• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada dasarnya manusia tercipta didunia dibekali pada dua fitrah, yakni potensi yang berorientasi pada kebaikan dan keburukan1. Dalam hal ini manusia dihadapkan pula pada pola perubahan yang harus dijalani tentunya pada proses normatifitas yang berorientasi pada ranah kebaikan. Salah satu cara untuk mengembangkan potensi tersebut adalah dengan menempuh sebuah jalan yang didalamnya ada tata aturan yakni, pendidikan.2

Pendidikan merupakan sebuah sistem yang mengembangkan segala aspek pribadi dan kemampuan.3 Dalam upaya pengembangan kemampuan, jalur yang harus ditempuh adalah pendidikan. Dalam pendidikan itu sendiri ada beberapa aspek yang harus dicapai dalam berbagai segi kehidupan. Hal ini meliputi pengembangan segala segi kehidupan masyarakat, termasuk pengembangan sosial budaya, ekonomi, dan politik, serta bersedia menyelesaikan permasalahan masyarakat terkini dalam menghadapi tuntutan-tuntutan masa depan dan memelihara sejarah dan kebudayaannya.

Pada hakekatnya pendidikan adalah agen sebuah tradisi yang menjunjung tinggi nilai dan adat istiadat serta mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan permasalahan pelik dan bukan berorientasi pada aspek kapitalisme dan kanibalisme intelektual.

Jika memahami dan mengerti permasalahan diatas tentunya kita bisa menilai bahwa pendidikan hanya memihak pada orang atau golongan tertentu.

1

Muhammad Nurdin. Kiat menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta, Prismasophie, 2004), hal. 42

2

Makna pendidikan dinyatakan dalam kata – kata Tarbiyah yang artinya meningkatkan atau membuat sesuatu menjadi lebih tinggi. Pendidikan menurut Al Qur’an mengandung pra anggapan bahwa dalam diri manusia terdapat bibit – bibit kebaikan.

3

Muhammad .AR. Pendidikan di alaf baru “ Rekonstruksi atas moralitas pendidikan” (Prismashophie, Jogyakarta, 2003), hal. 63.

(2)

Padahal salah satu tujuan pendidikan tidak mengenal kelas sosial4 kemasyarakatan. karena pendidikan multikultural adalah sebuah sistem pendidikan yang berupaya untuk meredam kesenjangan sosial, kelas sosial, kecemburuan sosial dengan mengenalkan dan mensosialisasikan salah satu orientasinya yakni kebersamaan. Orientasi kebersamaan ini paling tidak akan mampu untuk memahami betapa sangat vitalnya menghargai dan menciptakan kebersamaan. Jika kelas sosial masih saja di agung-agungkan maka akan timbul kecemburuan sosial. Selama ini kecemburuan sosial sering terjadi di dunia pendidikan khususnya dalam upaya pembenahan sebuah sistem yang akan digunakan dalam rangka pengembangan model pendidikan tersebut.

Pendidikan yang selama ini diwacanakan diberbagai aktifitas itu adalah pendidikan pada taraf teoritik. Pendidikan yang sebenarnya adalah pendidikan yang mampu mengenal, mampu mengakomodir segala kemungkinan, memahami heterogenitas5, menghargai perbedaan baik suku, bangsa, terlebih lagi agama.

Selain itu jika kita menyimak dengan maraknya isu sekitar dua tahun kebelakang yakni jual beli kursi pendidikan, membumbungnya biaya pendidikan dan masih banyak lagi. Ini tentunya akan menjadi cermin bagi kita, bagaimana sebenarnya kebenaran arah dan rel tujuan pendidikan yang beberapa dekade telah disuarakan. Sebagai upaya meredam berbagai permasalahan diatas pendidikan multikultural naik ke permukaan wacana pendidikan sebagai solusi dalam rangka pemenuhan ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem pendidikan yang telah dijalankan. Selain itu pendidikan multikultural juga memiliki landasan filosofis6 yang cukup mampu untuk

