• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

Iin Inayah dan Wahyuni Stikes Jenderal A.Yani – Cimahi

RSK. Bhakti Wara

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja perawat pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap kelas III gedung D RSUD Cibabat Cimahi. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan sampel sebanyak 24 orang perawat pelaksana, dengan cara observasi. Analisa data bivariat menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan beban kerja perawat sebagian besar (75%) produktif, pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan sebagian besar responden (66,7%) belum baik. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara beban kerja perawat pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (p value= 0,007<0,05).Untuk meningkatkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan maka perlu mengoptimalisasi waktu yang digunakan untuk direct care dan indirect care dengan bantuan supervisi baik dari kepala ruangan maupun dari ketua tim.

Kata Kunci :beban kerja, deskriptif korelasi, dokumentasi Kepustakaan :5, 2000-2005

Abstract

This study aims to determine the relationship between nurse workload with the implementation documentation of nursing care in the 3rd class unit D building at Cibabat General Hospital. The research use total sampling techniques of 24 nurses with observation. The result with chi square method showed that the workload of nurse largely on 75% is productive, and nursing care documentation showed 76,5% is not good. There is a relationship between nurse workload with the implementation documentation of nursing care (p value = 0,007<0,05). Suggested to Cibabat General Hospital how to improve the implementation documentation of nursing care necessary to optimize the time use for direct care and indirect care to support good supervision of head nurse or the team leader.

Keywords : descriptive correlation, documentation, workload Literature : 5, 2000 – 2005

(2)

A. PENDAHULUAN

Menurut Aditama (2004), pelayanan yang diberikan makin beragam serta makin canggih membuat beban kerja jadi bertambah, sehingga akhirnya mempengaruhi kualitas kerja. Kualitas kerja yang dimaksud dalam hal ini adalah pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan beban kerja, yang secara garis besar dapat dilakukan dengan carawork sampling, time and motion study, daily log.

Beban Kerja itu sendiri erat kaitannya dengan produktifitas tenaga kesehatan, studi yang dilakukan oleh Gani (Ilyas, 2002) mendapatkan bahwa hanya 53,2% waktu yang benar-benar produktif yang digunakan untuk pelayanan kesehatan langsung. Menurut (Budiono, 2000, ¶ 2, http://www.jmpk-online.net.pdf, diperoleh tanggal 24 Mei 2010) menyatakan bahwa beban kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas tenaga kesehatan dan tentu saja berpengaruh terhadap produktifitas rumah sakit itu sendiri. Selain itu, akibat beban kerja yang berat berhubungan dengan waktu kerja yang lebih delapan jam, maka dapat menurunkan produktivitas kerja.

Kualitas perawatan keperawatan paling tinggi ketika sumber-sumber beban kerja dan kepegawaian seimbang secara tepat.Kurangnya kepegawaian yang serius tidak menyeimbangkan kualitas perawatan, karena kurangnya waktu para perawat yang bekerja secara berlebihan untuk melaksanakan ukuran-ukuran terapi dan perlindungan yang penting. Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan dalam perawatan klien perhari perlu menjumlahkan : waktu perawatan langsung, waktu perawatan tidak langsung, dan waktu pendidikan kesehatan (Gillies, 2000).

Setelah menghitung waktu yang dibutuhkan dalam perawatan klien perhari, selanjutnya jumlah tenaga yang dibutuhkan dihitung berdasarkan beban kerja perawat. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban kerja perawat yaitu: jumlah klien yang dirawat setiap hari/bulan/tahun di unit tersebut; kondisi atau tingkat ketergantungan; rata-rata hari perawatan; pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung, dan pendidikan kesehatan; frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan klien; rata-rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatan (Arwani & Supriyatno, 2005).

