• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PERHATIAN DAN PENGUASAAN MATERI FIQIH MELALUI METODE MEMBUAT CATATAN TERBIMBING (GUIDED NOTE TAKING) PENGARUHNYA TERHADAO MI MA'ARIF PESIDI KEC.GRABAG KAB.MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PERHATIAN DAN PENGUASAAN MATERI FIQIH MELALUI METODE MEMBUAT CATATAN TERBIMBING (GUIDED NOTE TAKING) PENGARUHNYA TERHADAO MI MA'ARIF PESIDI KEC.GRABAG KAB.MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PERHATIAN DAN PENGUASAAN MATERI FIQIH

MELALUI METODE MEMBUAT CATATAN TERBIM BING

(GUIDED NOTE TAKING) PENGARUHNYA TERHADAP

PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR PADA SISW A KELAS V

MI M A'ARI F PESID I KEC. GRABAG KAB. MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

H A S IM A S A R I

NIM: 11408139

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

NOTA PEMBIMBING

Lampiran :

Hal : Naskah Skripsi

Yth. Ketua STAIN Di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti, mengadakan perbaikan seperlunya, maka dengan ini naskah saudara:

Nama : H ASI M ASARI NIM : 11408139

Judul : PENINGKATAN PERHATIAN DAN PENGUASAAN MATERI F1QIH MELALUI METODE MEMBUAT CATATAN TERBIMBING (GUIDED NOTE TAKING) PENGARUHNYA TERHADAP PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF PESIDI KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

Demikian ini kami mohon, agar skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosahkan.

Demikian harap menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(4)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA ]l. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, Faks. 3 23433 Salatiga 50721

http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsaiatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara Hasim Asari dengan Nomor induk Mahasis 11408139 yang

berjudul : PENINGKATAN PERHATIAN DAN PENGUASAAN MATERI FIQIH

MELALUI METODE MEMBUAT CATATAN TERBIMBING (GUIDED NOTE

TAKING) PENGARUHNYA TERHADAP PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR

PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF PESIDI KECAMATAN GRABAG

KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

Telah dimunasaqohkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah

Tinggi Agama Islam negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu tanggal 28 September 2010

dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S.Pd.I).

Salatiga, 28 Romadhon 1431 H.

28 September 2010

Panitia Sidang

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

4

Saya yang bertanda tangan di bawah in i:

Nama : HASIM ASARI

NIM : 11408139

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tulisan ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Grabag, Agustus 2010 Yang Menyatakan

(6)

MOTTO

Bersahabatlah dengan impian dan kerjarlah ia dengan ketekunan.

Belajarlah, karena tidak ada orang yang dilahirkan dalam keadaan

pandai

Coba dan perhatikan maka jadilah orang yang tahu.

Jangan katakana tidak bisa sebelum mencoba

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

❖ Dosen Pembimbing yang telah membantu saya menyelesaikan skripsi ini.

*♦* Semua Dosen yang telah mendukung, membimbing, mengarahkan saya selama perkuliahan.

♦t* Ibu tersayang dan keluarga.

❖ Keluarga besar MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang

❖ Teman-temanku mahasiswa yang senasib dan seperjuangan.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan memberikan rahmat, taufiq serta hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini, telah melibatkan banyak orang, dalam menyukseskan tugas penelitian ini dari awal sampai akhir. Untuk itu, tiada kata yang pantas untuk diucapkan, kecuali ungkapan terima kasih yang setulus-tulusnya, terutama yang terhormat:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Program Studi PAI Ekstensi.

3. Bapak Haryo Aji Nugroho, S.Sos, selaku pembimbing yang telah mencurahkan tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

4. Bapak Yusuf Rifa’i, A.Ma, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI Ma’arif Pesidi yang beliau bombing. 5. Ibu Nurul Hidayah, A.Ma, selaku observator penelitian berlangsung. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

memberi dorongan dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan.

(8)

Oleh karena itu penyusun mengharapkan para pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan saran yang konstruktif untuk penelitian selanjutnya.

Grabag, 12 Agustus 2010 Penulis

HASIM ASARI NIM. 11408139

(9)

dengan antusias. Metode ini sangat sesuai terhadap peserta didik. Mengacu pada temuan tersebut, maka penelitian merekomendasikan metode membuat catatan terbimbing agar dapat meningkatkan perhatian dan penguasaan materi Fiqih.

(10)

ABSTRAK

Hasim Asari, 2010, Peningkatan perhatian dan penguasaan materi Fiqih melalui metode membuat catatan terbimbing (guided note taking) pengaruhnya terhadap pencapaian ketuntasan belajar pada siswa Kelas V MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Haryo Aji Nugroho, S.Sos.M.Pd

Kata K unci: Peningkatan perhatian dan penguasaan materi Fiqih melalui metode membuat catatan terbimbing (guided note taking). Penelitian ini merupakan upaya model pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik kelas V MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dari penelitian ini adalah : (1) Bagaimana kondisi pembelajaran Fiqih di MI Ma’arif Pesidi sebelum menggunakan metode catatan terbimbing? (2) Bagaimana proses pembelajaran selama memakai metode membuat catatan terbimbing di MI Ma’arif Pesidi? (3) Sejauhmana efektifitas penggunaan metode membuat catatan terbimbing dalam meningkatkan perhatian dan penguasaan materi Fiqih di MI Ma’arif Pesidi kelas V?

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa (a) Perhatian dan penguasaan materi MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang sebelum menggunakan metode membuat catatan terbimbing (guided note taking) sangat rendah, (b) Penguasaan materi pada pra siklus I yaitu 71,4%. Kemudian pada siklus I menjadi 83,3%. Sedangkan perhatian (antusiasme) siswa meningkat pada siklus I yaitu 90%. Kemudian pada siklus III menjadi 95%. (c) Metode membuat catatan terbimbing terbukti efektif untuk meningkatkan penguasaan materi Fiqih pada siswa kelas V MI Ma’arif Pesidi, berdasarkan ketuntasan belajar siswa pada

siklus III = 88,9% yang melampaui ketuntasan minimal 85%.

