• Tidak ada hasil yang ditemukan

FARMAKOGNOSI (PEMBUATAN SIMPLISIA) Tim Dosen Farmakognosi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FARMAKOGNOSI (PEMBUATAN SIMPLISIA) Tim Dosen Farmakognosi"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

FARMAKOGNOSI

(PEMBUATAN SIMPLISIA)

(2)
(3)

1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU

Waktu, cara pemanenan dan penanganan bahan setelah panen merupakan periode kritis yang sangat menentukan kualitas dan kuantitas tanaman sebagai bahan baku.

Faktor yang mempengaruhi kandungan bahan aktif

umur tanaman saat

dipanen cara/teknik panen

Bagian tanaman

Waktu panen

Lingkungan tempat tanaman tumbuh

(4)

BUAH

Buah dipanen setelah masak

fisiologis dengan cara memetik.

 Jika sebelum masak → kualitas

buah yang rendah dan kuantitasnya berkurang.

 Jika pemanenan dilakukan

terlambat → menyebabkan

penurunan kualitas, karena terjadi perombakan bahan aktif yang

terdapat di dalamnya menjadi zat lain.

(5)

Kondisi lain dan jenis tertentu:

❑ Buah dipanen saat menjelang masak

(contoh : Piper nigrum)

❑ Buah dipanen setelah benar-benar masak

(contoh : adas)

❑ Buah dipanen saat buah berubah warna

(contoh : Tamarindus indica)

❑ Buah dipanen saat buah berubah bentuk

(6)

DAUN

Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan sudah

memasuki periode matang fisiologis yang dilakukan dengan memangkas tanaman.

 Tanaman yang berfotosintesis diambil daunnya saat reaksi fotosintesis sempurna yaitu pukul

09.00-12.00.

 Pemanenan yang terlambat →daun mengalami penuaan → mutunya rendah, karena bahan

aktifnya sudah terdegradasi.

 Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang diperoleh rendah dan

kandungan bahan bahan aktifnya juga rendah, seperti tanaman jati belanda dapat dipanen pada umur 1 - 1,5 tahun, jambu biji pada umur 6 - 7 bulan, cincau 3 - 4 bulan dan lidah buaya pada umur 12 - 18 bulan setelah tanam.

 Daun dipanen sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak

contohnya: daun Athropa belladonna, (kadar alkaloid tertinggi pada pucuk tanaman).

 Pengambilan pucuk daun saat mengalami perubahan pertumbuhan dari vegetatif ke generatif

(pada saat warna pucuk daun berubah menjadi daun tua) contoh : Orthosipinis stamineus (kumis kucing)

 Pengambilan daun tua dipilih yang telah membuka sempurna dan terletak di bagian

cabang/batang yang menerima sinar matahari sempurna (terjadi asimilasi sempurna) contoh : daun Blumea balsamifera (sembung)

(7)

Rimpang, akar, umbi lapis,

umbi

Rimpang, akar, umbi lapis, umbi dikumpulkan sewaktu proses

pertumbuhannya berhenti, yaitu saat mengeringnya bagian tanaman di atas permukaan tanah (misalnya kunyit, temulawak, jahe, dan kencur).

 Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan dan dipanen

pada pertengahan musim kemarau. Pada umumnya pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 8-10 bulan.

Cth: 1. rimpang jahe

→Untuk kebutuhan ekspor dalam bentuk segar, jahe dipanen pada

umur 8 - 9 bulan setelah tanam.

→Untuk bibit 10 – 12 bulan.

→Sebagai bahan obat, rimpang dipanen setelah tua yaitu umur 9 – 12

bulan setelah tanam.

2. rimpang temulawak dilakukan setelah tanaman berumur 10 – 12 bulan (menghasilkan kadar minyak atsiri dan kurkumin yang tinggi).

(8)

BUNGA

Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.  Bunga digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik dalam

bentuk segar maupun kering.

 Bunga yang digunakan dalam bentuk segar, pemanenan

dilakukan pada saat bunga kuncup atau setelah pertumbuhannya maksimal (contoh : Jasminum sambac = melati; bunga piretrum →

menghasilkan kadar piretrin yang lebih tinggi ketika dipanen saat kuncup dibandingkan dengan bunga yang sudah mekar)

 Bunga yang digunakan dalam bentuk kering, pemanenan

dilakukan pada saat bunga sedang mekar. (contoh : Rosa sinensis

(9)

HERBA

1. Waktu panen yang tepat adalah pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman sudah maksimal dan akan memasuki fase generatif (pemanenan dilakukan sebelum

tanaman berbunga).