Menurut Hendrickson (1990, dalam Gillies, 2000) menemukan dalam suatu jam kerja delapan jam tertentu, para perawat menghabiskan 32% waktunya (2½ jam) dengan para pasien dan 45% waktunya (3½ jam) dalam perawatan secara tidak langsung. Selain itu, perawat menghabiskan 23% waktunya untuk kegiatan non-produktif.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat Cimahi merupakan rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah Kota Cimahi. RSUD Cibabat Cimahi memiliki jumlah perawat sebanyak 238 perawat, dengan kapasitas tempat tidur 274 buah. Untuk jumlah perawat di Ruang Rawat Inap kelas III lantai III gedung D sebanyak 33

(3)

perawat, dengan kapasitas tempat tidur 62 buah. Rasio perbandingan perawat dan klien saat shift pagi adalah 1:5 yang normalnya (Arwani, 2005). Mulai tahun 2006 sampai 2009 terjadi penurunan penggunaan tempat tidur/BOR, yaitu tahun 2006 (100,94%), tahun 2007 (90,64%), tahun 2008 (83,72%), tahun 2009 (83,89%).

RSUD Cibabat Cimahi memiliki Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang terdiri dari enam standar yaitu standar I : pengkajian keperawatan, standar II : diagnosa keperawatan, standar III: perencanaan keperawatan, standar IV : intervensi keperawatan (terdiri dari : kebutuhan oksigen, kebutuhan nutrisi dan keseimbangan cairan dan elektrolit, kebutuhan eliminasi, kebutuhan keamanan, kebutuhan kebersihan dan kenyamanan, kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani, kebutuhan spiritual, kebutuhan emosional, kebutuhan komunikasi, mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis, kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan, kebutuhan penyuluhan, kebutuhan rehabilitasi), standar V : evaluasi keperawatan, standar VI : catatan asuhan keperawatan.

Peneliti melakukan studi pendahuluan pada tanggal 17 April 2010 selama dua hari di Ruang Rawat Inap kelas III lantai III gedung D RSUD Cibabat Cimahi.Dari hasil observasi 10 status pasien meskipun format yang dipakai sesuai SAK namun pengisiannya belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam SAK.Pada tahap pengkajian terisi lengkap sampai pada analisa data.Pada tahap diagnosa keperawatan, hanya tertulis Dx 1, Dx 2, dan seterusnya, tidak menunjukkan kriteria yang distandarkan dalam SAK. Pada tahap perencanaan keperawatan disusun berdasarkan analisa data karena diagnosa keperawatan tidak tertulis dan perencanaan tidak berdasarkan SAK tetapi hanya berdasarkan tindakan apa yang dilakukan perawat, itu yang dijadikan sebagai perencanaan perawatan. Pada komponen perencanaan yang meliputi : 1. Prioritas keperawatan, sudah sesuai kriteria, tetapi hanya menerapkan satu kriteria saja yaitu masalah yang mengancam kehidupan. Sedangkan prioritas kedua yaitu masalah yang mengancam kesehatan seseorang dan prioritas ketiga yaitu masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku tidak dilakukan walaupun pada pengkajian ada data yang mendukung ke arah prioritas tersebut. Pada tujuan asuhan keperawatan belum sesuai dengan kriteria pada SAK yaitu tidak ada batas waktunya. Pada rencana tindakan lebih kearah rutinitas saja.Pada intervensi keperawatan dalam SAK yang berlaku saat ini berorientasi pada 14 komponen dasar keperawatan.Pada tahap ini, perawat hanya memperhatikan bio/ fisiologis saja, belum terlihat perbaikan tindakan atau reevaluasi berdasarkan respon klien.Pelaksanaan tindakan tidak berpedoman pada prosedur teknis yang telah ditentukan. Pada tahap evaluasi keperawatan tidak terlihat adanya evaluasi proses yang menjadi kriteria dalam SAK. Evaluasi yang dilakukan kurang jelas walaupun singkat.Masalah di atas ditemukan pada ke-10 status klien. Selain masalah tersebut, peneliti juga menemukan dari 10 status klien ada 3 status dimana perawat yang kurang jelas menuliskan nama, atau hanya berupa tandatangan saja

(4)

tanpa nama/ inisial perawat. Tindakan memandikan yang perawat lakukan tidak ditulis dalam dokumentasi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di atas keluhan klien yang peneliti dapatkan yaitu dari 10 klien, 7 klien mengatakan perawat kurang cepat dalam menanggapi keluhan klien, klien kurang puas dengan pelayanan yang diberikan dalam hal membantu BAB dan BAK pada klien total care dan intermediate care. Klien mengatakan bahwa perawat kurang memberikan informasi dalam hal mencari obat/ membeli obat.Sedangkan 3 orang menyatakan pelayanan yang diberikan perawat sudah baik.

