• Tidak ada hasil yang ditemukan

Absorpsi-Praktikum Operasi Teknik Kimia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Absorpsi-Praktikum Operasi Teknik Kimia"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ABSORPSI

ABSORPSI

I.

I. LATAR LATAR BELAKANGBELAKANG

Absorpsi merupakan suatu proses transfer massa yang penting dalam dunia Absorpsi merupakan suatu proses transfer massa yang penting dalam dunia industri. Absorpsi adalah proses perpindahan massa zat-zat yang terlarut dalam fase gas industri. Absorpsi adalah proses perpindahan massa zat-zat yang terlarut dalam fase gas ke fase cair. Proses perpindahan massa terjadi karena adanya

ke fase cair. Proses perpindahan massa terjadi karena adanya driving forcedriving force yang berupayang berupa  beda konsentrasi

 beda konsentrasi zat zat terlarut terlarut antar antar fase, fase, dimana dimana konsentrasi konsentrasi zat zat terlarut terlarut dalam dalam gas lebihgas lebih  besar daripada konsentrasi dalam fase cair pada kondisi seimbangnya.

 besar daripada konsentrasi dalam fase cair pada kondisi seimbangnya.

Kecepatan perpindahan massa ini tergantung dari besarnya koefisien Kecepatan perpindahan massa ini tergantung dari besarnya koefisien  perpindahan massa

 perpindahan massa (Kya). Oleh (Kya). Oleh karena itu, karena itu, sangat sangat penting untuk penting untuk mengenal mengenal konsep Kyakonsep Kya dan cara menentukan Kya dalam suatu proses sehingga mempermudah perancangan dan dan cara menentukan Kya dalam suatu proses sehingga mempermudah perancangan dan  penanganan alat absorpsi dalam industri.

 penanganan alat absorpsi dalam industri.

Pada percobaan ini digunakan menara bahan isian dengan aliran

Pada percobaan ini digunakan menara bahan isian dengan aliran countercurrent.countercurrent. Gas yang masuk ke absorber berasal dari NH

Gas yang masuk ke absorber berasal dari NH33 yang teruapkan, sedangkan cairannyayang teruapkan, sedangkan cairannya

merupakan air murni tanpa ada

merupakan air murni tanpa ada kandungan NHkandungan NH3.3.

II.

(2)

Loop 1 Loop 1

 Neraca Massa NH

 Neraca Massa NH33 pada elemen volume A.∆z pada fase gas : pada elemen volume A.∆z pada fase gas :

Massa masuk 

Massa masuk  –  – Massa Massa keluar keluar = = Massa Massa akumulasiakumulasi

 

**



.. 00

..

..Y Y 

GG Y Y 

 K  K  aa Y Y 

Y Y   A A

z z 

G G  y y  z   z   z   z   s  s  z   z   s  s ...(1)...(1) *) *) ((Y Y  Y Y   A  A G G a a  K   K  dz  dz  dY  dY   s  s  y  y

 



2 2 1 1 ** 00 Y  Y  Y  Y   L  L  s  s  y  y dz  dz   A  A G G a a  K   K  Y  Y  Y  Y  dY  dY  Dengan

Dengan  A A

  //44..DD22 diperoleh persamaan :diperoleh persamaan :



2 2 1 1 2 2 ** 4 4 Y Y  Y  Y   s  s  y  y Y  Y  Y  Y  dY  dY   L  L  D  D G G a a  K   K      ...(2) ...(2) dengan : dengan : K 

K yya a = = koefisien koefisien perpindahan perpindahan massa massa volumetrisvolumetris overall overall , gmol/cm, gmol/cm33detik detik 

G

Gss = = kecepatan alir kecepatan alir molar gas molar gas bebas NH3 bebas NH3 , gm, gmol udara/detik ol udara/detik 

D

(3)

Ls = kecepatan alir molar cairan bebas NH3 , gmol H2O/detik 

Gs = kecepatan alir molar gas bebas NH3, gmol udara/detik 

Persamaan garis operasi berupa garis lurus dan dicari dengan neraca massa loop 3 : Massa masuk  – Massa keluar = Massa akumulasi

    

 L s. X 

G s1

 L s X 1

  

G sY  ...(5)