4

Kelas sosial adalah suatu strata (Lapisan) orang-orang yang berkedudukan satu dalam kontinum (rangkai kesatuan) status sosial. Sudjangi, Pluralitas sosial, hubungan antar kelompok agama dan kerukunan:Harmoni “Jurnal Multikultural dan Multireligius.” Vol.II .No.5.( Puslitbang Kehidupan Beragama DEPAG RI, Jakarta ,2003),Hal.15

5

Heterogenitas dalam bahasa paling mudah adalah beda jenis, Namun dalam bidang pendidikan diartikan sebagai kesadaran untuk menghargai berbagai jenis budaya, adat, agama, suku dan lain – lain.

6

Aliran behaviorisme adalah aliran yang dikembangkan oleh John B. Watson, seorangpsikolog asal Amerika, mengelompokkan kebutuhan atas dua yakni, primer dan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang bersifat mutlak dan harus dipenuhi agar kelangsungan hidupnya dapat berlangsung. Seperti : makan, minum, seksual. Sedangkan kebutuhan sekunder

(3)

mengakomodir kesenjangan dalam pendidikan, budaya, dan agama. Ketiga aspek tersebut saling memiliki keterkaitan yang mengorientasikan pada kemanusiaan. Ini tentunya juga selaras dengan salah satu orientasi pendidikan Multikultural7 yakni kemanusian8

Wacana Multikulturalisme dalam konteks Al Quran adalah mengupayakan pengenalan dan pemahaman SARA dalam upaya memahami heterogenitas, yakni menerapkan hakekat pendidikan multikultural9 itu sendiri.

Dengan memperhatikan fenomena riil dan menyimak statement dari latar belakang diatas penulis berinisiatif untuk mengembangkan dan mencoba menyibak sebenarnya apa maksud dari pendidikan Multikultural yang sebenarnya dan bagaimana implementasinya dalam pendidikan Islam.

Maka penulis memilih judul : Konsep Pendidikan Multikultural dalam Perspektif Pendidikan Islam

Dalam konteks realitas sosial pendidikan Multikultural adalah sebuah tawaran, solusi bagaimana aplikasi sebuah sistem pendidikan yang sesuai dengan sistem pendidikan Islam dan Indonesia. Dengan alasan ini, maka mau atau tidak mau karena salah satu aspek pendidikan adalah Edukasional serta agama.10

Al Qur’an memandang pendidikan merupakan sesuatu yang sangat inti dalam kehidupan. Disamping itu, pendidikan juga merupakan hal yang

adalah kebutuhan yang melengkapi kebutuhan primer. Misalnya Kebutuhan akan pendidikan. Ainurrafiq Dawam, Emoh Sekolah“ Menolak komersialisasi pendidikan dan Kanibalisme Intelektual menuju Pendidikan Multikultural”,, ( Yogyakarta: Inspeal Prees, 2003), hal. 87-88)

7

Pendidikan Multikultural merupakan sebuah gerakan pembaharuan yang mengubah semua komponen pendidikan termasuk mengubah nilai – nilai dasar pendidikan, aturan prosedur, kurikulum, materi pengajaran struktur organisasi dan kebijakan pemerintah yang merefleksikan Pluralisme budaya, agama, suku dan lain – lain. Zubaedi, “Telaah konsep Multikulturalisme dan implementasinya dalam dunia pendidikan”, ( Hermenia Vol.3 No.1, januari-Juni, 2004 ), hal. 1-2

8

Orientasi Pendidikan Multikultural adalah kemanusiaan, kebersamaan, kesejahteraan, proporsional, mengakui pluralitas dan heterogenitas, anti hegemoni dan anti dominasi.Dr.Ainur Rafiq Dawam,M.A,Op Cit, hal.103 - 108

