KONVERGENSI MODIFIKASI VARIAN METODE
CHEBYSHEV-HALLEY MENGGUNAKAN INTERPOLASI
KUADRATIK
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
pada Jurusan Matematika
Oleh:
SILVIA YUTIKA
10854002885
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
KONVERGENSI MODIFIKASI VARIAN METODE
CHEBYSHEV-HALLEY MENGGUNAKAN INTERPOLASI
KUADRATIK
SILVIA YUTIKA
10854002885
Tanggal Sidang : 23 Mei 2013
Tanggal Wisuda : 2013
Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas No.155 Pekanbaru
ABSTRAK
Varian metode Chebyshev-Halley merupakan salah satu metode iterasi dengan orde konvergensi empat untuk menentukan akar-akar persamaan nonlinier. Kecepatan sebuah metode iterasi bergantung kepada orde konvergensinya. Pada tugas akhir ini penulis memodifikasi varian metode Chebyshev-Halley menggunakan interpolasi kuadratik guna meningkatkan orde konvergensi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa modifikasi Varian metode Chebyshev-Halley menghasilkan orde konvergensi tujuh yang melibatkan 3 evaluasi fungsi yaitu f(zn),f(yn),
) (xn
f dan 2 evaluasi fungsi turunan f'(yn), f'(xn) dengan indeks Efficiency sebeszar 1.475
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan judul “KONVERGENSI MODIFIKASI
VARIANT METODE CHEBYSHEV-HALLEY MENGGUNAKAN INTERPOLASI KUADRATIK”. Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 (S1) di UIN Suska Riau. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua selalu mendapat syafa’at dan
dalam lindungan Allah SWT amin.
Dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta ayahanda dan ibunda yang tidak pernah lelah dalam mencurahkan kasih sayang, perhatian, do’a, dan dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Selanjutnya ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Nazir Karim, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
2. Ibu Dra. Hj. Yenita Morena, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Ibu Sri Basriati, M.Sc selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Bapak Wartono, M.Sc, selaku pembimbing yang telah banyak membantu,
mengarahkan, mendukung, dan membimbing penulis dengan penuh kesabarannya dalam penulisan tugas akhir ini.
5. Bapak Mohammad Soleh, M.Sc selaku penguji I yang telah banyak
membantu, memberikan kritikan dan saran serta dukungan dalam penulisan tugas akhir ini.
6. Bapak M.Nizam Muhaijir,S.Si selaku penguji II yang telah banyak membantu, mendukung dan memberikan saran dalam penulisan tugas akhir ini.
7. Semua dosen-dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan dukungan
serta saran dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 di Jurusan Matematika Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.
9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis terutama
kepada kak Hari Saputra dalam proses penulisan tugas akhir ini hingga selesai yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Walaupun demikian tidak tertutup kemungkinan adanya kesalahan dan kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam penyajian materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Pekanbaru, 23 Mei 2013
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
LEMBAR PENGESAHAAN ... iii
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL... iv
LEMBAR PERNYATAAN ... v LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi ABSTRAK ... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR SIMBOL... xiv
DAFTAR SINGKATAN ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah... I-1 1.2 Rumusan Masalah ... I-3 1.3 Batasan Masalah ... I-3 1.4 Tujuan Penelitian ... I-3 1.5 Manfaat Penelitian ... I-4 1.6 Sistematika Penulisan ... I-4 BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Orde Konvergensi ... II-1 2.2 Deret Taylor ... II-5 2.3 Metode Newton dan Konvergensinya ... II-8 2.4 Metode Halley dan Konvergensinya ... II-11 2.4.1 Metode Chebyshev-Halley ... II-11 2.4.2 Varian Metode Chebyshev-Halley ... II-16
2.5 Interpolasi ... II-21 2.5.1 Interpolasi Linier ... II-21 2.5.2 Interpolasi Kuadratik ... II-22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Modifikasi Varian Metode Chebyshev-Halley
Menggunakan Interpolasi Linier ... IV-1 4.2 Interpolasi Kuadratik ... IV-7
4.2.1 Modifikasi Varian Metode Chebyshev-Halley
Menggunakan Interpolasi Kuadratik ... IV-7
4.2.2 Analisa Kekonvergenan ... IV-9 4.3 Simulasi Numerik ... IV-13 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... V-1 5.2 Saran... V-2 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para Ilmuwan dibidang sains dan teknik sering dihadapkan dengan sebuah persoalan matematis yang rumit berbentuk persamaan nonlinear. Metode numerik
adalah teknik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
diformulasikan secara matematis dengan operasi hitungan atau aritmatika biasa. Salah satu penerapan metode numerik dalam perhitungan aritmatika adalah mencari akar-akar persamaan nonlinier. Salah satu metode pencarian akar-akar persamaan yang sering dingunakan adalah Metode Newton dengan orde konvergensi berbentuk kuadratik. Oleh karena itu, metode Newton cukup cepat menghampiri akar-akar persamaan nonlinier. Bentuk umum metode newton adalah, n x f x f x x n n n n , ) ( ' ) ( 1 0, 1, 2, 3 . . . (1.1)
Untuk memulai iterasi pada metode Newton diperlukan sebuah tebakan awal
0
x Apabila tebakan awalnya diambil cukup dekat ke akar , maka metode
Newton akan konvergen secara kuadratik.
Peneliti telah banyak melakukan berbagai macam metode pendekatan dengan memodifikasi berbagai metode iterasi untuk meningkatkan orde konvergensi. Kecepatan konvergensi sebuah metode bergantung pada orde konvergensinya dalam meminimalkan jumlah iterasi, maka dikembangkan suatu metode numerik dengan konvergensi kubik yang dikenal metode Halley, dengan bentuk umumnya adalah :
, ) ( ' ) ( 1 1 n n f f n n x f x f L L x x (1.2) dengan . ) ( ' ) ( ) ( " 2 1 2 n n n f x f x f x f L
Yaotang Li, Peiyuan Zhang dan Yanyan Li (2009) telah mengembangkan metode Newton dengan memodifikasi menggunakan turunan kedua yang menghasilkan orde konvergensi kubik yang dikenal metode Chebyshev-Halley dengan bentuk : , ) ( ' ) ( )) ( 1 ( ) ( 2 1 1 1 n n n f n f n n x f x f x L x L x x (1.3) dengan 2 ) ( ' ) ( ' ) ( " n n n f x f x f x f L (1.4)
Kemudian Yaotang Li, Peiyuan Zhang dan Yanyan Li (2009) telah melakukan pendekatan dengan memodifikasi persamaan (1.3). Tujuan nya untuk mengaproksimasi turunan ke dua, yang disebut varian Metode Chebyshev-Halley. Hasil dari modifikasi yang telah di aprokmasikan diperoleh orde Konvergensi keempat.
