 dengan persentase 10,34%.

Persentase ketuntasan belajar mencapai 89,66%, walaupun terdapat 3 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dengan persentase 10,34%, namun dari hasil tersebut sudah mencapai tingkat ketuntasan yang ditetapkan yaitu sebesar 8. Dengan demikian, penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena persentase ketuntasan sudah mencapai 85%. Untuk lebih jelasnya data hasil belajar siswa pada tabel 4.6 akan disajikan dalam diagram seperti yang tampak pada gambar 4.3 di bawah ini.

Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase

90-95 3 10,34%

84-89 4 13,79%

78-83 7 24,14%

72-77 3 10,34%

66-71 9 31,04%

60-65 3 10,34%

< 60 0 0%

Tuntas 26 89,66%

Tidak Tuntas 3 10,34%

(29)

Gambar 4.3

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar matematika Siklus II b. Hasil Observasi Siklus II

Hasil observasi pada siklus II dilaksanakan 2 pertemuan. dengan alokasi waktu 2 X 35 menit setiap peremuan. Lembar observasi kegiatan mengajar guru dan lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajara. Bertindak sebagai observer adalah guru kelas V. . Pertemuan 1 dan pertemuan 2 merupakan satu rangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray

(TSTS). Pada skhir siklus siswa mengerjakan soal tes evaluasi. 1. Pertemuan 1

Berdasarkan hasil observasi pertemuan 1 yang diamati oleh observer yaitu lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray

(TSTS) dan lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray

(TSTS). Lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). pada pertemuan 1 dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 91. Berdasarkan lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model

(30)

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) adalah sebagai berikut:

Guru menyiapkan ruang dan alat yang akan digunakan dan juga memeriksa kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Setelah mengecek semua kelengkapan guru memulai pembelajaran dengan dengan berdo’a bersama dan menanyakan kabar siswa serta mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai. Guru mulai memancing siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai materi.

Masuk pada kegiatan inti, guru menjelaskan topik yang akan dibahas mengaitkan materi sesuai dengan hierarki belajar dan realitas kehidupan. Guru juga mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan. membentuk siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen dengan dengan 4-5 orang setiap kelompoknya. kemudian memberikan tugas di masing-masing kelompok. Dalam kegiatan membentuk kelompok menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan juga merespon secara positif terhadap partisipasi siswa dan menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan tugas sesuai alokasi waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian guru juga berkeliling membimbing kelompok yang mengalami kesulitan hingga hasil pekerjssnnys disampaikan di depan kelas.

Pada kegiatan akhir guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa dan menyusun rangkuman, dalam menyusun rangkuman ini guru kurang melibatkan siswa. Selanjutnya guru melakukan tindak lanjut dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

(31)

Dalam proses pembelajaran, observer tidak hanya kegiatan guru yang diaamti namun juga mengamati kegiatan yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan kegiatan siswa yang telah disesuaikan dengan RPP dan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray

(TSTS). Adapun hasil observasi kegiatan siswa siklus II dapat di lihat pada lampiran 4 halaman 91.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa adalah sebagai berikut:

1) Pada awal kegiatan siswa telah terkondisi dengan baik, saat guru melakukan presensi, siswa semua hadir

2) Pada saat guru melakukan apersepsi, guru bertanya jawab tentang media alat peraga bangun ruang siswa merespon dengan baik.

3) Pada saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memperkenalkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dicapai siswa mendengarkan dengar baik

4) Pada saat guru menjelaskan contoh bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari, siswa memperhatikan dengan baik, siswa juga aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

5) Pada waktu guru membagi siswa ke dalam kelompok dan menyampaikan peraturan saat berkelompok sesuai model pembelajaran, siswa tidak gaduh serta menjalankan tugas seperti yang diperintahkan oleh guru.

(32)

7) Siswa sudah kondusif saat bertamu ke kelompok lain untuk mencari informasi dengan sopan. Seperti mengucap salam dan berjabat tangan layaknya orang yang sedang bertamu. 8) Siswa sangat antusias membacakan hasil pekerjaannya

didepan kelas.

9) Pada kegiatan penutup siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan, mendengarkan motivasi yang disampaikan guru, serta menjawab salam dari guru untuk mengakhiri pembelajaran.

