BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
4
4..11. . PPeenngguukkuurraan n PPoolliiggoonn
Berdasarkan data sudut dan jarak yang diperoleh dari hasil pengukuran di Berdasarkan data sudut dan jarak yang diperoleh dari hasil pengukuran di lap
lapangangan, an, makmaka a akaakan n diddidapaapatkatkan n kookoordirdinat nat tittitik ik polpoligoigon n melmelalualui i perperhithitungunganan sebagai berikut :
sebagai berikut : ii.. SSuudduut t uukkuurraann
Su
Sududut t ukukururan an di di lalapapangngan an dididadapapat t memelalalului i pepembmbacaacaan an susududutt horizontal biasa dan luar biasa dengan perhitungan sebagai berikut :
horizontal biasa dan luar biasa dengan perhitungan sebagai berikut : Misal sudut ukuran pada P1 :
Misal sudut ukuran pada P1 : a.
a. MuMulala-m-mulula alaa alat didt didiririkikan di tan di tititik Pik P11, kemudian lakukan sentering alat, kemudian lakukan sentering alat yang diarahkan ke titik P
yang diarahkan ke titik P11lalu alat diset !!"!!#!!$ kemudian theodolitlalu alat diset !!"!!#!!$ kemudian theodolit di
dipuputatar r memembmbididik ik titititik k PP%%, , dedengngan an susududut t dadalam lam dididadapapat t susududutt %&'"()#(1$ sebagai bacaan sudut biasa.
%&'"()#(1$ sebagai bacaan sudut biasa. b.
b. *emudian *emudian putar putar teropong teropong untuk untuk memperoleh memperoleh bacaan bacaan sudut sudut luar luar biasa,biasa, lalu bidik lagi titik P
lalu bidik lagi titik P11 dan P dan P%%. Setelah dibidik didapat bacaan sudut P. Setelah dibidik didapat bacaan sudut P11 sebesar 1'!"!!#!($ dan P
sebesar 1'!"!!#!($ dan P%% sebsebesar ''"()esar ''"()#(1#(1$, $, lallalu u catacatat t ke ke daldalamam +ormulir
+ormulir ukur.ukur.
S
Suudduut t PP1 1 BBiiaassaa SSuudduut t PP%% Biasa - Biasa - Sudut Sudut PP11 Biasa Biasa %&'"()#()$- !!"!!#!!$
%&'"()#()$- !!"!!#!!$ %&'"()#()$
%&'"()#()$ S
Suudduut t PP1 1 uuaar r BBiiaassaa SSuudduut t PP%% uar Biasa- Sudut P uar Biasa- Sudut P11 uar Biasa uar Biasa ''"()#(1$- 1'!"!!#!($ (&!"!!#!!$ ''"()#(1$- 1'!"!!#!($ (&!"!!#!!$ %&'"()#%'$ %&'"()#%'$ S Suudduut t PP1 1 //aattaa--rraattaa % % Biasa Biasa LuarBiasa LuarBiasa + +
%%&&'' (() 0 () 0 () ) %%&&'' (() 0 %) 0 %'' % %
°
°
+
+
°°
%&'"()#(1$ %&'"()#(1$ii. Perhitungan sudut
Pada pengukuran di lapangan, penulis menggunakan pengukuran sudut dalam. Maka didapat perhitungan sebagai berikut:
1. Pada hitungan poligon tertutup yang ada pada lampiran diketahui bah4a terdapat penutup sudut sebesar (5'!"!(#&$
%. Banyaknya titik poligon yang diukur 1 buah (. Syarat geometri sudut luar 6n%7 1'!"
61 % 7 1'!" (5'!"!!#!!$
). Sehingga terdapat kesalahan penutup sudut sebesar : (5'!"!(#&$ - (5'!"!!#!!$ !!"!(#!&$
1'&$ 8. *oreksi penutup sudut - 1'&$
&. *oreksi penutup sudut dikoreksikan ke semua titik poligon dimana : ) titik mendapat koreksi sudut sebesar -$
18 titik mendapat koreksi sudut sebesar -1!$ 5. Sudut terkoreksi diperoleh dari sudut ukuran koreksi sudut
Misal : Sudut P% %%(" ()# )1$ *oreksi sudut - !!" !!#$ Maka Sudut terkoreksi %%(" !'# (%$
iii. Perhitungan azimut
Setelah mendapatkan sudut terkoreksi dilanjutkan dengan mencari sudut jurusan atau azimut. angkah-langkah pengukuran azimut sebagai berikut :
9zimut diatas digunakan sebagai azimut a4al dalam perhitungan azimut. ntuk menghitung azimut titik poligon selanjutnya digunakan rumus :
9zimut yang dicari azimut sebelumnya ; < ; 1'!"
