• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sekitar 85-90% dari pasangan muda yang sehat akan hamil dalam waktu 1 tahun. Evaluasi dan pengobatan infertilitas telah berubah secara dramatis selama periode waktu tersebut. Tiga perkembangan terbesar

yang telah memberikan dampak pada infertilitas, yaitu: 1. Pengenalan Invitro Fertilisasi (IVF) dan teknologi reproduksi berbantu (TRB/

Assisted Reproductive Technology/ART), 2. Perubahan demografi telah

mengakibatkan jumlah yang lebih besar pada wanita yang lebih tua yang menginginkan kehamilan saat secara biologis mereka kurang subur, 3. Kemajuan dalam ART dan kekhawatiran tentang penurunan kesuburan karena usia. Oleh karena itu, pasangan yang kurang subur sekarang lebih mungkin untuk mendapatkan nasihat, evaluasi medis dan pengobatan.1

Masalah-masalah infertilitas yang dulu tidak ada pemecahannya sehingga kehamilan sulit terjadi, sekarang telah ada jalan keluarnya. Pemahaman yang lebih luas dan mendalam dalam patofisiologi infertilitas telah mengakibatkan berkembangnya kemampuan dalam teknologi diagnostik maupun prosedur pengobatan yang terkini dan lebih efektif.2 Dengan

demikian tahapan-tahapan penanganan pasangan infertil bisa dilakukan dengan baik sehingga tidak membuang biaya yang tidak perlu maupun waktu yang berlarut-larut. Jika pasangan infertil akhirnya harus masuk program IVF, maka mereka sebaiknya masuk pada saat yang tepat dan pada usia ideal.3

(2)

Tetapi secara kumulatif, kehamilan mencapai 84% dalam 12 bulan dan 90% dalam 6 bulan. Oleh karena itu secara klasik infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil setelah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi selama 12 bulan.4,5 Maka dalam praktek klinik umumnya dipakai batasan 12 bulan untuk mulai melakukan pemeriksaan.3 Bahkan Bayer SR, dkk menganjurkan untuk memulai pemeriksaan dan pengobatan jika dalam 6 bulan belum terjadi kehamilan.4 Hanya pemeriksaan-pemeriksaan yang valid, tidak terlalu invasif dan lebih murah dari segi biaya yang sebaiknya dilakukan terlebih dulu.6

Kemungkinan hamil akan menurun sesuai bertambahnya umur. Angka kehamilan mulai menurun pada usia 35 tahun dan sangat menurun pada usia diatas 40 tahun.7 Wanita pada usia ≥ 40 tahun harus dikonseling mengenai menurunnya kemungkinan hamil walaupun dengan pengobatan yang agresif seperti IVF.4 Oleh karena itu bagi para dokter yang berkecimpung dalam bidang kedokteran reproduksi ini khususnya dalam masalah infertilitas haruslah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas dan mendalam mengenai berbagai faktor yang terlibat dalam masalah infertilitas ini, agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik pada pasien yang membutuhkan. Sangatlah penting untuk memulai pemeriksaan dan pengobatan sedini mungkin pada usia wanita semuda mungkin dan melakukan pemeriksaan dengan uji diagnostik yang akurat dan valid untuk mendapatkan diagnostik yang akurat dan memulai pengobatan sesegera mungkin berdasarkan evidence based, agar kita tidak menghilangkan kesempatan pasangan suami istri untuk memperoleh anak biologiknya sendiri akibat pemeriksaan yang tidak akurat dan pengobatan yang tidak tepat yang kita lakukan.3

Menurut Edward RG cumulative conception rate berturut-turut akan menurun sesuai bertambahnya usia yaitu 20,5% pada usia 20-24 tahun,

(3)

40-45 tahun.8 Penurunan kemampuan reproduksi ini merupakan

gambaran penuaan ovarium yang ditandai dengan berkurangnya jumlah folikel yang mengakibatkan terjadi kompromi dalam gametogenesis dan fungsi endokrin ovarium.9 Fungsi ovarium umumnya digambarkan dengan cadangan folikel tersisa di dalam ovarium (ovarian reserve). Istilah ovarian reserve biasanya dipakai untuk menggambarkan kualitas dan kuantitas dari oosit. Usia reproduksi berhubungan dengan penurunan jumlah folikel primordial dan berkurangnya kualitas oosit.10 Jumlah folikel yang akan tumbuh di ovarium untuk memasuki fase pertumbuhan menuju stadium antral akan menurun dengan meningkatnya usia.11

Haruskah semua wanita kurang subur melakukan tes cadangan ovarium? Tentu saja, hasil tes abnormal pada wanita muda sangat rendah, kecuali mungkin ketidaksuburan mereka tidak dapat dijelaskan setelah evaluasi menyeluruh lainnya.1 Selama 15 tahun terakhir, penelitian tentang mekanisme yang terlibat dalam penuaan reproduksi dan konsekuensi klinis telah mendorong upaya untuk mengukur cadangan ovarium, yang menjelaskan ukuran dan kualitas simpanan folikel pada ovarium. Tes cadangan ovarium yang paling mudah dan efisien dievaluasi dengan memeriksa hubungan antara hasil tes dan karakteristik siklus IVF dan hasilnya. 1

Mengingat bahwa penurunan kesuburan seiring dengan usia dan peningkatan kadar Follicle Stimulating Hormone (FSH) serum adalah salah satu indikasi awal penuaan reproduksi pada wanita, adalah logis untuk mengantisipasi bahwa konsentrasi FSH mungkin memiliki nilai prognostik. Pada fase folikuler awal (siklus hari 3) serum FSH adalah yang paling sederhana dan paling banyak digunakan untuk mengukur cadangan ovarium.1

