• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAFORMULASI KAPLET PARASETAMOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRAFORMULASI KAPLET PARASETAMOL"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PRAFORMULASIKAPLET PARASETAMOL

A. Tinjauan Pustaka 1. Zat Aktif: Parasetamol

 Rumus Molekul : C8H9NO2

 Rumus Bangun : :

 pH : 6

 Pemerian : Serbuk kristalin atau kristal putih tidak berbau, rasa pahit.

 Suhu Lebur : 168º - 172ºC

 Kelarutan : Larut dalam air (1:70), air panas (1:20), alkohol (1:7-10), aseton (1:13), gliserol (1:40), propilenglikol (1:9). Sedikit larut dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter, larut dalam larutan alkali hidroksida.

 Indikasi : Mengobati rasa sakit atau nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri pada otot, sakit telinga, rematik, arthritis, dan menurunkan demam yang disertai flu dan demam sesudah vaksinasi.

 Kontra Indikasi : Tidak boleh diberikan kepada penderita gangguan fungsi hati dan penderita yang hipersensitif terhadap parasetamol.

 Dosis : 0,5 – 1 gram per kali makan, 4 gram per hari.

 Dosis Profilaksis : Anak 7-12 trahun : ½ - 1 tablet, 3-4x sehari, sampai dengan 2 gram (4 tablet) ; Dewasa : 1-2 tablet, 3-4 kali sehari.

 Penyimpanan : Wadah kedap udara (tertutup baik) dan hindarkan dari cahaya.

 Interaksi Obat : Alkohol, anti-koagulan, anti-konvulsan, aspirin, kloramfenikol, despramine, dan doxorubin.

 Stabilitas sediaan : stabil dalam larutan encer. waktu paruh dalam larutan buffer pada pH 6 mempunyai estimasi waktu 21,8 tahun. Degradasi dikatalis oleh asam dan basa dengan waktu paruh 0,73 tahun pada pH 2 dan

(2)

2,38 tahun pada pH 9. Degradasinya menghasilkan p-aminofenol dan asam asetat.

2. Filler (Laktosa Anhidrat)

 Rumus Molekul : C12H22O11

 Rumus Struktur :

 Pemerian : serbuk kristal putih

 Kelarutan : larut dalam air, larut sebagian di etanol (95%) dan eter

 Titik leleh : 223.08oC untuk α-laktosa anhidrat

252.28oC untuk β-laktosa anhidrat

232.08oC untuk laktosa anhidrat komersial

 Massa Jenis : 1.589 g/cm3 untuk β-laktosa anhidrat

 Kestabilan : bisa berwarna coklat dalam penyimpanan dan reaksinya

dipercepat oleh kondisi yang hangat dan lembab

 Penyimpanan : pada wadah yang dingin dan kering serta kedap udara

3. Binder (PVP (Polyvinylpyrrolidone))

 Rumus Molekul : (C6H9NO)n

(3)

 Pemerian : serbuk halus, warna putih, higroskopis, dan tidak berbau

 Kelarutan : larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton,

metanol, dan air. Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral.

 Titik leleh : 150oC

 pH : dalam larutan 5% pH nya 3,0-7,0

 Massa Jenis : 1,180 g/cm3

 Kestabilan : akan menghitam pada pemanasan mencapai 150oC serta berkurang kelarutannya di dalam air.

 Penyimpanan : pada wadah yang dingin dan kering serta kedap udara

 Kompresibilitas : dengan tekanan 4-14 kN

 Kekuatan tablet : 20-80

 Konsentrasi Fungsional : 3-15%

4. Disintegran (Na Starch Glikolat)

 Rumus Struktur :

 Pemerian : berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk yang

mudah mengalir.

 Kelarutan : Sebagian larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut

dalam air.

(4)

 Kestabilan : Stabil tetapi sangat higroskopis. Tablet yang

mengandung Na starch glikolat memiliki sifat yang baik dalam penyimpanan.

 Inkompatibilitas : Asam askorbat

 Kategori swelling : Mampu mengembang hingga 300 kali ukuran semula.

 Penyimpanan : Sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat,

hindari dari kelembaban dan suhu yang tidak sesuai yangdapat menyebabkan terjadinya caking.

