• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

25 1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta yang beralamat di Badran RT 02 RW XI Mojosongo, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah 57127. Terdapat satu kelas pada masing-masing tingkatnya, dimana jumlah siswa kelas VI adalah 5 siswa. Faktor yang menjadi pertimbangan dan pendukung peneliti untuk meneliti di lokasi tersebut karena peneliti telah mengetahui situasi dan kondisi sekolah dimana terdapat permasalahan berupa rendahnya pemahaman dalam memahami konsep mengenal mata uang pada siswa kelas VI.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015-2016 yaitu pada bulan Januari-Juni 2016. Penelitian dilakukan secara bertahap, dimulai dari tahap persiapan seperti pengajuan judul, hingga pelaksanaan ujian dan revisi. Persipan penelitian, khususnya pengajuan judul dimulai sejak bulan Januari. Langkah selanjutnya yang peneliti tempuh adalah tahap penyusunan proposal, dimana pada tahap ini peneliti menghabiskan waktu 4 minggu, yaitu sejak pertengahan bulan Januari hingga Februari 2016. Setelah proposal selesai peneliti diizinkan untuk melakukan penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian, meliputi pengambilan data awal (pretest), perlakuan (treatment), dan pengambilan data akhir (posttest). Pengolahan data dan juga penyusunan laporan menjadi tahap akhir dalam penelitian ini. Tahap-tahap tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

(2)

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni 1 Pengajuan judul 2 Penyususan proposal 3 Perizinan 4 Penyusunan instrumen 5 Uji validasi 6 Pengambilan data awal (Pre-Test) 7 Perlakuan (Treatment) 8 Pengambilan data akhir (Post-Test) 9 Pengolahan data dan penyusunan laporan B. Desain Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian di lapangan, maka perlu disusun desain penelitian yang tepat untuk digunakan dalam menyusun penelitian dalam studi ini. Desain penelitian menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur penelitian tersebut dilakukan. Menurut Sugiyono (2009:3) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2011:7) mengemukakan bahwa kuantitatif dapat

(3)

diartikan sebagai pendekatan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme.

Dari judul penelitian yang ada, penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih untuk mengetahui suatu variabel terhadap variabel lainya Sudjana dan Ibrahim (2012:19). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Peneliti menggunakan design dalam bentuk one group pretest design. yaitu kelompok subyek yang dikenai perlakuan dalam jangka waktu tertentu, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dan diukur perbedaan antara pengukuran awal (T1) dan pengukuran akhir (T2). Hal tersebut dapat dikaitkan dengan pernyataan dari Sugiyono (2009:74) bahwa desain ini merupakan penelitian dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang terjadi pada anak tunagrahita pada siswa kelas VI SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta setelah menggunakan pembelajaran konstruktivistik dalam mengenal nilai mata uang yang menurut Suryabrata (2002: 78) bila digambarkan dalam bentuk bagan rancangan penelitian, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian

Pre Test Treatment Post Test

T1 X T2

Keterangan:

M1 : tes yang diberikan sebelum diberi pelakuan (pre test). X : perlakuan yang diberikan oleh peneliti (Treatment). M2 : tes yang diberikan sesudah diberi perlakukan (post test).

(4)

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur sebagai berikut:

1. Kenakan T1, yaitu pre test untuk mengukur prestasi belajar matematika anak tunagrahita sebelum diberi perlakuan dengan pembelajaran konstruktivistik.

2. Kenakan subjek dengan (X) atau treatment atau perlakuan yaitu berupa penerapan pembelajaran konstruktivistik.

3. Berikan T2, yaitu post test untuk mengukur prestasi belajar matematika dalam mengenal nilai mata uang anak tunagrahita setelah diberi perlakuan dengan pembelajaran konstruktivistik.

4. Bandingkan antara T1 dan T2, untuk mengetahui perbedaan antara sebeum dan sesudah diberi perlakuan (treatment).

Dalam penelitian dengan judul Efektivitas Pembelajaran Konstruktivistik dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Nilai Mata Uang pada Anak Tunagrahita Kelas VI SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 terdapat dua variabel. Sugiyono (2013:6) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini antara lain:

1. Variabel Bebas (independent)

Mengenai variabel bebas, Sugiyono (2013: 39) berpendapat, “variabel bebas adalah variabel yang memberikan pengaruh pada variabel terikat”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran konstruktivistik.