2. Pemanenan yang dilakukan terlalu awal mengakibatkan produksi tanaman yang didapatkan rendah dan kandungan bahan aktifnya juga rendah.

3. Pemanenan yang terlambat akan menghasilkan mutu rendah karena jumlah daun berkurang, dan batang tanaman sudah berkayu.

Contohnya :

- tanaman sambiloto dipanen pada umur 3 - 4 bulan,

- tanaman pegagan pada umur 2 - 3 bulan setelah tanam,

- meniran pada umur kurang lebih 3,5 bulan atau sebelum berbunga

- tanaman ceplukan dipanen setelah umur 1 - 1,5 bulan atau segera setelah timbul kuncup bunga, terbentuk.

(10)

KAYU

Pemanenan kayu dilakukan

setelah pada kayu terbentuk senyawa metabolit sekunder secara maksimal.

 Umur panen tanaman

berbeda-beda tergantung jenis tanaman dan kecepatan pembentukan metabolit sekundernya.

 Tanaman secang baru dapat

dipanen setelah berumur 4 sampai 5 tahun, karena apabila dipanen terlalu muda kandungan zat

aktifnya seperti tanin dan sappan masih relatif sedikit.

(11)

BIJI

Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna  Biji dipanen pada saat sebelum buah kering benar,

(12)

Pedoman panen beberapa simplisia

Organ Contoh species Panen

Biji - Parkia roxburgii(kedaung) -Ricinus communis(jarak)

Panen dilakukan pada buah yang telah tua. Sering pemetikan dilakukan pada buah (kapsul) yang belum kering dan belum pecah

Buah

- Cucurbita moschata(labu merah)

- Tamarindus indica (asam)

- Averrhoa bilimbi (belimbing wuluh) -Cucumis sativus (mentimun)

Pengambilan buah dihubungkan dengan tingkat

kemasakannya, ditandai dengan perubahan kekerasan, warna, kadar air buah, perubahan bentuk buah

Pucuk Orthosiphon stamineus(kumis kucing)

Panen dilakukan pada saat tumbuhan dari vegetatif ke generatif

Daun Blumea balsamifera(sembung)

Panen pada saat daun telah tua dan dipilih yang telah

membuka sempurna dan terletak pada cabang/batang yang memperoleh sinar matahari sempurna

Kulit

batang Cinnamomum burmanni

Pengambilan kulit batang dilakukan pada batang tanaman dewasa pada musim yang sesuai ( menjelang dewasa ) Umbi

lapis Allium cepa(bawang merah)

Umbi lapis dikumpulkan setelah mencapai besar max dan pertumbuhan bagian tumbuhan di atas tanah terhenti Rimpang Curcuma sp

Zingiber sp

Rimpang dikumpulkan pada saat pertumbuhannya max.

ditandai dengan mulai mengeringnya bagian tumbuhan di atas tanah dan pada musim kemarau (kering)

(13)

Teknik panen

Manual

(dengan tangan) - keterampilan pemetik

- baik bagi tanaman dipanen berulang-ulang

Mekanik

(dengan alat/mesin)

- perhatikan zat aktif (kimia), jangan pakai alat dari besi/logam

→ agar tidak merusak ZA simplisia seperti : fenol, glikosida, dsb. - baik bagi tanaman sekali panen

(14)

Pasca Panen

 Pasca panen merupakan kelanjutan dari proses panen

yang fungsinya antara lain untuk mengkondisikan bahan hasil panen agar tidak mudah rusak dan

memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya.

 Selama proses pasca panen sangat penting

diperhatikan kebersihan dari alat dan bahan yang digunakan.

Tujuan dari pasca panen ini untuk menghasilkan

simplisia tanaman obat yang bermutu, efek terapinya tinggi sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

(15)

2.Penyortiran segar/sortasi basah

❑ Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika

tanaman masih segar.

 Tujuan : memisahkan pengotor anorganik dan organik  Pengotor anorganik : dari luar tanaman (tanah, kerikil,

dll )

 Pengotor organik :

- dari luar : bagian tumbuhan lain

- dari dalam : bagian lain dari tumbuhan yang bersangkutan

 Bahan nabati yang baik memiliki kandungan campuran

(16)

3. Pencucian

❑ Pencucian dilakukan untuk :

a. membersihkan kotoran yang melekat (seperti tanah) b. membersihkan dari bahan pencemar (seperti pestisida) c. mengurangi mikroba yang melekat pada bahan.