Rumus varian Metode Chebyshev-Halley,
) ( ' ) ( ) ( 2 ) ( ) ( 1 1 n n n n n n n x f x f y f x f y f x x (1.5) dengan ) ( ' ) ( n n n n x f x f x y
Kou Jisheng, Li Yitian dan Wang Xiuhua (2006) telah mengembangkan metode Newton dengan memodifikasi menggunakan turunan kedua yang menghasilkan orde konvergensi empat.
Wartono dan Fitriyah Rita (2012), telah mengembangan Metode King dan
memodifikasinya dengan interpolasi kuadratik. Hasil modifikasi tersebut
diperoleh orde konvergensi ketujuh.
Changbum Chun (2007) telah mengembangkan metode Jarrat dengan memodifikasi menggunakan interpolasi kuadratik yang menghasilkan orde konvergensi enam.
Metode Halley merupakan metode yang konvergen secara kubik atau memiliki orde konvergensi tingkat tiga dan Varian Metode Chebyshev-Halley yang memiliki orde konvergensi tingkat empat yang artinya secara teori metode Halley dan Varian Metode Chebyshev-Halley lebih cepat konvergen ke akarnya bila dibandingkan dengan metode Newton.
Oleh karena itu, pada tugas akhir ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memodifikasi Varian Metode Chebyshev-Halley menggunakan Interpolasi Kuadratik untuk menghasilkan tingkat orde konvergensi yang tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah bagaimana menentukan orde konvergensi dari modifikasi persamaan (1.5) menggunakan Interpolasi Kuadratik.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada tugas akhir ini yaitu :
1. Fungsi f adalah suatu fungsi nonlinear dengan satu variabel dan fungsinya
bernilai riil.
2. Metode iterasi yang akan dimodifikasi adalah Varian Metode
Chebyshev-Halley yang diberikan pada persamaan (1.5).
3. Simulasi numerik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Matlab.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh persamaan modifikasi Varian Metode
Chebyshev-Halley.
2. Untuk memperoleh orde konvergensi modifikasi Varian Metode
Chebyshev-Halley menggunakan Interpolasi Kuadratik.
3. Mensimulasikan secara numerik persamaan iterasi modifikasi Varian
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Diperoleh metode baru setelah memodifikasi Varian Metode
Chebyshev-Halley dengan menggunakan Interpolasi Kuadratik.
2. Dapat dingunakan untuk menentukan akar-akar persamaan non-linear
dengan tingkat kekonvergenan lebih tinggi.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini mencakup lima bab yaitu :
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang teori-teori dasar yang digunakan dalam Tugas Akhir.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir.
BAB IV Modifikasi Persamaan (1.5) menggunakan Interpolasi Kuadratik
Bab ini berisi tentang pembahasan bagaimana bentuk rumusan baru dari persamaan (1.5) setelah dimodifikasi menggunakan Interpolasi Kuadratik, serta bagaimana bentuk orde konvergensinya. Selain itu dilengkapi dengan simulasi numerik.
BAB V Kesimpulan dan Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
Beberapa teori yang dingunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :
2.1 Orde Konvergensi
Kecepatan suatu metode konvergensi merupakan suatu ukuran keefektifan suatu metode numerik. Konvergensi adalah kecenderungan untuk memiliki galat (kesalahan), yang diakibatkan oleh pemenggalan, yang mendekati nilai nol. Orde konvergensi juga merupakan suatu tingkat percepatan dalam penyelesaian persamaan nonlinear f(x)0, yang merupakan gambaran dari kekonvergenan
metode iterasi tersebut. Apabila suatu metode iterasi berorde dua maka metode iterasi ini akan konvergen secara kuadratik, dan apabila metode iterasi berorde tiga maka metode iterasi ini akan konvergen secara kubik, dan seterusnya. Untuk lebih jelas yang menerangkan tentang orde konvergensi adalah sebagai berikut:
Definisi 2.1 : (John H Mathews, 1992). Misalkan {xn}n0 adalah barisan yang konvergen ke , dan diberikan en xn untuk n0. Jika terdapat M 0
dan p0 sedemikian hingga
M e e x x n n n p n n n 1 1 lim lim (2.1)
Persamaan (2.1) dapat dikatakan{xn}konvergen dengan orde konvergensi p. Jika p1 maka {xn} memiliki orde konvergensi linier, jika p1, maka }
{xn memiliki orde konvergensi kuadratik, dan seterusnya. Untuk nilai n yang
besar maka persamaan (2.1) menjadi
M x x p n n 1 sehingga, p n n M x x 1
Apabila notasi en xn merupakan notasi untuk nilai tingkat kesalahan pada iterasi ke- n , pada suatu metode yang menghasilkan suatu barisan
xn ,maka suatu persamaan
) ( 1 1 np p n n Ce O e e , (2.2)
dapat disebut sebagai persamaan tingkat kesalahan, sedangkan nilai p pada persamaan (2.2) menunjukkan orde konvergensinya.
Contoh 2.1 : (John H Mathews, 1992). Tunjukkan bahwa fungsi 2
3 )
(x x3 x
f dengan nilai awalp0 2,4, dan akar 2 memiliki orde
konvergensi kuadratik jika dengan menggunakan metode Newton.