 Konsentrasi Fungsional : 2-8% 5. Anti-adheren atau Glidan (Talk)

 Rumus molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)4

 Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada

kulit, bebas dari butiran; warna putih atau putih kelabu.

 Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.

 pH : 6,5-10 untuk 20 % w/v dispersi cair

 Stabilitas : Stabil, disterilisasikan dengan pemanasan 160oC selama

kurang dari 1 jam. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat.

 Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuaterner

 Konsentrasi Fungsional : 1-5 %

6. Lubrikan (Magnesium Stearat)

 Rumus Molekul : C36H70MgO4

 Berat Molekul : 591,34

 Pemerian : Serbuk yang sangat halus, berwarna putih, berbau seperti

asam stearat dan rasa yang spesifik. Serbuknya mudah teradhesi pada kulit.

 Kompresibilitas : dengan tekanan 63,5-235 kPa tidak kompresibel, pada 500

(5)

 Sifat alir : buruk, serbuknya bersifat kohesif.

 Kelarutan : Praktis tidak larut air etanol, eter, mudah larut dalam

benzen hangat dan etanol (95%) hangat.

 Kestabilan : Stabil

 Inkompatibilitas : Asam kuat, basa, garam Fe, aspirin, garam alkaloid,

oksidator, beberapa vitamin.

 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk dan

kering.

 Konsentrasi Fungsional : 1% atau lebih kecil

B. Rancangan Formula

Pada praktikum formulasi tablet kali ini, kelompok kami membuat kaplet parasetamol, dimana tiap kaplet bobotnya 700 mg. Tiap kaplet mengandung parasetamol 500 mg. Jumlah tablet yang akan dibuat adalah 400 tablet. Metode yang digunakan adalah granulasi basah.

Berikut rancangan formula per kaplet :

R/ Paracetamol 500 mg (71,43 %) Laktosa anhidrat 147.5 mg (21,07 %) PVP 21 mg ( 3,00 %) Talcum 7 mg ( 1,00 %) Mg Stearat 3.5 mg ( 0,50 %) Na Starch Glikolat 21 mg ( 3,00 %) 700 mg ( 100 %)

C. Alasan Pemilihan Bahan

1. Parasetamol

Parasetamol adalah zat aktif yang berkhasiat analgesik dan anti-piretik. Kami memilih dosis 500 mg per kaplet karena dosis ini merupakan dosis lazim untuk orang dewasa satu kali minum.

(6)

2. Laktosa Anhidrat

Laktosa sebagai filler karena memiliki kelembaban yang rendah sehingga dapat digunakan untuk zat yang higroskopis. Harganya relatif murah, sifat alir baik, cocok untuk metode granulasi basah

3. PVP (PolyVinylPyrrolidone)

PVP dipilih sebagai pengikat karena memiliki daya ikat yang sangat baik, dapat meningkatkan laju disolusi, serta digunakan secara luas pada proses pembuatan tablet dengan metode granulasi basah, dan dapat memudahkan proses pengempaan. PVP dapat larut dalam etanol sehingga tidak memerlukan air pada metode granulasi basah yang digunakan karena zat aktif paracetamol akan terhidrolisis menjadi pada amino benzene dan asam asetat dengan adanya air.

4. Na Starch Glikolat

Na Starch Glikolat dipilih sebagai penghancur karena merupakan disintegran yang baik. Ia digunakan secara luas pada formulasi sediaan tablet oral dengan granulasi basah dan dapat membuat tablet aman pada penyimpanan. Pada formulasi ini, Na Starch Glikolat tidak memiliki ketidakcocokan dengan semua bahan dalam formula.

5. Talk

Talk dipilih sebagai anti-adheren dan glidan karena memiliki sifat sebagai anti-adheren dan glidan yang baik sehingga dapat memperbaiki sifat alirnya sebagai granul. Selain itu, talk juga mudah didapat.

6. Mg Stearat

Mg stearat dipilih sebagai lubrikan karena memiliki sifat lubrikan yang sangat baik, dapat meningkatkan kerapuhan tablet sehingga tablet mudah diabsorbsi. Selain itu, Mg stearat juga stabil dan tidak bersifat toksik untuk konsumsi oral. Sifat lubrikan Mg stearat yang baik juga dapat menutupi sifat lubrikan talk yang buruk.

