• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

TIM

PENYUSUN

Pengarah

Adri, SKM, M.Kes

Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam

Ketua

Satria Darma, SKM

Kasubbag Program dan Pelaporan

Tim Analisis dan Interpretasi

Widiarti Ariani, SKM Putri Ginasing Pinem, AmKeb Siti Nursaleha Bancin, AmKeb

Kontributor

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Bidang- Bidang Dinas Kesehatan Kota Subulussalam

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam Puskesmas Kota Subulussalam

Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Dinas Pendidikan Kota Subulussalam

Badan Pemberdayaan Perempuan & Kesejahteraan Keluarga Kota Subulussalam

DINAS KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM

(2)
(3)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

|

i

KATA

PENGANTAR

Profil Kesehatan Kota Subulussalam merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan sebagai hasil pemantauan dan evaluasi terhadap hasil pembangunan kesehatan di Kota Subulussalam, termasuk kinerja dari penyelenggaraan kegiatan kesehatan, juga upaya pembangunan kesehatan yang terkait dengan sektor.

Profil Kesehatan Kota Subulussalam merupakan kelanjutan dari profil tahun-tahun sebelumnya dan peremajaan serta adanya perkembangan data dan informasi kesehatan sebagai hasil berbagai upaya kesehatan selama tahun 2013, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data umum serta lingkungan yang terkait dengan kesehatan. Data yang dihimpun ini merupakan bahan yang sangat berguna dalam melakukan analisa kecenderungan di bidang kesehatan terutama untuk penentuan strategi dan kebijakan pembangunan kesehatan dimasa mendatang.

Dalam rangka peningkatkan mutu Profil Kesehatan Kota Subulussalam berikutnya diharapkan saran dan kritik yang membangun serta partisipasi dari semua pihak khususnya dalam upaya mendapatkan data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan.

Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaga dalam penyusunan profil kesehatan Tahun 2013, kami sampaikan terima kasih. Mudah-mudahan “Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013” ini bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua.

Subulussalam, Juni 2014 Kepala Dinas Kesehatan

Kota Subulussalam

ADRI, SKM, M.Kes Nip.196510051987011002

(4)
(5)

ii

|

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……….………... ...i

DAFTAR ISI ………...ii

DAFTAR TABEL ………...………...v

DAFTAR GRAFIK ………...…...vi

BAB I PENDAHULUAN………....1

BAB II GAMBARAN UMUM...………...……...3

A. KEADAAN GEOGRAFIS ………...3

B. KEADAAN PENDUDUK ………...………3

1. Kepadatan Penduduk………..………...…………..4

2. Komposisi Penduduk………..………..5

3. Rasio Jenis Kelamin……….………...…...6

4. Rasio Beban Tanggungan………...6

C. PENDIDIKAN……… 7

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN ….…... 8

A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)...………. 8

1. Angka Kematian Bayi (AKB)………. 8

2. Angka Kematian Balita (AKABA) ……….. 10

3. Angka Kematian Ibu (AKI) ……… 11

4. Angka Harapan Hidup ……… 12

B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) ………. 13

1. Pola 10 (Sepuluh) Penyakit Terbanyak di Puskesmas …...13

2. Penyakit Menular ……….……..14

a. Malaria ...14

b. Demam Berdarah Dengue (DBD) ...15

c. TB Paru ...17

d. Persentase Balita dengan Pnuemonia Ditangani...21

e. Cakupan Penanganan Kasus Diare...22

(6)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

|

iii

g. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)...24

C. STATUS GIZI... 25

1. Persentase Berat Lahir Rendah (BBLR)... 25

2. Persentase Balita Dengan Gizi Kurang... 26

3. Persentase Balita Dengan Gizi Buruk... 27

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN …………..………...29

A. PELAYANAN KESEHATAN …..……….. ….……….29

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak ………..……….…..……...29

a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1) ………30

b. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan……….…………. 31

c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas ……...………...32

d. Cakupan Kunjungan Neonatus ………...………...……….33

2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) ……….……… 35

a. Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi……….……….………. 35

b. Cakupan Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi……….………..……….36

3. Pelayanan Imunisasi ……….37

a. Imunisasi Dasar Pada Bayi ………38

b. Desa UCI (Universal Chile Immunization) ………..…….. 39

4. Cakupan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif……….………. 40

5. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin………..………….. 41

6. Jumlah Balita Ditimbang………..………...….. 41

7. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan………...………43

8. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat………..….…… 43

9. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila……….…………..…..44

10. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap………...…….… 45

11. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD Dan Setingkat……….………..…… 45

(7)

iv

|

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN ….……….45

C. PERILAKU HIDUP SEHAT………..47

1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS………..……47

D. KEADAAN LINGKUNGAN ...48

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ………...……….…...49

A. TENAGA KESEHATAN ………..49

1. Situasi Tenaga Kesehatan Subulussalam………..50

2. Jenis Tenaga Kesehatan Berdasarkan Rasio Penduduk………....51

3. Proporsi Tenaga Kesehatan Berdasarkan Kategori... 52

4. Keadaan Ketenagaan Berdasarkan Kelompok... 53

B. SARANA KESEHATAN DASAR... 59

C. SARANA KESEHATAN RUJUKAN... 60

D. PEMBIAYAAN KESEHATAN... 61

(8)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

|

v

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Jenis Ketenagaan Kesehatan Berdasarkan Ratio

Dan Proporsi di Kota Subulussalam

Tahun 2013 ... 59 Tabel 5.2 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Dasar

