• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial Ekonomi orang tua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial Ekonomi orang tua"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi. Disusun Oleh : Christina Ratna Arum Riry NIM: 119114014. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI. PERBEDAAN II\TTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA. DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA. Disusun Oleh. .. Christina Ratna Arum Riry. MM:. 119114014. Telah Disetujui Oleh. :. Dosen Pembimbing Skripsi,. Tanggal:. 14 OCI. 201 6.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA. Dipersiapkan dan ditulis oleh Christina Ratna Arum Riry. NIM:. :. 119114014. Telah dipertanggungjawabkan di depan panitia penguji pada tangg al 27 luli 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat. Susunan Panitia Penguji. Nama Lengkap. Tanda Tangan. Penguji 1 : Dr. YB. Cahya Widiyantc, M. Si.. Penguji 2 :Drs. H. Wahyudi, M. Si.. Penguji 3 : R. Landung Eko P., M. Psi.. Yogyakarta,. liOCi. 201$. F. Dharma. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.. lll.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN MOTTO. “Kerajinan tanpa pengetahuan, tidak baik; orang yang tergesah-gesah akan membuat kesalahan”. -Amsal 19:2-. “Keyakinan bisa merubah segala sesuatu yang sulit menjadi mudah”. -Mh Putra-. “A GOAL WITHOUT A PLAN IS JUST A WISH” -NN-. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Saya persembahkan karya ini untuk : Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberiku perlindungan dankebahagiaan. Mamah Putri (Alm.) yang selalu kurindukan. Papah (Pieter) dan Mamah (Ike) yang selalu mendukung kegiatan dan sekolahku. Mas Dewa yang menguatkanku, membantu kesulitanku dan menghiburku. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat dan kegembiraan.. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERI\IYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhya bahwa skripsi yang saya tulis. ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang. telah. disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 17 Oklober 2016 Penulis,. Christina Ratna Arum Rirv. VI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA. Christina Ratna Arum Riry. ABSTRAK. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif dengan tujuan mengetahui perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Status sosial ekonomi merupakan variabel bebas, dan intensi perilaku prososial merupakan variabel tergantung. Subjek terdiri dari 207 orang remaja berusia 15 – 21 tahun. Metode pengambilan data dengan menggunakan skala intensi perilaku prososial dengan (α = 0,908). Hasil analisis dari penelitian ini menggunakan One Way ANOVA dengan perolehan nilai probabilitas atau nilai signifikansi sebesar 0.002 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Perbedaan pada tiap kelompoknya menunjukkan bahwa remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi dan menengah memiliki perbedaan intensi perilaku prososial yang signifikan ketika dibandingkan dengan remaja dari kelompok status sosial ekonomi rendah, sedangkan intensi perilaku prososial pada remaja dari kelompok status sosial ekonomi menengah tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok status sosial ekonomi tinggi.. Kata kunci : Intensi Perilaku Prososial, Status Sosial Ekonomi Orang Tua. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DIFFERENCES IN ADOLESCENT PROSOCIAL BEHAVIOR INTENTION VIEWED FROM PARENTS’ SOCIO-ECONOMIC STATUS. Christina Ratna Arum Riry. ABSTRACT. This is a quantitative comparative research in order to know the differences in adolescents prosocial behavior intention viewed from parent’s socio-economic status. Socio-economic status is an independent variable, and pro social behavior intention is a dependent variable. Subjects consisted of 207 adolescents aged 15-21 years. The data collection method using pros ocial behavior intention scale (α = 0.908). Analytical results from this study using One Way ANOVA with the acquisition value of the probability or significance at 0.002 (p <0.05). This results shows that there were differences in adolescents pro social behavior intentions viewed from parents’ socio-economic status. The differences of three socio-economic status group show that adolescent from high and middle socio economic status have the prosocial behavior intentions significantly than adolescent from lower socioeconomic status, while the prosocial behaviors intention in adolescents of middle socio economic status did not differ significantly by high socio-economic status.. Keyword : Prosocial Behaviors Intention, Parents’ Socio-Economic Status. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang berlanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Nama. : Christina Ratna Arum. NIM. : 119114014. Rirv. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharrna karya ilmiah saya yang berjudul:. ..PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA. DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA' Besefta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan. kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya. hak untuk. menyimpan,. di internet atau media lain. untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan. royalti kepada saya selamatetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 17 oktober 2016. Yang Menyatakan,. ll. 0q/4 v)/ Christina Ratna Arum Riry. IX.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar, sebagai salah satu syarat yang wajib dipenuhi untuk medapatkan gelar sarjana psikologi (S.Psi.) di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Selama penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata. Dharma (Dr.. T.. Priyo. Widiyanto, M.Si.) beserta jajaran Dekanat 2. Prof. Dr. A. Supratiknya. selaku dosen pembimbing akademik atas nasehat-. nasehatnya yang sangat membangun 3. Bapak Dr. YB. Cahya Widiyanto, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi saya. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingannya dan kesabarannya membimbing saya dalam proses penyusunan skripsi ini 4. Teman-teman yang berkenan membantu selama proses pengambilan data 5. Teman-teman satu bimbingan yang telah berjuang bersama, saling memberi masukan dan semangat (Clara, Betrik, Mbak Tirza, Olga, Reza, Mas Efreim, Ruth, Mas Rio) 6. Teman-teman OMK Kraton (Ika, Nia, Nina, Mas Seno, Linda, Mas Dewa) yang selalu menanyakan selama proses pengerjaan skripsi ini. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7.. Sahabatku (Arum, Ratna, Mbokdhe, Pipin, Sita, Mega, Ria, Vania, Retha) atas semangat dan penghiburan serta selalu bersedia memberi membantu selama. peneiti menyusun skripsi ini Saya merasa skripsi ini. jauh dari sempurna, oleh sebab itu saya mohon maaf. atas kesalahan dan kelalaian yang telah saya perbuat baik sikap, tutur kata maupun. dalam penulisan. Semoga skripsi. ini. dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang. membutuhkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.. Yogyakarta, 17 Oktober 2016 Penulis,. l,. Cil4 Christina Ratna Arum Riry. XI.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT.......................................................................................................viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................... xii DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................9 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................9 D. Manfaat Penelitian ...............................................................................10 1. Manfaat Teoritis .............................................................................10. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Manfaat Praktis ..............................................................................10 BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................11 A. Status Sosial Ekonomi .........................................................................11 1. Definisi Status Sosial Ekonomi .....................................................11 2. Faktor-Faktor Status Sosial Ekonomi ............................................13 3. Penentu Status Sosial Ekonomi .....................................................14 B. Intensi Perilaku Prososial.....................................................................17 1. Definisi Intensi Perilaku Prososial .................................................17 2. Aspek-Aspek Perilaku Prososial ....................................................19 3. Indikator Perilaku Prososial ...........................................................20 4. Faktor Penentu Perilaku Prososial .................................................20 C. Remaja..................................................................................................25 D. Kerangka Konseptual ...........................................................................26 E. Hipotesis Penelitian ..............................................................................32 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................33 A. Jenis Penelitian.....................................................................................33 B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................33 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................................33 1. Status Sosial Ekonomi ...................................................................34 2. Intensi Perilaku Prososial................................................................34 D. Subjek Penelitian..................................................................................35. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ...................................................35 1. Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua ................................36 2. Skala Intensi Perilaku Prososial ................................................37 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ....................................................39 1. Validitas .....................................................................................39 2. Seleksi Item................................................................................39 3. Reliabilitas .................................................................................41 G. Metode Analisis Data...........................................................................41 1. Uji Asumsi .....................................................................................41 2. Uji Hipotesis ..................................................................................42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................44 A. Pelaksanaan Penelitian .........................................................................44 B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................45 C. Deskripsi Data Penelitian.....................................................................49 1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua Subejek Penelitian ....................49 2. Intensi Perilaku Prososial.................................................................51 D. Analisis Data Penelitian ........................................................................52 1. Uji Normalitas................................................................................52 2. Uji Homogenitas ............................................................................53 3. Uji Hipotesis Penelitian .................................................................54 E. Pembahasan..........................................................................................57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................63 xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. A. Kesimpulan ..........................................................................................63 B. Keterbatasan Penelitian.......................................................................63 C. Saran.....................................................................................................64 1. Bagi Orang Tua ..............................................................................64 2. Bagi Lembaga Pemerintahan .........................................................65 3. Bagi Penelitian Selanjutnya ...........................................................66 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................67 LAMPIRAN.....................................................................................................71. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 1.. Koding Penghasilan Ayah ............................................................36. Tabel 2.. Pemberian Skor pada Skala Intensi Perilaku Prososial ................37. Tabel 3.. Sebaran Item Skala Sebelum Seleksi Item ...................................38. Tabel 4.. Sebaran Item Skala Setelah Seleksi Item.....................................40. Tabel 5.. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ...................................................45. Tabel 6.. Deskripsi Usia Subjek ..................................................................46. Tabel 7.. Deskripsi Pendidikan Terakhir Orang Tua Subjek .......................47. Tabel 8.. Deskripsi Pekerjaan Orang Tua Subjek ........................................47. Tabel 9.. Deskripsi Pendapatan Orang Tua Subjek .....................................49. Tabel 10.. Deskripsi Kelompok Status Sosial Ekonomi Subjek ....................50. Tabel 11.. Deskripsi Intensi Perilaku Prososial Subjek .................................51. Tabel 12.. Hasil Uji Normalitas .....................................................................53. Tabel 13.. Hasil Uji Homogenitas..................................................................54. Tabel 14.. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................55. Tabel 15.. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Intensi Perilaku Prososial ..........56. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1.. Skala Uji Coba..........................................................................72. Lampiran 2.. Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Uji Coba...........................89. Lampiran 3.. Skala Penelitian ........................................................................93. Lampiran 4.. Reliabilitas Skala Penelitian ...................................................107. Lampiran 5.. Deskripsi Data Berdasarkan Kelompok Status Sosial Ekonomi Orang Tua ....................................................110. Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas, Hasil Uji Homogenitas, dan Hasil Uji ANOVA ...........................................................112. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sebuah jurnal berjudul, “Having Less Giving More” tentang suatu penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Piff, Kraus dan Keltner pada tahun 2010 di Amerika dilakukan untuk melihat pengaruh kelas sosial seseorang terhadap perilaku prososialnya. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa subjek yang berasal dari kelas sosial bawah lebih prososial dari pada subjek yang berasal dari kelas sosial atas. Jurnal tersebut menarik bagi peneliti dan memunculkan pertanyaan untuk direfleksikan. Benarkah orang miskin lebih dermawan daripada orang kaya? Apakah orang kaya tidak mau menolong karena mereka pelit atau enggan mengalami kerugian secara materi dan waktu saat mereka menolong orang lain? Saat berada di tempat umum, tidak jarang terlihat beberapa orang yang cenderung menunjukkan sikap acuh tak acuh dengan keadaan sekitar. Sikap acuh tak acuh ini ditunjukkan oleh orang-orang cenderung kurang peduli dengan keadaan orang lain yang sedang membutuhkan bantuan. Penyebabnya bisa. jadi karena pengaruh budaya hedonis dan individualis,. sehingga. seseorang hanya mementingkan kesenangan dan kepentingan pribadi. Sebagai contoh, pelaku kasus korupsi atau kasus penipuan yang sering kita lihat. 1.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. pemberitaannya di media berlatar belakang status sosial ekonomi tinggi. Kasus tersebut merupakan tindakan yang hanya mementingkan kepentingan dan kesenangan pribadi tetapi sangat merugikan orang lain. Akan tetapi, seseorang dengan latar belakang status sosial ekonomi rendah juga bisa memiliki kecenderungan untuk kurang prososial dan cenderung lebih berisiko untuk menjadi pelaku tindakan kejahatan yang bertolak belakang dengan tindakan prososial. Menurut hasil pendataan Podes 2011, sebanyak 62,79 persen desa / kelurahan di DIY mengalami tindak kejahatan pencurian sebagai bentuk tindak kejahatan yang paling sering terjadi (BPS DIY, 2011). Logikanya, orang mencuri karena mengalami persoalan ekonomi dan masalah kesejahteraan hidup. Penyebabnya karena tidak memiliki pekerjaan atau pendapatan yang mencukupi untuk memenuhi kubutuhan hidup sehari-hari sehingga. seseorang. melakukan. tindakan. kriminal. demi. kesejahteraan. hidupnya dan mengabaikan kesejahteraan hidup orang lain. Menurut Anwar (dalam Kompasiana.com, kemiskinan. memiliki. 2015) khusus dalam bidang sosial ekonomi,. korelasi. yang. positif terhadap. tingkat. perbuatan. kriminal. Oleh sebab itu, orang miskin memiliki kecenderungan lebih besar untuk kurang prososial daripada orang kaya. Kriteria kaya dan miskin merupakan suatu label dalam masyarakat yang berhubungan dengan status sosial ekonomi yang dimiliki seseorang. Seseorang dikatakan kaya karena memiliki status sosial ekonomi yang tinggi,.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. sedangkan orang miskin memiliki status sosial ekonomi yang rendah. Status sosial. ekonomi. adalah. kedudukan. seseorang. secara. umum. didalam. masyarakat berdasarkan unsur-unsur ekonomi yang sehubungan dengan lingkungan pergaulannya, prestise, hak-hak serta kewajibannya (Soekanto, 1990). Status sosial ekonomi tersebut diperoleh dengan mempertimbangkan karakteristik. pendidikan,. pekerjaan. dan. penghasilan. (Santrock,. 2003).. Menurut Gilarso (2004), status sosial ekonomi dalam masyarakat Indonesia digolongkan menjadi tiga. Pertama, keluarga dengan status sosial ekonomi rendah yang tergolong miskin. Kedua, keluarga dengan status sosial ekonomi menengah yang tergolong cukup. Terakhir, keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi yang tergolong makmur atau kaya. Sebagai mahkluk sosial, manusia wajib untuk saling tolong menolong satu sama lain tanpa mempedulikan status seseorang. Tindakan menolong merupakan direncanakan. tindakan untuk. prososial. yang. memberikan. mencakup. manfaat. bagi. setiap orang. tindakan lain,. yang tanpa. mempedulikan motif-motif si penolong (Sears dkk, 1985). Tindakan prososial dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain baik secara fisik maupun psikologis orang tersebut. Jika seseorang melakukan tindakan kejahatan, maka tindakan orang tersebut bertolak belakang dari tindakan prososial dengan apapun motifnya..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Berkaitan dengan konsep solidaritas, perilaku prososial bisa dilandasi oleh adanya rasa solidaritas dari individu karena merasa memiliki sifat-sifat yang sama, menganut kepercayaan yang sama, dan suatu tujuan yang sama antar anggota suatu kelompok. Namun, sikap solidaritas yang mencerminkan tindakan. prososial. kesejahteraan memperjuangkan. adalah. orang suatu. lain. tindakan seperti. keadilan,. yang. bertujuan. mengungkap. melawan. suatu. penindasan. meningkatkan kebenaran, yang. dapat. meningkatkan kesejahteraan hidup orang banyak. Jika sikap solidaritas dilandasi dengan tujuan untuk mencelakai orang lain seperti balas dendam, tawuran, dan bahkan merencanakan suatu tindakan untuk mencelakai orang lain dengan menggunakan kekerasan, maka tindakan tesebut tidak termasuk dalam tindakan prososial karena terdapat unsur yang dapat merugikan pihak lain. Dewasa ini, semakin marak pemberitaan mengenai kenakalan remaja di media elektronik maupun media cetak yang memberitakan mengenai kasus kriminalitas yang dilakukan oleh remaja. Contoh kasus kenakalan remaja beberapa waktu lalu yang cukup heboh di Yogyakarta yakni seorang remaja melakukan penyekapan dan penyiksaan kepada teman sebayanya karena persaingan sebuah tatto (suaramerdeka.com). Remaja tersebut menculik, menyekap dan menyiksa temannya karena rasa tidak suka terhadap temannya tersebut. Pada tahun 2013, dari 37 jenis tindak kejahatan yang dihimpun oleh.