Jawab:
Diketahui metode Newton memiliki bentuk umum sebagai berikut:
) ( ' ) ( 1 n n n n x f x f x x
Untuk itu, dengan mengambil p2 yang menunjukkan bahwa orde
konvergensi pada
xn adalah kuadratik, sehingga diperoleh:Tabel 2.1. Konvergensi Kuadratik Metode Newton pada Akar Sederhana
K xn xn1 xn en xn 2 1 n n e e 0 -2,400000000 0,323809524 0,400000000 0,476190475 1 -2,076190476 0,072594465 0,076190476 0,619469086 2 -2,003596011 0,003587422 0,003596011 0,664202613 3 -2,000008589 0,000008589 0,000008589 4 -2,000000000 0,000000000 0,000000000 kemudian p n n M x x 1
Berdasarkan Teorema Convergence Rate for Newton-Raphson Iteration
(Mathews, John. H, 1992) bahwa:
2 1 ) ( ' ) ( " n n e f f e
sehingga 3 2 9 12 2 1 ) 2 ( ' ) 2 ( " 2 1 f f M kemudian diperoleh: 000008589 , 0 3 x dan x2 0,0035960112 0,0000012931 maka, 2 3 3 2 3 000008589 , 0 x x
Maka terbukti bahwa fungsi ( ) 3 3 2
x x x
f memiliki orde konvergensi
kuadratik.
Berikut definisi 2.1 dan 2.2 yang menjelaskan tentang keefektifan persamaan orde konvergensi dalam menyelesaikan persamaan nonlinear untuk menghampiri akar-akar persamaannya.
Definisi 2.2 Efficiency Index (Manoj Kumar Singh, 2009). Index efisiensi
merupakan definisi yang sederhana, yaitu
m P I
1
(2.3)
Dimana P adalah banyaknya orde dari sebuah metode, sedangkan m merupakan
jumlah dari evaluasi fungsi dari metode tersbut termasuk juga fungsi turunannya. Semakin besar nilai indexnya maka metode itu semakin efektif dalam menyelesaikan persamaan nonlinier.
Contoh 2.2. Tentukanlah nilai indeks dari metode Newton dan Varian metode
Chebyshev-Halley?
Jawab:
Oleh karena metode Newton hanya mempunyai dua fungsi f(xn) dan f'(xn), sedangkan orde konvergensinya dua, yaitu
) ( 3 2 2 1 n n n C e O e e
maka nilai indeksnya adalah:
2 1 1 2 Pm I
2 414 , 1
Sedangkan varian Metode Chebyshev-halley mempunyai tiga fungsi yaitu ) (xn f ,f'(xn),f(yn) ) ( ) 2 ( 3 4 5 2 3 2 1 n n n c c c e O e e
maka nilai indexnya adalah:
3 1 1 4 Pm I 3 4 5874 , 1
Oleh karena nilai indeks Varian Metode Chebyshev-Halley lebih besar dibandingkan dengan metode Newton, maka Varian Metode Chebyshev-Halley lebih efektif dalam menyelesaikan persamaan nonlinear.
Selanjutnya untuk menegaskan tingkat orde konvergensi suatu metode iterasi, perlu dilakukan perbandingan terhadap hampiran akar-akar dari sebuah fungsi f. Salah satu metode yang digunakan untuk penegasan itu dikenal dengan istilah Computational Order of Convergence (COC). Berikut ini diberikan definisi tentang COC.
Definisi 2.3 Computational Order of Convergence (Weerakoon, 2000).
Diberikan adalah akar dari f(x), dan andaikan xn1, xn dan xn1
berturut-turut alalah iterasi yang dekat dengan , maka, Computational Order of
Convergence (COC) yang dinotasikann dengan dapat diaproksimasikan dengan menggunakan rumus ) /( ) ( ln ) /( ) ( ln 1 1 n n n n x x x x (2.4) Oleh karena xn1 en1, maka persamaan (2.3) dapat ditulis kembali menjadi
) /( ) ( ln ) /( ) ( ln 1 1 n n n n e e e e (2.5)
2.2 Deret Taylor
Deret Taylor merupakan deret berbentuk polinomial. Koefisien polinomial tersebut tergantung pada turunan fungsi pada titik yang bersangkutan. Teorema ini juga memberikan estimasi besarnya galat dari pendekatan itu. Berikut ini diberikan teorema tentang Deret Taylor.
Teorema 2.1 : (Edwin J. Purcell, 2004) Diberikan f fungsi yang di mana turunan
ke-(n1)-nya ada untuk setiap x pada selang terbuka I yang mengandung a . Jadi untuk setiap x di dalam I ,
(3) ) 3 ( ) 2 ( ) 2 ( ) ( ! 3 ) ( ) ( ! 2 ) ( ) )( ( ' ) ( ) (x f a f a x a f a x a f a x a f ) ( ) ( ! ) ( ) ( ) ( ) ( x R a x n a f n n n (2.6) dengan 1 ) 1 ( ) ( )! 1 ( ) ( ) ( n n n x a n c f x R (2.7)
adalah suku sisa dalam rumus Taylor dan c adalah titik di antara x dan a .
