• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

1.1Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan positivisme. Menurut (Kriyantono, 2008:50) Positivisme didasarkan pada asumsi bahwa metode ilmiah akan memberikan pedoman bagi pengetahuan yang pasti dan bahwa sesuatu (realitas) tidak pernah nyata, kecuali bila sesuatu (realitas) tersebut diuji secara empiris.

Dari uraian di atas, dapat diperjelas sebagai berikut positivisme adalah metode penelitian ilmiah dikatakan sesuai realitas dan objektif apabila telah diuji secara empiris.

Alasan menggunakan pendekatan penelitian positivisme dikarenakan data penelitian dianalisis secara kuantitatif, metode penelitiannya survei, teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner dan terdapat hipotesis yang harus dibuktikan melakukan angka-angka statistik.

Menurut (Kriyantono, 2008:49) Metodologi adalah ilmu yang mempelajari prosedur atau teknik-teknik tertentu. Metodologi riset merupakan suatu pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode riset. Metodologi riset yang digunakan secara kuantitatif. Menurut Situmorang, Muda, Dalimunte, Doli, & Fadly (2010:2) data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka.

1.2Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan yakni eksplanatif. Menurut (Kriyantono, 2008:60) jenis penelitian eksplanatif adalah jenis penelitian yang menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat.

1.3Metode Penelitian

Metode risetnya menggunakan metode survei. Menurut (Kriyantono, 2008:59) Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuan menggunakan metode survei untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tersebut. Jenis metode survei dipilih karena periset ingin mengetahui

(2)

mengapa situasi atau kondisi tertentu bisa terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.

1.4Variabel Penelitian a. Variabel Bebas

(Robbins, 2008:485) variabel bebas (independen) adalah variabel yang diduga menjadi penyebab atas beberapa perubahan dalam variabel dependen (variabel terikat).

Variabel bebas (X) penelitian ini adalah Komunikasi Internal Vertikal. b. Variabel Terikat

(Robbins, 2008:485) variabel dependen (terikat) adalah respons yang dipengaruhi oleh sebuah variabel independen (bebas). Dalam kaitannya dengan hipotesis, variabel dependen adalah variabel yang ingin dijelaskan oleh peneliti.

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja Karyawan O’Coffee Club Outlet Pondok Indah, Jakarta Selatan.

1.5Populasi dan Sampel 1.5.1 Populasi

(Eriyanto, 2011:109) populasi adalah konsep yang abstrak, tidak bisa ditunjuk secara langsung. Agar lebih operasional (bisa dihitung, bisa diukur), populasi haruslah didefinisikan secara jelas dan spesifik. Populasi yang sudah didefinisikan ini disebut sebagai populasi sasaran (target population). Dalam populasi sasaran, peneliti harus menjelaskan secara spesifik batasan dan definisi dari populasi yang dipakai. Adapun jumlah populasi karyawan O’Coffee club outlet Pondok Indah, Jakarta Selatan sebanyak 50 orang.

1.5.2 Sampel

Menurut (Arikunto, 2006:131) Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti oleh seorang peneliti. Dikarenakan jumlah populasi penelitian ini sebanyak 50 karyawan dan jumlahnya tidak terlalu besar maka semua anggota populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini sehingga besaran sampel penelitian sebanyak 50 karyawan.

Dengan demikian, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yakni total sampling atau sensus. Menurut (Stacks, 2011:200)

(3)

menyatakan bahwa sensus pada dasarnya sebuah riset dimana periset mengambil seluruh anggota populasi sebagai respondennya.

Didalam sensus tidak ada eror. Sensus boleh digunakan secara nyata pada populasi yang benar-benar jumlahnya sedikit dimana peneliti dapat mengakses semua anggota populasi tersebut untuk dipergunakan dalam penelitian, sesuai kondisi, hal inilah yang dimungkinkan untuk mempergunakan teknik sampling sensus. Dengan demikian sensus menggunakan total sampling, artinya jumlah total populasi diriset.

1.6Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti pergunakan bersumber dari data primer dan data sekunder, berikut uraian penjelasannya:

1.6.1 Data Primer

(Hermawan, 2005:168) Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei ataupun observasi. Sumber data primer untuk penelitian penulis diperoleh dari penyebaran kuesioner. Jadi teknik pengumpulan data kuantitatifnya melalui penggunaan kuesioner.

1.6.2 Data Sekunder

(Hermawan, 2005:168) Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet website, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan, membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder.