(7)

D. Kemasan

Kaplet paracetamol yang telah dibuat akan dikemas dalam botol plastik yang tertutup rapat, kemudian dikemas lagi dengan kotak karton yang desainnya dilampirkan pada laporan ini. Di dalam kotak kemasan dilengkapi dengan label dan leaflet yang memuat beberapa informasi, antara lain:

 Nama obat

 No. Reg, No. batch, Expire date.  Indikasi  Dosis  Kontra indikasi  Interaksi obat  Efek samping  Komposisi  Netto

 Produsen, nama pabrik, kota dan negaranya.

Bentuk rancangan kemasan, brosur dan label tablet dicantumkan pada lampiran. E. Formulasi

1. Perhitungan Bahan

Kaplet Parasetamol yang dibuat adalah sebanyak 400 kaplet, tiap kaplet bobotnya 700 mg, mengandung 500 mg parasetamol/kaplet. Berikut tabel perhitungan bahan yang digunakan:

Komponen Berat per

Kaplet

Berat Total (400 Kaplet)

Parasetamol (Zat Aktif) 500 mg 200 g

Laktosa Anhidrat 147.5 mg 59 g

PVP 21 mg 8.4 g

Talcum 7 mg 2.8 g

(8)

Na. Starch Glikolat 21 mg 8.4 g

Total 700 mg 280 g

2. Pelaksanaan Formulasi

Metode yang digunakan adalah Granulasi Basah. Cara pembuatan:

1. Ditimbang seluruh bahan yang akan digunakan.

2. Parasetamol, laktosa anhidrat, sebagian Na. Starch Glikolat masing-masing

dihaluskan. Kemudian, ketiganya dicampurkan hingga homogen.

3. Buat larutan PVP dengan cara menambahkan etanol sedikit demi sedikit ke dalam serbuk PVP hingga terbentuk larutan PVP (Etanol yang ditambahkan sebanyak 70 ml). 4. Masukkan larutan PVP ke dalam campuran no. 2 sedikit demi sedikit. Campurkan

larutan tersebut hingga massa dapat dikepal.

5. Ayak massa no. 4 dengan ayakan ukuran 8 mesh hingga terbentuk granul. 6. Keringkan granul dalam oven suhu 40 – 45 oC selama minimal 2-3 jam. 7. Keluarkan granul yang sudah kering, lalu diayak dengan ayakan 12 mesh.

8. Tambahkan sisa Na. Starch Glikolat, Mg. Stearat dan talcum. Lalu, campurkan hingga homogen.

9. Kemudian, lakukan uji sifat alir, angle of repose, dan bulk density. 10. Cetak tablet dengan bobot masing – masing tablet 700 mg.

11. Lakukan evaluasi terhadap kaplet.

F. EVALUASI

1. In Process Control (IPC)

a. Angle Of Repose (Sudut Istirahat)

Mengukur sudut serbuk yang dijatuhkan dengan memakai alat flowmeter. Diukur jari-jari (r) dan tingginya (h). Dengan rumus: tan α = h/r, dapat dicari α (sudut istirahat).

 Kriteria : 250 - 300 : excellent 310 – 350 : good

(9)

360 – 400 : fair 410 - 450 : passable 460 - 550 : poor 560 - 650 : very poor >660 : extremely poor b. Compressibility Index

Uji ini dilakukan dengan menggunakan alat Tapped Bulk Density, dan yang diukur adalah kerapatan nyata + rongga (tapped density = TD) dan kerapatan nyata

(bulk density = BD). Untuk mengukur TD, mesin diset sebanyak 300 kali ketukan.

Tapped Density =

Bulked Density =

 Kriteria (menurut Neuman dan Carr) :

Dengan rumus : indeks kompresibilitas =  100%

TD BD TD 5% – 15% : excellent 12% – 16% : good 18% – 21% : fair 23% – 35% : poor 33% – 38% : very poor > 40% : extremely poor  Kriteria (menurut Hausner) :

Dengan rumus : indeks kompresibilitas =

BD TD

< 1,25 = good > 1,5 = poor

c. Flowability (Uji Alir Granul)

Mengukur uji aliran granul dengan alat flowmeter dan yang diukur adalah waktu sampai granul yang ditentukan habis.