Persamaan (2.7) merupakan galat dari persamaan Taylor. Oleh karena itu, jika Pn(x)adalah persamaan Taylor, maka
3 '' ' 2 '' ' ) ( ! 3 ) ( ) ( ! 2 ) ( ) )( ( ) ( ) (x f a f a x a f a x a f a x a P ) ( ) ( ! ) ( ) ( x R a x n a f n n (2.8)
dan persamaan (2.6) dapat ditulis lagi dalam bentuk
) ( ) ( ) (x P x R x f n n (2.9)
Bukti: Misalkan sebuah polinomial berderajat n dengan fungsi f pada selang
terbuka I. Maka untuk setiap xIberlaku
n n x a b a x b a x b a x b b x f( ) ( ) ( ) 3( )3 ( ) 2 2 1 0
n n n x a b x f( ) ( ) (2.10)Jika persamaan (2.10) diturunkan secara berurutan mulai dari f ' x( )sampai ) ( ) ( x f n maka 1 3 4 2 3 2 1 ' ) ( ) ( 4 ) ( 3 ) ( 2 ) (x b b xa b xa b xa bnn xa n f 2 2 3 3 2 '' ) )( 1 ( ) ( 4 3 2 ) ( 3 2 2 ) (x b b xa b xa bnn n xa n f 3 4 3 '' ' ) )( 2 )( 1 ( ) ( 4 3 2 3 2 ) (x b b xa bnn n n xa n f ! ) ( ) ( n b x f n n (2.11)
Subtitusikan xa ke persamaan (2.11) maka
0 ) (a b f 1 '
)
(
a
b
f
2 ''2
)
(
a
b
f
3 '' '3
2
)
(
a
b
f
4 ) 4 ( 4 . 3 . 2 ) (a b f ! ) ( ) ( n b a f n n Sehingga ! ) ( ) ( n a f b n n (2.12)Oleh karena itu, jika persamaan (2.12) disubtitusikan ke dalam persamaan (2.10) maka n n n a x n a f x f ( ) ! ) ( ) ( 0 ) (
Selanjutnya dapat dapat diurai menjadi persamaan (2.8) yang disebut dengan
Deret Taylor. Kemudian untuk membuktikan galatnya, definisikan fungsi
)
(x
R
n dihimpunan terbuka I dengann n n x a n a f a x a f a x a f a f x f x R ( ) ! ) ( ) ( ! 2 ) ( ) )( ( ' ) ( ) ( ) ( (2) ) 2 ( ) (
Kemudian misalkan x dan a konstanta, dan definisikan fungsi baru g pada himpunan terbuka I dengan
(3) ) 3 ( ) 2 ( ) 2 ( ) ( ! 3 ) ( ! 2 ) )( ( ) )( ( ' ) ( ) ( ) (t f x f t f t x t f t x t f t x t g n n n n n a x t x x R n t x t f ) ( ) ( ) ( ! ) )( (
Jika disubtitusikan t x jelaslah bahwa g(x)0, dan
! ) )( ( ! 2 ) )( ( ) )( ( ' ) ( ) ( ) ( ) ( ) 2 ( ) 2 ( n a x a f a x a f a x a f a f x f a g n n n n n a x a x x R ) ( ) ( ) ( ) ( ) (x R x Rn n 0
Karena x dan a adalah titik pada himpunan terbuka I yang menyebabkan
0 ) ( )
(x g a
g maka kita dapat menerapkan Teorema Nilai Rata-rata untuk
Turunan. Untuk itu, terdapat sebuah bilangan real c di antara x dan a sedemikian rupa sehinggag'(c)0. Selanjutnya dengan menerapkan aturan perkalian dengan berulang kali, diperoleh turunang(t) dengan bentuk:
2 '' ' ' ) ( ) 1 )( ( 2 ) ( [ ! 2 1 )] ( " ) ( ) 1 )( ( ' [ ) ( 0 ) (t f t f t x t f t f t x t x t g )] ( ) ( ) 1 ( ) )( ( [ ! 1 )] ( '' ' f t x t 1 x t f ( 1) t n t f n n n n 1 ) ( ) 1 )( ) )( 1 ( ) ( n nn a x t x n x R 1 1 ) ( ) ( ) ( ) 1 ( )] ( ) [( ! 2 1 n n n nn a x t x x R n t f t x (2.13)
Jadi, berdasarkan teorema nilai rata-rata untuk turunan, terdapat suatu nilai c di antara x dan a sedemikian sehingga,
1 1 ) ( ) ( ) ( ) 1 ( )] ( ) [( ! 1 ) ( ' 0 n nn n n a x c x x R n c f c x n c g
Kemudian diperoleh 1 1 ) ( ) ( ) ( ) 1 ( )] ( ) [( ! 1 n nn n n a x c x x R n c f c x n 1 1 ) ( )! 1 ( ) ( ) ( n n n x a n c f x R
Sehingga, persamaan (2.7) terbukti.
Contoh 2.3 : Ubahlah f(x)2x36x211x6 menurut deret Taylor kedalam pangkat x0 1 Jawab : n n a x n a f a x a f a x a f a f x f ( ) ! ) ( ... ) ( ! 2 ) ( ) )( ( ' ) ( ) ( ) ( ) 2 ( ) 2 ( 6 11 6 2 ) (x x3 x2 x f f(1)2x3 6x2 11x61 11 12 6 ) ( 2 ' x x x f f '(1)6x2 12x115 12 12 ) ( '' x x f f ''(1)12x120 12 ) ( '' ' x f f'''(1)12 Jadi ( )2 36 2 11 6 x x x x f 3 ) 1 ( 12 ) 1 ( 5 1 x x
2.3 Metode Newton dan Orde Konvergensinya
Metode Newton berasal dari turunan deret Taylor Orde 1. Metode ini merupakan salah satu metode klasik yang sering digunakan untuk mencari akar-akar persamaan nonlinier. Misalkan fungsi f dapat diekspansi di sekitar xxn
menggunakan deret Taylor dengan x pendekatann f(x)0, jika f(x) diekspansi di sekitar x xn sampai orde pertama, maka diperoleh
) ( ' ) ( ) ( ) (x f xn x xn f xn f (2.14)
Karena f(x)0, selanjutnya distribusikan ke persamaan (2.14) dengan mengambil x xn1 sehingga
) ( ' ) ( ) ( 0 f xn xn1xn f xn ) ( ) ( ' ) (xn1xn f xn f xn ) ( ' ) ( 1 n n n n x f x f x x ,... 3 , 2 , 1 , 0 , ) ( ' ) ( 1 n x f x f x x n n n n (2.15)
Persamaan (2.15) merupakan persamaan metode Newton.
