• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN TINGKAT KETERBACAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN TINGKAT KETERBACAAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN

SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN

TINGKAT KETERBACAAN

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Diajukan Oleh : DEVI SULISTYANINGSIH

A.310080339

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

▸ Baca selengkapnya: lkpd mengidentifikasi teks diskusi bahasa indonesia kelas 9

(2)

1

ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN TINGKAT

KETERBACAAN

Devi Sulistyaningsih, A 310080339, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 52 halaman.

Abstrak tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi aspek keterbacaan serta mendeskripsikan tingkat keterbacaan buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII Erlangga, pada KD Membaca Cepat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis.Teknik dan instrumen pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan, observasi dan teknik angket. Kepustakaan untuk menambah sumber-sumber tertulis yang berupa buku, catatan dan hal-hal lain. Observasi terhadap objek yang dijadikan sumber penilaian tingkat keterbacaan terhadap buku tersebut. Angket digunakan untuk mengetahui hasil keterbacaan buku ini. Siswa membaca wacana yang disediakan kemudian menghitung kecepatan membaca dengan rumus yang sudah ditentukan.Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode agih. Metode agih yang alat penentunya berada pada bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri.

Dari uji keterbacaan yang dilakukan dapat diketahui tingkat keterbacaan dari buku ini. Hasil uji buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII Erlangga, pada KD Membaca Cepat untuk uji keterbacaan dalam kategori baik. Rincian untuk tiap kelas yaitu: kelas VIII E tuntas= 24 siswa, tidak tuntas= 8 siswa, kelas VIII F tuntas= 24 siswa, tidak tuntas= 7 siswa, kelas VIII G tuntas= 22 siswa, tidak tuntas= 8 siswa, kelas VIII H tuntas= 20 siswa, tidak tuntas= 10 siswa. Nilai yang dicapai dapat memenuhi batas tuntas 60% dengan prosentase rata-rata tiap kelas VIII E 75%, VIII F 77,41 %, kelas VIII G 73,33, dan kelas VIII H 66,66 %. Rata-rata keempat kelas untuk tingkat keterbacaan yaitu 73,99 % sebagai hasil keterbacaan pada buku teks tersebut.

Kata kunci :buku teks bahasa Indonesia, keterbacaan A. Pendahuluan

Pembelajaran dikatakan sebagai proses transmisi dari guru kepada siswa. Guru memfasilitasi siswa dalam memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan. Proses pembelajaran yang berlangsung dapat memberi pengalaman yang bermanfaat bagi siswa. Kemampuan siswa dapat dikembangkan dengan pembelajaran dengan kualitas yang baik. Siswa belajar mengemukakan pendapat, gagasan dan ide, berpartisipasi dalam diskusi di kelas.

Peran guru dalam hal ini sangat dibutuhkan. Sufanti (2010:5) menyebutkan peran guru dalam PBM meliputi Informatori, Organisator, Konduktor, Katalisator, Pengarah, Inisiator, Moderator, Transmitter, Fasilitator, dan Evaluator. Inovasi pembelajaran senantiasa dilakukan oleh guru agar siswa tertarik untuk mengikuti

(3)

2

pembelajaran sampai selesai. Di sinilah peran guru terlihat dengan jelas, bagaimana mereka menjalankan tugas-tugasnya. Secara tidak langsung siswa melakukan penilaian terhadap cara guru mengajar di depan kelas.

Guru tidak selamanya dapat memberikan informasi secara lengkap dan langsung, maka guru mempergunakan buku teks sebagai panduan dalam menyampaikan informasi. Buku teks dapat mewakili guru dalam menyediakan sumber belajar yang dapat dipelajari siswa kapan saja. Buku teks yang dipakai oleh guru tersebut salah satu contoh dari sekian banyak buku teks yang tersedia. Namun, Perlu disadari tentang keberadaan buku teks atau buku pelajaran merupakan sarana atau instrumen yang paling baik atau ampuh. Manfaat adanya buku teks tidak lain dapat memberikan kesempatan kepada pemilik buku untuk mengulang materi yang dirasanya kurang. Buku teks juga memberikan kesempatan kepada pemilik untuk menyegarkan ingatannya mengenai materi yang sudah diajarkan, dengan begitu dia tidak mudah lupa.