Kelompok I 23- %
=ontoh perhitungan :
>P%-P( > P1-P% sudut ukuran terkoreksi 6<7 - 1'!" 18(" (%#)&$ %%("()#)1$- !"!#$ - 1'!" 15" !5# %5$
i?. @arak total 6 A 7
@arak total diperoleh dari hasil penjumlahan jarak antar patok poligon yaitu sebesar : '1.)%! m.
?. Perhitungan Sin > dan =os > a. Perhitungan Sin >
Misal untuk perhitungan pada titik P% C P( Sin > 6P%-P(7 . Sin > 6P%-P(7
%&.&!! 6Sin 15" !5# %5$7 -5.'(% m
ntuk poligon tertutup, syarat geometri A Sin > !
Pada tabel perhitungan poligon didapat A Sin > +D - 1.'1& m. Maka untuk memenuhi syarat geometri A Sin > ! diperlukan koreksi 6*D7 sebesar 1.'1&.
Eilai koreksi 6 *D 7 tersebut diberikan pada semua titik poligon dengan rumus koreksi tiap titik :
*FG fx Dij Dij
.
∑ =ontoh perhitungan : *FG6P8 C P&7 D6P8 P&7 . fx D ∑ ('.1!! .6 1.'1&7 '1.)%!−
!,!()b. Perhitungan =os >
Misal untuk perhitungan pada titik P% C P(
=os > 6P% C P(7 . =os > 6P% C P(7
%&.&!! 6=os 15" !5# %5$7 - %8.)%1 m
ntuk poligon tertutup, syarat geometri A =os > !
Pada tabel perhitungan poligon didapat A =os > +y .'& m. Maka untuk memenuhi syarat geometri A =os > ! diperlukan koreksi 6*y7 sebesar C .'& m
Eilai koreksi 6 *y 7 tersebut diberikan pada semua titik poligon dengan rumus koreksi tiap titik :
*FH fy Dij Dij
.
∑ =ontoh perhitungan : *FH6P8 C P&7 6P8 P&7 . D fy D ∑ ('.1!! .6.'&7 '1.)%! - %'.)!ntuk tanda pada *FH selalu berla4anan dengan ta nda +y.
?i. Perhitungan *oordinat a. *oordinat G
*oordinat G dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut :
G Gsebelum Sin > *FG
=ontoh perhitungan I
G P& G P8 P8-P& Sin >P8-P& *FGP8-P& )('!5(.8)( %).5'! !.!5! )('!'.()
b. *oordinat H
*oordinat H dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut :
H Hsebelum Sin > *FH
=ontoh perhitungan I
HP& HP8 P8-P& =os >P8-P& *FHP8-P&
%%!8)1.!8% - %'.)! - !.(') %%!811.5%'
Jabel ).1. Kasil perhitungan koordinat poligon
No. KOORDINAT No.
Titik X (meter) Y (meter) Titik
1 2 3 4 P1 437,952.71 9,220,!5.77 P1 P2 437,952.71 9,220,!5.77 P2 P3 437,952.71 9,220,!5.77 P3 P4 437,952.71 9,220,!5.77 P4 P5 437,952.71 9,220,!5.77 P5 P 437,952.71 9,220,!5.77 P P7 437,952.71 9,220,!5.77 P7
No. KOORDINAT No.
Titik X (meter) Y (meter) Titik 1 2 3 4 P! 437,952.71 9,220,!5.77 P! P9 437,952.71 9,220,!5.77 P9 P10 437,952.71 9,220,!5.77 P10 P11 437,952.71 9,220,!5.77 P11 P12 437,952.71 9,220,!5.77 P12 P13 437,952.71 9,220,!5.77 P13 P14 437,952.71 9,220,!5.77 P14 P15 437,952.71 9,220,!5.77 P15 P1 437,952.71 9,220,!5.77 P1 P17 437,952.71 9,220,!5.77 P17 P1! 437,952.71 9,220,!5.77 P1! P19 437,952.71 9,220,!5.77 P19 P1 437,952.71 9,220,!5.77 P1
Jabel ).1. Kasil perhitungan koordinat poligon
?ii. *etelitian inier
6+D7% 6+y7% 6-1.'1&7% 6.'&7% 1!1.%%' 1!.!& m *etelitian inier L
∑
1!.!& L '1.)%! 1 : 5.8)5 Pembahasan :ari hasil tersebut di setiap titik terdapat koreksi. *oreksi tersebut timbul karena adanya beberapa +aktor yang menyebabkan kesalahan pengukuran antara lain :
1. *esalahan personil.