Teorema 2.2 : Misalkan f(x) adalah fungsi bernilai riil yang mempunyai turunan pertama, kedua dan ketiga pada interval (a,b). Jika f(x) mempunyai akar
pada interval (a,b) dan x adalah nilai tebakan awal yang mendekati akar0 , maka persamaan (2.15) memiliki orde konvergensi tingkat dua dengan persamaan error n n x e dengan ) ( ' ) ( ! 1 ( ) f f j C j j j 1,2,3,
Bukti: Misalkan adalah akar dari f(x), maka f()0. Asumsikan
0 ) ( ' x
f dan xn en. Selanjutnya dengan menggunkan rumus ekspansi
Taylor untuk mengaproksimasi fungsi f di sekitar , diperoleh ) ( ) (xn f en f ) ( ) ( ! 3 ) ( '' ) ( ! 2 ) ( '' ) )( ( ' ) ( ) (xn f f xn f xn 2 f xn 3 O en4 f
Oleh karena xn e, maka diperoleh
) ( ) ( '' ' ! 3 1 ) ( '' ! 2 1 ) ( ' ) ( ) (xn f f en f en2 f e3n O en4 f (2.16)
Karena f()0, maka dengan melakukan manipulasi aljabar pada persamaan
(2.16) diperoleh ) ( ' ) ( ) ( ' ) ( '' ' ! 3 1 ) ( ' ) ( " ! 2 1 ) ( ' ) ( 4 3 2 f e O f e f f e f e f x f n n n n n
( )
) ( ' en C2en2 C3e3n O en4 f (2.17)Jika untuk f'(xn)dilakukan ekspansi Taylor di sekitar maka ) ( ) ( ' xn f en f ) ( ) ( ! 3 ) ) ( ! 2 ) ( '' ' ) )( ( '' ) ( ' 3 4 ) 4 ( 2 n n n n x O e f x f x f f
Oleh karena xn e, maka diperoleh
) ( ) ( ! 3 1 ) ( '' ' ! 2 1 ) ( '' ) ( ' f en f en2 f (4) en3 O en4 f ) ( ' ) ( ) ( ' ) ( ! 3 1 ) ( ' ) ( '' ' ! 2 1 ) ( ' ) ( " 1 ) ( ' 4 3 ) 4 ( 2 f e O f e f f e f f e f f n n n n
1 2 3 ( )
) ( ' C2en C3en2 O en3 f (2.18)Selanjutnya dilakukan pembagian persamaan (2.17) oleh persamaan (2.18)
1 2 3 ( )
) ( ' ) ( ) ( ' ) ( ' ) ( 3 2 3 2 4 3 3 2 2 n n n n n n n n n e O e C e C f e O e C e C e f x f x f
1 2 3 ( )
) ( 3 2 3 2 4 3 3 2 2 n n n n n n n e O e C e C e O e C e C e
( )
(1 2 2 3 3 2 ( 3)
4 3 3 2 2 n n n n n n n Ce Ce Oe Ce Ce Oe e
2 2 3 3 2 ( 3)
2... C en Cen O en
( )
1 2 3 ( )
4 22 2 ...
3 2 3 2 4 3 3 2 2 en Cen Cen Oen Cen Cen Oen Cen ) ( 3 2 2 n n n Ce Oe e (2.19)Kemudian dengan mensubtitusikan persamaan (2.19) ke persamaan Newton
) ( ' ) ( 1 n n n n x f x f x x )) ( ( n 2 n2 n3 n e C e O e x
Oleh karena xn en maka xn1 en1 , sehingga diperoleh,
)) ( ( 2 2 3 1 n n n n n e e C e O e e ) ( 3 2 2 1 n n n C e O e e (2.20)
Berdasarkan Teorema 2.2, metode Newton memiliki orde konvergensi kuadratik.
2.4 Metode Halley dan Orde Konvergensinya 2.4.1 Metode Chebyshev-Halley
Definisi 2.3 : (Yaotang Li, Peiyuan Zhang, 2009) Metode Chebyshev-Halley
menghasilkan orde konvergensi tingkat tiga.
Pandang persamaan metode Chebyshev-Halley sebagai berikut :
, ) ( ' ) ( ) ( 1 ( ) ( 2 1 1 1 n n n f n f n n x f x f x L x L x x (1.3)
Metode Chebyshev-Halley mempunyai dua fungsi yaitu f(xn) dan f'(xn) untuk persamaan (1.3). dengan . ) ( ' ) ( ) ( " 2 n n n f x f x f x f L (1.4)
Dan untuk persamaan (1.4) mempunyai tiga fungsi yaitu f"(xn), f(xn)dan
2 ) ( ' xn
f .
Berikut ini akan membahas mengenai error metode Chebyshev-Halley yang menunjukkan orde konvergensinya.
Teorema 2.3: Misalkan f(x) adalah fungsi yang berniali riil yang memiliki turunan pertama, kedua dan ketiga pada interval (a,b). Jika f(x)memiliki akar pada (a,b) dan x adalah nilai tebakan awal yang cukup dekat dengan0 , maka metode iterasi pada persamaan (2.1) memenuhi persamaan error dengan
n n x e
Misalkan adalah akar dari f(x), maka f()0. Asumsikan bahwa
0 ) ( ' x
f dan xn en. Seterusnya dengan menggunakan ekspansi Taylor
diperoleh ) ( ) (xn f en f ) ( ) ( ! 3 ) ( ' ' ) ( ! 2 ) ( ' ' ) )( ( ' ) ( ) ( 2 3 4 n n n n n x O e f x f x f f x f
Oleh karena xn e, maka diperoleh ) ( ) ( '' ' ! 3 1 ) ( '' ! 2 1 ) ( ' ) ( ) (xn f f en f en2 f en3 O en4 f (2.21)
Karena f()0, maka dengan melekukan manipulasi aljabar pada persamaan (2.21) diperoleh ( ) ) ( ' ) ( '' ' ! 3 1 ) ( ' ) ( '' ! 2 1 ) ( ' ) ( 4 3 2 n n n n n O e f e f f e f e f x f (2.22) dengan ) ( ' ) ( ! 1 ( ) f f j C j
j , dengan j 1,2,3,, maka persamaan (2.22)