2. Pertemuan 2

Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan 2 yang diamati oleh observer yaitu observasi guru dalam mengajar dengan menggunakan metode eksperimen dan lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Lembar observasi kegiatan guru dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada pertemuan 2 dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 91.

Berdasarkan observasi kegiatan guru dalam mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) adalah sebagai berikut:

Guru menyiapkan ruang dan alat yang akan digunakan dan juiga memeriksa kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Setelah mengecek semua kelengkapan guru memulai pembelajaran dengan dengan berdo’a bersama dan menanyakan kabar siswa serta mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab tentang sifat-sifat kubus dan memperlihatkan media kubus, selanjutnya menyampaikan tujuan yang akan dicapai. Guru mulai memancing siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai materi.

(33)

pengetahuan lain yang relevan. Dalam siklus II pertemuan 2 ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai model pembelajaran yang diambil. Siswa sangat antusias saat pembelajaran. Sehingga guru terbantu dalam menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan merespon secara positif terhadap partisipasi siswa. guru juga menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan tugas sesuai alokasi waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. guru lebih meningkatkan bimbing terhadap siswa yang mengalami kesulitan dengan berkeliling..

Pada kegiatan akhir guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa dan menyusun rangkuman, dalam menyusun rangkuman ini guru kurang melibatkan siswa. Selanjutnya guru melakukan tindak lanjut dengan memberikan soal evaluasi sesuai dangan tujuan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) yang dilakukan oleh guru sudah berjalan dengan baik terlihat dari semua kegiatan yang direncanakan telah dapat terlaksana.

Untuk kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 91 . Berdasarkan lembar observasi siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)adalah sebagai berikut:

1) Pada waktu guru memberikan salam dan mengkondisikan siswa dalam pembelajaran, siswa menjawab salam dan mempersiapkan diri menerima pembelajaran

(34)

3) Pada waktu guru menyampaikan tujuan pembelajaran, siswa memperhatikan dengan baik,

4) Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan cara menggambar salah satu dari bangun ruang yakni kubus.

5) Siswa menerima lembar kerja siswa untuk melakukan kerja kelompok dengan baik, kemudian bertamu ke kelompok lain juga dengan tertib.

6) Siswa melakukan pembelajaran dengan baik sesuai dengan arahan dari guru, dan semangat membacakan hasil pengerjaan LKSnya didepan kelas.

7) Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan jujur.

8) Pada waktu guru memberikan motivasi, siswa mendengarkan dengan baik serta menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Pada siklus II terlihat adanya perbaikan dari kekurangan yang terdapat pada siklus I. Pada siklus ini setelah guru mengkondisikan siswa agar tetap tenang saat berkumpul dengan kelompok dan saat bekerja kelompok. Meningkatkan bimbingan kepada siswa dalam bekerja kelompok dengan cara berkeliling, siswa jadi ikut serta dalam mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik

4.3.4Refleksi Siklus II

a. Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) oleh guru dan siswa, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran oleh guru sudah berjalan dengan baik, karena semua kegiatan yang direncanakan berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Guru membenahi kekurangan pada pelaksanaan siklus I

(35)

dan saat bekerja kelompok. Meningkatkan bimbingan kepada siswa dalam bekerja kelompok dengan cara berkeliling pada siklus sebelumnya dan juga pengerjaan tugas secara individu serta guru memantau siswa dalam bekerja kelompok dapat mengurangi aktivitas siswa diluar proses pembelajaran, sehingga siswa ikut berperan aktif mengerjakan LKS bersama kelompoknya, tidak ada yang asik bermain sendiri.

b. Hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tukang

Berdasarkan nilai evaluasi yang dikerjakan oleh siswa, hasil tes pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang semula pada siklus I hanya 70 denga presentase sebesar 58,38%, pada siklus II rata-rata kelas meningkat menjadi 76,55 dengan presentase sebesar 89,66% c. Tindak Lanjut

Dilihat dari observasi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Two Stay Two Stray (TSTS) pada siklus II oleh guru menjadi lebih baik dari sebelumnya. Untuk siswa, meskipun dalam pelaksanaan masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti dengan baik, namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

Guru telah memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I dalam pelaksanaan siklus II ini, sehingga hasil belajar siswa dapat mencapai target yang telah ditetapkan yaitu persentase ketuntasan mencapai 80%. Persentase ketuntasan yang dicapai pada siklus II telah mencapai 89,66% dimana 26 siswa tuntas dan 3 siswa belum tuntas, maka penelitian ini dikatakan telah berhasil karena persentase ketuntasan lebih dari 80%. Karena, target indikator kerja telah tercapai pada siklus II, maka penelitian ini hanya dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. 4.4Hasil Analisis Data

(36)

disajikan rekap hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II serta perbandingan hasil belajarnya dalam tabel 4.7 di bawah ini

Tabel 4.7

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

(37)

siklus II, meskipun tidak semua siswa tuntas namun jumlah angka ketidaktuntasan mengalami penurunan.

