• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN 2016"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN KUTAI BARAT

TAHUN 2016

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Berkat dan AnugerahNya Profil Dinas Kesehatan Kutai Barat tahun 2016 dapat selesai disusun.

Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016 ini

diharapkan dapat menyajikan data dan informasi serta memberikan gambaran hasil Program kegiatan Pembangunan dibidang Kesehatan baik dari sektor Pemerintah maupun Swasta, yang dapat dipergunakan sebagai bahan

monitoring dan evaluasi dari program-program yang sedang berjalan dan selanjutnya dapat menjadi masukan dalam penyusunan Perencanaan program Kegiatan bidang kesehatan selanjutnya.

Dokumen Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat ini sangat

penting bagi Dinas Kesehatan sebagai salah satu acuan bagi perencana, pelaksana dan pengevaluasian Program serta sangat membantu mengambil kebijakan khususnya di bidang kesehatan untuk membuat keputusan, maka kualitas dan validitas informasi sangatlah dibutuhkan.

Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Barat

Tahun 2016 ini dapat selesai tepat waktu,ucapan terima kasih ini kami sampaikan kepada :

1. Bapak Bupati Kabupaten Kutai Barat.

2. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat.

3. Direktur RSUD Harapan Insan Sendawar Kabupaten Kutai Barat. 4. Kepala Cabang BPJS Kabupaten Kutai Barat.

5. Seluruh Kepala Bidang dan Kepala Seksi di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat beserta Staf.

6. Staf Perencanaan Program dan Keuangan serta semua Pihak yang telah membantu dalam penyusunan Profil Dinas kesehatan ini.

Kami menyadari bahwa Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Barat ini masih terdapat banyak kekurangan oleh sebab itu kritik, saran, tanggapan dan peran serta dari semua pihak kami harapkan.

(3)

Akhir kata semoga Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016 ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama pengelola program kesehatan pada khususnya.

Sendawar, 29 Mei 2017 Kepala, ALIMAN,SKM Pembina Tingkat I NIP.19580807 198203 1 014

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II GAMBARAN UMUM ... 3

A. Gambaran Umum Kabupaten Kutai Barat ... 3

B. Kependudukan ... 4

C. Tingkat Pendidikan ... 7

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN... 9

A. Angka Kematian ... 9

B. Angka Kesakitan ... 11

BAB IV UPAYA KESEHATAN ... 21

A. Pelayanan Kesehatan ... 21

B. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan ... 41

C. Penyehatan Lingkungan ... 45

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ... 46

A. Sarana Kesehatan ... 46

B. Tenaga Kesehatan ... 49

C. Pembiayaan Kesehatan ... 50

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan,Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga,dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten /kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 2 : Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok umur Kabupaten/ Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 3 : Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dan ijazah tertinggi yang diperoleh menurut jenis kelamin Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 4 : Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 5 : Jumlah Kematian Neonatal,Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 6 : Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016. Tabel 7 : Kasus Baru TB BTA+,Seluruh Kasus TB pada Anak, dan

CASE NOTIFICATION RATE(CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 8 : Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB PARU BTA+ Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 9 : Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB PARU BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin , Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten / Kota Kutai Barat Tahun 2016.

(6)

Tabel 10 : Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin ,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 11 : Jumlah Kasus HIV,AIDS,dan Syiphilis Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 12 : Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Kabupaten / Kota Kutai Barat Tahun 2016. Tabel 13 : Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis

Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai barat Tahun 2016.

Tabel 14 : Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan,dan Puskesmas Kabupaten / Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 15 : Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin ,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 16 : Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Type/Jenis,Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 17 : Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (RELEASE FROM TREATMENT /RFT)Menurut Jenis Kelamin ,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 18 : Jumlah Kasus AFP (NON POLIO) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Tahun 2016.

Tabel 19 : Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 20 : Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

(7)

Tabel 21 : Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue(DBD) Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 22 : Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin ,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 23 : Penderita Filariasis Ditangani menurut Jenis Kelamin ,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/ Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 24 : Pengukuran Tekanan Darah Penduduk ≥ 18 Tahun Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 25 : Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin,Kecamatandan Puskesmas Kabupaten / Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 26 : Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 27 : Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB MenurutJenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 28 : Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang ditangani < 24 Jam Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 29 : Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan di tolong tenaga Kesehatan, dan pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten / Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 30 : Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

(8)

Tabel 31 : Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 32 : Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE 1 dan FE3 Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/ Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 33 : Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatus menurut Jenis Kelamin ,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016. Tabel 34 : Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis

Kontrasepsi,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 35 : Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 36 : Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2015. Tabel 37 : Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 38 : Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 39 : Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan ,dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 40 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

(9)

Tabel 41 : Cakupan Desa/Kelurahan UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION(UCI) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 42 : Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG Pada Bayi menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 43 : Cakupan Imunisasi DPT+HB/DPT-HB-Hib,POLIO,CAMPAK dan IMUNISASI Dasar Lengkap Pada Bayi menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 44 : Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan ,dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 45 : Jumlah Anak 0-23 Bulan di timbang Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 46 : Cakupan Pelayanan Anak Balita menurut Jenis Kelamin ,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 47 : Jumlah Balita di timbang Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016. Tabel 48 : Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan

Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 49 : Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 50 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

(10)

Tabel 51 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 52 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 53 : Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 54 : Jumlah Kunjungan Rawat Jalan ,Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 55 : Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 56 : Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 57 : Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (BER-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 58 : Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 59 : Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 60 : Persentase Kualitas Air Minum di Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 61 : Persentase dengan Akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (Jamban sehat) menurut jenis jamban, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

(11)

Tabel 62 : Desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 63 : Persentase Tempat –tempat Umum memenuhi syarat Kesehatan menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 64 : Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 65 : Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan di Uji Petik Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 66 : Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 67 : Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan kabupaten/kota kutai barat tahun 2016.

Tabel 68 : Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level I Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 69 : Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 70 : Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 71 : Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 72 : Jumlah Tenaga Medis diFasilitas Kesehatan Kabupaten /Kota Kutai Barat tahun 2016.

Tabel 73 : Jumlah Tenaga Keperawatan di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 74 : Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

(12)

Tabel 75 : Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 76 : Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 77 : Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Fasilitas Kesehatan Kabupaten /Kota Kutai Barat tahun 2016.

Tabel 78 : Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 79 : Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan Kabupaten /Kota Kutai Barat Tahun 2016.