menjadi
( )
) ( ' ) (xn f en C2en2 C3en3 O en4 f (2.23)Jika untuk f'(xn) dilakukan ekspansi Taylor di sekitar maka ) ( ) ( ' xn f en f ) ( ) ( ! 3 ) ) ( ! 2 ) ( '' ' ) )( ( '' ) ( ' 3 4 ) 4 ( 2 n n n n x O e f x f x f f
Oleh karena xn e, maka diperoleh
) ( ) ( ! 3 1 ) ( '' ' ! 2 1 ) ( '' ) ( ' f en f en2 f (4) en3 O en4 f ) ( ' ) ( ) ( ' ) ( ! 3 1 ) ( ' ) ( '' ' ! 2 1 ) ( ' ) ( " 1 ) ( ' 4 3 ) 4 ( 2 f e O f e f f e f f e f f n n n n
1 2 3 ( )
) ( ' C2en C3en2 O en3 f (2.24)Jika untuk f ''(xn) dilakukan ekspansi Taylor di sekitar maka ) ( '' ) ( '' xn f en f ) ( ) ( ! 2 1 ) ( '' ' ) ( '' f en f (4) en2 O e3n f ) ( ' ) ( ) ( ' ) ( ! 2 1 ) ( ' ) ( '' ' ) ( ' ) ( '' ) ( ' 3 2 ) 4 ( f e O f e f f e f f f f n n n ( ) ) ( ' ) ( ! 4 1 12 ) ( ' ) ( '' ' ! 3 1 6 ) ( ' ) ( '' ! 2 1 2 ) ( ' 3 2 ) 4 ( n n n e O f e f f e f f f f
2 3
4 3 2 6 12 ( 2 ) ( ' C C en C en O en f (2.25)Jika persamaan (2.23) dibagi dengan persamaan (2.24) diperoleh
)) ( 3 2 1 )( ( ' )) ( )( ( ' ) ( ' ) ( 3 2 3 2 4 3 3 2 2 n n n n n n n n n e O e C e C f e O e C e C e f x f x f ) ( 3 2 1 ) ( 3 2 3 2 4 3 3 2 2 n n n n n n n e O e C e C e O e C e C e
en C2en2 C3en3 O(en4)
12C2en 3C3en2 O(en3)
en C2en2 C3en3 O(en4)
2 3 2
3 2 3 2 3 2 3 ( ) (2 3 ( ) 2 1 C en C en O en C en C en O en
en C2en2 C3en3 O(en4)
2 2
2 3 2 3 2 3 ( ) 4 2 1 C en C en O en C en
( )
1 2 (4 3 3) 2 ( 3)
2 2 2 4 3 3 2 2 n n n n n n n C e Ce Oe C e C C e Oe e ) ( ) 2 2 ( 22 3 3 4 2 2 n n n n C e C C e O e e (2.26)Kemudian jika pada persamaan (2.25) dikali dengan persamaan (2.23) diperoleh
'( )2 6 (
'( )
( )
) ( ) ( '' xn f xn f C2 C3en Oen2 f en C2en2 C3en3 O en4 f
2 (2 6 ) 8 ( )
) ( ' 2 3 3 4 2 3 2 2 2 2 n n n n C C e C C e O e e C f (2.27)Jika persamaan (2.24) dikuadratkan maka diperoleh
2 3
2 3 2 2 ) ( 3 2 1 ) ( ' ) ( ' xn f C en C en O en f
1 4 (6 4 ) 12C ( )
) ( ' 2 C2en C3 C22 en2 2C3en3 O en4 f (2.28)Jika persamaan (2.27) dibagi dengan persamaan (2.28) diperoleh
1 4 (6 4 ) 12C ( )
) ( ' ) ( 8 ) 6 2 ( 2 ) ( ' ) ( ' ) ( ) ( '' 4 3 3 2 2 2 2 3 2 2 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 n n n n n n n n n n n e O e C e C C e C f e O e C C e C C e C f x f x f x f =
) ( 12C ) 4 6 ( 4 1 ) ( 8 ) 6 2 ( 2 4 3 3 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 2 2 2 n n n n n n n n e O e C e C C e C e O e C C e C C e C =
2C2en (2C22 6C3)en2 8C2C3en3O(en4)
X
3 4
1 3 2 2 2 2 3 2 (6 4 ) 12C ( ) 4 1 C en C C en C en O en =
2 (2 6 ) 8 2 3 3 ( 4)
2 3 2 2 2en C C en C C en O en C X
1 4 (6 4 ) 12C2 3 3 ( 4) 2 2 2 3 2en C C en C en O en C
4C2en (6C3 4C22)en2 12C2C3en3 O(en4)
2 ...
=2 (6 6 ) ( 28 2 3 16 23) 3 ( 4) 2 2 2 3 2en C C en C C C en O en C (2.29) Jadi ) ( ) 16 28 ( ) 6 6 ( 2 2 3 23 3 4 2 2 2 3 2 n n n n f C e C C e C C C e O e L kemudian, )) ( ) 16 28 ( ) 6 6 ( 2 ( 1 1Lf C2en C3 C22 en2 C2C3 C23 en3 O en4 )) ( ) 16 28 ( ) 6 6 ( 2 ( C2en C3 C22 en2 C2C3 C23 e3n O en4 maka diperoleh, )) ( ) 16 28 ( ) 6 6 ( 2 ( ) ( ) 16 28 ( ) 6 6 ( 2 1 3 3 4 2 3 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 n n n n n n n n f f e O e C C C e C C e C e O e C C C e C C e C L L 1 (2C2en (6C3 6C22)en2 ( 28C2C3 16C23)en3 O(en4)) ) ( )) ( ) 16 28 ( ) 6 6 ( 2 ( 2 3 23 3 4 2 4 2 2 2 3 2 2 n n n n n C C e CC C e Oe Oe e C 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 ) 12 12 ( ) 32 5 ( ( ) (en C C C en C C en O 6 2 3 2 3 2 2 4 2 2 ) 16 28 ( 1 ) ( ) 1 4 C en O en C C C en ) 16 28 ( 4 ( ) 16 28 )( 6 6 ( 2 2 2 3 23 2 5 3 2 3 2 3 2 2 2 C C C C e C C C C C n 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 4 2 3 2 2 6 ) ) ( ( 28 16 ) 4 ( 6 6 )) 6 ( C C en C C C C C C en n n C e e C C C22 6 3) 4 2 22) 2 2 2 6 ( ( 2 2 2 2 3 2 2 2 ( ( 6 6 ) 4 ) 2 1 C en C C C en ) ( ) 6 6 ( 4 3 3 4 2 2 2 2 n n O e e C C C (2.30)jika persamaan (2.29) 4dikalikan dengan persamaan (2.30), maka