Diantara perangkat pengajaran yang ada, buku teks memiliki peran sebagai salah satu perangkat pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Buku teks menyediakan sumber informasi bagi siswa yang berbentuk tulis. Informasi tersebut meliputi informasi tentang lingkungan, kesehatan, teknologi, kondisi politik, sosial, budaya dan bidang-bidang lain. Selain informasi tersurat dalam buku teks juga terdapat informasi tersirat. Buku teks yang dibuat memiliki kriteria penyusunan yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan isinya.

Tarigan ( 2009:13) buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat tujuan intruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran. Mahfudz dan Solehan (dalam Nugraheni, 2011) menyatakan bahwa buku teks adalah buku yang berisi bahan atau materi pengajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Buku teks mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan intruksional yang akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar siswa sehingga menyediakan bimbingan bagi rangkuman, dan secara umum berorientasi pada siswa secara mandiri karena sistematis dan lengkap.

Masalahnya, apakah semua bahan bacaan yang tersedia serta mudah didapat tersebut layak untuk konsumsi bacaan siswa kita atau tidak. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menguji kelayakan buku yang digunakan oleh siswa dan guru saat ini. Salah satunya dengan keterbacaan wacana yang ada dalam buku tersebut. Tingkat keterbacaan akan sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana wacana dalam buku ini dimengerti oleh siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan menganalisis buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII, terbitan Erlangga dikaji berdasarkan keterbacaan dan tingkat keterbacaan terhadap siswa. Uji keterbacaan dilakukan di SMP N 3 Colomadu. Peneliti memilih sekolah ini karena pembelajaran membaca cepat dirasakan kurang.

(4)

3

Keterbacaan mempersoalkan tingkat kemudahan suatu bahan bacaan tertentu, atau dengan kata lain keterbacaan (readability) adalah ukuran tentang sesuai tidaknya suatu bacaan bagi pembaca tertentu dilihat dari segi tingkat kesukaran/kemudahan wacananya. Hal ini berkaitan dengan teknik membaca cepat buku tersebut.

Soedarso (2000:5-9) memaparkan beberapa hal yang menghambat kecepatan membaca dan cara mengatasinya:

“ a. Vokalisasi

Membaca dengan bersuara sangat memperlambat membaca, karena itu berarti mengucapkan kata demi kata dengan lengkap.

Cara menghilangkan kebiasaan itu yaitu dengan meletekkan

tangan di leher sementara membaca dan letakkan tangan di leher (tidak boleh terasa getaran).

b. Gerakan Bibir

Menggerakkan bibir atau komat-kamit sewaktu membaca sekalipun tidak bersuara ataupun dengan gerakan bibir hanya seperempat dari kecepatan membaca secara diam.

Cara menghilangkan kebiasaan ini :

1) Rapatkan bibir kuat-kuat, tekankan lidah ke langit-langit mulut.

2) Mengunyah permen karet. c. Gerakan Kepala

Semasa kanak-kanak penglihatan kita memang masih sulit menguasai seluruh penempang bacaan. Akibatnya adalah kita menggerakkan kepala dari kiri ke kanan untuk dapat membaca baris-baris bacaan secara lengkap.

Cara untuk menghilangkan kebiasaan itu lakukanlah salah satu

cara ini:

1) Letakkan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama membaca.

2) Tangan memegang dagu seperti memegang jenggot dan bila kepala bergerak, Anda akan tersadar lalu hentikan gerakan itu.

d. Menunjuk Dengan Jari

Semasa baru belajar membaca kita harus mengucapkan kata demi kata apa yang kita baca, maka dilakukan dengan bantuan jari atau pensil yang menunjuk kata demi kata.