Tabel 80 : Jumlah Tenaga Penunjang /Pendukung Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Kutai Barat Tahun 2016. Tabel 81 : Anggaran KesehatanKabupaten/Kota Kutai Barat Tahun

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Trend Perkembangan Penduduk Kabupaten Kutai Barat Tahun

2012 sd 2016

Hal 5

Gambar 2 : Piramida Penduduk Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016 Hal 6

Gambar 3 : Gambaran Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten

Kutai Barat Tahun 2016

Hal 7

Gambar4 : Gambaran Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang melek

Hurup Tahun 2016

Hal 8

Gambar 5 : Gambaran Tingkat Pendidikan Masyarakat Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 8

Gambar 6 : Trend Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Kutai Barat Tahun 2012 sd 2016

Hal 9

Gambar 7 : Trend Angka Kematian Ibu (AKI) Kabupaten Kutai Barat Tahun 2012 sd 2016

Hal 10

Gambar 8 : Trend Peningkatan Angka Case Notification Rate ( CNR) Kasus TB BTA + Kabupaten Kutai Barat Tahun 2014 sd 2016

Hal 12

Gambar 9 : Trend Penemuan Kasus Penderita HIV Kabupaten Kutai Barat

Tahun 2014 sd 2016

Hal 13

Gambar 10 : Gambaran Kasus Diare yang ditangani ditingkat Puskesmas Kabupaten Kutai Barat 2016

Hal 14

Gamber 11 : Trend Perkembangan Prevalensi Kusta Kabupaten Kutai Barat

Tahun 2012 sd 2016

Hal 15

Gambar 12 : Trend Peningkatan Kasus DBD di Kabupaten Kutai Barat Tahun 2012 sd 2016

Hal 16

Gambar 13 : Distribusi Penemuan Kasus DBD di Puskesmas Kabupaten kutai Barat tahun 2016

Hal 17

Gambar 14 : Trend Perkembangan Angka Kesakitan (API) malarian

kabupaten kutai Barat Tahun 2012 sd 2016

Hal 18

Gambar 15 : Cakupan K4 menurut PKM Kabupaten Kutai Barat 2016 Hal 23

Gambar 16 : Tren Perkembangan Capaian K1 dan K4 pada Ibu Hamil Kabuupaten Kutai Barat tahun 2012 sd 2016

Hal 23

Gambar 17 : Cakupan Persalinan oleh Nakes menurut Puskesmas

Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 24

Gambar 18 : Cakupan Pelayanan Nifas Menurut Puskesmas Kabupaten

Kutai Barat Tahun 2016

Hal 25

Gambar 19 : Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Hamil menurut

Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 25

Gambar 20 : Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil menurut Puskesmas

Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 27

Gambar 21 : Cakupan Pemberian FE Pada Ibu Hamil menurut Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 28

Gambar 22 : Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani menurut

Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 29

Gambar 23 : Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang ditangani menurut

Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 29

Gambar 24 : Proporsi Peserta KB Baru dan KB Aktif di Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

(14)

Gambar 25 : Proporsi Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi Kabupaten Kutai Barat tahun 2016

Hal 30

Gambar 26 : Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Puskesmas Kabupaten

Kutai Barat Tahun 2016

Hal 32

Gambar 27 : Cakupan Bayi yang diberi Asi Ekslusif Menurut Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 33

Gambar 28 : Cakupan Kampung Uci Berdasarkan Puskesmas Kabupaten

Kutai Barat Tahun 2016

Hal 34

Gambar 29 : Tren Perkembangan Capaian Pemberian Vit A Pada Bayi dan

Balita Kabupaten Kutai Barat Tahun 2013 sd 2016

Hal 35

Gambar 30 : Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita menurut Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 36

Gambar 31 : Cakupan Penimbangan Balita Berdasarkan Puskesmas

Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 37

Gambar 32 : Kejadian Balita BGM berdasarkan Puskesmas Kabupaten

Kutai Barat Tahun 2016

Hal 38

Gambar 33 : Cakupan Penjaringan Anak Sekolah Kelas I SD dan setingkat

Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Kutai Bara Tahun 2016

Hal 39

GAmbar 34 : Cakupan Penjaringan Anak Sekolah SD dan Setingkat

Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 40

Gambar 35 : Trend perkembangan Angka GDR dan NDR Kabupaten Kutai Barat tahun 2016 sd 2015

Hal 43

Gambar 36 : Trend Angka BOR Rumah Sakit Daerah Harapan Insan

Sendawar Kabupaten Kutai Barat tahun 2013 sd 2016

Hal 44

Gambar 37 : Tren Perkembangan Angka TOI dan ALOS kabupaten Kutai Barat Tahun 2013 sd 2016

Hal 44

Gambar 38 : Proporsi Posyandu Berdasarkan Strata Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 48

Gambar 39 : Proporsi Desa Siaga Bardasarkan Strata Kabupaten KUtai Barat Tahun 2016

Hal 49

Gambar 40 : Trend Proporsi Anggaran Kesehatan Kabupaten Kutai Barat Tahun 2012 sd 2016

Hal 51

Gambar 41 : Proporsi Sumber Pembiayaan Kesehatan Kabupaten Kutai

Barat Tahun 2016

Hal 51

Gambar 42 : Proporsi Penggunaan Anggaran Kesehatan Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Hal 52

Gambar 43 : Trend Perkembangan Anggaran Kesehatan Perkapita

Kabupaten Kutai Barat Tahun 2013 sd 2016

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

Sejak diberlakukannya otonomi daerah, beberapa peraturan perundang-undangan bidang kesehatan sebagai tindak lanjut Undang – Undang Nomor :22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (yang direvisi dengan Undang-Undang No : 32 Tahun 2004) dan Undang – Undang Nomor : 25 Tahun 1999 Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah(diganti dengan Undang-Undang No : 33 Tahun 2004) telah keluar peraturan perundang-undangan bidang kesehatan antara lain :

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.120/Menkes/SK/VII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propinsi Sehat dan Kabupaten Sehat.

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota (yang

direvisi dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.741/Menkes/PER/VII/2008).

Dan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)Kabupaten Kutai Barat 2011-2016 sebagai pokok-pokok kebijaksanaan pembangunan Kabupaten Kutai Barat, bidang kesehatan juga mendapat perhatian utama yang tercermin dalam Visi Pembangunan Kutai Barat 2011 -2016 yaitu : “Masyarakat Kutai Barat yang Sejahtera, Cerdas,

Sehat dan Produktif Berbasiskan Ekonomi Kerakyatan”.

Berdasarkan visi tersebut Pemerintah Kabupaten Kutai Barat telah menetapkan 3 (tiga) pilar pembangunan yang salah satunya adalah pembangunan bidang Kesehatan.Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan indikator antara lain Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja dari SPM bidang Kesehatan maupun indikator yang terdapat dalam RPJMD Kabupaten Kutai Barat Tahun 2011 – 2016.

(16)

Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian Kabupaten Kutai Barat Sehat dan Hasil Kinerja dari Penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016.

Dengan demikian Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016 ini pada intinya berisi berbagai data / informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian Kabupaten Kutai Barat Sehat dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM bidang kesehatan.

(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Kabupaten Kutai Barat

Kabupaten Kutai Barat merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas wilayah sebesar 20,381,59 Km2 atau kurang lebih 15 persen dari luas Propinsi Kalimantan Timur. Secara geografis Kabupaten Kutai Barat merupakan salah wilayah yang sangat strategis karena berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat.

Secara administratif batas wilayah Kabupaten Kutai Barat adalah: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mahakam Ulu, - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kertanegara, - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser

Utara, dan

- Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat.