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Kepolisian, 12 di antaranya dilakukan oleh remaja. Kejahatan tersebut meliputi pemerkosaan, perzinahan, cabul, penganiayaan ringan, berat, hingga pengeroyokan. Termasuk tindak kejahatan seperti pencurian dengan pemberat (curat), pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian kendaraan bermotor dan membawa lari anak perempuan (Lidwina dalam kompasiana.com, 2015). Usia remaja yang potensial menjadi harapan orang tua, masyarakat dan bangsa terlibat dalam tindakan yang tidak terpuji. Tindakan tersebut tidak mencerminkan tindakan prososial karena dampaknya sangat merugikan orang lain. Apakah tindakan remaja yang jauh dari sikap prososial ini karena ada pengaruh dari latar belakang status sosial ekonomi keluarga? Dasar dari perilaku prososial adalah empati. Individu yang memiliki empati tinggi lebih termotivasi untuk menolong seorang teman dari pada mereka yang memiliki empati rendah (Schlenker & Britt dalam Baron & Byrne,. 2005).. Rasa empati memotivasi seseorang melakukan tindakan. altruistik. Secara afektif, orang yang berempati adalah orang yang merasakan apa yang orang lain rasakan (Darley dalam Baron & Byrne, 2005). Secara kognitif, orang yang berempati adalah orang yang memahami apa yang orang lain rasakan (Azar dalam Baron & Byrne, 2005). Orang yang berempati mampu. mempertimbangkan. sudut. pandang. orang. lain. dan. mampu. menempatkan diri dalam posisi orang lain. Maka dari itu, penting untuk mengembangkan pemahaman sosial pada remaja yang melibatkan kesadaran.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. diri dan refleksi sebagai bentuk dari empati. Jika pemahaman sosial dan empati gagal dikembangkan, hal ini akan menjerumuskan remaja ke dalam kesulitan sosial antara lain mengalami hambatan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru, menjalin hubungan dengan orang lain, sulit mengendalikan kontrol sosialnya, dan kurang mampu bekerja sama dengan orang lain (David Howe, 2015). Selain itu, gagalnya perkembangan sosial remaja akan membuat remaja mudah terlibat dalam kasus kenakalan remaja dan mengurangi tindakan prososialnya. Keluarga sebagai kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia akan menentukan perkembangan pemahaman sosial pada remaja. Di dalam keluarga akan terjadi interaksi sosial antar anggota keluarga yang akan memunculkan pembentukan norma-norma sosial, internalisasi norma-norma, dan rasa saling memiliki (Gerungan, 1987). Status sosial ekonomi keluarga tentulah. mempunyai. peran. terhadap. perkembangan. remaja. khususnya. mengenai perkembangan sosialnya. Situasi dan interaksi yang terjadi di lingkungan keluarga pada tiap kelompok status sosial ekonomi cenderung berbeda. Hubungan orang tua dan remaja yang hidup dalam situasi sosial ekonomi menengah atau tinggi yang akan kurang mengalami tekanan-tekanan fundamental seperti memperoleh nafkah dan tidak disulitkan dengan perkara kebutuhan-kebutuhan hidup. primer manusia,. sehingga orang tua dapat. mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada remaja. Hal ini berbeda.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. dengan keluarga yang hidup dalam status sosial ekonomi rendah yang akan mengalami. tekanan-tekanan. fundamental. untuk. mencari. nafkah. dan. memenuhi kebutuhan hidup, sehingga perhatian keluarga terpusat untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Status. sosial. ekonomi. tidak. menjadi. faktor. mutlak. dalam. perkembangan sosial pada remaja, sebab hal tersebut bergantung pada sikap orang tua dan bagaimana corak interaksi dalam masing-masing keluarga. Perkembangan sosial memang ditentukan oleh pengaruh dari banyak faktor di luar diri dan di dalam diri remaja, sehingga tidak mudah untuk menentukan faktor manakah yang paling menyebabkan kesulitan dalam perkembangan sosial remaja. Seperti faktor budaya yang melalui proses sosialisasi normanorma, adat istiadat dan nilai-nilai yang diterapkan di daerah setempat bisa memengaruhi perilaku. seseorang. khususnya terhadap. perilaku prososial. seseorang. Walaupun demikian, keterkaitan antara status sosial ekonomi dan intensi perilaku prososial dapat ditunjukkan dengan adanya faktor umum dari situasi keluarga seperti gaya pengasuhan yang dapat memberi pengaruh yang menguntungkan. atau. pengaruh. yang. menghambat. perkembangan. sosial. remaja. Pengaruh yang menguntungkan perkembangan sosial seperti memberi kehangatan dan kasih sayang, penjelas untuk setiap tindakan yang dilakukan remaja akan membuat remaja memiliki intensi perilaku prososial. Sedangkan pengaruh yang menghambat perkembangan sosial seperti hukuman, rasa.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. amarah orang tua dan kekerasan baik fisik maupun verbal pada remaja akan membuat remaja kurang memiliki intensi perilaku prososial. Pengalaman yang kurang menyenangkan dan model yang kurang positif yang didapat oleh remaja akan menyebabkan remaja mengalami kesulitan dan kegagalan saat menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Psikiater Rober Coles (dalam Baron & Byrne, 2005) menekankan pentingnya ibu dan ayah dalam membentuk inteligensi moral pada anak dengan mengajarkan anak. untuk. berperilaku baik dan untuk berpikir. mengenai orang lain selain dirinya sendiri. Penelitian oleh Chernyak dan Kushnir (dalam Utomo, 2014) menunjukkan fakta bahwa jika anak dibiasakan untuk saling berbagi dengan orang lain sejak balita, akan mendorong anak menjadi pribadi senang menolong di masa depan. Selain itu model-model prososial dan kekuatan dari contoh positif dapat mendukung tindakan prososial pada anak (Baron & Byrne, 1994). Rasa empati dapat ditingkatkan ketika orang tua dapat mendiskusikan emosi-emosi bersama anak-anak. Sebaliknya, rasa amarah orang tua jika dipakai sebagai cara utama untuk mengontrol anak dapat menjadi penghambat utama perkembangan empati anak (Azar dalam Baron & Byrne, 1994). Oleh karena itu, peran orang tua dalam keluarga sangat penting dalam membantu remaja menjalankan fungsi sosial dalam perkembangannya karena konteks sosial di mana remaja tinggal khususnya. di. dalam. keluarga. akan. banyak. berpengaruh. terhadap.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. perkembangan anak dan remaja (Santrock, 2010). Hal ini yang menjadi faktor adanya. perbedaan perilaku prososial pada remaja di tiap. kelompok. masyarakat. Penting bagi orang tua untuk selalu mengikuti perkembangan anaknya sehingga. diharapkan. anak. memiliki perilaku yang positif pada tahap. perkembangan selanjutnya, khususnya pada tahapan remaja yang sangat perlu pengawasan dan perhatian dari orang tua. Hal tersebut akan membantu remaja terhindar dari tindakan antisosial atau tindakan kriminal. Melihat fenomena yang ada, peneliti ingin melihat perbedaan perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah status sosial ekonomi menyebabkan perbedaan perilaku prososial pada remaja.. B. Rumusan Masalah Apakah secara empirik ada perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua?. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini ingin melihat perbedaan intensi perilaku prososial yaitu kecenderungan perilaku prososial pada remaja dengan orang tua yang berstatus sosial ekonomi rendah, remaja dengan orang tua yang berstatus.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. sosial ekonomi menengah, dan remaja dengan orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi, kemudian hasilnya akan dibandingkan.. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah disiplin ilmu Psikologi, khususnya pada pembelajaran Psikologi Perkembangan dan juga Psikologi Sosial mengenai topik tentang perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Selain itu penelitian ini juga dapat dijadikan sebagi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya sesuai dengan topik yang terkait.. 1. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan atau bahan refleksi bagi orang tua dan anak khususnya remaja di tengah maraknya kenakalan remaja yang semakin meningkat. Dari hasil penelitian ini, orang tua bisa mengetahui bagaimana meningkatkan perilaku prososial remaja sehingga remaja tidak mudah terpengaruh untuk melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam kenakalan remaja dan terhindar dari perilaku antisosial..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Status Sosial Ekonomi 1. Definisi Status Sosial Ekonomi Soekanto (1990) menjelaskan bahwa status sosial dapat diartikan sebagai posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu kelompok masyarakat, sedangkan status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang menempatkan seseorang (orang tua) dalam kelompok masyarakat berdasarkan unsur ekonomi. Menurut Berk (2012), status sosial ekonomi menjadi faktor yang menentukan posisi sosial dan kesejahteraan ekonomi seseorang. Posisi sosial tersebut dilihat dengan menggabungkan tiga variabel yang tidak sepenuhnya tumpang tindih. Pertama adalah pendidikan. Kedua adalah gengsi pekerjaan seseorang dan keterampilan yang diperlukan. Keduanya menjadi ukuran status sosial. Ketiga adalah pendapatan yang menjadi ukuran status ekonomi. Menurut Gilarso (2004), ada tiga kelompok di dalam masyarakat. Pertama, keluarga dengan status sosial ekonomi rendah yang tergolong miskin. Keluarga yang tergolong miskin memiliki pendapatan setiap bulan lebih sedikit dari pengeluaran yang digunakan sehingga terpaksa harus hidup dengan kekurangan atau berhutang pada orang lain. Kedua, keluarga dengan 11.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. status sosial ekonomi menengah yang tergolong cukup. Keluarga yang tergolong cukup memiliki pendapatan setiap bulan yang semuanya habis dibelanjakan guna membeli kebutuhan sehari-hari dan tidak ada sisa, tetapi juga tidak ada hutang. Terakhir, keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi yang tergolong makmur atau kaya. Keluarga yang tergolong makmur memiliki pendapatan yang lebih besar setiap bulannya sehingga uang yang dibelanjakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari sisa. Sisa uang tersebut bisa. dijadikan. tabungan. dan. dapat. digunakan sewaktu-waktu.. Dalam. masyarakat, seseorang dengan status sosial ekonomi tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosial ekonominya lebih rendah. Jadi, status sosial ekonomi dapat dikatakan sebagai kedudukan seseorang (orang tua) di dalam kelompok masyarakat berdasarkan unsur ekonomi yang didukung dengan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tersebut. Seseorang yang menempuh pendidikan yang tinggi, idealnya akan mendapatkan jenis pekerjaan yang baik dan penghasilan yang tinggi. Seorang yang berprofesi sebagai dokter akan memiliki penghasilan yang berbeda dengan seseorang yang berprofesi sebagai buruh. Semakain tinggi kehidupan ekonomi seseorang, maka semakin tinggi pula status sosial suatu keluarga dalam masyarakat..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 2. Faktor-Faktor Status Sosial Ekonomi Menurut Soekanto (1990), status sosial atau kedudukan sosial yang dimiliki seseorang diperoleh melalui dua cara : a. Ascribed-Status Kedudukan. seseorang. dalam. masyarakat. tanpa. memperhatikan. perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan dengan cara ini diperoleh karena kelahiran. Anak yang lahir dari keturunan bangsawan, secara otomatis anak tersebut akan menjadi bangsawan pula. Seseorang yang dilahirkan dan disosialisasikan dalam keluarga yang berasal dari status sosial ekonomi tinggi, mereka langsung mendapatkan status sebagai orang kaya. Selain itu, anak-anak dari keluarga kaya memiliki kesempatan hidup yang lebih baik dan terjamin.. b. Achieved-Status Kedudukan. seseorang. yang. didapat. dengan. usaha-usaha. yang. disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Seseorang yang baru mengalami menjadi orang kaya yang memiliki banyak uang, tetapi mungkin tidak memiliki gaya hidup seperti orang dari status sosial ekonomi tinggi. Namun, mereka bisa membeli rumah, mobil, pakaian dan barangbarang lainnya..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 3. Penentu Status Sosial Ekonomi Ada beberapa faktor yang menentukan tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua. Menurut Horton & Hunt (1980), penentu status sosial ekonomi antara lain pendapatan, pekerjaan dan pendidikan. Namun, ada faktor tambahan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan tinggi dan rendahnya status sosial ekonomi seseorang yakni kekayaan berupa fasilitas atau barang berharga yang dimiliki orang tersebut.. a. Pendidikan Fungsi pendidikan adalah menyediakan apa saja yang diperlukan untuk mengembangkan anak didik (Mahmud, 1990). Melalui pendidikan, seseorang akan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih dari orang yang tidak menempuh pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh, idealnya akan menunjang seseorang untuk mendapatkan jenis pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Pendidikan yang ditempuh seseorang tidak hanya membawa keterampilan kerja, tetapi juga membawa perubahan dalam rasa, tujuan, etiket, dan cara keseluruhan hidup seseorang. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh seseorang, maka orang tersebut dijunjung dan dihormati sehingga harapannya orang tersebut dapat menjadi panutan dan contoh. Menurut Wibowo (2004), jenjang pendidikan di Indonesia dapat digolongkan menjadi enam. tingkatan. yaitu. tidak.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. berpendidikan, SD,. SMP,. SMA/ sederajat,. Diploma/ Sarjana muda, dan. Sarjana (S1) ke atas.. b. Pekerjaan Pekerjaan adalah penentu lain dari status sosial ekonomi. Bekerja adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup yang. layak. Begitu orang mengembangkan jenis khusus dari suatu. pekerjaan, mereka membandingkan beberapa jenis pekerjaan yang lebih terhormat daripada yang lain (Horton & Hunt, 1980). Para pekerja dengan prestise yang tinggi umumnya menerima pendapatan yang lebih tinggi. Jika kita tahu pekerjaan seseorang, maka kita dapat membuat beberapa dugaan tentang jenis pendidikan,. standar hidup,. dan rutinitas sehari-hari atau. kehidupan keluarganya.. c. Pendapatan Pendapatan merupakan hasil atau upah dari usaha seseorang bekerja. Pendapatan atau penghasilan keluarga adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa seseorang terhadap proses produksi (Gilarso, 2004). Penghasilan keluarga dapat bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain, atau hasil dari milik. Pendapatan seorang yang bekerja biasanya berupa uang. Selama periode waktu tertentu, uang sangat.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. menguntungkan bagi orang-orang dari status sosial ekonomi tinggi karena dengan mudah mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup baik primer, sekunder dan tersier. Pendapatan dari setiap jenis pekerjaan akan berbeda. Sifat dan sumber pendapatan seseorang menunjukkan latar belakang suatu keluarga dan cara kemungkinan hidup mereka. Maka, pendapatan merupakan faktor yang penting sebagai penentu dari pengelompokan status sosial ekonomi. Berdasarkan daftar UMP di Indonesia pada tahun 2016 (liputan6. com), Provinsi Jakarta menetapkan UMP cukup tinggi sebesar Rp 3.100.000 dibandingkan dengan UMP di Provinsi lain. Yogyakarta menetapkan UMK sebesar. Rp. 1.452.400. (kompas.com). yang. tergolong. cukup. rendah. dibandingkan dengan UMK di daerah lain. Peneliti menggunakan UMK Yogyakarta sebagai batas bawah dan UMP Jakarta sebagai batas atas dalam pengelompokkan berdasarkan pendapatan orang tua. Pengelompokan tersebut dibedakan menjadi < Rp1.500.000 , Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 , > Rp 3.000.000.. d. Kepemilikan Fasilitas dan Barang Berharga Barang-barang berharga yang dimiliki oleh suatu keluarga yang digunakan secara pribadi maupun yang digunakan bersama oleh anggota keluarga dapat memperlihatkan status sosial ekonomi keluarga tersebut,.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. misalnya barang-barang elektronik yang digunakan di rumah. Jika semakin banyak alat-alat elektronik yang digunakan, maka semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan. Dari hal tersebut juga dapat dilihat bagaimana tingkat kemampuan finansial suatu keluarga. Selain barang-barang elektronik, kendaraan pribadi menjadi barang berharga yang dapat memperlihatkan latar belakang status sosial ekonomi seseorang. Jika semakin tinggi harga atau banyaknya jumlah kendaraan yang dimiliki seperti motor dan mobil, maka kita dapat mengetahui bahwa orang tersebut berasal dari status sosial ekonomi tinggi. Namun, hal ini tidak dapat dijadikan penentu yang utama untuk mengelompokkan status sosial ekonomi seseorang karena orang tua yang memiliki pengasilan yang tinggi belum tentu memiliki kendaraan pribadi mewah. Hal tersebut berkaitan dengan gaya hidup karena mungkin ada orang yang lebih suka dengan gaya hidup yang sederhana walaupun berasal dari status sosial ekonomi tinggi. B. Intensi Perilaku Prososial 1. Definisi Intensi Perilaku Prososial Intensi merupakan suatu keinginan yang kemudian diwujudkan dalam bentuk perilaku di kehidupan nyata. Azwar (dalam Utomo, 2014) menyatakan bahwa intensi merupakan bagian dari sikap manusia yang merupakan kecenderungan melakukan perilaku tertentu..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Perilaku prososial adalah tindakan yang memberikan manfaat bagi orang lain yang membutuhkan bantuan (Staub, 1978). Menurut Baron & Byrne (2005) perilaku prososial yaitu suatu tindakan menolong yang menguntungkan. orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan. langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin melibatkan risiko bagi orang yang menolong. Pengertian yang serupa juga dikemukakan oleh Sear, dkk (1994) bahwa perilaku prososial meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa mempedulikan motif-motif si penolong. William (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2009) membatasi perilaku prososial secara lebih rinci sebagai perilaku yang memiliki intensi untuk mengubah keadaan fisik atau psikologis penerima bantuan dari kurang baik menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa perilaku prososial bertujuan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan orang lain. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa intensi perilaku prososial merupakan kecenderungan seseorang untuk memberikan bantuan kepada orang lain sehingga memberi manfaat bagi penerima bantuan, terlepas dari motif-motif orang yang memberikan bantuan..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 2. Aspek-Aspek Perilaku Prososial Menurut Mussen (dalam Asih dan Pratiwi, 2010) terdapat 5 aspekaspek dari perilaku prososial yaitu : a. Berbagi (sharing) Kesediaan seseorang untuk berbagi perasaan atau pengalaman yang dialami kepada orang lain, baik dalam suasana suka maupun duka. b. Kerjasama (cooperating) Kesediaan seseorang bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Adanya unsur saling menguntungkan satu dengan yang lain dan secara bersama-sama menerima konsekuensi baik dan buruk. c. Menolong (helping) Kesediaan seseorang secara sukarela untuk membantu orang lain yang mengalami kesusahan tanpa memperdulikan untung maupun rugi. d. Kejujuran (honesty) Bentuk perilaku yang ditunjukkan dengan berkata sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya dan tidak kenyataan yang sebenarnya.. menambahkan atau mengurangi.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. e. Berderma (donating) Kesediaan seseorang memberikan barang atau sesuatu yang dimilliki dalam bentuk materi kepada orang lain yang membutuhkan. Tindakan tersebut dilakukan secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan. Menurut Wentzel (2007), bentuk dari kompetensi sosial pada remaja adalah sharing, helping, dan cooperative. Jadi, tiga dari lima aspek perilaku prososial yaitu berbagi, menolong, dan kerjasama merupakan bentuk perilaku prososial yang akan lebih sering muncul pada usia remaja.. 3. Indikator Perilaku Prososial Ada tiga indikator yang menandai tindakan prososial yakni pertama tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada pihak pelaku. Kedua, tindakan yang dilakukan secara sukarela. Ketiga, tindakan yang dilakukan menghasilkan kebaikan (Staub, 1978).. 4. Faktor Penentu Perilaku Prososial Ada banyak faktor yang menjadi penentu seseorang melakukan tindakan prososial. Faktor-faktor tersebut di kelompokkan menjadi dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. a. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri seseorang yang memengaruhi dirinya untuk melakukan tindakan prososial. Faktor ekternal tersebut diantaranya adalah faktor kehadiran orang lain yang memberi dampak terhadap usaha seseorang untuk menolong. Semakin banyak orang yang hadir (efek penonton) terkadang menghambat dalam usaha untuk memberi pertolongan. Kehadiran orang lain atau efek penonton menyebabkan adanya. penyebaran. tanggung. jawab. dan. ambiguitas. dalam. menginterpretasikan situasi (Sear dkk, 1985). Faktor kondisi lingkungan menjadi faktor lain yang memberi pengaruh terhadap kesediaan seseorang dalam memberikan bantuan. Seperti efek cuaca yang terkadang orang lebih cenderung membantu saat cuaca cerah. Selain itu, kondisi lingkungan yang bising dapat menurunkan daya tanggap orang terhadap semua kejadian di lingkungan (Sear dkk, 1985). . Faktor tekanan waktu dapat memengaruhi keputusan seseorang dalam memberikan. bantuan.. Seseorang. yang. sedang. tergesa-gesa mempunyai. kecenderungan yang lebih kecil untuk menolong, dibandingkan orang yang tidak mengalami tekanan waktu (Darley dan Batson dalam Sears, dkk 1985). Menurut Honig (1990), gaya pengasuhan bisa menjadi faktor yang menentukan. anak. dan. remaja. melakukan. tindakan. prososial.. Model. pengasuhan orang tua yang hangat dan menggunakan penalaran induktif.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. untuk memberikan pemahaman pada anak tentang perasaan orang lain dapat membuat anak menjadi lebih prososial. Ada tiga tipe gaya pengasuhan menurut Diana Baumrind (dalam Santrock, 2002) yaitu authoritarian, authoritative dan permissive. Gaya. pengasuhan. authoritarian. adalah. gaya. pengasuhan. yang. membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah orang tua. Orang tua yang otoriter tidak memberi peluang yang besar pada anak untuk bermusyawarah sehingga tidak terjalin komunikasi dua arah antara anak. dan. orang. tua.. Pengasuhan yang otoriter diasosiasikan dengan. inkompetensi sosial anak-anak. Gaya. pengasuhan. authoritative. adalah. gaya. pengasuhan. yang. mondorong anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan anak, serta terjalin musyawarah verbal antar anak dan orang tua. Pada gaya pengasuhan ini orang tua memperlihatkan kehangatan serta kasih sayang kepada anak. Anak-anak yang mempunyai orang. tua. dengan. gaya. pengasuhan. authoritative. akan. cenderung. berkompetensi secara sosial. Gaya pengasuhan permissive adalah gaya pengasuhan yang kurang atau bahkan tidak menetapkan batasan atau kendali terhadap anak sehingga gaya pengasuhan ini diasosiasikan dengan inkompetensi sosial pada anak, khususnya kurangnya kendali diri..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. Faktor guru, teman sebaya dan saudara kandung juga menjadi faktor lain anak dan remaja melakukan tindakan prososial. Banyak penelitian yang mencatat bahwa model peran yang kuat seperti seorang guru dapat membuat hubungan positif yang memengaruhi kemurahan hati anak terhadap orang lain yang kurang beruntung karena guru menjadi model yang positif bagi anak didiknya. Teman sebaya dan saudara kandung juga memengaruhi kesediaan anak untuk menyumbang, berbagi, bekerja sama dan membantu orang lain (Honig, 1990). Faktor eksternal yang terakhir adalah faktor budaya. Mussen (1990), menyatakan bahwa seorang anak yang dibesarkan dalam budaya yang ekonomi dan cara hidup yang didasarkan pada kerja sama di antara anggota keluarga dan masyarakat akan dilatih untuk kerja sama, sedangkan anak yang dibesarkan dalam masyarakat yang kompetitif akan disosialisasikan dengan cara yang berbeda. Jadi faktor ekternal yang dapat menjadi penentu perilaku prososial terdiri dari kehadiran orang lain, kondisi. lingkungan, tekanan waktu, gaya. pengasuhan, faktor guru, teman sebaya dan saudara kandung, serta faktor budaya. Namun, faktor gaya pengasuhan bisa menjadi faktor yang utama sebagai penentu perilaku prososial pada remaja..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. b. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor dari dalam diri seseorang yang dapat berpengaruh terhadap keputusan seseorang melakukan tindakan prososial. Faktor kepribadian merupakan faktor internal yang menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tindakan prososial. Seseorang yang mempunyai tingkat kebutuhan yang tinggi untuk diterima secara sosial merupakan salah satu tipe kepribadian yang memberi pengaruh sekaligus memotivasi seseorang melakukan tindakan prososial. Selain itu, orang yang mempunyai tingkat kebutuhan tinggi untuk menjadi pengasuh cenderung lebih prososial. Pada anak. dan remaja,. kemampuan berempati menjadi bagian dari faktor. kepribadian dan menentukan dalam perilaku prososial (Sear dkk, 1985). Faktor suasana hati menjadi faktor lain penentu perilaku prososial. Seseorang lebih terdorong untuk memberikan bantuan saat mereka mengalami suasana hati yang baik. Hal tersebut dikarenakan suasana hati yang buruk menyebabkan seseorang memusatkan perhatian pada diri sendiri sehinga mengurangi kemungkinan untuk membantu orang lain (Thompson, Cowan, & Rosenhan, 1980). Faktor rasa bersalah mempunyai relevansi khusus dengan perilaku prososial.. Ketika seseorang melakukan tindakan yang dianggap salah,. perasan gelisah akan muncul. Keinginan untuk mengurangi rasa bersalah bisa menyebabkan seseorang menolong orang yang kita rugikan atau dengan.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. melakukan tindakan baik. Suatu penelitian menunjukkan bahwa rasa bersalah yang timbul meningkatkan kesediaan untuk menolong (Cunningham dkk, 1980). Faktor distress diri dan empati merupakan reaksi pribadi seseorang seperti perasaan terkejut, takut, cemas, prihatin, tidak berdaya dan perasaan apapun yang dialami seseorang terhadap penderitaan orang lain. Seseorang yang mengalami kondisi empati tinggi cenderung menjadi sukarelawan untuk membantu. Jadi faktor internal yang dapat menjadi penentu perilaku prososial terdiri dari kepribadian, suasana hati, rasa bersalah, distress diri dan empati.. C. Remaja Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa transisi ini ada perubahan yang terjadi baik dari lingkungan sosial maupun fisik. pada remaja. Dalam peralihan menuju. dewasa, ada tuntutan atau tanggung jawab yang lebih besar yang harus diterima oleh remaja, sehingga remaja perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya agar mampu memenuhi tuntutan dan tanggung jawab tersebut. Masa remaja dibedakan menjadi tiga periode yaitu remaja awal dimulai pada usia 12 - 14 tahun, remaja madya pada usia 15 – 18 tahun dan.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. remaja akhir pada usia 19 - 21 tahun (Steinberg, 2002). Pada penelitian ini subjek yang digunakan adalah remaja pada usia madya dan remaja akhir. Hal ini dilakukan karena remaja pada usia madya mulai muncul adanya kecenderungan “narcissistic” yaitu mencintai diri sendiri, serta muncul suatu kebingungan mengenai peka atau tidak peka, optimis atau pesimis, idealis atau materialis dan sebagainya (Sarwono, 1989). Sedangkan pada remaja akhir merupakan tahap menuju periode dewasa yang ditandai dengan salah satuanya. upaya. mengantikan. egonsentrisme. yakni. terlalu. memusatkan. perhatian pada diri sendiri ke arah keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dan orang lain. Namun, muncul suatu pembatas yang memisahkan antar diri pribadinya dengan masyarakat umum (Sarwono, 1989) . Jadi, remaja pada usia madya dan remaja akhir akan mulai mendapat tuntutan dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap lingkungan sosialnya. Sehingga remaja pada usia tersebut diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya dan dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan baik.. D. Kerangka Konseptual Penelitian. ini ingin. mencoba. memperlihatkan. adanya perbedaan. intensi perilaku prososial pada remaja berdasarkan latar belakang status sosial ekonomi orang tua. Perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja muncul.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. karena kondisi sosial ekonomi orang tua yang memengaruhi interaksi yang terjadi di dalam keluarga. Keluarga akan memberi pengaruh terhadap pembentukan perilaku remaja khususnya terhadap. perkembangan sosial. remaja karena keluarga sebagai lingkungan sosial yang paling dekat dengan remaja. Remaja dalam masa perkembangan sosialnya akan mengalami proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya di dalam maupun di luar rumah seperti menyesuaikan diri dengan tuntutan dan norma-norma yang ada, memahami perspektif orang lain, saling berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain, dan mementingkan kesejahteraan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri. Gaya pengasuhan merupakan sebagai salah satu faktor penentu perilaku prososial pada remaja. Dalam keluarga, orang tua dengan latar belakang status sosial ekonomi yang berbeda menerapkan gaya pengasuhan dan cara pendisiplinan yang berbeda kepada remaja. Penerapan gaya pengasuhan yang berbeda tersebut akan memunculkan perilaku yang berbeda pada remaja termasuk perilaku prososial Ada tiga tipe gaya menurut Baumrind (dalam Santrock, 2002) yaitu authoritarian, authoritative dan permissive. Menurut Hurlock (1967) orang tua. dari status sosial ekonomi rendah cenderung menggunakan gaya. pengasuhan authoritarian. Tuntutan ekonomi yang dialami keluarga dari status. sosial. ekonomi. rendah. melemahkan. sistem. keluarga. sehingga.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. berdampak pada interaksi yang terjadi di dalam keluarga. Hal tersebut membuat orang tua mudah marah, bingung, dan tertekan, sehingga dengan cara membatasi dan menghukum, orang tua bisa mengontrol anak mereka ketika anak melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja tanpa memberikan penjelasan kepada anak. Orang tua lebih banyak menuntut dan anak harus menaati perintah orang tua tanpa adanya diskusi bersama sehingga tidak terjalin komunikasi dua arah antara remaja dan orang tua. Gaya pengasuhan ini membuat anak mengalami ketakutan, merasa kurang aman, komunikasi lemah, tidak percaya diri dan terkadang anak menjadi lebih agresif. Remaja yang mendapat gaya pengasuhan authoritarian cenderung kurang memiliki kompetensi sosial yang baik sehingga perilaku prososialnya cenderung rendah. Orang. tua. dari. status. sosial. ekonomi. menengah. cenderung. menggunakan gaya pengasuhan authoritative dengan mendorong anak agar lebih mandiri. Orang tua tetap menetapkan batasan dan pengendalian, namun memperlihatkan kehangatan dan kasih sayang. Orang tua juga menjalin komunikasi dua arah dengan anak mereka, mengenai peraturan yang dibuat, serta anak diberi kesempatan untuk menjelaskan kesalahan yang mereka perbuat. Hal tersebut yang membantu mengambangkan rasa empati pada remja sebagai dasar perilaku prososial. Orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan ini pada anak mereka, membuat remaja mampu mengendalikan.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. diri, mampu menjalin hubungan yang ramah dengan orang lain, mampu bekerja sama, sehingga anak berkompetensi sosial dengan baik sehingga perilaku prososialnya tinggi. Orang tua dengan latar belakang status sosial ekonomi tinggi memiliki pekerjaan yang bergengsi dan materi yang berlimpah bagi anak mereka, namun orang tua cenderung tidak bisa melakukan interaksi keluarga dan pengasuhan yang baik untuk perkembangan anak mereka karena orang tua sibuk bekerja dan memiliki sedikit waktu untuk bertemu sehingga orang tua kurang memiliki kedekatan fisik dan emosional dengan anak mereka. Anak pun kurang mendapatkan arahan dari orang tua, namun tuntutan terhadap anak mereka tinggi. Orang tua yang tidak memiliki banyak waktu untuk anak mereka, akan menebus kesalahan mereka dengan cenderung memanjakan remaja dengan cara memenuhi keinginan dan permintaannya. Orang tua yang menggunakan gaya pengasuhan permissive, tidak menetapkan batasan atau kendali terhadap anak dan memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan dan keinginan. Hal tersebut menyebabkan remaja mengalami adaptasi yang buruk, kurang memiliki pengendalian diri yang baik, tidak mandiri, mengalami kesulitan dalam hubungan dengan teman sebaya atau orang lain. Remaja yang mengalami gaya pengasuhan ini kurang memiliki. kompetensi. sosial. yang. baik. prososialnya rendah. Dari paparan di atas,. sehingga. cenderung. perilaku. penelitian ini berasumsi bahwa.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. gaya pengasuhan orang tua di setiap kelompok status sosial ekonomi yang menyebabkan perbedaan perilaku prososial pada remaja. Pentingnya interaksi yang terjalin antara orang tua dengan anak akan membuat perkembangan sosial anak menjadi lebih baik sehingga anak memiliki perilaku prososial yang tinggi. Pengalaman interaksi sosial di dalam keluarga akan menentukan pula cara-cara dan tingkah laku remaja terhadap orang lain. Jika interaksi sosial di dalam keluarga tidak lancar, maka besar kemungkinan interaksi sosial dalam masyarakat juga berlangsung tidak lancar sehingga remaja mengalami hambatan dalam pergaulanya di lingkungan masyarakat dan kurang memiliki keterampilan sosial yang baik..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Gambar 1. Skema Penelitian. Remaja. Status Sosial Ekonomi Rendah. Orang tua menerapkan pola asuh authoritarian:. Status Sosial Ekonomi Menengah. Status Sosial Ekonomi Tinggi. Orang tua menerapkan pola asuh authoritative:. Orang tua menerapkan pola asuh permissive :. -hangat dan penuh kasing sayang -menjalin komunikasi dua arah -membantu mengembangkan empati anak. -kurang atau bahkan tidak menetapkan batasan atau kendali terhadap anak. Remaja kurang memiliki kompetensi sosial. Remaja berkompetensi sosial.. Remaja kurang memiiki kompetensi sosial. Perilaku Prososial Rendah. Perilaku Prososial Tinggi. Perilaku Prososial Rendah. -membatasi dan menghukum -menuntut tanpa ada komunikasi dua arah.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku prososial pada remaja di tiap kelompok status sosial ekonomi. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian komparatif yang bersifat membandingkan dengan pendekatan kuantitatif karena menekankan analisisnya pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistik untuk mengetahui perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.. B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas. : Status Sosial Ekonomi Orang Tua. 2. Variabel Tergantung. : Intensi Perilaku Prososial. C. Definisi Operasinal Variabel Peneltian Definisi operasional yaitu mendefinisikan variabel atau konsep yang abstrak dengan operasi-operasi atau langkah-langkah yang akan kita tempuh dalam. rangka. mengukur. variabel. atau. konsep. yang. bersangkutan. (Supratiknya, 2015). Definisi operasional pada penelitian ini, yaitu :. 33.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. 1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang (orang tua) dalam masyarakat. berdasarkan. unsur. ekonomi.. Unsur. ekonomi. yang. dimaksud adalah penghasilan atau upah kerja yang diperoleh oleh orang tua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini akan menggunakan penghasilan ayah sebagai acuan untuk mengategorikan subjek ke dalam kelompok status sosial ekonomi. Penghasilan ayah yang tergolong tinggi menunjukkan bahwa subjek termasuk dalam kelompok status sosial ekonomi tinggi.. Penghasilan. termasuk. ayah. dalam kelompok. yang. tergolong. sedang. menunjukkan. status sosial ekonomi menengah.. subjek Terakhir,. penghasilan ayah yang tergolong tinggi menunjukkan subjek termasuk dalam kelompok status sosial ekonomi rendah.. 2.. Intensi Perilaku Prososial Perilaku prososial yang diteliti dalam penelitian berwujud intensi yang. merupakan suatu kecenderungan perilaku manusia yang belum diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan nyata. Sehingga definisi operasional untuk variabel intensi perilaku prososial memiliki arti sebagai kecenderungan seseorang untuk melakukan tindakan yang memberikan manfaat bagi orang lain tanpa mempedulikan motif-motifnya. Intensi perilaku prososial pada penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala intensi perilaku.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. prososial yang didasarkan pada 5 aspek perilaku prososial menurut Mussen, dkk. (1990). yaitu. berbagi,. kerjasama,. menolong,. kejujuran,. dan. kedermawanan. Perolehan skor yang tinggi pada skala ini menunjukkan bahwa subjek mempunyai intensi prososial yang tinggi. Sedangkan perolehan skor yang rendah pada skala ini menunjukkan bahwa subjek mempunyai intensi perilaku prososial yang rendah.. D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15 – 21 tahun yang berada di Yogyakarta. Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu melakukan pemilihan subjek yang sesuai dengan ciri dan karakteristik tertantu yang sudah ditentukan sebelumnya. Teknik purposive sampling dipilih dengan mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya karena penelitian ini lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian (Bungin, 2005).. E. Metode dan Alat Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket dan skala. Angket dalam penelitian ini berkaitan dengan data diri orang tua subjek untuk. mengetahui status sosial ekonomi orang tua subjek..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Sedangkan skala yang digunakan adalah skala intensi perilaku prososial yang disusun oleh peneliti yang mengacu pada landasan teori yang ada.. 1. Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua Angket dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti dan diisi oleh subjek penelitian. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pendidikan terakhir ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, penghasilan ayah dan ibu setiap bulan serta pertanyaan tentang kepemilikan fasilitas dan barang-barang berharga yang dimiliki oleh orang tua subjek. Namun, sebagai acuan dalam mengategorikan subjek ke dalam kelompok status sosial ekonomi, peneliti hanya mengacu pada penghasilan ayah selaku kepala keluarga. Penghasilan ayah akan diberi coding sebagai berikut :. Tabel 1 Koding Penghasilan Ayah Pendapatan. Koding. Keterangan. < Rp 1.500.000;. 1. Rendah. Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000. 2. Menengah. > Rp 3.000.000;. 3. Tinggi.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. 2. Skala Intensi Perilaku Prososial Skala intensi perilaku prososial dibuat oleh peneliti untuk melihat intensi perilaku prososial pada remaja. Skala pada penelitian ini menggunakan model skala Likert yang terdiri dari dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif (favourable) dan pernyataan negatif (unfavourable). Subjek diminta untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia. Alternatif jawaban tersebut antara lain sebagai berikut :. Tabel 2 Pemberian Skor pada Skala Perilaku Intensi Prososial Item Favorable. Item Unfavorable. Sangat Setuju (SS). 4. Sangat Tidak Setuju (STS). 1. Tidak Setuju (TS). 3. Tidak Setuju (TS). 2. Setuju (S). 2. Setuju (S). 3. Sangat Tidak Setuju (STS). 1. Sangat Setuju (STS). 4. Skala dalam penelitian ini terdiri dari 40 item yang pada tiap aspeknya memiliki bobot yang berbeda. Menurut Azwar (2009), komponen yang membentuk. suatu atribut belum tentu memiliki signifikansi yang sama.. Sehingga satu komponen dapat lebih menentukan dari komponen lainnya dan komponen yang lebih penting mendapatkan bobot yang lebih banyak atau.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. memperoleh. porsi yang. lebih. besar. dalam menentukan jumlah item.. Perbandingan proporsional bobot komponen ini dibuat dengan mengacu pada teori yang ada dan menggunakan penilaian ahli (professional judgement) berdasarkan kepatutan akal (common sense). Terdapat 5 aspek perilaku prososial yang akan di ukur, antara lain sebgai berikut:. Tabel 3 Sebaran Item Skala Sebelum Seleksi Item Aspek. Favorable. Unfavorable. 11% (20, 29, 31, 51,. 11% (5, 9, 15, 27,. 56, 63, 67). 34, 37, 55, 59). 11% (13, 16, 21, 45,. 11% (8, 11, 25, 33,. Berbagi. Jumlah. 15 item (22%). Kerjasama. 15 item (22%) 49, 54, 58). 38, 52, 65, 66). 13% (17, 24, 39, 44,. 13% (2, 7, 14, 22,. 47, 53, 60, 62, 68). 28, 32, 35, 57, 64). 7,5% (3, 19, 26, 40,. 7,5% (4, 6, 23, 43,. 61). 48). 7,5% (1, 12, 41, 42,. 7,5% (10, 18, 30, 36,. 46). 50). Menolong. 18 item (26%). Kejujuran. 10 item (15%). Bederma. 10 item (15%). TOTAL. 68 item (100%).