9

Hakekat Pendidikan Multikultural adalah mengupayakan dan melembagakan filsafat pluralisme budaya dalam sistem pendidikan dengan membumikan prinsip persamaan, saling menghargai, saling mengenal, menerima dan memahami serta adanya komitmen moral terhadap keadilan sosial. Zubaedi, Telaah konsep Multikulturalisme Dan Implementasinya dalam Dunia Pendidikan ( Yogyakarta : “ Hermenia”Program Pasca Sarjana, 2004 ), hal. 2

10

H.A.R. Tilaar. Kekuasaan dan pendidikan “Suatu tinjauan dari perspektif studi kultural “ ( Indonesiatera, Magelang, 2003), hal.167 – 168.

(4)

penting bagi setiap individu dan masyarakat. Pentingnya pendidikan ini tidak hanya terbatas kepada suatu umat, bangsa, masyarakat atau pada masa tertentu, tetepi pendidikan mencakup seluruh umat dan masyarakat Islam dewasa ini.11

B. PENJELASAN KUNCI

Untuk menghindari bias pemahaman, maka di pandang penulis perlu untuk memberikan batasan – batasan istilah sebagai penegasan judul di atas. Dalam bab ini dikemukakan mengenai pokok – pokok istilah sebagai berikut :

1. Pendidikan Multikultural

Menurut Ainurrafiq Dawam dalam bukunya Emoh sekolah Pendidikan Multikultural adalah Proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman budaya etnis, suku, dan aliran (agama)12

Pendidikan Multikultural merupakan Model pendidikan yang menawarkan konsep persamaan, menghargai dan menghormati pluralitas dan heterogenitas, menghargai keragaman (budaya, agama, suku, bangsa, etnis).

Sementara itu Malik Fajar mendefinisikan Pendidikan Multikultural adalah Sebagai suatu pendekatan progresif untuk melakukan transformasi pendidikan yang secara menyeluruh membongkar kekurangan, kegagalan dan praktik-praktik diskriminatif dalam proses pendidikan.13

Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang sarat dengan nilai– nilai kemanusiaan, nilai–nilai sosial, nilai–nilai kealaman, dan nilai–nilai ketuhanan. Untuk itu orientasi bisnis bagi model pendidikan adalah suatu hal yang sangat absurd dan bertolak belakang. Dengan melihat pengertian diatas maka pendidikan multikultural merupakan sebuah solusi abstraktif

11

Abdurrahman .AR, OP Cit, hal. 60 - 61

12

Ainurrafiq Dawam Op Cit, , hal. 100

13

Makalah disampaikan dalam sebuah seminar dalam rangka DIES NATALIS KE40, LUSTRUM KE8 DI UNNES SEMARANG pada tanggal 04 Mei 2005.

(5)

dalam rangka mengeliminir segala kemungkinan terburuk mengenai lingkup multikultural.

Dari beberapa pengertian tentang Pendidikan Multikultural, makna Pendidikan Multikultural merupakan sebuah gerakan pembaharuan yang mengubah semua komponen termasuk mengubah nilai-nilai dasar pendidikan, aturan prosedur, kurikulum, materi pengajaran, struktur organisasi dan kebijakan pemerintah yang merefleksikan pluralisme budaya.

Selain itu pendidikan multikultural juga menyebarkan metode budaya perdamaian14

2. Implementasi

Perspektif berasal dari kata Perspective yang berarti pandangan atau dalam segi yang sebenarnya15

Dalam perspektif dunia pendidikan, pendidikan multikultural adalah hasil pemikiran model pendidikan baru yang mengupayakan penanaman nilai-nilai perdamaian dan persamaan, Pendidikan Islam merupakan nilai dari penelitian ini yang menjadi objek kajian selain Pendidikan Multikultural.

Dalam penelitian ini posisi Pendidikan Multikultural adalah sebagai tawaran sebagai pembenahan proses pendidikan pendidikan Islam.