2. Variabel Terikat (dependent)

Berkaitan dengan variabel terikat, Sugiyono (2013: 39) mengemukakan bahwa variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan mengenal nilai

(5)

mata uang pada anak tunagrahita kelas VI di SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta.

C. Populasi dan Sampel

Terkait dengan pembahasan ini, maka yang akan dijadikan subject penelitian adalah:

1. Populasi

Nazir (2003:271) menegaskan bahwa populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Arikunto (2002:108) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Berkaitan dengan pengertian populasi, Babbie (1983) dalam Sukardi (2013: 53) bahwa populasi tidak lain adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian.

Dari pendapat mengenai pengertian populasi di atas dapat disimpulkan bah$wa populasi adalah keseluruhan individu dengan ciri tertentu yang akan menjadi subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang duduk di kelas VI SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta.

2. Sampel

Menurut Nazir (2003:271) “Sebuah sampel adalah bagian dari populasi”. Sedangkan Arikunto (2002:117) “Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Populasi yang ada pada kelas VI SLB YPPCG Bhina Sejahtera adalah 5 orang. Polulasi tersebut dapat dikatakan cukup sedikit, karena kurang dari 30 subject. Berkaitan dengan jumlah sample, Sugiyono (2009: 81) menyatakan bahwa jika jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 akan lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi..

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah beberapa jumlah populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian untuk mewakili beberapa populasi namun karena jumlah siswa kelas VI SLB YPPCG Bhina

(6)

Sejahtera Surakarta berjumlah lima orang, maka semua siswa kelas VI tersebut menjadi sampel penelitian ini. Jadi dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan penelitian populasi.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh dalam pengambilan sampel. Samling jenuh yaitu dimana semua populasi yang ada dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Sugiyono (2012: 124) mengemukakan sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sempel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Dalam penelitian ini menggunakan jenis sampel jenuh karena jumlah populasi kurang dari 30 sehingga semua sampel dalam penelitian ini diambil menjadi sampel, yaitu seluruh anak tungrahita kelas VI SLB YPPCG Bhina Sejahtera, sebanyak 5 orang.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data yang menjelaskan atau menjawab permasalahan peneliti secara objektif. Menurut Nazir (2003:21) “Teknik pengumpulan data adalah suatu unsur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Oleh karena itu, kualitas data sangat ditentukan oleh alat pengumpul data atau alat ukur, sehingga data yang diperlukan benar-benar valid dan reliable. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, dan tes.

1. Wawancara

a. Pengertian Wawancara

Mengenai pengertian wawancara Eesterberg dalam Sugiyono (2013:231) berpendapat bahwa “wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Pendapat lain

(7)

mengenai pengertian wawancara datang dari seorang ahli yaitu Lerbin dalam Hadi (2007:162) mengemukakan bahwa wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang berlandaskan kepada tujuan penelitian.

Dari kedua pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab kepada narasumber yang berlandaskan tujuan penelitian.

b. Jenis Wawancara

Dalam teknik wawancara dikenal adanya dua macam pedoman wawancara. Menurut Darmawan (2013:162) pedoman wawancara dapat dibedakan menjadi wawancara berstruktur dan tidak terstruktur.

1) Wawancara terstruktur, pewawancara sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu.

2) Wawancara tidak terstruktur, pewawancara tidak menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu melainkan langsung mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara lisan dan tidak menggunakan pedoman yang divalidasi. Wawancara dilakukan dengan narasumber wali kelas VI SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta.

2. Tes

a. Pengertian Tes

Menurut Anne Anstasi dalam Anas Sudijono (2005:66) “tes adalah alat pengukur yang telah mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk

(8)

mengukur dan membandingkan dalam keadaan aplikasi atau tingkah laku individu”. Sedangkan menurut Arikunto (2002:138), “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau juga alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.”

Sesuai dengan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian tes adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemapuan siswa.

Tes yang digunakan pada pretest - posttest pembelajaran konstruktivistik dalam mengenal nilai mata uang yang digunakan pada mata pelajaran matematika. Tes tersebut untuk mengukur kemampuan berhitung siswa sebelum dan sesudah diberikannya perlakuan.

b. Bentuk Tes

Menurut Suwandi (2009:48) secara garis besar bentuk tes dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1. Tes esai

Tes esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk uraian dengan menggunakan bahasa sendiri. 2. Tes objektif

Jawaban tes objektif bersifat pasti, hanya ada satu kemungkinan jawaban yang benar.