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas Validitas dalam suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2007). Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi agar alat ukur menghasilkan data yang komprehensif dan relevan dengan tujuan. penelitian.. Validitas. isi dalam penelitian. ini dilakukan. dengan. berkonsultasi melalui professional judgment yaitu dosen pembimbing skripsi untuk pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional.. 2. Seleksi Item Skala psikologi yang baik sangat ditentukan oleh kualitas item-item di dalamnya.. Pentingnya melakukan analisis item dengan tujuan untuk memilih. item-item yang akan membentuk sebuah skala yang bersifat homogen dan memiliki daya diskriminasi yang baik untuk mengungkap perbedaan atribut yang diukur pada tiap responden. Pemilihan item didasarkan pada besarnya koefisien korelasi (rix ) dengan batasan yang digunakan rix ≥ 0,30. Item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki daya beda yang memuaskan (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini seleksi item dilakukan menggunakan program IBM SPSS versi 22..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Berdasarkan uji coba skala yang dilakukan kepada 45 responden, jumlah item sebelum dilakukan pengguguran sebanyak 68 item dengan rentang nilai koefisien rix antara -0.026 sampai dengan 0.622. Setelah dilakukan pengguguran item, diperoleh hasil akhir item sebanyak 40 item yang lolos yang memiliki koefisien korelasi rix ≥ 0,30 dengan rentang nilai rix 0.309 sampai dengan 0.648.. Tabel 4 Sebaran Item Skala Setelah Seleksi Item Aspek. Favorable. Unfavorable. Jumlah. Berbagi. 7,5% (31, 51, 56). 7,5% (5, 27, 34). 15 % (6 item). 12,5% (21, 45, 49,. 15% (8, 25, 33,. 54, 58). 38, 52, 65). 17,5% (24, 39, 47,. 10% (7, 22, 35,. Kerjasama. 27,5 % (11 item). Menolong. 27,5% (11 item) 53, 60, 62, 68). 64). Kejujuran. 7,5% (19, 26, 61). 5% (4, 43). 12,5% (5 item). Bederma. 10% (1, 12, 41, 42). 7,5% (10, 30, 50). 17,5% (7 item). TOTAL. 100% (40 item).