(10)

2. Post Process Control (PPC) a. Penampilan (Appearance) a. Shape (Bentuk) : b. Warna : c. Permukaan : b. Keseragaman Bobot

Alat : Neraca analitik

Prosedur : Farmakope Indonesia Edisi III

Sejumlah 20 kaplet ditimbang, hitung bobot rata-rata tiap kaplet. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 kaplet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom B.

Jika tidak cukup 20 kaplet, dapat digunakan 10 kaplet; tidak satu kaplet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu pun kaplet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B.

Bobot rata-rata (mg) Penyimpangan Terhadap Bobot Rata-rata (%)

A B

≤ 25 15 30

26-150 10 20

151-300 7,5 15

≥300 5 10

c. Keseragaman Ukuran (Diameter dan Ukuran)

 Alat : Jangka sorong Tajima

 Persyaratan : Kecuali dinyatakan lain, diameter kaplet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1⅓ tebal kaplet.

(11)

d. Kekerasan (Hardness)

 Alat : Hardness Tester “ERWEKA TBH 28”

 Prosedur : Sebuah tablet diletakkan tegak lurus pada alat, kemudian dilihat pada tekanan berapa tablet tersebut pecah. Lalu, catat hasilnya.

 Syarat : Sesuai tabel berikut (ini kaplet)

Diameter (mm) Bobot (mg) Kekerasan (Kp)

5-8 150-300 2-4

9-13 300-700 3,5-7

e. Keregasan (Friability)

 Alat : Friability Tester (friabilator)

 Persyaratan : Kehilangan bobot tidak kurang dari 0.8%

 Prosedur :

1. Bersihkan 20 kaplet dari debu, dan ditimbang (berat W1 gram).

2. Masukkan ke 20 kaplet tersebut ke dalam alat.

3. Jalankan alat dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit (100 kali putaran). 4. Keluarkan tablet, bersihkan dari debu, dan timbang kembali (berat W2 gram).

5. Hitung selisih berat ke 20 kaplet sebelum dan sesudah perlakuan. 6. Hitung persentase keregasan :

Keregasan = ( ) 100% 1 2 1  W W W

f. Waktu Hancur (Disintegration Time)

 Alat : Disintegration Timer “ERWEKA ZT3”

 Prosedur :

 Masukkan 6 kaplet ke dalam keranjang, kemudian turun-naikkan keranjang 30 kali per menit secara teratur. Kaplet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian kaplet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari bahan penyalut.

(12)

 Jika dengan cara di atas waktu hancur tidak memenuhi persyaratan, ulangi pengujian menggunakan kaplet satu per satu, kemudian ulangi lagi percobaan menggunakan 6 kaplet dengan cakram penuntun.

 Syarat : Kecuali dinyatakan lain, waktu hancur tidak lebih dari 15 menit untuk kaplet yang tidak bersalut.

g. Uji Disolusi

 Alat : Dengan pengaduk bentuk dayung yang diuraikan dalam Farmakope indonesia

IV hal 1084-1085.

 Persyaratan : Enam unit sediaan masing-masing tidak lebih < Q + 5 %; jika syarat ini tidak dipenuhi dilanjutkan ke siklus 2.

 Prosedur :

1. Siapkan media disolusi berupa aquadest yang suhunya telah diatur 37° C.

2. Atur kecepatan putaran alat pada 50 rpm. Pada masing-masing tabung masukkan satu

tablet uji dan biarkan selama 45 menit.

3. Setelah 45 menit, ambil larutan dari masing-masing tabung dan ukur serapannya pada panjang gelombang maksimum tablet uji standar yang telah diukur sebelumnya.