(2 (6 6 ) ( 28 16 ) ( )) 1 ) ( ' ) ( ) ( '' 3 3 4 2 3 2 2 2 2 3 2 2 n n n n f f n n n e O e C C C e C C e C L L x f x f x f 2 2 2 2 3 2 2 2 ( ( 6 6 ) 4 ) 2 1 ( C en C C C en )) ( ) 6 6 ( 4 3 3 4 2 2 2 2 n n O e e C C C
3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 ( ( 6 6 ) 4 ) 4 ( 6 6 ) 2 1 ( Cen C C C en C C C en 2 3 2 2 3 3 2 3 2 4 4 ) 6 6 ( ) 16 28 (( ) ( ) ) (en O en C C C en C C en O 6 3 2 2 2 2 3 2 3 2 4 2 ) ( ) 4( 28 16 ) ( 6 6 ) 2C en O en C C C C C C en ) 16 28 ( ) 6 6 ( ) 6 6 ( 4 ( C22 C3 2C2 C22 C3 C2C3 C23 3 2 2 2 2 2 5 2 2 2 3 2 2 6 ) 4 )) (8 ( 6 6 ) 6 ( ( C C C en C C C C ) 16 28 ( 2 ) 4 ) 6 6 ( )( 6 6 ( 2 3 23 2 2 2 3 2 2 3 2 2 C C C C C C C C ) 6 6 ( 2 ) 4 ) 6 6 ( ( 2 ( ) 4 22 3 2 22 2 22 3 2 e C C C C C C C n 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 28C C 16C )e (4 C 6C 6C )e 2C e C n n 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 (4 6 6 ) (2( ( 6 6 ) 4 2 C en C C C en C C ) ( ) 16 28 ) 6 6 ( 2 ) 3 2 2 3 23 3 4 2 2 2 2 2 C C C C C C C en O en C (2.31) ) 4 ) 6 6 ( ( 2 1 ( 2 1 1 ( 1 2 1 1 2 22 3 2 22 2 n n f f e C C C e C L L ) ( ) 6 6 ( 42C2 C22 C3 en3 O en4 ) 6 6 ( ) 4 ) 6 6 ( (( 1 ) ( 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 C C C C C C e O n n n n C C C e C e e C C C C 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 14 8 ) (2 3 3 ) (2.32) ) 6 6 ( ) 4 ) 6 6 ( (( 1 ) ( 2 1 ( ) ( ' ) ( 1 2 1 1 Oe4 C22 C3 2C22 C2 C22 C3 x f x f L L n n n f f ) ) 3 3 2 ( ) 8 14 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 C C C en C C C en C en C X ( (2 2 3) 3 ( 4)) 2 2 2 2 n n n n C e C C e O e e ) ( ) 2 2 2 3 4 2 2 2 3 n n n C C C e O e e (2.33) sehingga, ) ( ' ) ( 1 2 1 1 1 n n f f n n x f x f L L x x
2 2 22) 3 ( 4)
2 2 3 n n n n e C C C e O e x )) ( ) 2 2 ( 22 3 4 2 2 3 1 n n n n n e e C C C e O e e ) ( ) 2 2 2 3 4 2 2 2 3 1 n n n n n e e C C C e O e e ) ( ) 2 2 ( 3 22 22 3 4 1 n n n C C C e O e e (2.34)jika ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan (2.34) di kurangkan dengan , diperoleh, ) ( ) 2 2 ( 3 22 22 3 4 1 n n n C C C e O e e ) ( ) 2 2 ( 22 3 4 2 2 3 1 n n n C C C e O e e (2.35)
2.4.2 Varian Metode Chebyshev-Halley
Pada persamaan (1.3) dapat dibentuk menjadi lebih sederhana dengan mengekspansi turunan kedua. Hal ini dilakukan oleh Yaotang Li, Peiyuan Zhang (2009) dengan bentuk awalnya adalah :
, ) ( ' ) ( 1 2 1 1 1 n n f f n n x f x f L L x x dengan . ) ( ' ) ( ) ( " 2 n n n f x f x f x f L Misalkan ) ( ' ) ( n n n n x f x f x y (2.36)
Exspansi f(yn)di sekitar x xndengan menggunakan teorema Taylor, diperoleh
2 ) )( ( " ) )( ( ' ) ( ) ( 2 n n n n n n n n x y x f x y x f x f y f (2.37)
substitusikan persamaan (2.36) ke persamaan (2.37), sehingga diperoleh,
2 ) ( ' ) ( ) ( " ) ( ) ( ) ( 2 2 n n n n n n x f x f x f x f x f y f 2 2 ) ( ' 2 ) ( ) ( " ) ( n n n n x f x f x f y f (2.38)
kemudian kalikan kedua ruas persamaan (2.38) dengan 2f'(xn)2, maka
2 2 ) ( ) ( " ) ( ) ( ' 2f xn f yn f xn f xn (2.39)
selanjutnya, kedua ruas pada persamaan (2.39) dikalikan dengan 2 ) ( 1 n x f diperoleh 2 2 ) ( ) ( ) ( ' 2 ) ( " n n n n x f y f x f x f (2.40)
substitussikan persamaan (2.40) ke persamaan (1.4), sehingga diperoleh
2 2 2 ) ( ' ) ( ) ( ) ( ) ( ' 2 n n n n n f x f x f x f y f x f L ) ( ) ( 2 n n x f y f (2.41)
Substitusikan persamaan (2.41) ke persamaan (1.3) dan diperoleh
) ( ' ) ( )) ( 1 ( ) ( 2 1 1 1 n n n f n f n n x f x f x L x L x x ) ( ' ) ( ) ( ) ( 2 1 ) ( ) ( 2 2 1 1 1 n n n n n n n n x f x f x f y f x f y f x x (2.42)
Dengan menggunakan aljabar, persasamaa (2.42) dapat disederhanakn menjadi
) ( ' ) ( ) ( 2 ) ( ) ( 1 1 n n n n n n n x f x f y f x f y f x x (2.43)
Persamaan (2.43) merupakan persamaan modifikasi varian metode Chebyshev-Halley.
Berikut ini juga akan dibahas mengenai error dari modifikasi Varian Metode Chebyshev-Halley yang menunjukkan orde konvergensinya.