3. Pendidikan Islam

Menurut Ahmad .D. Marimba pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum–hukum agama Islam menuju kepada terwujudnya kepribadian utama menurut ukuran–ukuran Islam.16

14

Budaya perdamaian adalah semua nilai, sikap, dan bentuk tingkah laku yang menggambarkan penghormatan pada hidup, penolakan kekerasan dalam semua bentuknya dan komitmen pada prinsip – prinsip kebebasan, keadilan, solidaritas, toleransi, dan pengertian antar bangsa dan antar golongan serta antar menusia perorangan.Prof. Dr. Sudarwan Danim.. Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan,(Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003), hal. 168

15

Johns echols, Kamus Inggris Indonesia, ( Jakarta, gramedia, 1992) hal. 426

16

Drs. Marimba, Pengantar filsafat pendidikan islam, (Al Ma’arif, Bandung), 1989, hal. 41

17 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002), hal.292

(6)

Sedangkan menurut Abudin Nata, Pendidikan Islam adalah Upaya membimbing, mengarahkan dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai – nilai Islami.17

Pendidikan Islam dalam perspektif multikultural merupakan sebuah hasil pemikiran yang masih memerlukan sebuah evaluator dalam proses konversi dan transformasi ilmu pendidikan.

Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku seeorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan kepribadiannya melalui upaya pengajaran dan latihan. Pendidikan berarti pula sebagai pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Dalam bahasa Inggris pendidikan berasal dari kata Education. Sedangkan pendidikan Islam itu menekankan pada pemahaman terhadap Islam sebagai suatu kekuatan yangmemberi hidup bagi suatu peradaban raksasa termasuk didalamnya pendidikan.18

Ahmadi juga memberikan pengertian pendidikan menurut pandangan Islam, yakni tindakan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil)19yang sesuai dengan nilai-nilai Islami.

Secara garis besar, penelitian ini akan memberikan sebuah apresiasi tentang sebuah konsep Pendidikan Multikultural. Pendidikan Islam yang juga menjadi topik kajiannya di Implementasikan dengan model pendidikan Multikultural. Disana tentu muncul berbagai pemikiran pendidikan yang berbeda dari tokoh yang berbeda. Pada bagian inilah

18

Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, ( Jakarta: PT. Al Husna Zikra, 2000), hal. 29.

19

Ahmadi, Islam Paradigma Ilmu Pengetahuan ( Yogyakarta, Aditya Media, 1992), hal. 16

(7)

penulis hendak memberikan telaah secara mendalam tentang konsep Pendidikan Multikultural Dan Implementasinya Dalam Pendidikan Islam.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah pendidikan (lembaga) dimana titik beratnya terletak pada internalisasi nilai iman, Islam dan ihsan dalam pribadi peserta didik yang berilmu pengetahuan luas.

C. RUMUSAN PERMASALAHAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat kompleks. Dalam proses pembelajarannya Pendidikan Multikultural jika dikaitkan dalam konteks pendidikan dan budaya, maka ada beberapa permasalahan yang perlu untuk dibahas :

1. Bagaimanakah konsep Pendidikan Multilkutural? 2. Bagaimanakah realitas Pendidikan Islam dewasa ini?

3. Bagaimana Perspektif pendidikan Multikultural dalam pendidikan Islam?

D.TUJUAN DAN SIGNIFIKANSI PENULISAN SKRIPSI.

1. Tujuan penulisan skripsi

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya konsep Pendidikan Multikultural.

b. Untuk mengetahui bagaimana realitas Pendidikan Islam dewasa ini.

c. Untuk menggali informasi yang tersirat maupun tersurat tentang Perspektif Pendidikan Multikultural terhadap Pendidikan Islam. 2. Manfaat penulisan skripsi.

Nilai guna yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Sebagai usaha dalam mengembangkan sebuah tatanan model pendidikan yang match di tataran negara berkembang seperti halnya Indonesia.