Secara geografis Kabupaten Kutai Barat terletak di antara

115025’54” Bujur Timur sampai dengan 116032’43” Bujur Timur serta antara

1031’05” Lintang Utara sampai dengan 1009’33” Lintang Selatan, dengan

luas wilayah 20,381,59 KM2 yang terdiri dari 16 Kecamatan dan 194 kampung.

Wilayah Kabupaten Kutai Barat didominasi topografi bergelombang, dari kemiringan landai sampai curam dengan ketinggian berkisar antara 0 – 1.500 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan antara 0 – 60 persen. Daerah dataran rendah pada umumnya dijumpai di kawasan sepanjang sugai (DAS).

Pembentukan daerah otonom baru yaitu Kabupaten Mahakam Ulu pada bulan Juni tahun 2013 merupakan pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat. Hal ini menyebabkan berkurangnya 5 (lima) wilayah kecamatan yang bergabung, menjadi Kabupaten Mahakam Ulu yaitu Kecamatan Long Apari,

(18)

Kecamatan Long Pahangai, Kecamatan Laham, Kecamatan Long Hubung dan Kecamatan Long Bagun.

Selain itu, pada tahun 2016 di Kabupaten Kutai Barat juga terjadi pemekaran wilayah administratif ditingkat kampung sebanyak 5 Kampung sangat mewarnai perjalanan pembangunan di Kabupaten Kutai Barat. Pertambahan penduduk yang cukup signifikan terutama didaerah ibukota Kabupaten lebih banyak disebabkan karena arus masuknya penduduk dari luar wilayah Kabupaten.

Pesatnya pembangunan diwilayah Kabupaten Kutai Barat merupakan daya tarik tersendiri bagi pendatang dari luar wilayah untuk melakukan kegiatan perekonomian di Kutai Barat. Kondisi tersebut sangat berdampak pada beban pemerintah daerah dalam menanggung pembiayaan kesehatan terutama pada masyarakat pendatang yang masuk dalam kategori masyarakat miskin dan tidak mampu.

Pembangunan infrastruktur transportasi juga menjadi perhatian pemerintah daerah untuk membuka keterisoliran wilayah. Pada tahun 2016 sejak pemekaran wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, praktis seluruh wilayah kampung yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Barat sudah terakses infrastruktur jalan darat. Hanya beberapa kampung saja yang berlokasi dipinggiran sungai mahakam yang belum terjangkau oleh jalan darat, sehingga harus menempuh dengan transportasi sungai untuk datang ke ibukota kecamatan ataupun Kabupaten.

.

B. Kependudukan

Kabupaten Kutai Barat merupakan salah satu Kabupaten yang terletak disebelah Barat Kalimantan Timur, dengan jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 146.998 jiwa terdiri dari laki-laki 77.588 jiwa dan Perempuan 69.410 jiwa.

(19)

Bila dilihat perkembangan penduduk Kabupaten Kutai Barat selama lima tahun terakhir menggambarkan bahwa terjadi trend peningkatan yang cukup signifikan sejak tahun 2012. Penurunan angka penduduk terjadi pada tahun 2013. Hal ini terjadi dimungkinkan karena semakin baiknya pencatatan kependudukan sehingga mencegah terjadinya double entry dalam pencatatan kependudukan.

Pada tahun 2015 dan 2016, terjadi peningkatan penduduk tidak terlalu signifikan, disebabkan pemekaran wilayah mahulu dan banyaknya perusahaan swasta di kabupaten Kutai Barat yang tutup.

Penduduk Kabupaten Kutai Barat tahun 2016 berdasarkan jenis kelamin, pada laki-laki terbanyak pada kelompok umur 5-9 tahun (5,13%) sedangkan pada perempuan terbanyak pada kelompok umur 5-9 tahun (5 %).

Kepadatan penduduk Kabupaten Kutai Barat pada tahun 2016 adalah 7,00 jiwa/Km2 dengan luas wilayah adalah 20,381,59Km2. Kepadatan Penduduk tertinggi di Kecamatan Sekolaq Darat(179,46 jiwa/Km2) dan terendah di Kecamatan Linggang Bigung (2,52 jiwa/Km2).

171.474 146.649 145.838 146.307 146.998 130.000 135.000 140.000 145.000 150.000 155.000 160.000 165.000 170.000 175.000 2012 2013 2014 2015 2016 Gambar 1

Trend Perkembangan Penduduk Kabupaten Kutai Barat Tahun 2012 sd 2016

(20)

Berdasarkan piramida penduduk diatas menggambarkan bahwa piramida penduduk ekspansif (muda). Hal ini menggambarkan bahwa tingkat kelahiran di Kutai Barat cukup tinggi dengan angka kematian yang cukup rendah. 15,00 10,00 5,00 0,00 5,00 10,00 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65-69 70-74 75+ 9,66 9,72 9,54 8,30 7,96 9,02 9,21 8,70 7,53 5,98 4,70 3,54 1,69 1,69 1,03 0,93 10,14 10,19 10,06 8,63 8,63 9,24 9,12 8,00 6,66 5,87 4,57 3,18 2,28 1,55 1,03 0,85 Gambar 2 Piramia Penduduk

Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

(21)

Gambaran Rasio beban tanggungan di Kabupaten Kutai Barat tahun 2016 sebanyak 50. Angka ini menunjukkan terjadinya peningkatan rasio beban tanggungan dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai 42. Ini berarti bahwa penduduk Kabupaten Kutai Barat merupakan penduduk yang produktif.

Berdasarkan data kependudukan menggambarkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan dengan rasio Jenis Kelamin laki-laki dan perempuan adalah 111,78.

C. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat menggambarkan bahwa penduduk berumur diatas 10 tahun yang melek huruf sebesar 100,184 jiwa (97,61), dimana laki-laki lebih besar angka melek huruf dibandingkan perempuan yaitu sebesar 98,46 %. Sesuai gambaran penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf.

53,00% 47,00%

Gambar 3

Gambaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

LAKI-LAKI 77.588 PEREMPUAN 69.410

(22)

Gambaran tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Kutai Barat pada tahun 2016, dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini .

95,5 96 96,5 97 97,5 98 98,5 PERSENTASE LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN 97,61 98,46 96,63 Gambar 4

Gambaran Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Melek Huruf Tahun 2016

15% 28% 22% 24% 4% 2% 5% Gambar 5

Gambaran Tingkat Pendidikan Masyarakat Kabupaten Kutai Barat Tahu 2016

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD b. SD/MI

c. SMP/ MTs d. SMA/ MA

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN f. DIPLOMA I/DIPLOMA II,III

(23)

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. Angka Kematian

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.

Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survey dan penelitian.