Dalam tes objektif menurut Anas Sudijono (2005:56) “Tes objektif terdiri dari butir soal yang dapat dijawab oleh teste dengan memilih satu jawaban benar yang tersedia”. Tes objektif masih dibagi menjadi 5 kelompok yaitu:

a) Tes objektif benar salah (true false test) b) Tes objektif menjodohkan (matching test) c) Tes objektif melengkapi (completing test) d) Tes objektif bentuk isian (fill in test)

e) Tes objektif bentuk pilihan ganda (multiple choice item test)

(9)

Penelitian ini menggunakan tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Tes tersebut terdiri dari preetest dan posttest. Setiap tes terdiri dari 10 soal. Dimana rinciannya berupa 10 butir soal pilihan ganda dengan 3 pilihan jawaban berupa a,b dan c. Sistem pemberian skor pada soal ini adalah:

1. skor dalam soal pilihan ganda bila jawaban tepat 1, salah 0. 2. nilai = Total skor yang diperoleh x 100

Skor maksimal

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010:211) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen”. Arifin (2012:246) mengelompokkan jenis-jenis validitas instrumen sebagai berikut:

1. Validitas permukaan (face validity)

Validitas ini menggunkan kriteria yang sangat sederhana, karena hanya melihat dari sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri. Artinya, jika suatu tes secra sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap febomena yang di ukur, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitas permukaan.

2. Validitas isi (centent validity)

Validitas isi sering digunakan dalam penilaian hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahan-perubahan psikologis apa yang timbul pada diri peserta didik tersebut setelah mengalami proses pembelajarn tertentu.

3. Validitas empiris (empirical validity)

Validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi. Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dengan kriteria tertentu yang merupakan suatu tolok ukur di luar tes yang bersangkutan. Ada tiga macam validitas empiris, yaitu: (a) validitas prediksi, (b) validitas kongkuren, dan (c) validitas sejenis.

(10)

4. Validitas konstruk (construct validity)

Validitas konstruk berkenaan dengan pertanyaan hingga mana suatu tes betul-betul dapat mengobservasi dan mengukur fungsi psikologis yang merupakan deskripsi perilaku peserta didik yang akan diukur oleh tes tersebut. Untuk menguji validitas konstruk, dapat dilakukan dengan berbagai sumber, antara lain validitas isi, validitas prediktiif, dan validitas konkuren.

5. Validitas faktor (factorial validity)

Dalam penilaian hasil belajar sering digunkan skala pengukuran tentang suatu variabel yang terdiri atas beberapa faktor. Dengan demikian, kriterium yang digunakan dalam validitas faktor ini dapat diketahui dengan menghitung homogenitas skor setiap faktor dengan total skor, dan antara skor dari faktor yang satu dengan skor dari faktor yang lain.

Validitas yang dipergunakan dalam penelitian ini yakni validitas isi. Karena dalam menyusun instrumen penelitian, peneliti membandingkan soal dengan isi kurikulum untuk kelas VI SDLB C dengan membuat kisi-kisi soal. Adapun kisi-kisi soal yang akan diujikan untuk anak tunagrahita kelas VI di SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR NOMOR ITEM JUMLAH ITEM 10. Menggunakan mata uang dalam kehidupan 10.1 Menunjukkan mata uang sampai pecahan Rp 10.000,- 10.1.1 Menyebutkan nilai-nilai uang pada masing-masing mata uang 10.1.2 Menulis jumlah nilai mata uang ribuan s/d Rp 10.000,- 10.1.3 Membedakan warna pada masing-masing mata uang 1, 8, 7 3, 5, 9, 10 2, 4, 6 3 4 3 Jumlah 10

(11)

Sebagaimana pendapat Arikunto (2010:211) bahwa, Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu isntrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk validitas instrumen peneliti melibatkan beberapa validator, yaitu sebagai berikut : Tabel 3.4 Validator Instrumen Penelitian

No Nama Pekerjaan Bertugas Sebagai

1 Tri Sayekti, S.Pd Wali kelas VI SLB

YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta

Ahli tunagrahita di lapangan (lokasi penelitian)

2 Mahardika Supratiwi, S.Psi., M.A Dosen Pendidikan Luar Biasa

Universitas Sebelas Maret

Ahli pengukuran psikologi

3 Sutopo, S.Pd., M.Pd Dosen Pendidikan

Matematika

Universitas Sebelas Maret

Ahli matematika

Sukardi (2008:124) menyatakan bahwa, untuk memberikan gambaran bagaimana suatu tes valid dengan menggunakan validasi isi, pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara:

1. Para ahli, diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi.

2. Para ahli diminta untuk mengoreksi semua item-item yang telah dibuat. 3. Pada akhir perbaikan, para ahli diminta untuk memberikan pertimbangan

tentang bagaimana tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur.