*esalahan personil ini dapat dibagi menjadi dua yaitu - *esalahan dalam pembacaan
- *esalahan dalam pencatatan %. *esalahan alat theodolit.
*esalahan theodolit dapat dibagi menjadi dua yaitu : - *esalahan indeks yaitu kesalahan sudut ?ertikal,
dimana syarat sudut ?ertikal adalah
∠
Biasa ∠
uar Biasa (&!°
- *esalahan kolimasi dimana syarat sudut horizontal,dimana syarat sudut horizontal yaitu
∠
Biasa -∠
uar Biasa
1'!°
(. *esalahan pengukuran jarak.
yaitu kesalahan dalam mengukur jarak dengan menggunakan pita ukur, dimana terjadi pemuaian pada pita ukur dan dalam penarikan pita ukur tidak sempurna, sehingga pita ukur tidak mendatar atau terjadi kelengkungan.
). *esalahan karena +aktor alam.
Pengukuran sebaiknya tidak dilakukan pada pukul 11.!! C 1(.!! karena adanya undulasi dan re+raksi yang menyebabkan kesalahan pembacaan sudut.
4.2. Pengukuran Waterpass
Pengukuran beda tinggi pada praktikum ini menggunakan metode sipat datar danwaterpass tertutup duoble stand. Stand 2 dan stand 22 dilakukan dengan mengubah tempat kedudukan alat atau mengubah ketinggian alat. Berdasarkan pengukuran di lapangan diperoleh data untuk mendapatkan ketinggian titik poligon, dengan perhitungan sebagai berikut :
i. Perhitungan beda tinggi a. Pembacaan benang
Pembacaan Benang P1 Pembacaan Benang P%
ambar ).1. Pembacaan benang silang
Pembacaan BJ dikontrol dengan rumus %BJ B9 BB
1.1 1.%
1.% 1.(
Beda tinggi antara % titik diperoleh dari : BJ belakang- BJ muka Misal :
P1 : B9 1.%%8 P% : B9 1.%%! BB 1.118 BB 1.%1! BJ 1.15! BJ 1.%18 Beda tinggi antara P1 dan P% 1.15!-1.%18
-!.!)8
ii. Nle?asi
Pada pengukuran beda tinggi ini !1 digunakan titik a4al, dimana ele?asi semua titik poligon mengacu pada ele?asi !1. Nle?asi !1 diperoleh dari data pengukuran PS geodetik Jeknik eodesi E2P yaitu %85.515)
ntuk mencari ele?asi titik poligon yang lain digunakan rumus :
Nle?asi yang dicari Nle?asi sebelum h de+initi+
=ontoh perhitungan :
Nle?asi P% Nle?asi P1 h P1-P% de+initi+
%)5.(5 6-%.'()7 %)).8)& m
iii. Pembahasan
Beda tinggi de+initi+ diperoleh dari beda tinggi rata-rata ditambah dengan koreksi. Setelah diketahui beda tinggi de+initi+ masing-masing, maka dapat dihitung ele?asi masing-masing titik. Nle?asi titik diperoleh dari ele?asi a4al ditambah beda tinggi de+initi+nya.
*oreksiwaterpasss disebabkan oleh adanya beberapa +aktor yaitu :
a. *esalahan dari alat
Misalnya bak ukur yaitu kesalahan nol rambu serta kesalahan garis bidik padawaterpass.
b. *arena +aktor alam.
9pabila pengukuran dilakukan pada siang hari maka akan terjadi re+raksi dan undulasi yang mengakibatkan kesalahan pada pembacaan rambu ukur.
4.3. Pengukuran situasi
Pengukuran situasi dilakukan dengan metode Jakhimetri untuk memperoleh data B9, BB, BJ, Sudut 3ertikal, Sudut horizontal dan tinggi alat. ari pengolahan data tersebut dapat diperoleh posisi atau letak serta ketinggian dari titik detail.