 

 



 

 

1 1 G  L Y   X  G  L Y   s  s  s  s ...(6)

 Nilai K ya dievaluasi dengan persamaan :

2 1 1 2 . . C   g   p  g   g  C   L  p  L  L  AU   p  y v  D v D  K   D C   D a  K 

 

 

 

 



 

 



 

 

 

 

 

 

          ...(7) dengan :

K ya = koefisien transfer massa overall , gmol/cm3detik 

D p = diameter packing , cm

T = suhu gas , K  P = tekanan gas , atm

(4)



 

 



 

 

2 5 , 0 2 / 3 . 1 1 001858 , 0  AB  B  A  AB  P  T   D        ...(11) dengan :

DAB = diffusivitas A melalui B, cm2/detik 

T = suhu absolut, K 

 A

  = berat molekul A, g/gmol  B

  = berat molekul B, g/gmol

P = tekanan absolut , atm

 AB

   = diameter tumbukan, Amstrong

 = integral tumbukan (Treybal,1981)

Menurut Treybal, untuk pasangan gas yang sama pada kondisi yang berbeda biasanya nilai 1 T   mendekati 2 T 

. Pada percobaan ini P1=P2 maka persamaan menjadi :

2 3

 

 

(5)

3. Harus dapat memiliki ”wetting characteristic” yang baik. 4. Tahan korosi.

5. Memiliki bulk density yang rendah.

6. Tidak mahal. (Foust, 1980)

IV. PELAKSANAAN PERCOBAAN 1. Bahan a.  Aquadest   b. Larutan umpan c. HCl pekat 37% d. Boraks e. Air ledeng  f.  Methyl orange  g.  Phenolphlatein 2. Alat Keterangan : 2

(6)

V. CARA KERJA

1. Menentukan Densitas Larutan Umpan

2. Menentukan Viskositas Larutan Umpan

Menghitung waktu alir aquadest dengan viskosimeter Ostwald.

Menghitung waktu alir umpan.

Menimbang piknometer kosong, piknometer + aquadest, dan  piknometer + larutan umpan.

Mengukur suhu dan tekanan percobaan, kemudian mengambil 100 ml larutan umpan.

(7)

3. Standardisasi HCL 0,1 N dengan boraks 0,1 N

Mengambil 0,83 ml HCl 37% lalu mengencerkan larutan tersebut dengan aquadest hingga volumenya 100 ml.

Menimbang 1,9069 gram boraks dan melarutkan boraks dalam 100 ml aquadest.

Mengambil 10 ml larutan boraks kemudian meneteskan tiga tetes indikator  metil orange ke dalam larutan tersebut.

Menitrasi 10 ml larutan boraks 0,1 N dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna larutan boraks berubah dari orange menjadi pink.

(8)

4. Standardsisasi HCl 0,002 N dengan boraks 0,002 N

Mengencerkan 10 ml HCl 0,1 N dengan aquadest hingga volumenya 100 ml.

Menimbang 0,0410 gram boraks kemudian melarutkan boraks dengan 100 ml aquadest.

Mengambil 10 ml larutan boraks dan meneteskan tiga tetes indikator metil  orange ke dalam larutan tersebut.

Menitrasi 10 ml larutan boraks 0,002 N dengan larutan HCl 0,002 N hingga warna larutan boraks berubah dari orange menjadi pink .

(9)

6. Absorpsi

Mengeset ketinggian float pada flowmeter setinggi 4 cm dengan cara mengatur  kran, dan menjaga agar ketinggian float konstan.

Mengeset beda ketinggian manometer setinggi 3 cm dengan cara mengatur  kran.

Mengisi tangki air penjerap sampai penuh.

Menyalakan kompresor untuk menggelembungkan NH3.

Mengambil 100 ml hasil bawah untuk dititrasi, ditimbang, dan diukur waktu alirnya, setelah lima belas menit proses absorbsi berlangsung.

(10)

8.Titrasi Larutan Sampel dengan HCl 0,001 N

VI. ANALISIS DATA

1 a. Standarisasi Larutan HCl 0.1 N dengan Larutan Boraks 0.1 N

V1 V2

2 / 1 V boraks

lart  boraks  boraks  boraks xV BM m x 2  N

V1 V2

2 / 1 VHCl

Mengambil 10 ml larutan sampel kemudian menambahkan tiga tetes indikator   pp ke dalam larutan tersebut.