Menurut (Kriyantono, 2008:42) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data sekunder juga dapat diperoleh dari data primer penelitian terdahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, gambar, dan sumber buku-buku sehingga menjadi lebih informatif bagi pihak lain. Karena data sekunder ini bersifat melengkapi data primer, peneliti dituntut hati-hati atau menyeleksi data sekunder jangan sampai

(4)

data tersebut tidak ssuai dengan tujuan penelitian peneliti atau mungkin terlalu banyak.

(Semiawan, 2010:104) Tinjauan pustaka atau literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peneliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelumnya dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya.

1.7Metode Pengumpulan Data a. Kuesioner

Jenis pertanyaan kuesioner yang penulis berikan kepada responden yakni pertanyaan tertutup. Menurut (Hermawan, 2005:130) pertanyaan tertutup (closed-ended questions) memberikan pilihan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Ada yang hanya memberikan dua kemungkinan jawaban (dichotomous) dan ada yang memberikan pilihan ganda (multiple category).

Dalam penelitian penulis, menggunakan pilihan ganda (multiple category) berupa skala Likert. Menurut (Hermawan, 2005:132) Skala Likert merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu obyek tertentu. Skala Likert umumnya menggunakan lima angka penilaian yaitu : (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) Netral; (4) setuju; dan (5) sangat setuju.

Alasan menggunakan skala Likert dikarenakan skala Likert ini termasuk jenis data interval, kemudian interval respons yang lebih besar sehingga membuat skala Likert ini dapat memberikan keterangan yang lebih nyata atau tegas tentang pendapat atau sikap responden tentang isu yang dipertanyakan, selanjutnya reliabilitas yang relatif tinggi, dan dapat memperlihatkan beberapa respons alternatif bagi responden seperti kategori jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Menurut Ghozali (2008:72) Skala Likert yang memiliki lima point tersebut sesungguhnya berbentuk skala ordinal (peringkat). Di bidang psikologi perdebatan ini telah selesai sekitar tahun 1950-an. Sebelum adanya Skala Likert, peneliti di bidang psikologi umumnya

(5)

menggunakan kuesioner yang disusun dengan menggunakan skala Gutman dan Thurstone. Kedua skala ini adalah skala interval, hanya untuk mengolah data kita harus meminta bantuan judge (seorang ahli) untuk mengurutkan kuesioner dan memberikan skor. Likert muncul dengan menawarkan cara mengukur variabel atau konstruk berdasarkan pada subyek untuk menyatakan persetujuannya terhadap suatu konsep psikologis misalnya kepuasan kerja. Metode ini dikenal dengan summated scale (skala yang dijumlahkan). Skor yang dihasilkan oleh skala Likert ternyata berkorelasi sebesar 92% jika dibandingkan dengan seandainya pertanyaan diukur dengan skala Thurstone (Edward dan Kenney, 1946). Jadi dapat disimpulkan bahwa skala Likert dapat dianggap kontinyu atau interval.

Dengan demikian, maka jenis data penelitian yang digunakan adalah interval. Menurut Riduwan (2008:84) skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain mempunyai bobot yang sama.

b. Jenis Data Kuantitatif

(Kriyantono, 2008:40) jenis data kuantitatif dapat dibagi menjadi empat bagian yakni:

1) Data Diskrit (Data Nominal)

Data diskrit merupakan data yang pasti, hanya mempunyai satu nilai tertentu saja. Karena itu disebut data nominal. Contohnya profil pembaca koran berdasarkan jenis kelamin.

2) Data Ordinal

Data ordinal adalah data yang menunjukkan tingkatan atau urutan tertentu. Contoh jenjang karir, status sosial, dan jabatan pekerjaan.

3) Data Interval

Data interval adalah data yang mengandung tingkatan atau urutan atau jenjang di mana berdasarkan interval (jarak) yang sama. Contoh penilaian kinerja karyawan dengan skala 0 – 100.

4) Data Rasio

Data ini mempunyai nilai nol absolut atau mutlak. Contoh berat badan mempunyai nilai nol mutlak yaitu tidak mempunyai berat sama sekali.

(6)

c. Tabulasi Data Angket

Tabel frekuensi biasanya memuat dua kolom yaitu jumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori. (Ardianto, 2010:210)Distribusi frekuensi atau tabel-tabel frekuensi mempunyai fungsi antara lain:

a. Mengecek apakah jawaban responden atas satu pertanyaan konsisten dengan jawaban pada pertanyaan lainnya.

b. Mendapatkan deskripsi ciri atau karakteristik responden atas dasar analisis satu variabel tertentu.

c. Mempelajari distribusi variabel-variabel penelitian.