Pada saat peneliti melakukan observasi terhadap 54 klien dengan kategori: 3 orang total care, 4 orang intermediate care, 47 orang self care. Jumlah perawat pelaksana yang dinas pagi 6 orang dan 1 orang kepala shift. Pada saat itu, perawat pelaksana terlihat cukup sibuk. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perawat adalah operan, perbeden, visite perawat (observasi TTV), menemani visite dokter, menerima klien baru, mempersiapkan klien yang mau operasi, mengantar klien ke kamar operasi, mengantar klien ke rontgen, menyiapkan dan memberikan suntikan dan obat oral, ganti balutan, mencuci dan mensterilkan instrumen, dokumentasi tindakan yang dilakukan. Hal tersebut terjadi karena perawat menyatakan bahwa perbandingan antara perawat dan klien yaitu 1:10.

Dengan memperhatikan uraian di atas, peneliti merasa perlu untuk meneliti lebih lanjut tentang “Hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap kelas III lantai III gedung D RSUD Cibabat Cimahi”.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling dengan menggunakan teknik Total Sampling.Pemilihan teknik Total Sampling didasarkan pula karena terbatasnya jumlah populasi yang ada. Sampel yang digunakan adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap kelas III lantai III gedung D RSUD Cibabat Cimahi yakni berjumlah 24 orang

(5)

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Beban kerja dan pendokumentasian

Beban kerja dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori yaitu ringan dan berat.Pendokumentasian dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori yaitu pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang belum sesuai SAK dan sesuai SAK.Hasil penelitian mengenai beban kerja dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap kelas III gedung D RSUD Cibabat Cimahi disajikan pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III Gedung D RSUD Cibabat Cimahi Tahun 2010

Variabel Jumlah persentasi

Beban Kerja Ringan 6 25

Berat 18 75

Total 24 100

Dokumentasi

Belum sesuai SAK 16 66,7

Sesuai SAK 8 33,3

Total 24 100

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui sebagian besar responden (75%) mengalami beban kerja berat, dan sebagian besar responden (66,7%) pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan belum sesuai SAK.

2. Hubungan Beban kerja Perawat pelaksana dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Tabel 2 Distribusi Beban Kerja dan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kelas III Gedung D RSUD Cibabat Cimahi Tahun 2010

Beban kerja

Dokumentasi Total

P value

Belum sesuai SAK Sesuai SAK

n % n % n %

Ringan 1 16,7 5 83,3 6 100 0,007

Berat 15 83,3 3 16,7 18 100

Jumlah 16 66,7 8 33,3 24 100

Hasil analisis hubungan antara beban kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah dari 6 responden yang mempunyai beban kerja yang ringan hampir seluruhnya (83,3%) itu melakukan pendokumentasian

(6)

asuhan keperawatan dengan sesuai SAK sedangkan dari 18 responden yang mempunyai beban kerja berat hampir seluruhnya (83,3%) pendokumentasiannya belum sesuai SAK. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,007 atau < α (0,05) yang berarti bahwa Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan.

Menurut Gillies (2000), perawatan secara langsung menyebabkan perawat tidak mampu untuk melaporkan kegiatan-kegiatannya secara obyektif. Para perawat merasa sulit untuk melaporkan kegiatan-kegiatan pekerjaannya, karena mereka menjadi begitu asyik dalam merawat pasien sehingga mereka kehilangan jejak akan waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan tertentu.