4. Bandingkan serapan hasil uji disolusi dengan serapan tablet uji standar pada panjang gelombang maksimum.

5. Hitung kadarnya dengan persamaan :

dar s dar s uji uji C A C A tan tan 

(13)

PRAFORMULASI TABLET ISONIAZID

A. Tinjauan Pustaka 1. Zat Aktif (Isoniazid)

 Rumus Molekul : C6H7N3O

 Rumus Bangun :

 Berat Molekul : 137,14

 Pemerian : Hablur putih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak tahan terpapar cahaya dan udara.

 Kelarutan : Larut dalam 8 bagian air, dalam 50 bagian alkohol., sukarlarut dalam kloroform dan dalam eter.

 Suhu lebur : 170o – 173o.

 pH : 6,0 – 7,5; lakukan penetapan dengan menggunakan larutan.

 Susut Pengeringan : Tidak lebih dari 1,0 %, lakukan penegringan pada suhu 105o C selama 4 jam.

 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan tidak tembus cahaya, terlindung dari cahaya.

 Dosis : Dewasa 5 mg/kg BB

 Indikasi : Antituberkulosum

 OTT : Dengan golongan gula khususnya dekstrosa, levulosa dan sukrosa, serta

dengan aldehid, keton, iodine, hipoklorit, garam-garam besi, dan agen pengoksidasi.

2. Filler dan Binder (Avicel pH 102)

(14)

 Rumus struktur :

 BM : 36.000

 Pemerian : serbuk putih, tidak berbau, tidak bewarna

 Inkompatibel : dengan oksidator kuat

 Kelarutan : larut dalam 5% NaOH, asam encer

 Konsentrasi Fungsional : 20-90 %

3. Penghancur (Na. Starch Glikolat)

 Rumus Struktur :

 Pemerian : berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk yang mudah mengalir.

 Kelarutan : Sebagian larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut dalam air.  Massa Jenis : 1,56 g/cm3

 Kestabilan : Stabil tetapi sangat higroskopis. Tablet yang mengandung Na

starch glikolat memiliki sifat yang baik dalam penyimpanan.  Inkompatibilitas : Asam askorbat

 Kategori swelling : Mampu mengembang hingga 300 kali ukuran semula.

 Penyimpanan : Sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, hindari

dari kelembaban dan suhu yang tidak sesuai yangdapat menyebabkan terjadinya caking.

(15)

4. Lubrikan (Magnesium Stearat)

 Rumus Molekul : {CH3(CH2)16COO}2Mg

 Berat Molekul : 591,27

 Rumus :

  

 Pemerian : Serbuk halus, putih, licin, dan mudah melekat pada kulit, bau lemah khas

 Kompresibilitas : dengan tekanan 63,5-235 kPa tidak kompresibel, pada 500 kPa terbentuk lamination

 Sifat alir : buruk, serbuknya bersifat kohesif.

 Kelarutan : Praktis tidak larut air. Praktis tidak larut dalam dalam etanol(95%) P dan dalam eter P.

 Kestabilan : Stabil

 Inkompatibilitas : Asam kuat, basa, garam Fe, aspirin, garam alkaloid, oksidator, beberapa vitamin.

 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering.

 Konsentrasi fungsional : 1% atau kurang

5. Glidan dan Antiadherent (Talk)

 Rumus molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)4

 Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran;warba putih atau putih kelabu.

 Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.

(16)

 Stabilitas : Stabil, disterilisasikan dengan pemanasan 160oC selama kurang dari 1 jam. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat.

 Inkompatibilitas : dengan senyawa ammmonium quaterner

 Konsentrasi fungsional : 1-5%

B. Rancangan Formula

Pada praktikum formulasi tablet kali ini, kelompok kami membuat tablet Isoniazid, di mana tiap tablet bobotnya 200 mg. Tiap tablet mengandung Isoniazid 100 mg. Jumlah tablet yang akan dibuat adalah 400 tablet. Metode pembuatan yang digunakan adalah metode granulasi kering.