1. Angka Kematian Bayi (AKB).

Berdasarkan data dari pelayanan kesehatan, Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2016 sebanyak 55 bayi dari 2.474 kelahiran hidup atau 22,23 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini cenderung menurun dibandingkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 yang mencapai 24,00 per 1000 kelahiran hidup. Adapun trend Angka Kematian Bayi (AKB) selama 5 tahun dapat terlihat pada gambar 6 dibawah ini. 4,30 5,88 2,47 24,00 22,23 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 2012 2013 2014 2015 2016 Gambar 6

Trend Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Kutai Barat Tahun 2012 sd 2016

(24)

Dari grafik diatas menggambarkan bahwa terjadi penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2016 dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai 24,00 per 1000 KH. dengan adanya program Bantuan Operasional kesehatan (BOK) yang menitikberatkan kepada penurunan AKB, diharapkan dapat memudahkan masyarakat mengakses sarana pelayanan kesehatan dasar terutama di pelayanan Kesehatan dasar. Oleh karena itu perlu menjadi perhatian yang sangat serius terhadap pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan melahirkan, dalam rangka menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) .

2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI).

Berdasarkan data dari pelayanan kesehatan didapatkan gambaran Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) di kabupaten Kutai Barat Tahun 2016 sebanyak 5 dari 2.474 kelahiran hidup atau 202,10 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun trend Angka Kematian Ibu (AKI) selama 5 tahun dapat terlihat pada gambar 7 dibawah ini.

305,00 392,00 141,30 368,00 202,10 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 450,00 2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 7

Trend Angka Kematian Ibu (AKI) Kabupaten Kutai

Barat Tahun 2012 sd 2016

(25)

Berdasarkan grafik 7 diatas menunjukkan bahwa terjadi trend penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di sarana pelayanan kesehatan.

Berdasarkan Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 yang mencapai 368,00 per 100.000 kelahiran hidup mengalami penurunan menjadi 202,10 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016.

B. Angka Kesakitan

Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas dan pengumpulan data dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) melalui pencatatan dan pelaporan sarana pelayanan kesehatan.

Dalam profil ini disajikan data yang berasal pencatatan dan pelaporan sarana pelayanan kesehatan tahun 2016.

1. Tuberkolosis

Dari data pada tahun 2016, ditemukan 85 kasus Baru TB BTA+ penderita TB. Angka penemuan kasus Baru TB BTA+ ini menurun dibandingkan pada tahun 2015 yang hanya mencapai 121 penderita.

Bila dilihat dari angka CNR (Case Notification Rate) Kasus TB pada tahun 2016 yaitu sebesar 100,68 per 100.000 penduduk, menunjukkan bahwa terjadinya penurunan dibandingkan pada tahun 2015 yang hanya mencapai 124,40 per 100.000 penduduk. Selama tahun 2016. berdasarkan data dari Bidang P2P/PL, tidak ditemukan kasus TB pada anak usia 0 – 14 tahun.

Adapun trend CNR TB Paru selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 8 dibawah ini.

(26)

Sedangkan angka kesembuhan penderita TB Paru BTA + di Kabupaten Kutai Barat pada tahun 2016 mencapai 39,13 %, dimana angka ini lebih rendah dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai 41,32 %.

Angka pengobatan lengkap (Complete Rate) pada tahun 2016 sebesar 47,83 %. Ini berarti terjadi peningkatan dibandingkan pada tahun 2015 yang hanya mencapai 6,67 %. Angka keberhasilan penyembuhan kasus penyakit TB Paru (Success Rate) pada tahun 2016 sebesar 86,96 % meningkat dibandingkan pencapaian pada tahun 2015 yaitu sebesar 47,93 %.

Pada tahun 2016 tidak ditemukan kasus kematian pada pasien TB Paru selama dalam pengobatan.

2. Penyakit Pneumonia.

Pneumonia adalah salah satu Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang sering menyebabkan kematian. Pada tahun 2016 ditemukan 66 kasus Pneumonia pada Balita.

105,06 124,40 100,68 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 2014 2015 2016

Gambar 8

Trend Peningkatan Angka Case Notification Rate (CNR) Kasus TB BTA + Kabupaten Kutai Barat Tahun 2014 sd 2016

(27)

3. Penyakit HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual Lainnya.

Berdasarkan data dari Puskemas didapatkan Jumlah yang terinfeksi HIV pada tahun 2016 sebanyak 10 orang. Dimana kasus terbanyak ditemukan di kelompok umur 25 – 49 tahun. Banyaknya kasus yang ditemukan pada tahun 2016 sejalan dengan semakin menjamurnya lokalisasi Wanita penjaja seksual (WPS). Pada tahun 2016 ditemukan kasus AIDS dan kematian akibat AIDS sebanyak 1 orang.

Adapun gambaran trend penemuan kasus HIV di kabupaten kutai Barat selama 3 tahun terakhir dapat di gambarkan pada gambar 9 dibawah ini.

Pada tahun 2016 dalam kegiatan donor darah Diskrining terhadap HIV yang dilaksanakan oleh UTD RS HIS Kabupaten Kutai Barat dilaporkan terdapat darah yang terinfeksi HIV sebanyak 6 orang.

4. Penyakit Diare

Berdasarkan laporan dari pelayanan kesehatan didapatkan angka penderita diare yang ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan pada tahun 2016 sebanyak 3.796 (120,7 %). Ini berarti terjadi penurunan kasus diare yang ditangani dibandingkan pada tahun 2015 yang

22 34 10 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2014 2015 2016

Gambar 9

Trend Penemuan Kasus Penderita HIV Kabupaten Kutai Barat Tahun 2014 sd 2016

(28)

mencapai 4.332 (138,4 %). Angka penderita diare yang ditangani terbanyak di Puskesmas Barong Tongkok yaitu sebanyak 487 kasus.

5. Penyakit Kusta

Selama kurun waktu tahun 2016 ditemukan 8 penderita kusta baru yaitu 8 penderita kusta Multi Basiler (MB). Penemuan penderita kusta terdapat di wilayah kerja Puskesmas Barong Tongkok sebanyak 3 penderita, Puskesmas Tering seberang sebanyak 2 penderita, Puskesmas lambing sebanyak 1 penderita, Puskesmas Dilang Puti sebanyak 1 penderita dan Puskesmas Gunung Rampah 1 penderita.

Adapun trend perkembangan prevalensi kusta selama 4 tahun tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 11 dibawah ini.

128 80 377 182 294 77 53 73 145 66 351 487 472 198 265 211 51 286 0 100 200 300 400 500 600 Gambar 10

Gambaran Kasus Diare yang ditangani di Tingkat Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

(29)

Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT) pada tahun 2016 kasus Multi Basiller mencapai 92 %.

6. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

- Accute Flaccid Paralysis (AFP)

Berdasarkan data dari sarana pelayanan kesehatan, pada tahun 2016 di Kabupaten Kutai Barat tidak ditemukan laporan Acute Flaccid Paralysis (AFP).

- Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I )

Berdasarkan data dari sarana pelayanan kesehatan, pada tahun 2016 di Kabupaten Kutai Barat ditemukan laporan kasus Pertusis Sebanyak 2 kasus dan Campak sebanyak 2 kasus.

7. Penyakit DBD

Berdasarkan data dari sarana pelayanan kesehatan selama tahun 2016 ditemukan 452 kasus DBD dengan incidence rate (IR) sebesar 307,5 per 100.000 penduduk. Hal ini berarti meningkat dibandingkan pada tahun 2015 dengan incidence rate (IR) DBD sebesar 283,0 per 100.000 penduduk. Jika dibandingkan dengan standar nasional ( 50/100.000 penduduk), Kabupaten Kutai Barat masih terlalu tinggi .