(8)

b. Untuk membudayakan dan mensosialisasikan bahwa sebuah negara membutuhkan alat yang berfungsi sebagai katalisator20 dan peredam konflik melalui pendidikan. c. Sebagai upaya pengenalan dan upaya mensosialisasikan

terhadap sistem pendidikan yang diharapkan mampu untuk memahami dan untuk meminimalisir dan mengakomodir realitas kemasyarakatan yang serba beragam.

E. TELAAH KEPUSTAKAAN.

Ada beberapa research tulis yang membahas tentang Pendidikan Multikultural yang mengilhami penulis untuk membahas tema yang cukup menarik ini antara lain; Emoh Sekolah “ Menolak komersialisasi dan Kanibalisme Intelektual menuju Pendidikan Multikultural” oleh DR. Ainurrafiq Dawam, M.A. Selain buku tersebut buku yang juga menjadi dasar penulisan penelitian ini adalah buku dengan judul Pendidikan Pluralisme di Indonesia oleh Syamsul Ma’arif, Multikulturalisme “ Tantangan-tantangan global masa depan dalam transformasi pendidikan Nasional” oleh H.A.R. Tilaar dan Pendidikan dan Kekuasaan “ Suatu Tinjauan dari Perspektif Studi Kultural ” oleh H.A.R. Tilaar.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah penulis melihat sekarang ini telah banyak berbagai jurnal21 ataupun artikel yang menyoroti tema ini yakni, Pendidikan Multikultural.

Selain itu penulis juga terinspirasi pada sebuah tesis” Pendidikan Pluralisme Agama pada Comparative Religious Studies Graduate program” oleh Syamsul Ma’arif . Penelitian yang dilakukan peneliti ini dilaksanakan di

20

Dalam bahasa kimiawi, katalisator adalah zat pelarut, tapi tidak ikut terlarut. Dalam penelitian ini katalisator adalah pendidikan multikultural yang berupaya dengan sistem yang dicanangkannya dalam rangka membenahi sistem pendidikan sebagai tindak solutif bagi link and match sebuah sistem pendidikan.

21

Jurnal Harmoni ”Multikultural dan Multireligius” adalah salah satu jurnal yang menjadi referensi penunjang penulis dalam mengilhami tema ini. Jurnal ini diterbitkan oleh Puslitbang DEPAG Pusat.

(9)

UGM Yogyakarta. Solusi yang ditawarkan dalam tesis ini adalah perlunya diadakan dialog antar agama, kemudian melatih mahsiswa guna menyelenggarakan pelbagai dialog secara mandiri, sekaligus dapat menghimpun berbagai pemikiran dan pandangan dari berbagai kalangan yang memiliki kepedulian terhadap peran agama dalam memecahkan problem-problem sosial yang ada.22

Selain penelitian diatas ada sebuah penelitian tentang pendidikan multi agama yakni “ Pengaruh Pendidikan Multi Agama Terhadap Sikap Toleransi Beragama” oleh Drs. Ruswan, M.A. Penelitian ini adalah penelitian individual yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana sikap toleransi beragama. Sikap toleransi beragama adalah solusi untuk mengeliminir tentang konflik antar agama.23

Dan yang terakhir yang menjadi dasar penelitian ini adalah “Pluralisme Agama dan Pemberdayaan Civil Society ( Studi tentang respon agama islam terhadap konsep Civil Society) oleh Drs. Sahidin. Isi penelitian ini adalah tentang peran Pendidikan Pluralisme dalam upaya menciptakan masyarakat Madani.24

Selain model hasil penelitian diatas yang menjadi inspirasi penulis, masih ada satu hasil penelitian yang merupakan skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yaitu PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (Analisis Terhadap Wacana Pendidikan di Indonesia) oleh Mas’udin25 yang menganggap bahwa Pendidikan Multikultural adalah sebuah wacana dalam pembaharuan pendidikan yang mencoba membuat terobosan baru dikarenakan semakin kompleknya problem dunia pendidikan nasional.

