BIOMINERAL
Oleh:
Unsur/elemen pada biomineral
• 10 unsur penyusun biomineral adalah: H, C, O,
Mg, Si, P, S, Ca, Mn dan Fe
• Ca adalah unsur paling banyak ditemukan yang
terdistribusi secara luas dan merupakan bahan
utama penyusun kerangka (tulang dan kerang)
– TULANG: Ca-phosphate {Ca
3(PO
4)
2}
– KERANG: Ca-carbonate (CaCO
3)
• Fenomena diatas (Ca???) terjadi mungkin
karena mineral anorganik selalu berasosiasi
dengan makromolekul organik (yaitu sebagai
MATRIKS ORGANIK).
Mineral Ca-Phosphate & Ca-Carbonate
• Mempunyai energi lattice tinggi dan kelarutan rendah
sehingga strukturnya akan stabil secara termodinamika dalam lingkungan biologi
• Dalam bentuk hidrat (hydrated), Ca-oxalate {CaC2O4} dan CaSO4 lebih soluble sehingga Ca dalam bentuk ini kurang umum kita temukan.
• Secara umum presipitasi garam Ca berfungsi sebagai alat yang efektif dalam mengontrol konsentrasi ion Ca+2 dalam
fluida biologi yang sangat membantu dalam mempertahankan kondisi “steady-state” (homeostatis) yang berhubungan
dengan kons. Ca intraselular (~10-7 M).
• Setengah dari unsur/elemen penting untuk kehidupan berada dalam bentuk deposit biomineral dan dari semua unsur ini, Ca paling banyak kita temukan dalam biomineral (yaitu
Ca-Carbonate (calcite & aragonite)
• Ada 6 jenis biomineral dengan komposisi sama tapi
dengan struktur berbeda yaitu:
– Calcite, aragonite, vaterite, ca-carbonate monohydrate,
ca-carbonate hexahydrate ca-carbonate amorfos.
• Dari 6 jenis biomineral Ca ini, hanya calcite dan
aragonite:
– Strukturnya paling stabil secara termodinamika
– Di-deposit paling banyak sebagai biomineral.
• Ion Mg
+2paling cocok dan sesuai dengan lattice
calcite, sehingga biomineral calcite juga
Fungsi biomineral Calcite & Aragonite
• 1.
EXOSKELETON (untuk kerang-kerangan/ shell)
– Outer layer (prismatic layer): calcite – Inner region (nacre): aragonite
– Prismatic layer terbentuk pertama kali dan kemudian dilanjutkan
dengan pembentukan nacre bersamaan dengan pertumbuhan shell yang semakin tebal (Gbr.1)
– Pertukaran antara bentuk-bentuk (polymorphs) CaCO3 dikontrol oleh
outer epithelium dimana letaknya terpisah dari inner shell surface
oleh sebuah ruang yg terisi dg cairan (yang disebut the extrapallial space and fluid) (Gbr.2).
– Fenomena ini terjadi alasannya belum diketahui dan karena
selektivitas struktur polimorf secara biologi merupakan salah satu kunci utama dalam proses biomineralisasi, maka “calcite-aragonite problem” perlu solusi pemecahannya.
– Nacreous layer (mother-of-pearl) adalah sebuah lapisan tipis aragonite dg tebal 0.5um yang terletak diantara lapisan tipis matrik organik
“protein-polisakarida” (~30 nm). Matrik organik ini berperan penting dalam membatasi ketebalan kristal dan dalam desain mekanik shell. Matrik organik ini juga dapat mengurangi jumlah ruang kosong dalam
shell wall yang berfungsi menghambat multifikasi retakan/celah dengan cara membuang energi melalui lapisan organik ini. Hal ini menyebabkan nacre bersifat liat/keras (3000 kali kerasnya dibandingkan dengan
aragonite anorganik).
– Beberapa struktur shell mempunyai ukuran yang sangat kecil. Demikian juga kebanyakan organisme laut yang bersel tunggal memproduksi
struktur luar yang sangat bermineral (= disebut exo-skeleton) dengan bentuk-bentuk yang sangat menarik (contoh: kelompok alga laut jenis
coccolithophores). Shell yang bermineral (disebut coccospheres) terdiri dari calcite yang berbentuk piringan dan terpahat dengan indah yang dihubungkan dengan kolom-kolom berbentuk trompet panjang (Gbr.3).
