• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN WAWANCARA. No. Isu Sub Isu Pertanyaan 1. Apakah anda selalu. Pola Keseimbangan. 2. Apakah anda selalu jujur dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN WAWANCARA. No. Isu Sub Isu Pertanyaan 1. Apakah anda selalu. Pola Keseimbangan. 2. Apakah anda selalu jujur dalam"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN WAWANCARA

Nama Suami :

Nama Istri :

Jumlah Anak :

No. Isu Sub Isu Pertanyaan

1. Pola Komunikasi Orang Tua Berbeda Kebangsaan dalam membesarkan anak Pola Keseimbangan (terbuka, jujur dan lansung)

1. Apakah anda selalu

mendiskusikan segala hal yang berkaitan dengan kepentingan anak dengan pasangan anda? 2. Apakah anda selalu jujur

membicarakan permasalahan tentang anak dengan pasangan anda?

3. Apakah anda mau bertukar pikiran dengan pasangan anda serta mau memberikan masukan satu sama lainnya terkait hal yang menyangkut kepentingan anak anda? Pola Keseimbangan terbalik (masing-masing anggota keluarga (suami-istri) mempunyai orientasi atau wewenang yang

4. Apakah sebelum menikah anda telah memiliki perjanjian yang menyangkut pembagian tugas dalam hal membesarkan anak dikarenakan anda berada dari luang lingkup budaya yang berbeda sehingga ditakutkan perbedaan itu akan membawa masalah dalam rumah tangga anda?

(2)

berbeda) 5. Apakah anda mempunyai pembagian tugas masing-masing dalam hal kepentingan anak anda? Misalkan salah satu pihak hanya berurusan dengan masalah sekolah anak sementara pihak lain menyangkut pergaulan si anak? Pola Pemisah

tidak seimbang satu orang dalam keluarga (si suami atau istri)

mendominasi.

6. Apakah terdapat salah satu pasangan diantara anda yang lebih

mendominasi dalam hal

membesarkan anak?

7. Apakah dikarenakan anda berdomisili di indonesia anda beranggapan bahwa pasangan yang berasal dari indonesia lebih memegang peranan penting di dalam hal membesarkan anak? 8. Apakah anda pernah berpikir

bahwa budaya salah satu pasangan anda lebih baik dalam membesarkan anak, sehingga pada akhirnya anda menyerahkan sepenuhnya urusan membesarkan anak kepada pasangan anda tersebut?

Pola Monopoli Keduanya (suami istri ) lebih suka

9. Apakah anda lebih cenderung memberikan nasehat kepada anak anda tanpa mendiskusikannya dengan pasangan anda?

(3)

memberi nasehat dari pada berkomunikasi untuk saling bertukar pendapat.

10. Bagaimana tanggapan anda jika salah satu pasangan anda tidak menyukai cara anda dalam membesarkan anak? Apakah anda akan memikirkan masukan dari pasangan anda atau tetap melakukan yang anda mau tanpa mempedulikan tanggapan dari pasangan anda?

HASIL WAWANCARA Pasangan 1

Nama Suami : Yahya Suryono Setyowati (Belanda) Nama Istri : Wina Devianty Rambe (Indonesia) Jumlah Anak : 4 orang anak

1. Apakah anda selalu mendiskusikan segala hal yang berkaitan dengan kepentingan anak dengan pasangan anda?

“Nah, ini dia. Itu biasanya tergantung hal apa dulu, tapi kalo untung kebaikan anak-anak, suami saya ikut aja sih”.

2. Apakah anda selalu jujur membicarakan permasalahan tentang anak dengan pasangan anda?

“Iya pastinya.”

3. Apakah anda mau bertukar pikiran dengan pasangan anda serta mau memberikan masukan satu sama lainnya terkait hal yang menyangkut kepentingan anak anda?

“Kadang kita tukar pikiran kalo hal yang serius, tapi kalo gak suami saya percaya sama saya dalam mengurus anak-anak.”

(4)

dikarenakan anda berada dari luang lingkup budaya yang berbeda sehingga ditakutkan perbedaan itu akan membawa masalah dalam rumah tangga anda?

“Gak ada dek”.

5. Apakah anda mempunyai pembagian tugas masing-masing dalam hal kepentingan anak anda? Misalkan salah satu pihak hanya berurusan dengan masalah sekolah anak sementara pihak lain menyangkut pergaulan si anak?

“Gak ada sih”.

6. Apakah terdapat salah satu pasangan diantara anda yang lebih mendominasi dalam hal membesarkan anak?

“Kalo itu bukannya mendominasi ya, tapi namanya saya ibunya”.