❑ Sumber air yang dapat digunakan untuk mencuci:

a. Mata air b. Air Sumur c. PAM

❑ Bakteri yang umum ada di air : Pseudomonas sp., Proteus

sp., Micrococcus sp., Bacillus sp., Streptococcus sp., Enterobacter sp., Escherichia sp.

(17)

a. Perendaman bertingkat

 Perendaman biasanya dilakukan pada bahan yang tidak banyak

mengandung kotoran seperti daun, bunga, buah dll.

 Keuntungan : menghemat penggunaan air

 Kerugian : sangat mudah melarutkan zat-zat yang terkandung dalam

bahan.

b. Penyemprotan

 Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya banyak

melekat pada bahan seperti rimpang, akar, umbi dan lain-lain.

 Keuntungan: dapat mengurangi resiko hilang/larutnya kandungan dalam

bahan.

(18)

c. Penyikatan (manual maupun otomatis)

 Pencucian dengan menyikat dapat dilakukan terhadap jenis bahan

yang keras/tidak lunak dan kotorannya melekat sangat kuat.

d. Penirisan

 Setelah pencucian, bahan ditiriskan di rak-rak pengering. Khusus

untuk bahan rimpang, penjemuran dilakukan selama 4 - 6 hari.

 Selesai pengeringan dilakukan kembali penyortiran apabila bahan

langsung digunakan dalam bentuk segar sesuai dengan permintaan.

 Contoh : rimpang jahe, perlu dilakukan penyortiran sesuai standar

(19)

4. Pengubahan bentuk

 Tujuan : memperluas permukaan bahan baku sehingga

semakin cepat kering

 Ketebalan berbeda-beda untuk tiap bahan.

Misal : untuk rimpang temulawak adalah sebesar 7 - 8 mm; jahe, kunyit dan kencur 3 - 5 mm.

 Untuk mendapatkan minyak atsiri yang tinggi bentuk

irisan sebaiknya adalah membujur (split) dan jika ingin bahan lebih cepat kering bentuk irisan sebaiknya

(20)

Pengubahan Bentuk Bagian tanaman

Perajangan - Rimpang

- Daun - Herba

Pengupasan - Kulit Buah

- Kayu

- Kulit kayu

- Biji-bijian yang ukurannya besar

Pemripilan khusus

(yaitu biji dipisahkan dari bonggolnya) - Jagung Pemotongan - Akar - Batang - Kayu - Kulit kayu - Kulit buah Penyerutan - Kayu

(21)

5.Pengeringan

Tujuan :

❖ Menurunkan kadar air → tidak ditumbuhi kapang dan bakteri → proses pembusukan

dapat terhambat (kadar air simplisia yang paling layak adalah kurang dari 5%).

❖ Menghilangkan aktivitas enzim (agar reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung, kadar

air yang dianjurkan adalah kurang dari 10 %)

❖ Simplisia jadi lebih ringkas dan mudah disimpan

❖ Menghasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu

yang lama.

 Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 40 - 600C (tergantung pada jenis

bahan)

 Hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air

10%.

 Waktu pengeringan bervariasi (tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan).  Pengeringan yang salah mengakibatkan face hardening

(22)

Cara pengeringan :

a. Alami : - cahaya matahari langsung (kayu, kulit kayu, biji, tanaman rendah (lumut, jamur, thallus, dsb))

- diangin-anginkan (daun, bunga, bahan aktif mudah menguap)

- dibawah sinar matahari tidak langsung (ditutup kain hitam) untuk menghindari penguapan yang terlalu cepat dan

paparan sinar UV matahari. Contoh : bahan baku berupa rimpang

b. Buatan,

- kelembaban ruang pengeringan (kelembaban relatif 90%) - sirkulasi udara ruang pengeringan

- suhu < 60°C selama 8 – 10 jam

- tempat pengeringan memungkinkan sirkulasi udara dari atas ke bawah (tidak menggunakan plastik atau logam )

- peletakkan bahan yang dikeringkan, lapisan setipis mungkin - keuntungan : keringnya rata, cepat, praktis

(23)

 Pengeringan dapat dilakukan menggunakan

microwave atau oven pada suhu 30-90 oC (terbaik

60 oC). Contoh : buah pala = Myristica fragrans

dan cabai merah = Capsicum annuum.