• 2. SENSOR GRAVITASI
– Calcite dan aragonite juga digunakan sebagai
sensor gravitasi pada hewan laut dan hewan
daratan.
– Alat sensor ini dikenal dengan nama
statoliths,
statoconia, otoliths
atau
otoconia.
– Dalam telinga manusia kristal nya terbuat dari
calcite dan berbentuk batang yang terletak pada
membran khusus dimana sel sensor berada (
Gbr.
4
).
• 3.
LENSA
–
Kegunaan calcite yang lain adalah sebagai
lensa pada mata
trilobites
(anthropoda laut
yang telah punah yang dapat ditemukan
sebagai fosil) (
Gbr.5
). Matanya mengandung
rangkaian hexagonal kristal tunggal calcite.
– Kristal-kristal tunggal calcite mampu
melakukan refraksi ganda dari sinar putih,
yang menyebabkan trilobite mempunyai
penglihatan ganda.
Gbr. 1. Struktur Shell
1 µm
50
µ
m
Gbr.2. Potongan radial shell yang menunjukkan posisi
lapisan organik eksternal (periostracum, P), prismatic
mineral layer (PR), nacreous mineral layer (N),
extrapallial space and fluid (EPS) dan sel “outer
Gbr. 3.
Coccosphere
(dengan bentuk
lengkap dan utuh)
3 µm
Ca-Carbonate (vaterite & amorfos)
• Walaupun kebanyakan biomineral Ca-carbonate
mempunyai struktur calcite dan aragonite, ada juga
beberapa organisme yang men-deposit vaterite.
• Ca-carbonate vaterite adalah salah satu bentuk kristal
non-hydrated
yang paling tidak stabil secara
termodinamika dan dengan cepat berubah bentuk
menjadi calcite dan aragonite dalam fase cair.
• Vaterite biasanya mempunyai bentuk struktur seperti
jarum kecil (
spicule
) yg banyak dimiliki oleh invertebrata
laut misalnya
ascidians
, dimana vaterite ini berfungsi
sebagai pendukung struktur atau sebagai alat penangkis
melawan predator. Vaterite ini juga telah ditemukan
• Ca-carbonate amorfos kebanyakan terbentuk pada
daun tumbuhan sebagai deposit yang berbentuk
kumparan (cystoliths), yang berfungsi sebagai
penyimpanan Ca (
Gbr.7
).
• Ca-carbonate amorfos ini sangat tidak stabil dalam
sistem anorganik disebabkan transformasi fase
yang sangat cepat dalam fase cair, namun
demikian biomineral ini dapat menjadi stabil apabila
mengadsorpsi bio-makromolekul (misalnya:
10 µm
Calcium Phosphate
• Tulang dan gigi terbuat dari Ca-phosphate (dalam bentuk mineral
hydroxyapatite = carbonated apatite) dan protein.
• Struktur kimia bio-hydroxyapatite (HAP) sangat komplek karena biomineral ini tidak murni berdasarkan komposisinya (
non-stoichiometric) dan sering kali kekurangan Ca dan bahkan
kelebihan CO32-. Ion CO32- ini menggantikan PO43- pada lattice site
biomineral ini.
• Komposisi bio-hydroxyapatite (HAP) sbb:
(Ca, Sr, Mg, Na, H2O,[ ])10(PO4,HPO4,CO3P2O7)6(OH,F,Cl,H2O,O[ ])2
– Dimana: [ ] = kerusakan lattice
– Atau rumus sederhananya sbb: Ca10(PO4)6(OH)2
• Fase Ca-phosphate amorfos ini juga (yaitu HAP) dapat
terbentuk pada tahap awal mineralisasi tulang dan tulang
rawan.
• Fase Ca-phosphate amorfos yang lain yaitu octacalcium
phosphate (Ca8H2(PO4)6 juga terbentuk pada bermacam
tissue dimana selanjutnya biomineral ini dengan cepat
Tulang
• Jenis tulang dibedakan berdasarkan bentuk dan ukurannya yang berhubungan dengan fungsinya sebagai proteksi dan support mekanik (Gbr.8)
• Tulang dikatakan sebagai “mineral hidup” karena tulang
tumbuh terus menerus, mengalami dissolusi dan remodelling karena respon terhdp signal internal (selama hamil) dan
bidang gaya eksternal (e.g., gaya gravitasi).