0,87 1,30 0,55 1,30 1,42 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 11

Trend Perkembangan Prevalensi KUSTA Kabupaten Kutai Barat Tahun 2012 s.d 2016

(30)

Bila diperhatikan selama kurun waktu 4 tahun terlihat jelas bahwa ada trend peningkatan kasus DBD Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2014 di Kabupaten Kutai Barat, tetapi di Tahun 2015 angka prevalensi DBD menurun dan Tahun 2016 angka prevalensi DBD kembali meningkat.

Penemuan penderita DBD pada tahun 2016 terbanyak diwilayah kerja Puskesmas Barong Tongkok yaitu sebesar 177 kasus. Berdasarkan laporan dari Puskesmas ditemukan penderita DBD meninggal dunia sebanyak 1 orang yang berasal dari Puskesmas Damai. 207,60 432,08 464,9 283,00 307,5 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 450,00 500,00 2012 2013 2014 2015 2016 Gambar 12

Trend Peningkatan Kasus DBD di Kabupaten Kutai Barat Tahun 2012 sd 2016

(31)

8. Penyakit Malaria

Penyakit malaria merupakan penyakit endemis yang sudah lama berkembang di wilayah Kabupaten Kutai Barat. Berdasarkan data dari sarana pelayanan kesehatan pada tahun 2016 ditemukan penderita malaria positif sebanyak 157 penderita. Angka Kesakitan Malaria Tahun 2016 sebesar 1,07 per 1.000 penduduk. Angka ini cenderung menurun di dibandingkan tahun 2015 . Berdasarkan laporan dari sarana pelayanan kesehatan pada tahun 2016 ditemukan kasus kematian akibat penyakit malaria sebanyak 1 kasus di Puskesmas Resak.

Adapun trend Angka Kesakitan Malaria berdasarkan API selama 5 tahun di Kabupaten Kutai Barat dapat terlihat pada gambar 14 dibawah ini. 0 1 10 0 9 12 19 6 29 11 20 177 13 70 49 9 3 14 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 M U A R A K ED A N G R ES A K TA N JU N G IS U Y PEN Y IN G G A H A N M U A R A PA H U B ELU SU H D ILA N G PU TI LA M B IN G D A M A I B ES IQ D EM PA R B A R O N G T O N G K O K LIN G G A N G B IG U N G M ELA K SEK O LA Q D A R A T G U N U N G R A M PA H TER IN G S EB ER A N G LO N G IR A M Gambar 13

Distribusi Penemuan Kasus DBD di Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

(32)

9. Penyakit Filariasis

Penyakit kaki gajah (filariasis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing filariasis yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan kecacatan yang menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik laki-laki dan perempuan sehingga menimbulkan stigma di masyarakat. Hasil penelitian Departemen Kesehatan dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 1998, Menunjukkan bahwa biaya perawatan yang diperlukan untuk penderita filariasis per tahun sekitar 17,8 % dari seluruh pengeluaran keluarga atau 32,3 % dari biaya makan keluarga.

Pada tahun 2004, filariasis telah menginfeksi 120 juta penduduk di 83 negara diseluruh dunia, terutama negara-negara di daerah tropis dan beberapa daerah subtropis. Di Indonesia penyakit kaki gajah tersebar luas pada hampir seluruh propinsi. Berdasarkan laporan daerah dan hasil Survai (rapid Mapping) tahun 2000 tercatat sebanyak 1553 desa di 647 puskesmas tersebar di 231 kabupaten, 26 propinsi sebagai lokasi endemis dengan jumlah kasus kronis 6233 orang.

Kabupaten Kutai Barat merupakan salah satu daerah endemis filariasis, hal ini di dasarkan pada hasil survey darah jari yang

10,20 0,90 1,72 1,40 1,07 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 2012 2013 2014 2015 2016 Gambar 14

Trend Perkembangan Angka Kesakitan (API) Malaria di Kabupaten Kutai Barat selama lima Tahun Terakhir 2012 s.d

(33)

dilaksanakan pada tahun 2005 di Kampung Merayaq dengan hasil mikrofilaria rate 11,9% dan dari hasil survey darah jari (SDJ) di tahun ke – 3 setelah pengobatan yaitu di tahun 2013 yang dilaksanakan di Kampung Muara Kedang dengan hasil mikrofilaria rate 6,8 %. Kabupaten Kutai Barat sampai tahun 2016 ini terdapat 85 kasus penderita kronis filaria yang tersebar di 12 kecamatan.

Untuk memberantas penyakit ini sampai tuntas WHO sudah menetapkan The Global Goal Of Elimination Of Limfhatic Filariasis as a Public Health Problem by The Year 2020. Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan massal dengan DEC dan Albendazol setahun sekali selama 5 tahun dilokasi endemis dan penanganan kasus klinis maupun kronis. Kabupaten Kutai Barat dalam hal ini telah melaksanakan program eliminasi filariasis dengan melaksanakan pengobatan massal filariasis dilseluruh kampung se- Kabupaten Kutai Barat yang dimulai pada tahun 2011 dan dengan target sampai tahun 2015.

Pada tahun 2016 jumlah kasus Filariasis berjumlah 85 kasus menurun dibandingkan tahun 2015 sebanyak 130 kasus.

10. Penyakit Hipertensi

Penyakit Hipertensi atau darah tinggi merupakan penyakit degeneratif berupa kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Penyakit Hipertensi ini merupakan gejala awal dari beberapan penyakit tidak menular seperti, Penyakit jantung koroner (PJK), Gagal jantung, stroke dan Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Penyakit Hipertensi yang ada di Kabupaten Kutai Barat erat hubungannya dengan pola makan dan perilaku masyarakat. Kabupaten Kutai Barat mempunyai masyarakat dengan perokok terbanyak di Kalimantan Timur yang merupakan salah satu penyebab utama dari beberapa penyakit menular.

Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk dengan umur diatas 18 tahun menggambarkan bahwa jumlah kasus

(34)

hypertensi pada tahun 2016 sebesar 15,98 %. Dari kasus tersebut terbanyak diderita oleh jenis kelamin Laki-Laki dibandingkan Perempuan.

(35)

BAB IV UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Upaya Kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah atau swasta untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan tahun 2016.

A. Pelayanan Kesehatan

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat sudah dapat diatasi.

Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu

Ibu mempunyai peran yang sangat besar pada pertumbuhan dan perkembangan bayi.Gangguan kesehatan yang dialami ibu bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi.

Di lain pihak bayi merupakan kelompok yang paling beresiko baik resiko penyakit, kematian maupun kurang gizi. Oleh karena itu kedua kelompok ini perlu pelayanan kesehatan spesifik, karena kedua kelompok tersebut sangat mempengaruhi baik buruknya kualitas Sumber Daya Manusia.