Menurut Tapp (1990, dalam Gillies 2000), faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan salah satunya adalah kekurangan waktu.Kekurangan waktu merupakan faktor yang menghambat pelaksanaan pendokumentasian yang paling besar.

Hasil penelitian ini sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah : kurangnya pemahaman dasar-dasar dokumentasi keperawatan. hal ini bisa terjadi karena latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, sehingga tidak ada keseragaman pelaksanaan dokumentasi keperawatan. Kurangnya kesadaran perawat akan pentingnya dokumentasi keperawatan. Penulisan dokumentasi keperawatan tidak mengacu pada standar yang sudah ditetapkan, sehingga terkadang tidak lengkap dan akurat.Dokumentasi keperawatan dianggap sebagai beban, karena banyaknya lembar format yang harus diisi untuk mencatat data dan intervensi keperawatan pada pasien membuat perawat terbebani.Kurangnya tenaga perawat yang ada dalam suatu tatanan pelayanan kesehatan memungkinkan perawat bekerja hanya berorientasi pada tindakan saja.Tidak cukup waktu untuk menuliskan setiap tindakan yang telah diberikan pada lembar format dokumentasi keperawatan.

(Konsep dasar pendokumentasian asuhan keperawatan, ¶ 3 http://www.ns.nining.blogspot.com/2009, diperoleh tanggal 2 Juni 2010).

D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa;

a. Beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap gedung D RSUD Cibabat Cimahi diketahui bahwa sebagian besar responden (75%) beban kerjanya berat.

b. Pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap gedung D RSUD Cibabat Cimahi diketahui bahwa sebagian besar responden (66,7%) belum sesuai SAK.

c. Terdapat hubungan antara beban kerja perawat pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (p value= 0,007<0,05).

(7)

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka saran yang dapat penulis berikan untuk kemudian dan dapat menjadi masukan dan bermanfaat bagi berbagai pihak : a. Bagi manajemen keperawatan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi

bagi pembaca kajian ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan, terutama yang berkaitan dengan beban kerja perawat pelaksana dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan.

b. Bagi instansi Rumah Sakit diharapkan pelaksanaan pendokumentasian dapat ditingkatkan dengan memperhatikan waktu yang digunakan untuk asuhan keperawatan langsung (direct care), asuhan keperawatan tidak langsung (indirect care) dan kegiatan pribadi perawat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalisasi waktu yang digunakan untuk direct care dan indirect care dengan bantuan supervisi baik dari kepala ruangan maupun dari ketua tim.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, C.Y. (2004). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas Indonesia Arwani & Supriyatno, H. (2005). Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC

Gillies, D.A.(2000). Manajemen Keperawatan. Bandung : Yayasan IAPKP

Ilyas, Y. (2000). Perencanaan SDM Rumah Sakit.Depok : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI

Kusnanto.(2004). Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

NTNP mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen pada September 2017, hal ini terjadi karena kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,46 persen, lebih

Pengadaan Peralatan dan Mesin Pengadaan Gedung dan Bangunan Pengadaan Jalan, Irigasi, Jaringan Pengadaan Aset Tetap Lainnya Pengadaan Aset Lainnya SURPLUS/(DEFISIT).

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis dimana perubahan yang terjadi bukan sekedar proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa antara mahasiswa akuntansi yang belum memahami penyusunan laporan keuangan dan mahasiswa yang sudah memahami penyusunan laporan

Kecenderungan tersebut terlihat pada penggunaan bahasa Sunda atau bahasa Ibu (B1) oleh sejumlah penutur dari suatu masyarakat bahasa dalam hal ini masyarakat pasar Inpres

www.tangerangkota.go.id , kota tangerang, diakses pada Selasa, 16 Febuari 2016, 17.03 WIB. Organisasi dan manajemen perilaku, struktur, proses.. memudahkan dalam bertukar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia; (2) ada

Dari data hasil penelitian dengan menggunakan head 1,3 m dan debit 0,012 m 3 /s didapat grafik yang menghasilkan efisiensi total maksimal sebesar.. Efisiensi maksimal tersebut