Kebiasaan itu dapat dihilangkan dengan cara yang mudah seperti berikut ini :

1) Kedua tangan memegang buku yang dibaca. 2) Memasukkan tangan ke saku selama membaca. e. Regresi

Kebiasaan selalu kembali (regresi) ke belakang untuk melihat kata atau beberapa kata yang baru dibaca.

Cara untuk mengurangi regresi itu dapat dilaksanakan hal berikut:

(5)

4 2) Hadapi bahan bacaan.

3) Terus saja baca sampai kalimat selesai. f. Subvokalisasi

Subvokalisasi atau melafalkan dalam batin atau pikiran kata-kata yang dibaca juga dilakukan oleh pembaca yang kecepatannya tinggi.

Cara untuk menanggulanginya yaitu dengan melebarkan

jangkauan mata sehingga satu fiksasi (pandangan mata) dapat menangkap beberapa kata sekaligus dan langsung menyerap idenya daripada melafalkannya”.

Penelitian yang berhubungan dengan telaah buku teks adalah penelitian milik Herry Yuliyanto (2006) berjudul “Analisis Soal Cerita pada Buku Bahasa Indonesia Kontekstual kelas VII Semester II SMP Muhammadiyah I Surakarta Tahun Pelajaran 2005/2006”. Penelitian Herry menghasilkan perbandingan jumlah soal yang mudah, sedang, sukar pada buku Bahasa Indonesia Kontekstual kelas VII Semester II sudah memenuhi kriteria tingkat kesukaran dengan perbandingan 4:12:3. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan yaitu pada sumber data penelitiannya. Herry meneliti soal cerita pada buku bahasa Indonesia dan perbedaannya pada objek dan tingkatan kelasnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, ada dua masalah yang perlu dibahas dalam penelitian ini. Pertama, bagaimana aspek keterbacaan buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII Erlangga, pada KD membaca cepat?; kedua, Bagaimana tingkat keterbacaan buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII Erlangga, pada KD membaca cepat?. Penelitian ini memiliki tujuan, pertama, Mengidentifikasi aspek keterbacaan buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII Erlangga, pada KD membaca cepat. Kedua, mendeskripsikan tingkat keterbacaan buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII Erlangga, pada KD membaca cepat. Manfaat diadakannya penelitian ini yakni (1) menambah wawasan dan pengetahuan tentang analisis buku teks melalui aspek keterbacaan dan tingkat keterbacaan siswa, (2) membantu guru agar lebih selektif dalam memilih buku panduan, dan (3) dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referen bagi peneliti yang lain berkaitan dengan evaluasi terhadap buku teks bahasa Indonesia berdasarkan tingkat keterbacaan dan ketercapaiannya.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Colomadu dan dilakukan di 4 (empat) kelas yaitu kelas VIII E, F, G, dan VIII H dan dilakukan pada bulan februari hingga maret. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjek penelitian ini yaitu buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII terbitan Erlangga beserta objek penelitian yang ada yakni kalimat atau wacana yang diujikan kepada siswa kemudian rumus yang disediakan untuk menghitung tingkat keterbacaan siswa. Sumber data yang ada berupa buku bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII, Erlangga. Peneliti

(6)

5

mengkaji buku tersebut berdasarkan keterbacaan dan tingkat keterbacaan pemahaman terhadap siswa.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan, teknik observasi dan teknik angket. Teknik kepustakaan yaitu teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh studi tentang sumber-sumber-sumber-sumber yang digunakan antara lain sejenis dokumen yang digunakan untuk mencari data-data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, dan hal-hal lain yang menunjang penelitian Arikunto, (1993:43). Teknik kepustakaan pada penelitian ini berupa buku bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII, Erlangga. Teknik selanjutnya yaitu observasi terhadap objek yang akan dijadikan sumber ketercapaian pemahaman terhadap buku tersebut. Tahap terakhir yang akan peneliti lakukan yaitu teknik angket.