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. 3. Reliabilitas Reliabilitas adalah konsistensi atau kepercayaan hasil sebuah alat ukur dari waktu ke waktu. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada pada rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas atau angkanya mendekati angka 1,00 menunjukkan semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2009). Reliabilitas. dalam. penelitian. ini. dihitung. dengan. menggunakan. Cronbach’s Alpha (α) melalui program SPSS. Berdasarkan penghitungan melalui program SPSS tersebut hasilnya menunjukkan koefisien reliabilitas pada skala intensi perilaku prososial sebesar 0,908 yang menandakan bahwa skala pada penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik.. G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji asumsi untuk mengetahui motode yang tepat dalam menganalisis data. Uji asumsi tersebut antara lain adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Jika kedua asumsi tersebut memenuhi syarat, maka uji hipotesis One Way ANOVA dapat dilakukan..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk memeriksa data penelitian yang kita ambil berasal dari populasi yang besarannya normal atau tidak normal. Hasil sebaran data yang normal atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansinya atau nilai p (Santoso, 2010). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS versi 22. Pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi atau p > 0,05 maka data yang diuji berdistribusi normal (Priyatno, 2014).. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan varian antar populasi (Santoso, 2010). Penelitian ini akan membandingkan tiga kelompok data sehingga uji homogenitas perlu dilakukan sebagai prasyarat sebelum melakukan analisis ANOVA. Pengambilan keputusan untuk uji homogenitas yaitu jika nilai signifikansi atau nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data homogen atau tidak memiliki perbedaan varian.. 2. Uji Hipotesis Penelitian. ini. dilakukan. dengan. tujuan. membandingkan. intensi. perilaku prososial pada remaja yang berasal dari keluarga dengan status sosial.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. ekonomi rendah, status sosial ekonomi menengah dan status sosial ekonomi tinggi. Terdapat lebih dari dua kelompok data dalam penelitian ini, sehingga uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji One Way ANOVA yaitu analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata tiga atau lebih kelompok data yang independen (Priyatno, 2014)..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan selama satu bulan lebih yakni sejak tanggal 23 Desember 2015 sampai 30 Januari 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang berada di Yogyakarta berusia 15 tahun sampai 21 tahun yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, status sosial ekonomi menengah dan status sosial ekonomi tinggi. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebar 225 skala intensi perilaku prososial beserta angket status sosial ekonomi secara bersamaan yang telah disusun oleh peneliti. Skala dan angket diberikan secara langsung kepada subjek penelitian. Selain itu peneliti juga meminta bantuan kepada beberapa teman untuk menyebarkan skala dan angket penelitian untuk mendapatkan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria dalam penelitan. Dari 225 skala yang disebar, terdapat 207 skala yang dapat digunakan dalam penelitian ini, karena 17 skala lain tidak terisi lengkap sehingga perlu digugurkan dan 1 skala tidak kembali.. 44.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini berjumlah 207 orang remaja yang terdiri dari remaja laki-laki dan remaja perempuan yang berusia antara 15 – 21 tahun. Berikut tabel deskripsi dan penjelasan subjek penelitian berdasarkan data demografi subjek peneltian.. Tabel 5 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Jenis Kelamin. Jumlah. Laki-laki. 65. Perempuan. 142. TOTAL. 207. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, subjek berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 142 orang dari pada subjek laki-laki yang berjumlah sebanyak 65 orang dari total keseluruhan subjek penelitian sebanyak 207 orang remaja..