Berdasarkan uji coba pembelajaran menggunakan metode membuat catatan terbimbing bagi siswa kelas V MI Ma’arif Pesidi, ternyata mereka menyambut

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LOGO STAIN SALATIGA... ii

JUDUL SKRIPSI PRODI P A I... iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

HALAMAN MOTTO...vii

HALAMAN PERSEMBAHAN...viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ...x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Hipotesa Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Defenisi Operasional... 6

G. Metode Penelitian... 7

H. Sistematika Penulisan ... 11

(12)

BABU KAJIAN PUSTAKA

A. Makna Belajar... 14

1. B elajar... 14

2. Gaya B elajar... 20

B. Makna Mengajar... 23

C. Strategi Pembelajaran... 21

D. Pembelajaran Aktif (Active Learning)... 26

E. Metode Membuat Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)... 28

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian... 30

1. Profil MI Ma’arif Pesidi Kecamatan G rabag... 30

2. Sejarah Singkat MI Ma’arif Pesidi ... 32

3. Misi ... 34

4. Tujuan ... 35

5. Kegiatan Ekstra Kurikuler... 35

6. Guru-guru... 36

7. Jumlah M urid... 37

8. Nama Responden Siswa Kelas V MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Tahun Ajaran 2009/2010 ... 38

B. Prosedur Penelitian... 39

1. Siklus I ... 39

2. Siklus II ... 40

3. Siklus I I I ... 42

(13)
(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Daftar Inventaris Sekolah... 31 Tabel 2

Daftar Guru MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang

Tahun Pelajaran 2009 /2010 ... 36 Tabel 3

Daftar Siswa Ml Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009 /2 0 1 0 ... 37 Tabel 4

Nama Siswa Kelas V MI Ma’arif Pesidi Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 38 Tabel 5

Hasil Tes 1 Pra Siklus I Tahun Pelajaran 2009/2010... 44 Tabel 6

Prosentase Hasil Test Evaluasi Kelas V MI Ma’arif Pesidi Siklus I Tahun Pelajaran 2009 / 2010... 46 Tabel

Hasil Evaluasi/Test 2 Siklus I Tahun Pelajaran 2009 /2010 ... 48 Tabel 7

Prosentase Hasil Test Evaluasi Kelas V MI Ma’arif Pesidi Siklus I Tahun Pelajaran 2 0 0 9 /2 0 1 0 ... 49 Tabel

Hasil Evaluasi/Test Siklus II Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 51

(15)

Tabel 8

Prosentase Hasil Test/Evaluasi Kelas V MI Ma’arif Pesidi Siklus II Tahun Pelajaran 2009 /2 0 1 0 ... 52 Tabel

Hasil Tes Siklus III Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 53 Tabel 9

Prosentase Hasil Evaluasi/Test Kelas V MI Ma’arif Pesidi Siklus III Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 55 Grafik 1

Grafik Prosentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus II I. 57 Grafik 2

Grafik Prosentase Perhatian Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III ... 58

(16)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan dasar, yang sebagaimana disebutkan juga dalam peraturan perundang-undangan Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 17 ayat (2) bahwa pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau berbentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.1

Madrasah Ibtidaiyah adalah jenjang pendidikan dasar yang melandasi jenjang pendidikan menengah mempunyai peran dan fungsi yang sama dengan bentuk pendidikan yang lain. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa.2

Masalah atau pertanyaan yang kemudian muncul adalah sudahkah Madrasah Ibtidaiyah di negara kita menerapkan manajemen yang professional? Sebagai lembaga yang mewakili simbol agama, madrasah semakin banyak di negeri ini pada dasarnya sudah menjadi keniscayaan. Dan menjadi keniscayaan pula manakala diikuti dengan manajemen yang berkualitas. Boleh dikata jika madrasah terus bertambah, sedangkan

(17)

2

manajemen kualitas dinafikan pasti akan membuat stigma nama Departemen Agama itu sendiri. Hingga sekarang, opini publik mengatakan bahwa madrasah masih melawan arus model pendidikan Islami dan belum mampu menjadikan dirinya sebagai entry point yang berupa aksioma, yaitu lembaga pendidikan yang sebenarnya mengandung nilai kebenaran untuk diragukan lagi berubah menjadi model pendidikan yang formalitas, jauh dari aplikasi ajaran agama.3

Membangun madrasah yang berkualitas perlu memaksimalkan peran dan fungsinya sebagaimana pisau yang bermata dua. Yakni satu sisi madrasah sebagai pewaris dan pelestari nilai Agama Islam, sedangkan disisi lain sebagai pengemban ilmu, seni dalam rangka mewarnai pembangunan nasional yang agamis, moralis, etis, dan estetis sebagaimana yang diamanatkan fungsi pendidikan nasional dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003.4

Suatu bidang ilmu yang diajarkan di madrasah selazimnya mencakup dimensi pengetahuan (knowledgej, keterampilan (skill) dan nilai (values).

Hal ini sesuai ide pokok mata pelajaran Fiqih yang peneliti pilih, yaitu mengarahkan peserta didik untuk menjadi muslim yang taat dan saleh dengan mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam sehingga menjadi dasar pandangan hidup (way o f life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta pengalaman peserta didik sehingga

3 Thoifuri, Ijasah MA Mengapa Diragukan?, Rindang, Desember 2007, hlm.25

(18)

3

menjadi muslim yang selalu bertambah keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.5

Fiqih dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam membentuk umat Islam yang baik sesuai dengan syariat Islam, falsafah bangsa dan konstitusi negara Rapublik Indonesia.6 Untuk mencapai tuntutan tersebut MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang mewajibkan anak yang memahami dan menguasai pengetahuan fiqih (fiqh knowledge) dan keterampilan fiqih (Fiqh Skill) akan menjadi seorang muslim yang ahli beribadah (muta’abid).

Jean Peaget berpendapat bahwa pengetahuan yang didapat peserta didik dibangun dalam pikiran melalui proses asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Asimilasi adalah proses yang dilakukan peserta didik dengan cara pemaduan data baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru. Sedangkan ekuilibrasi adalah penyesuaian kembali secara terus menerus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi.7

Jean Peaget berpendapat, pengetahuan dapat dimengerti bila sudah melalui proses adaptasi intelektual antara pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga terbentuk pengertian baru.8 Dengan pertimbangan pendapat Jean Peaget, peneliti mencoba metode

5 Pedoman Khusus Fiqih, Buku D-13, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Depag RI,

Jakarta.2004, hlm.2 6 Ibid, hlm.3

7 Jean Peaget dalam Arif Rahman, Memahami pendidikan dan Ilmu Pendidikan, Laksbang Mediatama, Yogyakarta, 2009, him.94

(19)

4

membuat catatan terbimbing (Guded Note Taking) untuk peserta didik. Melalui metode ini diharapkan materi mata pelajaran Fiqih dapat disampaikan lebih efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena dengan membuat catatan terbimbing siswa tertantang untuk melengkapi kalimat menjadi kalimat yang sempurna. Harapannya peserta didik mampu menyusun struktur pikiran karena adanya informasi baru yang diperoleh (melalui proses akomodasi).

Jika dikaitkan dengan membuat catatan terbimbing, maka salah satu masalah yang dihadapi oleh pendidik dan pengajar Agama Islam sekarang adalah bagaimana cara mengajarkan agama pada anak didik sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka salah satu alternatif mengajar peserta didik materi fiqih adalah dengan menggunakan metode membuat catatan terbimbing (Guided Note Taking) untuk menumbuhkan perhatian atau minat dan penguasaan materi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

(20)

5

2. Sejauhmana efektifitas penggunaan metode membuat catatan terbimbing dalam meningkatkan penguasaan materi fiqih di MI Ma’arif Pesidi kelas V?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas, peneliti menentukan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas penggunaan metode membuat catatan terbimbing dapat meningkatkan perhatian.

2. Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas penggunaan metode membuat catatan terbimbing dapat meningkatkan penguasaan materi fiqih.

D. Hipotesa Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut:

“Penggunaan metode membuat catatan terbimbing sangat efektif dalam meningkatkan perhatian dan penguasaan materi fiqih pengaruhnya terhadap pencapaian ketuntasan belajar pada siswa kelas V MI pada umumnya, khususnya MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag”.

E. Manfaat Penelitian

(21)

6

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menguji apakah metode membuat catatan terbimbing mampu untuk meningkatkan perhatian dan penguasaan materi fiqih.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah memberi masukan bagi sekolah, guru, agar menjadi bahan pertimbangan proses belajar mengajar guna meningkatkan pembelajaran fiqih di lembaga pendidikan khususnya MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag.

F. Definisi Operasional

Untuk mengantisipasi adanya salah persepsi terhadap judul skripsi, maka penulis perlu menjelaskan beberapa kata kunci dari judul penelitian :

1. Perhatian

Yang dimaksud “perhatian” dalam penelitian ini mengacu pada definisi Wasty Soemanto (1990:13) yaitu kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Dengan kata lain perhatian merupakan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek tertentu/'

2. Penguasaan

Kata “Penguasaan” berasal dari kata dasar kuasa yang berarti a. kuat, b. hak atas sesusatu, c. dapat melakukan. (Seno Subro, 2000:573).

(22)

7

Peneliti maksud dengan penguasaan dalam penelitian ini adalah dapat melakukan sesuatu setelah ada penjelasan materi yang disampaikan oleh guru.

3. Materi Fiqih

Materi Fiqih adalah salah satu mata pelajaran MI. Adapun di skripsi ini khusus materi kelas V mengenai haji dan umroh.

4. Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)

Catatan terbimbing merupakan merupakan catatan hand out yang berisi informasi dengan ruang khusus untuk menulis poin-poin materi. (Mei Siberman, 2004:103).

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

(23)

8

serupa diungkapkan Suhaijono (2002:61), bahwa penelitian tindakan kelas dapat bermanfaat untuk :

a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

i

b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar sekolah.

c. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. d. Menumbuhkembangkan budaya akademik di sekolah.10

Teknik yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Muh. Doyin (2009:125), meliputi:

a. Rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan, dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran. b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pengajaran melalui metode membuat catatan terbimbing.

c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

(24)

9

d. Rancangan atau rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamatan, membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada tindakan selanjutnya.

2. Subjek Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada siswa-siswi kelas V MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang 2009/2010 dalam mata pelajaran Fiqih, pokok bahasan “haji dan umroh”.

3. Langkah-langkah / Siklus Penelitian

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi beberapa siklus, yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Pada setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap kegiatan / pelaksanaan, tahap pengumpulan data, observasi, refleksi dan revisi.

4. Instrumen Penelitian

(25)

5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Untuk mendapatkan informasi tentang latar belakang sekolah serta gambaran secara umum keadaan sekolah, kondisi sebelum menggunakan metode guided note taking.

b. Dokumentasi

Untuk mengetahui hasil penguasaan materi fiqih siswa sebelum menggunakan metode membuat catatan terbimbing atau sebelum adanya penelitian dan sesudah menggunakan metode membuat catatan terbimbing.

c. Test

Digunakan catatan terbimbing dan lembar test, yang harus dikerjakan sebagai test awal dan akhir.

6. Teknik Analisa Data

Data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Disusun kemudian dianalisa secara deskriptif, untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah diterimanya. Hasil atas siswa dilakukan analisis secara kualitatif. Ukuran pencapaian hasil adalah ketuntasan belajar.

(26)

11

a. Merekapitulasi hasil tes

b. Menghitung jumlah skor yang dicapai dan prosentase nilainya, dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar sebagai berikut: Siswa dikatakan tuntas secara individu jika memperoleh nilai 60, sedangkan tuntas secara global jika siswa yang tuntas secara individu mencapai 80% dari jumlah siswa-siswi kelas V yang telah memiliki daya serap lebih dari 60%.

c. Melakukan analisis hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama melakukan penelitian tindakan kelas.

H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab berisi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesa Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian

(27)

4. Instrumen Penelitian 5. Pengumpulan Data 6. Analisis Data H. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran 1. Makna belajar

a. Belajar

*■

b. Gaya belajar 2. Makna mengajar B. Strategi Pembelajaran

1. Pembelajaran aktif

2. Catatan terbimbing (Guided Note Taking)

BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi B. Subjek Penelitian

C. Penyajian Data.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif

(28)

C. Pembahasan.

BAB V PENUTUP

(29)

BAB

n

KAJIAN PUSTAKA

A. Makna Belajar

1. Belajar

Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting atau vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila teijadi kegiatan belajar siswa. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pelajaran (proses mempelajari materi) yang dicapai peserta didik.

Belajar adalah modifikasi atau memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. Belajar juga diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.11 Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan

(30)

15

hanya mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi / materi pelajaran, tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Pengertian ini menitik beratkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi itulah teijadi serangkaian pengalaman belajar.

William Burton mengemukakan bahwa “ A good learning situation consist o f a rich and varied series o f learning experience unified a round a vigorous purpose, and carried on in interaction with a rich, varied and provocative environment” (Oemar Hamalic, 2003 : 37).

Perubahan tingkah laku sebagai bukti atau indikator belajar seseorang. Seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah adanya perubahan, yang sebelumnya tidak ada atau tingkah lakunya tersebut masih lemah atau kurang. Tingkah laku memiliki unsur obyektif dan unsur subyektif. Unsur obyektif adalah unsur motorik atau unsur jasmaniah. Unsur obyektif inilah yang tampak, sedangkan unsur subyektifnya tidak tampak kecuali berdasarkan tingkah laku yang tampak itu. Misalnya, seseorang yang sedang berpikir dapat kita lihat pada raut mukanya bahwa dia sedang berpikir, sedangkan proses berpikirnya itu sendiri tidak tampak.12

Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tersebut. Adapun aspek- aspek itu adalah pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap

(31)

16

dan lain-lain. Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka terjadi perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.13

a. Prinsip-prinsip perubahan tingkah laku

1) Tingkah laku dimotivasi seseorang mau berbuat sesuatu karena adanya tujuan yang hendak dicapainya.

2) Tingkah laku yang bermotivasi adalah tingkah laku yang sedang terarah pada tujuan.

3) Tujuan yang disadari oleh seseorang mempengaruhi tingkah lakunya dalam upayanya mencapai tujuan tersebut.

4) Lingkungan menyediakan kesempatan untuk bertingkah laku tertentu, dan atau membatasi tingkah laku seseorang.

5) Tingkah laku dipengaruhi oleh proses-proses dalam organisme manusia.

