5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Umum Anggaran
“Anggaran (budget) adalah ekspresi kuantitatif suatu rencana yang dinyatakan dalam satuan fisik atau keuangan atau keduanya. Anggaran merupakan metode untuk menerjemahkan tujuan dan strategi organisasi ke dalam bentuk operasional” Siregar (2014: 113).
“Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana yang tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/ jasa” Nafarin (2015: 11).
“Anggaran adalah pernyataan kuantitatif dari suatu rencana kegiatan yang dibuat manajemen untuk periode tententu” Hery (2015: 619).
Pada umumnya, anggaran adalah suatu rencana kerja organisasi untuk memperhitungkan dimasa yang akan datang. Yang menunjukan suatu urutan proses dari tahap yang akan diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana kerja, mengumpulkan berbagai data yang akan digunakan, pembagian tugas, sampai pelaksaanaan rencana kerja tersebut dilakukan, dan terakhir adalah tahap pengawasan evaluasi dari hasil pelaksanaan.
2. Keunggulan Anggaran
(Hery, 2015: 620) Menyatakan bahwa anggaran memiliki keunggulan yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian kuantitatif terhadap aktivitas perusahaan, yakni sebagai berikut :
a. Mencegah terjadinya pemborosan di dalam operasi perusahaan dan dapat mengatur sistem pengendalian & mengidentifikasi sumber daya.
Melakukan strategi mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efesien dapat memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan penghematan-penghematan secara signifikan terhadap sumber daya yang dimilikinya.
b. Selama periode anggaran dilakukan koordinasi hal-hal yang dapat memenuhi tujuan organisasi.
Suksesnya suatu organisasi dikarenakan mutlak bahwa semua yang dirancang dilaksanakan sesuai dengan apa yang akan dilakukan. Dengan adanya sistem koordinasi yang efektif akan memungkinkan untuk saling menyeimbangi dalam semua aspek guna mencapai tujuan organisasi secara totalitas.
c. Menginformasikan perencanaan atau tujuan dan menetapkan tindakan.
Dengan anggaran, rencana dan tujuan yang sudah dibuat oleh perusahaan dapat diketahui oleh semua karyawan yang berada di dalam perusahaan itu, sehingga tiap individu karyawan dapat melaksanakan perannya masing-masing untuk memperoleh keseluruhan tujuan organisasi.
d. Pengarahan dan memotivasi penerapan rencana.
Pemimpin hendaknya berperan memberi petunjuk umum, pengarahan, bimbingan, masukan-masukan kepada karyawannya karena hal tersebut dapat meningkatkan kinerja mereka dan dapat melaksanakan sesuai rencana.
3. Fungsi Anggaran
Ada empat fungsi anggaran yang sesuai dengan fungsi manajemen yaitu:
a. Planning (Perencanaan)
Dengan adanya fungsi ini, anggaran dapat merencanakan tujuan dan sasaran yang akan dicapai hal ini berkaitan dengan perusahaan yang akan dihasilkan dimasa mendatang, antara lain yakni menetapkan produk, bagaimana cara menghasilkannya, sumber daya yang akan diperlukan, dan sistem memasarkan produk.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Setiap perusahaan harus mencari sumber daya seperti bahan baku, mesin untuk pengolahan bahan baku, bangunan yang akan dipakai untuk pengolahan produk, tenaga kerja yang akan dibutuhkan, dan modal yang dapat menunjang kegiatan perusahaan tersebut, dengan adanya ini perusahaan dapat merealisasikan rencana yang telah ditetapkan.
c. Actuating (Menggerakan)
Mengarahkan dan mengelola sumber daya yang telah diperoleh agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
d. Controlling (Pengendalian)
Memastikan bahwa setiap sumber daya telah dikelola dengan baik dan efesien dengan rencana yang telah dibuat oleh perusahaan (Rudianto, 2010: 6).
4. Jenis Anggaran
Anggaran digolongkan kebeberapa jenis dengan tujuan untuk
memudahkan dalam menyusun jenis anggaran yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan . Jenis-jenis anggaran adalah sebagai berikut :
a. Jenis anggaran dari segi dasar penyusunan yakni :
Anggaran dari segi dasar penyusunan, terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Anggaran variabel merupakan yang disusun berdasarkan interval (kisaran), kapasitas (aktivitas) tertentu yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas yang berbeda.