R/ Isoniazid 100 mg (50,0%) Avicel PH 102 93 mg (46,5%) Na Starch Glikolat 4 mg (2,00%) Mg Stearat 1 mg (0,50%) Talc 2 mg (1,00%)

C. Alasan Pemilihan Bahan 1. Isoniazid

Isoniazid adalah zat aktif yang berkhasiat sebagai tuberkulostatik (menahan perkembangan bakteri) dan tuberkulosid (membunuh bakteri). Kami memilih dosis 100 mg per tablet karena dosis ini merupakan dosis lazim yang terdapat pada literatur untuk sediaan tablet Isoniazid. 2. Avicel PH 102

Avicel PH 102 digunakan secara luas untuk binder ataupun filler dalam pembuatan tablet granulasi kering. Selain itu memiliki karakteristik lubrikan dan disintegran yang berguna untuk pembuatan tablet. Bersifat stabil meskipun bersifat higroskopis.

3. Na Starch Glikolat

Biasa digunakan sebagai disintegran dalam granulasi kering maupun basah, peningkatan tekanan pengempaan tidak member pengaruh pada sifat disintegrannya.

(17)

Memiliki sifat sebagai lubrikan yang sangat baik sehingga dapat menutupi sifat lubrikan talk yang buruk dan sebagai antiadheren yang baik, dapat meningkatkan kerapuhan tablet sehingga tablet mudah diabsorbsi, dan stabil.

5. Talk

Talk sangat baik digunakan sebagai antiadherent dan baik sebagai glidan. Dapat berperan sebagai anticaking agent.

D. Kemasan

Tablet Isoniazid dikemas dalam botol kaca berwarna coklat, tertutup rapat, dan terlindung dari cahaya.

E. Formulasi

1. Perhitungan Bahan

Tablet Isoniazid yang dibuat adalah sebanyak 400 tablet, tiap tablet bobotnya 200 mg, mengandung 100 mg Isoniazid/tablet.

Komponen Berat per

Tablet Berat Total (400 Tablet) Isoniazid 100 mg 40 gr Avicel PH 102 93 mg 37,2 gr Na Starch Glikolat 4 mg 1,6 gr Mg Stearat 1 mg 0,4 gr Talk 2 mg 0.8 gr Total 200 mg 80g 2. Pelaksanaan Formulasi

Metode yang digunakan untuk membuat tablet Isoniazid adalah granulasi kering. Alasan pemilihan metode ini adalah zat aktif memiliki sifat laju alir yang baik. Apabila

(18)

terhidrolisis akan menjadi senyawa hidrazin yang menghambat proses absorbsi di usus karena pada suasana basa cenderung untuk berada dalam keadaan ionic.

3. Cara pembuatan:

1. Timbang seluruh bahan yang akan digunakan.

2. Haluskan isoniazid, avicel pH 102, sebagian Na Starch Glikolat, campur hingga homogen.

3. Bahan dikompress hingga menjadi tablet yang besar dan cukup keras. 4. Slug yang terbentuk diayak dengan ayakan ukuran 16 mesh.

5. Campur granul dengan talk, Mg stearat dan sisa Na Starch Glikolat, campur homogen. 6. Uji laju alir dan tes bulk density dari massa granul sebelum dicetak.

7. Cetak campuran dan lakukan pengujian.

F. EVALUASI

1. In Process Control

a. Angle of Repose (Sudut Istirahat)

Mengukur sudut serbuk yang dijatuhkan dengan memakai alat flow meter. Di ukur jari-jari (r) dan tingginya (h). Dengan rumus: tan α = h/r, dan dari rumus ini dapat dicari α (sudut reposa).

b. Compressibility Index

Uji ini dilakukan dengan menggunakan alat Tapped Bulk Density, dan yang diukur adalah kerapatan nyata + rongga (tapped density = TD) dan kerapatan nyata (bulk density = BD). Untuk mengukur TD, maka mesin diset sebanyak 300 kali ketukan.

c. Flowability (Uji Alir Granul)

Mengukur uji aliran granul dengan alat flowmeter. Dan yang diukur adalah waktu sampai granul yang ditentukan habis.

2. Process Control

a. Penampilan

b. Keseragaman Bobot

Alat : Neraca analitik

(19)

Sejumlah 20 tablet ditimbang, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom B.