Uji validitas data yang akan dilakukan yakni bertanya kepada yang lebih mengetahui tentang keterbacaan tersebut, salah satunya yaitu kepada guru mata pelejaran bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang berupa metode agih. Sudaryanto (1993:15) menyatakan bahwa metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya berada pada bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Penelitian ini alat penentunya merupakan bahasa itu sendiri. Data yang teranalisis itu berupa kalimat-kalimat yang dikaji keterbacaannya.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Aspek keterbacaan buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII Erlangga, pada KD membaca cepat

Membaca cepat dilakukan untuk mengetahui kecepatan membaca siswa. Jumlah kata yang dibaca siswa dapat diketahui dengan cara membaca cepat. Kata dalam wacana yang diujikan kepada siswa berjumlah 130 kata. Mengidentifikasi buku teks Bahasa Indonesia Tingkatan SMP Kelas VIII, Erlangga, berdasarkan pada keterbacaan terdiri atas dua jenis uji kecepatan membaca, yaitu menghitung kecepatan membaca dan menjawab pertanyaan. Kedua jenis uji kecepatan membaca ini dilakukan siswa setelah mereka membaca wacana yang disediakan. Akan tetapi, lembar wacana dan lembar uji kecepatan membaca tidak diberikan secara bersamaan. Siswa terlebih dahulu menyelesaikan membaca dengan ketentuan yang telah diberikan, kemudian baru disediakan lembar uji membaca cepat.

Setelah siswa membaca wacana yang disediakan, mereka menghitung kecepatan membaca dan menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Berikut contoh angket yang hrus diisi oleh siswa.

PEDOMAN ANGKET PENELITIAN SKRIPSI S-1 PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(7)

6

Judul: ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN TINGKAT KETERBACAAN

Identitas Narasumber Nama :

No :

Kelas :

1. Hitunglah kecepatan membaca kalian! 2. Jawablah pertanyaan berikut :

a. Di mana Isman berkuliah?

b. Pekerjaan apa saja yang digeluti Isman? c. Berapa pendapatan Isman tiap bulan?

d. Apakah buktinya bahwa pekerjaan Isman tidak mengganggu kuliahnya?

e. Bagaimana kiat sukses Isman selama ini? 3. Tulis kesimpulan bacaan yang telah kalian baca!

Berikut contoh hasil uji keterbacaan siswa. Nama : Ammar Abdul. W

No : 05 Kelas : VIII E

1. Hitunglah kecepatan membaca kalian!

112 x 60 = 67,2 kpm 100

2. Jawablah pertanyaan berikut : a. Di mana Isman berkuliah?

UIN Syarif Hiayatullah

b. Pekerjaan apa saja yang digeluti Isman?

Pemulung, pembersih kolam renang, jual koran

c. Berapa pendapatan Isman tiap bulan?

1,4 juta

d. Apakah buktinya bahwa pekerjaan Isman tidak mengganggu kuliahnya?

Buktinya ia mendapat peringkat 3 besar dlm kuliahnya

e. Bagaimana kiat sukses Isman selama ini?

Ia tidak gengsi karena ia bekerja sambil kuliah dan ia belajar dengan tekun.

3. Tulis kesimpulan bacaan yang telah kalian baca!

Isman kuliah di UIN Syarif Hidayatullah, ia bekerja sambil kuliah. Ia setiap hari memulung, pembersih kolam, dan berjualan koran. Ia bahkan tiap bulan ia bisa mengumpulkan uang 1,4 juta dan untuk mengirimi orang tua.

(8)

7 Nama : Mega Yulviana No : 09

Kelas : VIII F

1. Hitunglah kecepatan membaca kalian!

130 x 60 = 60 kpm 130

2. Jawablah pertanyaan berikut : a. Di mana Isman berkuliah?

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

b. Pekerjaan apa saja yang digeluti Isman?

Memungut barang bekas, perawatan kolam renang, dan agen koran.

c. Berapa pendapatan Isman tiap bulan?