Yang Ada Di Kota Subulussalam

(9)

vi

|

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota

Subulussalam Tahun 2013 …….………..…………..….. 4 Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

di Kota Subulussalam Tahun 2013 ………...……. 5

Grafik 2.3 Piramida Penduduk Kota Subulussalam

Tahun 2013 ………...….……….. 6 Grafik 2.4 Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut

Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Di Kota Subulussalam Tahun 2013... 7 Grafik 3.1 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Subulussalam

Tahun 2010 - 2013 ... 9 Grafik 3.2 Angka Kematian Balita (AKABA) di Kota Subulussalam

Tahun 2010 - 2013 ... 10 Grafik 3.3 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Subulussalam

Tahun 2010 - 2013 ... 11 Grafik 3.4 Angka Harapan Hidup (AHH) di Kota Subulussalam

Tahun 2012 ... 12 Grafik 3.5 Data 10 (Sepuluh) Penyakit Terbanyak Puskesmas

Di Kota Subulussalam Tahun 2013... 13 Grafik 3.6 Angka Kesakitan Malaria di Kota Subulussalam

Tahun 2010 - 2013 ... 15 Grafik 3.7 Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Subulussalam

Tahun 2010 - 2013 ... 16 Grafik 3.8 Jumlah Kasus TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru

Di Kota Subulussalam Tahun 2011 - 2013 ...… 18 Grafik 3.9 Jumlah Kasus Baru TB BTA+ di Kota Subulussalam

Tahun 2011 – 2013 ... 20 Grafik 3.10 Succes Rate TB Paru BTA+ di Kota Subulussalam

Tahun 2011 - 2013 ... 21 Grafik 3.11 Cakupan Penemuan Pneumonia Pada Balita

Di Kota Subulussalam Tahun 2011 - 2013 ……….………...…………...…. 22 Grafik 3.12 Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani

Di Kota Subulussalam Tahun 2011 - 2013 ...…..…... 23 Grafik 3.13 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3I) Di Kota Subulussalam Tahun 2013 ...….. 25 Grafik 3.14 Jumlah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di

(10)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

|

vii

Kota Subulussalam Tahun 2011 – 2013 ... 26 Grafik 3.15 Proporsi Balita Gizi Kurang di Kota Subulussalam

Tahun 2011 – 2013 ... 27 Grafik 3.16 Proporsi Balita Gizi Buruk di Kota Subulussalam

Tahun 2011 – 2013 ... 28 Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4)

Di Kota Subulussalam Tahun 2010 - 2013 ………..……...…..……. 30 Grafik 4.2 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Di Kota Subulussalam Tahun 2010 dan 2013 ... 32 Grafik 4.3 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kota Subulussalam

Tahun 2011 – 2013 ... 33 Grafik 4.4 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) di Kota Subulussalam

Tahun 2011 – 2013 ... 34 Grafik 4.5 Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru

Di Kota Subulussalam Tahun 2013 ... 35 Grafik 4.6 Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi

Di Kota Subulussalam Tahun 2013... 36 Grafik 4.7 Cakupan Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi

Di Kota Subulussalam Tahun 2013... 37 Grafik 4.8 Cakupan Imunisasi Dasar Pada Bayi

Di Kota Subulussalam Tahun 2011 – 2013 ... 39 Grafik 4.9 Persentase Desa UCI di Kota Subulussalam

Tahun 2010 – 2013 ... 40 Grafik 4.10 Persentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Menurut

Kecamatan Di Kota Subulussalam Tahun 2013... 42 Grafik 4.11 Cakupan Balita Ditimbang & BGM

Di Kota Subulussalam Tahun 2011 – 2013 ... 43 Grafik 4.12 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Di Kota Subulussalam Tahun 2010 – 2013 ... 43 Grafik 4.13 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar

Di Kota Subulussalam Tahun 2013... 46 Grafik 4.14 Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kota Subulussalam

Tahun 2013... 47 Grafik 5.1 Persentase Tenaga Kesehatan Berdasarkan Kategori

Di Kota Subulussalam Tahun 2013 ... 53 Grafik 5.2 Gambaran Tenaga Medis di Kota Subulussalam

Tahun 2009 - 2013 ... 54 Grafik 5.3 Gambaran Tenaga Perawat di Kota Subulussalam

Tahun 2013 ... 55 Grafik 5.4 Gambaran Tenaga Bidan di Kota Subulussalam

(11)

viii

|

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

Grafik 5.5 Gambaran Tenaga Kefarmasian di Kota Subulussalam

Tahun 2009 – 2013 ... 57 Grafik 5.6 Gambaran Tenaga Kesehatan Masyarakat di Kota Subulussalam

Tahun 2009 – 2013 ... 58 Grafik 5.7 Gambaran Tenaga Gizi di Kota Subulussalam

(12)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

|

ix

DAFTAR TABEL LAMPIRAN

Tabel 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 5 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KECAMATAN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN

KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 14 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN,

(13)

x

|

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

Tabel 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 24 CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 25 CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA

DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI

(14)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

|

xi

Tabel 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS, MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT

KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN

DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN

PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 42 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT

JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA

SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 43 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

(15)

xii

|

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

Tabel 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 Tabel 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN,

DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 53 JUMLAH KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 54 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 55 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 56 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 57 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 58 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

(16)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

|

xiii

Tabel 59 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 60 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 61 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 62 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 63 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 64 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 65 TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 66 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 67 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 68 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 69 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 70 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 71 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 72 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 73 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 74 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

(17)

xiv

|

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

Tabel 75 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 76 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 77 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 79 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 80 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 81 JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Tabel 82 ANGGARAN KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 ***

(18)
(19)
(20)
(21)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 1

BAB

I

PENDAHULUAN

Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud. Pembangunan kesehatan juga merupakan upaya salah satu hak rakyat, yaitu kesehatan yang sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan.