7. Apakah dikarenakan anda berdomisili di indonesia anda beranggapan bahwa pasangan yang berasal dari indonesia lebih memegang peranan penting di dalam hal membesarkan anak?

“Gak juga, saya sebagai seorang ibu bagi anak-anak saya pastilah lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak. Jadi wajar saya menerapkan cara mendidik anak dari Negara asal saya. Yahya sebagai suami dan papa menganggap kalau cara mendidik anak di Indonesia bagus untuk moral anak, jadi saya tidak mempermasalahkan”.

8. Apakah anda pernah berpikir bahwa budaya salah satu pasangan anda lebih baik dalam membesarkan anak, sehingga pada akhirnya anda menyerahkan sepenuhnya urusan membesarkan anak kepada pasangan anda tersebut?

“Tidaklah.”

9. Apakah anda lebih cenderung memberikan nasehat kepada anak anda tanpa mendiskusikannya dengan pasangan anda?

“Sebenarnya kalo nasihat yang biasa saja saya mau bilang ke anak-anak, suami saya setuju aja kok.”

10. Bagaimana tanggapan anda jika salah satu pasangan anda tidak menyukai cara anda dalam membesarkan anak? Apakah anda akan

(5)

memikirkan masukan dari pasangan anda atau tetap melakukan yang anda mau tanpa mempedulikan tanggapan dari pasangan anda?

“sejauh ini tidak ada masalah sih”.

Pasangan 2

Nama Suami : Azhim Hoftijzer (Belanda) Nama Istri : Belinda Maharani (Indonesia) Jumlah Anak : 2 orang anak

1. Apakah anda selalu mendiskusikan segala hal yang berkaitan dengan kepentingan anak dengan pasangan anda?

“Tidak selalu, tapi pernah lah”.

2. Apakah anda selalu jujur membicarakan permasalahan tentang anak dengan pasangan anda?

“Ya sebagai suami istri harus saling jujur”.

3. Apakah anda mau bertukar pikiran dengan pasangan anda serta mau memberikan masukan satu sama lainnya terkait hal yang menyangkut kepentingan anak anda?

“Ya kalo dirasa itu penting saya lakukan, tapi kalo untuk hal sepele saya rasa itu tidak terlalu dibutuhkan”.

4. Apakah sebelum menikah anda telah memiliki perjanjian yang menyangkut pembagian tugas dalam hal membesarkan anak dikarenakan anda berada dari luang lingkup budaya yang berbeda sehingga ditakutkan perbedaan itu akan membawa masalah dalam rumah tangga anda?

“Tidak ada”.

5. Apakah anda mempunyai pembagian tugas masing-masing dalam hal kepentingan anak anda? Misalkan salah satu pihak hanya berurusan dengan masalah sekolah anak sementara pihak lain menyangkut pergaulan si anak?

“Tidak aja juga”.

(6)

“Lebih ke fokus nya sih. Saya kan juga sebagai ibu rumah tangga yang memang tugasnya mengurusi rumah tangga”.

7. Apakah dikarenakan anda berdomisili di indonesia anda beranggapan bahwa pasangan yang berasal dari indonesia lebih memegang peranan penting di dalam hal membesarkan anak?

“Tidaklah, kita sama-sama tidak mempermasalahkan hal tersebut, kita ambil mana yang baik saja antara mendidik anak dengan cara orang Indonesia atau Barat”.

8. Apakah anda pernah berpikir bahwa budaya salah satu pasangan anda lebih baik dalam membesarkan anak, sehingga pada akhirnya anda menyerahkan sepenuhnya urusan membesarkan anak kepada pasangan anda tersebut?

“Gak pernah”.

9. Apakah anda lebih cenderung memberikan nasehat kepada anak anda tanpa mendiskusikannya dengan pasangan anda?

“Sebenarnya kalo nasehat kita sering memberikannya spontan, jadi kadang saya sebagai ibunya melihat hal yang tidak sesuai dengan anak saya, maka saya nasehati, begitu juga dengan ayahnya”.

10. Bagaimana tanggapan anda jika salah satu pasangan anda tidak menyukai cara anda dalam membesarkan anak? Apakah anda akan memikirkan masukan dari pasangan anda atau tetap melakukan yang anda mau tanpa mempedulikan tanggapan dari pasangan anda?

“Tidak sih, sejauh ini baik-baik saja, suami saya setuju aja”.

Pasangan 3

Nama Suami : Albert Schoonhoven (Belanda) Nama Istri : Atika Arisma Siahaan Indonesia) Jumlah Anak : 3 orang anak

1. Apakah anda selalu mendiskusikan segala hal yang berkaitan dengan kepentingan anak dengan pasangan anda?

(7)

“Berdiskusi memang penting, tapi tidak selalu, ada masanya saya sebagai ibunya dapat menangani sendiri”.