Teorema 2.4 : (Yaotang Li, Peiyuan Zang, 2009) Misalkan f(x) adalah fungsi bernilai rill yang mempunyai turunan di f :I R, untuk I interval terbuka. Jika
0
x menghampiri maka persamaan di atas mempunyai orde konvergensi tingkat empat dengan persamaan error
) ( ) 2 ( 23 2 3 4 5 1 n n n c c c e O e e
Misalkan 2 , 1 , 1 , 0 B C D A dimana en xn dan ) ( ' ) ( ! 1 ( ) f f j c j j
Bukti: Misalkan adalah akar dari f(x), maka f()0. Asumsikan
0 ) ( ' x
f dan xn en. Selanjutnya dengan menggunakan rumus ekspansi
Taylor untuk mengaproksimasi fungsi f di sekitarx , diperolehn
[ ( )] ) (xn f' en C2en2 C3e3n C4en4 O e5n f (2.44)
[1 2 3 4 ( )] ) ( 3 4 4 2 3 2 ' ' n n n n n f C e C e C e O e x f (2.45) dengan ) ( ' ) ( ! 1 ( ) f f j C jj dan j 1,2,3, dan en xn . Selanjutnya, dari
persamaan (2.44) dan (2.45) diperoleh:
3
4
4 2 3 2 5 4 4 3 3 2 2 4 3 2 1 ) ( ' ) ( ' ' n n n n n n n n n n n e O e c e c e c f e O e c e c e c e f x f x f
3 4
4 2 3 2 5 4 4 3 3 2 2 4 3 2 1 n n n n n n n n n e O e c e c e c e O e c e c e c e
3
4
1 4 2 3 2 5 4 4 3 3 2 2 1 2 3 4 en c en c en c en Oen c en c en c en Oen
3
4
4 2 3 2 5 4 4 3 3 2 2 n n n n 1 2 n 3 n 4 n n n c e c e c e Oe c e c e c e Oe e
3 4
...
2 4 3 3 2 2 3 2 c en c en c en Oen ) ( ) 10 3 ) 4 3 ( ( ) 2 2 ( (en c2en2 c3 c22 en3 c2 c3 c22 c4 c2c3 en4 O e5n sehingga diperoleh,
( ( 2 2 ) (7 4 3 ) ( ) ' 5 4 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 n n n n n n n e O e c c c c e c c e c e x f x f (2.46)Selanjutnya, substitusikan persamaan (2.46) ke persamaan
) ( ' ) ( n n n n x f x f x y )) ( ) 2 2 ( ( 3 22 3 4 2 2 n n n n n e c e c c e O e x
2 3 4
2 3 2 2 n 2 2 n n n n e c e c c e Oe e
2
3
4 2 3 2 2en 2c c en Oen c (2.47)Dengan demikian, maka ) ( ) (yn f en f ) ( ) ( ! 2 ) ( '' ) )( ( ' ) ( f yn f yn 2 O en3 f (2.48)
Karena f()0maka dengan melakukan manipulasi aljabar pada persamaan (2.48) diperoleh
''( )
( ) ! 2 1 ) ( ' 2 2 2 3 2 2en f c en O en c f
) ( ' ) ( ) ( ' ) ( " ! 2 1 ) ( ' 3 2 2 2 2 2 f e O f e c f e c f n n n
2 3 4
2 3 2 2 2 2 ) ( ' c en c c en O en f (2.49) Untuk persamaan 2 2 2 3 3 2 2 ) ( (2 2 )) ( ) ( ) (xn Bf yn A Ac Bc en Ac B c c en Af ) ( )) 10 3 ) 4 3 ( ( ( 4 2 3 3 4 2 2 3 2 4 B c c c c c c en O en Ac (2.50) dan untuk 2 3 2 3 3 2 2 2 ) ( (2 2 )) ( ) ( ) (xn Df yn Cen Cc Dc en Cc D c c en Cf ) ( )) 10 3 ) 4 3 ( ( (Cc4 D c2 c2 c22 c4 c2c3 en4 O en5 (2.51) Sehingga C e c c D Cc C e Dc Cc y Df x Cf y Bf x Af n n n n n n 2 3 2 3 3 2 2 ) ( (2 2 )) ( 1 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )) 10 3 ) 4 3 ( ( ( 4 3 3 2 4 2 2 3 2 4 n n e O C e c c c c c c D Cc C e c c D Cc C e Dc Cc2 2) n ( 3 (2 3 2 23)) n2 ( ) ( )) 10 3 ) 4 3 ( ( ( 4 3 3 2 4 2 2 3 2 4 n n e O C e c c c c c c D Cc Maka, dengan menggunakan ekspansi deret sehingga bentuk C c c D Cc A C C e Bc Ac C Dc Cc A C A y Df x Cf y Bf x Af n n n n n 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 ( ( ( 1 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) )) 2 2 ( ) )( ( ) ) ( 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 n e c c B Ac C Dc Cc Bc Ac C Dc Cc ) ( ) ))( 2 2 ( ( ) 10 3 ) 4 3 ( ( ) )) 2 2 ( )( ( 2 ) 10 3 ) 4 3 ( ( ( ) ( ) 2 2 ( ) ( 1 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 4 2 2 3 4 4 2 2 2 3 3 2 2 3 2 4 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 n n Oe e C Dc Cc c c B Ac c c c c c c B Ac C c c D Cc Dc Cc C c c c c c c D Cc A C Dc Cc C c c D Cc Bc Ac C
Selanjutnya kita masukan nilai A, B, C dan D maka didapat
) 4 3 ( ) 3 3 ( ( ) 2 ( ) ( ) ( ) ( ) ( 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2e c c e c c c c c c c y Df x Cf y Bf x Af n n n n n n ) ( ) ) 2 2 ( 10 3c4 c2c3 c3 c22 c2 en3 O en4 (2.52)
Kemudian ditambahkan 1 setelah itu subtitusikan persamann (2.52) dan (2.46) sehingga diperoleh ) ( ) 2 ( 23 2 3 4 5 1 n n n c c c e O e x (2.53)
Karena xn1 en1 , maka persamaan (2.53)
menjadi en1 (2c23 c2c3)en4 O(en5) ) ( ) 2 ( 2 3 4 5 3 2 1 n n n c c c e O e e (2.54)