Jika tidak cukup 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu pun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B.

c. Keseragaman Ukuran

Alat : Jangka sorong

Prosedur : Ambil 20 tablet dan ukur diameter serta tebal tablet

Syarat : Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tak lebih dari

3 kali dan tak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet. d. Kekerasan

Alat : Hardness tester

Prosedur : Sebuah tablet diletakkan tegak lurus pada alat kemudian dilihat pada tekanan berapa tablet tersebut pecah. Mencatat hasilnya.

e. Keregasan

Alat : Friabilitator

Prosedur : Ambil 20 tablet dan bersihkan dari debu dengan menggunakan kuas, kemudian timbang lalu masukkan kedalam alat. Alat diputar selama 4 menit. Setelah selesai tablet dibersihkan dan timbang kembali

Syarat : Keregasan tablet tidak boleh lebih dari 0,8%

f. Waktu Hancur

Alat : Seperangkat alat pengukur waktu hancur

Prosedur : Atur suhu air 37. Ambil 3 tablet dan masukkan kedalam keranjang, yang secara otomatis setelah tombol start ditekan akan naik turun secara teratur dengan kecepatan 30 kali per menit. Tablet yang akan hancur adalah apabila tidak ada lagi bagian tablet yang tertinggal dalam kassa. Catat waktu tablet hancur. Lakukan untuk 3 tablet berikutnya dengan langkah yang sama. g. Uji Disolusi

(20)

Alat : Dengan pengaduk bentuk dayung yang diuraikan dalam Farmakope Indonesia IV hal 1084-1085.

Persyaratan: Enam unit sediaan masing-masing tidak lebih < Q + 5 %; jika syarat ini tidak dipenuhi dilanjutkan ke siklus 2.

Prosedur :

1. Siapkan media dissolusi berupa aquadest yang suhunya telah diatur 37° C.

2. Atur kecepatan putaran alat pada 50 rpm. Pada masin g-masing tabung masukkan satu tablet uji dan biarkan selama 45 menit.

3. Setelah 45 menit ambil larutan dari masing-masing tabung dan ukur serapannya pada panjang gelombang maksimum tablet uji standaryang telah diukur sebelumya. 4. Bandingkan serapan hasil uji dissolusi dengan serapan tablet uji standar pada

panjang gelombang maksimum. 5. Hitung kadarnya dengan persamaan:

dar s dar s uji uji C A C A tan tan 

(21)

KEMASAN KOMPOSISI

Tiap tablet mengandung isoniazid...100 mg ATURAN PAKAI Dewasa Sehari 3-4 x I tabblet Anak-anak Sehari 3-4 x ½ tablet Atau sesuai petunjuk dari dokter

Reg No. : MD 092349358 Batch No. : 03486038 Mfg Date : 28 September 2012 Exp Date : 28 September 2018

INDIKASI

KONTRAINDIKASI

EFEK SAMPING

PERINGATAN

Pencegahan dan pengobatan penyakit tuberkulosis baik di dalam maupun di luar paru-paru

Hipersensitif, gangguan hati, penyakit ginjal, dan penderita epilepsi

Mual, muntah, nekrosis hati, neuritis perifer, konvulsi, dan agranulositosis

Hati-hati pada penggunaan pada penderita gangguan ginjal dan wanita hamil

SIMPAN DI TEMPAT SEJUK TERLINDUNG DARI CAHAYA

Referensi

Dokumen terkait

Uji keragaman bobot dilakukan dengan syarat bahwa tidak boleh terdapat lebih dari dua suppositoria yang bobotnya menyimpang yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih

Keseragaman bobot (untuk kapsul yang berisi obat tradisional kering) Tidak lebih dari 2 kapsul yang masing-masing bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-ratanya lebih

ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu kemasanpun yang bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom B, yang tertera pada

ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu kemasanpun yang bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom B, yang tertera pada

Uji keragaman bobot dilakukan dengan syarat bahwa tidak boleh terdapat lebih dari dua suppositoria yang bobotnya menyimpang yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih

Keseragaman Bobot Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing- masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan

Persyaratan keseragaman bobot tablet yang ditetapkan untuk tablet dengan bobot lebih dari 300 mg adalah tidak lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata- rata lebih

www.esaunggul.ac.id Uji keragaman bobot Tablet tidak bersalut memenuhi syarat-syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut: ditimbang 20 tablet, dan dihitung bobot