2) Anggaran tetap bisa juga disebut dengan anggaran statis, ini disusun berdasarkan tingkat kapasitas tertentu (Nafarin, 2015: 31).
b. Jenis anggaran dari segi cara penyusunan yakni :
Anggaran dari segi cara penyusunan, terdiri dari dua jenis yaitu: 1) Anggaran periodik merupakan yang disusun untuk satu periode. Pada dasarnya disusun setiap akhir periode pada periode satu tahun.
2) Anggaran kontinu merupakan yang dibuat untuk melakukan perbaikan atas anggaran yang telah direncanakan (Nafarin, 2015: 32).
c. Jenis anggaran dari segi cara jangka waktu yakni :
Anggaran dari segi cara jangka waktu, terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Anggaran jangka pendek merupakan yang dibuat dengan jangka waktu yang paling lama sampai satu tahun. Anggaran ini juga dapat disebut dengan anggaran taktis.
2) Anggaran jangka panjang merupakan yang dibuat dengan jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Anggaran ini diperlukan berdasarkan anggaran jangka pendek (Nafarin, 2015: 32).
d. Jenis anggaran dari segi bidang yakni :
Anggaran dari segi bidang, terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Anggaran operasional merupakan rencana kegiatan atau aktivitas perusahaan dalam memperoleh pendapatan di periode tertentu. Anggaran ini menyusun anggaran laba rugi (Rudianto, 2010: 7).
2) Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.
Berikut adalah proses hubungan anggaran operasional dengan anggaran keuangan adalah :
a) Anggaran penjualan disusun berdasarkan ramalan penjualan;
b) Anggaran beban usaha (anggaran beban penjualan) disusun berdasarkan anggaran penjualan;
c) Anggaran piutang disusun berdasarkan anggaran penjualan; d) Anggaran produk disusun berdasarkan anggaran sediaan
dan penjualan; dan
e) Anggaran biaya overhead pabrik, biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku disusun berdasarkan anggaran produk (Nafarin, 2015: 32).
e. Jenis anggaran dari segi kemampuan menyusun yakni :
Anggaran dari segi kemampuan menyusun, terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Anggaran komprehensif rangkaian dari berbagai anggaran yang telah disusun secara keseluruhan.
2) Anggaran parsial dibuat secara tidak lengkap yang hanya menyusun anggaran tertentu saja (Nafarin, 2015: 34).
f. Jenis anggaran dari segi fungsi yakni :
Anggaran dari segi fungsi, terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Anggaran tertentu diperuntukan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh dipergunakan untuk manfaat yang lain.
2) Anggaran kinerja dibuat berdasarkan fungsi kegiatan yang akan dilakukan di organisasi (Nafarin, 2015: 34).
g. Jenis anggaran dari segi metode penentuan harga pokok produk yakni :
Anggaran dari segi metode penentuan harga pokok produk yaitu:
1) Anggaran tradisional
a) Berdasarkan fungsional dengan menggunakan metode penghargapokokan penuh (full costing) berfungsi untuk menyusun anggaran induk dan anggaran tetap.
b) Berdasarkan kegiatan dengan menggunakan metode penghargapokokan kegiatan (activity based costing) berfungsi untuk menyusun anggaran variabel dan anggaran induk (Nafarin, 2015: 34).
5. Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait didalam proses penyusunan anggaran yang perlu diperhatikan adalah :
a. Tingkat kesulitan
Jika anggaran terlalu sulit untuk dicapai mengakibatkan pelaksana anggaran tidak bersemangat dalam mencapainya. Hal ini anggaran harus disusun seoptimal dan serealitas mungkin dengan standar yang mampu dicapai dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
b. Partisipasi manajemen puncak
Dalam meninjau dan mengesahkan anggaran manajemen puncak harus berpatisipasi aktif.
c. Keadilan
Tingkat kesulitan diantara para pelaksana harus sejajar, agar tidak menimbulkan sifat iri antara satu bagian dengan bagian lain pada pelaksanaan anggaran, agar terciptanya anggaran yang adil dan efektif.