 Jika kandungan zat aktif tidak tahan panas/mudah

menguap menggunakan suhu rendah (30 - 45oC)

atau dengan cara pengeringan vakum.

 Pengeringan dengan hanya diangin-anginkan di

tempat teduh atau oven dengan suhu rendah 25-35

(24)

Kadar air bagian tanaman (simplisia)

Bagian tanaman Cara pengumpulan Kadar air simplisia

Kulit batang Kulit batang mengandung minyak atsiri digunakan alat pengelupas bukan logam

< 10%

Batang Dipotong –potong dengan diameter tertentu < 10 %

Kayu Dipotong-potong/diserut (tanpa kulit) < 10%

Daun Pucuk tua/muda < 5 %

Bunga Kuncup/ bunga mekar, mahkota/daun bunga, dipetik dengan tangan

< 5%

Pucuk Pucuk dipetik dengan tangan < 8%

Akar Dipotong dengan ukuran tertentu < 10%

Rimpang Dibersihakn dari akar, dipotong melintang, ketebalan tertentu

< 8%

Buah Masak, hampir masak, dipetik dgn tangan < 8%

Biji Dipisahkan dari daging buah, dikupas/ digiling < 10%

Kulit buah Pengerjaan seperti biji < 8%

(25)

6. Penyortiran kering /sortasi kering

Sortasi kering adalah pemilahan bahan setelah

mengalami proses pengeringan.

❑Pemilahan dilakukan terhadap bahan-bahan yang

rusak akibat pengeringan (terlalu gosong) atau dari kotoran hewan/pasir

❑Setelah penyortiran simplisia ditimbang untuk

mengetahui rendemen hasil dari proses pasca panen yang dilakukan.

(26)

Pengepakan dan Penyimpanan

Tujuan :

- agar tahan lama

- agar tidak tercampur antara simplisia satu dengan yang lain

(27)

Persyaratan wadah untuk pembungkus simplisia :

 Dapat menjamin mutu produk yang dikemas

 Mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan,

 Harus inert, yaitu tidak bereaksi dengan bahan lain

 Tidak beracun, baik bagi bahan yang diwadahi ataupun

bagi manusia yang menanganinya

 Mampu melindungi bahan simplisia dari cemaran mikroba,

serangga, dsb

 Mampu melindungi bahan simplisia dari penguapan bahan

aktif (seperti minyak atsiri)

 Mampu melindungi bahan simplisia dari pengaruh cahaya,

oksigen, dan uap air.

 Mampu melindungi isi pada waktu pengangkutan (distribusi),  Kedap udara, kedap terhadap cahaya inframerah

(28)

Wadah simplisia yang umum digunakan :

Karung goni

plastik

Peti kayu Botol kaca/guci porselen (untuk bahan cair)

Aluminium kaleng

karton

- Peti kayu berlapis timah atau

(29)

Faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat

merusak/menurunkan mutu simplisia :

1. Cahaya; radiasi (terjadi isomerisasi, polimerisasi senyawa aktif dalam

simplisia)

2. Oksigen; terjadi oksidasi senyawa aktif simplisia, dapat mempengaruhi

bentuk simplisia; misalnya cair---> kental/padat, butir-butir.

3. Reaksi kimia internal (terjadi reaksi enzimatik, polimerisasi, dll.)

4. Reaksi kimia eksternal (terjadi reaksi kandungan aktif tanaman dengan

wadah)

5. Dehidrasi: kehilangan air perlahan-lahan, menyebabkan simplisia menjadi

keriput

6. Penguapan air; Simplisia higroskopis dapat menyerap kelembaban udara →

kempal, basah, atau mencair

7. Pengotoran : debu, pasir, sekret hewan, dll

8. Serangga: cangkang, bekas kepompong, kulit serangga dll. 9. Kapang : toksin kapang.

(30)

Contoh Label Wadah

Nama Simplisia : _______________________________________ Asal Bahan : _______________________________________ Tanggal Pengemasan : _______________________________________ No./Kode Produksi : _______________________________________ Nama Produsen : _______________________________________ Alamat Produsen : _______________________________________ Berat Bersih : _______________________________________ Metode Penyimpanan : _______________________________________ Uji Mutu : _______________________________________ _______________________________________ Keterangan Lain : _______________________________________

(31)

Penyimpanan Simplisia

 Suhu :

- suhu kamar (15 – 30oC)

- tempat sejuk (5 – 15oC)

(32)

Hal yang harus diperhatikan dalam

penyimpanan simplisia :

❑ Suhu (tidak lebih dari 30C), kelembaban, dan sirkulasi udara ruang

harus diatur sedemikian rupa sesuai dengan simplisia yang disimpan.