1,4 juta

d. Apakah buktinya bahwa pekerjaan Isman tidak mengganggu kuliahnya?

Isman masuk tiga besar dalam indeks prestasi 3,4

e. Bagaimana kiat sukses Isman selama ini?

Menghilangkan gengsi dan malu, tetapi tetap memegang teguh idealisme.

3. Tulis kesimpulan bacaan yang telah kalian baca!

Seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, bekerja sampingan untuk membayar sewa kos dan juga kuliahnya. Pekerjaan yang Isaman geluti adalah memungut barang bekas, perawatan kolam renang dikomplek dan agen koran. Dari ke-3 pekerjaan itu ia mendapat uang sebesar 1,4 juta per bulan. Meski bekerja ia pun tetap masuk 3 besar dalam indeks prestasi 3,4.

Berdasarkan kutipan dari uji keterbacaan di atas, berikut ini hasil keseluruhan uji keterbacaan buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII Erlangga, pada kD membaca cepat di SMP N 3 Colomadu.

Nilai membaca cepat kelas VIII E nilai tuntas 60 %

No Urut

Nilai Membaca Cepat Kelas VIII E Keterangan 1 2 3 Tuntas Tidak Tuntas

kpm % 1x2=% 1 78 80 62,4 T 2 78 100 78 T 3 67,2 100 67,2 T 4 78 80 62,4 T 5 67,2 100 67,2 T 6 78 100 78 T 7 78 80 62,4 T

(9)

8 8 78 80 62,4 T 9 78 60 46,8 TT 10 70,9 80 56,72 TT 11 67,2 100 67,2 T 12 58,8 20 11,76 TT 13 78 80 62,4 T 14 78 80 62,4 T 15 78 80 62,4 T 16 78 80 62,4 T 17 78 100 78 T 18 64,8 100 64,8 T 19 76,8 80 61,4 T 20 76,8 80 61,4 T 21 78 60 46,8 TT 22 78 40 31,2 TT 23 76,8 60 46,08 TT 24 78 100 78 T 25 69,6 100 69,6 T 26 78 100 78 T 27 72 100 72 T 28 78 80 62,4 T 29 78 60 46,8 TT 30 78 60 46,8 TT 31 78 80 62,4 T 32 78 100 78 T

Nilai membaca cepat kelas VIII F nilai tuntas 60 %

No Nilai Membaca Cepat Kelas VIII F Keterangan

1 2 3 Tuntas Tidak Tuntas Kpm % 1x2=% 1 78 100 78 T 2 78 80 62,4 T 3 78 80 62,4 T 4 64,8 80 39,92 TT 5 66 60 39,6 TT 6 7 48 100 48 TT 8 60 100 60 T 9 60 100 60 T 10 70,9 80 56,72 TT 11 78 60 46,8 TT 12 70,9 100 70,9 T 13 60 100 60 T 14 76,8 80 61,44 T

(10)

9 15 70,9 60 42,54 TT 16 70,9 100 70,9 T 17 78 100 78 T 18 78 80 62,4 T 19 78 80 62,4 T 20 60 80 48 TT 21 60 100 60 T 22 86,6 100 86,6 T 23 70,9 100 70,9 T 24 69,8 100 69,8 T 25 72 100 72 T 26 65 80 52 TT 27 70,9 100 70,9 T 28 70,9 100 70,9 T 29 69,8 100 69,8 T 30 78 100 78 T 31 60 80 48 TT 32 46,1 100 46,1 TT

Nilai membaca cepat kelas VIII G nilai tuntas 60 %

No Nilai Membaca Cepat Kelas VIII G Keterangan

1 2 3 Tuntas Tidak Tuntas Kpm % 1x2=% 1 86,25 100 86,25 T 2 90 100 60 T 3 97,5 100 97,5 T 4 97,5 80 58,5 TT 5 86,25 80 69 T 6 87 80 69,6 T 7 88,5 80 70,8 T 8 91,5 80 73,2 T 9 97,5 0 0 TT 10 97,5 80 78 T 11 87 80 69,6 T 12 94,5 80 75,6 T 13 97,5 80 78 T 14 96 60 57,6 TT 15 96 80 76,8 T 16 96 80 76,8 T 17 97,5 80 78 T 18 96 80 76,8 T 19 97,5 80 78 T 20 90 80 72 T 21 97,5 40 39 TT