d. Kesulitan departemen anggaran
Memastikan bahwa anggaran yang telah disiapkan informasi secara rinci dan akurat agar tidak mengandung kelonggaran dan tidak terlalu berlebihan.
e. Struktur organisasi
Apabila lebih banyak berpatisipasi dalam perencanaan anggaran maka semakin merasa lebih efektif berpangaruh dalam melaksanakan anggaran.
f. Sumber daya perusahaan
Untuk merealisasikan perencanaan kerja perusahaan tersebut pihak manajemen harus bisa memperhitungkan sumber daya yang dimiliki perusahaan (Rudianto, 2010: 10).
6. Anggaran Penjualan
Beberapa pengertian anggaran penjualan menurut para ahli yaitu: Menurut Hery (2015: 627) “Anggaran penjualan merupakan proyeksi yang disetujui oleh komite anggaran, yang menjelaskan mengenai besarnya tingkat penjualan yang diharapkan, baik dalam jumlah unit (kuantitas) maupun jumlah moneter (rupiah)”
Sedangkan menurut (Rudianto, 2010: 48) Anggaran penjualan adalah perencanaan kerja perusahaan diperiode yang akan datang di bidang penjualan produk yang dihasilkan perusahaan.
Penjualan dikatakan merupakan ujung tombak karena sebagai pencapaian tujuan perusahaan dikarenakan merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan. Apabila pendapatan lebih besar daripada beban maka perusahaan tersebut akan memperoleh laba dan sebaliknya apabila penjualan lebih kecil daripada beban maka perusahaan akan mengalami kerugian. Agar memperoleh laba yang maksimal, maka penjualan diusahakan untuk mencapai target dan beban ditekan serendah-rendahnya.
a. Faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan
Beberapa faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan yaitu : 1) Faktor pemasaran
Hal yang harus dipertimbangkan dalam faktor pemasaran adalah:
a) Luas pasar bersifat lokal, nasional, regional, dan internasional;
b) Keadaan persaingan bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas; dan
c) Keadaan konsumen, selera konsumen, tingkat daya beli konsumen.
2) Faktor keuangan
Hal yang harus diperhatikan yaitu kemampuan modal kerja yang akan medukung pencapaian target penjualan yang akan dianggarkan contohnya seperti bahan baku yang akan dibeli, membayar biaya upah, biaya promosi produk dan lain-lain. 3) Faktor ekonomis
Hal yang harus diperhatikan di faktor ekonomis ini adalah mengenai meningkatnya penjualan berarti meningkatkan laba dan sebaliknya.
4) Faktor teknis
Hal yang harus diperhatikan adalah mesin dan alat yang mampu memenuhi target penjualan,bahan baku dan tenaga kerja yang telah dianggarkan.
5) Faktor kebijakan perusahaan
Kesepakatan membuat suatu produk dengan kualitas nomer satu, sehingga kesempatan untuk menjual produk nomer dua dan nomer tiga menjadi tertutup.
6) Faktor perkembangan penduduk
Meningkatnya kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian, mainan dan lain-lain hal ini juga mempengaruhi anggaran.
7) Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan (Nafarin 2015:168).
8) Forecast Penjualan.
Untuk menentukan satu periode anggaran, perusahaan harus memperkirakan dan penyusunan jumlah unit yang akan dijual dan harga jualnya. Metode yang dapat digunakan menjadi dua yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.
Metode yang dapat digunakan dalam forecast penjualan yaitu, seperti analisis trend dan standar kesalahan penganggaran.