Keberhasilan suatu pembangunan dapat dilihat dari suatu nilai yaitu indeks pembangunan kesehatan/Human Development Indekx (IPM/HDI). Ada 3 (tiga) indikator penilaian dari IPM yakni umur harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata sekolah dan kemampuan daya beli. Umur harapan hidup berkaitan dengan kesehatan. Bila dilihat permasalahan kesehatan yang ada tidak lepas dari masih tingginya angka kematian ibu, kematian bayi, kematian balita, masih ditemuinya gizi kurang pada balita, masih tingginya angka kesakitan penyakit menular, kecenderungan peningkatan penyakit tidak menular, belum memadainya jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan terutama di wilayah kepulauan dan terpencil. Selain itu, juga dapat disebabkan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan bersih.

Dalam rangka peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan maka perlu adanya informasi kesehatan yang akurat, tepat waktu, dan lengkap sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan dalam pengolahan pembangunan kesehatan, serta menyediakan informasi untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan.

Profil Kesehatan Kota Subulussalam tahun 2013 merupakan hasil pengolahan data kesehatan selama periode tahun 2013 (bulan Januari – Desember) dan merupakan gambaran tentang kesehatan di Kota Subulussalam selama tahun 2013. Dimana profil ini juga merupakan alat ukur pencapaian indikator pembangunan kesehatan yang ada, sehingga pembangunan kesehatan dapat dirancang kearah yang lebih baik.

Tujuan umum disusunnya Profil Kesehatan Kota Subulussalam ini adalah diperolehnya gambaran tentang situasi kesehatan di Kota Subulussalam dan tujuan khususnya adalah diperolehnya gambaran tentang derajat kesehatan masyarakat, situasi lingkungan kesehatan, upaya kesehatan dan situasi sumber daya kesehatan.

(22)

2 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

Profil kesehatan ini menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan faktor-faktor terkait lainnya. Metodologi pengumpulan data profil ini dilakukan dengan memvalidasi data, analisis, dan korelasi antar table dan program dari seluruh kegiatan program di setiap puskesmas di wilayah Kota Subulussalam. Sajian data dilakukan dalam bentuk table, grafik dan pencapaian indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM) per puskesmas. Adapun Sistematika penulisan profil kesehatan adalah sebagi berikut;

Bab I – Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013 serta sistematika penyajiannya. Bab II – Situasi Umum dan Perilaku Penduduk. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum yang meliputi; keadaan geografis, kependudukan, perekonomian, pendidikan, dan lingkungan fisik serta perilaku yang terkait dengan kesehatan. Bab III – Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi mengenai Angaka Kematian (Mortalitas), Angka Kesakitan (Morbiditas), dan status gizi masyarakat.

Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2013, untuk tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar, pencapaian kesehatan rujukan, pencapaian upaya kesehatan pencegahan dan pemberantasan penyakit dan upaya perbaikan gizi masyarakat. Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini mengenai sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2013. Gambarannya mencakup tentang keadaan tenaga, sarana kesehatan dan pembiayaan kesehatan. dan mengakhiri penyusunan Profil Kesehatan Kota Subulussalam serta ucapan terima kasih.

(23)
(24)
(25)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 3

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN GEOGRAFIS

Secara Geografis wilayah kota Subulussalam berbatasan di sebelah utara dengan wilayah Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Dairi, disebelah selatan dengan wilayah kabupaten Aceh Singkil, di sebelah barat Kabupaten Dairi, dan di sebelah timur dengan Kabupaten Aceh Selatan.

Kota Subulussalam terletak antara 02˚27’39” – 03˚00’00” Bujur Timur dengan luas area 1.391 km2. Kota yang terbentuk sejak tahun 2007 ini, dibagi menjadi 5 kecamatan yaitu Simpang Kiri, Penanggalan, Rundeng, Sultan daulat, dan Longkib. Kota ini memiliki 8 mukim dan 74 desa.

Kota Subulussalam mempunyai iklim tropis yang bertipe A dan B serta terdapat 2 (dua) musim, yaitu penghujan (yang biasanya berlangsung bulan Agustus–Januari) dan musim kemarau (biasanya berlangsung bulan Maret– Agustus). Suhu udara berkisar antara 24˚C–28˚C dan curah hujan berkisar antara 1.300–1.500 mm/tahun, dengan hari rata–rata 140 hari/tahun.

B. KEADAAN PENDUDUK

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kota Subulussalam tahun 2013 sebanyak 72.414 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,63%. Adapun laju pertumbuhan penduduk dapat dipengaruhi oleh kematian, kelahiran, migrasi masuk dan migrasi keluar.

Jumlah Penduduk Kota Subulussalam menurut kecamatan pada tahun 2013 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

(26)

4 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

Grafik 2.1

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun 2013

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun 2013

Jumlah penduduk di Kota Subulussalam paling banyak terdapat di Kecamatan Simpang Kiri yaitu 29.635 jiwa (40,92% dari jumlah total penduduk), kemudian diikuti kecamatan Sultan Daulat sebanyak 13.651 jiwa dan Kecamatan Penanggalan sebanyak 12.780 jiwa. Sementara kecamatan Longkib menempati urutan terendah yaitu sebanyak 4.612 jiwa. Kecamatan Simpang Kiri sebagai kecamatan yang terbesar penduduknya dikarenakan kecamatan ini memiliki akses jalan Provinsi.

1. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Kota Subulussalam tahun 2013 adalah 52,06 per Km² artinya terdapat 52 jiwa penduduk tiap Km² nya. Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh besarnya wilayah pada masing-masing kecamatan. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Simpang Kiri yaitu sebesar 318,66 per Km² dan terendah di Kecamatan Sultan Daulat sebesar 22,68 per Km². Kepadatan penduduk dari sektor kesehatan merupakan indikator dalam melihat beberapa kondisi kesehatan yang akan muncul terutama kondisi kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan ketersediaan air minum, air bersih, sistem pembuangan air limbah dan sampah keluarga. Kepadatan penduduk di Kota Subulussalam menurut kecamatan pada tahun 2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

(27)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 5 Grafik 2.2

Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun 2013

2. Komposisi Penduduk

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kota Subulussalam sebanyak 72.414 jiwa yang terdiri dari 36.257 jiwa laki-laki dan 36.157 jiwa perempuan. Berdasarkan distribusi penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur maka kita dapat memperoleh gambaran piramida penduduk Kota Subulussalam sebagai berikut.

(28)

6 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

Grafik 2.3

Piramida Penduduk Kota Subulussalam Tahun 2013

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun 2013

Komposisi penduduk di Kota Subulussalam menurut kelompok umur, antara lain; kelompok umur muda (0-14 tahun) sebesar 41,04 %, kelompok umur produktif (15-64 tahun) sebesar 56,95 % dan kelompok umur tua (≥ 65 tahun) sebesar 2,01 %, dengan angka beban tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kota Subulussalam pada tahun 2013 sebesar 75,58.

3. Rasio Jenis Kelamin

Pada tahun 2013, rasio jenis kelamin penduduk kota Subulussalam sebesar 100,28 Ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kota Subulussalam lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Yang mana untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 103 penduduk laki-laki.

4. Rasio Beban Tanggungan

Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara banyaknya orang yang belum produktif (usia kurang dari 15 tahun) dan tidak produktif lagi (usia 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (15 - 64 tahun).

(29)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 7 Rasio ketergantungan penduduk Kota Subulussalam pada tahun 2013 sebesar 75,58. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15 – 64 tahun) terdapat sekitar 76 orang usia tidak produktif (0-14 dan >65 tahun), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah.

C. PENDIDIKAN

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu kota adalah tersedianya cukup sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan SDM saat ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan, terutama penduduk kelompok usia sekolah (umur 7 – 24 tahun).

Jumlah murid menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan di Kota Subulussalam tahun 2013 adalah 20.105 orang SD, 9.546 orang SMTP, 11.337 orang SMTA , 832 orang Diploma II, 779 Diploma III, dan S2 /S3 50 orang.

Grafik 2.4

Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Di Kota Subulussalam Tahun 2013

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Subulussalam Tahun 2013

(30)
(31)
(32)
(33)

8 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

BAB III

SITUASI DERAJAT

KESEHATAN

Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas dan status gizi. Pada bab ini derajat kesehatan masyarakat Kota Subulussalam digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Morbiditas Penyakit.

Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan melainkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Pada bab ini situasi derajat kesehatan di Kota Subulussalam Tahun 2013 digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas beberapa penyakit.

A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan dalam bab ini yaitu AKB, AKBA, AKI, dan umur harapan hidup.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah angka yang mendefenisikan banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1,000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Angka ini merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi.

(34)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 9 Pada tahun 2007, menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) bahwa AKB di Indonesia sebesar 34 per 1,000 kelahiran hidup sedangkan di Propinsi Aceh 25 per 1,000 kelahiran hidup.

Berdasarkan laporan jumlah kematian bayi yang bersumber dari fasilitas kesehatan (facility Based) dan laporan masyarakat atau kader (community based) gambaran Jumlah Kematian Bayi sebanyak Angka Kematian Bayi selama tiga tahun terakhir meningkat di Kota Subulussalam, yaitu dari 0 pada tahun 2010, 5,18 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2011, 11,36 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012, dan Sementara target MDGs untuk AKB pada tahun 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup.

Berbagai faktor dapat menyebabkan kematian bayi, seperti belum meratanya pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Hal ini disebabkan AKB sangat sensitif terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. Selain itu faktor kondisi ekonomi masyarakat yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga berdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit. Gambaran Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Subulussalam selama kurun waktu empat tahun terakhir (2010 – 2013) dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Grafik 3.1

Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Subulussalam Tahun 2010 - 2013

(35)

10 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

2. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka kematian balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1,000 kelahiran hidup dan sebelum umur 5 tahun. Millenium Development Goals (MDGS) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai 71-140, sedangkan dengan nilai 20-70 dan rendah dengan nilai < 20.

AKABA merepresentasikan risiko terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Berikut ini merupakan gambar perkembangan AKABA sejak tahun 2010 sampai tahun 2013.

Grafik 3.2

Angka Kematian Balita (AKABA) Kota Subulussalam Tahun 2010 – 2013

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam

Bila dibandingkan AKABA di Provinsi Aceh tahun 2012 adalah 11.8/1.000 KH, posisi AKABA Kota Subulussalam masih berada dibawah Propinsi Aceh. Sementara Target MDG’s untuk indikator AKABA di Indonesia adalah sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

(36)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 11 3. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masayarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kematian atau penanggannya seperti masa kehamilan, persalinan dan nifas (tidak termasuk kecelakan atau kasus bersifat insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhatikan lama kehamilan per 100,000 kelahiran hidup.