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, berikut ini disajikan gambar diagram batang perbandingan persentase hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus 1, dan siklus II yang dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4

Diagram Batang Persentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Dari gambar 4.4 mengenai diagram batang perbandingan persentase hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II, menunjukkan bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa terus mengalami peningkatan. Pada pra siklus persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 37,93%. Kemudian pada siklus I persentase ketuntasan meningkat menjadi 58,38% dan pada siklus II persentase ketuntasan meningkat lagi menjadi 89,66%. Meskipun tidak semua peserta didik memperoleh nilai tuntas (diatas KKM), namun persentase ketuntasan telah mencapai lebih dari indikator kerja yang ditetapkan, yaitu sebesar 80%.

Hal ini membuktikan bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat mengurangi jumlah siswa yang tidak mencapai ketuntasan. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe

Two Stay Two Stray (TSTS) juga dapat meningkatkan hasil belajar atematika siswa kelas 5 SD Negeri Tukang sebesar 89,66%.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

(38)

4.5Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri Tukang, diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah. Hal ini berdasarkan hasil tes akhir semster ganjil, 18 siswa dari 29 siswa dengan persentase 62,07% mendapatkan nilai dibawah nilai KKM. Selain persentase ketidaktuntas an yang lebih dari 50%, pemerolehan nilai dikelas 5 juga masih rendah, meskipun nilai tertinggi mencapai 85 namun nilai terendah hanya 46. Hal ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran terdapat beberapa kekurangan yang membuat pembelajaran kurang menarik bagi siswa, siswa kurang fokus dalam pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajarnya yang masih rendah.

Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan dalam mengajar matematika Interaksi antar siswa kurang. Siswa juga menganggap pembelajaran matematika sebagai pembelajaran yang sulit. Kemudian dalam penyampaian materi kepada siswa guru belum menyertakan contoh yang konkret dan masih abstrak yang mana hal ini tidak sesuai dengan karakteristik anak usia SD yang dalam tahap operasional konkret. Selain itu, selama pembelajaran siswa cenderung pasif, gurulah yang aktif. Sehingga banyak siswa yang sibuk dengan kegitannya sendiri, seperti bermain alat tulis, menghadap kebelakang, atau bahkan berbicara dengan teman lainnya.

Sedangkan seharusnya pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) harus dapat menciptakan kondisi yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa tidak hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru, melaikan harus terlibat aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika diperlukan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa senang sehingga siswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran

(39)

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Pra Siklus
Tabel 4.2 Rentang Hasil Belajar Matematika Kelas V
Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Matematika Pra Siklus
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas V Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa Perangkat Lunak yang digunakan untuk Sistem Pencacah Radiasi ini dapat digunakan dengan baik, walaupun dalam hal ini masih

Dalam rangka memecahkan perilaku yang menyimpang dari para aktor pemegang peran baik itu lembaga pelaksana aturan, pengelola parkir, petugas parkir dan pengguna jasa

of 802.11 authentication method is used on the client to associate to an Access Point on the Certkiller network. A.Open B.LEAP C.Closed D.EAPTLS

Let’s try to create a bullet in the Game class, we can create it just after we make Fred, but do not add it to our vector of game objects until AFTER we make all the aliens,

Jika pemain menjawab dengan benar, maka pemain akan berpindah dari kotak No. Jika pemain menjawab dengan salah, maka pemain akan tetap di

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Likuiditas,

Berdasarkan kajian singkat diatas, maka dalam penelitian ini penulis berusaha mengkaji lebih dalam mengenai Electronic WOM, Niat pembelian yang dimediasi oleh Citra Merek

Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, kelarutan dalam pelarut organik dan keluratan