• Tidak ada hasil yang ditemukan

T GEO 1201486 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T GEO 1201486 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap guru geografi SMAN Kota Bandung

tentang pemahaman pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi, dapat

ditarik beberapa simpulan, sebagai berikut:

1. Tingkat pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dalam pembelajaran

geografi tergolong dalam tingkatan sedang atau cukup. Pemahaman guru

sudah cukup baik terhadap langkah pendekatan scientific mengamati,

menalar, mengeksperimen, dan mengkomunikasikan. Sebagian besar guru

memahami dengan baik kegiatan mengamati dan mencoba/mengeksperimen,

mengingat dalam pembelajaran geografi kedua kegiatan tersebut sangat

sering dilakukan. Sebaliknya, guru masih belum memahami dengan baik

dalam kegiatan menanya. Padahal menanya sering dilakukan dalam

pembelajaran. Kurang pahamnya guru terhadap kegiatan menanya dapat

disebabkan oleh kurangnya guru memberikan kesempatan bertanya kepada

peserta didik, atau bahkan peserta didik yang kurang termotivasi untuk

bertanya. Selain itu, jarangnya guru mengajukan pertanyaan berdasarkan

kriteria dan jenis pertanyaan berdasarkan tingkatan kognitif rendah ke

tingkatan yang lebih tinggi.

2. Respon guru terkait kebijakan penggunaan pendekatan scientific dalam

pembelajaran sejauh ini sangatlah positif. Sebagian besar guru menjawab

setuju bahkan sangat setuju terhadap kebijakan tersebut. Guru sudah

mengetahui dan memahami kelebihan dan manfaat yang akan didapatkan

apabila menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran, sehingga

banyak guru yang memberikan respon positif terhadap kebijakan ini. Salah

satu manfaat dari pendekatan pembelajaran yang mengutamakan proses ini

(2)

94

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampai mengkomunikasikan hasil pengamatannya, sehingga peserta didik

mampu mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, kreatif, dan analitis.

3. Pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, latar belakang keilmuan, pengalaman mengajar, pelatihan,

penguasaan metode dan media pembelajaran, intensitas membaca, dan etos

kerja guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara faktor-faktor tersebut dengan pemahaman guru terhadap

pendekatan scientific. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan relevannya

dengan keilmuan, maka pemahaman guru semakin baik. Lama mengajar pun

sangat mempengaruhi pemahaman guru, tetapi tidak dengan beban mengajar

yang diampu guru. Jenis pelatihan yang diikuti tidak terlalu mempengaruhi

pemahaman guru, tetapi seringnya mengikuti pelatihan sangat mempengaruhi

pemahaman guru. Semakin bervariasinya metode dan media yang digunakan

dalam pembelajaran mempengaruhi pemahaman guru pula. Begitupun

dengan intensitas membaca, semakin seringnya membaca, maka pemahaman

pun akan semakin baik pula. Tetapi etos kerja tidak terlalu mempengaruhi

pemahaman guru terhadap pemahaman guru dalam pembelajaran.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, diajukan rekomendasi bagi guru, peneliti

selanjutnya dan para pengambil kebijakan, sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat indikator pendekatan scientific

dalam pembelajaran geografi yang masih lemah adalah menanya. Untuk

meningkatkannya, guru dituntut lebih sering mengajukan pertanyaan dan

memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik. Dalam mengajukan

pertanyaan, guru harus memperhatikan kriteria, jenis, dan kata kunci dalam

menyusun pertanyaan, dimulai dari tingkatan kognitif yang rendah ke tinggi.

Kemudian, pemahaman guru pada indikator pendekatan scientific lainnya

seperti mengamati, menalar, mengeksperimen, dan mengkomunikasi yang

sudah tergolong cukup baik perlu ditingkatkan pula agar menjadi lebih baik

(3)

95

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sering melakukan kegiatan observasi, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Selain itu, guru disarankan lebih sering mengajak peserta didik

untuk melakukan praktikum, yang kemudian hasilnya dikomunikasikan, baik

secara lisan maupun tulisan.

2. Hasil penelitian mengenai pendekatan scientific dapat dijadikan dasar/acuan

bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

geografi berbasis scientific, yang kemudian diterapkan atau diujicobakan

dalam pembelajaran untuk mengukur sejauh mana pemahaman guru dalam

menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi.

3. Hasil penelitian tentang pemahaman guru terhadap pendekatan scientific

dapat dijadikan acuan bagi para pengambil kebijakan untuk meningkatkan

pemahaman lebih baik lagi dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan

sosialisasi yang lebih intensif, mengingat tidak sedikit pula guru yang belum

memahami dengan baik mengenai penerapan pendekatan scientific dalam

Referensi

Dokumen terkait

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

- Meningkatkan kesejahteraan pelaku dan pengelola usaha sumberdaya kelautan melalui keterkaitan usaha dan industri kelautan skala besar, menengah dan kecil.. - Meningkatkan

aritmatika yang mempunyai beda lebih dari nol atau positif, maka deretnya disebut dengan deret

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN

Telekomunikasi Indonesia, Tbk Kandatel Malang.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas telah mencerminkan adanya

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

Hasil uji statistik 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara pretest tingkat kelelahan mata sebelum dilakukan senam mata dan post test 4 tingkat kelelahan