Target MDGs untuk penurunan kematian ibu adalah menurunkan ¾ pada tahun 2015 dari tahun 1990. Berdasarkan target MDGs berarti di tahun 2015 AKI ditargetkan maksimal ≈ 100 kematian per 100,000 kelahiran hidup.

Berdasarkan hasil SDKI (2007) menunjukan bahwa AKI Indonesia sebesar 228 per 100,000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan yang didapat bahwa jumlah kematian ibu di Kota Subulussalam mengalami penurunan pada tiga tahu terakhir yaitu sebesar 68 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2013, 189 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2012, dan 518 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2011. Sebagian besar penyebab kematian maternal diakibatkan oleh perdarahan. Berikut grafik jumlah kematian ibu Kota Subulussalam Tahun 2010 – 2013.

Grafik 3.3

Jumlah Kematian Ibu Kota Subulussalam Tahun 2010 – 2013

(37)

12 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

4. Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup (AHH) dapat digunakan untuk menilai status derajat kesehatan. Selain itu, AHH juga menjadi salah satu indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Gambaran AHH di Indonesia selama tahun 2008 -2011 menunjukkan peningkatan.

Angka Harapan Hidup di Kota Subulussalam menunjukan peningkatn dari tahun ke tahun, meskipun masih dibawah standar nasional. Semakin tinggi angka harapan hidup mengindikasikan bahwa akses kesehatan masyarakat semakin baik. Angka harapan hidup juga berhubungan dengan pola hidup serta pendidikan yang dimiliki. Kota Subulussalam yang merupakan daerah pemekaran memiliki Angka Harapan Hidup pada tahun 2008 sebesar 65,54 artinya penduduk yang lahir pada tahun 2008 akan memiliki peluang hidup sebesar 65 tahun. Pada tahun 2011 Angka Harapan Hidup penduduk Kota Subulussalam meningkat menjadi 66,01 tahun.

Grafik 3.4 Angka Harapan Hidup Di Kota Subulussalam Tahun 2012

(38)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 13

B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)

Morbiditas adalah angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.

1. Pola 10 (Sepuluh) Penyakit Terbanyak di Puskesmas

Pola sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di 5 Puskesmas Kota Subulussalam dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Grafik 3.5

Data 10 (Sepuluh) Penyakit Terbanyak Puskesmas Di Kota Subulussalam Tahun 2013

Sumber : SP2TP Tahun 2013 Kota Subulussalam

Dari hasil tabulasi data yang bersumber dari SP2TP menunjukkan bahwa kasus terbanyak adalah Common Cold dengan kasus sebanyak 2.435, diikuti dengan Infeksi Akut Lain Pernafasan Atas (ISPA) sebanyak 1.740 kasus, dan kecelakaan dan ruda paksa sebanyak 1.472. Sedangkan jenis penyakit terendah adalah penyakit kulit karena jamur dengan jumlah kasus sebanyak 277 kasus.

(39)

14 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

2. Penyakit Menular a. Malaria

Malaria adalah salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa) Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan Anopheles. Pada umumnya wilayah endemis malaria adalah desa-desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat. Di Indonesia merupakan salah satu penyakit menular yang masih memerlukan perhatian.

Pengendalian malaria di Indonesia tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 293/MENKES/SK/IV/2009, tanggal 28 April 2009 tentang eliminasi malaria. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat dapat hidup sehat, yang terbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2030, dengan sasaran wilayah eliminasi termasuk wilayah Aceh di tahun 2015. Untuk mendukung keberhasilan program ELIMINASI MALARIA di wiliyah aceh khususnya Kota Subulussalam. Maka perlu adanya perhatian dan kerja sama lintas sektoral terutama menyangkut kebijakan program kesehatan dalam upaya pengendalian penyakit malaria.

Untuk mengetahui insiden penyakit malaria di suatu daerah dalam kurun waktu satu tahun dapat menggunakan Annual Parasite Insidens (API). API merupakan angka kesakitan malaria (berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium) per 1,000 penduduk dalam 1 tahun. Berdasarkan stratifikasi Ditjen PP & PPLS Kementrian Kesehatan menetapkan endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia menjadi 4 strata yaitu: endemis tinggi bila API > dari 5 per 1.000 penduduk; endemis sedang bila API berkisar antara 1 – 5 per 1.000 penduduk; endemis rendah bila API berkisar 0 – 1 per 1.000; dan non endemis apabila daerah tersebut tidak terdapat penularan malaria (Daerah pembebasan Malaria) API = 0. Berdasarkan peta endemisitas malaria menurut Kabupaten/Kota di Indonesia bahwa Provinsi Aceh tergolong endemis rendah yaitu API < 1, begitu juga halnya dengan Kota Subulussalam memiliki API yang terus menurun di tiga tahun terakhir, yaitu 0,5 per 1.000 penduduk di tahun 2010, menjadi 0,04 per 1.000 penduduk pada tahun 2012. Angka ini cukup bermakna karena diikuti dengan intensifikasi upaya pengendalian malaria yang salah satu hasilnya adalah peningkatan cakupan pemeriksaan sediaan

(40)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 15 darah atau konfirmasi laboratorium. Tingginya cakupan pemeriksaan sediaan darah di laboratorium tersebut merupakan pelaksanaan kebijakan nasional pengendalian malaria dalam mencapai eliminasi malaria, yaitu semua kasus malaria klinis harus dikonfirmasi laboratorium.