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. Tabel 6 Deskripsi Usia Subjek Usia (th). Jumlah. 15 th. 9. 16 th. 41. 17 th. 38. 18 th. 26. 19 th. 34. 20 th. 29. 21 th. 30. TOTAL. 207. Dari seluruh. subjek dalam penelitian ini, kelompok subjek paling. banyak adalah kelompok usia 16 tahun yaitu sebanyak 41 orang , subjek dengan usia 17 tahun sebanyak 38 orang, subjek dengan usia 19 tahun sebanyak 34 orang, subjek dengan usia 21 tahun sebanyak 30 orang, subjek dengan usia 20 tahun sebanyak 29 orang, subjek dengan usia 18 tahun sebanyak 26 orang, dan paling sedikit terdapat pada usia 15 tahun sebanyak 9 orang..

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. Tabel 7 Deskripsi Pendidikan Terakhir Orang Tua Subjek Penelitian Status Pendidikan. Ayah. Ibu. Tidak Sekolah. -. 2. SD. 18. 20. SMP. 16. 26. SMA/Sederajat. 86. 74. Akademi / Sarjana. 87. 85. TOTAL. 207. 207. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata pendidikan orang tua subjek dari tiga kelompok status sosial ekonomi paling banyak adalah pendidikan terakhir akademi atau sarjana baik ayah sebanyak 87 orang dan ibu sebanyak 85 orang.. Tabel 8 Deskripsi Pekerjaan Orang Tua Subjek Status Pekerjaan. Ayah. Ibu. Tidak Bekerja. 16. 79. Buruh. 41. 23.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48. Petani. 10. 4. Pedagang. 2. 16. Wiraswasta. 48. 18. Pengajar. 15. 26. Pegawai. 60. 37. Supir. 2. -. PNS. 4. 2. Pemimpin suatu Instansi. 5. 2. POLRI. 1. -. Pelayaran. 1. -. Chef. 1. -. Teknisi. 1. -. TOTAL. 207. 207. Dari tabel di atas, diketahui bahwa status pekerjaan orang tua subjek penelitian dari tiga kelompok status sosial ekonomi yakni pada ayah sebanyak 16 orang ayah tidak bekerja dan 191 orang ayah bekerja. Sedangkan pada ibu sebanyak 79 orang ibu tidak bekerja dan 128 orang ibu sisanya bekerja..