(11)

10 22 87 100 87 T 23 96 80 76,8 T 24 73,5 60 44,1 TT 25 97,5 100 97,5 T 26 96 80 76,8 T 27 91,5 80 73,2 T 28 81 80 64,8 T 29 96 80 76,8 T 30 97,5 60 58,5 TT

Nilai membaca cepat kelas VIII H nilai tuntas 60 %

No Nilai Membaca Cepat Kelas VIII H Keterangan

1 2 3 Tuntas Tidak Tuntas Kpm % 1x2=% 1 97,5 60 58,5 TT 2 97,5 80 78 T 3 66 40 26,4 TT 4 82,5 80 66 T 5 97,5 80 78 T 6 97,5 60 58,5 TT 7 75 20 15 TT 8 97,5 80 78 T 9 130 60 78 T 10 52,5 0 0 TT 11 60 100 60 T 12 60 40 48 TT 13 60 80 97,5 T 14 97,5 100 40,5 TT 15 67,5 60 78 T 16 97,5 80 78 T 17 82,5 60 49,5 TT 18 97.5 80 78 T 19 75 80 60 T 20 86,6 40 34,64 TT 21 66 100 66 T 22 90 80 72 T 23 97,5 80 78 T 24 113 60 67,8 T 25 90 80 72 T 26 66 100 66 T 27 97,5 80 78 T 28 97,5 100 97,5 T 29 97,5 80 72 T 30 60 80 48 TT

(12)

11

2. Tingkat keterbacaan buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII Erlangga, pada KD membaca cepat

Buku Bahasa Indonesia merupakan buku teks yang diberikan kepada siswa kelas VIII SMP N 3 Colomadu. Setiap anak memiliki tingkat keterbacaan yang tidak sama. Tingkat keterbacaan buku tersebut bergantung pada pemahaman yang dimiliki siswa. Tentunya dalam membaca cepat setiap siswa memiliki kapasitas yang berbeda. Jawaban yang dihasilkan bervariasi bergantung pada pemahaman masing-masing. Meskipun demikian, ketercapaian pemahaman buku teks Bahasa Indonesia dapat diidentifikasi oleh guru ataupun pihak yang mengadakan evaluasi instrumen belajar, misalnya pembelajaran membaca cepat.

Tingkat keterbacaan tujuan pembelajaran didasarkan pada penghitungan penskoran. Penghitungan penskoran dapat dinyatakan dengan:

I Jumlah kata yang dibaca x 60 = Jumlah kpm (kata per menit) Waktu tempuh baca

II Jawaban benar x 100 % = % Jumlah soal

I x II = % Keterangan:

a. Nilai ketercapaian > 60 % tuntas b. Nilai ketercapaian < 60 % tidak tuntas

Didasarkan jumlah nilai dan rata-rata keseluruhan masing-masing kelas VIII, sudah dapat dikatakan tingkat keterbacaan pemahaman buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII, Erlangga, di SMP Negeri 3 Colomadu sudah tercapai. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai masing-masing kelas di bawah ini.

No Kelas Hasil Jumlah Rata-rata tiap kelas %

Rata-rata 4 kelas % Tuntas Tidak Tuntas

1 VIII E 24 8 32 75 73,99

2 VIII F 24 7 31 77,41 3 VIII G 22 8 30 73,33 4 VIII H 20 10 30 66,66

D. Simpulan dan Saran

Hasil identifikasi buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII Erlangga, pada KD membaca cepat di SMP Negeri 3 Colomadu berdasarkan aspek keterbacaannya. Buku ini telah Dalam hal ini siswa tidak sekedar membaca cepat melainkan harus memahami wacana yang telah dibaca. Akan tetapi, masih ada beberapa siswa yang belum dapat memahami buku ini secara cepat dan belum tuntas dalam uji membaca cepat.