Kematian akibat malaria atau case fatality rate (CFR) pada tahun 2013 di Kota Subulussalam tidak ditemukan. Gambaran angka kesakitan malaria (Annual Parasite Insidence) di Kota Subulussalam tahun 2010 – 2013 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 3.6

Angka Kesakitan Malaria

Kota Subulussalam Tahun 2010 – 2013

Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam

b. Demam Bedarah Dengue (DBD)

Demam Bedarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang bisa menyerang anak berumur kurang 15 tahun dan juga orang dewasa. Adapun masa inkubasinya selama

(41)

16 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

lebih kurang 7 s/d 14 hari tergantung daya tahan tubuh seseorang. Penderita penyakit DBD sedikitnya memenuhi 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium antara lain;

1. Kriteria Klinis :

- Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas

- Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet positif) - Pembesaran hati

- Syok

2. Kriteria Laboratorium :

- Trombositopenia (Trombosit < 100.000/..l) - Hematokrit naik > 20 %

DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit

Pada tahun 2013 jumlah kasus demam berdarah dengue di Kota Subulussalam yang dilaporkan sebanyak 6 kasus dengan Incidence rate/Angka Kesakitan sebesar 8,3 per 100.000 penduduk. Adapun Incidence rate/Angka Kesakitan jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Subulussalam pada tahun 2010 – 2013 yang dilaporkan melalui profil kesehatan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.7

Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Subulussalam Tahun 2010 - 2013

(42)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 17 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi peningkatan pada tiga tahun terakhir (2010 – 2012) yaitu berturut-turut sebesar 4,0; 11,5; 18,7 dan terjadi penurunan di tahun 2013 menjadi 8,3. Setiap tahunnya insiden DBD masih menjadi masalah di Kota Subulussalam. Hal ini disebabkan tingginya mobilitas penduduk ke daerah-daerah dengan tingkat endemisitas yang tinggi, kondisi geografis dan musim yang tidak menentu. Oleh sebab itu upaya penanggulangan kasus, pengendalian vektor dan upaya-upaya pemutusan rantai penularan penyakit harus ditingkatkan dan dioptimalkan dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif, antara lain dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 M Plus. Sementara itu kematian akibat DBD (CFR) tidak ditemukan selama tahun 2013.

c. TB Paru

Penyakit Tuberkulosis ( TB ) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini bisa menyebar melaului droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Sebagian besar penderita tuberkulosis adalah kelompok usia produktif ( 15 - 50 tahun ). Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.

Strategi DOTS (Directly Observerd Treatment Short-course) telah direkomendasikan oleh WHO sebagai strategi dalam penanggulangan TB, dan telah terbukti secara ekonomis paling efektif (cost efective). Strategi ini terdiri atas 5 komponen kunci, yaitu; 1) komitmen politis 2) pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya 3) pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan 4) jaminan ketersediaan OAT yang bermutu 5) sistem pencatatan pelaporan yang mampu memberikan terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan. Program ini telah terintegrasi dalam pelayanan kesehatan dasar 98 % di puskesmas. Tujuan dari strategi DOTS ini adalah untuk memutuskan mata rantai penularan, mencegah terjadinya multi drug resistance (MDR). Target program penanggulangan tuberkulosis adalah tercapainya penemuan kasus baru tuberkulosis Basil Tahan Asam (BTA) positif minimal 70 % dari perkiraan dengan angka kesembuhan minimal 85%, diharapkan target ini dapat

(43)

18 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

menurunkan tingkat prevalensi dan kematian akibat tuberkulosis dalam upaya mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.

Berdasarkan grafik di bawah ini kasus baru (insidens) TB Paru BTA+ yaitu pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis) harian yaitu 116/100.000 penduduk. Sedangkan prevalensi TB Paru BTA+ yaitu kasus yang ada (baik kasus baru maupun kasus lama) per 100.000 penduduk pada wilayah dan kurun waktu tertentu berjumlah sebanyak 129/100.000 penduduk. Sementara kematian akibat TB Paru BTA+ yaitu banyaknya kematian karena TB paru per 100.000 penduduk pada wilayah dan kurun waktu tertentu tidak ditemukan.

Grafik 3.8

Jumlah Kasus TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru Kota Subulussalam Tahun 2011 - 2013

Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam

Dari grafik di atas terlihat peningkatan jumlah kasus TB Paru dalam tiga tahun terakhir yaitu dari 89 kasus pada tahun 2011, 108 kasus di tahun 2012, dan 135 kasus di tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa penemuan pasien baru TB meningkat.

(44)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 19 1. Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR)

Jumlah perkiraan pasien baru TB BTA positif adalah Insidens Rate TB baru BTA positif per 100.000 penduduk dikali jumlah penduduk pada suatu wilayah tertentu. Adapun Insiden rate yang digunakan kabupaten/kota berdasarkan hasil survey nasional tentang prevalensi TB pada tahun terakhir. Di Kota Subulussalam jumlah suspect TB Paru pada tahun 2013 berjumlah 1.564 dengan BTA + sebanyak 121 kasus, sementara jumlah keseluruhan kasus TB Paru sebanyak 135 kasus.

Penderita TB Paru klinis yaitu penderita TB yang ditandai dengan gejala-gejala klinis seperti; demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, nafsu makan dan berat badan menurun, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan tidak enak (malaise), lemah, timbul suara ”mengi” dan sesak. Jumlah penderita TB Paru Klinis di Kota Subulussalam berjumlah 820 penderita.

TB Paru BTA+ adalah penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak Sewaktu Pagi dan Sewaktu (SPS) dalamsuatu wilayah kerja pada waktu tertentu. Sebanyak 76 kasus jumlah TB Paru BTA+ yang ditemukan di Kota Subulussalam selama tahun 2011.