2. Apakah anda selalu jujur membicarakan permasalahan tentang anak dengan pasangan anda?

“Iya pastinya, itukan penting.”

3. Apakah anda mau bertukar pikiran dengan pasangan anda serta mau memberikan masukan satu sama lainnya terkait hal yang menyangkut kepentingan anak anda?

“Seperti yang saya katakan berdiskusi atau tukar pikiran itu penting, tapi kalau yang bisa saya tangani, saya tidak ingin membebani suami saya. Lagian suami saya oke-oke aja”.

4. Apakah sebelum menikah anda telah memiliki perjanjian yang menyangkut pembagian tugas dalam hal membesarkan anak dikarenakan anda berada dari luang lingkup budaya yang berbeda sehingga ditakutkan perbedaan itu akan membawa masalah dalam rumah tangga anda?

“Gak ada yang seperti itu”.

5. Apakah anda mempunyai pembagian tugas masing-masing dalam hal kepentingan anak anda? Misalkan salah satu pihak hanya berurusan dengan masalah sekolah anak sementara pihak lain menyangkut pergaulan si anak?

“Tidak ada”.

6. Apakah terdapat salah satu pasangan diantara anda yang lebih mendominasi dalam hal membesarkan anak?

“Tidak dominasi sih, tapi ya saya akui saya lebih besar porsinya dalam membesarkan anak-anak”.

7. Apakah dikarenakan anda berdomisili di indonesia anda beranggapan bahwa pasangan yang berasal dari indonesia lebih memegang peranan penting di dalam hal membesarkan anak?

“Tidak sih. Saya dan suami sepakat mendidik anak-anak dengan cara orang Indonesia. Suami saya setuju aja kok”.

(8)

8. Apakah anda pernah berpikir bahwa budaya salah satu pasangan anda lebih baik dalam membesarkan anak, sehingga pada akhirnya anda menyerahkan sepenuhnya urusan membesarkan anak kepada pasangan anda tersebut?

“Gak ada sampai kesitu sih”.

9. Apakah anda lebih cenderung memberikan nasehat kepada anak anda tanpa mendiskusikannya dengan pasangan anda?

“Sebenarnya kalo nasehat itu kapan pentingnya disitu kita berikan pada waktu itu juga, jadi wajar tanpa mendiskusikan dengan suami saya yang sudah sibuk mencari nafkah”.

10. Bagaimana tanggapan anda jika salah satu pasangan anda tidak menyukai cara anda dalam membesarkan anak? Apakah anda akan memikirkan masukan dari pasangan anda atau tetap melakukan yang anda mau tanpa mempedulikan tanggapan dari pasangan anda?

(9)

BIODATA PENELITI

IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Olivia Ruth Demaren Manullang

Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 17 Agustus 1992

Usia : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Status : Mahasiswa

Status Marital : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Asrama Brimob Blok L2 Nomor 1 Medan

No. Hp : 085276010533

Email : oliviardm@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

1. 1998 – 2004 SD SANTO ANTONIUS 2 MEDAN

2. 2004 – 2007 SMP SANTO THOMAS 1 MEDAN

3. 2007 – 2010 SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN

4. 2010 – sekarang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi patokan suatu perikanan sedang menuju kondisi ini antara lain, waktu melaut menjadi lebih panjang dari biasanya, lokasi

Kekambuhan pada kasus skizofrenia dapat disebabkan oleh ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan maupun faktor pencetus psikososial, baik dari keluarga maupun lingkungan

16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : 1.01. 92

49 Kertas kerja cadangan kali pertama dan kedua yang dihantar oleh PZS pada ketika itu (diminitkan di dalam Musyawarah Jawa- tankuasa Perunding Hukum Syara’ (FATWA) Negeri

Adapun alasan peneliti menggunakan metode kuasi eksperimen, adalah pertama, peneliti ingin menguji coba efektifitas tindakan yang diberikan terhadap subjek kelompok

Gambar 7 adalah grafik kebutuhan biodiesel untuk operasional kereta barang dan penumpang yang dimulai pada tahun 2015 dengan kebutuhan awal 31,8 ribu SBM dalam satu tahun.

Pada gambar 5 terliha1: bahwa makin tinggi kadar uranium dalam umpan pengolahan awal maka kadar U dalam rase air basil ekstraksi (rafmat) makin besar. Hal ini berkaitan

Jika konsentr-asi standar vitamin A yang digunakan tidak diketahui, standar tersebut harus ditetapkan derrgan UV spektrofotcmetri, dan kemurniannya Cicek dengan