Menitrasi larutan sampel dengan larutan HCl 0,002 N hingga warna larutan sampel berubah dari ungu menjadi bening.

Mengulangi langkah-langkah di atas untuk sampel yang diambil setiap lima  belas menit, hingga diperoleh enam data.

(11)

 b. Larutan Sampel 3 3  NH HCl HCl  NH V V  N  N

3. Menentukan Densitas Larutan Umpan dan Larutan Sampel

Berat aquadest =(Berat piknometer+aquadest )-(Berat piknometer kosong) Berat larutan umpan=(Berat piknometer+umpan)-(Berat piknometer kosong)

aquadest umpan larutan x aquadest Berat umpan larutan Berat      

Berat larutan sampel=(Berat piknometer+sampel)-(Berat piknometer kosong)

aquadest sampel larutan x aquadest Berat sampel larutan Berat      

4. Menentukan Viskositas Larutan Umpan dan Larutan Sampel

aquadest aquadest aquadest umpan umpan umpan larutan x x t x t          

aquadest aquadest aquadest sampel sampel sampel larutan x x t x t          

(12)

dengan : L = debit cairan, L/detik 

H = beda tinggi cairan manometer, cm C0 = 2.751086 C1 = -1.566852 C2 = 0.7226046 C3 = -2.302872x10 2  C4 = -1.284978x102 C5 = 3.667250x10 3  C6 = -4.421679x10 4  C7 = 1.837703x10 5 

7. Menghitung Kadar Amonia dalam Larutan dan Gas Ratio mol NH dalam cairan :3

1000 / 1 . BM . V .  N V . BM . 1000 / 1 . .V  N X 3 3 3  NH lart  NH lart lart aquadest lart  NH 1

  

(13)

Titik (x1,y1) adalah titik (0,0) yang menggambarkan suatu keadaan dimana tidak 

terdapat amonia (keadaan awal). Sedangkan titik (x2,y2) diambil dari data konsentrasi umpan. Mula-mula x2 (dalam fraksi mol) dikonversikan ke x2(fraksi massa) dengan menggunakan persamaan :

1000 . BM .  N x umpan  NH  NH 2 3 3   

Kemudian dari titik x2 ditarik garis vertikal sampai memotong equilibrium construction lines pada 14.7 psia. Dari perpotongan tersebut ditarik garis horisontal sampai memotong kurva  saturated vapors pada 14.7 psia, selanjutnya dibaca harga y2-nya pada fraksi massa amonia. Dari kedua titik diperoleh  persamaan untuk kurva kesetimbangan :

1 2 1 1 2 1 x x x -x y -y y -y

y = Mx Dengan M adalah slope

(14)

) Y 1 ( BM G. G 1 udara udara S

 

10. Menentukan Fraksi Mol NH3 Fase Gas pada Puncak Menara

1 S S 1 2 X G L Y Y

11. Menentukan Difusivitas Amonia-Udara

Difusivitas amonia melalui udara pada 0oC adalah 0.198 cm2/s (Perry, 1984). Amonia dan udara merupakan gas non polar, maka difusivitas amonia melalui udara dapat dihitung dengan persamaan Hirchfelder, Bird dan Spot (Treybal, 1981). 5 . 0 2 AU U A 3/2 AU . P. M 1 M 1 . T . 001858 . 0 D



 

 



 

 

 

Dengan: DAU  = difusivitas amonia melalui udara, cm2/s T = suhu absolut, K 

(15)

12. Menentukan Persamaan Garis Operasi

Berdasarkan Gambar 3 dapat disusun neraca massa amonia dari Z=0 sampai Z=Z  pada keadaan ajeg.