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate ( CDR ), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati melalui DOTS terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkiran ada dalam wilayah tersebut. Berdasarkan data Program P2PL Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Angka Penemuan Kasus (CDR) terus mengalami peningkatan pada kurun waktu tiga tahun terakhir (2011 – 2013) yaitu sebesar 68,41% , 85,7%, dan 96%. Berdasarkan target nasional SPM bahwa penemuan pasien baru TB BTA Positif sebesar 100% di tahun 2010 masih belum tercapai.

(45)

20 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

Grafik 3.9

Jumlah Kasus Baru BTA+ Kota Subulussalam Tahun 2011 – 2013

Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam

2. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+

BTA+ diobati adalah pemberian pengobatan pada pasien baru TB BTA positif dengan OAT selama 6 bulan. Sedangkan Penderita TB Paru (+) sembuh adalah penderita TB Paru yang setelah menerima pengobatan anti TB paru dinyatakan sembuh (hasil pemeriksaan dahaknya menunjukkan 2 kali negatif). Adapun Pengobatan Lengkap adalah Pasien Baru TB BTA+ yang telah menjalani pengobatan dengan OAT selama 6 bulan.

Angka Kesembuhan Penderita (AKP) tuberkulosis merupakan persentase kasus pasien baru yang tercatat positif terinfeksi tuberkulosis yang berobat sendiri ataupun berobat melalui strategi DOTS secara lengkap dan selesai. Dari grafik 3.8 dibawah ini dapat dilihat bahwa angka kesuksesan (sucsess rate) pada kurun waktu tiga tahun terakhir (2011 – 2013) berturut-turut adalah 83,05; 94,03; dan 90,38. Angka ini dapat secara langsung dipantau dalam kontrol pasien yang diobati melalui DOTS. Pengawasan yang efektif melalui penemuan dan penanganan kasus infeksi akan membatasi resiko penyebarannya. Karena itu pendekatan pengawasan melalui strategi DOTS merupakan sebuah strategi murah dan dapat mencegah jutaan pasien dari kematian.

(46)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 21 Grafik 3.10

Success Rate TB Paru BTA +

Di Kota Subulussalam Tahun 2011 – 2013

Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam

d. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Penyakit ini disebabkan oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite) dan penyebab lainnya. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun,usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi atau gangguan imunologi).

Perkiraan pneumonia pada balita adalah jumlah perkiraan penderita pneumonia balita di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Jumlah perkiraan penderita pneumonia balita yaitu 10 % dari jumlah balita pada wilayah dan kurun waktu yang sama. Perkiraan pneumonia pada balita di Kota Subulussalam pada tahun 2013 berjumlah 724 dengan penderita yang ditemukan dan ditangani sebanyak 2 kasus (0,3%).

(47)

22 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

Grafik 3.11

Cakupan Penemuan Pneumonia Pada Balita Di Kota Subulussalam Tahun 2011 – 2013

Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam

e. Cakupan Penanganan Kasus Diare

Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam kurun waktu 24 jam (Depkes, RI).

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Penyebab diare akut paling banyak adalah virus, sehingga akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa perlu pemberian obat.

Penderita diare yang ditangani adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu satu tahun. Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader adalah 10 % dari angka kesakitan dikali dengan jumlah penduduk disatu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun. Sementara angka kesakitan yaitu angka kesakitan nasional hasil Survey Morbiditas Diare tahun 2006 sebesar 423/1000 penduduk.

(48)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 23 Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2011 – 2013) cakupan penanganan kasus diare di Kota Subulussalam mengalami peningkatan yaitu dari 55,3% pada tahun 2011 menjadi 68,4 % di tahun 2013. Berikut grafik cakupan penanganan kasus diare di Kota Subulussalam Tahun 2011 - 2013.

Grafik 3.12

Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani Di Kota Subulussalam Tahun 2011 – 2013

Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam f. Prevalensi Penyakit Kusta

Kusta merupakan penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi bakteri Micobacterium leprae yang ditandai dengan timbulnya bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa atau anestesi, penebalan syaraf tepi yang disertai gangguan fungsi syaraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan yang sering terjadi pada otot tangan, otot kaki serta mata, serta terdapatnya kuman tahan asam M. Leprae pada hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit (skin smear). Sepanjang tahun 2013 tidak terdapat penderita kusta yang dilaporkan di Kota Subulussalam.

(49)

24 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

g. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Berdasarkan ketetapan dari kementrian kesehatan bahwa ada beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain;

1. Penyakit Difteri yaitu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae ditandai dengan pembentukan membran dikerongkongan dan aliran udara lainnya yang menyebakan sulit bernafas. 2. Penyakit Pertusis merupakan penyakit membran mukosa pernapasan

dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair, danbatuk kering.

3. Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang disebabkan infeksi bakteri dari luka terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiper-refleksi, yang mengakibatkan trismus (rahang terkunci), spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus/spasme respiratoris, serangan kejang dan paralysis. 4. Penyakit Tetanus Neonatorum yaitu suatu bentuk tetanus infeksius yang

berat, dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir. Disebabkan oleh faktor-faktor seperti tindakan perawatan sisa tali pusat yang tidak higienis, atau pada sirkulasi bayi laki-laki dan kekurangan imunisasi maternal.

5. Penyakit campak adalah penyakit akut yang disebakan morbilivirus ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam), dan terjadi pertama kali saat anak-anak.

6. Penyakit polio adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, dapat menyerang semua umur, namun biasanya menyerang anak-anak usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah satu bagian tubuhnya.

7. Penyakit Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis (A, B, C, D, dan E).

Berikut grafik penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di Kota Subulussalam Tahun 2013.