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimum 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimum 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan

(36)

12-24 minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 12-24-36 minggu).standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.

Indikator pelayanan kesehatan ibu tercermin pada cakupan K1, cakupan K4, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan Kunjungan Neonatus.

Cakupan K1 menggambarkan jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.

Cakupan K1 pada tahun 2016 sebesar 89,6 %, angka ini menurun dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai 103,9 %.

Cakupan K4 menggambarkan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan sesuai standar yaitu pemeriksaan 4 kali selama kehamilan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun, angka ini bisa dimanfaatkan untuk melihat “kualitas dan partisipasi ibu hamil dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)”.

Cakupan K4 pada tahun 2016 sebesar 74,2 %, menurun dibanding tahun 2015 yang sebesar 83,6 %. Cakupan K4 tertinggi di Puskesmas Muara Pahu (96,6%) dan terendah di Puskesmas Tanjung Isuy (29,6%).

(37)

Adapun trend pencapaian K1 dan K4 Pada ibu hamil dalam kurun waktu 5 tahun terakhir di kabupaten Kutai Barat dapat dilihat pada gambar 18 dibawah ini.

0 20 40 60 80 100 73,36 83,19 29,61 65,72 96,61 92,27 69,08 56,24 78,34 18,93 91,78 78,51 83,72 84,26 79,35 76,01 45,21 88,62 Gambar 15

Cakupan K4 Menurut Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016 72,9 99,70 100 103,9 74,2 83,8 81,10 92,00 83,6 89,60 0 20 40 60 80 100 120 2012 2013 2014 2015 2016 Gambar 16

Tren Perkembangan Capaian K1 dan K4 pada Ibu Hamil Kabupaten Kutai Barat Tahun 2012 sd 2016

K1 K4

(38)

Sebagai upaya untuk menekan kasus kematian ibu dan bayi yang sering terjadi pada saat persalinan yang disebabkan oleh karena pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan dan di fasilitas kesehatan , selama ini pemerintah Kabupaten Kutai Barat telah berupaya menempatkan tenaga bidan di seluruh kampung, walaupun belum merata ke kampung-kampung. Diharapkan dengan kebijakan ini dapat memenuhi akses pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Adapun Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2016 sebesar 73,3 %. Ini berarti menurun dibandingkan angka pada 2015 sebesar 88,5 %. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tertinggi di Puskesmas Tering Seberang (93,8%) dan terendah di Puskesmas Besiq ( 41,7%).

Cakupan pelayanan nifas pada tahun 2016 sebesar 76,6 %, angka ini menurun dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai 88,4 %. Cakupan pelayanan nifas Tertinggi di Puskesmas Damai ( 97,6 %) dan terendah di Puskesmas Tanjung Isuy ( 35,5 %).

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 84,68 69,39 42,87 74,69 78,53 64,80 67,41 61,86 83,55 41,66 68,68 73,24 84,04 80,88 82,03 58,96 72,11 93,81 Gambar 17

Cakupan Persalinan Oleh Nakes Menurut Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

(39)

Cakupan pemberian vitamin A bagi ibu nifas pada tahun 2016 sebesar 77,31 %. Angka cakupan ini menurun dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai 91,4 %. Adapun cakupan tertinggi dalam pemberian vitamin A pada ibu hamil di Puskesmas Damai sebesar 97,60 % dan terendah pada Puskesmas Tanjung Isuy yaitu sebesar 42,46%. 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 87,5 76,5 35,5 72,4 85,2 96,7 71,7 61,9 97,6 55,5 81,6 74,8 71,0 84,8 89,8 79,6 66,5 96,7 Gambar 18

Cakupan Pelayanan Nifas Menurut Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 93,22 76,48 42,46 77,02 80,19 64,80 71,66 51,55 97,60 55,54 90,14 74,77 79,04 84,79 89,14 79,63 69,99 96,71 Gambar 19

Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu

(40)

Adapun angka cakupan imunisasi TT1 Ibu hamil Kabupaten Kutai Barat pada tahun 2016 sebesar 15,8 %, angka ini menurun dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai 38,9%. Angka cakupan TT 1 ibu hamil tertinggi di Puskesmas Muara Kedang (60,5 %) dan terendah Puskesmas Lambing (0%) hal ini disebabkan belum masuknya laporan TT 1 dari Puskesmas Lambing. Kemudian Cakupan TT2 ibu hamil Kabupaten Kutai Barat tahun 2016 sebesar 14,7 %, dimana menurun dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai 33,1 %. Angka cakupan TT2 ibu hamil tertinggi di Puskesmas Muara Kedang (50,9 %) Selanjutnya TT3 angka cakupannya mencapai 5,6% dimana tertinggi di Puskesmas Melak ( 20,3 %), Sedangkan TT4 cakupannya mencapai 4,8 % dimana tertinggi di Puskesmas Besiq (26,5%).

Adapun angka cakupan imunisasi TT5 pada ibu hamil pada tahun 2016 mencapai 0,4 % menurun dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 13,1 %. Angka Cakupan TT2+ mencapai 25,5 % menurun dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 59,4%.

(41)

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 RESAK TANJUNG ISUY PENYINGGAHAN MUARA PAHU BELUSUH LAMBING DILANG PUTI DAMAI BESIQ DEMPAR BARONG TONGKOK LINGGANG BIGUNG MELAK SEKOLAQ DARAT GUNUNG RAMPAH LONG IRAM TERING SEBERANG 20,37 6,23 17,82 12,67 33,46 0,00 1,40 7,05 41,66 25,40 9,33 13,05 16,18 27,14 1,16 0,67 31,38 33,95 6,23 27,85 13,19 18,25 3,38 0,00 13,41 49,23 18,84 7,32 15,59 9,13 17,74 4,06 13,49 22,15 0,00 2,33 7,79 15,31 0,00 0,00 1,40 9,88 1,89 4,91 4,02 0,95 20,33 3,13 2,32 0,67 9,69 0,00 0,00 15,59 7,39 1,01 0,00 1,40 9,17 26,51 8,19 3,66 2,22 14,52 6,78 1,74 0,67 3,69 0,00 0,00 1,11 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,81 0,73 0,00 0,41 0,00 0,00 0,00 1,38 33,95 8,57 52,35 35,90 19,26 3,38 2,81 32,46 77,63 32,78 15,73 18,78 44,41 27,66 8,12 14,84 36,92 Gambar 20

Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Menurut Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

TT2+ TT-5 TT-4 TT-3 TT-2 TT-1

(42)

Pemberian FE pada ibu ibu hamil merupakan upaya untuk mencegah defisiensi FE pada ibu hamil yang dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin. Adapun cakupan pemberian FE pada ibu hamil di Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016 yaitu untuk FE1 sebesar 89,70%, dimana Puskesmas Melak tertinggi cakupan pemberian FE1 pada ibu hamil (113,32%), sedangkan untuk pemberian FE3 sebesar 74,64 %, dimana cakupan tertinggi oleh Puskesmas Muara Pahu (96,61%).