22

Lebih jelasnya, bisa lihat Syamsul Ma’arif, ” Pendidikan Pluralisme Agama” pada Comparative Religious Studies Graduate program UGM”, Yogyakarta ( Semarang: Program Pasca Sarjana, IAIN Walisongo, 2002), hal. 40

23

Drs. Ruswan, M.A. “Pengaruh Pendidikan Multi Agama Terhadap Sikap Toleransi Beragama”, ( Semarang, Dana proyek PTAI/IAIN Walisongo Semarang, 2002), Hal. 11

24

Drs. Sahidin, Pluralisme Agama dan Pemberdayaan Civil Society ( Studi tentang respon agama islam terhadap konsep Civil Society), 2001

25

Mas’udin (NIM:3197036), PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (Analisis Terhadap Wacana Pendidikan di Indonesia), ( Semarang, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004)

(10)

Dari keempat hasil penelitian yang menurut penulis searah dengan penelitian ini. Ketiganya adalah model penelitian yang juga menawarkan konsep Tasamuh ( Toleransi ), Dialog antar agama26 dan upaya menciptakan dan mewujudkan salah satu cita-cita Islam yakni, terwujudnya masyarakat madani. Dalam ketiga uapaya yang ditawarkan dalam ketiga penelitian ini adalah sejalan dengan cita-cita pendidikan multikultural ataupun pendidikan pluralisme.

F. METODE PENELITIAN.

Ketepatan menggunakan metode dalam sebuah penelitian adalah syarat utama dalam pengumpulan data. Apabila seseorang mengadakan penelitian kurang tepat metode penelitiannya, tentu akan mengalami kesulitan, bahkan tidak akan mendapatkan hasil yang baik, yang sesuai dengan yang diharapkan.

Berkaitan dengan persoalan diatas, Prof. Dr. Winarno Surachmat mengatakan bahwa metode merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai tujuan.27

Dalam usaha memperoleh data ataupun informasi yang diperlukan, maka penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut :

1. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah :

Pendekatan Phenomenologi, yakni pendekatan yang mengemukakan bahwa objek ilmu tidak terbatas pada yang empirik (sensual), melainkan mencakup fenomena lain baik persepsi, pemikiran, kemauan dan keyakinan subjek tentang suatu yang transenden, disamping

26

Dialog antar agama dalam buku bertajuk fiqih lintas agama adalah Dialog teologis. Dialog teologis tidak bisa diabaikan apabila kita ingin melahirkan hubungan antar agama yang sejati, yang melahirkan persahabatan yang sejati juga. Mun’im A. Sirry (ed), Fiqih Lintas Agama “ Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis”, ( Jakarta: Paramadina, 2003), hal. 224.

27

Prof. Dr. Winarno Surachmat, Pengantar penelitian Ilmiah: Dasar metode dan teknik, (Bandung,Tarsiti Rimbun, 1995), hal. 121

(11)

yang aposteoritik.28 Phenomenologi juga bisa diartikan sebagai penarikan kesimpulan dengan menggunakan tiga langkah, yaitu interpretasi, ekstrapolasi dan pemaknaan. 29

Penafsiran (interpretasi) dimaksudkan mencari latar belakang, konteks materi yang ada agar dapat dikemukakan konsep atau gagasan yang jelas. Ekstrapolasi dimaksudkan untuk mengungkapkan sesuatu dibalik yang tersajikan. Disini materi yang disajikan dilihat tidak lebih dari indikator bagi sesuatu yang lebih jauh lagi. Sedangkan dengan pemaknaan dimaksudkan menjangkau yang etik dan yang transedental dari apa yang disajikan. Dalam memberikan pemaknaan serta penafsiran atas data yang ada pada umumnya bersifat kesejarahan.

Pendekatan ini penulis gunakan untuk mengkaji konsep pendidikan multikultural yang sarat dengan nilai pendidikan Islam.