1 S S S 1 SY L X G Y L X G

1

S S 1 Y-Y L G X X

1

S S 1 X-X G L Y Y

13. Menentukan Koefisien Transfer Massa  NH3 dalam Fase Gas (K Ya) pada  berbagai Kecepatan Aliran Udara.

 Neraca massa  NH3 pada fase gas dalam elemen volume pada keadaan ajeg adalah :

GSY Z

G

SY ZZ

Ya(Y-Y*)A

Z

0 ) Y -Y ( G aA K  Z Y Y lim * S Y Z Z Z 0 X

   

(16)

a1 g g g AU 2 Y v Dp PD RT aDp K 

 

 

 

 



 

 



 

 

    

 

 

 

 



 

 



 

 

g g g 1 AU 2 Y Log a Log v Dp PD RT aDp K  Log     

Karena bentuk persamaan linier, maka k dan a1 dapat dicari dengan metode

regresi linier. Bentuk umum persamaan untuk regresi linier adalah : Y=aX+b

 

2 2 X n X XY n -Y X a n X a -Y  b

dengan :



 

 



 

 

AU 2 Y PD RT aDp K  Log Y

 

 

 

 

g g gv Dp Log X     

(17)

Viskositas larutan umpan pada 28ºC =8,9914.10-3 g/cm.detik 

Daftar I. Data Normalitas, Densitas, dan Viskositas Larutan Sampel

 No.

Volume NH3, mL

Volume HCl, mL

Konsentrasi NH3, N

1

10

5,4000

7,5600E-04

2

10

6,2000

8,6800E-04

3

10

6,8000

9,5200E-04

4

10

7,5000

1,0500E-03

5

10

9,1000

1,2740E-03

6

10

9,4500

1,3230E-03

(18)

7. Y1= 1,9098E-02

Hasil perhitungan nilai Gs, x1, y2, dan persamaan garis operasi untuk tiap sampel dapat

dilihat pada Daftar II.

Daftar II. Data Perhitungan Gs, X1, Y2, dan Persamaan Garis Operasi

 No. Gs x1 y2 Persamaan garis operasi

1 3,3851E-03 1,37523E-05 1,7856E-02 Y = 90,3167 x + 1,7856 E-02 2 3,7180E-03 1,5671E-05 1,7809E-02 Y= 82,2308 x + 1,7809 E-02 3 4,0987E-03 1,71721E-05 1,7817E-02 Y= 74,5932 x + 1,7817 E-02 4 4,5029E-03 1,8938E-05 1,7812E-02 Y= 67,8971 x + 1,7812 E-02 5 4,8979E-03 2,29759E-05 1,7664E-02 Y= 62,4221 x + 1,7664 E-02 6 5,2566E-03 2,38572E-05 1,7710E-02 Y= 58,1625 x + 1,7710 E-02

(19)

4.0000E-02 6.0000E-02 8.0000E-02 1.0000E-01 1.2000E-01    Y ,   g   m   o    l    N    H    3    /  g  m   o    l  g   a   s

(20)

Daftar III. Data Untuk Hitung Integral Untuk Sampel 1

No. y x y* 1/(y-y*)

1 1,7856E-02 0 0 55,69647277

2 1,7980E-02 1,37364E-06 2,5543E-05 55,39217585 3 1,8104E-02 2,74887E-06 5,1116E-05 55,09118987 4 1,8228E-02 4,1241E-06 7,6691E-05 54,7934611 5 1,8353E-02 5,49933E-06 1,0227E-04 54,49893694 6 1,8477E-02 6,87456E-06 1,2784E-04 54,20756593 7 1,8601E-02 8,24979E-06 1,5342E-04 53,9192977 8 1,8725E-02 9,62502E-06 1,7900E-04 53,63408296 9 1,8849E-02 1,10003E-05 2,0458E-04 53,35187345 10 1,8974E-02 1,23755E-05 2,3017E-04 53,07262191 11 1,9098E-02 1,37507E-05 2,5575E-04 55,69647277

Selanjutnya nilai K ya dapat dihitung dengan persamaan (2). Daftar IV menunjukkan

(21)

1.0000E-07 1.1000E-07 1.2000E-07 1.3000E-07 1.4000E-07 1.5000E-07    K  y   a ,   g   m   o    l    /  c  m    3 .    d  e    t    i    k Kya Percobaa n

(22)

Daftar V. Data Kesalahan Relatif K ya Percobaan terhadap K ya

Persamaan

No. K ya percobaan K ya persamaan Kesalahan relatif, %

1 9,3664E-08 9,36744E-08 0,011179 2 1,02874E-07 1,02887E-07 0,012107 3 1,13407E-07 1,13421E-07 0,011953 4 1,24592E-07 1,24607E-07 0,012051 5 1,3552E-07 1,3554E-07 0,015005 6 1,45445E-07 1,45465E-07 0,014077 Jumlah 0,076371

Kesalahan relatif rata-rata =

  

Kesalahan relatif tersebut terjadi karena beberapa hal, antara lain :

a. Adanya cairan umpan yang ikut keluar bersama gas terutama untuk kecepatan alir  gas yang besar.