Berdasarkan data dari sarana pelayanan kesehatan didapatkan gambaran bahwa cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani oleh tenaga kesehatan di kabupaten Kutai Barat pada tahun 2016 sebesar 86,40 %. Ini berarti bahwa terjadi peningkatan dibanding angka pada tahun 2015 sebesar 71,20 %. Cakupan terbesar pada Puskesmas Dempar (594,2%). 73,36 83,19 29,22 80,20 96,61 92,27 69,08 67,48 78,34 18,93 90,96 78,51 82,45 84,26 79,35 76,01 45,21 88,62 105,97 95,08 34,68 83,55 99,78 97,34 99,56 98,42 97,40 58,70 99,98 84,18 89,77 113,31 99,19 104,44 84,35 90,93 0 20 40 60 80 100 120 MUARA KEDANG RESAK TANJUNG ISUY PENYINGGAHAN MUARA PAHU BELUSUH LAMBING DILANG PUTI DAMAI BESIQ DEMPAR BARONG TONGKOK LINGGANG BIGUNG MELAK SEKOLAQ DARAT GUNUNG RAMPAH LONG IRAM TERING SEBERANG Gambar 21

Cakupan Pemberian FE Pada Ibu Hamil Menurut Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

(43)

Adapun cakupan pelayanan neonatus dengan komplikasi yang ditangani oleh tenaga pelayanan kesehatan di kabupaten Kutai Barat tahun 2016 sebesar 91,6 %, dimana cakupan tertinggi oleh Puskesmas Dilang Puti (372,1%). 0,00 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 84,91 50,93 70,15 50,13 76,55 76,05 0,00 302,29 0,00 0,00 594,16 125,36 22,28 68,48 36,54 75,43 64,11 6,92 Gambar 22

Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani Menurut Puskesmas

Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

0,00 100,00 200,00 300,00 400,00 47,24 174,60 82,64 37,55 56,27 0,00 154,88 327,09 181,81 71,42 100,00 161,56 46,39 31,08 40,65 61,53 89,28 90,45 Gambar 23

Cakupan Neonatal Dengan Komplikasi Yang Ditangani Menurut Puskesmas

(44)

Berdasarkan data dari sarana pelayanan kesehatan didapatkan gambaran bahwa persentase KB aktif di Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016 mencapai 50.26 %. Sedangkan Persentase KB Baru Yaitu sebanyak 3,87 %.

Bila dilihat secara rinci jenis alat KB yang banyak digunakan adalah alat kontrasepsi Suntik lebih besar dibandingkan alat kontrasepsi lainnya pada peserta KB Baru yaitu sebesar 59,3%.

3,87

50,26%;

Gambar 24

Proporsi Peserta KB Baru dan KB Aktif di Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016 KB Baru KB Aktif 26,4% 2,4% 5,3% 0% 2,0% 4,7%% 59,3% Gambar 25

Proporsi Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

PIL MOW IUD MOP KONDOM IMPLAN SUNTIK

(45)

2. Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita

Cakupan Kunjungan Neonatal 1 kali (KN1) pada tahun 2016 mencapai 93,1 %. Angka ini meningkat dibandingkan cakupan KN1 pada tahun 2015 yang hanya mencapai 80,8 %. Sedangkan cakupan kunjungan neonatal 3 kali (KN Lengkap) pada tahun 2016 mencapai 85,2 %. Dibandingkan pada tahun 2015, terjadi peningkatan angka cakupan, dimana pada tahun 2015 hanya mencapai 76,8 %.

Cakupan kunjungan KN lengkap tahun 2016 tertinggi di Puskesmas Resak ( 97,6 %) dan terendah di Puskesmas Belusuh ( 11,7 % ).

Kemudian dari data Puskesmas pada tahun 2016 menggambarkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan bayi mencapai 74 %. Angka cakupan tersebut mengalami peningkatan dibandingkan cakupan pada tahun 2015 yang hanya mencapai 69,2 %. Sebanyak 3 Puskesmas yang mencapai Cakupan pelayanan bayi 100 %, yaitu Puskesmas Damai, Puskesmas Besiq dan Puskesmas Sekolaq darat.

(46)

Berdasarkan data dari pelayanan kesehatan dasar pada tahun 2016, angka cakupan bayi yang diberi ASI eksklusif sebesar 544 bayi (23,3%). Capaian ini cenderung menurun dibandingkan pada tahun 2015 yang hanya mencapai 29,3 %. Capaian tertinggi dicapai oleh Puskesmas Linggang Bigung yang mencapai 141 bayi (61,8 %). Adapun cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi setiap Puskesmas dapat dilihat pada gambar 29 dibawah ini.

100,00 100,00 81,81 90,14 98,05 84,04 90,90 95,34 81,06 89,28 96,00 97,95 89,74 91,19 95,12 100,00 94,64 92,46 94,48 97,61 73,55 77,46 94,80 11,70 90,90 93,02 68,18 89,28 87,00 92,85 87,91 78,75 89,02 96,92 91,96 92,46 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 MUARA KEDANG RESAK TANJUNG ISUY PENYINGGAHAN MUARA PAHU BELUSUH LAMBING DILANG PUTI DAMAI BESIQ DEMPAR BARONG TONGKOK LINGGANG BIGUNG MELAK SEKOLAQ DARAT GUNUNG RAMPAH LONG IRAM TERING SEBERANG Gambar 26

Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

(47)

Adapun cakupan pelayanan kesehatan bayi pada tahun 2016 sebesar 2.159 bayi (74%). Capaian ini cenderung meningkat dibanding pada tahun 2015 yang hanya mencapai 1.847 bayi (69,2%).

Upaya pemberantasan penyakit meliputi imunisasi, penatalaksanaan kasus, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kasus.

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) merupakan gambaran terhadap cakupan pelayanan imunisasi lengkap pada bayi di suatu daerah. Tercapainya UCI di suatu daerah menunjukkan tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularanan penyakit PD3I.

Jumlah kampung UCI di Kabupaten Kutai Barat pada tahun 2016 mencapai 159 kampung atau 82 %. Ini berarti ada penurunan dibandingkan pencapaian desa UCI tahun 2015 yang mencapai 168 kampung atau 86,6 %.

Dari 18 Puskesmas, yang berhasil mencapai 100% desa UCI sebanyak 10 Puskesmas yaitu Puskesmas Muara Kedang, Puskesmas Resak, Puskesmas Tanjung Isuy, Puskesmas Dilang Puti, Puskesmas

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 31,48 52,38 17,20 37,87 56,52 0,00 34,25 5,76 6,73 52,63 14,77 0,00 61,84 3,40 20,71 0,00 14,81 51,26 Gambar 27

Cakupan Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Puskesmas

(48)

Damai, Puskesmas Besiq, Puskesmas Barong Tongkok, Puskesmas Linggang Bigung, Puskesmas Melak dan Puskesmas Gunung Rampah.

Pelayanan imunisasi bayi meliputi imunisasi BCG 1 kali, DPT-HB (3 kali), Polio 4 kali dan campak 1 kali, yang dilaksanakan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit).