(4)

Banyak metode lain untuk mengukur cadangan ovarium telah diteliti, meliputi : volume ovarium dan penghitungan jumlah folikel antral folikular dini, kadar inhibin-B basal dan kadar inhibin-B yang terstimulasi FSH eksogen atau klomipen sitrat, respon (FSH, estradiol, inhibin-B) terhadap stimulasi dengan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) agonis atau gonadotropin menopause manusia, dan kadar Anti Mullerian Hormone (AMH) basal dan AMH yang terstimulasi agonis GnRH atau gonadotropin.1

Menurut WHO bahwa pemeriksaan hormonal perlu dilakukan untuk mengetahui fungsi ovarium dan fungsi ovulasi. Untuk menilai fungsi ovarium sebaiknya pemeriksaan hormonal basal pada hari ke 3-5 siklus haid untuk hormonal FSH, Luteinizing Hormone (LH) dan estradiol.12 Pemeriksaan kadar FSH basal umumnya dilakukan sebagai penapisan (screening) bukan untuk diagnosis.13 Kadar FSH basal hanya sebagai pengukuran tidak langsung untuk jumlah folikel sementara jumlah folikel antral ovarium (Antral folicle count/AFC) lebih mencerminkan secara langsung ovarian reserve dan variasi antar siklusnya lebih stabil.14 Menurut Thomas C, dkk 15 dan Chang MY, dkk16 memperkenalkan AFC sebagai suatu cara yang mudah

dilakukan dan non invasif untuk melengkapi informasi penting mengenai respon ovarium sebelum memulai stimulasi gonadotropin dalam program IVF.

Pada wanita muda, jumlah sekelompok folikel antral yang normal adalah 3-11 folikel perovarium.1 Folikel antral yang dihitung untuk proses superovulasi dari kedua ovarium merupakan folikel primordial yang akan berkembang menjadi folikel yang matang. Penghitungan jumlah folikel antral kedua ovarium < 5 menunjukkan kelompok respon buruk dalam program superovulasi, jika 5-10 folikel termasuk kelompok respon kurang, dan kelompok 11-30 folikel termasuk respon baik,

(5)

11 

diatas 30 folikel disebut respon berlebihan.16,17 Hal ini akan membantu

dokter dan pasien untuk membatalkan siklus lebih awal dan mengurangi beban psikologik, finansial dan medikal dengan penundaan pembatalan IVF.13

Mengingat di Departemen Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara belum pernah dilakukan penelitian ini, maka menjadi dasar perlu untuk dilakukan penelitian ini.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan literatur yang disebut diatas dapat diangkat suatu permasalahan

1. Bagaimana hubungan antara umur terhadap FSH basal dalam penilaian cadangan ovarium pada pasien infertil?

2. Bagaimana hubungan antara umur terhadap jumlah folikel antral ovarium dalam penilaian cadangan ovarium pada pasien infertil?

3. Bagaimana hubungan antara FSH basal terhadap jumlah folikel antral ovarium dalam penilaian cadangan ovarium pada pasien infertil?

1.3. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis penelitian ini adalah umur mempunyai hubungan terhadap kadar FSH basal dan jumlah antral folikel ovarium dalam penilaian cadangan ovarium pada pasien infertil.

(6)

1.4. TUJUAN PENELITIAN 1.4.1. TUJUAN UMUM

Untuk menganalisa hubungan umur terhadap FSH basal dan jumlah folikel antral ovarium dalam penilaian cadangan ovarium pada pasien infertil.

1.4.2. TUJUAN KHUSUS

1. Melihat hubungan umur dengan FSH basal pada pasien infertil. 2. Melihat hubungan umur dengan jumlah folikel antral ovarium

pada pasien infertil.

3. Melihat hubungan FSH basal dengan jumlah folikel antral

ovarium pada pasien infertil.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

1. Dapat menggunakan kadar FSH basal dan jumlah folikel antral ovarium sebagai alternatif dalam menentukan cadangan ovarium pada kelompok umur.

2. Mengidentifikasi kelompok umur yang mengalami penurunan cadangan ovarium.

Referensi

Dokumen terkait

c) Memahami manfaat dan upaya pelestarian keanekaragaman hayati di.. b) Siswa mampu mengidentifikasi dan membedakan berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen,

Kemudian setelah proses pendaftaran selesai makaakan keluar sertifikat jaminan fidusia. Sertifikat jaminan fidusia tersebut mempunyai eksekutorial yang sama dengan

Penelitian masih perlu dilanjutkan untuk melengkapi data kandungan nutrisi pada bagian tumbuhan spesies lainnya yang juga menjadi sumber pakan bekantan di hutan karet..

Menurut Arens (2011) terdapat empat kategori ukuran dalam menggambarkan kantor akuntan publik, yaitu KAP internasional dengan julukan the big four , KAP nasional, KAP

Sesuai dengan kebutuhan sebelumnya untuk mendapatkan data secara real time status karyawan, pada sistem absensi yang baru, terdapat tampilan tabel yang berisikan

Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana saja, karena kerusakan akhlak seseorang akan mengganggu ketenteraman orang lain. Di negara kita tercinta

Berdasarkan paparan data tersebut diatas, maka dibutuhkan suatu penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk mengetahui efek Beta glucan yang terkandung dalam

Hasil pensejajaran menggunakan BLAST terhadap bagian terkonservasi (conserved domain), tingkat homologi cDNA JJ3 dengan tanaman lain baik berdasarkan sekuen DNA atau asam