1.8Teknik Analisis Data

(Kriyantono, 2008:165) Analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

1. Data penelitian dianalisis secara kuantitatif.

Menurut (Situmorang, 2010:2) data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Sedangkan menurut Kriyantono (2008:55) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Lebih lanjut lagi, (West, 2009:77) metode kuantitatif adalah menuntut peneliti untuk melakukan pengamatan yang dapat dikuantifikasi (diubah dalam bentuk angka) dan kemudian menganalisis angka-angka tersebut. Analisis ini memberikan dasar bagi argumen mengenai makna pengamatan yang relatif terhadap posisi teoretis.

2. Uji Pretest Kuesioner a. Uji Reliabilitas

Menurut (Arikunto, 2006:178), reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak dapat mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Bila datanya benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali pun data diambil akan diperoleh hasil yang

(7)

sama. Istrumen yang reliabel mempunyai arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Bila peneliti sudah mengerti maksud dari pengertian ini, maka menentukan teknik mencari reliabilitas instrumen ini tidaklah sulit.

Peneliti menggunakan uji reliabilitas internal yakni alpha cronbach. Alpha Cronbach merupakan salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan. Menurut (Hermawan, 2005:126) internal consistency reliability mencakup sejauhmana item-item instrumen bersifat homogen dan mencerminkan ‘construct’ yang sama yang melandasinya. Menurut Nunnaly (1978) seperti yang dikutip oleh (Hermawan, 2005:126) Suatu ‘construct’ dianggap ‘reliable’ jika koefisien alpha-nya ≥ 0,70.

Berikut ini rumus alpha cronbach atau koefisien alpha:

skor total dari (variance) Ragam i -ke butir dari (variance) Ragam pengukuran skala dalam butir Jumlah k : mana di 1 1 2 2 2 1 2 Cronbach = = =             −       − =

= p i p k i i s s s s k k α b. Uji Validitas

(Ardianto, 2010:187) validitas adalah keabsahan atau akurasi suatu alat ukur, sedangkan reliabilitas adalah dapat dipercayainya alat ukur tersebut. Dalam ilmu sosial (komunikasi dan public relations), ketika ingin meneliti suatu masalah menggunakan kuesioner atau angket. Angket atau kuesioner tersebut harus diuji validitas dan reliabilitas kepada responden yang setara dengan responden yang menjadi sampel penelitian. Jadi, validitas instrumen berkaitan erat dengan derajat ketepatan suatu alat ukur mengenai arti sebenarnya yang diukur. Dalam pengujian validitas, menggunakan uji validitas konstruk.

Menurut (Djaali, 2007:51) validitas konstruk (construct validity) adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas

(8)

konstruk biasanya digunakan untuk instrumen-instrumen yang dimaksudkan mengukur variabel-variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, gaya kepemimpinan, dan lain-lain.

Selanjutnya rumus uji validitas konstruk yang peneliti pergunakan yakni korelasi Corrected Item-Total Correlation. Untuk mengetahui data item pernyataan kuesioner valid atau tidak, maka dapat dilihat dari kolom Corrected Item-Total Correlation yang ada di output SPSS (Statistics Package For Social Science). Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden, sehingga untuk memperoleh besarnya nilai r kritis pearson correlations product moment maka (n – 2). Jadi, (50 – 2) = 48 selanjut pada tabel r tabel diperoleh 0,284 (pada tingkat Sig. 0,05). Dengan demikian, hasil uji validitas pada item pernyataan kuesioner dikatakan valid apabila Corrected Item-Total Correlation > 0,284.

3. Uji Normalitas Data: Kolmogorov-Smirnov Test a. Kolmogorov-Smirnov Test

Test Kolmogorov-Smirnov untuk menilai penyimpangan dari suatu distribusi tertentu dari distribusi normal. Ia melakukannya dengan mengukur perbedaan dalam penyebaran distribusi tertentu dengan distribusi normal yang ideal. (Singh, 2007:101) Test Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk memutuskan apakah sampel yang digunakan tersebut berasal dari populasi yang secara spesifik berdistribusi normal.

b. Shapiro-Wilks’ W Test

(Singh, 2007:100) menjelaskan uji Shapiro-Wilk W, dikembangkan oleh Shapiro dan Wilk (1965) sebagai salah satu tes terbaik dari normalitas. Uji statistik ‘w’ dapat digambarkan sebagai hubungan antara data dan nilai normal. Selain itu, dapat digunakan dalam sampel besar 1.000 – 2.000 orang atau sekecil 3 – 5 orang. Berikut rumus Shapiro-Wilk test :

Dari penggunaaan Kolmogorov-Smirnov Test dan Shapiro-Wilks’ W Test, maka dapat diketahui secara jelas bahwa data penelitian berdistribusi normal