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49. Tabel 9 Deskripsi Pendapatan Orang Tua Subjek Pendapatan. Ayah. Ibu. < Rp 1.500.000;. 74. 125. Rp 1.500.000 – Rp 3.000.00. 62. 28. > Rp 3.000.000;. 71. 54. TOTAL. 207. 207. Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa orang tua subjek khususnya pada ayah yang memiliki penghasilan rendah sebanyak 74 orang, yang memilliki penghasilan. sedang sebanyak. 62. orang,. dan yang memiliki. penghasilan tinggi adalah sebanyak 71 orang. Sedangkan pada ibu subjek penelitian, sebagian besar memiliki penghasilan yang rendah yaitu sebanyak 125 orang, yang memiliki penghasilan sedang sebanyak 28 orang dan ibu yang memiliki penghasilan tinggi sebanyak 54 orang.. C. Deskripsi Data Penelitian 1.. Status Sosial Ekonomi Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, pengelompokan subjek ke dalam kelompok. status sosial ekonomi mengacu pada penghasilan ayah. Jika ayah subjek tidak.

(67) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50. bekerja,. maka. mengelompokkan. penghasilan subjek. ke. ibu. subjek. yang. dalam kelompok. status. digunakan. untuk. sosial ekonomi.. Berdasarkan penghasilan ayah, maka pengelompokan subjek penelitian ke dalam kelompok status sosial ekonominya adalah sebagai berikut :. Tabel 10 Deskripsi Kelompok Status Sosial Ekonomi Subjek Kelompok Status Sosial Ekonomi. Jumlah. Presentase. Rendah. 73. 35,3%. Menengah. 63. 30,4%. Tinggi. 71. 34,3%. TOTAL. 207. 100%. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 207 orang remaja. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa remaja yang termasuk dalam kelompok status ekonomi rendah berjumlah 73 orang (35,3%), remaja yang termasuk dalam kelompok status sosial ekonomi menengah berjumlah 63 orang (30,4%), dan remaja. yang. termasuk. dalam kelompok. berjumlah 71 orang (34,3%).. status. sosial ekonomi tinggi.