Cakupan imunisasi Hb bagi bayi dibawah umur 7 hari pada tahun 2016 mencapai 1.433 bayi (57,92%). Kemudian cakupan imunisasi BCG sebesar 2.730 bayi (110,35%), Kemudian imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 sebesar 2.551 (87 %), imunisasi POLIO 4a sebesar 2.441 bayi (83,48 %), dan Campak sebesar 2.566 bayi (87,75%).

Kemudian angka cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi tahun 2016 mencapai 2.537 bayi (86,76%) . Capaian ini menurun dibandingkan capaian pada tahun 2015 yang hanya mencapai 2.515 bayi (94,19 %). 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 100 100 100 50,00 58,33 43,75 62,50 100 100 100 60,00 100 100 100 87,50 100 45,45 73,33 Gambar 28

Cakupan Kampung UCI Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

(49)

Program pemberian vitamin A kepada bayi dan balita merupakan upaya untuk pencegahan dini terjadinya kasus defisiensi vitamin A (xeropthalmia) pada bayi dan balita. Kegiatan pemberian vitamin A dilakukan di posyandu sebanyak 2 kali setahun yaitu pada bulan februari dan bulan agustus. Adapun cakupan pemberian vitamin A kepada bayi (6-11 bulan) di kabupaten Kutai Barat Tahun 2016 sebesar 41,02%. Pencapaian ini cenderung menurun dibandingkan capain pada tahun 2015 yang mencapai 85,17%. Sedangkan untuk cakupan Vitamin A pada Anak Balita (12-59) pada tahun 2016 mencapai 54,73 % dimana pencapaian ini lebih rendah dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai 57,78 %.

Adapun trend capaian pemberian vitamin A pada bayi dan balita selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 30 dibawah ini. 86,73 84,73 85,17 41,02 46,67 53,36 57,78 54,73 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2013 2014 2015 2016 Gambar 29

Trend Perkembangan Capaian Pemberian Vit. A Pada Bayi dan Balita Kabupaten Kutai Barat Tahun 2013 sd 2016

Bayi Balita

(50)

3. Pelayanan Balita dan Usia Sekolah

Penimbangan balita di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Puskesmas setiap bulan dalam rangka pemantauan status gizi. Adapun cakupan baduta yang ditimbang (D/S) pada tahun 2016 mencapai 68,5 %.

Selanjutnya Cakupan penimbangan balita di kabupaten Kutai Barat tahun 2016 terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2015, dimana pada tahun 2016 mencapai 59,7 % meningkat dibandingkan tahun 2015 yang hanya mencapai 56,9%. Cakupan tertinggi di Puskesmas Tering Seberang (80,97,%) dan terendah di Puskesmas Dilang Puti (40,96 %). 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 40,31 36,71 50,00 35,71 27,66 43,51 45,67 37,82 31,49 50,00 36,94 44,04 42,54 38,16 43,99 43,35 33,33 43,00 55,81 58,10 56,32 69,84 38,23 52,92 33,82 58,26 44,10 70,56 54,64 41,31 70,53 56,69 65,38 50,34 60,75 75,09 Gambar 30

Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita Menurut Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

(51)

Selain itu pada kegiatan penimbangan balita di Posyandu pada tahun 2016 ditemukan balita dengan kategori BGM (Bawah Garis Merah) sebanyak 113 balita (1,4%). Kejadian BGM pada balita ini menurun dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai 127 balita (1,6%). Balita BGM terbanyak ditemukan di Puskesmas Belusuh yaitu sebanyak 18 balita (7,1%). 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 70,18 60,86 59,01 80,91 60,24 63,65 61,72 40,96 46,64 66,22 61,96 61,00 47,18 45,61 66,85 58,73 79,32 80,97 Gambar 31

Cakupan Penimbangan Balita Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

(52)

Selama tahun 2016 ditemukan juga dilapangan kasus balita gizi buruk sebanyak 5 balita. Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat melakukan upaya penanganan kepada balita kasus gizi buruk tersebut melalui pelayanan kesehatan dan pemberian asupan gizi. Dan selama tahun 2016 cakupan pelayanan kepada balita gizi buruk mencapai 100 %.

Cakupan penjaringan dan pelayanan kesehatan siswa kelas 1 SD dan setingkat di kabupaten Kutai Barat tahun 2016 sebesar 95 %, ini berarti meningkat dibandingkan pada tahun 2015 yang hanya mencapai 88,7%. 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 1,85 2,38 0,75 0,35 2,98 7,08 0,27 0,00 1,26 3,31 3,74 0,51 1,56 0,22 0,33 0,70 0,22 2,33 Gambar 32

Kejadian Balita BGM Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

(53)

Kemudian cakupan penjaringan dan pelayanan kesehatan siswa SD dan setingkat di kabupaten Kutai Barat tahun 2016 sebesar 97,70%, dimana capaian ini meningkat dibandingkan pada tahun 2015 sebesar 62,04%. 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 91,93 92,40 103,85 95,05 102,84 86,71 86,23 75,38 83,59 108,11 94,62 98,87 94,52 87,15 98,62 94,44 101,00 96,46 Gambar 33

Cakupan Penjaringan Anak Sekolah Kelas 1 SD & Setingkat Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun

(54)

4. Pelayanan Kesehatan Gigi

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan.

Dalam peningkatan kesehatan gigi, mutu pelayanan ditentukan oleh penatalaksanaan kasus penyakit gigi dan mulut serta penatalaksanaan manajemen penyakit gigi sesuai dengan standar dan paradigma yang berlaku serta kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, ketersediaan obat/alat kesehatan gigi, sarana penunjang dan proses pemberian pelayanan. Disamping itu mutu pelayanan dipengaruhi pula oleh kemampuan untuk melakukan diagnosa dini, pengobatan segera dan tepat, rujukan yang cepat dimana perawatan tersebut akan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan laporan dari pelayanan kesehatan dasar didapatkan rasio tumpatan/pencabutan gigi tetap pada tahun 2016 sebesar 0,5. Angka rasio ini masih jauh dari target nasional yaitu 1 : 1.

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 83,33 90,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 88,23 100,00 100,00 Gambar 34

Cakupan Penjaringan Anak SD & Setingkat Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2016

Gambar

Gambar 1  :  Trend Perkembangan Penduduk Kabupaten Kutai Barat Tahun  2012 sd 2016
Gambar 25  :  Proporsi  Peserta  KB  Baru  Menurut  Metode  Kontrasepsi  Kabupaten Kutai Barat tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2014 -

Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas.. Jumlah Kasus Penyakit yang dapat Dicegah dengan

Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016.. Jumlah Kasus Penyakit Yang

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota, Dan Puskesmas Provinsi Sulawesi Tengah Tahun

Tabel 21 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Buleleng Tahun 2013.. Tabel 22

Tabel 21 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Buleleng Tahun 2012.. Tabel 22

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Buleleng Tahun 2015.. Tabel 21

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Buleleng Tahun 2016.. Tabel 21