(

)

(

)

(

)

2 ( ) 2

W =

i i i

a x

x

x

Σ

Σ

(9)

apabila nilai P (P-value) > 0,05, dengan demikian dapat dikatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

4. Rumus Analisis Kuantitatif: Pearson Correlations

Rumus yang digunakan untuk analisis data kuantitatif yakni pearson correlations. Semua uji hubungan pada dasarnya sama yakni menghitung korelasi antarvariabel. Uji hubungan akan selalu menghasilkan angka, yang disebut sebagai koefisien korelasi antarvariabel. (Eriyanto, 2011:351) angka korelasi selalu menunjukkan dua hal, arah hubungan dan kekuatan hubungan, berikut uraian penjelasannya:

1) Pertama, arah hubungan. Hubungan di antara variabel dapat mempunyai arah positif, dapat juga negatif. Hubungan dua variabel atau lebih dikatakan mempunyai hubungan positif bila penambahan nilai suatu variabel diikuti oleh penambahan variabel lain. Atau penurunan nilai suatu variabel diikuti oleh variabel lain. Sementara hubungan di antara dua variabel atau lebih dikatakan negatif apabila kenaikan nilai satu variabel diikuti oleh penurunan variabel lain. Atau sebaliknya, penurunan satu variabel diikuti oleh kenaikan variabel lain.

2) Kedua, kekuatan hubungan. Kuat lemahnya hubungan antarvariabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar adalah 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar adalah -1. Koefisien terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih mempunyai koefisien = 1 (atau -1) maka hubungan ini sempurna.

Untuk rumus statistik hubungan menggunakan rumus pearson correlation product moment yang dapat dilihat di bawah ini:

( )( )

[

2 2

]

xy y . x xy r Σ Σ Σ = Keterangan :

( )

( )

y Jumlah variabely satu persatu lalu dipangkat 2 2 dipangkat lalu persatu satu x iabel Jumlah var x y dan x Variabel Jumlah xy y dan x ariabel Hubungan v r 2 2 xy = Σ = Σ = Σ =

(10)

Setelah hasil penghitungan pearson correlation product moment diperoleh, maka selanjutnya nilai korelasi product moment tersebut diinterpretasikan ke dalam pedoman interpretasi koefisien korelasi yang termuat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Pedoman untuk memberikan Interpretasi Hasil Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Kategori Nilai 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat kuat (Eriyanto, 2011:351) 1.9Hipotesis

Menurut (Kriyantono, 2008:28) secara asal kata (etimologis), hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis. Hypo berarti kurang dan thesis berarti pendapat. Dari kedua kata itu dapat diartikan bahwa hipotesis adalah pendapat yang kurang, maksudnya bahwa hipotesis merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu dan karenanya bersifat sementara atau dugaan awal. Hipotesis harus diuji melalui riset dengan mengumpulkan data empiris (data di lapangan).

Hipotesis Statistik

H0 (rxy = 0) : Tidak Terdapat hubungan komunikasi internal vertikal dengan

Kinerja Karyawan O’Coffee Club Outlet Pondok Indah, Jakarta Selatan

Ha (rxy ≠ 0) : Terdapat hubungan komunikasi internal vertikal dengan Kinerja

Karyawan O’Coffee Club Outlet Pondok Indah, Jakarta Selatan 1.10 Operasionalisasi Konsep

Menurut (West, 2009:49) secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan di antara konsep-konsep tersebut yang membantu peneliti memahami sebuah fenomena. Selanjut, (West, 2009:52) konsep adalah kata-kata atau istilah yang memberikan label elemen paling penting yang ada dalam sebuah teori.

Sedangkan menurut (Kriyantono, 2008:17) definisi konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan

(11)

menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Selanjutnya, mengukur konsep yang abstrak menjadi konstruk atau variabel yang dapat diukur disebut operasionalisasi.

(Robbins, 2008:485) variabel adalah semua karakteristik umum yang dapat diukur dan yang berubah dalam keluasan, intensitas dan keduanya. Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritis dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Variabel berfungsi sebagai penghubung antara dunia teoritis yang dapat diukur dalam proses riset. Proses untuk mengubah konsep (konstruk) menjadi variabel ada pada tahap operasionalisasi konsep. (Kriyantono, 2008:84) tahap operasionalisasi konsep merupakan landasan membuat kuesioner, artinya kuesioner harus selaras dengan apa yang dirinci pada operasionalisasi konsep.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Konsep