b. Metode analisis trend
Analisis trend adalah merupakan gerakan lamban menaik dan menurun yang berjangka panjang dan cenderung menuju ke suatu arah. Berikut adalah metode analisis trend :
1) Metode least square
Rumus forecast penjualan dengan menggunakan metode least square yakni :
Y = a + bX...(1) Untuk mencari perhitungan nilai a dan b dengan rumus berikut: b=∑𝑥𝑦
∑𝑥2...(2)
a=∑𝑦
𝑛...(3) Keterangan :
Y= nilai variabel terikat (dipengarui) adalah penjualan produk a = nilai konstanta
b = koefisien arah regresi
x = variabel bebas (mempengaruhi) n = banyak nya data yang dianalisis 2) Metode moment
Rumus forecast penjualan dengan menggunakan metode moment yakni :
Y= a +bx...(1) ∑Y = n.a + b ∑X...(4) ∑XY = a ∑X + b ∑𝑥2...(5) Keterangan :
Y= nilai variabel terikat (dipengarui) adalah penjualan produk a = nilai konstanta
b = koefisien arah regresi
n = banyaknya data yang dianalisis 3) Metode kuadrat
Rumus forecast penjualan dengan menggunakan metode kuadrat yakni: Y= a + bX + c(𝑥)2...(6) ∑Y = n.a + c(𝑥)2...(7) ∑𝑥2𝑌 = 𝑎 ∑𝑥2+ 𝑐 ∑𝑥4...(8) ∑XY = b∑𝑥2...(9) Keterangan : Y= nilai variabel terikat (dipengarui) adalah penjualan produk a = nilai konstanta b = koefisien arah regresi x = variabel bebas (mempengaruhi) n = banyak nya data yang dianalisis c. Standar kesalahan forecasting ( SKF) Perhitungan nilai SKF dari ketiga metode dalam analisis trend yang memberikan nilai terkecil akan menunjukan bahwa metode tersebut sesuai untuk digunakan dalam menghitung penjualan forecasting penjualan. Standar Kesalahan Forecast (SKF) dengan rumus Standar Kesalahan forecast (SKF) yang akan digunakan yakni : SKF = √∑( 𝑋 − 𝑌 ) 2 : n ...(10) Keterangan :
X = Penjualan nyata Y = Forecast penjualan
n = banyaknya data yang dianalisis
Perhitungan nilai SKF digunakan untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dari ketiga metode, maka digunakanlah Standar Kesalahan Forescasting (SKF).
7. Anggaran Produksi
Beberapa pengertian anggaran produksi menurut para ahli :
Menurut Nafarin (2015: 182) “Anggaran produksi adalah anggaran untuk membuat produk jadi dan produk dalam proses dari suatu perusahaan dalam periode tertentu”.
Sasongko (2011: 34) “Anggaran produksi adalah anggaran yang disusun oleh perusahaan untuk menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan” .
Sedangkan Menurut Puspika (2013:1) dan Mahardika (2013:1) dalam Winanda (2017) Mengemukakan bahwa persediaan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam suatu proses produksi karena berpengaruh langsung terhadap kelancaran proses produksi.
Dalam proses perencanaan produksi, organisasi harus mempertimbangkan beberapa elemen yang bersangkutan, yaitu volume penjualan yang sudah direncanakan, volume persediaan barang pada awal dan akhir periode. Hal ini akan mempengaruhi volume produksi dalam periode tersebut jika ini diabaikan maka akan mengakibatkan volume produksi menjadi tinggi dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan. Untuk dapat menyusun anggaran produksi, diperlukan berbagai data dan informasi sebagai berikut :
a. Estimasi jumlah unit barang jadi yang akan dijual pada periode yang akan datang.
Data-data jumlah unit barang yang akan terjual dapat diperoleh dari anggaran penjualan.
b. Estimasi jumlah persediaan barang jadi pada akhir periode anggaran.
Pada dasarnya, perusahaan memproduksi barang menjadi lebih banyak dari yang diperkirakan dapat dijual. Perusahaan ingin menghindari terjadinya kondisi stock out, yaitu kondisi dimana tidak memiliki persediaan barang ketika perusahaan memperoleh orderan pembelian lebih banyak dari pelanggan.
c. Estimasi jumlah persediaan barang jadi di awal periode anggaran.
Jumlah persediaan barang jadi di awal periode anggaran adalah esimasi jumlah persediaan barang jadi yang tersisa di tahun sebelumnya. Setelah diperoleh datanya langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah barang jadi yang rencananya akan diproduksi (Sasongko, 2011: 34).