(13)

12

Pada aspek tingkat keterbacaan, buku teks tersebut sudah menunjukkan tingkat keterbacaan yang baik. Nilai tiap kelas menunjukkan ketercapaian yang telah berhasil mencapai > 60%. Rincian untuk tiap kelas yaitu : kelas VIII E Tuntas= 24 siswa, Tidak tuntas= 8 siswa, kelas VIII F Tuntas= 24 siswa, Tidak tuntas= 7 siswa, Kelas VIII G Tuntas= 22 siswa, Tidak tuntas= 8 siswa, dan kelas VIII H Tuntas= 20 siswa, Tidak tuntas= 10 siswa. Hasil rata-rata untuk masing-masing kelas yaitu kelas VIII E 75%, VIII F 77,41%, VIII G 73,33%, dan kelas VIII H 66,66%. Dari keempat kelas sudah terlihat tingkat keterbacaan yang baik pada buku teks tersebut dengan rata-rata 73,99%.

Identifikasi buku teks bahasa Indonesia tingkatan SMP kelas VIII Erlangga, pada KD membaca cepat menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan untuk hal membaca cepat dalam kategori baik. Dari analisis keterbacaan buku teks bahasa Indonesia telah memenuhi nilai tingkat keterbacaan yang diinginkan. Keempat kelas dapat menunjukkan hasil rata-rata 73,99% sebagai batas keterbacaan pada buku teks tersebut.

Saran yang dapat diberikan peneliti mengenai adanya penelitian ini berupa Siswa diharapkan dapat aktif berpartisipasi dalam penilaian keterbacaan buku teks bahasa Indonesia terkait dengan kemampuan siswa untuk memahami buku tersebut dan pihak sekolah lebih bijaksana dalam menentukan buku teks yang dipakai oleh pendidik serta siswa.

E. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsini. 1993. Metode Penelitian (Studi Pendekatan Praktis). Jakarta: Puri Rekta.

Nugraheni, Aninditya Sri. 2011. Empat Pilar Pembelajaran Bahasa Indonesia

Cerdas Membangun Karakter Bangsa. Yogyakarta: Metamorfosa

Press.

Soedarso. 2000. Speed Reading. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sudaryanto. 1993.Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

Yulianto, Hery. 2006. Analisis Soal Cerita Pada Buku Pelajaran Bahasa

Indonesia Kontekstual Kelas VII Semester II SMP Muhammadiyah I Surakarta Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi. Surakarta: Universitas

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kuesioner yang telah dibuat didapatkan kesimpulan bahwa Aplikasi ini membantu Pembelajaran anak-anak Sekolah Dasar dalam mengenal tumbuhan Dikotil

Tersedia Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Terhadap Keseluruhan Program Kemahasiswaan Dan Kegiatan Yang Dilaksanakan Oleh Organisasi Mahasiswa (tingkat Universitas,

B Wisuda Akademi Manajemen Putra Jaya Yogyakarta Inseminator Butuh Pengalaman Lapangan Yang

Tulisan ini mengevaluasi pembentukan galur mandul jantan baru GMJ4A dan GMJ5A sampai menurunkan hibrida unggul pada uji observasi hasil dan uji ketahanan terhadap penyakit hawar

Mikroftalmus merupakan kelainan mata yang ditandai dengan ukuran bola mata lebih kecil dari pada normal dan fisura palpebra biasanya sempit dan orbita kecil yang dapat

[r]

Berdasarkan pembahasan, ternyata faktor-faktor tersebut tidak mempengaruhi secara nyata, hal ini disebabkan karena faktor pribadi dari tenaga penjual lebih besar pengaruhnya

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ketawanggede Malang