Instrumen penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi soal tentang materi mata uang. Instrumen tes ini terdiri dari 10 butir soal untuk mengukur

(12)

kemampuan siswa pada pretest dan 10 butir soal untuk mengukur kemampuan siswa pada posttest.

Alasan mengapa peneliti menggunakan validitas isi, sebagai berikut: 1. Validitas isi cocok digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik

menguasai materi pelajaran setalah mengalami proses pembelajaran tertentu. 2. Kevalidan instrument ditentukan berdasarkan pertimbangan ahli, sehingga

dapat memberikan pertimbangan item-item dalam tes telah mencakup keseluruhan aspek yang akan diukur.

3. Para ahli yang terlibat dalam penyusunan instrument ini adalah dosen tunanetra, dan dosen mata pelajaran bahasa Indonesia, dan guru kelas sehingga tingkat validitas instrument dapat diakui.

Dalam penelitian ini untuk mengukur reliabilitas instrumen menggunakan reliabilitas hasil rating atau inter rater. Bilamana beberapa orang, secara independen, melakukan penilaian terhadap suatu obyek ukur berdasarkan indikator tertentu dan menyatakan hasil penilaiannya secara kuantitatif.

Azwar (2013: 88) berpendapat bahwa, “rating adalah prosedur pemberian skor berdasarkan judgment subyektif terhadap aspek atau atribut tertentu, yang dilakukan melalui pengamatan sistematik secara langsung ataupun tidak langsung”.

Untuk meminimalkan pengaruh subyektivitas pemberian skor tersebut, prosedur penilaian melalui rating dilakukan oleh lebih dari dua orang pemberi rating atau rater. Penskoran tes dalam penelitian ini menggunakan tiga orang rater.

G. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan untuk menganalisis data tentang pengaruh pembelajaran konstruktivistik terhadap kemampuan mengenal nilai mata uang mata pelajaran matematika kelas VI SDLB-C dengan menggunakan analisis kuantitatif yaitu dengan teknik statistik non parametrik, analisis tes ranking bertanda (Wilcoxon Sign Rank Test) yang diberi tanda Z. Teknik ini digunakan karena sesuai dengan jenis eksperimen dan data, dengan subjek penelitian <30 yaitu sebanyak 5 orang sehinga menggunakan teknik analisis non parametrik. Dalam analisis data penelitian yang akan dilaksanakan peneliti menggunakan One Group Pre-Test Post-Test Design, yaitu kelompok subyek yang dikenai perlakuan dalam jangka waktu tertentu, pengukuran

(13)

dilakukan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dan siukur perbedaan antara pengukuran awal (T1) dan pengukuran akhir (T2) yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Pengukuran awal dan pengukuran akhir Keterangan:

T1 : tes yang diberikan sebelum diberi pelakuan (pre test). X : perlakuan yang diberikan oleh peneliti (Treatment). T2 : tes yang diberikan sesudah diberi perlakukan (post test).

Pengukuran dilakkukan sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan tes. Pengaruh perlakuan tersebut dapat diukur melalui perbedaan antara pengukuran awal tes (T1) dan pengukuran tes akhir (T2). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

a. Ho : Tx = Ty (Penggunaan pembelajaran konstruktivistik tidak efektif terhadap kemampuan mengenal nilai mata uang anak tunagrahita kelas VI SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta).

b. Ha : Tx > Ty (Pembelajaran konstruktivistik efektif dalam meningkatkan kemampuan mengenal nilai mata uang pada anak tunagrahita kelas VI SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta)

2. Memilih Taraf Signifikan (α)

Dalam penelitian ini taraf signifikan yang digunakan adalah 5%. 3. Penentuan Statistik Uji

a. Mencari selisih dari dua variabel yaitu X1 dan X2.

b. Merangking selisih nilai X1 dan X2 (dalam rangking tidak memperhatikan tanda minus atau plus dari nilai rangking tersebut.

Pre test Treatment Post Test

(14)

c. Memilahkan nilai rangking yang lebih kecil frekuensinya sebagian tanda T.