2. Jenis Penelitian.

Studi ini merupakan penelitian pustaka ( Library Research), yaitu menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data utama yang dimaksudkan untuk menggali teori – teori dan konsep – konsep yang telah ditentukan oleh para ahli terdahulu, mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang yang akan diteliti, memperoleh orientasi yang luas mengenai topik yang dipilih, memanfaatkan data sekunder serta menghindari duplikasi penelitian.30

3. Sumber Data

Data – data yang terkait dengan penelitian ini dikumpulkan melalui studi pustaka. Dalam studi penelitian ini digunakan beberapa buku primer yang berfungsi sebagai penguat permasalahan dan sebagai sumber

28

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi III, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), hlm. 12.

29

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi I, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), hlm. 138

30

Masri Singa Rimbun dan Jufri Efendi, Metode Penelitian survey, , (Jakarta,LP3ES 1982), hal.70.

(12)

sekunder adalah buku – buku pendidikan yang secara langsung dan tidak langsung juga berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

a. Sumber Primer

Sumber primer dalam penelitian ini adalah buku-buku yang membahas multikultural seperti; Emoh Sekolah “ Menolak Komersialisasi Pendidikan” dan Kanibalisme Intelektual Menuju Pendidikan Multikultural” oleh DR. Ainurrafiq Dawam.

b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder dalam penelitian ini adalah beberapa hasil penelitian yang sealur dengan tema penelitian ini yakni, “ Pengaruh Pendidikan Multi Agama Terhadap Sikap Toleransi Beragama” oleh Drs. Ruswan, M.A, ” Pendidikan Pluralisme di Indonesia” oleh Syamsul Ma’arif. Dua penelitian ini adalah yang penelitia anggap searah dengan penelitian yang peneliti lakukan.

c. Sumber Tertier

Yaitu sumber penunjang dalam pembahasan skripsi ini, yakni literatur-literatur lain yang berkaitan dengan pendidikan Multikultural dan Pendidikan Islam sesuai dengan judul di atas.

4. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data, melalui metode–metode sebagai berikut:

a) Content Analysis.

Penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang di dokumentasikan dalam rekaman, baik gambar, suara, tulisan atau lain-lain bentuk rekaman biasa dikenal dengan penelitian analisis dokumen atau analis isi ( Content Analysis)31

31

(13)

Sedang menurut Michael.H. Walizer dan paul. L. Wienier Content Analysis adalah setiap prosedur sistematis yang dirancang untuk mengkaji informasi terekam, datanya berupa dokumen – dokumen tertulis.32

Dalam bukunya yang lain Suharsimi Arikunto berpendapat Content Analysis merupakan nama lain dari Analisa dokumen, analisa aktiva atau analisa informasi.33

Analisa dokumen juga dapat dilakukan untuk menganalisa isi buku dengan menghitung istilah, konsep, diagram, tabel, gambar dan lain sebagainya untuk mengetahui klasifikasi buku-buku tersebut.

Dari ketiga definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Content Analysis adalah sebuah cara yang digunakan peneliti dengan cara mengkaji berbagai jenis buku yang memiliki latar pembahasan yang samabaik yang bersumber dari dokumen, buku dan lain-lain.

Content Analysis ini penulis gunakan untuk mendapatkan data secara obyektif dengan pendekatan sistematis yang mempunyai sumbangan teoritik dalam rangka menentukan prediksi yang lebih baik.

b) Metode Deskriptif.