(68) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51. 2.. Intensi Perilaku Prososial Deskripsi data penelitian berdasarkan mean teoritis dan mean empiris. dapat dilihat pada tabel berikut ini :. Tabel 11 Deskripsi Intensi Perilaku Prososial Subjek Teoritis. Sig.. Empiris. Pengukuran. SD Mean. Intensi Perilaku. Xmin Xmax. Mean. Xmin Xmax. Hasil Uji-t. 100. 40. 100. 142,7. 98. 173. 11,5. 0.000. 100. 40. 100. 138,9. 98. 171. 12,4. 0.000. 100. 40. 100. 143,9. 117. 173. 11,9. 0.000. 100. 40. 100. 145,4. 125. 164. 9,1. 0.000. Prososial Prososial SSE Rendah Prososial SSE Menengah Prososial SSE Tinggi. Berdasarkan hasil pengukuran deskriptif, diketahui bahwa skor mean empiris dari subjek penelitian lebih besar daripada skor mean teoritisnya (142,7 > 100). Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek pada penelitian ini memiliki tingkat intensi perilaku prososial yang tinggi.. Hasil ini juga.

Gambar

Gambar  1. Skema Penelitian

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Jumlah biji isi dan biji hampa tanaman padi Nipponbare transgenik tidak semuanya lebih unggul dari tanaman Nipponbare kontrol, sehingga dapat dikatakan bahwa

Dalam pemasaran batik Blora ini masih ada di wilayah Blora saja, tetapi sekarang sudah ada ditempat khas oleh-oleh Blora dan sudah mulai online juga karena

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAANTRUP)SKPD PEMERINTAHAN KABUPATEN HUTU SUNGAI SEIATAN SUMBER DANA: APBD PERUBAHAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN ANGGARAN 2012A. SI(PD

Beri nomor urut (rank) untuk setiap harga selisih (Xi – Yi). Harga mutlak terkecil diberi nomor urut 1 atau rank 1, dst.. 2. Dari jumlah nomor urut yang diperoleh dari 3) di atas

4 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 4.000.000 Jombang Swakelola oleh Penanggung Jawab Anggaran. 5 Penyediaan Alat Tulis Kantor 29.989.000 Jombang Pengadaan Langsung

[r]

[r]

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi peternak, meningkatkan pengetahuan (koqnitif) dan keterampilan peternak (psykomotorik) dalam menerapkan suatu inovasi