(23)

IX. DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.G.,1950, “Unit Operations”, Modern Asia Edition,pp. 322 -324, John Wiley and Sons, Inc., New York.

Perry, R.H., Green, D.W., and Maloney, J.O., 1997, “Perry’s Chemical Engineers’ Handbook”, 7ed., pp. 2-8, 2-27, 2-29, 2-320, 2-321, 2-322, 2-323, 14-40, McGraw-Hill Book Company, New York.

Treybal, R.E., 1981 “Mass Transfer Operations”, 3ed., pp. 194 -195,275-291,310, McGraw-Hill International Book Company, Tokyo.

(24)

1 Algoritma Perhitungan unttuk Mencari Parameter Perancangan Menara Absorber, K ya

Menentukan konstanta analisis dimensi a2 L L L a1 g g g AU 2 Y vDp vDp PD RT aDp K                                             Menentukan kecepatan volumetrik gas (G) dan cairan (L)

7 7 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 0 CH CH CH CH CH CH CH C L        5 5 4 4 3 3 2 2 1 0 CH CH CH CH CH C G      Menentukan kecepatan molar  bebas solut (Ls& Gs)

) Y 1 ( BM G. G 1 udara udara S   aquadest aquadest S BM L L     Menghitung nilai Kya    Y2 Y1 * S Y ) Y -(Y dY AZ G a K 

Menentukan persamaan garis operasi dengan neraca massa

elemen volum pada gas

 1 S S 1 X-X G L Y Y  Menentukanρ,μ

(cairan dan gas)

aquadest aquadest aquadest sampel sampel sampel larutan x x t x t            aquadest sampel larutan x aquadest Berat sampel larutan Berat        3 3  NH HCl HCl  NH V V  N  N  Menentukan normalitas NH3

Menghitung kadar amoniak

pada gas (Y2) dengan

neraca massaoverall 

1 S S 1 2 X G L Y Y   Menentukan difusivitas NH3dalam air  5 . 0 2 AU U A 3/2 AU . P. M 1 M 1 . T . 001858 . 0 D                                                 2 1 2 1 2 / 3 1 2 P , T AU P , T AU T T P P T T D D 2 2 11 Menentukan kecepatan linier gas (vg) 2 g D G 4 A G v    

Referensi

Dokumen terkait

pendapat kelompok yang lain?.. Perpindahan Panas Pada Proses Pengadukan. Dalam proses industri sering kali dijumpai pengadukan yang melibatkan pencampuran fluida panas

Bila terjadi perpindahan massa dari fase cair ke fase gas pada bidang selang film cair – gas dalam hal ini adalah penguapan air dari permukaan cairan ke permukaan atau

Pada percobaan ini, variabel bebas yang digunakan adalah massa zat terlarut, yaitu massa naftalena yang digunakan dalam penentuan tetapan titik beku asam asetat

Ekstraksi pelarut adalah proses partisi yang meliputi pemisahan atau distribusi suatu zat terlarut antara dua fase csir yang tidak saling bercampur

Kecepatan reaksi ditentukan oleh kecepatan perpindahan massa gas A melalui lapisan gas, melalui lapisan cair difusi masuk ke dalam larutan dan reaksi kimia. Reaksi terjadi di

1. Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair-cair. 2. Menghitung koefisien distribusi dan yield proses

Bila terjadi perpindahan massa dari fase cair ke fase gas pada bidang selang film, gas – cair dalam hal ini adalah penguapan dari permukaan cairan ke permukaan atau

Pada studi perpindahan massa untuk proses desorpsi oksigen terlarut dari dalam air melalui kontaktor membran serat berongga dengan metode vakum, data yang diambil