1. Variabel Bebas (X): Komunikasi Internal Vertikal

Dimensi Deskriptor Pernyataan 1) Komunikasi Simetris

(menekankan

pentingnya komunikasi dua arah dan

menekankan peran praktisi humas untuk memenuhi kepentingan publik sekaligus menjadi penasehat pihak manajemen)

a. Sering berkomunikasi antara manajer public

relations dan bawahan

Anda sering berkomunikasi secara timbal balik dengan manajer public relations b. Manajer public

relations menghargai

perbedaan pendapat karyawan

Manajer public public

relations menghargai

perbedaan pendapat anda

c. Manajer public

relations bersedia

membantu masalah bawahannya

Manajer public relations bersedia membantu masalah anda d. Manajer public relations mendukung karyawan untuk mengungkapkan perbedaan pendapat

Manajer public relations mendukung adanya perbedaan pendapat diantara bawahan

e. Karyawan diberitahu terlebih dulu jika ada perubahan kebijakan

Anda diberitahu terlebih dulu jika ada perubahan kebijakan

f. Karyawan aktif

mengutarakan pendapat saat rapat

Anda aktif mengutarakan pendapat saat rapat

2) Komunikasi Asimetris (yakni komunikasi yang mengalir dari atasan kepada bawahan)

a. Karyawan melakukan pekerjaan atas perintah manajer public

relations

Anda melakukan pekerjaan atas perintah manajer public

relations

b. Komunikasi satu arah mengalir dari atasan ke bawahan

Manajer public relations lebih sering memberikan perintah kepada anda

(12)

c. Bawahan jarang melakukan feedback ke atasan

Anda hampir tidak pernah menanyakan kembali mengapa harus

mengerjakan pekerjaan itu d. Pemimpin melakukan

komunikasi hanya untuk mengontrol kerja bawahan

Manajer public relations hanya ingin berkomunikasi pada saat menanyakan progres kerja saja e. Manajer tidak bersedia

mendengarkan pendapat bawahannya

Manajer public relations kurang mendengarkan pendapat anda

2. Kinerja Karyawan O’Coffee Club Outlet Pondok Indah, Jakarta Selatan

Dimensi Deskriptor Pernyataan

1) Tugas Pekerjaan (Task

Performance)

a. Tanggung jawab pekerjaan

Anda bertanggung jawab atas bentuk pekerjaan b. Kesanggupan

mengerjakan pekerjaan

Anda sanggup mengerjakan pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya c. Cepat mengerjakan

pekerjaan

Anda cepat dalam menyelesaikan pekerjaan 2) Konteks Pekerjaan (Contextual Performance) a. Menunjukkan sikap kooperatif (kerjasama)

Manajer public relations menunjukkan sikap membantu kepada anda b. Inisiatif dalam bekerja Anda melakukan tugas

pekerjaan tanpa diperintah atasan

c. Kesediaan membantu rekan dalam bekerja

Anda suka memberikan bantuan kepada sesama rekan kerja 3) Kinerja inovatif (Innovative Performance) a. Menyampaikan ide gagasan baru

Anda sering menyampaikan ide-ide baru yang terkait dengan pekerjaan b. Memberikan saran

perbaikan kerja

Anda aktif memberikan saran perbaikan kerja kepada atasan c. Gagasan diterapkan

oleh atasan

Gagasan anda diterapkan oleh manajer public

Referensi

Dokumen terkait

Secara statistik uji beda rata-rata kandungan kalium, kalsium, dan natrium antara daun kucai segar dan rebus dengan menggunakan distribusi F, menyimpulkan bahwa kandungan

Dimana variabel pendidikan adalah sebagai sektor hulu dari semua sektor yang berperan dalam proses bernegara, dan hal yang paling dekat dan memungkinkan untuk dilakukan,

Hal ini terlihat dari perolehan laba bersih perseroan yang turun 69,93 persen menjadi Rp3.906 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar

Skripsi dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Metode Guide Note Taking Dengan Peta Konsep Pada Siswa MTs Al Huda Kedungwaru” yang ditulis oleh Titis Listiana

Yang menjelaskan bahwa pada tahap pertama dalam penelitian ini yaitu memperoleh true customer needs yang sudah dilakukan pada penelitian sebelumnya yaitu

Rancangan percobaan yang akan dilakukan adalah sebidang tanah yang mempunyai karakteristik tertentu, kemudian sensor gaya dipasang pada tanah tersebut, lalu timbunan

Harus dibentuk suatu Komite Eropa untuk Pencegahan Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat (yang selanjutnya disebut sebagai

Konsentrasi larutan campuran 10 ppm Sedangkan untuk larutan campuran 10 ppm, efektifitas penyerapan arang aktif terhadap logam Cd menjadi 0% tetapi untuk logam Pb dan Cu