6) Tingkah laku ditentukan oleh kapasitas dalam diri organisme manusia.

b. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, dapat dilakukan penilaian terahdap perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar, yakni:

1) Kebutuhan-kebutuhan apa yang ada pada diri organisme yang memungkinkan, tumbuhnya tingkah laku yang termotivasi? 2) Motivasi apa yang mendasari perubahan tingkah laku itu? 3) Tujuan apa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang?

(32)

17

4) Apakah lingkungan menyediakan kesempatan untuk melakukan tingkah laku tertentu?

5) Proses-proses apa yang mempengaruhi tingkah laku itu?

6) Kapasitas dan apibilitas apa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang?14

Pada hakikatnya belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subyek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku tersebut dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respons bawaan, kematang- kematangan atau keadaan temporer dari subyek (misalnya keletihan, dan sebagainya).

c. Ciri-ciri (karakteristik) belajar :

1) Belajar berbeda dengan kematangan

2) Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental. 3) Ciri belajar yang hasilnya relative menetap.15

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, secara global dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

1) Faktor Internal Siswa a) Aspek Fisiologi

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi- sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

(33)

18

dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan kondisi jasmani sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi dan istirahat serta olah raga yang cukup.

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas,

b) Aspek Psikologi

(1) Tingkat kecerdasan / intelegensi siswa (IQ) sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

(2) Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama terhadap guru dan mata pelajaran merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa.

(3) Bakat (aptitude) siswa.

(4) Minat (interest) atau kecenderungan dan kegairahan yang tinggi / keinginan yang besar terhadap sesuatu. (5) Motivasi atau keadaan internal organisme yang

(34)

19

Motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

c) motivasi intrinsik, adalah hal dan keadaan yang berasal dari diri sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Contohnya perasaan menyenangi materi dan kebutuhan terhadap materi tersebut.16

Selanjutnya dikukuhkan juga dalam buku

Quantum Learning oleh Bobbide Porter dan Mike Hemacki dalam teori AMBAK (Apa Manfaat Bagiku). d) Motivasi ekstrinsik, adalah hal dan keadaan yang

berasal dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Contohnya pujian dan hadiah, peraturan, suri tauladan, dan lain-lain.

4) Faktor Eksternal Siswa a) Lingkungan Sosial

Dalam hal ini yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

b) Lingkungan Nonsosial

Faktor lingkungan nonsosial diantaranya gedung sekolah dan letaknya, tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, cuaca, waktu belajar dan lain-lain.

(35)

20

5) Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.17

2. Gaya Belajar

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran berbeda-beda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang lambat. Oleh karena itu, mereka harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi daru luar dirinya. Diketahuinya perbedaan gaya belajar setiap siswa, dimungkinkan akan lebih mudah bagi pengajar jika suatu ketika harus memandu seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya.

Tipe gaya belajar yang bisa kita cermati yaitu,18

a) Gaya belajar visual (visual learners)

17 Ibid, him. 137

18 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, PT. Bumi Aksara, 2008, him.

(36)

21

Gaya belajar ini menjelaskan bahwa siswa harus melihat sendiri dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.

Ada karakteristik yang khas bagi siswa yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama, kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya; kedua, memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna; ketiga, memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik; keempat, memiliki kesulitan dalam berdialog langsung; kelima, terlalu reaktif terhadap suara; keenam, sulit mengikuti anjuran secara lisan; ketujuh, seringkah salah menginterprestasikan kata atau ucapan.

Untuk mengatasi ragam masalah diatas, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam belajar tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi. Bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar dan lain-lain,

b) Gaya belajar auditory learners

Gaya belajar ini adalah gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaraan untuk bisa memahami dan mengingatnya.

(37)

22

kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung; ketiga, memiliki kesulitan menulis atau pun membaca.

Beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk kesulitan belajar dari gaya ini pertama adalah merekam informasi kemudian didengarkan kembali; kedua, dengan wawancara atau terlibat langsung kelompok diskusi; ketiga, membaca informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk didengarkan dan dipahami dan terakhir adalah mereview secara verbal dengan teman atau pengajar.

c) Gaya belajar tactual learners (kinestetik).19

Gaya belajar ini kita harus bergerak, bekerja, dan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar bisa mengingatnya. Ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini. Pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Kedua, memegang tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter ketiga adalah tidak bisa/tahan duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran. Keempat, kita merasa bisa belajar lebih baik apabila disertai dengan kegiatan fisik. Karakter terakhir, memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability).

(38)

23

Pendekatan yang bisa adalah belajar berdasarkan atau melalui pengalaman dengan menggunakan berbegai model atau peraga, bekerja di laboratorium atau bermain sambil belajar, dan bisa juga dengan cara menjiplak gambar atau kata.

B. Makna Mengajar

Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling pengaruh mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang sekalipun peranannya berbeda namun terkait satu sama yang lainnya.

Proses pengajaran berlangsung dalam situasi tertentu yakni situasi belajar mengajar. Dalam situasi itu terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan, yakni tujuan mengajar, siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang diajarkan, metode mengajar, alat bantu mengajar, prosedur penilaian, dan situasi pengajaran.

Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi oleh berbagai dimensi, yakni:

1. Profesi guru

(39)

24

4. Program pendidikan dan kurikulum 5. Perencanaan pengajaran

6. Strategi belajar mengajar 7. Media pengajaran 8. Bimbingan belajar

9. Hubungan antar sekolah dan masyarakat 10. Manajemen pendidikan atau kelas.20

Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran hendaknya dilandasi oleh prinsip-prinsip psikologis behavioristik dan humanistic, serta kenyataan dalam masyarakat sendiri.

Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran yang meliputi aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis ialah pandangan hidup yang melandasi sikap siperancang sistem yang terarah pada kenyataan, sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual.21

Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran, ada dua yakni:

1. Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran dimana berlangsung kegiatan belajar mengajar, teijadinya interaksi antara siswa dan guru, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar secara efektif.

2. Pengunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran, yang meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian keseluruhan proses proses pembelajaran, yang tertuju ke

(40)

25

pencapaian tujuan pembelajaran tertentu (konsep, prinsip, keterampilan, sikap dan nilai, kreatifitas, dan sebagainya).22

C. Strategi Pembelajaran

Strategi menurut pengertian bahasa (Inggris) adalah siasat, kiat atau rencana. Strategi mengenai pembelajaran berarti prosedur atau langkah- langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang ditetapkan.

Menurut para ahli pendidikan, Newman dan Legan sebagaimana dikutip Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru Mengemukakan Prosedur Penyusunan Rencana Pengelolaan Proses Belajar Mengajar, diantaranya:

1. Merumuskan dan menetapkan spesifikasi output (kekhususan dan tingkat keahlian para lulusan) yang menjadi target yang hendak dicapai dengan memperhatikan aspirasi dan selera serta kebutuhan masyarakat. 2. Mempertimbangkan dan memilih cara atau pendekatan dasar (basic

way) proses belajar mengajar yang dipandang paling efektif untuk mencapai target.Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah tepat.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan kriteria (ukuran yang menjadi dasar) dan standar (tolok ukur/patokan) yang dipergunakan untuk mengevaluasi taraf keberhasilan proses belajar mengajar.23

22 Ibid, him. 126

(41)

26

Untuk menjamin terlaksananya prosedur perencanaan tersebut, perlu menyusun langkah-langkah konkret operasional untuk diimplementasikan dalam kegiatan proses belajar mengajar.

1. Merumuskan dan menetapkan tujuan.

2. Memilih dan menetapkan sistem pendekatan belajar mengajar yang paling efektif dan efisien.

3. Menetapkan kriteria berupa norma atau batas tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan minimum.

D. Pembelajaran Aktif (Actvive Learning)

Menurut Mei Siberman bahwa belajar akan lebih bermakna dan bermanfaat apabila siswa menggunakan semua alat indra, mulai dari telinga, mata sekaligus berpikir mengolah informasi ditambah dengan mengerjakan sesuatu.24 Dengan mendengarkan saja kita tidak dapat mengingat banyak dan akan mudah lupa. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan mental dan keija siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng ketika kegiatan belajar aktif.

Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif dan gesit,

(42)

27

menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berpikir keras

(moving about dan thinking aloud)23

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ceramah, mahasiswa mampu berkonsentrasi penuh sekitar 60% dari waktu yang ada. Penelitian Mc Keachie sebagaimana dikutip Mei Siberman dalam bukunya Active Learning mengemukakan bahwa mahasiswa dapat mengingat 70% dalam sepuluh menit pertama kuliah, sedangkan dalam sepuluh menit terakhir, mereka hanya dapat mengingat 20% materi kuliah.26 Studi lain menunjukkan bahwa kuliah dalam bentuk ceramah terus menerus menimbulkan beberapa masalah berikut:

1. Perhatian mahasiswa berkurang seiring dengan berlakunya waktu. 2. Hanya menarik dan cocok bagi mahasiswa auditorial.

3. Cenderung mendorong belajar tingkat rendah yang hanya menyajikan informasi factual.

4. Mengasumsikan bahwa semua mahasiswa membutuhkan informasi yang sama dan pada tempat yang sama.

5. Mahasiswa cenderung tidak menyukai metode ceramah.

Dengan menggunakan alat bantu visual , seperti gambar, poster dan skema dalam perkuliahan akan meningkatkan daya serap dari 14 sampai 25 26

(43)

28

38%. Mengajar menyangkut dua indra (pendengaran dan penglihatan), pesan yang disampaikan hendaknya diperkuat dengan dua sistem penyampaian.27

E. Metode Membuat Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)

Guided Note Taking adalah suatu pembelajaran yang menggunakan metode ceramah dalam kelas penuh. Meskipun menggunakan pendekatan ceramah, namun kegiatan belajar siswa dalam kondisi aktif. Keaktifan siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (pasif). Dengan kata lain, mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mereka sendiri. Mereka mengupayakan pemecahan atas permasalahan yang diajukan guru. Mereka tertarik untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan guna menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka. Dan mereka tergerak untuk mengkaji apa yang mereka nilai dan yakini. Semua ini teijadi bila siswa dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang secara halus mendesak mereka berfikir, bekeija dan merasa.

Prosedur Pelaksanaan

1. Persiapkan sebuah hand out yang menyimpulkan tentang poin-poin penting dari sebuah pelajaran yang disampaikan dengan ceramah yang anda berikan.

2. Sebagai ganti memberikan teks yang lengkap, tinggalkan bagian-bagian teks itu kosong.

27

(44)

29

3. Beberapa cara melakukan hal ini meliputi:

- Menyediakan sejumlah istilah dan definisinya, biarkan istilah itu atau definisnya kosong.

_____________: sebuah gambar berisi lima Octagon : _ _ _ _ _ - Tinggalkan satu atau lebih dari sejumlah poin itu kosong.

(45)

PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III

A. Subjek Penelitian

Dalam Bab III ini penulis paparkan keadaan lokasi yang dijadikan sebagai penelitian skripsi ini. Hal ini penulis pandang perlu, karena untuk menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya juga sangat berpengaruh pada analisa data yang akan dilakukan. Pemaparan keadaan riil lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika hasil penelitian ini akan dijadikan referensi, karena kondisi dan keadaan yang ada tentunya juga dipertimbangkan untuk penerapan metode membuat catatan terbimbing

(Guided Note Taking) dalam pembelajaran materi mata pelajaran fiqih ini. Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan hal-hal berikut. 1. Profil MI Ma’arif Pesidi, Grabag

2. Nama Sekolah : MI Ma’arif Pesidi

3. NPSN :20331326

4. SSM : 111 23 30 80 267

5. Alamat : Pesidi 2

Desa : Pesidi

Kecamatan : Grabag

Kabupaten : Magelang Propinsi : Jawa Tengah

(46)

31

6. Tahun Pendirian : 11 Oktober 1967 7. Status Sekolah : Terakreditasi B

8. Yayasan Pengelola : Lembaga Pendidikan Ma’arif NU 9. Jumlah Rombongan : 6 kelas

10. Jumlah Lokal : 1 lokal 11. Jumlah Kelas : 6 kelas 12. Jumlah Guru : 6 orang 13. Jumlah Siswa : 165 siswa 14. Status Tanah : wakaf 15. Luas Tanah : 1095 m2

Tabel I

Daftar Inventaris Sekolah

No Nama Barang Jumlah

1 Kamar Mandi 2 ruang

2 WC 2 ruang

3 Meja dan Kursi Guru 7 set

4 Meja Anak 83 buah

5 Kursi Anak 83 buah

6 Almari 10 buah

(47)

32

Peneliti ini dilaksanakan pada MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Jawa Tengah. MI Ma’arif Pesidi terletak di Dusun Pesidi 2 Desa Pesidi Kecamatan Grabag dari sisi geografis tergolong pelosok karena berada agak jauh dari kota kecamatan yaitu sekitar 7 km, dan di tengah perkampungan beijarak 1 km dari jalan yang dilalui angkutan umum. Meskipun jalan masuk menuju MI Ma’arif Pesidi berupa jalan berbatu namun dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi beroda dua mupun beroda empat.

Kondisi MI Ma’arif Pesidi sudah memenuhi syarat sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Lingkungan disekitar lokasi sangat mendukung terhadap keberhasilan dan perkembangan MI Ma’arif Pesidi, sebab mayoritas penduduknya adalah Islam.

MI Ma’arif Pesidi sampai saat ini mengalami perkembangan yang sangat baik jika dilihat dari banyaknya siswa, pendidik maupun gedungnya atau sarana prasarananya.

2. Sejarah Singkat MI Ma’arif Pesidi

(48)

33

Karena terbatasnya waktu di sore hari, maka madrasah diniyah dilakukan pembelajaran dari pagi sampai siang hari. Hal ini sama persis dengan kegiatan belajar sekolah SD, baik segi waktu, muatan mata pelajaran dan jenjang. Akan tetapi dari segi muatan mata pelajaran madrasah ini lebih banyak karena masih mempertahankan muatan mata pelajaran keagamaan atau madrasah diniyah. Dari sinilah awal mula teijadinya metamorfosis dari madrasah diniyah menjadi MI Ma’arif Pesidi.

MI Ma’arif Pesidi menempati tanah wakaf milik Bapak Slamet Sarmidi sekaligus sebagai pendiri MI Ma’arif Pesidi bersama dengan tokoh-tokoh masyarakat. Adapun tokoh sekaligus menjadi pengajar di MI Ma’arif Pesidi adalah:

a. Bapak Slamet Sarmidi: Pendiri dan Pemilik Wakaf Tanah b. Bapak Djumal

c. Bapak Dalail d. Bapak Sugiarto e. Bapak Tamzis f. Bapak Sayuti g. Bapak Sudarto

(49)

34

teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat. Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut “ Terwujudnya insan yang beriman, cerdas dan trampil

Indikator visi

a. Taat menjalankan ibadah

b. Berlaku santun dan berakhlaqul karimah c. Unggul dalam IPTEK

d. Tuntas dalam setiap pembelajaran

e. Memiliki keterampilan sesuai kearifan lokal

f. Mampu membuat dan mengembangkan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Misi

a. Memantau ketaatan ibadah peserta didik

b. Membiasakan perilaku santun dalam kehidupan sehari-hari c. Mengoptimalkan jam pembelajaran

d. Menambah jam pembelajaran

(50)

35

4. Tujuan

Secara umum, tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut, Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Jawa Tengah mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran aktif (PAKEM, CTL)

b. Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat melalui layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler.

c. Membiasakan perilaku Islam di lingkungan madrasah.

d. Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata-rata 6,5 e. Meningkatkan prestasi akademik dibidang seni dan olah raga lewat

kejuaraan dan kompetisi.

5. Kegiatan Ekstra Kurikuler

a. Pramuka b. Seni tari islami c. Bahasa Indonesia d. Matematika e. IPA

(51)

36

6. Guru-guru

Dalam sebuah lembaga pendidikan guru memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan belajar mengajar serta kemajuan dan kualitas lembaga tersebut. Tidak berbeda dengan MI Ma’arif Pesidi, semua guru dituntut harus kualifikasi sebagai pendidik yang dapat dipertanggungjawabkan.

Secara lengkap guru-guru MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang dapat dilihat pada tabel 1 berikut in i:

Tabel 2

Daftar Guru MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun pelajaran 2009 /2010

No Nama Jabatan Pendidikan Keterangan

1 Yusuf Rifa’i, A.Ma Kepala Sekolah Guru Kelas VI

D II Proses S I

di STAIN Salatiga 2 Hasim Asari, A.Ma Guru Kelas V D II Proses S I

di STAIN Salatiga 3 Uswatun Hasanah, S.Ag Guru Kelas IV S I

4 Rujilatul Fajriyah, S.Pd.I Guru Kelas III S I

5 Tri Suparti, A.Ma Guru Kelas II D II Proses S I

di STAINU Temanggung 6 Nurul Hidayah, A.Ma Guru Kelas I D II Proses S I

di STAIN Salatiga

(52)

37

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan setiap guru bertugas sebagai guru kelas, mengajar semua mata pelajaran.

7. Jumlah Murid

Murid sebagai syarat beijalannya sebuah lembaga pendidikan juga memiliki peran yang sangat penting. Jumlah murid yang banyak juga memiliki arti bahwa lembaga tersebut dipercaya oleh masyarakat. Jika dilihat kondisi saat ini MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang cukup mendapat kepercayaan dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat kondisi murid tahun pelajaran 2009 / 2010 yang berjumlah 163 siswa.

Secara jelas kondisi siswa MI Ma’arif Pesidi tahun pelajaran 2009 / 2010 dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 3

Daftar Siswa MI Ma’arif Pesidi, Grabag, Magelang

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 I 16 14 30

2 II 18 16 34

3 III 17 11 38

4 IV 14 11 35

5 V 12 9 21

6 VI 13 12 25

(53)

38

8. Nama Responden Siswa Kelas V MI Ma’arif Pesidi Kecamatan

Grabag Tahun 2009 / 2010

Tabel 4

Nama Siswa Kelas V MI Ma’arif Pesidi Grabag Tahun Pelajaran 2009 / 2010

No No. Induk Nama Laki-laki Perempuan

1 1498 Istiyaningsih

V

2 1504 Fatkhurrohman

V

3 1505 Fauzi

V

4 1513 Paryono

V

5 1517 Selfia

V

6 1534 Anik Listiani

V

7 1535 Aniroh

V

8 1536 Ashari

V

9 1537 Dwi Fitriyani

V

10 1539 Fiki Eriyanto

V

11 1542 Imam Arifin

V

12 1544 Muhammad Kosim

V

13 1545 Nidaul Hasanah

V

14 1546 Nurul Afiani

V

15 1547 Pawit Turah

V

16 1548 Rozikin

V

17 1551 Slamet Efendi

V

18 1557 Fitriyani

V

19 1566 Sholekhah

V

20 1567 Rini Suniatun

V

(54)

39

B. Prosedur Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung selama ini. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan penelitian; (2) menyiapkan lembar keija catatan terbimbing; (3) menyusun lembar pengamatan; dan (4) merencanakan tugas yang akan dilakukan.

b. Pelaksanaan

(55)

40

c. Observasi

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, seorang teman guru (kolaboration) mengamati kegiatan yang dilaksanakan guru dan siswa untuk mengumpulkan data tentang bagaimana guru mengajar dan tentang perhatian/antusiasme siswa.

d. Refleksi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat rangkuman penilaian selama proses pembelajaran dan menganalisis hasil belajar siswa dan tentang perhatian/antusiasme siswa.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refelksi siklus I, peneliti melakukan serangkaian kegiatan (1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan penelitian dengan melakukan revisi sesuai dengan kendala pada siklus I; (2) menyiapkan lembar keija catatan terbimbing; (3) menyusun lembar pengamatan; dan (4) menyusun tugas yang akan dilakukan.

b. Pelaksanaan

(56)

41

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang dengan jumlah responden 21 siswa.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan adalah (1) membuka pelajaran; (2) melakukan apersepsi dengan mengajak mengingat materi pelajaran sebelumnya; (3) penjelasan proses belajar mengajar; (4) penjelasan tujuan pembelajaran; (5) menyampaikan materi pelajaran dan diselingi tanya jawab; (6) menyimpulkan materi pelajaran; (7) siswa mengeijakan tugas; dan (8) menutup pelajaran.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan saat jalannya proses pembelajaran, oleh peneliti dan dibantu teman guru (kolaboration). Observasi pada siklus II juga sama dengan siklus I. Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada siklus I dan kelemahan-kelemahan yang masih muncul juga jadi pusat perhatian dalam observasi. Instrument observasi berpedoman pada lembar observasi (terlampir).

d. Refleksi

(57)

42

3. Siklus III a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus III ini didasarkan hasil siklus II. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan penelitian dengan melakukan revisi sesuai dengan kelemahan pada siklus II; (2) menyusun lembar keija catatan terbimbing; (3) menyiapkan lembar pengamatan; dan (4) menyiapkan soal test.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada siklus III pada dasarnya merupakan pengulangan dari siklus II. Materi yang disampaikan kelanjutan dari materi siklus II dengan dilakukan pengayaan dan variasi dari materi yang terdahulu.

c. Observasi

(58)

43

d. Refleksi

(59)

BABIY

ANALISA DATA PENELITIAN

A. Deskripsi Awal

Kondisi awal dalam penelitian ini dijumpai adanya permasalahan rendahnya perhatian dan kompetensi siswa dalam pembelajaran materi Fiqih siswa Kelas V MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Guru kurang mendapat perhatian dalam setiap menyampaikan materi. Kurangnya antusiasme terhadap penyampaian materi tersebut sehingga materi kurang dapat dikuasai sepenuhnya oleh siswa.

Hal lain yang ditemukan dalam kondisi awal yaitu guru kurang dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran. Selain itu metode yang digunakan guru kurang variatif sehingga membosankan bagi siswa. Sebagai guru hendaknya pandai dalam memilih metode, tehnik maupun model pembelajaran sehingga belajar mengajar dapat berlangsung dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Tabel 5

Hasil Test 1 Pra Siklus I Tahun Pelajaran 2009 /2010

No No. Induk Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif

1 1498 D 0

2 1504 C 71

3 1505 D 43

4 1513 -

(60)

45

6 1534 B 86

7 1535 A 93

8 1536 D 57

9 1537 A 93

10 1539 B 79

11 1542 D 36

12 1544 D 50

13 1545 A 93

14 1546 C 63

15 1547 D 21

16 1548 A 93

17 1551 D 50

18 1557 B 86

19 1566 D 0

20 1567 D 15

21 1590 B 79

Keterangan:

(61)

46

Dari hasii evaluasi pra siklus I dapat dianalisa dalam tabel berikut in i:

Tabel 6

(62)

47

terbimbing(Gw/<5fe<7 Note Taking) adalah cara efektif yang dapat digunakan dalam pembelajaran mata pekajaran Fiqih.

Atas dasar gagasan yang timbul dari guru sebagai pengajar sekaligus peneliti PTK ini selanjutnya dipraktekkan pada siswa Kelas V MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Adapun tahapan penelitian tindakan kelas ini ada dua siklus. Dalam setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan / tindakan, pengumpulan data, observasi, dan refleksi.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi siklus I

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ini, peneliti menemukan ada beberapa anak belum paham metode pembelajaran yang sedang berjalan. Hal ini kemungkinan metode yang digunakan adalah hal baru. Sehingga siswa belum tahu arti pentingnya mengikuti petunjuk guru selama pebelajaran berlangsung. Siswa merasa terkejut ketika tugas yang diperintahkan ternyata diminta guru untuk dilihat / dicek sebagai bukti hasil pembelajaran. Beberapa siswa bahkan tidak dapat mengeijakan tugas dengan baik. Namun sebagian siswa yang paham akan maksud dan harapan guru, mereka dapat mengerjakan dengan sangat baik.

(63)

48

maksimal materi pelajaran tidak terserap dengan baik. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

Hasil Test 2 Siklus I Tahun Pelajaran 2009 / 2010

No No. Induk Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif

(64)

49

Dari hasil evaluasi siklus I dapat dianalisa dalam tabel berikut ini.

Tabel 7

Prosentase Hasil Test Evaluasi Kelas V MI Ma’arif Pesidi Siklus I Tahun Pelajaran 2009 /2010

(65)

50

pembelajaran meningkat menjadi 90%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari siklus I masih belum sesuai harapan peneliti, yaitu untuk mencapai ketuntasan belajar minimal mencapai 85%.

2. Deskripsi Siklus II

Pertemuan awal dari siklus II ini, dilaksanakan dengan melanjutkan materi ibadah haji. Seperti biasa, setelah membuka pelajaran, guru memberikan appersepsi dengan mengajak mengingat- ingat kembali materi pelajaran sebelumnya. Siswa dirangsang menggunakan pertanyaan, ternyata mampu menyebutkan kembali materi pelajaran dengan baik. Setelah dirasa cukup pada sesi appersepsi, guru melanjutkan menyampaikan materi tentang larangan dan dam dalam haji.

(66)

51

Hasil Evaluasi / Test Siklus II Tahun Pelajaran 2009 /2010

No No. Induk Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif

(67)

52

Dari hasil evaluasi / test siklus II dapat dianalisa dalam tabel berikut ini.

Tabel 8

Prosentase Hasil Evaluasi / Test Kelas V MI Ma’arif Pesidi Siklus II 83,3%. Sementara perhatian / antusiasme siswa selama pembelajaran pada siklus II adalah 90%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari siklus II belum sesuai harapan peneliti, yaitu untuk mencapai ketuntasan belajar minimal mencapai 85%.

(68)

53

pembelajaran berlangsung juga masih cukup berhasil meski bertahan sebesar angka 90%. Hal ini dinilai sudah cukup berhasil.

3. Deskripsi Siklus III

Siklus III kali ini, dilaksanakan dengan melanjutkan materi pelajaran mengenai umrah. Setelah melaksanakan beberapa pertemuan. Guru mendapatkan pengalaman yang sangat bermanfaat tentang bagaimana dalam menjalankan pembelajaran dengan menggunakan metode membuat catatan terbimbing. Hal ini guru menemukan cara yang lebih efektif untuk mengajarkan belajar bagi siswa. Pelaksanaan pada siklus III guru melakukan strategi yang hampir sama pada siklus II. Namun guru atau peneliti dalam menyampaikan materi dituliskan dalam kertas berukuran Al dan menggunakan alat tulis berupa spidol besar. Hal ini berbeda dari model sebelumnya. Cara ini ternyata tingkat perhatian siswa semakin bertambah dan antusiasme siswa mencapai angka prosentase hampir 100%. Setelah waktu hampir selesai sekitar 15 menit, guru membagikan lembaran soal test untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa.

Hasil Test Siklus III Tahun Pelajaran 2009 /2010

No No. Induk Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif

1 1498 D 50

2 1504 C 65

(69)

54

(70)

55

Tabel 9

Prosentase Hasil Evaluasi / Test Kelas V MI Ma’arif Pesidi Siklus III berdasarkan pengamatan peneliti mencapai 95%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari siklus III sudah sesuai harapan peneliti, yaitu untuk mencapai ketuntasan belajar minimal mencapai 85%.

(71)

56

sebesar 88,9%. Dari pengamatan guru sebagian kecil yang tidak mencapai ketuntasan belajar dikarenakan kurang memahami soal atau kalimat. Siswa ini memang dari awalnya kondisi kemampuan berfikir atau memahami maksud kalimat termasuk lambat. Namun secara keseluruhan tingkat keberhasilan sudah mencapai yakni sudah diatas 85%. Pencapaian tingkat ketuntasan belajar sebesar 88,9%. Dengan demikian hipotesis tindakan kelas dapat dicapai.

C. Pembahasan

1. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran

(72)

57

Grafik 1

Grafik Prosentase Parhatian Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III.

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

P ra Siklus Siklus I Siklus II Siklus II

2. Ketuntasan Hasil Belajar

Tabel 10

Tabel Tentang Ketuntasana Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III

No No. Induk Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III 1 1498 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas

2 1504 Tuntas Tuntas - Tuntas

3 1505 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas

4 1513 - Tuntas

Tuntas Tuntas

5 1517 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

6 1534 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

7 1535 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

8 1536 Tidak Tuntas Tuntas - Tuntas

(73)

-58

10 1539 Tuntas Tuntas Tuntas

-11 1542 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas

12 1544 Tidak Tuntas Tuntas -

-13 1545 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

14 1546 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

15 1547 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas

16 1548 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

17 1551 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

18 1557 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

19 1566 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas 20 1567 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas

21 1590 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

Jumlah Peserta 21 21 19 18

Jumlah yang

Tuntas 11 16 16 16

Jumlah Yang

Tidak Tuntas 10 5 3 2

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada siklus I yang tuntas belajar baru mencapai 16 siswa (71,4%) dari 21 siswa. Ke 16 siswa di atas memang mempunyai kemampuan berfikir (IQ) dan minat atau motivasi belajar di atas rata-rata. Dari 21 siswa beijumlah 5 siswa (28,6%) yang belum tuntas belajar. Guru melakukan tindakan untuk meningkatkan prosentase ketuntasan belajar siswa dengan memberikan motivasi belajar.

(74)

59

(83,3%), siswa yang belum mencapai skor ketuntasan belajar pada siklus II berjumlah 3 siswa. Sedangkan pada siklus I jumlah siswa yang belum tuntas berjumlah 5 siswa. Kedua siswa no. 11 dan no. 15 sudah mampu membangun morivasi diri untuk belajar sehingga pada siklus II sudah mencapai skor ketuntasan belajar.

Pada siklus III dalam penelitian ini diikuti 18 siswa, 16 siswa (88,9%) dari 18 siswa yang mengikuti penelitian pada siklus III telah mencapai skor kriteria ketuntasan belajar minimal 60. Jumlah siswa yang tidak mencapai skor kriteria ketuntasan belajar berjumlah 2 siswa (11,1%). Peningkatan ketuntasan belajar pada siklus III sudah mencapai prosentase ketuntasan belajar, secara klasikal target minimal adalah 85%. Tercapainya ketuntasan pada siklus III setelah dapat menuntaskan satu siswa yang tidak tuntas pada siklus II yaitu siswa no. 3. Siswa no. 3 sudah mampu meningkatkan motivasi dirinya dan dapat menyesuaikan metode pembelajaran dengan metode membuat catatan terbimbing. Siswa no.l dan no. 20 belum mencapai kriteria ketuntasan belajar pada siklus III karena mempunyai kelemahan berftkir dan belum mampu memotivasi dirinya.

(75)

60

G r a fik I

Grafik Prosentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III.

100.00%

80.00%

60.00%

4000%

20.00%

(76)

BABY

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas terhadap metode pembelajaran menggunakan catatan terbimbing (Guided Note Taking) maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode membuat catatan terbimbing (Guided Note Taking) terbukti dapat meningkatkan perhatian (antusiasme) peserta didik dalam belajar mengajar sehingga materi dapat diterima dengan baik oleh siswa kelas V MI Ma’arif Pesidi dengan nilai prosentase perhatian pra siklus : 80%, siklus 1 : 90%, siklus I I : 90%, dan siklus D I: 95%.

2. Metode membuat catatan terbimbing (Guided Note Taking) terbukti dapat meningkatkan penguasaan materi Fiqih peserta didik kelas V MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Meningkatnya penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan guru dapat dilihat dari nilai prosentase ketuntasan belajar siswa, pada pra siklus : 50%, siklus 1 : 71,4%, siklus I I : 83,3%, dan siklus I I I : 88,9%.

B. Saran

(77)

62

1. Bagi guru atau calon guru yang ingin mempraktekkan / menggunakan metode membuat catatan terbimbing (Guided Note Taking) ini sebagai upaya meningkatkan perhatian (antusiasme) dan penguasaan materi siswa hendaknya menerapkan dengan sempurna, dengan kertas hvs putih / warna, ruang kosong yang cukup untuk menulis tangan, menyampaikannya dengan menarik, variatif, perlahan dan bertahap, memberi jeda waktu mengisi yang cukup, melakukan improvisasi- improvisasi terutama ketika siswa yang terlihat kurang semangat atau bosan, serta menggunakan waktu dan ruang kelas yang ada se-efektif dan se-efisien mungkin.

2. Selayaknya para guru kreatif dalam mengajar siswa-siswanya. Hal itu bisa dilakukan dengan mengkaji literatur-literatur yang relevan dalam pembelajaran.

3. Metode pengajaran dengan menggunakan catatan terbimbing hendaknya sebagai bahan pertimbangan alternatif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Gambar

Tabel 1Daftar Inventaris Sekolah...................................................................................
Tabel 8Prosentase Hasil Test/Evaluasi Kelas V MI Ma’arif Pesidi Siklus II Tahun
Tabel IDaftar Inventaris Sekolah
Tabel 2Daftar Guru MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis tertarik dengan topik trafficking , karena selain merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia, trafficking juga masih belum dilirik oleh beberapa kalangan

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Judul Tesis : Peningkatan Mutu Benm dan Pertmnbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) dengan Teknik Invigorasi Benm2. Menggunakan Matriconditioning yang Diintegrasikan dengan

Pendidikan Penelitian Lapangan Dalam Negeri (Besar) 1 Naskah Kebijakan 675.000.000 o SBK Riset Terapan Bidang Fokus Sosial Humaniora, Seni Budaya,. Pendidikan Penelitian Lapangan

bekerja di rumah agar lebih memperhatikan perkembangan anaknya. Berdasarkan latar belakang di atas antara tuntutan seorang ibu dalam keberhasilan tugas tumbuh

Adapun manfaat yang diharapkan adalah diperoleh informasi mengenai tingkat infeksi BCMV pada benih petani dan komersial yang digunakan/ditanam untuk menjadi dasar

Menurut pendapat Penulis, mengingat di sana-sini pada skripsi ini telah dikemukakan bahwa sejatinya konversi itu adalah itu adalah PMH maka pandangan para