Jabel detail dapat dilihat pada lampiran. i. @arak 6 7
a. @arak miring
/umus : 1!! 6B9-BB7 =ontoh perhitungan :
P( dibidik dari P), diperoleh data : BJ !.&!
BB !.8%( B9 !.&8 1!! 6B9-BB7 1!! 6!.&8 C !.8%( 7 15.%!! m b. @arak datar /umus : 1!! 6B9-BB7 Sin%3 =ontoh perhitungan :
1 6gedung7 dibidik dari P&, diperoleh data:
Sudut ?ertikal 1!%"(%#!!$ 1!! 6B9-BB7 Sin%3
1&.(! m ii. Beda Jinggi
/umus : dh J9 1!! 6B9-BB7 Sin%3 =os% 3 C BJ
1 6 gedung 7 dibidik P& diperoleh beda tinggi :
dh J9 1!! 6B9-BB7 Sin%3 =os% 3 C BJ
1.)&! 1!! 6!.&8 C !.8%( 7Sin%1!%"(%#!!$ =os%1!%"(%#!!$
-%.5(
Beda tinggi titik 1 diperoleh -%.5(, ini menunjukkan bah4a titik 1
lebih rendah dari pada titik P&.
iii. Nle?asi
/umus : Nle?asi B Nle?asi 9 J9 1!! 6B9-BB7 Sin%3 =os% 3 C BJ
=ontoh perhitungan :
1 6 gedung 7 dibidik P& diperoleh ele?asi :
Nle?asi 1 Nle?asi P& J9 1!! 6B9-BB7 Sin%3 =os% 3 C BJ
%8%.')1) 6-%.5(7 %8!.!)''
i?. Pembahasan
Pengukuran detail mengacu pada poligon utama, apabila dari poligon utama pengukuran detail tidak bisa dilakukan maka diperlukan titik bantuan 6KP7. Jitik bantuan 6KP7 mengacu pada poligon utama, dengan menentukan arah dan jarak terhadap titik poligon utama.
4.4. Penggamaran !etail
angkah C langkah penggambaran detail :
1. Penggambaran detail disesuaikan dengan skala dan tujuan peta.
%. 9lat yang diperlukan : busur, penggaris, kertas milimeter, pensil, penghapus
(. Plotting lebih dahulu titik poligon utama
). etakkan pusat busur tepat pada tempat berdiri alat 8. 9rahkan skala busur !" ketitik acuan atau titik back side
!" !" %5!" 1'!" P& P8 *% M1 1 & .( ! c m 1 % " % ) 0 ! ! 11% " 8 & 0 % ! 1 ! c m
ambar ).%. Plotting detail
&. Plotting sudut horizontal titik detail terhadap titik acuan
5. kur jarak dengan penggaris terhadap titik pusat busur, jarak ini disesuaikan dengan skala peta. s
'. Maka akan didapat posisi titik detail yang sesuai dengan posisi di lapangan
. langi langkah & dan 5 pada setiap titik detail lainnya.
4.". Penggamaran #ontur
Penggambaran kontur menggunakan metode interpolasi. Setelah titik-titik tinggi sesuai dengan inter?al kontur ditentukan posisinya, ditarik garis melalui titik-titik yang mempunyai harga ketinggian sama, sehingga terbentuklah garis-garis kontur dengan ketinggian-ketinggian yang tertentu.
Pada setiap garis kontur diberi angka ketinggian dan setiap lima buah kontur atau angka kelipatan tertentu garis kontur dibuat agak tebal.
ambar ).( aris *ontur
Sebagai contoh seperti terlihat pada gambar ).( adalah sebuah bukit dengan garis kontur 1!!, %!!, (!! dan )!!.@arak ?ertikal antara % garis kontur disebut kontur ?ertikal, seperti contoh di atas, kontur inter?al 1!! m. Besarnya kontur inter?al ini tergantung dari skala peta, kelandaian medan atau menurut kebutuhan.
ntuk menggambarkan garis kontur, harus dicari dulu titik-titik yang ele?asinya sama. alam kenyataan tidak pernah ada titik-titik yang tersedia sesuai dengan yang kita inginkan 6misal 1!!, %!! dsb7. ntuk itu perlu diadakan interpolasi dari titik-titik yang tersedia dengan menggunakan perbandingan jarak.
ambar ).) Meng-interpolasi