❑ Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan

berventilasi. Terhindar dari gangguan hewan pengerat dan serangga.

❑ Ruang penyimpanan harus bersih dan terpisah dari ruang proses lain ❑ Prinsip penyimpanan dianjurkan menggunakan sistem first in-first out

(yang masuk awal harus dikeluarkan terlebih dahulu dibandingkan dengan yang amsuk belakangan)

❑ Setiap simplisia yang masuk ruang penyimpanan harus berlabel ❑ Simplisia yang tercemar dan rusak harus dimusnahkan

❑ Simplisia yang mengandung bahan aktif keras dan beracun harus

(33)

Penyebab kerusakan simplisia saat

pengepakan dan penyimpanan :

1. Cahaya

2. Oksigen udara

3. Reaksi kimia intern

4. Dehidrasi

5. Penyerapan air

6. Pengotoran

(34)

PEMERIKSAAN MUTU SIMPLISIA

 Standarisasi simplisia merupakan pemenuhan

terhadap persyaratan sebagai bahan dan

penetapan nilai berbagai parameter dari produk seperti yang ditetapkan sebelumnya.

 Simplisia harus memenuhi persyaratan umum edisi

terakhir dari buku-buku resmi yang dikeluarkan oleh DEPKES RI seperti FI, FHI, MMI, untuk

(35)

Pemeriksaan mutu simplisia

Identifikasi Analisis bahan Kemurnian

Organoleptik Mikroskopik & Makroskopik Biologi Kimia ▪Warna ▪Bau ▪Rasa ▪Reaksi warna ▪Pengendapan ▪Penggaraman ▪Reaksi kompeks Mikrobiologi : ▪Penetapan angka kuman ▪Pencemaran Penetapan : ▪Jenis konstituen ▪Kadar konstituen ▪Standarisasi Kromatografi : ▪Kinerja tinggi ▪Lapis tipis ▪Kolom ▪Kertas ▪Gas Metabolit primer Metabolit sekunder Fisika ▪Kelarutan ▪Indeks bias ▪Bobot jenis ▪Titik lebur ▪Rotasi optik ▪Rekristalisasi ▪Mikrosublimasi

(36)

- Parameter mutu umum simplisia sbg bahan kefarmasian: ◼ Kebenaran jenis (Identifikasi)

◼ Kemurnian

◼ Aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan transportasi)

- Simplisia hrs memenuhi 3 paradigma sbg produk kefarmasian : QSE (mutu-aman-manfaat)

- Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia

bertanggung jawab terhadap respon biologi hrs mempunyai spesifikasi kimia berupa informasi komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan.

(37)

 SEKIAN

Referensi

Dokumen terkait

Justeru, kajian yang bertujuan untuk mengenal pasti tahap kefahaman dan penggunaan konsep asid-bes dalam kehidupan harian di kalangan pelajar sangat perlu dijalankan supaya

asiaticatidak menunjukkan perbedaan antara awal dan akhir perlakuan sedangkan pada kelompok Plasebo tampak perbedaan bermakna.Kesimpulan dari penelitian ini adalah

Menurut David (2003) dan Caska (2009) analisis SWOT adalah suatu analisis yang dimulai dengan melakukan evaluasi diri sehingga diperoleh faktor- faktor kekuatan dan

Mengenai hal ini, apa yang telah dilaku- kan oleh pemerintah Iran bisa dijadikan bahan kajian yang tepat, yaitu karena konsekuensi atas pelarangan perkawinan sesama

Penelitian menggunakan 60 ekor ayam pedaging, dua puluh ekor ayam di awal penelitian diambil darahnya untuk pengamatan titer antibodi asal induk terhadap infeksi virus

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Sementara untuk variabel leverage, ukuran perusahaan (size), profitabilitas, growth, umur obligasi, dan reputasi auditor dari hasil pengujian dengan regresi

Pada pelaksanaan penelitian terdapat beberapa batasan masalah, yaitu: objek penelitian dikhususkan pada perencanaan stok material untuk pembuatan produk panel