4. Keputusan Uji

Keputusan uji dalam penelitian ini adalah:

a. Jika TX > TY maka H0 ditolak dan Ha diterima, oleh karena itu hipotesis yang menyatakan pembelajaran konstruktivistik efektif meningkatkan kemampuan mengenal nilai mata dapat dierima kebenarannya.

b. Jika TX < TY maka H0 diterima dan Ha ditolak, oleh karena itu hipotesis yang menyatakan pembelajaran konstruktivistik efektif meningkatkan kemampuan mengenal nilai mata uang tidak dapat diterima kebenarannya.

Sebagai teknik analisis data hasil penelitian ini digunakan teknik analisis secara kuantitatif. Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan analisis non parametrik uji tes rangking bertanda Wilcoxon yang bersimbol T. Alasan peneliti menggunakan teknik analisis ini adalah:

1. Adanya kesesuaian dengan jenis eksperimen yaitu menggunakan pretest dan posttest. Dimana pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir.

2. Dengan metode statistik dapat memberi keputusan secara pasti tentang “efektivitas pembelajaran konstruktivistik dalam meningkatkan kemampuan mengenal nilai mata uang pada anak tunagrahita kelas VI SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta”.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian akan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Sesuai dengan metode yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian eksperimen, maka prosedur pelaksanaan penelitian memberikan kemudahan terhadap peneliti untuk melakukan penelitian dari awal hingga akhir. Dalam penelitian mengenai efektivitas pembelajaran konstruktivistik dalam

(15)

meningkatkan kemampuan mengenal nilai mata uang pada anak tunagrahita kelas VI di SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta aprosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian. Dimulai dari menentukan lokasi penelitian, observasi lokasi penelitian, penyusunan proposal penelitian dan segala sesuatu yang perlu disiapkan untuk penelitian yakni materi, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan alat-alat pendukung pelaksanaan penelitian.

2. Perijinan

Peneliti mengurus perijinan kepada pihak sekolah yang nantinya akan dijadikan lokasi penelitian, yaitu SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta. 3. Validitas Instrumen, sebelum dilakukan penelitian, peneliti menyiapkan

instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, dan setelahnya menguji validitas instrumen tersebut kepada beberapa validator.

Persiapan Perizinan Pengukuran awal Treatment Analisis data Pengukuran akhir Pelaporan hasil Validitas Instrumen

(16)

4. Pelaksanaan Pre test, pengukuran awal kemampuan mengenal nilai mata uang pada anak tunagrahita kelas VI SLB YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta.

5. Perlakuan pembelajaran (Treatment), Perlakuan atau treatmen pada penelitian menggunakan pembelajaran konstruktivistik dan dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

6. Pelaksanaan Post test, dalam tahap ini peneliti melakukan pengukuran kemampuan mengenal nilai mata uang anak tunagrahita kelas VI SLB YPPCG Bhina Sejahtera setelah menggunakan pembelajaran konstruktivistik.

7. Analisis data, tahap ini dilakukan dengan menganalisis data yeng diperoleh antara sebelum dilakukan perlakuan (Pre-test) dan sesudah diberikan perlakuan (Post-test).

8. Pelaporan hasil, setelah melalui tahap analisis data, tahap yang selanjutnya yang akan dilakukan adalah menyusun laporan penelitian yang telah dilaksanakan menjadi bentuk ilmiah.

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penerapan hukum yang tidak sebagaimana mestinya dan diabaikannya hukum pembuktian oleh Pengadilan Tinggi yaitu pengabaian

Kerangka berpikir penulis dalam tesis ini dimulai dari Operasi Tangkap Tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terhada Bambang Kariyanto dan Adam Munandar

Kemampuan mengasimilasikan pengetahuan baru bergantung pada kenyataan apakah individu-individu telah memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan pengetahuan yang baru

Teknologi penggunaan chip-based electronic money oleh individu, dalam kasus ini pada Model General dan 80% mayoritas yang digunakan yaitu Mandiri E-Money, BCA

Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Jakarta yang mendapatkan mayoritas persalinan SC pada ibu dengan tingkat pendidikan menengah (Andayasari dkk.,

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Reformasi Administrasi Publik adalah suatu upaya perubahan yang dilakukan secara sadar dan terencana dari segala aspek

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk nyanyian rakyat dalam seni sastra Senjang di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan.. Tujuan penelitian

Rangkayo Rasuna Said Kav.1, Kuningan, Jakarta 12980, yang terdaftar sebagai Konsultan Hukum, Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal, pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga