i
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Disusun Oleh: Sidiq Firman, S.Kep
A31600969
PEMINATAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama : Sidiq Firman, S.Kep
NIM : A31600969
Tanda Tangan :
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Laporan Hasil Ujian Karya Tulis Ilmiah Akhir Ners telah Diterima dan Disetujui oleh Pembimbing Ujian Program Ners Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong pada:
Hari/ Tanggal : 10 Agustus 2017
Tempat : STIKES Muhammadiyah Gombong
Pembimbing
(Eka Riyanti, M.Kep, Sp.Kep.Mat)
Mengetahui, Ketua Program Studi STIKES Muhammadiyah Gombong
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh :
Nama : Sidiq Firman, S.Kep
NIM : A31600969
Program Studi : Program Ners Keperawatan
Judul KIA-N : Analisis asuhan keperawatan pada klien dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners pada Program Ners Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.
DEWAN PENGUJI
Penguji I : Diah Astutiningrum, M.Kep., Ns,
(...)
Penguji II : Eka Riyanti, M.Kep, Sp.Kep.Mat
(...)
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik STIKes Muhammadiyah Gombong, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Sidiq Firman, S.Kep
NIM : A31600969
Program Studi : Program Ners Keperawatan Jenis Karya : Karya Ilmiah Ners
Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada STIKes Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Execlusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini STIKes Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: Gombong, Kebumen Pada Tanggal : 9 Agustus 2017
Yang Menyatakan
vi Program Ners Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTA, Agustus 2017
Sidiq Firman 1), Eka Riyanti 2)
ABSTRAK
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar Belakang: Persalinan merupakan suatu hasil akhir dari sebuah kehamilan. Terdapat macam-macam persalinan salah satunya operasi seksio sesarea. kerugian dari seksio sesarea yaitu resiko perdarahan mencapai 2 kali lipat, rasa nyeri dan penyembuhan pasca operasi lebih lama dibandingkan dengan persalinan normal. Upaya dalam memperkecil terjadinya resiko pada ibu pasca seksio sesarea adalah dengan melakukan mobilisasi dini
Tujuan Penulisan: Menguraikan hasil analisis asuhan keperawatan pada klien dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
Hasil: Diagnosa yang muncul pada klien yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaceutikal (Efek Obat Spinal Anestesia).
Tindakan: Tindakan yang dilakukan dalam penanganan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaceutikal pada klien, penulis melakukan pemberian mobilisasi dini pasca caesar.
Evaluasi: Hasil evaluasi menunjukkan diagnosa hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaceutikal (Efek Obat Spinal Anestesia) teratasi Kata Kunci: hambatan mobilitas fisik, asuhan keperawatan, mobilisasi dini pasca
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Ners ini dengan judul “Analisis asuhan keperawatan pada klien dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis mendapat kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Herniyatun, S. Kp., M.Kep Sp., Mat,, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.
2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong
3. Dadi Santoso, M.Kep., Ns, selaku Kordinator Program Ners Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.
4. Eka Riyanti, M.Kep, Sp.Kep.Mat selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga karya Karya Ilmiah Ners ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Gombong, Agustus 2017
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMANPERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penulisan ... 3
C. Manfaat Penulisan ... 4
BAB II KONSEP DASAR ... 5
A. Konsep Dasar Hambatan Mobilitas Fisik ... 5
B. Proses Keperawatan Nyeri ... 6
BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN ... 12
A. Profil Lahan Praktek ... 12
B. RingkasanProses Asuhan Keperawatan ... 14
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Analisis Karakteristik Klien ... 48
B Analisis Intervensi ... 49
C Inovasi Tindakan Keperawatan ... 51
BAB V PENUTUP ... 54
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu hasil akhir dari sebuah kehamilan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain (dengan bantuan). Terdapat macam-macam persalinan antara lain persalinan spontan serta persalinan dengan bantuan, misalnya dengan dilakukannya operasi seksio sesarea (Manuba, 2010).
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO, 2013), menyatakan bahwa persalinan dengan seksio sesarea di Australia 32%, sedangkan di China terjadi peningkatan yaitu 24,8% menjadi 27% di tahun 2007-2011. Selama tahun 2007-2011 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat adanya peningkatan angka persalinan seksio sesarea di sejumlah negara. Di Asia terdapat 110.000 kelahiran dan 27% diantaranya dilakukan di meja operasi begitu pula di negara-negara berkembang terdapat 10%-15% dari semua proses persalinan (Sumelung, 2014). Angka kejadian operasi seksio sesarea di Indonesia sekitar 20-25% dari total persalinan di rumah sakit pemerintah, sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi yaitu sekitar 30-80% dari total persalinan (Mulyawati, 2011).
Tindakan seksio sesarea ini tentu saja mempunyai kelebihan dan kekurangan. Keuntungan dari tindakan seksio sesarea antara lain adalah proses melahirkan menggunakan waktu yang relatif singkat, rasa nyeri minimal, dan tidak mengganggu jalan lahir atau melukai jalan lahir. Sedangkan kerugian dari seksio sesarea yaitu resiko perdarahan mencapai 2 kali lipat, rasa nyeri dan penyembuhan pasca operasi lebih lama dibandingkan dengan persalinan normal (Sunaryo, 2008).
Upaya dalam memperkecil terjadinya resiko pada ibu pasca seksio sesarea adalah dengan melakukan mobilisasi dini, tetapi pada ibu yang mengalami seksio sesarea dirasa sulit untuk melakukan mobilisasi karena ibu merasa letih,
2
nyeri bahkan takut jika luka pasca operasi akan robek kembali. Saat ini banyak tenaga medis menganjurkan pasien yang baru melahirkan dengan operasi agar segera menggerakkan tubuhnya dan pasien dianjurkan untuk tidak berdiam diri di tempat tidur tetapi harus menggerakkan badan atau mobilisasi (Ummrah, dkk 2013).
Mobilisasi dini merupakan langkah awal dalam tahap penyembuhan luka pasca operasi. Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk secepat mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya secepat mungkin untuk berjalan. Manfaat dari mobilisasi dini salah satunya adalah mencegah terjadinya perdarahan yang abnormal serta mempercepat penyembuhan luka (Dewi, 2011). Dampak jika tidak melakukan mobilisasi dini adalah peningkatan suhu tubuh, perdarahan abnormal hingga terjadinya involusi uterus yang tidak baik (Suryani, 2010).
Mobilisasi pada pasien post opeasi salah satunya adalah perubahan gerak dan posisi, ini harus diterangkan pada penderita atau keluarga yang menunggu, supaya mengerti pentingnya mobilisasi dan berkesinambungan akan dapat membantu pengaliran darah ke seluruh tubuh, sehingga tubuh mampu menghasilkan zat pembakar dan pembangun yang membantu proses penyembuhan luka dengan mobilisasi miring ke kiri dan ke kanan sudah dapat di mulai 6 -8 jam setelah pasien sadar, dan mobilisasi duduk setelah 24 jam. Latihan pernapasan dapat dilakukan dengan tidur terlentang se mungkin setelah sadar dan menggunakan teknik nafas dalam dan mengeluarkan melalui mulut secara perlahan. Pada hari ke 2 penderita dapat duduk selama 5 menit. Selanjutnya secara berturut-turut hari demi hari penderita dianjurkan belajar berjalan dan kemudian berjalan sendiri pada hari yang ketiga sampai kelima post operasi (Hidayat, 2010).
3
sirkulasi darah yang baik yang akan membantu kesembuhan luka, dengan sirkulasi darah yang baik akan membantu memenuhi nutrisi sel dalam darah sehingga membantu mempercepat pertumbuhan jaringan (Sjamsuhidayat, 2009).
Ada beberapa masalah yang sering muncul pada luka pasca pembedahan. Diantaranya masalah tersebut adalah luka yang mengalami infeksi selama masa penyembuhan akibat perubahan metabolisme yang dapat meningkatkan resiko lambatnya penyembuhan luka (Potter dan Perry, 2010). Menurut Flangan da Mark Maran (2010), berpendapat bahwa lambatnya penyembuhan luka pasca pembedahan dapat diatasi dengan perawatan atau pelaksanaan luka dengan meningkatkan aktivitas fisik atau mobilisasi pasca bedah. Mobilisasi merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat penyembuhan atau pemulihan luka pasca bedah (Taylor, 2007).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa perlu untuk melakukan analisis asuhan keperawatan pada klien dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
B.Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menguraikan hasil analisis asuhan keperawatan pada klien dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada klien dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen b. Memaparkan hasil analisa data dan keperawatan pada klien dengan
masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
4
d. Memaparkan perencanaan keperawatan yang dilakukan pada klien dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
e. Memaparkan implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
f. Memaparkan evaluasi keperawatan yang dilakukan pada klien dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
g. Memaparkan hasil inovasi tindakan pada klien dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
.
C.Manfaat Penulisan
1. Bagi Praktek Keperawatan
Hasil penulisan ini dapat menambah wawasan ilmu dan teknologi terapan bidan keperawatan dalam mempercepat penyembuhan luka pada ibu post seksio sesarea dengan menggunakan penerapan mobilisasi dini.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
1
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Dewi Dina. (2011). Hubungan personal hygiene dengan Kecepatan Kesembuhan Luka Perineum pada Ibu Post Partum di Seluruh Wilayah Kerja Puskesmas Singosari Kabupaten Malang
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2015). NANDA International Nursing
Diagnoses: Definitions & Classification, 2015–2017. 10 nd ed. Oxford: Wiley Blackwell.
Hidayat, A. Aziz Alimul, (2012). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2010). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Jitowiyono S. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta : Muha Medika
Kasdu, Dini. (2009). Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Sehat Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fondamental Keperawatan :
Konsep, Proses & Praktik, Volume : 1, Edisi : 7, EGC : Jakarta
Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. (2010). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Mubarak dan Chayatin. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas 1 Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.
Mulyawati. (2011).Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan Persalinan Melalui Operasi Sectio Caesarea di RS. YAKKSI Gem Solong Kab.Sragen
Notoatmodjo,s. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Nugroho, Taufan. (2010). Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Potter, P.A, Perry, A.G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4.Volume 2. Alih Bahasa : Renata
2
Sjamsuhidajat, R. & Wim de Jong. (2009). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.
Smeltzer & Bare. (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Jakarta : EGC
Sumelung, V., & dkk. (2014). Faktor-faktor Yang Berperan Meningkatnya Angka Kejadian Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Liun Kendage Tahuna.
Sunaryo. (2008). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:. EGC.
Suryani. 2010. Gambaran Mobilisasi Dini Pada Pasien Pasca Seksio Sesarea DI RSD Dr. Pirngadi Medan tahun 2010. Repository.usu.ac.id
Taylor (2007). Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta : EGC
Ummrah,dkk (2013). Gambaran Pengetahuan Ibu Post SC tentang Mobilisasi Dini di Rumah Sakit Nirmala Sur
Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
1 BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI AKUT
A. PENGERTIAN
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensialatau yang digambarkan sebagai
kerusakan ( international association for the study of pain); awitan yang tiba – tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (Nanda
2015 – 2017).
Secara umum, nyeri akut diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan
diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Musrifatul., Hidayat. 2008).
B. ETIOLOGI
1. Agens cedera biologis
2. Agens cedera fisik
3. Agens cedera kimiawi
C. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak
dapat mengungkapkan.
2. Diaforesis.
3. Dilatasi pupil.
4. Ekspresi wajah nyeri.
5. Fokus menyempit.
6. Fokus pada diri sendiri.
7. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri.
8. Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri.
9. Laporan tentang perilaku nyeri / perubahan aktivitas.
10. Mengekpresikan perilaku.
12. Perubahan pada parameter fisiologis.
13. Perubahan posisi menghindari nyeri.
14. Perubahan selera makan.
15. Putus asa.
16. Sikap melindungi area nyeri.
17. Sikap melindungi.
D. PATHOFISILOGI DAN PATHWAY
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi.
E. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada dirinya (SC).
2. Ketidakefektifan pemberian asi berhubungan dengan nyeri ibu.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
N o
Diagnosa
keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut b/d
Setelah dilakukan askep selama 3 x 24 jam, diharapkan nyeri berkurang Kriteria Hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) 2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri 3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang dari 4 5. Tanda vital dalam
rentang normal TD : 120-140 /80 – 90
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Tingkatkan istirahat 7. Latih mobilisasi dini 8. Kaji kontraksi uterus, proses
involusi uteri.
9. Anjurkan dan latih pasien cara merawat payudara secara teratur.
10.Jelaskan pada ibu tentang teknik merawat luka perineum dan mengganti PAD secara teratur setiap 3 kali sehari atau setiap kali lochea keluar banyak. 11.Kolaborasi dokter tentang
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN NY.A DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT POST SC PADA STASE MATERNITAS DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : NY.A
Umur : 4 Februari 1994
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Petanahan 4/2 Kebumen
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RS : 12/11/20016
No RM : 328640
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : TN.M
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Alamat : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
C. KELUHAN UTAMA
Nyeri daerah luka operasi.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien datang dari IGD pada hari sabtu tanggal 12/11/ 2016 jam 06.28 dengan G1P0A0 HPL
tanggal 22/11/ 2016 dan HPHT tanggal 15/2/2016, dengan umur kehamilan 38+3 minggu, ketuban
pecah jam 03.00. Djj +, TD 110/70 mmHg, N 101 x/mnt dan RR 16 x/mnt, S 36˚C, terpasang infuse RL
20 ttm, jam j 07.00 dilakukan VT pembukaan 8, portio tipis, presentasi kaki dan dilaksanakan SC jam 10.00 tanggal 12/11/ 2016.
Pada hari 0 post SC terpasang kateter, tirah baring tidak boleh duduk selama 24 jam, hanya miring kanan dan kiri setelah 6 – 10 jam, karena pengaruh anestesi, pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, tampak meringis sambil memegangi perut yang ada luka operasinya.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien tidak pernah sakit parah sebelumnya, hanya batuk pilek dan beli obat diwarung.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
G. GENOGRAM
Keterangan:
: Perempuan : Laki-laki : Meninggal
: Pasien
: Hubungan keluarga : Tinggal serumah
H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Menarce : usia 14 tahun
Siklus : 28-30hari, tidak pasti
Lama menstruasi : 6-7 hari
Kualitas darah menstruasi: merah terang sampai coklat
HPHT : 15/2/2016
HPL : 22/11/ 2016
I. RIWAYAT KB
J. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU N
o Tahun
Tipe
Persalinan Penolong JK BB Lahir
Keadaan
Bayi Waktu
Masalah
Kehamilan
1 2016
SC Dokter Laki - laki 3100
gram
Bayi lahir
sehat
Tidak ada
masalah
dalam
kehamilan
Pengalaman menyusui : Pasien belum pernah menyusui.
K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
1. Berapa kali periksa saat hamil: selama kehamilan sekarang periksa hamil 1 bulan sekali dan
mendekati ahir kehamila atau 3 bulan terahir periksa kehamilan 2 minggu sekali
2. Masalah kehamilan
Pada kehamilan sekarang tidak ada masalah
L. RIWAYAT PERSALINAN
1. Jenis persalinan :
Jenis persalinan dengan SC pada tanggal 12/11/ 2016 jam 10.00 WIB
2. Jenis kelamin bayi :
Jenis kelamin laki - laki
Berat 3100 gram, panjang badan 48cm
Dengan apgar score 8 - 9 - 10
Tidak ada kelainan konginetal
3. Perdarahan
Perdarahan selama SC 250 cc
4. Masalah dalam persalinan
M. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON 1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Setiap sakit selalu berobat ke puskesmas, apabila belum teratasi maka langsung berobat ke rumah
sakit
2. Pola Nurtisi –Metabolik
Sebelum melahirkan Sehari makan 3x dengan lauk sayur dan kadang buah supaya badan dan anak
anak tetap sehat
Saat dikaji setelah SC makan sedikit karena masih merasakan sakit pada daerah operasi sehingga
nafsu makan berkurang
3. Pola Eliminasi
Selama kehamilan pasien BAB 1x/hari, konsistensi lunak warna kuning. Pada kehamilan
trimester I dan III frekuensi BAK ± 10 x/hari, pada pertengahan kehamilan pasien mengatakan
BAK ±5x/hari. Warna urine kekuningan, jernih, tidak pekat, bau khas urine. Jumlah urine perhari
2000-2500 cc.
Saat dikaji pasien mengatakan sudah BAB. Klien terpasang DC No 16. Tanggal pemasangan DC
12/11/2016. Urine tampung 50 cc, warna kuning.
4. Pola Latihan-Aktivitas
Sebelum melahirkan aktivitas ibu adalah mengurusi rumah tangga, memasak, tidak pernah malas
dalam beraktivitas
Setelah di rumah sakit setelah dilakukan SC aktivitas sedikit terganggu karena pengaruh anestesi,
masih merasakan sakit daerah operasi apabila untuk beraktivitas, skala nyeri 7 tapi aktivitas
makan minum tetap.
5. Pola kognitif perceptual
Pasien tahu tidak bisa partus normal dan tahu tentang prosedur serta penatalaksanaan persalinan
dengan SC.
6. Pola Istirahat-Tidur
Selama kehamilan pasien tidur 8 jam per hari. Pada akhir kehamilan kadang-kadang pasien
terbangun karena merasa panas dan tidurnya tidak nyaman.
Setelah operasi pasien belum tidur karena merasakan nyeri pada luka operasi.
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Ibu beranggapan bahwa kelahiran bayinya adalah suatu anugrah baik itu lahir spontan langsung
8. Pola Peran dan Hubungan
Hubungan dengan keluarga maupun anak anaknya semua baik baik saja, hubungan dengan
tetangga dan saudara juga baik.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Selama kehamilan hubungan seksual tetap dilakukan demi kewajiban dan tidak pernah ada
masalah karena bisa dibicarakan baik baik dengan suaminya
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Dalam kehidupan sehari apabila ada masalah dengan keluarga dan suaminya selalu dibicarakan
bersama sama sehingga tidak muncul perbedaan pendapat, apabila terjadi stress maka ibu berjalan
jalan untuk mengurangi stress
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
Pasien beragama islam, melaksanakan sholat 5 waktu. Saat dikaji pasien dalam masa nifas, klien
terus berdoa agar cepat sembuh.
N. PEMERIKSAA FISIK
1. Status obstetrik : P1A0 Bayi rawat gabung dengan ibu
2. Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
BB / TB : 60 kg / 157 cm
Tanda vital
Tekanan darah 110/70mm Hg Nadi : 101 x / menit Suhu 36 o C Penafasan 16 x/ menit
3. Kepala Leher
Kepala : mesosepal, rambut bersih.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik.
Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret.
Mulut : bersih, tidak ada sariawan, mukosa kering.
Telinga : pendengaran baik,tidak ada serumen, lesi dan terlihat bersih.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
4. Dada
- Inspeksi
Gerakan dada kanan dan kiri sama dan simetris, puting susu menonjol dan
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi
Suara perkusi jantung normal atau sonor
- Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan
5. Abdomen
Involusi Uterus
Fundus uterus 2 jari dibawah pusat, kontraksi ada
Kandung kemih
Terisi urin dan keluar normal, sehingga kandung kencing kosong,terpasang kateter
Fungsi pencernaan
Fungsi pencernaan baik, tidak mual, tidak muntah,belum bab 2 hari.
Tampak balutan luka operasi tertutup kasa
5. Perineum dan Genital
Vagina
Tidak ada edema, memar, hematom dan ruptur di vagina
Perineum : utuh
Terpasang kateter no 16 dengan urin bag berisi 50 cc
Tanda REEDA
R : kemerahan tidak
E : bengkak tidak
E : echimosis tidak
D : discharge tidak ada
A : aproximate baik
Kebersihan baik tidak ada tanda reeda
Hemorrhoid : tidak ada hemoroid
7. Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema tidak ada
Ekstremitas bawah
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada
Tanda Homan : -
8. Keadaan mental
Adaptasi psikologis :
Ibu tetap ceria dan senang dalam persalinan sekarang
Penerimaan terhadap bayi :
Ibu sangat menerima keadaan dan kelahiran bayi sekarang
9. Kemampuan menyusui
Sudah bisa menyusui dengan baik dan air susupun sudah mulai keluar
10. Obat-obatan
- Infus RL 20 tetes per menit
- Injeksi cefriaxon 1 x 2 gram iv
- Injeksi vitamin C 500 mg per 12 jam
- Injeksi ketorolak 30 mg per 8 jam
11. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 12 /11/ 2016 : Hb :13,3 g/dl
Leukosit :17,7 10^3 / ul
Eritrosit :4,3 10^3/ul
Golongan darah :O
O. ANALISA DATA
TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
12/11/2016 Jam 14.30
DS : ps mengatakan nyeri daerah luka operasi
DO: terdapat luka operasi di abdomen,tampak expresi nyeri, skala nyeri 7
DS: ps mengatakan belum bisa miring-miring
DO: tampak kesulitan memindah posisi tidur dari telentang ke miring post SC dengan spinal analgesi, belum bisa menekuk kaki
Nyeri akut
Hambatan mobilitas fisik
Agens cedera fisik
Efek analgesia spinal
P. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN Hari, tanggal : Sabtu, 12/11/ 2016
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka operasi)
Q. INTERVENSI KEPERAWATAN Nama Klien : NY.A
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No. DP
Tujuan dan Hasil yang diharapkan/Kriteria
Hasil
Intervensi TTD
&
Setelah dilakukan askep selama 3 x 24 jam, diharapkan nyeri berkurang Kriteria Hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) 2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri 3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang normal TD : 120-140 /80 – 90
1.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (PQRST)
2.Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3.Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4.Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5.Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 6.Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi. 7.Tingkatkan istirahat
8.Latih mobilisasi miring kanan miring kiri jika kondisi klien mulai membaik
9.Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.
10.Anjurkan dan latih pasien cara merawat payudara secara teratur. 11.Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat luka perineum dan mengganti PAD secara teratur setiap 3 kali sehari atau setiap kali lochea keluar banyak.
12/11/16 jam 15.00
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X 24 jam, diharapkan klien dapat melakukan pergerakan fisik dengan kriteria hasil :
1. Tidak terjadi kontraktur otot dan footdrop 2. Pasien berpartisipasi
dalam program latihan/mobilisasi 3. Pasien mencapai
keseimbangan saat duduk
4. Pasien mampu berjalan secara mandiri
Mobilisasi Dini Pasca Caesar 1. Melakukan rentang gerak pasif 2. Mengajarkan rentang gerak aktif 3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post SC
A. Tahap Pertama(Post SC sampai dengan 10 jam pertama)
1. Pada 6 jam pertama: Istirahat tirah baring, menggerakkan tangan, lengan, ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit,
menegangkan otot betis, menekuk dan menggeser kaki
2. Pada 6-10 jam: miring kanan miring kiri, latihan pernafasan
B. Tahap Kedua (Hari ke dua) 1. Latihan duduk selama 5
menit dan tarik nafas dalam disertai batuk-batuk kecil 2. Atur posisi tidur setengah
duduk
C. Tahap Ketiga (Hari ke tiga sampai hari ke lima)
1. Belajar berjalan
R. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Nama Klien : NY.A
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No. DP
Tindakan / Implementasi Respon TTD& Nama 12/11/16
Jam 16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi. 7. Tingkatkan istirahat
8. Latih mobilisasi miring kanan miring kiri jika kondisi klien mulai
membaik
9. Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.
10. Anjurkan dan latih pasien cara merawat payudara secara teratur. 11. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat perineum dan mengganti PAD secara teratur setiap 3 kali sehari atau setiap kali lochea keluar banyak.
12. Kolaborasi dokter tentang pemberian analgesik
Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar 1. Melakukan rentang gerak pasif 2. Mengajarkan rentang gerak aktif 3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Jam 17.00
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post SC Tahap Pertama(Post SC sampai dengan 10 jam pertama)
1. Pada 6 jam pertama: Istirahat tirah baring, menggerakkan tangan, lengan, ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit,
menegangkan otot betis, menekuk dan menggeser kaki 2. Pada 6-10 jam: miring kanan miring kiri, latihan pernafasan
Pasien tirah baring, menggerakan tungkai dan jari-jari kaki, tangan, lengan dan memutar
pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis, menekuk dan menggeser kaki Pasien dapat miring kanan, miring kiri
13/11/16 Jam 14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik relaksasi distraksi
5. Motivasi untuk meningkatkan asupan nutrisi yang bergizi. 6. Tingkatkan istirahat
7. Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.
8. Anjurkan dan latih pasien cara merawat payudara secara teratur. 9. Jelaskan pada ibu tentang teknik merawat perineum dan mengganti PAD secara teratur setiap 3 kali sehari atau setiap kali lochea keluar banyak.
10. Pemberian analgesic sesuai advise
13/11/16 Jam 14.00
16.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar 1. Melakukan rentang gerak pasif 2. Mengajarkan rentang gerak aktif 3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post SC
Tahap Kedua
1. Latihan duduk selama 5 menit dan tarik nafas dalam disertai batuk-batuk kecil
2. Atur posisi tidur setengah duduk
Pasien kooperatif Pasien menggerakan tungkai dan jari-jari kaki, menekuk
Pasien dapat duduk dan perlahan dapat mengulangi secara
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4. Anjurkan untuk relaksasi distraksi 5. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi. 6. Tingkatkan istirahat
7. Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.
8. Anjurkan dan latih pasien cara merawat payudara secara teratur. 9. Pemberian analgesic sesuai advise
Tindakan kolaboratif: 1. IVFD di lepas 2. Katheter di lepas
Pasien menyatakan sedikit nyeri pada daerah luka operasi
14/11/16 Jam 14.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar 1. Melakukan rentang gerak pasif 2. Mengajarkan rentang gerak aktif 3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post SC
Tahap Ketiga 1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur dan bertahap secara mandiri
Pasien kooperatif Pasien menggerakan tungkai dan jari-jari kaki, menekuk, dapat duduk secara mandiri, tidur
Perkembangan (SOAP) TTD& Nama 12/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi, tampak menahan nyeri, Skala nyeri 7
Pasien tampak mulai miring kiri dan kanan. O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, pasien
tamapak tiduran ditempat tidur. TTV; TD 110/70 mmhg, N 101 x/mnt, S 36˚C, R 16 x/mnt, Infus RL 20tpm.
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik belum teratasi.
13/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi, tampak menahan nyeri, Skala nyeri 5
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, TTV; TD 120/70 mmhg, N 72 x/mnt, S 36,5˚ C, R 20 x/mnt, Infus RL 20tpm
Mobilisasi dini tahap pertama dan kedua: Pasien dapat duduk 5 menit, melatih pernafasan dalam, relaksasi dan distraksi, bisa makan sambil duduk A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik teratasi
sebagian.
P: Lanjutkan intervensi. Manajemen Nyeri, Mobilisasi Dini tahap tiga.
15/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan sedikit nyeri pada daerah luka operasi, tampak menahan nyeri, Skala nyeri 3 O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, TTV; TD
120/70 mmhg, N 72 x/mnt, S 36,5˚C, R 20x/mnt Mobilisasi dini tahap ketiga: Pasien dapat berjalan secara bertahap, mandiri, saat berbaring dan duduk melatih pernafasan dalam, relaksasi dan distraksi A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilisasi teratasi. P: Pertahankan intervensi.
BAB III PEMBAHASAN
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk pasien merupakan salah satu wujud tanggung jawab perawat terhadap pasien. Pada akhirnya, penerapan proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan kepada pasien.
Hasil pengkajian pada tanggal 8 Nopember 2016 pada pasien nyeri post SC didapatkan data secara teori: bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak dapat mengungkapkan, diaphoresis, dilatasi pupil, ekspresi wajah nyeri, focus menyempit,
focus pada diri sendiri, keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri, keluhan
tentang karekteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri, laporan tentang
perilaku nyeri / perubahan aktivitas, mengekspresikan perilaku, perilaku distraksi, perubahan
pada parameter fisiologis, perubahan posisi menghindari nyeri, perubahan selera makan, putus
asa, sikap melindungi area nyeri, sikap tubuh melindungi. Dalam pengkajian penulis menemukan
pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, terdapat luka operasi diabdomen, skala nyeri 7. Pasien mengatakan belum bisa miring – miring, tampak kesulitan memindah posisi tidur dari telentang kemiring post sc dengan spinal anastesi, belum bisa menekuk kaki, Terpasang infuse RL 20 tetes/menit,S : 36,60C, N : 72 x/menit, RR : 20x/menit. TD : 115/67 mmhg. Secara umum antara teori dan gejala pasien sama.
Diagnosa keperawatan pada nyeri akut secara teori didapatkan data: agens cedera biologis, agens cedera fisik, agens cedera kimiawi. Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut
berhubungan dengan agens cedera fisik dan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan efek analgesia spinal sesuai dengan gejala yang ada.
Dalam tahap tujuan nyeri akut penulis membuat kriteria hasil dengan indikator: 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
5. Tanda vital dalam rentang normal TD : 120-140 /80 – 90 mmHg RR : 16 – 24 x/mnt N : 80- 100 x mnt T : 36,5o C – 37,5 o C
Sedangkan untuk intervensi menggunakan manajemen nyeri, tahap tujuan hambatan mobilitas fisik penulis membuat kriteria hasil dengan indicator:
1. Tidak terjadi kontraktur otot dan footdrop
2. Pasien berpartisipasi dalam program latihan/mobilisasi 3. Pasien mencapai keseimbangan saat duduk
4. Pasien mampu berjalan secara mandiri
Sedangkan untuk intervensi menggunakan mobilisasi dini pasca Caesar.
Implementasi merupakan realisasi dari rencana tindakan atau intervensi yang telah ditetapkan yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Implementasi dilaksanakan kepasien secara terus menerus selama 3 hari rawat inap. Implementasi juga dilaksanakan oleh tenaga kesehatan diruangan supaya kondisi kesehatan pasien membaik.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Herdman, T. Heather.2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.
1 BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI AKUT
A. PENGERTIAN
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensialatau yang digambarkan sebagai
kerusakan ( international association for the study of pain); awitan yang tiba – tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (Nanda
2015 – 2017).
Secara umum, nyeri akut diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan
diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Musrifatul., Hidayat. 2008).
B. ETIOLOGI
1. Agens cedera biologis
2. Agens cedera fisik
3. Agens cedera kimiawi
C. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak
dapat mengungkapkan.
2. Diaforesis.
3. Dilatasi pupil.
4. Ekspresi wajah nyeri.
5. Fokus menyempit.
6. Fokus pada diri sendiri.
7. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri.
8. Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri.
9. Laporan tentang perilaku nyeri / perubahan aktivitas.
10. Mengekpresikan perilaku.
12. Perubahan pada parameter fisiologis.
13. Perubahan posisi menghindari nyeri.
14. Perubahan selera makan.
15. Putus asa.
16. Sikap melindungi area nyeri.
17. Sikap melindungi.
D. PATHOFISILOGI DAN PATHWAY
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi.
E. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada dirinya (SC).
2. Ketidakefektifan pemberian asi berhubungan dengan nyeri ibu.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
N o
Diagnosa
keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut b/d
Setelah dilakukan askep selama 3 x 24 jam, diharapkan nyeri berkurang Kriteria Hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) 2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri 3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang dari 4 5. Tanda vital dalam
rentang normal TD : 120-140 /80 – 90
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Tingkatkan istirahat 7. Latih mobilisasi dini 8. Kaji kontraksi uterus, proses
involusi uteri.
9. Anjurkan dan latih pasien cara merawat payudara secara teratur.
10.Jelaskan pada ibu tentang teknik merawat luka perineum dan mengganti PAD secara teratur setiap 3 kali sehari atau setiap kali lochea keluar banyak. 11.Kolaborasi dokter tentang
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN NY.A DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT POST SC PADA STASE MATERNITAS DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : NY.A
Umur : 13 Desember 1984
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Plumbon 8 /2 Karangsambung
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RS : 09/11/20016
No RM : 308540
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : TN.S
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Alamat : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
C. KELUHAN UTAMA
Nyeri daerah luka operasi.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien datang dari IGD pada hari rabu tanggal 09/11/ 2016 jam 07.17 dengan G2P1A0 PEB
riwayat SC 8 tahun yang lalu. HPL tanggal 10/11/ 2016 dan HPHT tanggal 03/2/2016, dengan umur
kehamilan 39+6 minggu, mengeluh kenceng – kenceng teratur, keluar lender dan darah. Gerak janin masih dirasakan. Djj 135 x/m, TD 160/110 mmHg, N 105 x/mnt dan RR 22 x/mnt, S 36˚C, terpasang
infuse RL 20 ttm + sp mgso4 , nifedipin 10 mg oral dan dilaksanakan SC jam 10.00 tanggal 10/11/
2016.
Pada hari 0 post SC terpasang kateter, tirah baring tidak boleh duduk selama 24 jam, hanya miring kanan dan kiri setelah 6 – 10 jam, karena pengaruh anestesi, pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, tampak meringis sambil memegangi perut yang ada luka operasinya.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien tidak pernah sakit parah sebelumnya, hanya batuk pilek dan beli obat diwarung.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
G. GENOGRAM
Keterangan:
: Perempuan : Laki-laki : Meninggal
: Pasien
: Hubungan keluarga : Tinggal serumah
H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Menarce : usia 13 tahun
Siklus : 28-30hari, tidak pasti
Lama menstruasi : 6-7 hari
Kualitas darah menstruasi: merah terang sampai coklat
HPHT : 03/2/2016
HPL : 10/11/ 2016
I. RIWAYAT KB
J. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU N
o Tahun
Tipe
Persalinan Penolong JK BB Lahir
Keadaan
Bayi Waktu
Masalah
Kehamilan
1 2009
SC Dokter Laki - laki 3400
gram
Bayi lahir
sehat
Tidak ada
masalah
dalam
kehamilan
Pengalaman menyusui : Pasien menyusui selama 18 bulan.
K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
1. Berapa kali periksa saat hamil: selama kehamilan sekarang periksa hamil 1 bulan sekali dan
mendekati ahir kehamila atau 3 bulan terahir periksa kehamilan 2 minggu sekali
2. Masalah kehamilan
Pada kehamilan sekarang tidak ada masalah
L. RIWAYAT PERSALINAN
1. Jenis persalinan :
Jenis persalinan dengan SC pada tanggal 10/11/ 2016 jam 10.00 WIB
2. Jenis kelamin bayi :
Jenis kelamin perempuan
Berat 4050 gram, panjang badan 48cm
Dengan apgar score 8 - 9 - 10
Tidak ada kelainan konginetal
3. Perdarahan
Perdarahan selama SC 200 cc
4. Masalah dalam persalinan
M. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON 1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Setiap sakit selalu berobat ke puskesmas, apabila belum teratasi maka langsung berobat ke rumah
sakit
2. Pola Nurtisi –Metabolik
Sebelum melahirkan Sehari makan 3x dengan lauk sayur dan kadang buah supaya badan dan anak
anak tetap sehat
Saat dikaji setelah SC makan sedikit karena masih merasakan sakit pada daerah operasi sehingga
nafsu makan berkurang
3. Pola Eliminasi
Selama kehamilan pasien BAB 1x/hari, konsistensi lunak warna kuning. Pada kehamilan
trimester I dan III frekuensi BAK ± 10 x/hari, pada pertengahan kehamilan pasien mengatakan
BAK ±5x/hari. Warna urine kekuningan, jernih, tidak pekat, bau khas urine. Jumlah urine perhari
2000-2500 cc.
Saat dikaji pasien mengatakan sudah BAB. Klien terpasang DC No 16. Tanggal pemasangan DC
10/11/2016. Urine tampung 300 cc, warna kuning.
4. Pola Latihan-Aktivitas
Sebelum melahirkan aktivitas ibu adalah mengurusi rumah tangga, memasak, tidak pernah malas
dalam beraktivitas
Setelah di rumah sakit setelah dilakukan SC aktivitas sedikit terganggu karena pengaruh anestesi,
masih merasakan sakit daerah operasi apabila untuk beraktivitas, skala nyeri 7 tapi aktivitas
makan minum tetap.
5. Pola kognitif perceptual
Pasien tahu tidak bisa partus normal dan tahu tentang prosedur serta penatalaksanaan persalinan
dengan SC.
6. Pola Istirahat-Tidur
Selama kehamilan pasien tidur 8 jam per hari. Pada akhir kehamilan kadang-kadang pasien
terbangun karena merasa panas dan tidurnya tidak nyaman.
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Ibu beranggapan bahwa kelahiran bayinya adalah suatu anugrah baik itu lahir spontan langsung
ataupun dengan SC semua sudah ibu terima dengan ikhlas
8. Pola Peran dan Hubungan
Hubungan dengan keluarga maupun anak anaknya semua baik baik saja, hubungan dengan
tetangga dan saudara juga baik.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Selama kehamilan hubungan seksual tetap dilakukan demi kewajiban dan tidak pernah ada
masalah karena bisa dibicarakan baik baik dengan suaminya
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Dalam kehidupan sehari apabila ada masalah dengan keluarga dan suaminya selalu dibicarakan
bersama sama sehingga tidak muncul perbedaan pendapat, apabila terjadi stress maka ibu berjalan
jalan untuk mengurangi stress
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
Pasien beragama islam, melaksanakan sholat 5 waktu. Saat dikaji pasien dalam masa nifas, klien
terus berdoa agar cepat sembuh.
N. PEMERIKSAA FISIK
1. Status obstetrik : G2 P1A0 PEB
2. Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
BB / TB : 64 kg / 160 cm
Tanda vital
Tekanan darah 138/95mm Hg Nadi : 115 x / menit Suhu 36,2o C Penafasan 20 x/
menit
3. Kepala Leher
Kepala : mesosepal, rambut bersih.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik.
Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret.
Mulut : bersih, tidak ada sariawan, mukosa kering.
Telinga : pendengaran baik,tidak ada serumen, lesi dan terlihat bersih.
4. Dada
- Inspeksi
Gerakan dada kanan dan kiri sama dan simetris, puting susu menonjol dan
kedua payudara seimbang, asi mulai keluar
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi
Suara perkusi jantung normal atau sonor
- Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan
5. Abdomen
Involusi Uterus
Fundus uterus 2 jari dibawah pusat, kontraksi ada
Kandung kemih
Terisi urin dan keluar normal, sehingga kandung kencing kosong,terpasang kateter
Fungsi pencernaan
Fungsi pencernaan baik, tidak mual, tidak muntah.
Tampak balutan luka operasi tertutup kasa
5. Perineum dan Genital
Vagina
Tidak ada edema, memar, hematom dan ruptur di vagina
Perineum : utuh
Terpasang kateter no 16 dengan urin bag berisi 300 cc.
Tanda REEDA
R : kemerahan tidak
E : bengkak tidak
E : echimosis tidak
D : discharge tidak ada
A : aproximate baik
Kebersihan baik tidak ada tanda reeda
7. Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema tidak ada
Tangan kiri terpasang infus RL 20 tetes permenit
Ekstremitas bawah
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada
Tanda Homan : -
8. Keadaan mental
Adaptasi psikologis :
Ibu tetap ceria dan senang dalam persalinan sekarang
Penerimaan terhadap bayi :
Ibu sangat menerima keadaan dan kelahiran bayi sekarang
9. Kemampuan menyusui
Sudah bisa menyusui dengan baik dan air susupun sudah mulai keluar
10. Obat-obatan
- Infus RL 20 tetes per menit
- Injeksi cefriaxon 2 x 1 gram
- Injeksi vitamin C 2 x 500 mg
- Injeksi ketorolak 3 x 30 mg
11. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 09 /11/ 2016 : Hb :12,5 g/dl
Leukosit :17,1 10^3 / ul
Eritrosit :4,8 10^3/ul
Golongan darah :O
O. ANALISA DATA
TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
10/11/2016 Jam 14.00
DS : ps mengatakan nyeri daerah luka operasi
DO: terdapat luka operasi di abdomen,tampak expresi nyeri, skala nyeri 7
DS: ps mengatakan belum bisa miring-miring
DO: tampak kesulitan memindah posisi tidur dari telentang ke miring post SC dengan spinal analgesi, belum bisa menekuk kaki
Nyeri akut
Hambatan mobilitas fisik
Agens cedera fisik
Efek analgesia spinal
P. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN Hari, tanggal : Rabu, 10/11/ 2016
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka operasi)
Q. INTERVENSI KEPERAWATAN Nama Klien : NY.A
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No. DP
Tujuan dan Hasil yang diharapkan/Kriteria
Hasil
Intervensi TTD
&
Setelah dilakukan askep selama 3 x 24 jam, diharapkan nyeri berkurang Kriteria Hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) 2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri 3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang normal TD : 120-140 /80 – 90
1.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (PQRST)
2.Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3.Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4.Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5.Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 6.Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi. 7.Tingkatkan istirahat
8.Latih mobilisasi miring kanan miring kiri jika kondisi klien mulai membaik
9.Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.
10.Anjurkan dan latih pasien cara merawat payudara secara teratur. 11.Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat luka perineum dan mengganti PAD secara teratur setiap 3 kali sehari atau setiap kali lochea keluar banyak.
10/11/16 jam 15.00
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X 24 jam, diharapkan klien dapat melakukan pergerakan fisik dengan kriteria hasil :
1. Tidak terjadi kontraktur otot dan footdrop 2. Pasien berpartisipasi
dalam program latihan/mobilisasi 3. Pasien mencapai
keseimbangan saat duduk
4. Pasien mampu berjalan secara mandiri
Mobilisasi Dini Pasca Caesar 1. Melakukan rentang gerak pasif 2. Mengajarkan rentang gerak aktif 3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post SC
A. Tahap Pertama(Post SC sampai dengan 10 jam pertama)
1. Pada 6 jam pertama: Istirahat tirah baring, menggerakkan tangan, lengan, ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit,
menegangkan otot betis, menekuk dan menggeser kaki
2. Pada 6-10 jam: miring kanan miring kiri, latihan pernafasan
B. Tahap Kedua (Hari ke dua) 1. Latihan duduk selama 5
menit dan tarik nafas dalam disertai batuk-batuk kecil 2. Atur posisi tidur setengah
duduk
C. Tahap Ketiga (Hari ke tiga sampai hari ke lima)
1. Belajar berjalan
R. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Nama Klien : NY.A
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No. DP
Tindakan / Implementasi Respon TTD& Nama 10/11/16
Jam 16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi. 7. Tingkatkan istirahat
8. Latih mobilisasi miring kanan miring kiri jika kondisi klien mulai
membaik
9. Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.
10. Anjurkan dan latih pasien cara merawat payudara secara teratur. 11. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat perineum dan mengganti PAD secara teratur setiap 3 kali sehari atau setiap kali lochea keluar banyak.
12. Kolaborasi dokter tentang pemberian analgesik
Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar 1. Melakukan rentang gerak pasif 2. Mengajarkan rentang gerak aktif 3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Jam 17.00
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post SC Tahap Pertama(Post SC sampai dengan 10 jam pertama)
1. Pada 6 jam pertama: Istirahat tirah baring, menggerakkan tangan, lengan, ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit,
menegangkan otot betis, menekuk dan menggeser kaki 2. Pada 6-10 jam: miring kanan miring kiri, latihan pernafasan
Pasien tirah baring, belum mau
menggerakan tungkai dan jari-jari kaki, tangan, lengan dan memutar
pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis, menekuk dan menggeser kaki Pasien dapat miring kanan, miring kiri 11/11/16
Jam 14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik relaksasi distraksi
5. Motivasi untuk meningkatkan asupan nutrisi yang bergizi. 6. Tingkatkan istirahat
7. Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.
8. Anjurkan dan latih pasien cara merawat payudara secara teratur. 9. Jelaskan pada ibu tentang teknik merawat perineum dan mengganti PAD secara teratur setiap 3 kali sehari atau setiap kali lochea keluar banyak.
10. Pemberian analgesic sesuai advise
11/11/16 Jam 14.00
16.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar 1. Melakukan rentang gerak pasif 2. Mengajarkan rentang gerak aktif 3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post SC
Tahap Kedua
1. Latihan duduk selama 5 menit dan tarik nafas dalam disertai batuk-batuk kecil
2. Atur posisi tidur setengah duduk
Pasien kooperatif Pasien belum mau menggerakan tungkai dan jari-jari kaki, menekuk
Pasien belum dapat duduk dan perlahan dapat mengulangi secara mandiri, tidur setengan duduk 12/11/16
Jam 14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4. Anjurkan untuk relaksasi distraksi 5. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi. 6. Tingkatkan istirahat
7. Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.
8. Anjurkan dan latih pasien cara merawat payudara secara teratur. 9. Pemberian analgesic sesuai advise
Tindakan kolaboratif: 1. IVFD di lepas 2. Katheter di lepas
Pasien menyatakan sedikit nyeri pada daerah luka operasi
12/11/16 Jam 14.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar 1. Melakukan rentang gerak pasif 2. Mengajarkan rentang gerak aktif 3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post SC
Tahap Ketiga 1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur dan bertahap secara mandiri
Pasien kooperatif Pasien menggerakan tungkai dan jari-jari kaki, belum mau menekuk, belum dapat duduk secara mandiri, tidur setengan duduk Pasien belum dapat berjalan secara
Perkembangan (SOAP) TTD& Nama 10/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi, tampak menahan nyeri, Skala nyeri 7
Pasien tampak mulai miring kiri dan kanan. O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, pasien
tamapak tiduran ditempat tidur. TTV; TD 138/95 mmhg, N 115 x/mnt, S 36,2˚C, RR 20 x/mnt, Infus RL 20tpm.
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik belum teratasi.
11/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi, tampak menahan nyeri, Skala nyeri 5
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, TTV; TD 130/80 mmhg, N 80 x/mnt, S 36,5˚ C, R 20 x/mnt, Infus RL 20tpm
Mobilisasi dini tahap pertama dan kedua: Pasien belum dapat duduk 5 menit, melatih pernafasan dalam, relaksasi dan distraksi, belum bisa makan sambil duduk
A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian, hambatan mobilitas fisik belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi. Manajemen Nyeri, Mobilisasi Dini tahap dua.
12/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan sedikit nyeri pada daerah luka operasi, tampak menahan nyeri, Skala nyeri 3 O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, TTV; TD
120/70 mmhg, N 72 x/mnt, S 36,2˚C, R 20x/mnt Mobilisasi dini tahap kedua: Pasien belum dapat berjalan secara bertahap, duduk dibantu, saat berbaring dan melatih pernafasan dalam, relaksasi dan distraksi
A: Masalah nyeri akut teratasi , hambatan mobilisasi belum teratasi.