Dalam menganalisa skripsi ini penulis selain menggunakan metode Analisis34 isi juga menggunakan metode deskriptif yaitu sebuah metode yang menentukan dan menafsirkan data yang ada misalnya tentang sesuatu yang dialami, satu hubungan kegiatan, pandangan, sikap yang menampak atau tentang satu proses yang

32

Michael.H. Walizer dan paul. L. Wienier, Metode dan Analisis Penelitian mencari hubungan ( Alih bahasa : Arief sukadi sadiman), (Jakarta, Erlangga, 1991), hal. 48

33

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”, (Jakarta, Bina Aksara, 1989), hal. 85

34

Metode Analisis adalah jalan yang ditempuh untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan mengadakan pemerincian terhadap objek yang yang diteliti atau cara penanganan suatu objek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain guna sekedar memperoleh kejelasan mengenai permaslahannya. Lihat Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 59

(14)

sedang berlangsung dan sebagainya.35 Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data tetapi meliputi analisa data ini, berusaha mencari pemecahan melalui analisa hubungan sebab akibat yakni faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselididki dan membandingkan satu faktor dengan yang lainnya.

c) Metode Analisis Kritis

Gagasan penelitian analitis kritis adalah mendeskripsikan, membahas dan mengkritik gagasan primer, yang selanjutnya di “konfrontasikan” dengan gagasan primer yang lain dalam upaya studi perbandingan, hubungan dan pengembangan model.

G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI DAN PEMBAHASAN.

Untuk mempermudah pemahaman dan menghindari kesalahpahaman serta untuk mempermudah dalam penjelasan, maka penulis membagi dan mengelompokkan kedalam tiga bagian, yakni :

1. Bagian Muka

Pada bagian muka berupa sampul judul, persembahan, lembar nota pembimbing, pengantar, pengesahan, moto, kata pengantar, daftar isi. 2. Bagian Isi

Pada bagian isi ini ada lima bab yang secara utuh dan berkaitan yaitu sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan berisi

latar belakang masalah, Penjelasan Kunci, Rumusan masalah, Tujuan penulisan, Telaah pustaka, Metodologi penelitian dan Sistematika penulisan.

Bab II, Konsep Pendidikan Multikultural yang berisi tentang

Sejarah munculnya pendidikan Multikultural, Pengertian, Orientasi pendidikan Multikultural, Landasan Filosofis Pendidikan Multikultural, Paradigma Pendidikan Multikultural, dan Kurikulum.

35

Winarno Surahmad, Dasar dan Tehnik Research ; Pengantar Metode Ilmiah, ( Bandung, Tarsiro, 1972), hal. 131

(15)

Bab III, akan penulis bahas mengenai Konsep pendidikan islam yang meliputi :

Pengertian, Sumber dasar, Tujuan, Paradigma Pendidikan Islam

Bab IV,.akan dikupas mengenai

Konsep pendidikan multikultural dan implementasinya dalam pendidikan Islam, analisis penulis mengenai Pendidikan Multikultural sebagai pendidikan Alternatif

Bab V, berisi tentang

kesimpulan dan saran-saran.

3. Bagian Belakang

Referensi

Dokumen terkait

Karena probabilitas jauh lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi ROE atau dapat dikatakan bahwa Tema Lingkungan dan

Sistem diatur ke posisi manual, bila ada I dan D hilangkan Letakkan PB pada posisi tertentu, misal 100%;. Usahakan setpoint di sekitar 50% atau di daerah kerja yang

Pelayanan Pemeliharaan Fasilitas Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan pemeliharaan fasilitas seperti preventive maintenance, reactif maintenance, curative maintenance

[r]

Oli mesin pada sepeda motor berfungsi sebagai minyak pelumas, pendingin, pelindung dari karat, pembersih dan penutup celah pada dinding mesin. Pelumasan

Selanjutnya mahasiswa bersama dosen merencanakan secara kolaboratif mengenai proyek yang akan dilakukan. Dengan cara demikian, para mahasiswa diharapkan akan merasa

Regresi logistik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mencari hubungan variabel respon yang bersifat dichotomous (berskala nominal atau ordinal

Sumber data atau informan yang terseleksi sesuai fungsi dan kewenangannya dalam sasaran penelitian ini adalah pengurus Sekolah Bola Basket Cahaya Lestari yang