1) Metode penyusunan anggaran produksi
Dalam penyusunan anggaran produksi, perusahaan dapat menggunakan beberapa metode produksi, yaitu:
a) Metode produksi stabil
Suatu metode di mana perusahaan menetapkan volume produksi yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu yang volume penjulannya lebih tinggi. Metode ini mengakibatkan volume persediaan menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan. Metode ini digunakan untuk perusahaan/manajemen yang sangat memperhatikan kestabilan produksi.Langkah-langkah penyusunan anggaran produksi dangan stabilitas produksi.
b) Metode persediaan stabil
Suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume persediaan yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu. Metode ini mengakibatkan volume produksi menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan.
c) Metode kombinasi atau fleksibel
Suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan vol produksi yang berubah terus dari bulan ke bulan. Metode ini mengakibatkan volume persediaan dan volume produksi menjadi naik tidak stabil dari bulan ke bulan.
8. Anggaran Bahan Baku
Kegiatan yang dilakukan perusahaan manufaktur adalah mengubah bahan baku yang diperoleh perusahaan dan diolah menjadi barang jadi. Perusahaan harus menghitung jumlah atau biaya bahan baku yang akan diperlukan untuk proses kegiatan produksi tersebut. Menurut (Sofyan, 2013 : 2) Faktor yang berpengaruh dalam kelancaran proses produksi yaitu persediaan bahan baku. Salah satu strategi yang harus dimiliki perusahaan adalah pengelolaan persediaan bahan baku yang baik dan tepat. Fungsi utama perusahaan mempunyai persediaan adalah agar perusahaan dapat membeli dan membuat produk dalam jumlah yang ekonomis). Adapun anggaran bahan baku yang disusun oleh perusaan terdiri dua jenis yaitu :
a. Anggaran pemakaian bahan baku
Menyajikan data informasi tentang kuantitas dan biaya bahan baku yang akan dikeluarkan untuk proses memproduksi barang jadi. Data-data informasi tentang barang jadi yang akan diproduksi dapat dilihat dari anggaran produksi (Sasongko, 2011:54).
b. Anggaran pembelian bahan baku
Anggaran pembelian bahan baku disusun dengan format yang sama dengan anggaran produksi, pada dasarnya jumlah pembelian bahan baku berdasarkan yang dibutuhkan untuk proses produksi. Anggaran pembelian bahan baku ini merupakan salah satu anggaran yang terlebih dahulu disusun ketika akan diperlukan, perkiraan anggaran bahan baku untuk produksi ini berdasarkan hubungan input-output. Penetapan biaya bahan baku telah ditentukan oleh kebutuhan bahan baku per unit produk yang dihasilkan perusahaan. Teguh dan Hardiansyah (2014) dalam Winanda (2017) mengemukakan bahwa kekurangan persediaan bahan baku dapat berakibat terhentinya proses produksi karena habisnya bahan untuk diproses. Akan tetapi terlalu besarnya persediaan bahan baku atau banyaknya persediaan (over stock) dapat berakibat terlalu tingginya
beban-beban biaya guna menyimpan dan memelihara bahan tersebut selama penyimpanan di gudang, selain itu kelebihan persediaan dapat menyebabkan kualitas bahan yang disimpan menurun atau rusak.
Tujuan penyusunan anggaran bahan baku adalah sebagai berikut : Faktor produksi yang utama adalah bahan baku, untuk keberlangsungan produksi harus mempertimbangkan secara matang mengenai tersedianya bahan baku agar dapat memenuhi keperluan produksi jangka pendek maupun jangka panjang.
Berikut ini tujuan-tujuan penyusunan anggaran bahan baku , yaitu : 1) Disusunnya anggaran bahan baku diketahui dengan kuantitas
bahan baku dipakai maupun kuantitas bahan baku yang akan dibeli selama periode tertentu. Jadi dapat dijadikan pedoman dalam memakai bahan baku dan membeli bahan baku;
2) Anggaran bahan baku dapat diketahui harga bahan baku, agar dapat dijadikan pedoman harga beli bahan baku;
3) Jumlah satuan uang bahan baku yang akan dibeli terdapat pada anggaran bahan baku, sehingga dapat diketahui kas yang disediakan untuk membeli bahan baku;
4) Penyusunan bahan baku terdapat biaya bahan baku karena biaya bahan baku ini merupakan salah satu unsur biaya pabrik, jadi dapat mentukan besarnya biaya pabrik dan biaya produksi; dan 5) Secara keseluruhan, anggaran bahan baku bertujuan untuk
menjaga kelancaran proses produksi (Nafarin, 2015:206).
B. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang memiliki judul yang sama yaitu :
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Aspek Recha Ramadhana
A03140051 Politeknik Negeri Banjarmasin (2017) Amin Al Muazirin Pratama A03140006 Politeknik NegeriBanjarmasin( 2017) Aisyah Rizkya D010316032 Politeknik Negeri Banjarmasin(2019 ) Judul PERHITUNGAN ANGGARAN BAHAN BAKU PADA ADY SASIRANGAN
PERHITUNGAN ANGGARAN BAHAN BAKU PADA UD TOKO KUE DAN RUMAH MAKAN NIRA RASA PURUK CAHU PERHITUNGAN ANGGARAN BAHAN BAKU PADA IYAN SASIRANGAN BANJARMASIN Institusi yang diteliti
ADY SASIRANGAN UD TOKO KUE
DAN RUMAH MAKAN NIRA RASA PURUK CAHU IYAN SASIRANGAN BANJARMASIN
Periode Analisis Januari 2012 – Desember 2016
Januari 2012 – Desember 2016
Januari 2013 -Desember 2018 Permasalahan Ady sasirangan tidak
pernah membuat perencaan terhadap proses produksi. Barang terus saja diproduksi meskipun jumlah barang yang ada digudang melebihi kebutuhan.
Selama ini UD Toko Kue dan Rumah Makan Nira Rasa Puruk Cahu belum menghitung angaran bahan baku untuk roti keju, roti kacang, roi coklat dan roti selai sehingga terlalu banyak bahan baku yang diproduksi. Iyan Sasirangan Banjarmasin belum pernah melakukan perhitungan anggaran bahan baku untuk kain katun satin dan kain katun sutra
sehingga bahan baku menumpuk di gudang dan banyaknya kain tersisa yang belum dijual.
Tujuan Penelitian Mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan mengetahui jumlah bahan baku yang harus dibeli produksi tahun 2017.
Mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan mengetahui jumlah bahan baku yang harus dibeli produksi tahun 2017.
Mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan mengetahui jumlah bahan baku yang harus dibeli tahun 2019.
Metode Penelitian Study Kasus Study Kasus Penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil Penelitian
Ada 3 metode dalam penelitian ini yaitu : metode least quare dan metode moment untuk kain sasirangan sutra di dapat nilai 3.730 unit, dan untuk kain
Ada 3 metode dalam penelitian ini yaitu : metode least square dan metode moment untuk produk roti keju sebesar 8.670 unit, roti kacang 4.790 unit,
sasirangan katun didapat nilai 2.970 unit
sedangkan metode kuadrat untuk kain sasirangan sutra didapat nilai 3.337 unit dan kain sasirangan katun didapat nilai 1.990 unit.
roti coklat 7.706 unit, roti selai 4.827 unit. Sedangkan metode kuadrat untuk produk roti keju sebesar 7.042 unit, roti kacang 4.322 unit, roti coklat 4.879 unit, roti selai 4.185 unit.
Sumber: Recha Ramadhana (2017), Amin Al Muazirin Pratama (2017)
Penelitian yang penulis lakukan secara umum memiliki kesamaan
dengan penelitian-penelitian terdahulu dalam beberapa hal yaitu : (1) Memperhitungkan Forecast Penjualan melalui 3 metode ( metode
least square, metode moment, dan metode kuadrat). (2) Untuk menentukan metode mana yang tepat dalam menghitung penjualan yang berkaitan dengan pembelian dan pemakaian bahan baku adalah menggunakan Standar Kesalahan Forecasting (SKF).
Sementara itu penulis memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu dalam hal subyek penelitian dan periode analisis. Penulis melakukan perhitungan anggaran bahan baku Iyan Sasirangan Banjarmasin dan periode analisis nya dari awal Januari 2013 hingga akhir Desember 2018.