• Sifat mekanik tulang disebabkan oleh mineralisasi
hydroxyapatite dalam sebuah matrik yang tersusun dari filamen “collagen”, glycoprotein dan jenis protein lainnya. Kombinasi komponen organik dan anorganik menyebabkan tulang lebih kuat dibandingkan bila tulang hanya terdiri dari mineral hydroxypatite saja. Ini juga yang menyebabkan kita bisa melompat.
• Binatang yang bergerak cepat (e.g., kijang) perlu tulang dg elastisitas tinggi dan kandungan mineral rendah (~50 wt%), sebaliknya binatang laut besar (e.g., paus) perlu tulang kaku dengan kandungan mineral hydroxyapatite lebih besar dari 80 wt% (Gbr.10).
Gbr.9. Struktur internal tulang panjang dengan 3 macam
mikrostruktur (A, B, C). Gbr.8. Jenis tulang. (A) tulang
panjang, (B) Tulang pendek, (C) Tulang datar/rata
paus Kura-kura kijang buaya sapi GPa = kN/mm² GPa=gigapascal
Gbr.10. Peningkatan dalam nilai keelastisan/kekakuan
(Modulus Young) dengan peningkatan kandungan
Gigi
• Gigi tersusun dari sistem komplek (spt tulang) yang didesain untuk
menahan tekanan mekanik, yang terdiri dari email dan dentine (Gbr.11). • Email gigi lebih keras daripada tulang karena tersusun dari 95 wt%
hydroxyapatite (tulang manusia mengandung 65 wt%) dan memperoleh daya tahan struktur dengan cara menjalin kristal seperti pita panjang dalam sebuah materi anorganik (Gbr.12).
• Email mulai tumbuh dengan kandungan protein tinggi (i.e., amelogenin dan enamelin) dan protein ini kemudian berkurang dan hilang pada saat
biomineral matang dengan kandungan mineral yang tinggi (Gbr.13). Dentine mengandung collagen dan struktur dan komposisi dentine ini hampir sama dengan tulang.
• Fluoride bagus untuk kesehatan gigi, karena F-ion mudah masuk dalam lattice hydroxyapatite yang menstabilisasi lattice dan menurunkan kelarutan fase mineral.
• Menariknya, gigi ikan (ikan hiu) mempunyai struktur yang sama dengan email gigi manusia tapi mempunyai kandungan F alami dengan konsentrasi tinggi (1000 kali lebih tinggi).
Gbr.11. Gigi manusia E= email luar
D= dentine (tulang gigi bagian dalam)
Gbr. 13. Kehilangan protein dan peningkatan
Komposisi kimia Ca-Phosphate (hydroxyapatite)
dalam email gigi manusia dan hiu
Biomineral Oxalate dan Sulfate
• Acantharia: genus fungi
• Loxedes: protozoa
• Xenophyophores: protozoa laut
• Chara: alga
Gravity sensor based on mineral
grains (statoconia, S) and surrounding receptor cells (R).
Biomineral Silica
• Sebagian besar biomineral adalah garam ion,
tetapi banyak organisma uniselular yang
memproduksi struktur dari silica amorfos.
• Limpet: siput
Diatom shell
1 um
10 um
Radiolarian
Biomineral Oksida Besi (Fe)
• Besi oksida digunakan sebagai katalis dan alat magnet
• Chiton: moluska laut, ferritin: protein dg 30 wt% Fe
• Magnetic bacteria
– (contoh Magnetotactic bacteria mempunyai magnetite
• Protein berkarat (besi oksida hydrated = ferrihydrite)
• Gigi besi
Gigi limpet, skala 200 µm Cross-section of chiton tooth Showing three minerals:
Magnetite cutting edge (black), Lepidocrocite (hatched) and hydroxyapatite (white).
Biomineral Sulfida logam
• Mineral sulfida besi dibentuk oleh
sulfate-reducing bacteria
yang terbentuk dari
reaksi produk metabolit (misalnya H
2S
dengan Fe (II)).
• Selain itu, bisa juga terbentuk oleh
magnetotactic bacteria
di lingkungan yang
kaya sulfida dengan membentuk mineral
greigite (Fe
3S
4).
Greigite (Fe3S4) crystals extracted from magnetotactic bacteria. Scale bar 100 nm.