(50)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 25 Grafik 3.13

Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Kota Subulussalam Tahun 2013

Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam

C. STATUS GIZI

Status gizi merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan asupan makanan/intake gizi.

1. Persentase Berat Lahir Rendah (BBLR)

BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak memandang masa gestasi atau masa kehamilan.

Bayi lahir ditimbang adalah jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang, sedangkan berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.

Berdasarkan laporan yang diterima di Kota Subulussalam tahun 2013 terdapat 13 kasus BBLR dari 1.417 bayi baru lahir yang ditimbang.

(51)

26 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

Grafik 3.14

Jumlah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Kota Subulussalam Tahun 2011 – 2013

Dari grafik di atas terlihat bahwa selama kurun waktu tiga tahun terakhir (2011 – 2013) terjadi penurunan kasus BBLR yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baiknya status gizi masyarakat.

2. Proporsi Balita Dengan Gizi Kurang

Balita dengan gizi kurang merupakan salah satu dari indikator global atau nasional untuk memonitoring salah satu pencapaian target MDGs yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.

Balita kurang gizi adalah perbandingan antara balita berstatus gizi kurang dengan balita seluruhnya. Prevalensi status gizi balita diperoleh melalui indeks berat badan, umur, dan jenis kelamin. Kategori status gizi ditentukan dengan menggunakan standar NCHS-WHO, yang dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan Z-score yaitu:

1. Gizi lebih (Z-score >= +2) 2. Gizi normal (-2 < Z-score < +2) 3. Gizi normal (-2 < Z-score < +2)

(52)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 27 4. Gizi Buruk (Z-score <= -3)

Balita gizi kurang mencakup kategori 3 dan 4. Banyak faktor yang mempengaruhi bayi/balita kurang gizi, yaitu seperti kurangnya asupan gizi seimbang pada anak dan adanya penyakit penyerta. Balita dengan gizi kurang memiliki kemungkinan resiko kematian yang tinggi, menghambat pertumbuhan dan mempengaruhi status kesehatannya dikemudian hari.

Berikut ini digambarkan persentase balita gizi kurang di Kota Subulussalam tahun 2011 – 2013.

Grafik 3.15

Proporsi Balita Gizi Kurang

Di Kota Subulussalam Tahun 2011 – 2013

Terlihat dari grafik di atas bahwa persentase balita dengan gizi kurang mengalami penurunan selama kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu 3,3% pada tahun 2011 menjadi 1,2% (2012), kemudian 1,1% (2013) . Hal ini menunjukkan bahwa telah semakin baiknya tingkat status gizi balita di Kota Subulussalam.

3. Proporsi Balita Dengan Gizi Buruk

Balita dengan gizi buruk berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Gejala awal sering tidak jelas, hanya terlihat berat badan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak seusianya, yaitu hanya sekitar 60 - 80%

(53)

28 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

dari berat badan ideal. Adapun ciri-ciri klinis lainnya antara lain; kenaikan berat badan berkurang, terhenti atau bahkan menurun, ukuran lingkaran lengan atas menurun, maturasi tulang terlambat, rasio berat terhadap tinggi normal cenderung menurun, tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang. Proporsi balita dengan kasus gizi buruk di Kota Subulussalam sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu 0,25 pada tahun 2012 menjadi 0,22 di tahun 2013. Banyak faktor yang menyebabkan balita gizi buruk, antara lain; faktor ekonomi yang masih mendominasi, pengetahuan yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang masih rendah, faktor penyakit degeneratif sehingga balita mengalami banyak komplikasi penyakit, dan masih tingginya penyakit kecacingan. Berikut ini digambarkan proporsi balita gizi buruk di Kota Subulussalam tahun 2011 – 2013.

Grafik 3.16

Proporsi Balita Gizi Buruk

Di Kota Subulussalam Tahun 2011 – 2013

***

(54)
(55)
(56)
(57)

Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013| 29

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Secara umum upaya kesehatan terdiri dari dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat, yang mencangkup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Sedangkan upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, yang mencangkup antara lain; upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama tahun 2013.

A. PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan kesehatan dasar adalah hal penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara teapat dan cepat, maka sebagian besar masalah kesehatan dapat diatasi. Berikut berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, dan anak balita serta anak prasekolah. Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melaui peningkatan derajat kesehatan

(58)

30 |Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

yang optimal bagi ibu dan keluarganya. Serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang yang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K-1)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Adapun hasil dari pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Beberapa hal yang mempengaruhi cakupan pelayanan antenatal antara lain; kelengkapan sarana puskesmas dan jarak tempuh, tenaga kesehatan, serta pengetahuan dan sikap ibu hamil. Berikut gambaran cakupan K1 dan K4 di Kota Subulussalam tahun 2010 - 2013 dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini.

Grafik 4.1

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4) Di Kota Subulussalam Tahun 2010 - 2013 (Persen)

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam

Cakupan K1 merupakan gambaran banyaknya ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan K4 adalah gambaran banyaknya ibu hamil yang telah

Gambar

Grafik 3.4  Angka Harapan Hidup   Di Kota Subulussalam  Tahun 2012

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tabel 19 : Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun

Tabel 20 : Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2015.. Tabel 21 : Jumlah

Tabel 62 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019.. Tabel 63

Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas.. Jumlah Kasus Penyakit yang dapat Dicegah dengan

Tabel 19 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas kabupaten/kota yogyakarta data tahun 2014.. Tabel 20

Tabel 21 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Buleleng Tahun 2013.. Tabel 22

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Buleleng Tahun 2015.. Tabel 21

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Buleleng Tahun 2016.. Tabel 21